Вы находитесь на странице: 1из 98

 

 
 
 

TUGAS AKHIR TF - 141581

ANALISIS KINERJA SISTEM PENGENDALIAN


TEKANAN DAN LEVEL PADA GAS SCRUBBER
PV-3700 DI JOINT OPERATING BODY
PERTAMINA – PETROCHINA JAWA TIMUR
 
 

Prayogo Kukuh Rindiarto


NRP. 2412100119

Dosen Pembimbing:
Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA.

JURUSAN TEKNIK FISIKA


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2016
 
 
 
 
 

FINAL PROJECT – TF 141581

PRESSURE AND LEVEL CONTROL SYSTEM


PERFORMANCE ANALYSYS OF GAS SCRUBBER
PV-3700 AT JOINT OPERATING BODY
PERTAMINA – PETROCHINA EAST JAVA

Prayogo Kukuh Rindiarto


NRP. 2412100119

Supervisor:
Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA.

DEPARTMENT OF ENGINEERING PHYSICS


Faculty of Industrial Technology
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2016 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
ANALISIS KINERJA SISTEM PENGENDALIAN
TEKANAN DAN LEVEL PADA GAS SCRUBBER PV-3700
DI JOINT OPERATING BODY PERTAMINA –
PETROCHINA, JAWA TIMUR

Oleh:
Prayogo Kukuh Rindiarto
NRP. 2412100119

Surabaya, Juni 2016


Mengetahui/Menyetujui

Pembimbing

Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA.


NIP. 19600901 198701 1 001

Ketua Jurusan
Teknik Fisika FTI – ITS

Agus Muhammad Hatta, S.T., M.Si., Ph.D


NIP. 19780902 200312 1 002
 
 
 

 
 
ANALISIS KINERJA SISTEM PENGENDALIAN
TEKANAN DAN LEVEL PADA GAS SCRUBBER PV-3700
DI JOINT OPERATING BODY PERTAMINA –
PETROCHINA, JAWA TIMUR

TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Mememnuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Teknik pada
Bidang Studi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol
Program Studi S-1 Jurusan Teknik Fisika
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Oleh:
PRAYOGO KUKUH RINDIARTO
NRP. 2412100119

Disetujui oleh Tim Penguji Tugas Akhir :

1. Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA. ........ (Pembimbing I)

2. Dr. Ir. Ali Musyafa’, M.Sc. ........ (Penguji I)

3. Hendra Cordova, ST., MT. ........ (Penguji II)

SURABAYA
JULI 2016 
 
 
 
 
 
 
 
ANALISIS KINERJA SISTEM PENGENDALIAN
TEKANAN DAN LEVEL PADA GAS SCRUBBER PV-3700
DI JOINT OPERATING BODY PERTAMINA –
PETROCHINA JAWA TIMUR

Nama Mahasiswa : Prayogo Kukuh Rindiarto


NRP : 2412100119
Jurusan : Teknik Fisika FTI – ITS
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA.

Abstrak 

Abstrak—Scrubber PV-3700 adalah separator dua fasa


yang memisahkan fraksi liquid yang terkandung dalam gas
alam. Pengendali pada PV-3700 memiliki dua manipulated
variable (MV) laju aliran output gas QGout dan liquid QLout
dengan dua variabel proses (PV) tekanan gas dan level
kondensat. Deviasi laju aliran input Qin dan temperatur
dianggap sebagai disturbance bagi sistem. Perubahan
temperatur berbanding lurus dengan jumlah fraksi mol gas
dan berbanding terbalik dengan fraksi mol liquid. Hasil
respon dinamik didapat pengaruh disturbance laju aliran
masukan dan temperatur terhadap perubahan tekanan lebih
besar dibandingkan terhadap perubahan level yang
diakibatkan oleh fraksi gas yang lebih dominan dibandingkan
liquid. Uji performansi pengendalian tekanan dengan
disturbance laju aliran input 6.5 mmscfd diperoleh nilai
maximum undershoot sebesar 1.4995 % dan pada uji
pengendalian level dengan disturbance 6.5 mmscfd diperoleh
maximum undershoot sebesar 0.0183 %.

Kata Kunci: disturbance, fraksi gas dan liquid, gas-kondensat,


level, tekanan.
 
 
PRESSURE AND LEVEL CONTROL SYSTEM
PERFORMANCE ANALYSYS OF GAS SCRUBBER PV-3700
AT JOINT OPERATING BODY PERTAMINA –
PETROCHINA EAST JAVA

Name of Student : Prayogo Kukuh Rindiarto


NRP : 2412100119
Department : Teknik Fisika FTI – ITS
Supervisor : Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA.

Abstract

Abstract—Scrubber PV-3700 is a 2 phase separator vessel


that is operated to separate gas and liquid fraction in natural
gas. Control system in this separator have two manipulated
variable (MV) which is gas flow rate in upstream scrubber and
liquid flow rate in downstream. These two variables are
changed to control the process variables (PV) which is gas
pressure and condensate level. Meanwhile the input flow rate
and gas-condensate’ temperature considered as a disturbances
for control system. From the simulation result indicates that
change of temperature’s increase will follow by increase of gas
flow rate and decrease of liquid flow rate. The deviation of
pressure from its set-point significanly than level’s deviation
when disturbance are given. This is because the fraction ratio of
gas and liquid that gas more domminated than liquid in inlet
gas condensate. Disturbance’s test result with 6.5 mmscfd get
1.4995 % of maximum overshoot in pressure control and
0.0183 % of maximum undershoot in level control.

Keywords: disturbance, gas and liquid fraction, gas-condensate,


level, pressure

 
 
 

 
 
 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa yang telah melimpahkan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir dan laporan ini dengan judul
“ANALISIS KINERJA SISTEM PENGENDALIAN
TEKANAN DAN LEVEL PADA GAS SCRUBBER PV-
3700 DI JOINT OPERATING BODY PERTAMINA –
PETROCHINA JAWA TIMUR”.
Dalam menyelesaikan tugas akhir terdapat beberapa pihak
yang telah memberi bantuan dan dukungan sehingga penulis
dapat menyelesaikannya dengan baik dan lancar. Untuk itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah terlibat dalam penyelesaian tugas akhir, terutama
kepada :
1. Orang tua (Bapak Daryoto dan Ibu Rini) tercinta yang
telah memberikan motivasi, semangat dan segala
bantuan yang sangat penulis sayangi.
2. Bapak Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA. selaku
pembimbing tugas akhir. Terima kasih atas bimbingan
dan arahan yang telah diberikan selama penulis
melaksanakan penelitian Tugas Akhir.
3. Bapak Dr. Ir. Ali Musyafa’, M.Sc dan Hendra Cordova,
ST., MT selaku dosen penguji saat seminar dan sidang
Tugas Akhir.
4. Bapak Agus Muhamad Hatta, ST., MT., Ph.D. selaku
Ketua Jurusan Teknik Fisika FTI – ITS.
5. Bapak Amma Muzayyin selaku pembimbing lapangan
Tugas Akhir dan supervisor di departemen Production
JOB – PPEJ. Terima kasih atas ilmu dan ketersedian
Bapak dalam membimbing.
6. Seluruh Dosen Teknik Fisika FTI – ITS yang telah
memberikan ilmu selama penulis menjalani masa
perkuliahan.

vii
 
 

7. Teman seperjuangan dan sepembimbingan Dionisius


dan Asrori yang telah memberikan banyak bantuan dan
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir.
8. Asisten Laboratorium Rekayasa Bahan Teknik Fisika
FTI – ITS. Terima kasih telah mengizinkan penilis
mengerjakan tugas akhir di ruang asisten.
9. Teman-teman Teknik Fisika ITS Angkatan 2012.
Terima kasih atas waktu-waktu yang telah kita
habiskan bersama
Mengingat masih banyaknya kekurangan dan kesalahan
dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis memohon maaf
yang sebesar-besarnya serta mengharap kritik dan saran dari
semua pihak yang membaca laporan ini. Akhirnya, semoga
laporan ini dapat bermandaat dan dapat menambah wawasan
pengetahuan bagi pembaca maupun penulis sendiri.

Surabaya, 20 Juli 2016

Penulis

viii
 
 

DAFTAR ISI

Hal.
HALAMAN JUDUL................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN........................................ iii
ABSTRAK................................................................... v
ABSTRACT.................................................................. vi
KATA PENGANTAR................................................ vii
DAFTAR ISI............................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.................................................. xi
DAFTAR TABEL....................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN........................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................ 2
1.3. Batasan Masalah ............................................. 2
1.4. Tujuan.............................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................ 5


2.1. Prinsip Kerja Scrubber..................................... 5
2.2. Sistem Gas Liquid Cylindrical Cyclone.......... 6
2.3. Gas Kondensat................................................. 8
2.4. Compressibility Factor.................................... 8
2.5. Pengendali PID................................................ 11
2.6. Sensor Tekanan dan Level............................... 12
2.7. Control Valve................................................... 13
2.8. HYSYS............................................................ 16

BAB III METODOLOGI........................................... 19


3.1. Alur Penelitian................................................. 19
3.2. Pengambilan Data Spesifikasi PV-3700.......... 22
3.3. Simulasi Input Output Plant............................ 23
3.4. Pemodelan Plant PV-3700............................... 26
3.5. Pemodelan Aktuator........................................ 31
3.6. Pemodelan Sensor............................................ 32

ix
 
 

3.7. Variasi Parameter Input Gas Kondensat.......... 33


3.8. Validasi Model................................................ 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................... 37


4.1. Uji Open Loop Sistem..................................... 37
4.2. Uji Closed Loop Sistem................................... 41

BAB V PENUTUP...................................................... 55
5.1. Kesimpulan...................................................... 55
5.2. Saran................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA................................................. 57

LAMPIRAN

x
 
 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gas-Liquid Separator 6


Gambar 2.2 Skema Sistem Kontrol Separasi Gas-Liquid 7
GLCC
Gambar 2.3 Diagram Blok Sistem Kontrol GLCC 8
Gambar 2.4 Diagram Fungsi Faktor Z pada P dan T 9
konstan
Gambar 2.5 Diagram Blok PID 12
Gambar 2.6 Aksi Control Valve 14
Gambar 2.7 Bentuk Umum Control Valve 14
Gambar 2.8 Tampilan Aspen HYSYS 17
Gambar 3.1 Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir 19
Gambar 3.2 Piping and Instrumentation Diagram (P&ID) 24
Scrubber PV-3700
Gambar 3.3 Stream inlet PV-3700 pada HYSYS 25
Gambar 3.4 Process Flow Sheet Diagram Scrubber PV- 26
3700 pada HYSYS
Gambar 3.5 Diagram Blok Model Plant Scrubber PV- 30
3700
Gambar 3.6 Diagram Sistem Pengendalian Tekanan dan 33
Level Scrubber PV-3700
Gambar 4.1 Pengaruh temperatur terhadap fraksi mol inlet 38
fasa gas dan liquid
Gambar 4.2 Uji perubahan temperatur inlet tanpa 39
pengendali terhadap tekanan dan level
Gambar 4.3 Grafik Open loop dengan pembebanan 41
disturbance flowrate inlet terhadap tekanan
dan level
Gambar 4.4 Grafik respon tekanan terhadap disturbance 43
laju aliran inlet
Gambar 4.5 Grafik respon level terhadap disturbance laju 43
aliran inlet
Gambar 4.6 Grafik respon tekanan terhadap disturbance 46
temperatur

xi
 
 

Gambar 4.7 Grafik respon level terhadap disturbance 46


temperatur
Gambar 4.8 Respon disturbance laju aliran input 7.3 dan 49
7.5 MMSCFD dengan jeda 10 detik
Gambar 4.9 Respon disturbance laju aliran input 7.3 dan 50
6.9 MMSCFD dengan jeda 10 detik
Gambar 4.10 Respon disturbance temperatur 105 dan 52
1100F dengan jeda 10 detik
Gambar 4.11 Respon disturbance temperatur 105 dan 950F 53
dengan jeda 10 detik

xii
 
 

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rincian Data Spesifikasi Scrubber PV-3700 22


Tabel 3.2 Komposisi Gas Inlet Scrubber 23
Tabel 3.3 Spesifikasi Aktuator LCV-3715 31
Tabel 3.4 Spesifikasi Aktuator PCV-3717 31
Tabel 3.5 Validasi Hasil Perhitungan dengan Simulasi 34
Tabel 4.1 Parameter Performansi Pengendali Tekanan saat 44
diberi disturbance laju aliran input
Tabel 4.2 Parameter Performansi Pengendali Level saat 44
diberi disturbance laju aliran input
Tabel 4.3 Parameter Performansi Pengendali Tekanan saat 47
diberi disturbance temperatur
Tabel 4.4 Parameter Performansi Pengendali Level saat 47
diberi disturbance temperatur
Tabel 4.5 Parameter Performansi Pengendali Tekanan saat 51
diberi disturbance laju aliran input berulang
Tabel 4.6 Parameter Performansi Pengendali Level saat 51
diberi disturbance laju aliran input berulang
Tabel 4.7 Parameter Performansi Pengendali Tekanan saat 53
diberi disturbance temperatur berulang
Tabel 4.8 Parameter Performansi Pengendali Level saat 54
diberi disturbance temperatur berulang

xiii
 
 

Halaman ini sengaja dikosongkan

xiv
 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses pengolahan gas terdapat beberapa stage yang
harus dilalui. Umumnya gas yang akan diproses diperoleh dari
gas outlet pada separator. Gas keluaran separator didinginkan di
heat exchanger. Kemudian gas tersebut dilewatkan melalui
scrubber agar menghilangkan fasa liquid untuk selanjutnya
dibawa menuju kompresor [1].
JOB Pertamina – Petrochina East Java merupakan salah satu
lapangan produksi minyak dan gas yang beroperasi di Indonesia.
Dalam sebuah industri minyak dan gas bumi, produksi gas bumi
yang berkualitas sangat diperlukan untuk proses pengolahan
selanjutnya di kilang. Pada proses pengolahan gas di JOB-PPEJ,
gas outlet separator dimasukkan ke dalam gas cooler untuk
diturunkan temperaturnya menyebabkan fluida yang terkandung
dalam gas mengalami kondensasi. Setelah didinginkan kemudian
Gas dimasukkan ke dalam sour gas scrubber untuk dipisahkan
kondensatnya [2].
Scrubber merupakan bagian dari unit Gas Sweetening yang
berfungsi untuk memisahkan fraksi berat yang terikut ke dalam
gas [2]. Di dalam scrubber fasa liquid yang terbawa dalam aliran
gas akan dipisahkan sehingga diperoleh dry gas yang bebas liquid
[3]
. Cairan (liquid) yang tertinggal di dalam scrubber sebagai
kondensat dapat dijadikan nilai tambah produk dimana semakin
banyak jumlah gas yang dikeringkan maka semakin banyak
kondensat yang didapat [2].
Salah satu gas scrubber di JOB-PPEJ yang sangat vital
adalah PV-3700 yang bekerja memisahkan fasa gas dan liquid
dari campuran gas-kondensat hasil pendinginan gas alam keluaran
cooler AC-3050. Prinsip pemisahannya yaitu berdasarkan gravity
settling. Pada unit ini dihasilkan produk upstream yaitu gas yang
dijual ke PT. Gasuma dan produk downstream yang berfasa liquid
berupa kondensat disimpan dalam tangki TK-8006 [2]. Gas



 

kondensat memiliki karakteristik yaitu mengandung komposisi


farksi berat hidrokarbon dan gas-oil ratio yang tinggi [4].
Namun cooler yang terdapat pada JOB-PPEJ bekerja
berdasarkan mode pengendali ON-OFF sehingga temperatur
pendinginan output yang masuk ke scrubber dapat bervariasi.
Variasi ini dimungkinkan dapat mempengaruhi proses separasi
gas dan kondensat sehingga diperlukan analisis terhadap kinerja
scrubber PV-3700 [2].
Analisis kinerja adalah penyelidikan dan penilaian terhadap
kemampuan kerja atau unjuk kerja suatu peralatan atau komponen
untuk mengetahui keadaan aktual yang sebenarnya. Dalam hal ini
keadaan yang diamati yaitu variabel proses tekanan gas dan level
kondensat di dalam scrubber. Sedangkan kinerja yang diteliti
yaitu unjuk kerja sistem pengendalian variabel proses yang
dilakukan melalui uji pemberian disturbance.
Dalam tugas akhir ini akan dilakukan penelitian mengenai
analisis kinerja pengendalian tekanan gas dan level kondensat
pada Gas Scrubber PV-3700 dalam memisahkan gas dan
kondensat terhadap variasi perubahan variabel proses antara lain
temperatur pendinginan dan flow rate gas-kondensat yang masuk.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang
diangkat dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja operasional scrubber PV-3700 dalam
memisahkan gas dan kondensat jika terjadi perubahan
variabel laju aliran input dan temperatur gas kondensat?
2. Bagaimana kinerja sistem pengendalian tekanan dan level
pada scrubber PV-3700 jika terjadi perubahan laju aliran
gas-kondensat yang masuk dan temperatur?

1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan kinerja operasional/karaktersitik scrubber PV-
3700 melalui perubahan variabel laju aliran input dan
temperatur gas kondensat.
3

2. Mengetahui kinerja sistem pengendalian tekanan dan level


pada scrubber PV-3700 saat terdapat disturbance.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam tugas akhir ini antara lain:
1. Scrubber yang digunakan sebagai objek studi adalah PV-
3700 di CPA JOB-PPEJ.
2. Parameter spesifikasi inlet gas PV-3700 menggunakan data
operasional harian dari CPA Joint Operating Body
Pertamina–Petrochina di Tuban.
3. Simulasi proses pemisahan gas-kondensat menggunakan
HYSYS dengan model termodinamika Soave Redlich Kwong
(SRK).
4. Disturbance yang ditetapkan yaitu laju aliran masukan gas
kondensat dan temperatur.

 

Halaman ini sengaja dikosongkan


 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori dasar yang melandasi alur berpikir dalam
menyelesaikan permasalahan dan mencapai tujuan dari penelitian
tugas akhir ini. Teori – teori tersebut mencakup hal – hal yang
mendukung dan menjadi dasar rujukan dalam tugas akhir.
Pengambilan dasar teori berasal dari text book, jurnal ilmiah,
Manual Book yang di akses dari perpustakaan perusahaan tempat
penulis mengambil data. Pembuatan model proses dengan
mengambil beberapa asumsi/pendekatan yang didasarkan pada
berbagai referensi juga disajikan dalam bab ini.

2.1 Prinsip Kerja Scrubber


Scrubber atau yang biasa dikenal sebagai Two-phase
Separator atau Gas-Liquid Separator merupakan peralatan yang
bekerja untuk menjernihkan gas dari kondensat yang masih
tercampur di dalam gas agar dihasilkan produk sesuai permintaan
pembeli. Scrubber dapat memiliki bentuk vertikal maupun
horizontal yang terpasang di unit-unit pengolahan gas [5]. Khusus
untuk vertical scrubber digunakan untuk memisahkan liquid dari
aliran dengan gas-to-liquid ratio yang tinggi [6].
Proses pemisahan/separasi dua fasa gas-liquid sering
dilakukan dalam berbagai macam industri seperti industri nuklir,
kimia dan perminyakan dimana proses pemisahannya dapat
berdasarkan gaya gravitasi dan sentrifugal [7]. Syarat-syarat
separasi dapat dilakukan yaitu [8]:
1. sebelum memasuki separator harus sudah terbentuk fasa
liquid dan fasa vapor
2. komponen-komponen yang akan dipisahkan harus memiliki
volatilitas yang berbeda.


6

Gambar 2.1 Gas-Liquid Separator [9]

2.2 Sistem Gas Liquid Cylindrical Cyclone (GLCC)


Separator dua fasa yang umumnya sering digunakan yaitu
jenis separator cyclone [7]. Fasa liquid yang memiliki fraksi berat
akan terdorong secara radial menuju dinding cylinder jatuh ke
bagian dasar sedangkan fasa gas yang lebih ringan akan bergerak
menuju pusat cyclone dan terbawa keluar menuju bagian atas
kolom GLCC.
Penerapan separator GLCC dapat digunakan dalam aplikasi
metering fasa gas dan liquid dalam aliran atau dalam proses
separasi gas dan liquid. Pada GLCC yang diterapkan dalam
separasi memiliki pengendali level liquid dan/atau tekanan gas
untuk mencegah adanya liquid yang terbawa aliran gas atau gas
yang terbawa aliran liquid. GLCC memiliki dua control valve
sebagai aktuator yang terdapat pada outlet gas (GCV) dan liquid
(LCV) [10]. Model dinamik proses separasi gas dan liquid dalam
kolom GLCC dapat diturunkan dari persamaan kesetimbangan
massa [11].
7

Gambar 2.2 Skema Sistem Kontrol Separasi Gas-Liquid GLCC


[11]

Berdasarkan gambar 2.2 pada separator GLCC terdapat input


aliran multi-fasa gas-liquid dan output single phase yaitu masing-
masing pada gas outlet dan liquid outlet. Sensor level dan sensor
tekanan digunakan masing-masing untuk mengetahui dinamika
ketinggian cairan dan tekanan gas dalam separator. Untuk
mengendalikan level liquid dan tekanan gas pada separator, sinyal
dari tiap sensor dikirim ke kontroller yang kemudian diolah
menjadi sinyal manipulasi yang dikirim ke aktuator untuk
mengatur bukaan valve dari liquid outlet dan gas outlet [11].

 
 
 
8

Gambar 2.3 Diagram Blok Sistem Kontrol GLCC [11]

2.3 Gas Kondensat


Gas kondensat adalah campuran hidrokarbon yang memiliki
rasio perbandingan antara fasa gas dengan oil yang tinggi [12]. Berat
molekul yang tinggi disebabkan oleh adanya fraksi hidrokarbon
berat yang terkandung di dalamnya. Karakteristik fasa liquid
sangat bergantung pada keadaan termodinamik campuran
hidrokarbon [12]. Perlakuan gas kondesat dengan melakukan
penurunan tekanan akan menyebabkan penurunan densitas dan
sebaliknya. Namun sebaliknya jika temperatur gas kondensat
diturunkan maka densitasnya yang akan meningkat dan sebaliknya.
Jika gas kondensat ini diproduksi akan berubah menjadi dua fasa
yaitu gas dan liquid apabila tekanannya diturunkan hingga dibawah
titik embun (dew point) [13].
Kandungan hidrokarbon pada campuran gas kondensat
didominasi oleh metana, etana, serta sejumlah kecil fraksi propana,
butana, pentana, heksana dan heksana plus (C6+). Dalam analisis
komponen hidrokarbon, C6+ didefinisikan sebagai komponen
terakhir yang terdiri dari fraksi berat hidrokarbon setelah heptana.

2.4 Compressibility Factor (Z)


9

Compressibility factor adalah ukuran deviasi perilaku dari


real gas terhadap properties gas ideal[14]. Gas ideal adalah gas yang
memiliki densitas relatif rendah serta memenuhi persamaan
keadaan gas yang menghubungkan properti tekanan (P),
temperatur (T) dan volum (V) pada keadaan tertentu.
(2.1)
Khusus untuk udara persamaan gas ideal berlaku dan akurat pada
jangkauan tekanan hingga 3000 kPa pada temperatur ruang dan
temperatur hingga -1300C pada tekanan atmosfer. Gas pada
tekanan relatif tinggi (umumnya >4Mpa) dan temperatur dekat
dengan temperatur jenuh memiliki penyimpangan terhadap
persamaan gas ideal[15]. Penyimpangan tersebut sangat bergantung
oleh komposisi, tekanan dan temperatur gas sehingga untuk
mengoreksi asumsi-asumsi pada gas ideal disertakan variabel
compressibility factor (Z) sebagai faktor koreksi pada persamaan
keadaan gas ideal[14].

Gambar 2.4 Diagram Fungsi Faktor Z pada P dan T konstan

Dalam keadaan ideal nilai Z adalah satu sedangkan gas riil


bervariasi antara 0.7 hingga 1.2. Nilai compressibility factor tidak

 
 
 
10

tetap tetapi tergantung dari perubahan komposisi, tekanan dan


temperatur[13]. Secara matematis compressibility factor dinyatakan
dengan:
(2.2)
Pada industri minyak dan gas, perhitungan faktor Z sangat
penting dan diperlukan dalam proses pengiriman dan penjualan
natural gas untuk melakukan pengukuran laju aliran volume gas.
Ketidakakuratan pengukuran compressibility factor dapat
menghasilkan error pada volume flow metering sehingga dapat
menyebabkan kerugian dari sisi pembeli maupun penjual [14].
Perhitungan compressibility facor dapat dilakukan dengan metode
empiris, korelasi dan persamaan keadaan gas. Hubungan Z dengan
persamaan keadaan gas ideal yaitu sebagai berikut [16]:
(2.3)
Keterangan:
P = tekanan (Pascal)
V = volume gas (m3)
nG = mol gas (mol)
R = konstanta gas universal (8,314 J/mol-K)
T = temperatur (K)
Z = compressibility factor

Perhitungan empiris compressiblility factor menurut


American Gas Association (AGA) dapat dinyatakan dalam
hubungan densitas massa (ρ) dan molar (d) [17].
(2.4)

(2.5)
Massa molar pada persamaan (2.5) adalah massa molar dari
campuran gas yang dihitung berdasarkan komposisi dari masing-
masing fraksi.
∑ (2.6)
Subtitusi persamaan (2.5) dan (2.6) ke persamaan (2.1) sehingga
didapat persamaan hubungan densitas massa dan molar terhadap
compressibility factor.
11

(2.7)

(2.8)

2.5 Pengendali Proportional Integral Derivative (PID)


Pengendali PID adalah suatu algoritma pengendalian yang
bekerja untuk menghitung besarnya koreksi yang diperlukan dalam
suatu kontroler atau alat pengendali untuk mengendalikan sebuah
proses. Pengendali PID terdiri dari pengendali proportional (P),
integral (I) dan derivative (D). Setiap kekurangan dan kelebihan
dari P, I dan D dapat saling menutupi dengan menggabungkan
ketiganya secara paralel menjadi pengendali PID [18].
 Pengendali Proportional
Pengendali proportional memiliki keluaran yang sebanding
dengan besarnya sinyal error. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa keluaran pengendali proportional merupakan
perkalian antara konstanta proportional (Kp) dengan masukan
sinyal error (e). Kp menunjukkan nilai faktor penguatan
terhadap sinyal kesalahan. Perubahan pada sinyal masukan
menyebabkan sistem secara langsung mengubah keluarannya
sebesar konstanta pengalinya [18].
 Pengendali Integral
Pengendali integral berfungsi agar respon dinamik sistem
memiliki error steady state (ess) sama dengan nol. Pengendali
integral memiliki karakteristik seperti operasi integral karena
keluaran pengendali ini merupakan penjumlahan terus
menerus dari perubahan masukannya. Jika sinyal kesalahan
tidak mengalami perubahan, keluaran akan menjaga keadaan
seperti sebelum terjadinya perubahan masukan[18].
 Pengendali Derivative
Pengendali derivative memiliki karakteristik seperti operasi
diferensial. Ketika terjadi perubahan yang mendadak pada

 
 
 
12

masukan pengendali maka mengakibatkan perubahan respon


yang sangat besar dan cepat.
Secara keseluruhan elemen pengendali PID bertujuan untuk
mempercepat respon sebuah sistem, menghilangkan offset dan
menghasilkan perubahan awal yang besar. Gambar 2.5 merupakan
diagram blok pengendali PID yang dipasang secara paralel. Respon
pengendali PID sangat dipengaruhi oleh kontribusi penyetelan atau
tuning konstanta Kp, Ti, dan Td [18].

Gambar 2.5 Diagram Blok PID [18]

Respon dinamik sistem terhadap waktu terdiri dari dua yaitu


respon transien dan respon steady state. Respon sistem saat
diberikan perubahan sinyal input atau disturbace/load dari keadaan
awal menuju ke keadaan akhir yang baru disebut dengan respon
transien. Sedangkan respon steady state terjadi ketika output sistem
mendekati nilai tertentu pada. Untuk mengukur kualitas respon
transien dalam mencapai keadaan steady state digunakan
parameter penilaian antara lain: rise time (tr), delay time (td), peak
time (tp), settling time (ts), dan maximum overshoot (Mp) [19].

2.6 Sensor Tekanan dan Level


Model fungsi alih pressure transmitter dan level transmitter
didapatkan dengan pendekatan fungsi alih orde satu. Berikut
13

merupakan persamaan fungsi alih orde satu pressure transmitter


[18]
.
_ (2.9)

(2.10)

GPT dan GLT merupakan gain dari pressure transmitter dan level
transmitter serta τ adalah time constant.
_ (2.11)

(2.12)

2.7 Control Valve


Control valve bertugas melakukan langkah koreksi terhadap
variabel termanipulasi sebagai hasil akhir dari sistem
pengendalian. Control valve merupakan salah satu elemen
pengendali akhir (final element control) yang paling umum
digunakan[18].

2.9.1 Jenis-Jenis Control Valve


Berdasarkan aksinya control valve dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
 Air to Open (ATO)
ATO adalah kondisi posisi valve yang pada saat normal
terbuka (open) dan ketika mendapatkan sinyal kendali
masukan (4 – 20 mA atau 3 – 15 psig) posisi valve menutup
secara proporsional dengan sinyal kendali tersebut.
 Air to Close (ATC)
ATC adalah kondisi posisi valve yang pada saat normal
tertutup (close) dan ketika mendapatkan sinyal kendali
masukan (4 – 20 mA atau 3 – 15 psig) posisi valve membuka
secara proporsional dengan sinyal kendali tersebut.

 
 
 
14

Gambar 2.6 Aksi Control Valve

Ada beberapa jenis tipe control valve, seperti globe valve, ball
valve, butterfly valve, dan gate valve. Gambar 2.10 di bawah ini
menggambarkan bentuk umum control valve [18].

Gambar 2.7 Bentuk Umum Control Valve [18]

2.9.2 Laju Aliran pada Control Valve


Laju aliran discharge dari control valve ditentukan oleh
koefisien kapasitas flow liquid (Cv) yang besarnya dapat bervariasi
tergantung dari ukuran dan jenis valve. Nilai Cv dari suatu valve
yang mengalirkan air atau fluida sejenis dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan dasar sizing berikut
15


(2.13)

Keterangan:
Q = kapasitas flow (gallon per minute)
Cv = koefisien kapasitas flow liquid
ɣL = spesific gravity liquid
ɣG = spesific gravity gas
ΔP = P-Pout = pressure drop (psia)

Cv menyatakan banyaknya volum air dalam satuan U.S gallon pada


suhu standar 600 F yang mengalir melewati valve ketika terjadi
pressure drop antara masukan dengan discharge sebesar 1 psia.
Sedangkan untuk fluida berupa gas, nilai koefisien kapasitas
alirannya dinyatakan dengan nilai Cg [20]. Persamaan sizing valve
untuk fluida gas dapat dinyatakan dengan persamaan di bawah ini.


(2.14)

2.9.3 Fungsi Alih Control Valve


Model fungsi alih control valve didapatkan dengan pendekatan
fungsi alih orde satu. Dibawah ini merupakan persamaan fungsi
alih orde satu control valve[18].
(2.15)


(2.16)

Perhitungan time constant dilakukan pada persamaan 2.17 dibawah


ini
∆ (2.17)

 
 
 
16

dengan Tv adalah waktu stroke, ∆V adalah perfeksional terhadap


posisi control valve, dan Rv merupakan perbandingan konstanta
waktu inferent terhadap waktu stroke.

2.8 Software HYSYS


Hysys adalah perangkat lunak process engineering yang
digunakan dalam simulasi unit proses atau multi unit proses yang
terintegrasi, intuitive, iterative, open, dan extensible. Kegunaan
perangkat lunak ini yaitu untuk aplikasi di industri seperti
perancangan suatu industri, memonitor kemampuan dari industri
yang telah ada dan berjalan, melacak permasalahan proses yang
terjadi di industri, dan optimalisasi proses seperti meningkatkan
kemungkinan kapasitas produksi dari plant. Cakupan penggunaan
dari software Hysys adalah sebagai berikut :
 Conceptual analysis,
 Process design,
 Project design,
 Operability and safety,
 Automation,
 Asset utilization.
Dalam Hysys terdapat dua jenis mode simulasi yang dapat
dilakukan yaitu steady state dan dynamic. Tahapan yang perlu
dilalui dalam perancangan suatu sistem di Hysys yaitu:
1) desain simulasi steady state
2) mendefinisikan karakteristik dinamik equipment
3) mengubah mode simulasi dari steady state menjadi mode
dynamic
4) menambah pengendali feedback ke simulasi
5) membuat stripchart sebagai record data
6) dynamic tests
7) tuning pengendali
Gambar berikut ini merupakan tampilan antar muka dari Aspen
HYSYS.
17

Gambar 2.8 Tampilan Aspen Hysys [21]

 
 
 
18

Halaman ini sengaja dikosongkan


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alur Penelitian


Pada subbab ini dijelaskan mengenai prosedur tahapan
dalam penelitian tugas akhir yang dilakukan guna mencapai
tujuan. Berikut ini akan disebutkan beberapa tahapan dalam
analisa sistem pengendalian tekanan dan level Scrubber PV-3700
di JOB-PPEJ. Diagram alir dari tugas akhir ditunjukkan pada
gambar 3.1 berikut ini.
Mulai

Studi Literatur

Pengambilan
Data di
Lapangan

Pemrograman
simulasi Gas
Scrubber PV-3700

Pemodelan Scrubber
PV-3700

Validasi Model Tidak


Sesuai

Ya

A
 

19
20
 

Variasi Parameter Inlet


Scrubber PV-3700

Uji Respon Dinamik


Disturbance

Analisis Data

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir

a. Pengambilan data plant


Pengambilan data plant meliputi pengambilan data spesifikasi
komponen seperti sensor (sensor level dan tekanan), aktuator
(level dan pressure control valve), spesifikasi plant Scrubber
PV-3700. Selain itu juga dilakukan pengambilan data
penunjang antara lain piping and instrument diagram (P&ID)
dan process flow diagram dari plant serta data operasional
proses hubungan input-output plant dari DCS selama rentang
waktu tertentu.
b. Pemrograman Simulasi Plant
Simulasi proses di Hysys dilakukan dengan memasukkan data
parameter spesifikasi gas-kondensat inlet PV-3700 yaitu
komposisi material, laju aliran inlet, temperatur, tekanan
21
 

operasional, data spesifikasi sensor dan aktuator seperti


konstanta flow (Cv dan Cg), range operasi juga dimasukkan
dalam simulasi. Pemrograman simulasi ini untuk
mendapatkan dinamika proses separasi gas dan kondensat
yang dapat merepresentasikan real plant. Data yang
didapatkan dari simulasi di Hysys seperti laju aliran input
untuk masing-masing fraksi gas dan liquid, laju aliran output
upstream dan downstream digunakan untuk melakukan
pemodelan matematik.
c. Pemodelan plant, sensor, dan aktuator
Pembuatan model proses pada Scrubber PV-3700 dilakukan
berdasarkan persamaan hukum kesetmbangan massa. Hal ini
disebabkan proses dalam Scrubber PV-3700 adalah proses
separasi tanpa melibatkan perpindahan energi. Pemodelan
dilakukan untuk menjelaskan perilaku dari kinerja Scrubber
PV-3700 sehingga diperoleh fungsi transfer yang
merepresentasikan real plant. Sedangkan untuk pemodelan
sensor dan aktuator dilakukan menggunakan persamaan dan
data spesifikasi yang ada sesuai datasheet.
d. Validasi
Validasi pemodelan dilakukan untuk memastikan model
dapat merepresentasikan sistem plant yang sesungguhnya.
Parameter yang divalidasi yatu laju aliran input fasa gas dan
liquid yang diperoleh dari hasil simulasi Hysys dimana data
keduanya digunakan untuk pemodelan matematik. Validasi
model matematik dilakukan dengan membandingkan
parameter spesifikasi gas-kondensat hasil simulasi Hysys
dengan perhitungan menggunakan data spesifikasi proses di
plant saat kondisi normal.
e. Variasi Parameter Gas-Kondensat Inlet Scrubber
Aliran gas-kondensat yang masuk ke Scrubber PV-3700
memiliki parameter yang tidak konstan pada properties gas-
kondensat yang masuk seperti: komposisi, temperatur
pendinginan cooler dan laju aliran inlet. Namun dalam
penelitian ini laju aliran inlet scrubber dan temperatur

 
 
22
 

divariasikan sebagai gangguan pada sistem saat open loop.


