Вы находитесь на странице: 1из 21

Pengaruh Persistensi Laba, Alokasi Pajak Antar Periode, Ukuran Perusahaan,

Pertumbuhan Laba Dan Profitabilitas Terhadap Kualitas Laba


(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI 2010-2012)

By :
Sri Mala Afni
Dra. Vince Ratnawati, M.Si., Ak, Bkp., CA
Yessi Mutia Basri, SE., M.Si., Ak., CA

Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia


e-mail : srimalaafni@yahoo.com

Effect earnings persistence, inter-period tax allocation, firm size, the growth of profit
and profitability to earning quality
(Empirical study in the manufacturing companies listed on the stock exchange from 2010-2012)

ABSTRACT

This study was conducted to examine empirically the effect of earnings persistence,
inter-period tax allocation, firm size, the growth of profit and profitability of the earnings
quality.

The population used in this study is manufacturing companies listed in indonesia


stock exchange during the period 2010-2012, with a total population of 157 companies . This
study used purpose sampling method , with a total sample of 36 companies . The method of
analysis used in this study is the method of multiple linear regression analysis with spss
version 17.

Based on this research, it turns out the data normality test is not met, therefore the
data transformation using the natural logarithm ( LN ) so that the data met the normality test .
From the results of this study indicate that the earnings persistence and firm size significant
negative effect on the earning quality. Inter- period tax allocation and the growth of profit
significant positive effect on the earning quality . While profitability does not affect the
earning quality. The magnitude of the effect that ( ) in this study was 21.3 % , while the
remaining 78.7 % is influenced by other variables not examined in this study.

Keywords: Earnings Persistence, Inter-Period Tax Allocation, Firm Size, The Growth of
Profit, Profitability And Earnings Quality

PENDAHULUAN suatu perusahaan dalam suatu periode


tertentu sehingga pihak-pihak yang
Laporan keuangan merupakan berkepentingan terhadap
salah satu media yang dapat digunakan perkembangan suatu perusahaan dapat
untuk meneliti kondisi kesehatan mengetahui keadaan keuangan dari
perusahaan. Laporan keuangan laporan keuangan yang telah disusun
berisikan data-data yang dapat dan disajikan oleh perusahaan.
menggambarkan keadaan keuangan Informasi laba menjadi bagian dari

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 1


laporan keuangan yang dianggap tinggi. ERC adalah reaksi atas laba
paling penting, sebab informasi yang diumumkan (published) oleh
tersebut secara umum dipandang perusahaan. Reaksi ini mencerminkan
sebagai representasi kinerja kualitas dari laba yang dilaporkan
manajemen pada periode tertentu. perusahaan. Tinggi rendahnya ERC
Namun laba yang tidak menunjukkan sangat ditentukan kekuatan responsif
informasi yang sebenarnya tentang yang tercermin dari informasi
kinerja manajemen dapat menyesatkan (goods/bad news) yang terkandung
pihak pengguna laporan. Jika laba dalam laba (Sefrita, 2011).
yang seperti ini digunakan oleh
investor untuk membentuk nilai pasar Ada beberapa penelitian yang
perusahaan, maka laba tidak dapat mengukur kualitas laba dengan
menjelaskan nilai pasar perusahaan menggunakan ERC antara lain Arfan
yang sebenarnya, Boediono (2005) dan Antasari (2008), Irawati (2012),
dalam Susanti dkk (2010). Jang dkk (2007), Suaryana (2005), dan
Naimah dan Utama (2006),
Pentingnya informasi laba bagi mengindikasikan bahwa besaran ERC
para pemakainya menjadikan tiap menunjukkan kualitas earning
perusahaan berlomba-lomba untuk perusahaan.
terus meningkatkan labanya. Untuk
melakukan peningkatan laba yang Persistensi laba merupakan
dianggap sehat harus dilakukan secara suatu ukuran yang menjelaskan
benar guna mencapai tujuan. Namun, kemampuan perusahaan untuk
tidak sedikit ada pihak-pihak tertentu mempertahankan jumlah laba yang
yang lebih memilih melakukan cara diperoleh saat ini sampai masa
yang tidak sehat untuk mencapai mendatang. Semakin tinggi persistensi
tujuannya. Berkembangnya isu praktek laba maka semakin tinggi kualitas
manipulasi laba yang terjadi pada saat laba. Hal ini berarti laba yang
sekarang ini tidak jarang dilakukan dihasilkan suatu perusahaan
oleh pihak manajemen perusahaan berkualitas. Sehingga dapat diambil
yang mengetahui kondisi yang ada kesimpulan bahwa persistensi laba
didalam perusahaan. Hal ini berpengaruh positif signifikan
dimaksudkan untuk menarik para terhadap kualitas laba, Jang dkk
investor agar menginvestasikan (2007). Namun menurut penelitian
dananya pada perusahaan mereka. yang dilakukan Romasari (2013)
Kejadian ini mengakibatkan laba persistensi laba tidak berpengaruh
perusahaan dianggap tidak berkualitas terhadap kualitas laba.
(Irawati, 2012).
Alokasi pajak antar periode
Kualitas laba merupakan laba menerapkan hasil penerapan konsep
yang ada dalam laporan keuangan akuntansi akrual yang tercermin dari
yang mencerminkan kinerja keuangan jumlah beban dan penghasilan pajak
perusahaan yang sesungguhnya tangguhan yang dilaporkan bersamaan
(Irawati, 2012). Informasi laba dapat dengan beban pajak kini dalam laporan
dikatakan berkualitas apabila reaksi laba rugi, Romasari (2013). Hasil
pasar yang ditunjukkan dari Earning penelitian yang dilakukan Romasari
Response Coefficient (ERC) juga (2013) ini menyatakan bahwa alokasi

