Вы находитесь на странице: 1из 16

LAPORAN ALKOHOL DAN FENOL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alkohol merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki rumus R-OH, dapat dianggap
sebagai turunan hidroksi dari alkana R – H, maupun sebagai turunan alkil dari air H –
OH.

Suatu senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang sama dengan alcohol adalah
fenol. Dimana gugus fungsi tersebut melekat pada suatu cincin aromatik. Dalam banyak
hal mempunyai kesamaan sifat yang besar, terutama sifat fisiknya.

Pada praktikum kali ini, kita akan mempelajari beberapa sifat fisika dan kimia dari
alkohol dan fenol dan membedakan antara alkohol primer, sekunder, dan tersier dengan
mereaksikan alkohol dan fenol dengan beberapa pereaksi, yaitu Na2CO3 dan NaHCO3,
dengan natrium, dan dengan FeCl3. Dan melarutkan alkohol dan fenol dalam air dan n-
heksana untuk mengetahui kelarutan dari alkohol dan fenol.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara membedakan alcohol dan fenol?

2. Bagaimana cara menentukan alcohol primer, sekunder, dan tersier?

3. Bagaimana reaksi alcohol dan fenol dengan Na2CO3, NaHCO3FeCl3?

C. Maksud Praktikum

Mempelajari beberapa sifat kimia dari alcohol dan fenol dengan membedakan antara
alcohol premier, sekunder, dan tersier.

D. Tujuan Praktikum

Untuk membedakan reaksi-reaksi alcohol dan fenol dengan reagen tertentu dan
mengetahui perbedaan antara alcohol primer, sekunder, dan tersier.

E. Manfaat Praktikum

Seorang praktikan bisa mengetahui sifat fisika dan kimia dari alcohol dan fenol serta
membedakan antara alcohol primer, sekunder, dan tersier.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Alcohol adalah turunan hidroksil dari alkana R – H, maupun sebagai turunan alkil dari
air. Terdapat di alam terutama dalam bentuk ester. Merupakan senyawa yang banyak
penggunaannya, terutama sebagai pelarut senyawa organik, disamping itu pembuat
senyawa-senyawa organic yang lain. Berdasarkan cara pembuatan maupun reaksi-
reaksinya, alcohol merupakan senyawa hidroksida turunan dari alkana atau air (Besari,
1998).

Alkohol merupakan kelompok senyawa organik yang cukup populer dan rumus
molekulnya secara umum dapat dituliskan sebagai R-OH, dengan R- adalah gugus alkil
dan gugus hidroksil –OH sebagai gugus fungsi. Fenol mempunyai struktur yang hampir
mirip dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik. Dan
dengan Ar- (sebagai aril) maka rumus umum fenol dituliskan Ar-OH (Fessenden, 1997).

Karena merupakan turunan alkana, maka kemungkinan atom hydrogen yang digantikan
oleh gugus hidroksi dapat satu atau lebih, sehingga dikenal (Besari, 1998) :

a. Monohidroksi alcohol, yaitu alcohol yang mengandung satu gugus hidroksi.

b. Polihidroksi alcohol, yaitu alcohol yang mengandung lebih dari satu gugus hidroksi.

Atom oksigen yang bervalensi dua, biasa satu atau keduanya berikatan dengan karbon,
bila satu berikatan dengan hydrogen dan lain terikat dengan karbon C – O – H. bentuk
senyawa ini merupakan senyawa organic hidroksilat. Ini yang disebut gugus fungsi
hidroksil (OH-). Bila gugus –OH terikat pada atom alifatis disebut alcohol, alifatik dan
bila gugus O – H terikat pada cincin aromatis disebut fenol. Sifat kimia keduanya ini
berbeda, alcohol alifatis dapat dibagi berdasarkan dimana gugus O – H terikat pada atom
karbon : yaitu primer, sekunder, dan tersier.

Fenol mempunyai gugus yang seperti alcohol akn tetapi gugus fungsinya melekat
langsung pada cincin aromatic. Tata namanya biasanya dipergunakan nama lazim dengan
akhiran –ol. Fenol mempunyai sifat-sifat, yaitu (Riawan, 1990) :

a. Mempunuai sifat asam

b. Mudah dioksidasi
c. Member reaksi-reaksi berwarna dengan FeCl3

d. Mempunyai sifat antiseptic, beracun, dan mengikis

e. Fenol bisa digunakan sebagai antiseptikum, aspirin, dan fenolftalein.

Perbedaan alcohol dan fenol (Kimia Organik, 1982) :

a. Hydrogen pada fenol bersifat asam daripada alcohol

b. Gugus –OH pada fenol terikat [ada cincin aromatic sedang pada alcohol terikat pada
atom terbuka, gugus OH pada arometik sulit disubtitusi pada alcohol biasa disubtitusi.

c. Gugus –OH pada aromatik (fenol) sulit tersubtitusi dibandingkan gugus –OH pada
alcohol.