Variasi dilakukan pada saat sistem berada pada keadaan tunak
f. Pengujian Respon Dinamik dengan Disturbance
Analisis respon dinamik didasarkan pada pemberian uji
performansi sistem kendali PID dengan memberikan
disturbance variasi flow rate gas-kondensat dan temperatur
pendinginan yang nilainya ditentukan.
g. Penyusunan laporan Tugas Akhir
Penyusunan laporan tugas akhir berupa pembukuan serta
dokumentasi dari semua langkah yang telah ditempuh dalam
pengerjaan tugas akhir berupa tulisan ilmiah.

3.2 Pengambilan Data Spesifikasi Plant


Data – data spesifikasi yang dibutuhkan untuk pemodelan
plant unit pemisahan gas-kondensat Scrubber PV-3700 terdapat
pada tabel 3.1 dan 3.2 di bawah ini. Data spesifikasi Scrubber
PV-3700 diperoleh dari Production Department sedangkan data
komposisi gas inlet diperoleh dari Laboratory section di Central
Processing Area (CPA) JOB Pertamina-Petrochina East Java,
Tuban.

Tabel 3.1 Rincian Data Spesifikasi Scrubber PV-3700


Notasi Keterangan Nilai dan Satuan
Vtotal Volume scrubber 22,78 m3
Volume normal kondensat
Vliquid 2,14 m3
(saat set-point level)
Volume normal kondensat
Vgas 20,64 m3
(saat set-point level)
d Diameter 8 ft
Htotal Tinggi total 16 ft
Tinggi maksimum kondensat
Hmax 0,89 m
(LSHH)
Hmin Tinggi minimum kondensat 0,13 m
23
 

(LSLL)
T Temperatur gas-kondensat 97,8 0F
Pset Tekanan set point 73,7 psig
Hset Level set point 40 %
γL Spesific Gravity kondensat 0,726
γG Spesific Gravity gas 1,173

Tabel 3.2 Komposisi Gas Inlet Scrubber (Petrokimia


Gresik,2016)
Komponen Komposisi (% mol)
Nitrogen 0.164
CO2 40.402
CH4 41.116
C2H6 4.346
C3H8 3.562
i-C4H10 1.327
n-C4H10 1.749
i-C5H12 1.03
n-C5H12 0.937
C6+ 3.475
H2S 1.892

3.3 Simulasi Input-Output Plant


Input yang masuk ke scrubber adalah campuran gas-
kondensat ouput dari three phase separator PV-9900 setelah gas
dikondensasi di cooler AC-3050 sedangkan output dari PV-3700
adalah aliran gas dan liquid outlet. Dry gas yang minim akan
cairan akan alirkan ke PT. Gasuma untuk dijual sedangkan
kondensat yang terbentuk akan dibawa ke tangki penampungan
TK-8006 untuk disimpan.

 
 
24
 

Gambar 3.2 Piping and Instrumentation Diagram (P&ID)


Scrubber PV-3700
Sistem pemisahan gas-kondensat pada Scrubber PV-3700
adalah sistem multi input multi output (MIMO). Manipulated
variable (MV) dalam sistem ini yaitu laju aliran keluaran
upstream gas QGout dan laju aliran keluaran downstream
kondensat QLout. Keduanya diatur dengan mengatur opening
percentage dari control valve PCV-3717 dan LCV-3715.
Sedangkan variabel yang dikendalikan atau process variable (PV)
yaitu besarnya pressure dan level liquid dalam scrubber yang
dibaca oleh sensor PT-3709 dan LT-3704. Pada keadaan tunak
tanpa ada gangguan laju aliran yang masuk scrubber (QGin+QLin)
adalah tetap.
Pada penelitian ini sistem separasi gas-kondensat Scrubber
PV-3700 disimulasikan menggunakan bantuan perangkat lunak
Hysys 7.3. Fluid package yang digunakan dalam simulasi
penelitian ini yaitu berdasar model termodinamika Soave Redlich
– Kwong (SRK). Pemilihan ini didasari karena model SRK telah
banyak diaplikasikan secara luas pada industri pemrosesan gas
[22]
.
25
 

3.3.1 Inisiasi Stream Inlet


Langkah awal untuk memulai simulasi pada Hysys yaitu
mendefinisikan stream inlet dengan memasukkan data spesifikasi
gas-kondensat yang masuk ke kolom scrubber. Dalam
perancangan simulasi, pada stream inlet dimasukkan parameter
besarnya flow rate yang masuk, komposisi gas inlet scrubber,
tekanan dan temperatur.

Gambar 3.3 Stream inlet PV-3700 pada HYSYS

Data flow rate, temperatur dan tekanan yang dimasukkan


pada stream inlet menggunakan data rata-rata operasional harian
pada lampiran C.1. Sedangkan komposisi menggunakan data
sampling bulanan gas keluaran three phase separator PV-9900
yang merupakan inlet dari scrubber PV-3700 pada tabel 3.2.
Dari hasil inisiasi stream inlet dengan memasukkan laju aliran
gas-kondensat, komposisi, tekanan dan temperatur maka
diperoleh data laju aliran fraksi gas QGin dan liquid QLin yang
digunakan dalam pemodelan dengan perbandingan QGin dan QLin
didapatkan sebesar 0.9988:0.0012. Sedangkan perbandingan mol
fraksi gas dan liquid didapatkan sebesar 0.9684:0.0316.

 
 
26
 

3.3.2 Inisiasi Kolom Scrubber


Komponen scrubber pada software Hysys menggunakan
komponen jenis kolom separator. Pada komponen ini dimasukkan
data geometri scrubber pada tabel 3.1. Mengacu pada gambar 3.6
dari flow sheet diagram yang dibuat, stream masukan scrubber
adalah Inlet dan stream output adalah stream out_vap dan out_liq.
kemudian pada stream inlet dimasukkan parameter besarnya flow
rate yang masuk, komposisi gas kondensat masukan scrubber,
tekanan dan temperatur.

Gambar 3.4 Process Flow Sheet Diagram Scrubber PV-3700


pada HYSYS

3.4 Pemodelan Plant Scrubber PV-3700


Pemodelan plant pada penelitian ini adalah pemodelan
sistem pengendalian tekanan dan level berdasarkan hukum
kesetimbangan massa menggunakan pendekatan model separator
Gas-Liquid Cylindrical Cyclone (GLCC) oleh (Wang,2001).
Scrubber memiliki karakteristik yang sama dengan separator,
karena prinsip pemisahan fasa gas dan liquid pada scrubber
berdasarkan gravity settling [11]. Tujuan dari pemodelan ini adalah
untuk mendapatkan persamaan hubungan antara perubahan level
kondensat dan tekanan gas di scrubber sebagai variabel yang
dikendalikan dan laju aliran massa yang keluar dari gas outlet dan
liquid outlet scrubber sebagai variabel yang dimanipulasi.
27
 

Sehingga dari hasil pemodelan tersebut diperoleh persamaan


fungsi transfer sistem dalam domain Laplace.
Dalam melakukan pemodelan plant digunakan beberapa
asumsi yaitu:
 Temperatur scrubber (T) tetap
 compressible factor gas inlet tetap
 massa jenis gas dan liquid konstan
 Tidak ada perubahan fasa dalam vessel
Secara umum, penurunan persamaan kesetimbangan massa
dapat ditunjukkan sebagai berikut:
(3.1)

, , , , (3.2)
(3.3)

Keterangan:
, =laju aliran massa gas masuk (m3/s)
, = laju aliran massa gas keluar (m3/s)
, = laju aliran massa kondensat masuk (m3/s)
, =laju aliran massa kondensat keluar (m3/s)

a. Kesetimbangan Massa Fasa Liquid


Total perubahan massa liquid dalam scrubber yaitu selisih
antara perubahan massa liquid yang masuk dengan yang
keluar
, , (3.4)
Dengan asumsi rapat jenis liquid adalah tetap maka
persamaan (3.4) dapat menjadi
, , (3.5)
Persamaan (3.5) dapat diturunkan berdasarkan geometri
scrubber hubungan antara laju perubahan level liquid dengan
laju perubahan volume liquid

 
 
28
 

(3.6)

(3.7)

Selanjutnya dihitung dengan memasukkan nilai besaran yang


diperlukan sehingga diperoleh fungsi alih untuk proses
dinamika level adalah sebagai berikut.
, , (3.8)
,

b. Kesetimbangan Massa Fasa Gas


Hubungan kesetimbangan fasa gas dalam scrubber didasarkan
oleh persamaan keadaan gas non ideal pada persamaan (2.1).
Penurunan terhadap waktu maka akan diperoleh persamaan
berikut.
(3.9)
(3.10)
Sedangkan volume gas dalam scrubber merupakan selisih
antara volume total scrubber dengan volume liquid di
dalamnya.
(3.11)

c. Persamaan Level Liquid dan Tekanan Gas


Volume total scrubber adalah konstan sehingga perubahan
volume liquid akan sama dengan perubahan volume gas.
(3.12)
Dari penurunan persamaan keadaan gas di persamaan 3.12,
perubahan tekanan diakibatkan oleh dua keadaan yaitu
perubahan jumlah massa gas dan volume ruang yang
ditempati gas di dalam scrubber.
Volume gas VG akan tetap ketika jumlah massa liquid di
dalam scrubber konstan atau tidak ada perubahan level liquid.
Dengan asumsi tidak ada perubahan fasa maka perubahan
29
 

tekanan merupakan fungsi dari kesetimbangan massa yang


masuk dengan yang keluar.
(3.13)
Jumlah mol gas nG di dalam scrubber akan tetap ketika laju
aliran gas yang masuk sama dengan yang keluar atau tidak
ada perubahan massa gas. Perubahan tekanan dipengaruhi
oleh kompresi atau ekspansi akibat perubahan level liquid
sehingga perubahan tekanan merupakan fungsi dari
perubahan laju aliran liquid yang masuk dengan yang keluar.
0 (3.14)
Subtitus persamaan hubungan tekanan gas pada persamaan
(3.13) dan (3.14) akan didapat

(3.16)
Untuk mempermudah perhitungan maka dilakukan
pendefinisian berikut
(3.15)
Nilai Mr dan faktor-Z dihitung menggunakan persamaan 2.7.
Untuk menghitung massa molekul relatif Mr digunakan data
faktor Z dan densitas gas ρG pada keadaan standar (600F, 14.7
psia). Sedangkan untuk menghitung Z pada keadaan aktual
menggunakan data densitas gas aktual dan Mr.
Selanjutnya dengan memasukkan nilai besaran yang
diperlukan dan merubah persamaan ke dalam domain laplace
sehingga diperoleh fungsi alih untuk proses dinamika
tekanan.
, ,
(3.16)
. , , .
(3.17)
. .

Keterangan:

 
 
30
 

qLin : laju aliran kondensat masuk (m3/s)


qLout: laju aliran kondensat keluar (m3/s)
qGin: laju aliran gas masuk (m3/s)
qGout: laju alian gas keluar (m3/s)
h: level kondensat dalam scrubber (m)
hset: level kondensat set-point dalam scrubber (m)
VGset: volume gas pada kolom saat hset
Z: compressible factor (dimensionless)
R: konstanta gas (8,314 Joule/mol-K)
T: temperatur gas-kondensat (K)
ρG: massa jenis gas (kg/m3)
MG: berat molekul gas-kondensat (kg/mol)

Pada kondisi steady state berlaku Qin=Qout dan untuk masing-


masing fasa berlaku kesetimbangan QLin=QLout, QGin=QGout
sehingga tidak ada perubahan tekanan dan level dalam scrubber.
Nilai QLin dan QGout diambil dari perhitungan fraksi gas dan liquid
di Hysys dengan memasukkan data Qin, komposisi, tekanan dan
temperatur pada stream inlet. Tekanan dan level pada kondisi
steady ini dijadikan nilai referensi awal dalam simulasi di Matlab-
Simulink. Penentuan nilai Pref dan Href diperoleh dari rata-rata
data operasional harian pada lampiran C.1. Tekanan dan level
yang dijadikan referensi yaitu 72,2 psig dan 40%.
QL,in

– +
QL,out H

QG,in

+ + +

QG,out P

Gambar 3.5 Diagram Blok Model Plant Scrubber PV-3700


31
 

3.5 Pemodelan Matematis Aktuator


Aktuator yang terdapat pada PV-3700 ini adalah control
valve PCV-3717 dengan karakteristik normally close atau air to
open yang berfungsi untuk mengatur besar laju aliran dari sales
gas yang keluar dari plant dan LCV-3715 dengan karakteristik
normally open atau air to close yang berfungsi untuk mengatur
besar aliran dari kondensat yang keluar plant. Masukan dari
aktuator ini berupa sinyal arus yang memiliki rentang 4 – 20 mA
dan dikonversikan ke dalam sinyal pneumatik (I/P) 3-15 psig agar
diperoleh output dalam rupa bukaan control valve 0 – 100% dan
menghasilkan ouput berupa besar laju aliran (m3/s). Dibawah ini
merupakan spesifikasi singkat aktuator dari datasheet vendor.