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 2


pajak antar periode berpengaruh labanya. Dengan demikian, semakin
signifikan negatif terhadap kualitas besar ukuran perusahaan, semakin
laba. tinggi kepercayaan investor sehingga
meningkatkan ERC.
Ukuran atau skala perusahaan
menunjukkan total aktiva yang Porter (1980) dan Fijrijanti dan
dimiliki perusahaan. Sebuah Hartono (2001) dalam Arfan dan
perusahaan yang ukurannya besar dan Antasari (2008) menyatakan bahwa
sahamnya tersebar luas, biasanya perusahaan bertumbuh memiliki
memiliki kekuatan tersendiri dalam pertumbuhan margin, laba, dan
menghadapi masalah bisnis dan penjualan yang tinggi. Perusahaan
kemampuan perusahaan untuk bertumbuh cenderung memiliki
menghasilkan laba lebih tinggi karena leverage dan kebijakan dividen yang
usaha atau bisnisnya didukung oleh lebih rendah dibandingkan dengan
aset yang besar sehingga kendala perusahaan tidak bertumbuh, dan
perusahaan seperti peralatan yang kelompok perusahaan yang bertumbuh
memadai dan sebagainya dapat diatasi secara signifikan merupakan
(Sawir, 2003). perusahaan yang lebih besar, Gaver &
Gaver (1993) dan Fijrijanti dan
Menurut Robey dan Carola Hartono (2001) dalam Arfan dan
(1994) dalam Arfan dan Antasari Antasari (2008).
(2008) sebuah ukuran organisasi akan
lebih mudah dipahami dengan melihat Pertumbuhan laba
jumlah pekerja yang ada dalam sebuah dimungkinkan ada pengaruh dengan
organisasi, sedangkan volume kualitas laba perusahaan karena jika
penjualan, keadaan keuangan atau aset perusahaan yang memiliki kesempatan
fisik dan penyebaran secara geografis bertumbuh terhadap labanya berarti
menjadi indikator dari ukuran kinerja keuangan perusahaan tersebut
organisasi. Dalam penelitian yang baik dan dimungkinkan juga memiliki
dilakukan Irawati (2012) ukuran kesempatan bertumbuh terhadap
perusahaan yang diuji secara simultan kualitas labanya. Maka pertumbuhan
menyatakan bahwa ukuran perusahaan laba berpengaruh positif terhadap
berpengaruh terhadap kualitas laba. kualitas laba, Irawati (2012).
Pertumbuhan laba dihitung dengan
Menurut Jang dkk (2007) cara mengurangi laba periode sekarang
ukuran perusahaan (Company Size) dengan laba periode sebelumnya
berpengaruh positif secara signifikan kemudian dibagi dengan laba pada
terhadap kualitas laba. Hal ini berarti periode sebelumnya, Warsidi dan
semakin tinggi ukuran perusahaan pramuka (2000) dalam Sukmana
maka semakin tinggi pula kualitas laba (2012). Penelitian Naimah dan Utama
yang dihasilkan. Hal ini bisa (2006) mengambil kesimpulan bahwa
disebabkan investor lebih memiliki pertumbuhan laba berpengaruh positif
kepercayaan pada perusahaan besar terhadap koefisien respon laba.
karena perusahaan besar dianggap Perusahaan yang mengalami
mampu untuk terus meningkatkan perumbuhan tinggi mempunyai
kinerja perusahaannya dengan koefisien respon laba yang lebih besar
berupaya meningkatkan kualitas dibanding dengan perusahaan yang

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 3


mempunyai pertumbuhan rendah, hal profitabilitas terhadap kualitas laba
ini konsisten dengan collins dan menyatakan bahwa profitabilitas
kothari (1989) dan charitou et al berpengaruh terhadap kualitas laba.
(2001) dalam Naimah dan Utama Pendapat yang sama juga diungkapkan
(2006) yang menyatakan hubungan dalam penelitian Naimah dan Utama
positif pertumbuhan dengan ERC. (2006) yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap
Profitabilitas perusahaan kualitas laba.
merupakan kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya Penelitian ini mengacu pada
dengan penjualan, total aktiva, maupun penelitian terdahulu yakni penelitian
modal sendiri (Riyanto, 2001). Naimah dan Utama (2006) dan Arfan
Profitabilitas merupakan salah satu dan Antasari (2008) yang juga menguji
faktor yang mempengaruhi kualitas tentang faktor-faktor yang
laba yang semestinya mendapat mempengaruhi kualitas laba yang
perhatian penting karena untuk dapat diukur dengan ERC. Letak perbedaan
melangsungkan hidupnya, suatu penelitian ini dengan penelitian yang
perusahaan harus berada dalam dilakukan sebelumnya adalah
keadaan yang menguntungkan . Tanpa menambah dua variabel independen
adanya keuntungan (profit), maka akan yaitu persistensi laba dan alokasi pajak
sulit bagi perusahaan untuk menarik antar periode. Adapun alasan peneliti
modal dari luar. Kemampuan menambah variabel independen
perusahaan untuk menghasilkan laba tersebut karena berdasarkan penelitian
dalam kegiatan operasinya merupakan sebelumnya yang dilakukan oleh
fokus utama dalam penilaian prestasi Romasari (2013) menyatakan bahwa
perusahaan karena laba perusahaan alokasi pajak antar periode
selain merupakan indikator berpengaruh signifikan negative
kemampuan perusahaan memenuhi terhadap kualitas laba. Sedangkan
kewajiban bagi penyandang dananya persistensi laba tidak berpengaruh
juga merupakan elemen dalam terhadap kualitas laba. Namun hasil
penciptaan nilai perusahaan yang penelitian Jang dkk (2007)
menunjukkan prospek perusahaan menyatakan bahwa persistensi laba
dimasa yang akan datang. berpengaruh positif signifikan
terhadap kualitas laba. Oleh karena itu
Profitabilitas dalam penelitian penulis ingin melakukan penelitan
ini diukur menggunakan Return On kembali mengenai pengaruh
Assets (ROA) yaitu tingkat keuntungan persistensi laba dan alokasi pajak antar
setelah pajak dibagi dengan total periode terhadap kualitas laba.
assets. Return On Assets (ROA) juga
sering disebut sebagai rentabilitas Berdasarkan latar belakang
ekonomis yang merupakan ukuran diatas, maka penulis mencoba untuk
kemampuan perusahaan dalam melakukan penelitian dengan judul
menghasilkan laba dengan semua penelitian “Pengaruh Persistensi
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, Laba, Alokasi Pajak Antar Periode,
Sutrisno (2000) dalam Syafitri (2010). Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Menurut penelitian Sukmana (2012) Laba, dan Profitabilitas Terhadap
yang meneliti tentang pengaruh Kualitas Laba (Studi Empiris Pada

