Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Telah disetujui
Asisten Pendamping
INTISARI
Tanpa kita sadari, ada berjuta mikroorganisme hidup disekitar kita baik yang
bersifat patogen maupun non patogen. Salah satu cara untuk menghambat atau
membasmi mikroorganisme tersebut adalah dengan penggunaan disinfektan.
Disinfektan merupakan zat yang dapat menghambat dan memusnahkan
mikroorganisme dan biasanya ditunjukkan terhadap benda-benda mati seperti
lantai, piring dan pakaian. Tujuan praktikum ini adalah menentukan nilai MIC
dengan membandingkan daya kerjanya dengan fenol 5% berdasarkan perhitungan
koefisien fenol. Adapun metode yang digunakan pada praktikum ini yaitu
menggunakan pengujian Minimal Inhibitory Concentration (MIC) dengan
parameter ada tidaknya pertumbuhan mikroba pada tiap tabung reaksi yang berisi
medium NB dan uji koefisien fenol dengan mencampurkan disinfektan dengan
konsentrasi tertentu dengan bakteri kemudian membandingkan hasilnya dengan
fenol. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa uji koefisien fenol pada desinfektan
yaitu 1:110, dan untuk fenol 5% yaitu 1:80, sehingga diperoleh hasil 0,75. Hal ini
menunjukkan bahwa disinfektan merek “super desinfektan” efektif dalam
menghambat pertumbuhan mikroba karena memenuhi syarat yaitu KF ≥ 0,05.
PEMBAHASAN
Disinfektan adalah suatu zat yang mencegah infeksi dengan menghancurkan
mikroorganisme patogen, terutama istilah ini digunakan pada benda-benda mati1.
Sifat disinfektan yang ideal adalah efektivitas germisid tinggi, spektrum
antimikroba luas, efek letalnya cepat, dapat menembus ke celah-celah rongga dan
ke lapisan bawah organik, sifat kimiawi dan fisik stabil, harga murah dan mudah
didapat 1.
Nilai Koefisien fenol adalah hasil bagi dari faktor pengenceran tertinggi
disinfektan dengan faktor pengenceran tertinggi baku fenol yang masing-masing
dapat membunuh bakteri uji dalam jangka waktu 10 menit tapi tidak membunuh
dalam jangka waktu 5 menit.
Dalam penentuan nilai koefisien fenol ini digunakan super desinfektan.
Penentuan koefisien ini dilakukan dengan membandingkan daya mematikan atau
menghambat super desinfektan dengan larutan baku fenol 5% dengan
menggunakan biakan mikroba.
Persyaratan hasil, KF ≥ 0,05 (memenuhi syarat sebagai disenfektan), KF >
1 (disenfektan yang efektif), KF x 20 < angka pengenceran pada etiket (tidak
memenuhi syarat sebagai disinfektan), KF x 20 = angka pengenceran pada etiket
(memenuhi syarat sebafai disinfektan) 2.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa uji koefisien fenol pada desinfektan
yaitu 1:110, dan untuk fenol 5% yaitu 1:80, sehingga diperoleh hasil 0,75. Hal ini
menunjukkan bahwa disinfektan merek “super desinfektan” efektif dalam
menghambat pertumbuhan mikroba karena memenuhi syarat yaitu KF ≥ 0,05
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa desinfektan “super
desinfektan” efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena memenuhi
syarat sebagai desinfektan dengan hasil 0.75 sehingga KF ≥ 0,05 (memenuhi
syarat sebagai disenfektan)..
SARAN
Diharapkan dalam melakukan praktikum harus dengan ketelitian, dan
memperhatikan seluruh langkah praktikum.
DAFAR PUSTAKA
1. Staf Pengajar Departemen Farmakologi, 2008, “Kumpulan Kuliah
Farmakologi”. Buku Kedokteran EGC Jakarta
2. Sudarno, 2011, “Efektifitas Ekstrak Tanaman Meniran Sebagai
Antibakteri”. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Fakultas Perikanan dan
Kelautan, Universitas Airlangga Surabaya
3. Tri, 2015, “Uji Kepekaan Terhadap Antibiotik”. Bagian Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Lampung
4. Djide, Natsir, dkk, 2003. ”Mikrobiologi Farmasi Terapan”. Fak. MIPA-UH
: Makassar.
5. Fajriputri, h., 2014. “Uji Koefisien Fenol Produk Antiseptik Dan Disinfektan
Yang Mengandug Senyawa Aktif Benzalkonium Klorida”. Jakarta,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
6. Anonim., 2018. “Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi”. Makassar,
Universitas Muslim Indonesia.