Keasaman dari fenol dapat dilihat dari resonansi molekul feno. Elektron bebas dari atom
oksigen tertarik kedalam inti benzena dan terdistribusi merata ke seluruh molekul
akibatnya atom oksigen bermuatan positif dan melepaskan proton. Dengan adanya
molekul air, sifat keasaman fenol dapat dilihat (Tim Dosen Kimia Organik, 2004)

Manfaat alkohol dan fenol (Wilbraham, 1992)

Metanol yang diubah menjadi metanal digunakan untuk membuat polimer. Disamping
itu, methanol juga digunakan sebagai pelarut dan untuk membuat senyawa organic lain
seperti ester.

Etanol tidak beracun, tetapi bersifat memabukkan dan menyebabkan kantuk karena
menekan aktivitas otak atas. Dalam kehidupan sehari-hari, alcohol dapat kita temukan
dalam spiritus, dalam alcohol rumah tangga dalam tape maupun miniman beralkohol.

Butil hidroksitoluena (BHT) merupakan turunan sintetik dari fenol yang digunakan
sebagai pengawet makanan. Turunan fenol lainnnya yaitu timol digunakan sebagai
antiseptik dalam pembuatan obat kumur (Wilbraham, 1992)

B. Uraian Bahan

a. Aquadest (FI III : 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling

BM / RM : 18,2 gr/mol / H2O

Rumus struktur : H – OH

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : sebagai pelarut


b. Amyl alcohol (FI III : 641)

Nama resmi : AMYL ALKOHOL

Nama lain : Amyl alcohol

BM / RM : 242,4 gr/mol / C16H33OH

Rumus struktur : CH3-(CH2)14-CH2-OH

Pemerian : Kristal putih,mengikat, rasa seperti lemak ada yang

membentuk keping-keping, tidak berwarna

Kelarutan : Tidak larut dalam air,larut dalam Alcohol, etil dan eter

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : zat tambahan

c. Asam asetat (FI III : 241)

Nama resmi : ACIDUM ACETICUM

Nama lain : Asam asetat

BM / RM : 60 / CH3COOH

Rumus struktur : CH3COO – H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk, rasa

asam, tajam

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol (95%) P dan

gliserol P

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : sebagai pereaksi

d. FeCl3 (FI III : 659)

Nama resmi : FERII CHLORIDUM

Nama lain : Besi (III) Klorida

BM / RM : 162,2 / FeCl3
Rumus mlekul :

Cl Cl

Fe

Cl

Pemerian : hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas

warna jingga

Kelarutan : larut dalam air, larutan beropalesensi warna jingga

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pereaksi

e. Fenol (FI III : 484)

Nama resmi : PHENOLUM

Nama lain : Fenol

BM / RM : 94,11 / C6H5OH

Rumus struktur :

OH

Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau massa hablur, tidak

berwarna atau merah jambu, bau khas, kaustik.

Kelarutan : Larut dalam 12 bagian air, mudah larut dalam etanol


(95%) P, dalam gliserol P dalam minyak lemak.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pereaksi

f. Methanol (FI III : 706)

Nama resmi : METHANOL

Nama lain : Metanol

BM / RM : 32 gr/mol / CH3OH

Rumus struktur : CH3 – OH

Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih, bau khas.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan

jernih, tidak berwarna.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai pereaksi

g. HCl (FI III : 53)

Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama lain : Asam Klorida

BM / RM : 36,46 gr/mol / HCL

Rumus struktur : H – Cl

Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang,

jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau

hilang.

Kelarutan : Larutan yang sangat encer masih bereaksi dengan

asam kuat terhadap kertas lakmus

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat tambahan

h. Na2CO3 (FI III : 53)

Nama resmi : NATRII CARBONAS

Nama lain : Natrium Karbonat


BM / RM : 124 gr/mol / Na2CO3

Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang,

diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang

Rumus struktur :
O

ONa C NaO Kelarutan : Larutan yang sangat encer masih


bereaksi

dengan asam kuat terhadap kertas lakmus

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

i. Etanol (FI III : 65)

Nama resmi : AETHANOLIUM

Nama lain : Etanol

BM / RM : 46,068 gr/mol / C2H5OH

Rumus struktur : C2H5 – OH

Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap,

mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah

terbakar.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan

dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wada tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai antiseptik

j. Natrium Bikarbonat (FI III : 424)

Nama resmi : NATRII BICARBONAS

Nama lain : Natrium bikarbonat

BM / RM : 84,01 gr/mol / NaHCO3


Rumus struktur :
O

H – Na
–C–O

Pemerian : Serbuk hablur, putih, stabil di udara kering tetapi


diaaaaaaaaaaaaaaiudara lembab secara perlahan terurai.