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 4


Perusahaan Manufaktur Yang 1. Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2010-2012)” mulai dari tahun 2010-2012.
2. Perusahaan yang mengumumkan
Perumusan Masalah laporan keuangan tahunan
lengkap yang berakhir 31
Berdasarkan latar belakang di
Desember dari tahun 2010-2012
atas, maka penelitian ini difokuskan
dan tepat waktu menyampaikan
pada permasalahan mengenai apakah
laporan keuangan yakni selambat-
persistensi laba, alokasi pajak antar
lambatnya 31 Maret dan telah di
periode, ukuran perusahaan,
audit.
pertumbuhan laba, dan profitabilitas
3. Memiliki harga saham harian tiga
bepengaruh terhadap kualitas laba ?
hari sebelum dan tiga hari setelah
tanggal pengumuman laporan
Tujuan Penelitian
keuangan serta satu hari saat
Penelitian ini bertujuan untuk
pengumuman.
menguji secara empiris mengenai
4. Perusahaan yang melaporkan
pengaruh persistensi laba, alokasi
alokasi pajak antar periode
pajak antar periode, ukuran
berdasarkan PSAK No. 46 (yaitu
perusahaan, pertumbuhan laba, dan
melaporkan penghasilan atau
profitabilitas terhadap kualitas laba.
beban pajak tangguhan dan
menyajikannya secara terpisah
dengan beban pajak kini) selama
3 tahun berturut-turut dalam
kurun waktu tahun 2010-2012.
5. Laporan keuangan disajikan
dalam satuan mata uang rupiah.
METODE PENELITIAN
6. Memiliki data yang lengkap yang
Populasi , Sampel dan Teknik mendukung penelitian.
Pengambilan Sampel
Berdasarkan kriteria tersebut,
Populasi dalam penelitian ini diperoleh sampel sebanyak 36
adalah perusahaan Manufaktur yang perusahaan. Data diperoleh dari
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Annual Report yang di akses melalui
tahun 2010-2012. Jumlah populasi situs www.idx.co.id.
dalam penelitian ini ada 157 Jenis dan Sumber Data
perusahaan Manufaktur. Teknik
pengambilan sampel dilakukan secara Data yang dikumpulkan untuk
purposive sampling dengan tujuan penelitian ini adalah data sekunder
untuk mendapatkan sampel yang yang meliputi laporan keuangan secara
representative sesuai dengan kriteria lengkap yang disediakan oleh bursa
yang ditentukan. Adapun kriteria yang efek indonesia untuk tahun buku yang
digunakan untuk memilih sampel berakhir tanggal 31 desember dari
adalah sebagai berikut : tahun 2010-2012. Data laporan
tahunan (annual report) perusahaan
dapat diperoleh melalui www.idx.com
dan publikasi Pusat Pasar Modal

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 5


Indonesia berupa Indonesian Capital pengumuman
Market Directory (ICMD). Sumber laporan keuangan)
data lain yang mendukung tujuan : abnormal return
penelitian ini dapat berupa buku teks, perusahaan i pada hari t
artikel seminar/simposium, artikel
jurnal, artikel surat kabar dan data Abnormal return diperoleh dari :
sumber lain dari internet. =
Dimana :
Pengukuran Variabel
: abnormal return
1. Variabel Dependen perusahaan i pada periode ke- t
: return perusahaan pada
Variabel dependen dalam periode ke- t
penelitian ini adalah kualitas laba. : return pasar pada periode
Kualitas laba dapat diindikasikan ke- t
sebagai kemampuan informasi laba
memberikan respon kepada pasar. Untuk mencari abnormal return,
Pada umumnya untuk mengetahui terlebih dahulu harus mencari
kualitas laba yang baik diukur dengan returns saham harian dan returns
menggunakan Earning Response pasar harian.
Cofficient (ERC).
Ada beberapa tahapan yang Returns saham harian dihitung
perlu dilakukan sebelum melakukan dengan rumus :
pengujian hipotesa, yaitu : ( )/
1. Menghitung variabel Dimana :
Cumulative Abnormal : returns saham perusahaan
Return (CAR) dengan i pada hari t
rumus:
: harga penutupan saham i
pada hari t
( ) ∑
: harga penutupan saham i
pada hari t-1
Dimana :
Return pasar harian dihitung
( ) : penelitian ini sebagai berikut :
mengukur return
abnormal tiga hari =( - )/
disekitar tanggal
pengumuman dan Dimana :
pada tanggal
: returns pasar harian
pengumuman (t-3,
: indeks harga saham
t, t+3). (3 hari
gabungan pada hari t
sebelum, 1 hari
tanggal publikasi : indeks harga saham
dan 3 hari setelah gabungan pada hari t-1
tanggal

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 6


1. Unexpected earnings (UE), penghasilan dan beban pajak
dihitung menggunakan model tangguhan yang dilaporkan
random-walk seperti dilakukan dalam laba rugi, kemudian
oleh Beaver dan Ryan (1987) serta membaginya dengan jumlah
Collins dan Kothari (1989) dalam laba akuntansi sebelum pajak,
Riduwan (2004). Unexpected skala data yang digunakan
earnings diukur dengan rumus dengan rasio.
sebagai berikut : c. Pertumbuhan laba dapat
UE : diketahui dengan cara
mengurangkan laba periode
Dimana : sekarang dengan laba periode
sebelumnya kemudian dibagi
: laba setelah pajak dengan laba periode
perusahaan i pada tahun t sebelumnya.
d. Profitabilitas dihitung
: laba setelah pajak menggunakan Return On
perusahaan t sebelum tahun t Assets (ROA) yang merupakan
perbandingan antara earning
2. Earnings Response Coefficient after tax dengan total assets
(ERC) akan dihitung dari slope (ROA).
pada hubungan CAR dengan UE
yaitu :
= + +
Metode Analisis Data
Dimana : Metode analisis data yang
: abnormal return digunakan untuk menguji hipotesis
kumulatif perusahaan i adalah metode regresi linear berganda
selama periode amatan (multiple regression). Regresi linear
3 hari dari publikasi berganda adalah regresi dimana
laporan keuangan variabel terikatnya (Y) dihubungkan
: konstanta atau dijelaskan lebih dari satu variabel
: ERC nya bebas (X).
: unexpected earnings Regresi linear berganda
: komponen eror dalam dihitung dengan menggunakan rumus :
model atas perusahaan i pada
periode t. Y= + + +
+ + +e
2. Variabel Independen
Dimana :
a. Persistensi laba akuntansi ini Y = Kualitas Laba
diukur menggunakan koefisien = Konstanta
regresi antara laba akuntansi ( ) = Koefisien Regresi
periode sekarang dengan laba = Persistensi Laba
akuntansi periode yang lalu. = Alokasi Pajak Antar
b. Alokasi pajak antar periode Periode
diukur dengan melihat besaran = Ukuran Perusahaan

