Вы находитесь на странице: 1из 4

142

BAB IV

PEMBAHASAN

Kegiatan praktek keperawatan komunitas telah dilaksanakan oleh

mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (Program Ners) Fakultas

Kedokteran Universitas Syiah Kuala di Gampong Lampeuot kecamatan Banda

Raya Kota Banda Aceh mulai dari tanggal 18 Juni sampai dengan 20 Juli 2012.

Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan dikaitkan dengan konsep pelayanan

komunitas mengacu kepada konsep teori Community as Partner dari Mc. Farland.

A. Faktor Kekuatan

Dalam pelaksanaan pada tahap pengkajian Kepaniteraan Klinik

Keperawatan Senior (K3S) Komunitas, faktor-faktor yang menjadi kekuatan

yang dapat diidentifikasi diantaranya: adanya peran serta Musyawarah

Pimpinan Daerah Tingkat Kecamatan (Camat, Polisi Sektor dan Komando

Rayon Militer), pihak puskesmas, pihak perangkat Gampong, kader,

masyarakat dan pihak terkait lainnya. Peran serta masyarakat khususnya kader

yang berperan aktif merupakan sumber daya yang patut menjadi penilaian

kekuatan tersendiri, disamping adanya keterlibatan kader dan kepala dusun

dalam pengkajian dan perencanaan kegiatan untuk mengatasi masalah

kesehatan yang timbul di masyarakat bersama-sama dengan mahasiswa

sebagai fasilitator.

Berdasarkan hasil observasi didapatkan faktor kekuatan lain yaitu telah

adanya bidan Gampong (Bides) di Gampong Lampeuot sehingga


143

memudahkan mahasiswa untuk menerapkan perencanaan dan implementasi.

Salah satu faktor terpenting adalah masyarakat dapat menerima kedatangan

mahasiswa di Gampong mereka.

B. Faktor Kelemahan

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan, beberapa faktor

kelemahan yang dirasakan dalam menyusun perencanaan untuk mengatasi

masalah diantaranya : warga Gampong Lampeuot yang sebagian besar

merupakan buruh bangunan, jam kerjanya dari pagi hingga sore hari sehingga

terdapat beberapa kegiatan yang tidak mendapatkan partisipasi penuh dari

masyarakat dan kurangnya partisipasi dari kaum bapak-bapak selama

kegiatan, dimana banyak kegiatan didominasi oleh kaum ibu dan anak-anak,

padahal kaum bapak diharapkan juga dapat berperan aktif.

Faktor kelemahan lain yang dirasakan dalam pelaksanaan tindakan

diantaranya tidak semua kegiatan dapat mulai dilaksanakan sesuai dengan

waktu yang telah direncanakan sebelumnya karena masyarakat sering

terlambat datang.

Selain itu, kepala gampong juga kadang-kadang kurang bisa

memfasilitasi mahasiswa karena beliau mempunyai kesibukan lain yaitu

bertanggung jawab mengurus dayah. Posko mahasiswa, yaitu meunasah

Gampong Lampeuot, juga berada di seberang jalan terpisah dari perumahan

warga. Hal ini menyebabkan warga agak sulit untuk menuju ke posko karena

harus menyeberangi jalan raya yang ramai kendaraan.


144

C. Faktor Kesempatan

Selama dilakukan pengkajian yang menjadi faktor kesempatan yang

dirasakan antara lain adanya izin dari Kepala Gampong Lampeuot dan seluruh

perangkat Gampong yang siap membantu setiap ada kegiatan yang sudah

direncanakan bersama antara mahasiswa dan masyarakat. Selanjutnya, faktor

kesempatan yang dirasakan dalam perencanaan tindakan antara lain adanya

perhatian yang tinggi dari sebagian masyarakat Gampong Lampeuot dan

mereka siap menjadi penanggungjawab bersama mahasiswa.

Kemudian faktor yang dirasakan dalam pelaksanaan tindakan antara lain

adanya dukungan dari perangkat Gampong Lampeuot, bidan desa, kader serta

masyarakat sehingga setiap rencana kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik.

Selain itu juga, dalam penjadwalan masyarakat menyerahkan kepada

mahasiswa dengan koordinasi bersama kader dan kerjasama dari masyarakat.

Selanjutnya faktor kesempatan yang baik yang dirasakan oleh mahasiswa

yaitu pihak puskesmas mendukung dan membantu kegiatan yang

direncanakan oleh mahasiswa bersama masyarakat. Hal ini tampak dari

koordinasi dan kerjasama yang baik antara mahasiswa dan pihak puskesmas

dalam kegiatan Posyandu, penyuluhan imunisasi, dan acara lomba balita sehat.

D. Faktor Ancaman

Selama tahap pengkajian dilakukan, masyarakat merasa bahwa

kedatangan mahasiswa ke Gampong mereka hanya untuk bertanya-tanya saja

tentang kondisi kesehatan, namun tidak dapat membawa perubahan apapun

dan tidak dapat memberikan obat pada penyakit yang mereka derita. Selain
145

itu, masyarakat juga mengajukan permintaan pembagian obat secara gratis.

Ancaman lainnya adalah masyarakat belum mengenal keberadaan mahasiswa

di lingkungannya sehingga menimbulkan kesalahpahaman dalam tahap

pengkajian. Selain itu masyarakat juga masih menganggap mahasiswa K3S

(komunitas) PSIK sama dengan mahasiswa KKN dari bidang ilmu lainnya.

Вам также может понравиться