Вы находитесь на странице: 1из 2

2.

1 Definisi Perdarahan
Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah akibat rusaknya pembuluh
darah. Perdarahan dapat terjadi di dalam tubuh (perdarahan internal), seperti ruptur
organ ataupun pembuluh darah besar, ataupun di luar tubuh (perdarahan eksternal)
seperti perdarahan melalui vagina, mulut, rectum, atau melalui luka dari kulit
(Lammers, 2009). Apabila perdarahan telah mencapai 15% dari total estimasi jumlah
darah tubuh, maka diperlukan pergantian cairan untuk mengembalikan kehilangan
darah yang keluar akibat perdarahan. Kehilangan darah melebihi 15% dari total
estimasi jumlah darah tubuh akan menyebabkan terjadinya hipoperfusi jaringan
dan mengarah kepada keadaan syok hemoragik (Leksana, 2007).
2.2 patofis perdarahan
2.2 Patofisiologi
Saat terjadi perdarahan dibawah 10% dari jumlah estimasi darah dalam
tubuh, mekanisme kompensasi tubuh akan mengatasi kekurangan volume cairan yang
hilang, namun secara klinis tidak terlihat nyata dikarenakan volume darah yang hilang
pun tidaklah banyak. Saat tubuh kehilangan darah lebih dari 15% dari volume darah
yang beredar, tubuh akan segera memindahkan volume sirkulasinya dari organ
non vital (organ-organ pencernaan, kulit, otot) ke organ-organ vital (otak dan
jantung) untuk menjamin perfusi yang cukup ke organ-organ vital. Saat terjadi
perdarahan akut, curah jantung dan denyut nadi akan turun akibat penurunan volume
darah yang menyebabkan penurunan venous return dan volume preload jantung.
Hal ini dapat menyebabkan hipoperfusi ke seluruh jaringan tubuh apabila tidak
dikompensasi dengan baik. Perubahan ini akan mengaktivasi baroreseptor di arcus
aorta dan atrium. Selanjutnya akan terjadi peningkatan aktivitas simpatis pada
jantung sebagai mekanisme kompensasi dari penurunan preload, yaitu
peningkatan denyut jantung, b, terjadi pula respon neurohormonal sebagai
mekanisme kompensasi. Pelepasan hormon kortikotropin akan merangsang pelepasan
glukokortikoid dan beta-endorphin. Hipofisis pars posterior akan melepas
vasopressin, yang akan meretensi air di tubulus distalis ginjal. Kompleks
Jukstamedula akan melepas renin, sebagai respon dari penurunan mean arterial
pressure (MAP) akibat penurunan jumlah darah dalam tubuh dan meningkatkan
pelepasan aldosteron yang berperan dalam reabsorpsi natrium dan air, sehingga 0
serangkaian aktivitas di atas dalam menjaga MAP tetap stabil. Ginjal dapat mentoleransi
penurunan aliran darah sampai 90% dalam waktu singkat, serta pasokan aliran darah
pada saluran cerna akan turun karena mekanisme vasokonstriksi yang
dicetuskan nervus splanchnicus. Namun, proses kompensasi akan berlanjut pada fase
dekompensata, yaitu saat organ-organ vital seperti jantung dan otak mengalami
kelemahan akibat mekanisme kompensasi yang panjang. Maka pemberian
resusitasi awal dan tepat waktu dapat mencegah kerusakan organ tubuh yang
irreversibel akibat kompensasinya dalam pertahanan tubuh (Pujo et al., 2013;
Udeani, 2013).

2.3 Perdarahan
Klasifikasi Derajat

Вам также может понравиться