Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Manifestasi gejala depresi yang muncul dalam bentuk keluhan yang berkaitan
dengan mood (seperti murung, sedih, rasa putus asa) membuat diagnosis depresi dapat
dengan mudah ditegakkan, namun bila keluhan psikomotor dan somatik (seperti malas
bekerja, lamban, lesu, nyeri ulu hati, sakit kepala yang terus- menerus) yang muncul
depresi sering tidak terdiagnosis (Amir, 2005). Selain itu, kelainan mental yang timbul
berupa suka menyendiri, merasa hidupnya tidak berguna, kehilangan semangat hidup
dapat menurunkan kualitas hidup dan produktivitas kerja penderitanya. Hal yang paling
berbahaya adalah meningkatnya kejadian bunuh diri. Menurut WHO tahun 2006,
angka kejadian kasus bunuh diri yang ditemukan sebesar 15-20% dan pada sebagian
besar kasus, bunuh diri yang tidak direncanakan sebelumnya (WHO, 2011). Hal ini
dapat dihindari jika penderita depresi mendapatkan terapi yang tepat.
Terapi bagi penderita depresi adalah obat yang dapat meningkatkan mood atau
yang lebih dikenal sebagi obat-obat anti depresan (Grollman, 1972). Depresi termasuk
gangguan psikosomatik yang terjadi karena berkurangnya pembentukan norepinefrin
atau serotonin atau keduanya yang menimbulkan gejala-gejala antara lain rasa sedih,
tidak bahagia, putus asa dan sengsara serta penurunan kemauan untuk melakukan
suatu pekerjaan (Guyton and Hall, 1997). Serotonin merupakan neurotransmitter
monoamin yang terlibat dalam berbagai penyakit yang cukup luas cakupannya,
meliputi penyakit psikiatrik: depresi, kecemasan, skizoprenia,dan gangguan obsesif
konfulsif; sampai migrain. Penyakit tertentu dimana kekurangan neurotransmitter
serotonin, antara lain depresi, dapat diatasi dengan peningkatan ketersediaan serotonin
di tempat aksi dengan re-uptake. Contoh obat yang beraksi demikian adalah
antidepresan golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) seperti
fluoksetin, fluvoksamin, paroksetin, dan sentralin. Obat golongan antidepresan trisiklik
juga bekerja menghambat re-uptake serotonin, namun tidak selektif karena juga
terjadi penghambatan re-uptake norepinefrin (Ikawati, 2006). Saat ini terus
dikembangkan beberapa golongan obat antidepresan yang baru seperti golongan
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI), golongan Selective Serotonin
Reuptake Enhancer (SSRE), golongan Serotonin Nor Ephinephrine Reuptake Inhibitor
(SNRI), golongan Reversible Inhibitory Monoamine Oxidase type A (RIMA) dan
golongan atipik (Trazodon, Nefazodon) (Mudjadid, 2006). Namun sampai saat ini efek
samping obat-obat tersebut masih tinggi.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Depresi
Hingga saat ini, depresi masih dikaitkan dengan defisit dari fungsi atau jumlah
monoamin (hipotesis monoamin). Faktor neurotropik (hipotesis neurotropik) dan
endokrin (hipotesis endokrin) juga diketahui memiliki peranan penting dalam
mencetuskan terjadinya depresi (Katzung et al., 2014).
Antidepresan
d. Antagonis 5-HT2
(https://keyserver.lucidcentral.org/weeds/data/media/Html/passiflora_foetida.htm )
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Malpighiales
Suku : Passifloraceae
Marga : Passiflora
(Cronquist, 1991).
2.3 Mencit
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Bangsa : Rodentia
Suku : Muridae
Marga : Mus
Amela MT, PS.Hoc. 1998. Biología floral de Pasiflora foetida (Passifloraceae). Rev.
of Psychiatry. 113:950.
Guyton, C.A., and Hall, J.E. 2005. Textbook of Medical Physiology. Eleven Edition.
University Press
Suckow, M.A., Weisbroth, S.H., dan Franklin, C.L. 2006. The Laboratory Rats.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K.. 2010. Obat-Obat Penting. Jakarta : Elex Media
Komputindo
Maret 2018
Yuwono. 2009. Mencit strain CBR Swiss Derived. Jakarta : Pusat Penelitian Penyakit
Menular Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen
Kesehatan RI