Tabel 3.3 Spesifikasi Aktuator LCV-3715


Merk Aktuator Fisher 667
Ukuran 40
Air to Open 3-15 psig
Jenis Pneumatik
Travel 3/4
Rating 150 RF

Tabel 3.4 Spesifikasi Aktuator PCV-3717


Merk Aktuator Fisher 657
Ukuran 70
Air to Close 3-15 psig
Jenis Pneumatik
Travel 3/4
Rating 150 RF
Cg 9,79

Perhitungan gain control valve dapat dinyatakan dengan


persamaan 2.10 dimana aliran maksimum ketika valve membuka
100% adalah 0,01749 m3/s yang melewati valve kondensat dan
0,6977 m3/s untuk valve sales gas. Dengan menggunakan
persamaan 2.11 diatas bahwa Tv adalah time stroke yang bernilai

 
 
32
 

1,5 detik dan Rv bernilai 0,03 detik untuk jenis diapraghm akan
didapatkan time constant sebesar 2.575 detik. Sehingga dengan
pehitungan berdasarkan persamaan 2.13 akan didapat fungsi alih
control valve sebagai berikut.
,
_ (3.1)
,
,
_ (3.2)
,

3.6 Pemodelan Matematis Sensor


Sensor dari sistem pengendalian level dan tekanan pada
scrubber PV-3700 memiliki tag number PI-3709 dan LT-3715.
Pressure transmiter untuk monitoring tekanan berkerja pada
rentang 4 psig sampai 100 psig. Output yang dihasilkan berupa
sinyal elektrik dengan range 4–20 mA. Fungsi alih pressure
transmitter didapatkan dari persamaan 2.7, dengan memasukkan
time constant dari pressure transmitter pada data proses sebesar
0.2 detik sehingga didapatkan

,
_ (3.11)
,
Sedangkan Level Transmitter untuk memonitoring level diset
pada range 130 hingga 890 mm dengan output berupa sinyal
elektrik dengan range 4–20 mA. Fungsi alih level transmitter
didpatkan dari persamaan 2.9.

,
_ (3.12)
,

3.7 Variasi Parameter Input Gas-Kondensat


Dalam tugas akhir ini dilakukan variasi disturbance berupa
perubahan laju aliran input Qin dan temperatur pendinginan gas-
kondensat T. Lalu diamati efeknya terhadap respon perubahan
process variable (PV) level dan tekanan. Pemberian uji ini
diberikan saat kondisi open loop dalam mode manual dan closed
loop untuk mengetahui performansi pengendali PID terhadap
gangguan yang diberikan.
33
 

3.7.1 Simulasi Open loop


Pengambilan data open loop di HYSYS dilakukan dengan
mengubah mode kontroler pada pengendali tekanan dan level dari
mode auto menjadi mode manual untuk mengetahui karakteristik
dinamik dari plant ketika terjadi perubahan sinyal disturbance.
Variasi tersbeut dilakukan agar diperoleh respon transien dari
process variable (PV) perubahan tekanan dan level. Pemberian
disturbance dilakukan pada saat plant berada pada kondisi steady
agar diketahui dampak yang ditimbulkannya terhadap variabel
proses.

3.7.2 Penerapan Sistem Pengendalian


Pengendali yang digunakan pada PIC-3709 dan LIC-3715
menggunakan mode Proportional, Integral, Derivative atau PID.
Parameter gain PID didapat dari trial and error dengan nilai
Kp=10, Ki=0.5 pada loop pengendalian tekanan dan untuk loop
pengendalian level yaitu Kp=20, Ki=2 dan Kd=5.
QL,in

+ QL,out – +
Hset LIC-3715 LCV-3715 Proses 1 H

LT-3704

QG,in

+ QG,out – +
Proses 2 P
Pset PIC-3709 PCV-3717

PT-3709

Gambar 3.6 Diagram Blok Sistem Pengendalian Tekanan dan


Level Scrubber PV-3700

Pada diagram blok pengendalian diatas, proses 1 merupakan


fungsi alih variabel level sedangkan proses 2 merupakan fungsi
alih variabel tekanan. Dalam tugas akhir ini dilakukan uji

 
 
34
 

pemberian disturbance untuk mengetahui kualitas respon transien


kestabilan sistem terhadap gangguan. Sistem dapat dikatakan
stabil terhadap gangguan jika respon dinamik variabel proses
yang dikendalikan dapat kembali ke nilai set-point awal. Pada
penelitian ini uji performansi terhadap disturbance yaitu dengan
merubah laju aliran input scrubber Qin dan temperatur dari nilai
referensi.

3.8 Validasi
Validasi dilakukan guna memberikan kepastian terhadap
pemodelan matematik sistem yang telah didapatkan. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, nilai laju aliran fraksi gas QGin dan
liquid QLin yang digunakan untuk pemodelan diperoleh dari
simulasi di Hysys. Untuk mengetahui bahwa kedua data simulasi
Hysys tersebut dapat merepresentasikan laju sebenarnya maka
dilakukan validasi dengan menggunakan hasil perhitungan
manual. Namun karena keterbatasan data maka validasi data
menggunakan parameter lain yang dapat mewakili. Data
parameter yang dibandingkan yaitu massa jenis fraksi gas-liquid,
faktor-Z dan massa molekul relatif Mr gas.

Tabel 3.5 Validasi Hasil Perhitungan dengan Simulasi


Hasil
Parameter Error (%)
Perhitungan Hysys
ρG 7.913 kg/m3 7.795 kg/m3 1.491
3
ρL 721.274 kg/m 691.076 kg/m3 4.187
Mr(G) 33.466 gr/mol 32.742 gr/mol 2.166
Z (97.8 F,
0.98409 0.97731 0.689
86.9 psia)

Densitas gas diperoleh dari perkalian sepsific gravity gas ɣG


pada tabel 3.1 dengan densitas udara pada tekanan dan temperatur
aktual. Sedangkan densitas liquid diperoleh dari perkalian spesific
gravity liquid ɣL pada tabel 3.1 dengan densitas air pada tekanan
dan temperatur aktual. Nilai faktor Z dan Mr gas dapat dihitung
35
 

menggunakan persamaan 2.8. Hasil validasi menunjukkan nilai


error yang kecil sehingga data hasil simulasi Hysys dapat
digunakan dalam pemodelan.

 
 
36
 

Halaman ini sengaja dikosongkan


BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Uji performansi bertujuan untuk mengetahui kinerja sistem


pendalian tekanan dan level yang ada terhadap pengaruh
gangguan dari laju aliran dan temperatur inlet gas sehingga dapat
diketahui rancangan sistem pengendali dapat bekerja dengan baik
atau tidak jika diberikan gangguan.. Bentuk uji pemberian
gangguan terhadap sistem dalam tugas akhir ini terdiri dari
perubahan temperatur dan laju aliran inlet gas-kondensat serta
dengan perubahan keduanya. Parameter yang digunakan untuk
menilai performansi sistem pengendalian diantaranya adalah
maximum overshoot, rise time, settling time. Penilaian terhadap
uji yang diberikan dilakukan pada satu kondisi saja, yaitu kondisi
saat sistem pengendalian mulai diberikan gangguan. Uji
gangguan tersebut diberikan pada satu keadaan saja yakni pada
detik ke – 61

4.1 Uji Open Loop Sistem


Pengujian open loop dilakukan untuk mengetahui
karakteristik dinamik sistem dalam menanggapi perubahan sinyal
input gangguan pada sisten berupa perubahan temperatur dan laju
aliran umpan gas-kondensat tanpa pengendali. Uji open loop
dilakukan pada proses perubahan level kondensat dan proses
perubahan tekanan gas di scrubber. Sinyal step diberikan saat
sistem dalam keadaan tunak. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan software Simulink.

4.1.1 Pengaruh Disturbance Temperatur


Dilakukan variasi temperatur gas-kondensat yang masuk pada
rentang 90 hingga 1100F untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
fraksi gas (XG) dan liquid (XL) serta tekanan dan level di scrubber
tanpa ada perubahan pada bukaan valve dan laju aliran inlet.
Hubungan perubahan temperatur terhadap perubahan komposisi

37
 
38
 

fraksi gas dan liquid pada campuran gas kondensat yang masuk
ditunjukkan pada gambar 4.1 berikut.

0.975

0.974

0.973

0.972

0.971

X (G)
0.970

0.969

0.968

0.967

0.966
90 92 94 96 98 100 102 104 106 108 110
T (F)
 
(a)

0.037

0.036

0.035

0.034

0.033
X (L)

0.032

0.031

0.030

0.029

0.028
90 92 94 96 98 100 102 104 106 108 110
T (F)
 
(b)
Gambar 4.1 Pengaruh temperatur terhadap fraksi mol input fasa:
(a) gas, (b) liquid
Dari grafik pada gambar 4.3 diketahui bahwa perubahan
temperatur akan berbading lurus dengan fraksi mol gas dan akan
39 
 

berbanding terbalik dengan fraksi liquid. Adapun respon


perubahan variabel proses ketika terjadi perubahan temperatur
disajikan dalam gambar 4.2 berikut.
90 F
95 F
100 100 F
105 F
110 F
95

90

Tekanan (psia)
85

80

75

70
40 50 60 70 80 90 100
Waktu (s)
 
(a)
90 F
40.03 95 F
100 F
40.02 105 F
110 F
40.01

40.00
Level (%)

39.99

39.98

39.97

39.96

39.95
40 50 60 70 80 90 100
Waktu (s)

(b)
Gambar 4.2 Uji perubahan temperatur input tanpa pengendali
terhadap (a) tekanan; (b) level

 
 
40
 

Grafik pada gambar 4.2 menunjukkan pengaruh perubahan


temperatur terhadap tekanan gas dan level kondensat di dalam
scrubber. Dari hasil uji open loop diketahui bahwa perubahan
temperatur input gas kondensat akan berbanding lurus
proporsional dengan tekanan gas dan berbanding terbalik dengan
level kondensat di dalam scrubber.
Temperatur akan berpengaruh terhadap perubahan komposisi
fraksi gas XG dan liquid XL sehingga laju aliran fasa liquid QLin
dan aliran fasa gas QGin akan ikut berubah. Ketika temperatur
input dinaikkan maka akan lebih banyak fasa gas dan fasa liquid
akan berkurang. Namun jika diturunkan fasa gas akan berkurang
dan fasa liquid akan bertambah.

4.1.2 Pengaruh Disturbance Laju Aliran Input


Dilakukan variasi gangguan berupa laju aliran gas-kondensat
pada kondisi open loop dari keadaan steady state. Pengujian
dilakukan pada rentang 6.5 hingga 7.5 MMSCFD dari keadaan
awal pada laju 7.1 MMSCFD. Satuan debit MMSCFD merupakan
kependekan dari million standard cubic feet per day dimana
istilah standard merujuk pada keadaan suatu fluida pada keadaan
1 psig dan 600F. Tujuan uji ini agar diperoleh hubungan seberapa
besar laju aliran output upstream dan downstream yang
dibutuhkan untuk mengimbangi perubahan laju aliran inlet agar
sistem tetap dalam keadaan setimbang.
41 
 

6.5 mmscfd
6.7 mmscfd
115 6.9 mmscfd
110 7.3 mmscfd
105 7.5 mmscfd
100
95

Tekanan (psia)
90
85
80
75
70
65
60
55
50
40 50 60 70 80 90 100
Waktu (s)

(a)
6.5 mmscfd
40.03 6.7 mmscfd
6.9 mmscfd
40.02 7.3 mmscfd
7.5 mmscfd
40.01

40.00
Level (%)

39.99

39.98

39.97

39.96

39.95
40 50 60 70 80 90 100
Waktu (s)

(b)
Gambar 4.3 Grafik Open Loop dengan pembebanan disturbance
laju aliran input terhadap: (a) tekanan , (b) level

Berdasarkan respon open loop yang diperoleh didapatkan


bahwa pemberian gangguan berupa deviasi laju aliran inlet akan
berdampak pada perubahan variabel proses sehingga pengendali
diperlukan untuk mengatasi gangguan tersebut. Dari grafik diatas
 
 
42
 

diketahui bahwa laju aliran input gas kondensat akan berbanding


lurus proporsional dengan tekanan gas dan level kondensat di
dalam scrubber.

