Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DISUSUN OLEH:
Waktu : 30 Menit
Kanthil
2. Pasien
A. Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara
optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan ,namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan seperti;
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari
hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada di
lingkungan runah sakit . Dengan demikian dengan melakukan permainan, anak akan
terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan
anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya ( distraksi ) dan relaksasi
dapat beradabtasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental,
bermain tidak juga terhenti pda saat anak sakit atau anak di rumah sakit ( Wong, 2009 ).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit anak diharapkan anak dapat
tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi.
2. Tujuan Khusus
a. Segi kognitif: anak mampu mengikuti intruksi yang di berikan oleh pemberi
intruksi.
b. Segi motorik: anak mampu mewarnai gambar yang disediakan oleh terapis.
G. Cara Permainan :
1. Seluruh peserta didampingi orang tua dikumpulkan di ruangan yang telah disediakan
oleh terapis.
b. Peserta mewarnai gambar yang telah disediakan oleh terapis sesuai dengan contoh
c. Kemudian peserta membuat gambar yang sudah di warnai menjadi wayang dengan
3. Setelah selesai permainan setiap peserta di beri reward karena telah kooperatif dalam
bermain.
H. Pengorganisasian kelompok
I. Setting Tempat :
Keterangan :
Moderator
Pemimpin Bermain
Fasilitator
Peserta
Observer
Dokumentator
J. Rencana Pelaksanaan
4. Menyampaikan media
5. Menyampaikan kontrak
waktu
lain.
3. Menjelaskan
kembali tentang
permainan beserta
alat-alatnya
4. Memberikan kertas
orang tua.
5. Meminta anak-anak
untuk memulai
mewarnai gambar
yang sudah
disediakan.
3. Mengucapkan
terimakasih
4. Mengucapkan salam
K. Materi : Terlampir
L. Evaluasi
1. Persiapan
c) Ketepatan waktu.
2. Proses
c) Respon anak selama bermain (Kontak mata, kehadiran penuh, antusiasme anak
selama bermain).
3. Hasil
B. Fungsi bermain
Fungsi bermain menurut Adriana (2011) berfungsi untuk merangsang
perkembangan sensorimotor, perkembangan intelektual, sosialisasi, kreativitas, kesadaran
diri, nilai moral dan manfaat terapeutik.
1) Perkembangan sensorimotor: aktivitas sensorimotor adalah komponen utama bermain
pada semua usia. Permainan aktif penting untuk perkembangan otot dan bermanfaat
untuk melepaskan kelebihan energi. Melalui stimulasi taktil, auditorius, visual dan
kinestetik, bayi memperoleh kesan. Todler dan prasekolah sangat menyukai gerakan
tubuh dan mengeksplorasi segala sesuatu di ruangan.
6) Nilai moral: anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya terutama dari
lingkungan. Melalui aktivitas bermain anak memperoleh kesempatan untuk menerapkan
nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di lingkungannya. Anak juga akan belajar
nilai moral dan etika, belajar membedakan sesuatu dan bertanggung jawab.
7) Manfaat terapeutik: bermain bersifat terapeutik pad aberbagai usia. Bermain bersifat
terapeutik pada berbagai usia. Bermain memberikan sarana untuk melepaskan diri dari
ketegangann dan stress yang dihadapi di lingkungan. Dalam bermain, anak dapat
mengekspresikan emosi dan melepaskan impuls yang tidak dapat diterima dalam cara
yang dapat diterima masyarakat. Melalui bermain anak-anak mampu
mengkomunikasikan kebutuhan, rasa takut, kecemasan dan keinginan mereka kepada
pengamat yang tidak dapat mereka ekspresikan
3) Alat permainan: untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai dengan
umur dan taraf perkembangan anak.
4) Ruangan untuk bermain: ruangan tidak usah terlalu besar, anak juga bisa bermain
di halaman atau di tempat tidur disesuaikan dengan keadaan anak.
6) Teman bermain: anak harus yakin bahwa ia mempunyai teman bermain. Anak
dapat bermain dengan orang tua, teman sebaya atau saudara sehingga anak tidak
kehilangan kesempatan dalam bersosialisasi
c. Menyiapkan alat
Tahap Orientasi:
a. Memberikan salam dan menyapa nama anak.
b. Memperkenalkan diri.
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan terapi bermain clay therapy.
d. Menanyakan persetujuan dan kesiapan anak sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja:
a. Memberi petunjuk pada anak mengenai cara bermain clay therapy
e. Meminta anak menceritakan apa yang dilakukan atau dibuatnya dengan clay.
b. Mencuci tangan
DAFTAR PUSTAKA
Andriana, Dian. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Soetjiningsih, dkk. (2014). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia