Вы находитесь на странице: 1из 2

Reproduksi Lamun

Reproduksi lamun dapat dilakukan secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi
dengan terbentuknya stolon, sedangkan reproduksi seksual terjadi dengan terbentuknya
hydrophilus. Tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap pada lamun efektif
sebagai alat berbiak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya, lamun dapat berbunga,
berbuah dan menghasilkan biji.

Sebaran Lamun
Tumbuhan lamun merupakan tumbuhan laut yang mempunyai sebaran cukup luas mulai dari
benua Artik sampai ke benua Afrika dan Selandai Baru. Jumlah jenis tumbuhan ini mencapai 58
jenis di seluruh dunia (Kuo dan Me.Comb, 1989) dengan konsentrasi utama didapatkan di wilayah
Indo-Pasifik. Dari jumlah tersebut 16 jenis dari 7 marga diantaranya ditemukan di perairan Asia
Tenggara, dimana jumlah jenis terbesar ditemukan di perairan Filipina (16 Jenis) atau semua jenis
yang ada di perairan Asia Tenggara ditemukan juga di perairan Filipina.
Di Indonesia ditemukan jumlah jenis lamun yang lebih rendah dibandingkan Filipina, yaitu
sebanyak 12 jenis dari 7 marga, yaitu :

1. Cymodocea rotundata
2. Cymodocea serulata
3. Enhalus acoroides,
4. Halodule uninervis
5. Halodule pinifolia
6. Halophila minor
7. Halpohila ovalis
8. Halophila decipiens
9. Halophila spinulosa,
10. Thalassia hemprichii
11. Syiringodium isoetifolium
12. Thalassodendron ciliatum.

Ke-12 jenis menyebar di perairan Jawa, Sumatera, Bali, Klaimantan, Sulawesi, Maluku, NTT dan
Irian Jaya. Namun demikian terdapat dua jenis lamun yang diduga ada di Indonesia namun belum
dilaporkan yaitu Halophila beccarii dan Ruppia maritime (Kiswara, 1997). Dari beberapa jenis
yang ada di Indonesia, jenis lamun kayu (Thalassodendron ciliatum) penyebarannya sangat
terbatas dan terutama di wilayah timur perairan Indonesia, juga ditemukan di daerah terumbu tepi
di kepulauan Riau (Tomascik et a, 1997). Jenis-jenis lamun tersebut membentuk padang lamun
baik yang bersifat padang lamun monospesifik maupun padang lamun campuran yang luasnya
diperkirakan mencapai 300.000 km2 (Nienhuis, 1993). Thalassia hemprichii umum dijumpai di
daerah subtidal yang dangkal dan berlumpur. Thalassodendron ciliatum paling banyak dijumpai,
biasa tumbuh dengan spesies lain, dapat tumbuh hingga kedalaman 25 m. Seiring dijumpai pada
substrat berpasir. Sering mendominasi di zona subtidal dan berasosiasi dengan terumbu karang
sampai kedalaman 30 m, di lereng terumbu karang.
Dapus :

Kiswara W. (1997). Struktur Komunitas Padang Lamun Perairan Indonesia In: Inventarisasi dan
Evaluasi Potensi Laut-Pesisir, Geologi, Kimia, Biologi, dan Ekologi. Jurnal Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. X (2): 54-61
Tomascik, et.al. (1997). The Ecology of the Indonesian Sea part 2. Singapore: Peripilus Edition
NIENHUIS, P. 1993. Structure and functioning of Indoensian seagrass ecosystem, In:
Proceeding international seminar on coastal zone management of small island ecosystem, M.K.
MOOSA, H.H. DE IONGH, H.J.A, BLAUW and M.K.J. MORIMARNA (eds). Ambon,
Indonesia : 148–155.

Вам также может понравиться