4.2 Uji Closed Loop Sistem


Pengujian closed loop dilakukan untuk mengetahui
karakteristik dinamik sistem dalam menanggapi input gangguan
pada sisten dengan menyertakan sistem pengendalian. Uji open
loop dilakukan pada proses perubahan level kondensat dan proses
perubahan tekanan gas di scrubber. Sinyal step diberikan saat
sistem dalam keadaan tunak. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan software Simulink.

4.2.1 Uji Performansi Disturbance Laju Aliran Input


Dilakukan variasi pada laju aliran gas-kondensat input pada
rentang 6.5 hingga 7.5 MMSCFD untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap tekanan dan level didalam scrubber. Pengujian
dilakukan dengan memberikan gangguan laju aliran input dengan
beberapa sinyal step dengan nilai yang berbeda. Selain itu
pengujian ini dilakukan untuk mengetahui performansi
pengendali dalam mempertahankan sistem dari deviasi terhadap
setpoint ketika terdapat perubahan laju aliran inlet. Pemberian
disturbance diberikan saat plant berada dalam kondisi steady
state.
Grafik pada gambar 4.4 dan 4.5 adalah respon dinamik
tekanan dan level saat diberi input step disturbance laju aliran
input scrubber. Gangguan diberikan dari laju aliran input referensi
saat keadaan steady pada laju 7,1 MMSCFD sesuai data riil
operasional. Adapun hasil yang diperoleh yaitu sebagai berikut:
43 
 

Gambar 4.4 Grafik respon tekanan terhadap disturbance laju


aliran input

Gambar 4.5 Grafik respon level terhadap disturbance laju aliran


input
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa sistem
dikatakan stabil terhadap adanya gangguan jika respon sistem

 
 
44
 

dapat kembali menuju nilai set point ketika sedang terjadi


gangguan (disturbance). Dari grafik pada gambar 4.5 hingga 4.6
diketahui jika kenaikan laju aliran massa input menyebabkan
kenaikan tekanan dan level pada scrubber di awal. Respon yang
dihasilkan menunjukkan bahwa tekanan dan level dapat kembali
ke keadaan set point setelah waktu tertentu. Hal ini menunjukkan
bahwa pengendali feedback mampu mengatasi disturbance yang
terjadi. Performansi pengendali tekanan terhadap disturbance laju
aliran input ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Parameter Performansi Pengendali Tekanan saat


diberi disturbance laju aliran input
% %
Settling
No Maximum Maximum Disturbance
time
Overshoot Undershoot
1 0.37 % 1.4995 % 55.0516 s 6.5 MMSCFD
2 0.2533 % 0.9996 % 55.0494 s 6.7 MMSCFD
3 0.1266 % 0.4998 % 55.0486 s 6.9 MMSCFD
4 0.4998 % 0.4998 % 55.0432 s 7.3 MMSCFD
5 0.9996 % 0.9996 % 55.0452 s 7.5 MMSCFD

Tabel 4.2 Parameter Performansi Pengendali Level saat diberi


disturbance laju aliran input
% %
Settling
No Maximum Maximum Disturbance
time
Overshoot Undershoot
1 0.0041 % 0.0183 % 91.2925 s 6.5 MMSCFD
2 0.0027 % 0.0122 % 90.8063 s 6.7 MMSCFD
3 0.0014 % 0.0062 % 90.5129 s 6.9 MMSCFD
4 0.0059 % 0.0014 % 89.8977 s 7.3 MMSCFD
5 0.0121 % 0.0027 % 90.0896 s 7.5 MMSCFD
45 
 

Pemberian disturbance laju aliran masukan yang semakin


besar akan meningkatkan nilai maximum overshoot dan
undershoot serta settling time yang dicapai. Dari tabel diketahui
disturabance pada rentang 6.5 hingga 7.5 MMSCFD dapat diatasi
oleh pengendali tekanan PIC-3709 dan pengendali level LIC-
3715 sehingga error yang dihasilkan kecil. Dengan
bertambahnya laju aliran yang masuk maka baik laju aliran fraksi
gas QGin dan fraksi liquid QLin akan meningkat sedangkan volum
scrubber tetap, maka tekanan dan level meningkat seiring dengan
akumulasi gas dan kondensat. Dari grafik terlihat pengaruh
gangguan laju aliran input lebih besar pada variabel tekanan
dibandingkan level. Hal ini disebabkan kandungan fraksi gas dan
liquid yang masuk memiliki perbandingan 97:3 % mol.
Perubahan laju aliran kondensat ΔQL,in sangat kecil sehingga
penambahan fraksi liquid di dalam scrubber kurang berpengaruh
dibandingkan penambahan fraksi gas. Oleh karena itu rasio
kenaikan tekanan lebih tinggi daripada level terhadap laju aliran
input seiring waktu.
Berdasarkan teori GLCC yang digunakan pada penelitian ini
sdi gambar 2.3, tekanan dipengaruhi tidak hanya oleh laju aliran
gas melainkan juga dipengaruhi oleh volume ruang yang
ditempati yang merupakan selisih dari laju aliran liquid yang
masuk dengan yang keluar. Dengan bertambahnya laju aliran gas
dan berkurangnya volume akibat akumulasi liquid maka tekanan
gas di dalamnya akan meningkat lebih tinggi.

4.2.2 Uji Performansi Disturbance Temperatur


Dilakukan variasi pada temperatur gas-kondensat input pada
rentang 900F hingga 1100F untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap tekanan dan level didalam scrubber. Gangguan
diberikan dari temperatur referensi saat keadaan steady pada
97.80F sesuai data riil operasional. Pengujian dilakukan dengan
memberikan perubahan temperatur secara step dengan nilai yang
berbeda-beda. Selain itu pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui performansi pengendali dalam mengembalikan sistem

 
 
46
 

ke keadaan semula dari deviasi terhadap setpoint ketika terdapat


perubahan temperatur.

Gambar 4.6 Grafik respon tekanan terhadap disturbance


temperatur

Gambar 4.7 Grafik respon level terhadap disturbance


temperatur
47 
 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa sistem


dikatakan stabil terhadap adanya gangguan jika respon sistem
dapat kembali menuju nilai set point ketika sedang terjadi
gangguan (disturbance). Dari grafik diperoleh bahwa respon yang
dihasilkan menunjukkan bahwa tekanan dan level dapat kembali
ke keadaan set point setelah waktu tertentu setelah gangguan
diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa pengendali feedback
mampu mengatasi disturbance temperatur yang terjadi pada range
900F hingga 1100F. Namun disebabkan komposisi fraksi gas yang
jauh lebih dominan dibandingkan fraksi liquid pada keadaan
awal, pengaruh deviasi temperatur pada level lebih kecil
dibandingkan tekanan. Performansi pengendali tekanan
ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Parameter Performansi Pengendali Tekanan saat


diberi disturbance temperatur
% %
Settling
No Maxsimum Maximum Disturbance
time
Overshoot Undershoot
1 0.0741 % 0.3023 % 55.34053 s 900F
2 0.0271 % 0.109 % 55.161 s 950F
3 0.086 % 0.022 % 54.4796 s 1000F
4 0.2827 % 0.0735 % 54.6949 s 1050F
5 0.4814 % 0.1273 % 54.8864 s 1100F

Tabel 4.4 Parameter Performansi Pengendali Level saat diberi


disturbance temperatur
% %
Settling
No Maximum Maximum Disturbance
time
Overshoot Undershoot
1 0.0116 % 0.0026 % 90.0886 s 900F
2 0.0041 % 0.001 % 89.7224 s 950F
3 0.0008 % 0.0034 % 90.512 s 1000F

 
 
48
 

4 0.0025 % 0.0111 % 90.8109 s 1050F


5 0.0043 % 0.0189 % 92.2949 s 1100F

Pemberian disturbance temperatur yang semakin besar akan


meningkatkan nilai maximum overshoot dan undershoot serta
settling time yang dicapai. Dari tabel pada rentang disturbance 90
hingga 1100F pengaruh disturbance dapat diminimalir oleh
pengendali tekanan PIC-3709 dan pengendali level LIC-3715
sehingga error yang dihasilkan kecil. Berdasarkan hasil yang
diperoleh ketika temperatur gas kondensat yang masuk
diturunkan maka tekanan mengalami penurunan sedangkan level
cenderung mengalami kenaikan. Sebaliknya ketika temperatur
dinaikkan maka tekanan mengalami kenaikan dan level akan
menurun. Hal ini sesuai dengan teori perilaku gas kondensat yang
menyatakan densitas gas kondensat akan bertambah seiring
dengan penurunan temperatur dan densitas akan naik seiring
dengan penurunan tekanan.
Ketika temperatur diturunkan maka semakin besar laju aliran
liquid dan semakin kecil laju aliran gas yang masuk. Maka dari
itu aksi pengendali tekanan akan mengirim sinyal ke aktuator
untuk mengurangi bukaan valve agar mengurangi flow gas yang
keluar. Sedangkan pengendali LIC akan mengirim sinyal ke
aktuator untuk menambah bukaan valve agar flow liquid yang
keluar meningkat. Hal ini juga berlaku sebaliknya.

4.2.3 Uji Performansi Disturbance Laju Aliran Input


dengan Berulang
Diberikan variasi gangguan perubahan laju aliran masukan
gas-kondensat dengan gangguan yang berulang. Disturbance yang
diberikan sebanyak dua kali yang diberikan dengan jeda antar
gangguan yaitu 10 detik. Jeda ini diambil dengan melihat respon
dinamik ketika diberi disturbance dimana pada waktu 10 detik
masih pada kondisi transien. Pada penelitian ini diberikan dua
variasi disturbance berulang dengan jeda. Pertama yaitu
perubahan disturbance awal dari 7.3 MMSCFD menjadi 7.5
49 
 

MMSCFD setelah 10 detik dan yang kedua yaitu dari 7.3


MMSCFD menjadi ke 6.5 MMSCFD setelah 10 detik.

(a)

(b)
Gambar 4.8 Respon disturbance laju aliran input 7.3 dan 7.5
MMSCFD dengan jeda 10 detik

 
 
50
 

(a)

(b)
Gambar 4.9 Respon disturbance laju aliran input 7.3 dan 6.9
MMSCFD dengan jeda 10 detik
51 
 

Tabel 4.5 Parameter Performansi Pengendali Tekanan saat


diberi disturbance laju aliran input berulang
7.3 dan 7.5 7.3 dan 6.9
No Parameter
MMSCFD MMSCFD
% Maximum
1 0.6957 % 0.4998 %
Overshoot
% Maximum
2 0.1268 % 0.8148 %
Undershoot

Tabel 4.6 Parameter Performansi Pengendali Level saat diberi


disturbance laju aliran input berulang
7.3 dan 7.5 7.3 dan 6.9
No Parameter
MMSCFD MMSCFD
% Maximum
1 0.0104 % 0.0059 %
Overshoot
% Maximum
2 0.0024 % 0.0091 %
Undershoot
Dari grafik diperoleh respon pemberian disturbance laju aliran
input dengan perubahannya pada jeda 10 detik menunjukkan
bahwa tekanan gas dan level kondensat dapat kembali ke keadaan
set point setelah waktu meskipun waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai keadaan steady kembali lebih lama dibandingkan
dengan hanya 1 disturbance saja. Namun secara umum respon
pengendali terhadap disturbance laju aliran input yang berulang
sudah baik pada rentang yang diberikan.

4.2.4 Uji Performansi Disturbance Temperatur dengan


Berulang
Diberikan variasi gangguan temperatur masukan gas-
kondensat secara berulang dimana diberikan sebanyak dua kali
dengan jeda antar disturbance yaitu 10 detik. Jeda ini diambil
dengan melihat respon dinamik ketika diberi disturbance dimana
pada waktu 10 detik masih pada kondisi transien. Pada penelitian
ini diberikan dua variasi disturbance berulang dengan jeda.
Pertama yaitu perubahan disturbance awal dari 1050F menjadi

 
 
52
 

1100F setelah 10 detik dan yang kedua yaitu dari 1050F menjadi
ke 950F setelah 10 detik.

(a)

(b)
Gambar 4.10 Respon disturbance temperatur 105 dan 1100F
dengan jeda 10 detik
53 
 

(a)

(b)
Gambar 4.11 Respon disturbance temperatur 105 dan 950F
dengan jeda 10 detik

Tabel 4.7 Parameter Performansi Pengendali Tekanan saat


diberi disturbance temperatur berulang
No Parameter 1050F dan 1100F 1050F dan 950F

 
 
54
 

% Maximum
1 0.309 % 0.2827 %
Overshoot
% Maximum
2 0.0735 % 0.2893 %
Undershoot

Tabel 4.8 Parameter Performansi Pengendali Level saat diberi


disturbance temperatur berulang
No Parameter 1050F dan 1100F 1050F dan 950F
% Maximum
1 0.0037 % 0.01%
Overshoot
% Maximum
2 0.0164 % 0.0108 %
Undershoot

Dari grafik diperoleh respon pemberian disturbance temperatur


dengan perubahannya pada jeda 10 detik menunjukkan bahwa
tekanan gas dan level kondensat dapat kembali ke keadaan set
point setelah waktu meskipun waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai keadaan steady kembali lebih lama dibandingkan
dengan hanya 1 disturbance saja. Namun secara umum respon
pengendali terhadap disturbance temperatur yang berulang sudah
baik pada rentang yang diberikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis data pengujian sistem yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
 Perubahan temperatur gas-kondensat berbanding lurus
dengan perubahan fraksi mol gas dan berbanding terbalik
dengan perubahan fraksi mol liquid.
 Pengaruh disturbance laju aliran masukan dan
temperatur terhadap perubahan tekanan lebih besar
dibandingkan terhadap perubahan level diakibatkan oleh
fraksi gas yang lebih dominan dibandingkan liquid
dengan perbandingan 0.9684:0.0316 pada kondisi steady.
Buktinya, pada uji performansi pengendalian tekanan
dengan disturbance laju aliran input 6.5 mmscfd
memiliki nilai maximum undershoot sebesar 1.4995 %
dan pada uji pengendalian level dengan disturbance 6.5
mmscfd memiliki maximum undershoot sebesar 0.0183
%.
 Pengujian pemberian disturbance berulang pada laju
aliran input pada rentang 6.5 hingga 7.5 mmscfd dan
temperatur pada rentang 90 hingga 1100F dengan jeda 10
detik menunjukkan bahwa sistem pengendali dapat
mengembalikan variabel proses ke nilai set point.

5.2 Saran
Pada tugas akhir ini, terdapat saran yang dapat dilakukan
untuk peningkatan kualitas tugas akhir selanjutnya yaitu:
 Diperlukan validasi model matematik dengan data
respon dinamik riil ketika perubahan setpoint tekanan
dan level terjadi.
 Diperlukan pengkajian dengan menggunakan pengendali
feedback dan feedforward untuk mengembalikan ke nilai
setpoint dari deviasi akibat pengaruh disturbance.

55
 
56

Halaman ini sengaja dikosongkan


DAFTAR PUSTAKA

[1] Devold, Håvard. 2013. “Oil and gas production handbook An


introduction to oil and gas production, transport, refining and
petrochemical”. ABB Oil and Gas
[2] Production Department. “Central Processing Area: Process
Description”. JOB Pertamina–Petrochina East Java
[3] Poernomo, Djoko. 2013. Teknik Instrumentasi. Cepu :
Sekolah Tinggi Energi Dan Mineral (STEM) Akamigas
[4] Liu, H., Sun, C.Y., Yan, K.L., Ma, Q.L., Wang, J., Chen, G.J.,
Xiao, X.J., Wang, H.Y., Zheng, X.T., Li, S., 2013. Phase
behavior and compressibility factor of two China gas
[5] ENI Saipem Indonesia, Separator Selection and Processing
Sizing. CR-COR-ENG_PRC-001-E, 2013.
[6] NORSOK Standard P-100, Norwegian Technology Center,
Process System Rev.2 November, 2001.
[7] Huang Shanfang, Wen Yiqian, Wang Dong, “Performance
analysis of gas-liquid cylindrical cyclone (GLCC) separator
with an inclined and perforated wall”. Nuclear Science and
Techniques 24. 2013 010603
[8] Vu Trieu M., John P. “Modelling and Control Simulation for
a Condensate Distillation Column”. Papua New Guinea
University of Technology (UNITECH), Lae, Papua, New
Guinea. 2012.
[9] Sulzer Chemtech, Gas / Liquid Separator Technology,
Winterthur, Switzerland, 2000.
[10] S. Wang, D. Marrelli, E. Kouba. “Performance Improvement
of Gas Liquid Cylindrical Cyclone Separators Using
Integrated Level and Pressure Control Systems” Journal of
Energy Resources Technology, vol. 122, Desember 2000.
[11] R.S. Mohan, S. Wang, O. Shoham. “Dynamic Simulation and
Control-System Design for Gas/Liquid Cylindrical Cyclone”
Society of Petroleum Engineers Journal, 2001.
[12] Changjun Li, Yang Peng, Jingya Dong. “Prediction of the
dew point pressure for gas condensate using a modified

57 
58 

PengeRobinson equation of state and a four-coefficient molar


distribution function” Journal of Natural Gas Science and
Engineering, vol. 27, pp. 967-978, 2015.
[13] Supahar. “Kajian Numerik Sifat Densitas Sistem Hidrokarbon
Gas Kondensat Berbasis Komposisi Menggunakan
Persamaan Soave Redlich-Kwong (SRK-EOS)”. Universitas
Negeri Yogyakarta. 2005
[14] Obuba. J, Ikiesnkimama, Ubani. C, Ekele. I. “Natural Gas
Compressibility Factor Correlation Evaluation for Niger
Delta Gas Fields”. IOSR Journal of Electrical and
Electronics Engineering (IOSR-JEEE), vol. 6, issue 4, PP 01-
10, Agustus 2013.
[15] Merle C. Potter dan Craig Somerton. “Thermodynamics for
Engineers, McGraw-Hill Companies”. 2011
[16] P. Perrot, A to Z of Thermodynamics. (Oxford University
Press 1998), ISBN 0-19-856552-6 1998
[17] K. E. Starling dan J. L. Savidge. “Compressibility Factors of
Natural Gas and Other Related Hydrocarbon Gases”.
American Gas Association (AGA).1992
[18] F. Gunterus. “Falsafah Dasar : Sistem Pengendalian Proses,
Elex Media Komputindo”. Jakarta. 1997.
[19] Ogata, Katsuhiko. “Modern Control Engineering”. fourth
edition. University of Minnesota. 2002
[20] Fisher Controls, 1996, Product Catalog, USA.
[21] AspenTech. Official Website of AspenTech Company.
(www.aspentech.com). Aspen Technology. 1994 – 2005.
[22] John E. Coon dan David Bluck. “Comparison of the
Peng−Robinson and Soave−Redlich−Kwong Equations of
State Using a New Zero-Pressure-Based Mixing Rule for the
Prediction of High-Pressure and High-Temperature Phase
Equilibria”. Ind. Eng. Chem. Res., vol. 37 (5), pp 1580–1585.
1998.
LAMPIRAN A
A.1 Process Flow Diagram (PFD) Central Processing Area
(CPA) JOB Pertamina–Petrochina Tuban Jawa Timur
LAMPIRAN B
B.1 Process and Instrumentation Diagram (PID) Unit Cooler AC-
3050 dan Gas Scrubber PV-3700 CPA JOB Pertamina –Petrochina
Tuban Jawa Timur
LAMPIRAN C
C.1 Data Operasional Harian Scrubber PV-3700 tanggal 6 April
2016
C.2 Komposisi Gas Kondensat Input PV-3700
C.3 Data Aktual Level Scrubber PV-3700 di CPA JOB Pertamina
– Petrochina Tuban 7 April 2016
Waktu SP (%) PV (%) OP (%)
14:56:0 40 38.81 0
14:56:1 40 39 0
14:56:2 40 38.2 0
14:56:3 40 38.84 0
14:56:4 40 38.51 3.22
14:56:5 40 38.44 0
14:56:6 40 38.78 0.34
14:56:7 40 38.88 0
14:56:8 40 39.45 0
14:56:9 40 38.91 0
14:56:10 40 39.28 0
14:56:11 40 39.95 0.76
14:56:12 40 39.25 0
14:56:13  40 39.9 4.31
14:56:14  40 39.76 7.7
14:56:15  40 39.5 0
14:56:16  40 39.87 2.38
14:56:17  40 40.06 0.92
14:56:18  40 39.89 4.64
14:56:19  40 40.13 0
14:56:20  40 40.67 0.43
14:56:21  40 40.44 2.38
14:56:22  40 40.3 0
14:56:23  40 40.99 5.75
14:56:24  40 39.89 3.01
14:56:25  40 40.52 2.33
14:56:26  40 40.91 1.39
14:56:27  40 40.52 6.67
14:56:28  40 40.61 4.74
14:56:29  40 40.87 0
14:56:30  40 40.95 6.61
14:56:31  40 40.38 3.7
14:56:32  40 40.74 0
14:56:33  40 40.99 4.66
14:56:34  40 40.38 4.63
14:56:35  40 40.72 10.92
14:56:36  40 40.83 0.41
14:56:37  40 40.41 0
14:56:38  40 40.7 9.09
14:56:39  40 40.69 2.05
14:56:40  40 40.34 2.51
14:56:41  40 40.83 0
14:56:42  40 40.39 5.52
14:56:43  40 40.25 3.5
14:56:44  40 40.49 2.58
14:56:45  40 41.05 2.88
14:56:46  40 40.44 3.26
14:56:47  40 40.6 2.71
14:56:48  40 40.94 5.54
14:56:49  40 40.84 0
14:56:50  40 40.69 4.07
14:56:51  40 40.84 4.83
14:56:52  40 40.6 5.89
14:56:53  40 40.6 6.72
14:56:54  40 40.6 0.62
14:56:55 40 40.38 3.04
14:56:56 40 40.51 8.65
14:56:57 40 40.33 1.39
14:56:58 40 40.53 3.15
14:56:59 40 39.97 5.5
14:57:0 40 40.53 0.66
14:57:1 40 40.18 8.69
14:57:2 40 39.64 5.06
14:57:3 40 40.27 8.8
14:57:4 40 40.04 4.51
14:57:5 40 39.61 5.97
14:57:6 40 39.8 4.57
14:57:7 40 40.05 4.72
14:57:8 40 39.34 2.63
14:57:9 40 39.49 2.38
14:57:10 40 39.58 0
14:57:11 40 39.49 3.61
14:57:12 40 39.17 0
14:57:13 40 39.2 0.82
14:57:14 40 38.92 2.47
14:57:15 40 38.8 0.17
14:57:16 40 39.16 1.97
14:57:17 40 38.81 7.61
14:57:18 40 38.54 3.79
14:57:19 40 38.84 8.07
14:57:20 40 38.67 5.82
14:57:21 40 38.5 0.1
14:57:22 40 39.09 0
14:57:23 40 38.71 8.64
14:57:24 40 38.66 1.38
14:57:25 40 38.37 0
14:57:26 40 39.24 1.21
14:57:27 40 38.41 1.1
14:57:28 40 38.99 3.62
14:57:29 40 39.49 0
14:57:30 40 38.92 0
14:57:31 40 39.39 0
14:57:32 40 39.32 0.01
14:57:33 40 39.68 0.79
14:57:34 40 39.36 0
14:57:35 40 39.72 0
14:57:36 40 39.92 0
14:57:37 40 39.6 2.17
14:57:38 40 40.31 0
14:57:39 40 40.14 2.6
14:57:40 40 39.83 4.06
14:57:41 40 40.61 0
14:57:42 40 40.36 3.63
14:57:43 40 39.9 6.24
14:57:44 40 40.46 0.19
14:57:45 40 40.63 0.79
14:57:46 40 40.24 3.91
14:57:47 40 40.63 3.38
14:57:48 40 40.7 0.8
14:57:49 40 40.7 0
14:57:50 40 40.51 6.03
14:57:51 40 41.1 3.3
14:57:52 40 40.47 0
14:57:53 40 40.47 0
14:57:54 40 40.76 2.81
14:57:55 40 40.33 9.13
14:57:56 40 40.49 0
14:57:57 40 40.92 3.58
14:57:58 40 40.46 4.21
14:57:59 40 40.39 2.95
14:58:0 40 40.97 3.58
14:58:1 40 40.56 5.12
14:58:2 40 40.03 6.79
14:58:3 40 40.71 1.07
14:58:4 40 40.2 6.19
14:58:5 40 40.3 0
14:58:6 40 40.57 4.26
14:58:7 40 40.38 4.66
14:58:8 40 40.26 2.19
14:58:9 40 40.25 1.82
14:58:10 40 40.34 2.63
14:58:11 40 39.68 6.44
14:58:12 40 40.26 0
14:58:13 40 40.08 0.61
14:58:14 40 39.47 0.64
14:58:15 40 40.15 0.41
14:58:16 40 39.81 3
14:58:17 40 39.88 5.34
14:58:18 40 40.03 1.85
14:58:19 40 39.97 4.49
14:58:20 40 39.63 5.51
14:58:21 40 39.7 0
14:58:22 40 39.96 6.02
14:58:23 40 39.72 5.43
14:58:24 40 39.31 1.69
14:58:25 40 39.73 1.69
14:58:26 40 39.53 5.55
14:58:27 40 39.26 0
14:58:28 40 39.64 0.85
14:58:29 40 39.71 0
14:58:30 40 39.37 0.28
14:58:31 40 39.48 2.14
14:58:32 40 39.67 0.77
14:58:33 40 39.36 0
14:58:34 40 40.08 2.12
14:58:35 40 39.27 0
14:58:36 40 39.86 0
14:58:37 40 39.81 0.28
14:58:38 40 39.77 0
14:58:39 40 39.51 1.86
14:58:40 40 39.48 0
14:58:41 40 39.86 0.11
14:58:42 40 39.39 1.22
14:58:43 40 39.31 3.9
14:58:44 40 39.68 3.56
14:58:45 40 39.76 2.24
14:58:46 40 39.33 1.83
14:58:47 40 40.17 0.73
14:58:48 40 39.54 2.58
14:58:49 40 39.99 5.19
14:58:50 40 39.65 0.02
14:58:51 40 39.99 0
14:58:53 40 39.62 0
14:58:54 40 39.91 0
14:58:55 40 40.24 3.21
14:58:56 40 39.49 0
14:58:57 40 40.19 4.41
14:58:58 40 40.11 0
14:58:59 40 39.91 0
14:58:59 40 40.1 1.66

