Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alkohol merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki rumus R-OH, dapat dianggap
sebagai turunan hidroksi dari alkana R – H, maupun sebagai turunan alkil dari air H –
OH.
Suatu senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang sama dengan alcohol adalah
fenol. Dimana gugus fungsi tersebut melekat pada suatu cincin aromatik. Dalam banyak
hal mempunyai kesamaan sifat yang besar, terutama sifat fisiknya.
Pada praktikum kali ini, kita akan mempelajari beberapa sifat fisika dan kimia dari
alkohol dan fenol dan membedakan antara alkohol primer, sekunder, dan tersier dengan
mereaksikan alkohol dan fenol dengan beberapa pereaksi, yaitu Na2CO3 dan NaHCO3,
dengan natrium, dan dengan FeCl3. Dan melarutkan alkohol dan fenol dalam air dan n-
heksana untuk mengetahui kelarutan dari alkohol dan fenol.
B. Rumusan Masalah
C. Maksud Praktikum
Mempelajari beberapa sifat kimia dari alcohol dan fenol dengan membedakan antara
alcohol premier, sekunder, dan tersier.
D. Tujuan Praktikum
Untuk membedakan reaksi-reaksi alcohol dan fenol dengan reagen tertentu dan
mengetahui perbedaan antara alcohol primer, sekunder, dan tersier.
E. Manfaat Praktikum
Seorang praktikan bisa mengetahui sifat fisika dan kimia dari alcohol dan fenol serta
membedakan antara alcohol primer, sekunder, dan tersier.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Alcohol adalah turunan hidroksil dari alkana R – H, maupun sebagai turunan alkil dari
air. Terdapat di alam terutama dalam bentuk ester. Merupakan senyawa yang banyak
penggunaannya, terutama sebagai pelarut senyawa organik, disamping itu pembuat
senyawa-senyawa organic yang lain. Berdasarkan cara pembuatan maupun reaksi-
reaksinya, alcohol merupakan senyawa hidroksida turunan dari alkana atau air (Besari,
1998).
Alkohol merupakan kelompok senyawa organik yang cukup populer dan rumus
molekulnya secara umum dapat dituliskan sebagai R-OH, dengan R- adalah gugus alkil
dan gugus hidroksil –OH sebagai gugus fungsi. Fenol mempunyai struktur yang hampir
mirip dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik. Dan
dengan Ar- (sebagai aril) maka rumus umum fenol dituliskan Ar-OH (Fessenden, 1997).
Karena merupakan turunan alkana, maka kemungkinan atom hydrogen yang digantikan
oleh gugus hidroksi dapat satu atau lebih, sehingga dikenal (Besari, 1998) :
b. Polihidroksi alcohol, yaitu alcohol yang mengandung lebih dari satu gugus hidroksi.
Atom oksigen yang bervalensi dua, biasa satu atau keduanya berikatan dengan karbon,
bila satu berikatan dengan hydrogen dan lain terikat dengan karbon C – O – H. bentuk
senyawa ini merupakan senyawa organic hidroksilat. Ini yang disebut gugus fungsi
hidroksil (OH-). Bila gugus –OH terikat pada atom alifatis disebut alcohol, alifatik dan
bila gugus O – H terikat pada cincin aromatis disebut fenol. Sifat kimia keduanya ini
berbeda, alcohol alifatis dapat dibagi berdasarkan dimana gugus O – H terikat pada atom
karbon : yaitu primer, sekunder, dan tersier.
Fenol mempunyai gugus yang seperti alcohol akn tetapi gugus fungsinya melekat
langsung pada cincin aromatic. Tata namanya biasanya dipergunakan nama lazim dengan
akhiran –ol. Fenol mempunyai sifat-sifat, yaitu (Riawan, 1990) :
b. Mudah dioksidasi
c. Member reaksi-reaksi berwarna dengan FeCl3
b. Gugus –OH pada fenol terikat [ada cincin aromatic sedang pada alcohol terikat pada
atom terbuka, gugus OH pada arometik sulit disubtitusi pada alcohol biasa disubtitusi.
c. Gugus –OH pada aromatik (fenol) sulit tersubtitusi dibandingkan gugus –OH pada
alcohol.
Keasaman dari fenol dapat dilihat dari resonansi molekul feno. Elektron bebas dari atom
oksigen tertarik kedalam inti benzena dan terdistribusi merata ke seluruh molekul
akibatnya atom oksigen bermuatan positif dan melepaskan proton. Dengan adanya
molekul air, sifat keasaman fenol dapat dilihat (Tim Dosen Kimia Organik, 2004)
Metanol yang diubah menjadi metanal digunakan untuk membuat polimer. Disamping
itu, methanol juga digunakan sebagai pelarut dan untuk membuat senyawa organic lain
seperti ester.