O Kelarutan : larut dalam air tidak larut dalam etanol

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : antasidum

k. Pereaski Lucas (FI III : 835)

Nama resmi : ZINCI CHLORIDUM

Nama lain : Zink klorida

BM / RM : 136,29 gr/mol / ZnCl2

Rumus struktur : Cl – Zn – Cl

Pemerian : serbuk hablur atau granul hablur, putih.

Kelarutan : sangat mudah larut dengan air, mudah larut dalam

etanol dan dalam gliserin.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pereaksi

l. n-heksana (FI IV : 1158)

Nama resmi : n-heksana

Nama lain : n-heksana

BM / RM : 86,18 gr/mol / C6H14

Rumus struktur : CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3

Pemerian : cairan jernih, mudah menguap, bau seperti eter

lemah atau seperti petroleum.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol


mutlak, dapat dicampur dngan eter, dengan

kloroform, benzena.

Penyimpanan : dalam wadahtertutup rapat

Kegunaan : sebagai pelarut.

C. Prosedur Kerja (Anonim, 2011)

A. Kelarutan dalam air dan n-heksana

1. Siapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan kering

2. Masing – masing isi tabung reaksi dengan 0,5 ml air (1) dan n-heksana (2)

3. Ke dalam tabung reaksi (1) dan (2) tambahkan setetes methanol

4. Kocok dan perhatikan kelarutannya (catat)

5. Kerjakan seperti 1 s/d 4 dengan menggunakan alkohol lain

6. Kerjakan seperti di atas dengan menggunakan fenol.

B. Alkohol primer, sekunder dan tersier

1. Siapkan 3 buah tabung reaksi

2. Masing – masing tabung reaksi di isi dengan 1 ml pereaksi Lucas

3. Tambahkan 3 – 5 tetes alkohol primer pada tabung (1), 3 – 5 tetes alkohol sekunder
pada tabung (2) dan 3 – 5 tetes tersier.

4. Kocok dan biarkan selama 3 – 5 menit

5. Perhatikan perubahannya dan catat

6. Kerjakan seperti 1 s/d 5 dengan menggunkan fenol

C. Beberapa reaksi alkohol dan fenol

a. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

1. Siapkan 3 buah tabung reaksi

2. Tabung (1) diisi dengan amyl alkohol, tabung (2) dengan fenol, tabung (3) dengan
asam asetat (sebagai pembanding) masing – masing 1 ml.

3. Masing – masing tabung reaksi ditambah dengan 0,5 ml Na2CO3

4. Kocok dan biarkan selama 3 – 5 menit

5. Perhatikan perubahan dan catat


6. Kerjakan seperti 1 s/d 5 (ganti Na2CO3 dengan NaHCO3)

b. Reaksi dengan FeCl3

1. Siapkan 3 buah taung reaksi

2. Tabung (1) diisi dengan methanol, tabung (2) dengan amyl alkohol dan tabung (3)
dengan fenol masing – masing 1 ml

3. Ke dalam masing – masing tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes FeCl3

4. Catat perubahan yang terjadi

BAB III

KAJIAN PUSTAKA

A. Alat yang Digunakan

alat yang digunakan dalam praktiukum, yaitu aluminium foil, botol semprot, pipet tetes,
pipet volume, rak tabung, dan tabung reaksi.

B. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan, yaitu aquadest, Asam asetat, FeCl3, Fenol, Methanol.
Na2CO3, NaHCO3, n-butanol (amyl alkhohol), n-heksana, pereaksi Lucas, 2-propanol.

C. Cara Kerja

A. Kelarutan dalam air dan n-heksana

Pertama disiapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Kemudian masing –
masing tabung reaksi diisi dengan 0,5 ml air (1) dan 0,5 ml n-heksana (2). Kemudian
masing – masing tabung ditambahkan setetes methanol. Dikocok dan dan perhatikan
kelarutannya. Dikerjakan seperti di atas dengan menggunakan amyl alkohol dan fenol.

B. Alkohol primer dan sekunder

Disiapkan 3 buah tabung reaksi. Masing – masing tabung diisi dengan 1 ml pereaksi
Lucas. Kemudian ditambahkan 3 – 5 tetes methanol pada tabung (1), 3 – 5 tetes amyl
alcohol pada tabung (2), dan 3 – 5 tetes 2-propanol pada tabung (3). Dikocok dan
dibiarkan selama 3 – 5 menit. Diperhatikan perubahannya dan dicatat.
C. Beberapa reaksi alkohol dan fenol

a. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

Disiapkan tiga buah tabung reaksi. Tabung (1) diisi dengan amyl alcohol, tabung (2)
dengan fenol, dan tabung (3) dengan asam asetat (sebagai pembanding) masing – masing
1 ml.kemudian masing – masing tabung reaksi ditmbah dengan 0,5 ml Na2CO3. Dikocok
dan dibiarkan selama 3 – 5 menit. Diperhatikan perubahannya dan dicatat. Dikerjakan
seperti di atas (menggunakan NaHCO3).

b. Reaksi dengan FeCl3

Disiapkan 3 buah tabung reaksi. Tabung (1) diisi dengan methanol, tabung (2) diisi
dengan amyl alcohol, dan tabung (3) diisi dengan fenol, masing – masing 1 ml.
ditambahkan beberapa tetes FeCl3 pada masing – masing tabung reaksi. Dicatat
perubahan yang terjadi.