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 7


= Pertumbuhan Laba dengan kesalahn pengganggu pada
= Profitabilitas periode t-1 (periode sebelumnya). Jika
= Standar Error ada berarti terdapat autokorelasi.
Dalam penelitian ini keberadaan
Uji Normalitas Data autokorelasi diuji dengan Durbin
Watson (DW) test.
Uji normalitas data bertujuan
untuk menguji apakah dalam model Uji Heterokedastisitas
regresi, variabel pengganggu atau
residual mempunyai distribusi normal Pengujian heterokedastisitas
(Ghozali,2001). Menurut Gujarati dalam model regresi dilakukan untuk
(1999), alat diagnotis yang digunakan mengetahui apakah dalam model
untuk memeriksa data yang memiliki regresi terjadi ketidaksamaan variance
distribusi normal adalah plot peluang dari residual satu pengamatan ke
normal (normal probability plot). pengamatan yang lain, Ghozali (2005)
Normal probability plot ini dilakukan dan primadona Yulia Hendri (2006)
dengan membandingkan nilai dalam Suriyaningsih (2010). Untuk
observasi (observased normal) dengan melihat ada atau tidaknya gangguan
nilai yang diharapkan dari distribusi heterokedastisitas, maka dapat dilihat
normal (expected normal). melalui pola diagram pencar
(scatterplot).
Pengujian Hipotesis (Uji t)
Uji Asumsi Klasik
Hipotesis menyatakan
Uji Multikolinearitas hubungan yang diduga secara logis
antara dua variabel atau lebih dalam
Pengujian ini bertujuan untuk rumusan proporsi yang dapat diuji
menguji apakah di dalam model secara empiris. Uji statistik t ini
regresi ditemukan adanya korelasi digunakan untuk menguji tingkat
antar variabel bebas (independent). signifikansi pengaruh masing-masing
Jika ada, berarti terdapat variabel independen terhadap variabel
multikolonearitas. Model regresi yang dependen secara parsial. Kesimpulan
baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang diambil dalam uji t ini adalah
di antara variabel independen. Batasan dengan melihat signifikansi (α )
nilai teoritis yang menunjukkan tidak dengan ketentuan jika α > 5% maka
terjadinya multikolinearitas adalah H0 diterima dan jika α < 5% maka H0
tolerance > 0,1 dan VIF <10. ditolak.
Uji Autokorelasi Uji Koefisien Determinasi (R2)
Autokorelasi merupakan Koefisien determinansi ( )
korelasi antara nilai residual time adalah koefisien yang menunjukkan
series pada waktu yang berbeda. presentase pengaruh semua variabel
Autokorelasi bertujuan untuk menguji independen terhadap variabel
apakah dalam sebuah model regresi dependen (Gujarati, 1995). Presentase
linear ada korelasi antara kesalahan tersebut menunjukkan seberapa besar
pengganggu (error) pada periode t variabel independen (persistensi laba,

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 8


alokasi pajak antar periode, Ukuran Dari hasil uji normalitas
Perusahaan, Pertumbuhan Laba, dan dengan menggunakan grafik histogram
Profitabilitas) dapat menjelaskan dan normal probability plot, dapat
variabel dependen (kualitas laba yang dilihat bahwa sebaran data tidak
diukur dengan ERC). Semakin besar berada pada garis diagonal. Banyak
koefisien determinansinya, semakin data yang melenceng jauh dari garis
baik variabel independen dalam diagonal tersebut. Hal ini
menjelaskan variabel dependennya. menunjukkan jika distribusi data tidak
normal. Untuk mengatasi hal ini, maka
HASIL PENELITIAN DAN
peneliti melakukan transformasi data
PEMBAHASAN
dengan melakukan logaritma natural.
Hasil Penelitian Transformasi data bertujuan untuk
meningkatkan interpretasi dan
Penelitian ini dilakukan di kecocokannya dengan kesimpulan data
Bursa Efek Indonesia dengan lainnnya, memperoleh kesimetrian dan
menetapkan perusahaan manufaktur menstabilkan sebaran serta
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia meningkatkan hubungan linier antara
tahun 2010-2012 sebagai populasi dua variabel atau lebih (Cooper et al,
penelitian. Dari 157 perusahaan 1993 dalam Anita, 2009).
manufaktur yang terdaftar di Bursa Setelah dilakukan transformasi
Efek Indonesia tahun 2010-2012 data dengan melakukan logaritma
diperoleh sampel sebanyak 36 natural dapat dilihat bahwa titik-titik
perusahaan. menyebar disekitar garis diagonal dan
penyebarannya mengikuti arah garis
Dari hasil statistik deskriptif diagonal. Dengan demikian dapat
dapat di lihat bahwa nilai rata-rata dinyatakan bahwa penyebaran data
untuk variabel Kualitas Laba adalah - mendekati normal atau memenuhi
4.1212136 dengan standar deviasi asumsi normalitas.
2.42632155. Persistensi Laba dengan
rata-rata -0.1542040 dengan standar Hasil Uji Asumsi Klasik
deviasi 0.74687502. Alokasi Pajak Hasil Uji Multikolinearitas
Antar Periode dengan rata-rata - Berdasarkan hasil uji
3.1104054 dengan standar deviasi multikolinearitas, variabel persistensi
1.67641522. Ukuran Perusahaan laba memiliki nilai VIF sebesar 1.278,
dengan rata-rata 2.5057025 dengan alokasi pajak antar periode memiliki
standar deviasi 0.09765973. nilai VIF sebesar 1.114, ukuran
Pertumbuhan Laba dengan rata-rata - perusahaan memiliki nilai VIF sebesar
1.2727878 dengan standar deviasi 1.071, pertumbuhan laba memiliki
1.45288463. Profitabilitas dengan nilai VIF sebesar 1.238 dan
rata-rata -3.5733130 dengan standar profitabilitas memiliki nilai VIF
deviasi 1.65204395. sebesar 1.034.

Metode Analisis Data Hasil Uji Autokorelasi


Dari hasil uji autokorelasi
Hasil Uji Normalitas Data dapat dilihat bahwa diperoleh nilai
Durbin-Watson sebesar 1.830.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 9


model penelitian ini bebas dari arah hubungan yang positif.
autokorelasi karena nilai DW terletak Dengan arti setiap ada kenaikan
direntang -2 < DW < 2. satu satuan variabel Alokasi Pajak
Antar Periode, maka Kualitas
Uji Heterokedastisitas Laba akan naik sebesar 0.283
dengan anggapan variabel lain
Berdasarkan grafik plot
konstan.
dibawah menunjukkan bahwa
4. Koefisien regresi sebesar -6.193
penyebaran titik – titik secara acak dan
menunjukkan besarnya variabel
tidak membentuk suatu pola tertentu
Ukuran Perusahaan terhadap
sehingga dapat disimpulkan bahwa
Kualitas Laba. Tanda negatif
dalam model regresi tidak terjadi
menunjukkan koefisien arah
heterokedastisitas.
hubungan yang negatif. Dengan
arti setiap ada kenaikan satu
satuan variabel Ukuran
Perusahaan, maka Kualitas Laba
akan turun sebesar -6.193 dengan
Pengujian Model Regresi anggapan variabel lain konstan.
5. Koefisien regresi sebesar 0.497
Y = 13.124 – 0.634 + 0.283 - menunjukkan besarnya variabel
6.193 + 0.497 + 0.087 + e Pertumbuhan Laba terhadap
Berdasarkan persamaan regresi Kualitas Laba. Tanda positif
diatas, maka dapat dijelaskan sebagai menunjukkan koefisien arah
berikut : hubungan yang positif. Dengan
1. Konstanta sebesar 13.124 satuan arti setiap ada kenaikan satu
menunjukkan peningkatan satuan variabel Pertumbuhan
Kualitas Laba jika variabel Laba, maka Kualitas Laba akan
Persistensi Laba, Alokasi Antar naik sebesar 0.497 dengan
Periode, Ukuran Perusahaan, anggapan variabel lain konstan.
Pertumbuhan Laba Dan 6. Koefisien regresi sebesar 0.087
Profitabilitas di anggap konstan. menunjukkan besarnya variabel
2. Koefisien regresi sebesar -0.634 Alokasi Pajak Antar Periode
menunjukkan besarnya variabel terhadap Kualitas Laba. Tanda
Persistensi Laba terhadap Kualitas positif menunjukkan koefisien
Laba. Tanda negatif menunjukkan arah hubungan yang positif.
koefisien arah hubungan yang Dengan arti setiap ada kenaikan
negatif. Dengan arti setiap ada satu satuan variabel Alokasi Pajak
kenaikan satu satuan variabel Antar Periode, maka Kualitas
Persistensi Laba, maka Kualitas Laba akan naik sebesar 0.087
Laba akan turun sebesar -0.634 dengan anggapan variabel lain
dengan anggapan variabel lain konstan.
konstan.
3. Koefisien regresi sebesar 0.283 Hasil Pengujian Hipotesis
menunjukkan besarnya variabel
Alokasi Pajak Antar Periode Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
terhadap Kualitas Laba. Tanda
positif menunjukkan koefisien

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 10


Dari hasil pengolahan data tidak berpengaruh terhadap Kualitas
diperoleh sebesar -2.011 Laba. Menurut Romasari (2013) hal ini
dengan nilai p-value yang diperoleh dapat terjadi karena ada beberapa
dari kolom significant sebesar 0.047 perusahaan yang tergolong persisten
dan koefisien β sebesar -0.634. Nilai memiliki kualitas laba yang rendah.
alpha yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 0.05, sedangkan Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
nilai (n-k=108-5-1=102;0.05) Dari hasil pengolahan data
adalah 1.983. Dengan demikian diperoleh sebesar 2.162 dengan
< dan p-value < alpha, nilai p-value yang diperoleh dari
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kolom significant sebesar 0.033 dan
ditolak, dan diterima. Hal ini koefisien β sebesar 0.283 dengan arah
menunjukkan bahwa variabel positif. Nilai alpha yang digunakan
Persistensi Laba berpengaruh dalam penelitian ini adalah 0.05,
signifikan negatif terhadap Kualitas sedangkan (n-k=108-5-
Laba. 1=102;0.05) adalah 1.983. Dengan
Hasil penelitian ini sejalan demikian > dan p-value <
dengan hasil penelitian yang dilakukan alpha, maka dapat ditarik kesimpulan
Ali dan Zarowin (1992) yang hasil
bahwa ditolak dan diterima.
penelitiannya menunjukkan bahwa
Hal ini menunjukkan bahwa variabel
Persistensi Laba berpengaruh negatif
Alokasi Pajak Antar Periode
terhadap Kualitas Laba. Menurut Ali
berpengaruh signifikan positif
dan Zarowin (1992) hal ini disebabkan
terhadap Kualitas Laba.
beberapa analisa sebelumnya terhadap
Hasil penelitian ini
hubungan antara ERC dan persistensi
bertentangan dengan hasil penelitian
laba adalah berlebihan.
yang dilakukan oleh Romasari (2013)
Persistensi laba
dan Riduwan (2004), yang
menggambarkan suatu ukuran yang
menunjukkan bahwa alokasi pajak
dapat menjelaskan bagaimana
antar periode berpengaruh signifikan
kemampuan sebuah perusahaan dapat
negatif terhadap kualitas laba. Di
mempertahankan jumlah laba yang
dalam penelitian Riduwan (2004)
diperoleh saat ini sampai pada saat
menyatakan bahwa salah satu alasan
yang akan datang. Terjadinya
mengapa alokasi pajak antar periode
hubungan negatif antara persistensi
berpengaruh signifikan negatif
laba terhadap kualitas laba dapat
terhadap kualitas laba adalah
disebabkan karena dalam satu
dikarenakan investor belum
perusahaan tidak selamanya laba
sepenuhnya mampu
dalam keadaan persisten dari tahun ke
menginterpretasikan dengan baik
tahun. Adakalanya perusahaan
tentang substansi penghasilan (beban)
mengalami kenaikan laba pada tahun
pajak tangguhan yang dilaporkan
sekarang ini, namun pada tahun
dalam laporan laba-rugi.
berikutnya mengalami penurunan laba.
Jika dilihat dari sudut pandang
Hasil penelitian ini
akuntansi akrual, penghasilan pajak
bertentangan dengan penelitian yang
tangguhan yang dilaporkan dalam
dilakukan Romasari (2013), yang
laporan laba-rugi tahun berjalan secara
menunjukkan bahwa Persistensi Laba

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 11


substansial merefleksikan tentang: (a) (beban) pajak tangguhan yang
adanya penghematan pembayaran dilaporkan dalam laporan laba-rugi.
pajak yang masih akan diperoleh Sehingga alokasi pajak antar periode
perusahaan pada tahun-tahun berpengaruh signifikan positif
mendatang, atau (b) adanya terhadap kualitas laba.
penghematan pembayaran pajak yang
telah diperoleh perusahaan lebih dulu Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga
pada tahun-tahun yang lalu. Demikian
Dari hasil pengolahan data
pula, beban pajak tangguhan yang
dilaporkan dalam laporan laba-rugi diperoleh sebesar -2.809
tahun berjalan secara substansial juga dengan nilai p-value yang diperoleh
merefleksikan tentang: (a) adanya dari kolom significant sebesar 0.006
beban pajak yang masih harus dibayar dan koefisien β sebesar -6.193 dengan
oleh perusahaan pada tahun-tahun arah negatif. Nilai alpha yang
mendatang, atau (b) adanya beban digunakan dalam penelitian ini adalah
pajak yang sudah dibayar lebih dulu 0.05, sedangkan nilai (n-k=108-
oleh perusahaan pada tahun-tahun 5-1=102;0.05) adalah 1.983. Dengan
yang lalu. Kekurang-mampuan demikian < dan p-value <
investor untuk menginterpretasikan alpha, maka dapat ditarik kesimpulan
substansi penghasilan (beban) pajak bahwa ditolak, dan diterima.
tangguhan tersebut, akan mendorong Hal ini menunjukkan bahwa variabel
investor untuk lebih berhati-hati dalam Ukuran Perusahaan berpengaruh
merespon laba akuntansi. Walaupun signifikan negatif terhadap Kualitas
investor menyadari bahwa penghasilan Laba.
(beban) pajak tangguhan merupakan
hasil dari proses akuntansi akrual, Hasil penelitian ini sesuai
tetapi karena tidak didukung oleh dengan penelitian yang dilakukan oleh
kemampuan untuk Diantimala (2008) dan Barth et al
menginterpretasikan substansinya, (1998), Chollins Kothari (1989),
maka keinformatifan laba akuntansi Bushan (1989), dan Atiase (1985)
bagi investor menjadi berkurang. dalam Naimah dan Shiddarta (2006:7)
Berkurangnya keinformatifan laba yang menemukan bahwa ukuran
akuntansi tersebut akan mengurangi perusahaan berhubungan negatif
kebermanfaatan informasi laba bagi dengan ERC. Hubungan negatif ini
investor. Oleh karena itu, respon terjadi karena banyaknya informasi
investor terhadap laba akuntansi yang tersedia sepanjang tahun pada
(ERC) akan terpengaruh secara negatif perusahaan-perusahaan besar,
oleh pelaporan penghasilan (beban) sehingga pada saat pengumuman laba,
pajak tangguhan tersebut. pasar menjadi kurang bereaksi.
Jadi, dalam penelitian dapat
Namun penelitian ini tidak
disimpulkan bahwa sebenarnya
sesuai dengan penelitian yang
investor yang ada dalam perusahaan
dilakukan oleh Romasari (2013), hasil
manufaktur yang terdaftar di BEI
penelitiannya menunjukkan bahwa
tahun 2010-2012 sudah sepenuhnya
ukuran perusahaan tidak berpengaruh
mampu menginterpretasikan dengan
terhadap kualitas laba. Menurut
baik tentang substansi penghasilan
Romasari (2013) ukuran perusahaan

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 12


tidak berpengaruh secara signifikan yang terus bertumbuh, dengan mudah
terhadap kualitas laba, dikarenakan menarik modal dan hal ini merupakan
investor menganggap bahwa sumber pertumbuhan. Sehingga
perusahaan yang besar belum tentu informasi laba perusahaan akan
memberikan keuntungan, bisa saja mendapatkan respon yang positif oleh
perusahaan tersebut juga memiliki para pemodal. Selain itu menurut
hutang yang besar untuk mendanai Collins dan Kothari (1989) dan
kegiatan operasional perusahaan. Charitou et al (2001) dalam Naimah
dan Siddharta (2006) mengungkapkan
Hasil Pengujian Hipotesis Keempat bahwa Perusahaan yang mengalami
pertumbuhan tinggi akan mampu
Dari hasil pengolahan data
menyelesaikan proyek-proyeknya.
diperoleh sebesar 3.116, Karenanya, peningkatan laba akan
dengan nilai p-value yang diperoleh direspon positif oleh pemodal.
dari kolom significant sebesar 0.002 Hasil penelitian ini
dan koefisien β sebesar 0.497 dengan bertentangan dengan hasil penelitian
arah positif. Nilai alpha yang yang dilakukan oleh Jang (2007), yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menunjukkan bahwa pertumbuhan
0.05. Sedangkan (n-k=108-5- laba tidak berpengaruh positif dan
1=102;0.05) adalah 1.983. Dengan secara signifikan berpengaruh negatif
demikian > dan p-value < terhadap kualitas laba.
alpha, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa ditolak dan diterima. Hal Hasil Pengujian Hipotesis Kelima
ini menujukkan bahwa variabel
Dari hasil pengolahan data
Pertumbuhan Laba berpengaruh
signifikan positif terhadap Kualitas diperoleh sebesar 0.680 dengan
Laba. nilai p-value yang diperoleh dari
Hasil penelitian ini sejalan kolom significant sebesar 0.498 dan
dengan hasil penelitian yang dilakukan koefisien β sebesar 0.087 dengan arah
Irawati (2012) dan Chollins dan yang positif. Nilai alpha yang
Khotari (1989) dalam Naimah dan digunakan dalam penelitian ini adalah
Shiddarta (2006) yang hasil 0.05, sedangkan nilai (n-k=108-
penelitiannya menunjukkan bahwa 5-1=102;0.05) adalah 1.983. Dengan
pertumbuhan laba berpengaruh positif demikian < dan p-value
terhadap kualitas laba. Adanya > alpha, maka dapat ditarik
pengaruh antara pertumbuhan laba kesimpulan bahwa diterima, dan
dengan kualitas laba dikarenakan jika ditolak. Hal ini menunjukkan
perusahaan yang memiliki kesempatan bahwa variabel Profitabilitas tidak
bertumbuh terhadap labanya berarti berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan tersebut Kualitas Laba.
baik dan dimungkinkan juga memiliki
kesempatan bertumbuh terhadap Hasil penelitian ini sejalan
kualitas labanya. dengan hasil penelitian yang dilakukan
Hubungan positif antara Arfan dan Ira (2008) dan
pertumbuhan laba terhadap kualitas Murwaningsari (2008). Hasil
laba menunjukkan bahwa perusahaan penelitian menunjukkan bahwa secara
parsial profitabilitas tidak berpengaruh

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 13


signifikan terhadap ERC (yang Menurut Gujarati (1995) dalam
dijadikan sebagai alat ukur). Anita (2009) menyatakan bahwa nilai
koefisien determinasi (R square) yang
Namun hasil penelitian ini rendah bukan berarti model penelitian
bertentangan dengan hasil penelitian tidak bagus. Oleh karena itu, peneliti
yang dilakukan oleh Naimah dan sebaiknya lebih memperhatikan lagi
Shiddharta (2006) dan Sukmana bagaimana sebenarnya hubungan
(2012), yang menunjukkan bahwa antara variabel dependen dan
profitabilitas berpengaruh terhadap independen secara logis dan teoritis,
kualitas laba. Profitailitas serta tingkat signifikansi penelitian.
menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba. Brigham dan KESIMPULAN, KETERBATASAN
Houston (2001) dala Sukmana (2012) DAN SARAN
menyatakan bahwa perusahaan dengan
tingkat pengembalian yang tinggi atas Kesimpulan
investasi menggunakan hutang yang
Hasil penelitian terhadap
kecil. Tingkat pengembalian yang
model penelitian dan pengujian
tinggi memungkinkan untuk
hipotesis yang diajukan dalam
membiayai sebagian besar kebutuhan
penelitian ini menghasilkan beberapa
pendanaan dengan dana yang
kesimpulan sebagai berikut :
dihasilkan secara internal.
1. Hasil pengujian normalitas data
Hasil Uji Koefisien Determinan ( menunjukkan bahwa variabel
Adj. ) kualitas laba (ERC sebagai alat
ukur) tidak berdistribusi normal.
Nilai Adjusted ( ) Untuk mengatasi hal ini, maka
peneliti melakukan transformasi
merupakan ukuran yang digunakan
data dengan melakukan logaritma
untuk menilai seberapa baik suatu
natural pada data yang tidak
model yang digunakan dapat
normal. Hasil pengujian asumsi
menjelaskan variabel dependennya
klasik menunjukkan bahwa model
memberikan hampir semua informasi
regresi terbebas dai
yang dibutuhkan untuk memprediksi
multikolinearitas,
variasi dependen (Ghozali (2007)
heterokedastisitas, dan
dalam Sefrita (2011). Hasil
autokorelasi.
perhitungan analisis regresi Adjusted R
2. Hasil pengujian hipotesis pertama
square ( ) sebesar 0,213. Hal ini
menunjukkan bahwa persistensi
menunjukkan bahwa besarnya
laba berpengaruh signifikan
pengaruh variabel Persistensi Laba,
negatif terhadap kualitas laba pada
Alokasi Pajak Antar Periode, Ukuran
perusahaan manufaktur yang
Perusahaan, Pertumbuhan Laba dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Profitabilitas terhadap Kualitas Laba
tahun 2010-2012.
yang diterangkan oleh model
3. Hasil pengujian hipotesis kedua
persamaan ini adalah sebesar 21,3 %
menunjukkan bahwa alokasi pajak
dan sisanya 78,7 % dijelaskan oleh
antar periode berpengaruh
variabel lain yang tidak dimasukkan
signifikan positif terhadap kualitas
dalam model regresi.
laba pada perusahaan manufaktur

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 14


yang terdaftar di Bursa Efek ukuran perusahaan,
Indonesia tahun 2010-2012. pertumbuhan laba, dan
4. Hasil pengujian hipotesis ketiga profitabilitas saja, sedangkan
menunjukkan bahwa ukuran variabel lain yang juga
perusahaan berpengaruh memiliki hubungan dengan
signifikan negatif terhadap kualitas laba tidak teramati.
kualitas laba pada perusahaan Hal ini dapat dilihat pada nilai
manufaktur yang terdaftar di yang hanya 21,3%, yang
Bursa Efek Indonesia tahun 2010- berarti bahwa masih ada
2012. variabel lain yang juga
5. Hasil pengujian hipotesis keempat memiliki hubungan dengan
menunjukkan bahwa pertumbuhan kualitas laba perusahaan
laba berpengaruh signifikan sebesar 78,7% yang dapat
positif terhadap kualitas laba pada diikutsertakan dalam penelitian
perusahaan manufaktur yang selanjutnya.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010-2012. Saran
6. Hasil pengujian hipotesis kelima
menunjukkan bahwa profitabilitas Dengan memperhatikan
tidak berpengaruh terhadap kesimpulan dan keterbatasan diatas,
kualitas laba pada perusahaan penulis menyarankan untuk:
manufaktur yang terdaftar di 1. Penelitian ini hanya menggunakan
Bursa Efek Indonesia tahun 2010- periode pengamatan tahun 2010-
2012. 2012, Bagi peneliti selanjutnya
disarankan untuk menggunakan
Keterbatasan periode pengamatan yang lebih
lama untuk bisa menghasilkan
Adapun keterbatasan – data yang lebih akurat.
keterbatasan yang ada dalam 2. Dalam penelitian ini hanya
penelitian ini, antara lain : menggunakan sampel Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di
1. Periode pengamatan dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2010-
penelitian ini tidak terlalu 2012. Peneliti selanjutnya
panjang, sehingga penelitian disarankan agar dapat menambah
yang telah dilakukan belum perusahaan dibidang yang lain
memberikan gambaran yang sehingga hasilnya lebih valid dan
maksimal. mempertinggi daya uji empiris.
2. Perusahaan yang diteliti hanya 3. Peneliti selanjutnya yang tertarik
pada sektor manufaktur saja untuk melakukan penelitian di
sedangkan sektor lainnya tidak bidang yang sama agar dapat
teramati, berarti bisa menambahkan variabel
diikutsertakan pada penelitian independen yang diperkirakan
selanjutnya. akan berpengaruh terhadap
3. Variabel yang diikutsertakan kualitas laba, sehingga
dalam penelitian ini hanya kemampuan generalisasi hasil
variabel persistensi laba, penelitian semakin baik.
alokasi pajak antar periode,

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 15


DAFTAR PUSTAKA Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Dasar-
Dasar Manajemen Keuangan.
Anita. 2009. Pengaruh Asimetri Buku 1 Edisi 10. Jakarta
Informasi dan Leverage :Salemba Empat.
Terhadap Kualitas Laba.
Skripsi Mahasiswa Fakultas Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011.
Ekonomi Universitas Riau. Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta : Penerbit Salemba
Arfan, Muhammad dan Ira Antasari. Empat.
2008. Pengaruh Ukuran,
Pertumbuhan, dan Indra, A. Zubaidi, Agus Zahron, dan
Profitabilitas Perusahaan Ana Rosianawati. 2011.
Terhadap Koefisien Respon Analisis Faktor-Faktor Yang
Laba Pada Emiten Manufaktur Mempengaruhi Earnings
di BEJ. Jurnal Telaah dan Riset Response Coefficient (ERC).
Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol. 16 No.1.
Atarwaman, Rita J. D .2011. Analisis
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Indriantoro, Nur dan Bambang
Profitabilitas, dan Kepemilikan Supomo. 2002. Metode
Manejerial Terhadap Praktik Penelitian Bisnis Untuk
Perataan Laba yang Dilakukan Akuntansi dan Manajemen.
Oleh Perusahaan Manufaktur BPFE. Yogyakarta.
pada Bursa Efek Indonesia
(BEI). Jurnal Ilmu Ekonomi. Irawati, Dian Eka. 2012. Pengaruh
Vol. 2 No.2. Struktur Modal, Pertumbuhan
Laba, Ukuran Perusahaan Dan
Bambang, Riyanto. 2001. Dasar-dasar Likuiditas Terhadap Kualitas
Pembelajaran Perusahaan. Laba. Accounting Analysis
Edisi Keempat. Cetakan Journal.
Ketujuh. BPFE Yogyakarta.
Yogyakarta. Jang, Lesia, Bambang Sugiarto, dan
Dergibson Siagian. 2007.
Bukhori, Iqbal. 2012. Pengaruh Good Faktor-Faktor Yang
Corporate Governance Dan Mempengaruhi Kualitas Laba
Ukuran Perusahaan Terhadap Pada Perusahaan Manufaktur
Kinerja Perusahaan. Skripsi di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Indonesia. Vol.6 No.2 :142-
Universitas Diponegoro. 149.
Diantimala, Yossi. 2008. Pengaruh Murwaningsari, Etty. 2008. Beberapa
Akuntansi Konservatif, Ukuran factor yang mempengaruhi
Perusahaan, dan Default Risk Earning Response Coefficient
Terhadap Koefisien Respon (ERC). Simposium Nasional
Laba (ERC). Jurnal Telaah dan Akuntansi (SNA) ke XI.
Riset Akuntansi. Vol. 1 No. 1 Pontianak.
:102-122.