C.4 Data Aktual Tekanan Scrubber PV-3700 di CPA JOB


Pertamina – Petrochina Tuban 7 April 2016
Waktu SP (psia) PV (psia) OP (%)
14:56:0 73 74.49 49.59
14:56:1 73 74.13 49.23
14:56:2 73 73.93 49.59
14:56:3 73 73.62 46.47
14:56:4 73 73.79 48.61
14:56:5 73 72.78 48.43
14:56:6 73 72.61 49.08
14:56:7 73 72.49 51.23
14:56:8 73 72.03 50.61
14:56:9 73 71.82 51.64
14:56:10 73 71.64 52.89
14:56:11 73 71.41 53.19
14:56:12 73 71.2 54.17
14:56:13  73 71.2 54.18
14:56:14  73 71.13 55.35
14:56:15  73 71.16 57.11
14:56:16  73 71.24 57.59
14:56:17  73 71.34 57.94
14:56:18  73 71.53 58.98
14:56:19  73 71.76 58.89
14:56:20  73 71.96 58.34
14:56:21  73 72.19 60.68
14:56:22  73 72.42 60.31
14:56:23  73 72.57 59.65
14:56:24  73 72.87 61.01
14:56:25  73 73.02 59.14
14:56:26  73 73.31 59.11
14:56:27  73 73.47 58.53
14:56:28  73 73.68 59.19
14:56:29  73 73.66 60.19
14:56:30  73 73.84 58.91
14:56:31  73 73.88 56.34
14:56:32  73 73.93 57.62
14:56:33  73 73.84 56.79
14:56:34  73 73.86 56.16
14:56:35  73 73.89 56.14
14:56:36  73 73.79 56.67
14:56:37  73 73.6 55.78
14:56:38  73 73.36 56.13
14:56:39  73 73.24 55.58
14:56:40  73 72.94 55.39
14:56:41  73 72.77 55.88
14:56:42  73 72.57 55.34
14:56:43  73 72.31 56
14:56:44  73 72.09 57.72
14:56:45  73 72.01 58.91
14:56:46  73 71.79 59.44
14:56:47  73 71.65 60.08
14:56:48  73 71.59 60.42
14:56:49  73 71.31 62.29
14:56:50  73 71.29 62.08
14:56:51  73 71.17 62.08
14:56:52  73 71.19 64.73
14:56:53  73 71.15 66.29
14:56:54  73 71.07 67.92
14:56:55 73 71.12 67.71
14:56:56 73 71.15 69.68
14:56:57 73 71.16 68.34
14:56:58 73 71.32 70.56
14:56:59 73 71.44 71.76
14:57:0 73 71.68 72.58
14:57:1 73 71.88 72.75
14:57:2 73 72.17 73.53
14:57:3 73 72.4 72.69
14:57:4 73 72.72 72.74
14:57:5 73 73.03 73.07
14:57:6 73 73.38 71.14
14:57:7 73 73.72 69.77
14:57:8 73 74.14 69.98
14:57:9 73 74.25 68.43
14:57:10 73 74.71 66.65
14:57:11 73 75.01 65.44
14:57:12 73 75.17 64.81
14:57:13 73 75.49 64.11
14:57:14 73 75.63 62.34
14:57:15 73 75.81 60.49
14:57:16 73 75.65 59.11
14:57:17 73 75.78 56.88
14:57:18 73 75.61 58.44
14:57:19 73 75.55 55.97
14:57:20 73 75.43 54.64
14:57:21 73 75.26 54.47
14:57:22 73 75.06 51.54
14:57:23 73 74.78 51.26
14:57:24 73 74.56 51.81
14:57:25 73 74.3 49.7
14:57:26 73 74.02 50.06
14:57:27 73 73.78 49.83
14:57:28 73 73.55 49.86
14:57:29 73 73.13 49.92
14:57:30 73 72.84 50.84
14:57:31 73 72.53 49.49
14:57:32 73 72.17 49.83
14:57:33 73 71.86 52.2
14:57:34 73 71.76 52.18
14:57:35 73 71.57 52.99
14:57:36 73 71.61 54.17
14:57:37 73 71.54 56.95
14:57:38 73 71.59 55.13
14:57:39 73 71.8 57.48
14:57:40 73 71.75 57.47
14:57:41 73 71.84 58.56
14:57:42 73 72 59.36
14:57:43 73 72.18 57.78
14:57:44 73 72.19 58.94
14:57:45 73 72.37 58.99
14:57:46 73 72.45 58.58
14:57:47 73 72.54 59.86
14:57:48 73 72.67 58.96
14:57:49 73 72.79 58.46
14:57:50 73 72.96 61.35
14:57:51 73 72.88 58.84
14:57:52 73 72.99 58.6
14:57:53 73 73.03 58.69
14:57:54 73 72.96 58.84
14:57:55 73 73.1 59.24
14:57:56 73 73.26 59.98
14:57:57 73 73.18 58.66
14:57:58 73 73.08 58.39
14:57:59 73 73.31 58.33
14:58:0 73 73.21 58.46
14:58:1 73 73.15 58.72
14:58:2 73 73.16 56.86
14:58:3 73 73.12 57.58
14:58:4 73 73.06 57.51
14:58:5 73 73.38 57.87
14:58:6 73 73.12 57.71
14:58:7 73 73.18 58.11
14:58:8 73 73.28 58.61
14:58:10 73 73.27 58.14
14:58:11 73 73.26 56.54
14:58:12 73 73.35 57.48
14:58:13 73 73.43 56.13
14:58:14 73 73.42 56.38
14:58:15 73 73.63 54.78
14:58:16 73 73.55 55.41
14:58:17 73 73.56 55.3
14:58:18 73 73.61 54.07
14:58:19 73 73.54 53.89
14:58:20 73 73.62 55.05
14:58:21 73 73.52 54.2
14:58:22 73 73.37 54.78
14:58:23 73 73.22 54.31
14:58:24 73 73.15 52.64
14:58:25 73 73.08 53.63
14:58:26 73 72.95 54.71
14:58:27 73 72.73 56.01
14:58:28 73 72.59 54.39
14:58:29 73 72.73 53.78
14:58:30 73 72.5 53.9
14:58:31 73 72.47 56.06
14:58:32 73 72.44 57.17
14:58:33 73 72.32 55.88
14:58:34 73 72.44 56.57
14:58:35 73 72.49 55.02
14:58:36 73 72.43 58.05
14:58:37 73 72.4 58.53
14:58:38 73 72.59 58.26
14:58:39 73 72.64 57.22
14:58:40 73 72.91 59.14
14:58:41 73 73.06 57.02
14:58:42 73 73.19 56.83
14:58:43 73 73.36 56.14
14:58:44 73 73.49 55.68
14:58:45 73 73.63 55.37
14:58:46 73 73.94 54.49
14:58:47 73 73.96 54.17
14:58:48 73 74.16 54.02
14:58:49 73 74.01 53.02
14:58:50 73 73.97 52.83
14:58:51 73 73.94 52.89
14:58:52 73 73.84 51.76
14:58:53 73 73.67 51.82
14:58:54 73 73.44 51.24
14:58:55 73 73.11 51.91
14:58:56 73 72.93 53.21
14:58:57 73 72.7 54.71
14:58:58 73 72.42 53.26
14:58:59 73 72.24 53.57
14:59:0 73 72.05 55.36
LAMPIRAN D
D.1 Diagram Blok closed loop Pengendalian Tekanan dan Level
di perangkat lunak Simulink MATLAB
LAMPIRAN B
B.1 Process and Instrumentation Diagram (PID) Unit Cooler AC-3050 dan Gas Scrubber PV-3700 di CPA JOB Pertamina –Petrochina Tuban Jawa Timur

 
BIODATA PENULIS

Penulis yang memiliki nama lengkap


Prayogo Kukuh Rindiarto dilahirkan
di kota Jambi pada tanggal 21 Juli
1994 sebagai anak pertama dari
empat bersaudara pasangan orang tua
dengan ayah bernama Daryoto dan
ibu bernama Rini Panca Handayani.
Semasa kecil ayah penulis sering
dipindahtugaskan sehingga riwayat
pendidikan dasar penulis ditempuh di
tiga sekolah yang berbeda. Penulis
sempat mengenyam pendidikan di SD Az-Zahrah, Palembang
pada tahun (2000–2002), SD Harapan I Medan tahun (2002–
2003) dan pada tahun 2006, penulis menyelesaikan pendidikan
tingkat dasar di SD Muhammadiyah I Cileungsi, Bogor. Pada
tahun 2009 penulis menyelesaikan pendidikan tingkat
menengah di SMPN 1 Cileungsi, Bogor. Pendidikan tingkat
atas atas berhasil penulis selesaikan pada tahun 2012 di SMA
Al-Azhar 4 Bekasi. Pada tahun 2016 ini, penulis mampu
menyelesaikan gelar Sarjana Teknik di Program Studi S1
Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya. Semasa kuliah penulis aktif dalam organisasi
mahasiswa lingkup ITS menjabat sebagai wakil ketua Unit
Kegiatan Mahasiswa Fotografi ITS. Bagi pembaca yang
memiliki kritik, saran, atau ingin berdiskusi lebih lanjut
mengenai tugas akhir ini dapat menghubungi penulis melalui
email prayogokukuhrindiarto@gmail.com

Вам также может понравиться