Etanol tidak beracun, tetapi bersifat memabukkan dan menyebabkan kantuk karena
menekan aktivitas otak atas. Dalam kehidupan sehari-hari, alcohol dapat kita temukan
dalam spiritus, dalam alcohol rumah tangga dalam tape maupun miniman beralkohol.
Butil hidroksitoluena (BHT) merupakan turunan sintetik dari fenol yang digunakan
sebagai pengawet makanan. Turunan fenol lainnnya yaitu timol digunakan sebagai
antiseptik dalam pembuatan obat kumur (Wilbraham, 1992)
B. Uraian Bahan
Rumus struktur : H – OH
mempunyai rasa
Kelarutan : Tidak larut dalam air,larut dalam Alcohol, etil dan eter
BM / RM : 60 / CH3COOH
asam, tajam
gliserol P
BM / RM : 162,2 / FeCl3
Rumus mlekul :
Cl Cl
Fe
Cl
warna jingga
BM / RM : 94,11 / C6H5OH
Rumus struktur :
OH
BM / RM : 32 gr/mol / CH3OH
Rumus struktur : H – Cl
hilang.
Rumus struktur :
O
terbakar.
dalam eter P.
H – Na
–C–O
Kegunaan : antasidum
Rumus struktur : Cl – Zn – Cl
kloroform, benzena.
2. Masing – masing isi tabung reaksi dengan 0,5 ml air (1) dan n-heksana (2)
3. Tambahkan 3 – 5 tetes alkohol primer pada tabung (1), 3 – 5 tetes alkohol sekunder
pada tabung (2) dan 3 – 5 tetes tersier.
2. Tabung (1) diisi dengan amyl alkohol, tabung (2) dengan fenol, tabung (3) dengan
asam asetat (sebagai pembanding) masing – masing 1 ml.
2. Tabung (1) diisi dengan methanol, tabung (2) dengan amyl alkohol dan tabung (3)
dengan fenol masing – masing 1 ml
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
alat yang digunakan dalam praktiukum, yaitu aluminium foil, botol semprot, pipet tetes,
pipet volume, rak tabung, dan tabung reaksi.
Bahan-bahan yang digunakan, yaitu aquadest, Asam asetat, FeCl3, Fenol, Methanol.
Na2CO3, NaHCO3, n-butanol (amyl alkhohol), n-heksana, pereaksi Lucas, 2-propanol.
C. Cara Kerja
Pertama disiapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Kemudian masing –
masing tabung reaksi diisi dengan 0,5 ml air (1) dan 0,5 ml n-heksana (2). Kemudian
masing – masing tabung ditambahkan setetes methanol. Dikocok dan dan perhatikan
kelarutannya. Dikerjakan seperti di atas dengan menggunakan amyl alkohol dan fenol.
Disiapkan 3 buah tabung reaksi. Masing – masing tabung diisi dengan 1 ml pereaksi
Lucas. Kemudian ditambahkan 3 – 5 tetes methanol pada tabung (1), 3 – 5 tetes amyl
alcohol pada tabung (2), dan 3 – 5 tetes 2-propanol pada tabung (3). Dikocok dan
dibiarkan selama 3 – 5 menit. Diperhatikan perubahannya dan dicatat.
C. Beberapa reaksi alkohol dan fenol
Disiapkan tiga buah tabung reaksi. Tabung (1) diisi dengan amyl alcohol, tabung (2)
dengan fenol, dan tabung (3) dengan asam asetat (sebagai pembanding) masing – masing
1 ml.kemudian masing – masing tabung reaksi ditmbah dengan 0,5 ml Na2CO3. Dikocok
dan dibiarkan selama 3 – 5 menit. Diperhatikan perubahannya dan dicatat. Dikerjakan
seperti di atas (menggunakan NaHCO3).
Disiapkan 3 buah tabung reaksi. Tabung (1) diisi dengan methanol, tabung (2) diisi
dengan amyl alcohol, dan tabung (3) diisi dengan fenol, masing – masing 1 ml.
ditambahkan beberapa tetes FeCl3 pada masing – masing tabung reaksi. Dicatat
perubahan yang terjadi.
BAB IV
A. Hasil Praktikum
Warna tetap
Metanol Larut Larut
(bening)
Warna tetap
Amyl alkohol Larut Larut
(bening)
Warna tetap
Fenol Larut Larut
(bening)
Warna tetap
Fenol Bercampur Bercampur
(bening)
Warna tetap
Asam asetat Bercampur Bercampur
(bening)
1. Metanol
2. 2-Propanol
OH ZnCl2 OH
3. Amyl alkohol
CH3 CH3
a. Amyl alkohol
CH3 CH3`
CH3 CH3
b. Fenol
c. Asam asetat
CH3 CH3
a. Metanol
OH + 3FeCl3 O – Fe – O +
HCl
c. Amyl alkohol
CH3 CH3
B. Pembahasan
Alcohol dibagi atas 3 golongan, yaitu alcohol primer, sekunder, dan tersier. Berdasarkan
sifat fisiknya alcohol jauh lebih tinggi titik didih alkana yang mempunyai atom C yang
sama.
Fenol adalah senyawa yang memiliki gugus hidroksil, yang terletak pada cincin aromatic.
Disamping itu, senyawa fenol bersifat lebih asam dibanding alcohol nonaromatik akibat
kestabilan basa konjugasi yang terbentuk pada deprotonasi.
Pada percobaan ini, kita akan menentukan kelarutan alcohol dan fenol dalam air dan n-
heksana, menentukan alcohol primer, sekunder, dan tersier dengan menggunakan
pereaksi Lucas, dan mengetahui beberapa reaksi alcohol dan fenol, yaitu dengan
Na2CO3, NaHCO3, dan FeCl3.
Pada percobaan kelarutan alcohol dan fenol dalam air dan n-heksana, kita bisa melihat
bahwa alcohol dan fenol larut dalam air. Hal itu dikarenakan alcohol dan fenol memiliki
gugus –OH sehinggaa keduanya bersifat polar, sehingga bisa larut dalam air yang juga
bersifat polar. dan kelarutan alcohol dan fenol dalam n-heksana, fenol larut. Fenol
sebenarnya tidak larut dalam n-heksana, karena n-heksana bersifat non polar, namus pada
percobaan yang dilakukan, fenol dapat larut dalam n-heksana karena fenol sudan
mengalami pengenceran.
Pada percobaan dengan pereaksi Lucas, alcohol primer (methanol) cepat larut, sedangkan
alcohol primer (amyl alcohol) agak sukar larut. Dan alcohol sekunder (2-propanol) larut.
Dalam rekasinya, alcohol primer dan sekunder membutuhkan ZnCl2 agar bisa bereaksi
dengan HCl. ZnCl2 adalah suatu asam lewis yang sangat kuat dengan orbital-orbital
kosong yang dapat menerima pasangan-pasangan elektron dari oksigen. Pembentukan
suatu kompleks antara ZnCl2 dengan oksigen alkohol melemahkan ikatan C–O dan
dengan demikian menaikan kemampuan gugus oksigen untuk lepas.
Pada percobaan dengan Na2CO3 dan NaHCO3, amyl alcohol tidak bereaksi dengan
Na2CO3 dan NaHCO3. Sedangkan fenol dan asam asetat bereaksi dengan Na2CO3 dan
NaHCO3. Asam asetat disini digunakan sebagai pembanding. Asam asetat bereaksi
dengan Na2CO3 dan NaHCO3 sama seperti fenol karena asam asetat merupakan asam
lemah, sama seperti fenol.
Pada percobaan dengan FeCl3, methanol dan amyl alcohol bereaksi dengan
FeCl3 membentuk warna kekuning-kuningan, sedangkan fenol bereaksi dengan
FeCl3 membentuk warna ungu. FeCl3 sebenarnya tidak bereaksi dengan amyl alkohol
dan metanol, tetapi dalm percobaan yang dilakukan FeCl3 bereaksi dengan alkohol. Hal
tersebut bisa saja terjadi karena bahan yang digunakan sudah tidak bagus, alat yang
digunakan tidak bersih dan pemipetan yang kurang teliti.
BAB V
A. Kesimpulan
1. Methanol, amyl alcohol, dan fenol larut dalam air dan n-heksana
2. Alcohol primer (methanol) cepat larut, alcohol primer (amyl alcohol) agak sukar
larut, alcohol sekunder (2-propanol) larut dalam pereaksi Lucas.
3. Amyl alcohol tidak bercampur dengan Na2CO3 dan NaHCO3, sedangkan fenol dan
asam asetat bercampur (bereaksi).
4. Methanol dan amyl alcohol bercampur (bereaksi) dengan FeCl3 membentuk warna
kekuning-kuningan yang sebenarnya FeCl3 tidak bereaksi dengan alkoho. Fenol
bercampur membentuk warna ungu.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM, 1979. “Farmakope Indonesia edisi III”. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Hal 96, 159, 400, 425, 484, 624, 641, 659, 679.
Fessenden, R.J dan J.S Fessenden.1986. “Kimia Organik edisi 3 jilid 1”. Worth
Publisher, INC : Belmont, USA. Hal 145
Tim Dosen Kimia Organik. 2004. “Penuntun Kimia Organik“. Jurusan Farmasi
Universitas Hasanuddin, Makassar. Hal 87
Wilbraham, C Anthony & Matta, S Michael; 1992. “Pengantar Kimia Organik dan
Hayati”, Penerbit ITB Bandung, Bandung. Hal 121, 122
Riawan, 1990. “Pengantar Kimia Organik”. Rineka Cipta, Yogyakarta. Hal 235