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 16


Naimah, Zahroh dan Siddharta dan Pertumbuhan Laba
Utama.2006. Pengaruh Ukuran Terhadap Kualitas Laba Pada
Perusahaan, Pertumbuhan, Perusahaan Real Estate and
dan Profitabilitas Perusahaan Property yang Terdaftar di
Terhadap Koefisien Respon BEI. Skripsi Mahasiswa
Laba dan Koefisien Nilai Pada Fakultas Ekonomi Universitas
Perusahaan Manufaktur di Riau.
BEJ. Simposium Nasional
Akuntansi (SNA IX) : Padang. Septyana, Festy Vita. 2011. Pengaruh
Alokasi Pajak Antar Periode
Rachmawati, Andri dan Drs. Hanung Berdasarkan PSAK No.46
Triatmoko, M.Si, A.K.. 2007. Terhadap Koefisien Respon
Analisis Faktor-Faktor Yang Laba (ERC). Jurnal
Mempengaruhi Kualitas Laba
dan Nilai Perusahaan. Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud
Simposium Nasional Akuntansi Mahfoedz. 2006. Mekanisme
X. Makasar. Corporate Governance,
Kualitas Laba dan Nilai
Rachmawati, Yacob Supomo dan Perusahaan. Simposium
Nurul Qomariyah. 2006. Nasional Akuntansi IX.
Pengaruh Asimetri Informasi Padang.
Terhadap Manajemen Laba.
Simposium Nasional Akuntansi Simamora, Henry. 2000. Akuntansi
(SNA IX): Padang. Basis Pengambilan Keputusan
Bisnis. PT Salemba Empat.
Riduwan, Akhmad. 2004. Pengaruh Jakarta.
Alokasi Pajak Antar Periode
Berdasarkan PSAK No. 46 Suaryana, Agung. 2005. Pengaruh
Terhadap Koefisien Respon Komite Audit Terhadap
Laba Akuntansi. Simposium Kualitas Laba. Simposium
Nasional Akuntansi VII. Bali 2- Nasional Akuntansi VIII. Solo.
3 Desember. pp 220-245.
Sukmana, Dedi . 2012. Pengaruh
Romasari, Sonya. 2013. Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage,
Persistensi Laba, Struktur Pertumbuhan Laba, Dan
Modal, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Terhadap
Dan Alokasi Pajak Antar Kualitas Laba. Skripsi
Periode Terhadap Kualitas Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Laba. Jurnal. Universitas Riau.
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Suriyaningsih. 2010. Pengaruh Komite
Keuangan dan Perencanaan Audit, Asimetri Informasi, dan
Keuangan Perusahaan. PT Ukuran Perusahaan Terhadap
Gramedia Pustaka Utama. Kualitas Laba Pada Perusahan
Jakarta Manufaktur Yang Terdaftar di
BEI Tahun 2008. Skripsi
Sefrita, Winda. 2011. Pengaruh Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Ukuran Perusahaan, Leverage, Universitas Riau.

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 17


Susanti, Angraheni Niken SE. , Prof. Market Value Added (MVA),
Dr. Hj. Rahmawati, M.Si, Ak dan Profitabilitas terjadap
dan Dra. Y. Anni Aryani, M. Return Saham pada
Pof. Acc. Ak, Ph.D. 2010. Perusahaan Industri dan
Analisis Pengaruh Mekanisme Perdagangan di BEI tahun
Corporate Governance 2007-2009. Skripsi Mahasiswa
Terhadap Nilai Perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas
Dengan Kualitas Laba Sebagai Riau.
Variabel Intervening Pada
Perusahaan Manufaktur yang Wisnumurti, Adhika. 2010. Analisis
Terdaftar di Bursa Efek Pengaruh Corporate
Indonesia Periode 2004-2007. Governance Terhadap
Simposium Nasional Keuangan Hubungan Asimetri Informasi
I tahun 2010. Dengan Praktik Manajemen
Laba. Skripsi Mahasiswa
Syafitri, Dewi. 2010. Pengaruh Fakultas Ekonomi Universitas
Economic Value Added (EVA), Diponegoro.
Lampiran

Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kualitas Laba -4.1212136 2.42632155 108
Persistensi Laba -.1542040 .74687502 108
Alokasi Pajak Antar Periode -3.1104054 1.67641522 108
Ukuran Perusahaan 2.5057025 .09765973 108
Pertumbuhan Laba -1.2727878 1.45288463 108
Profitabilitas -3.5733130 1.65204395 108

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 18


Variabel Tolerance VIF Keterangan
Persistensi Laba .782 1.278

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 19


Alokasi Pajak Antar Periode .898 1.114 Bebas dari
Ukuran Perusahaan Multikolinearitas
.934 1.071
Pertumbuhan Laba .808 1.238
Profitabilitas .967 1.034

b
Model Summary

Change Statistics

Adjuste Std. Error R


Mod R dR of the Square F Sig. F Durbin-
el R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson

1 .499 .249 .213 215.295. .249 6.779 5 102 .000 1.830


a
704

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Persistensi Laba, Ukuran Perusahaan, Alokasi Pajak Antar
Periode, Pertumbuhan Laba
b. Dependent Variable: LnERC

a
Coefficients
Standardi
zed
Unstandardize Coefficie
d Coefficients nts
Std.
Erro
Model B r Beta T Sig.
1 (Constant) 13.124 5.53 2.370 .020
8
Persistensi -.634 .315 -.195 - .047
Laba 2.011
Alokasi Pajak .283 .131 .196 2.162 .033
Antar Periode
Ukuran -6.193 2.20 -.249 - .006
Perusahaan 5 2.809
Pertumbuhan .497 .159 .297 3.116 .002
Laba

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 20


Profitabilitas .087 .128 .059 .680 .498

JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 21

Вам также может понравиться