BAB IV

KAJIAN HASIL PRAKTIKUM

A. Hasil Praktikum

1. Tabel Hasil Praktikum

a. Kelarutan dalam air dan n – heksana

Kelarutan dalam Kelautan dalam n-


Alkohol / Fenol Keterangan
air heksana

Warna tetap
Metanol Larut Larut
(bening)

Warna tetap
Amyl alkohol Larut Larut
(bening)

Warna tetap
Fenol Larut Larut
(bening)

b. Alkohol primer, sekunder dengan pereaksi Lucas

Alkohol Pereaksi Lucas Keterangan


Primer (metanol) Cepat larut Bening

Primer (amyl alkohol) Agak sukar larut Keruh-bening

Sekunder (2 propanol) Larut Bening

c. Beberapa reaksi alkohol an fenol

1) Reaski dengan Na2CO3 dan NaHCO3

Alkohol / Fenol Na2CO3 NaHCO3 keterangan

Tak Warna tetap


Amyl alkohol Tak bercampur
bercampur (bening)

Warna tetap
Fenol Bercampur Bercampur
(bening)

Warna tetap
Asam asetat Bercampur Bercampur
(bening)

2) Reaksi dengan FeCl3

Zat FeCl3 (+ 3 tetes) Keterangan

Methanol Bercampur Bening kuning

Amyl alkohol Bercampur Bening kekuningan

Fenol Bercampur Bening ungu


2. Reaksi

a. Alkohol primer, sekunder, dan tersier

1. Metanol

C2H5OH + ZnCl2 C2H5Cl + H2O


HCl

2. 2-Propanol

OH ZnCl2 OH

CH3 - CH2 - CH - CH3 CH3 - CH2 - CH - CH3 + H2O


+ HCl

3. Amyl alkohol

CH3–CH–(CH2) –OH + HCl CH3–CH(CH2)2 – CH3 + H2O

CH3 CH3

b. Beberapa reaksi dengan alkohol

1. reaksi dengan Na2CO3 dan NahCO3

a. Amyl alkohol

CH3–CH–(CH2)2–OH+Na2CO3 CH3–CH–(CH2)2–O–Na+ CO2

CH3 CH3`

CH3–CH–(CH2)2–OH+NaHCO3 CH3–CH–(CH2)2–O–Na+ 2CO2 + H2O

CH3 CH3

b. Fenol

2Ar – OH + Na2CO3 2Ar – O – Na + CO2 + H2O

Ar – OH + 3NaHCO3 Ar – O – Na2CO3 + 2CO2 + H2O

c. Asam asetat

CH3 – C – OH + Na2CO3 CH3 – C – O – Na + CO2 + H2O

CH3 CH3

2. Reaksi dengan FeCl3

a. Metanol

CH3-OH + FeCl3 CH3Cl + Fe(OH)3


b. Fenol

OH + 3FeCl3 O – Fe – O +
HCl

c. Amyl alkohol

3CH3–CH–(CH2)2–OH+FeCl3 CH3-CH-(CH2)2-Cl + Fe(OH)3

CH3 CH3

B. Pembahasan

Alcohol dibagi atas 3 golongan, yaitu alcohol primer, sekunder, dan tersier. Berdasarkan
sifat fisiknya alcohol jauh lebih tinggi titik didih alkana yang mempunyai atom C yang
sama.

Fenol adalah senyawa yang memiliki gugus hidroksil, yang terletak pada cincin aromatic.
Disamping itu, senyawa fenol bersifat lebih asam dibanding alcohol nonaromatik akibat
kestabilan basa konjugasi yang terbentuk pada deprotonasi.

Pada percobaan ini, kita akan menentukan kelarutan alcohol dan fenol dalam air dan n-
heksana, menentukan alcohol primer, sekunder, dan tersier dengan menggunakan
pereaksi Lucas, dan mengetahui beberapa reaksi alcohol dan fenol, yaitu dengan
Na2CO3, NaHCO3, dan FeCl3.

Pada percobaan kelarutan alcohol dan fenol dalam air dan n-heksana, kita bisa melihat
bahwa alcohol dan fenol larut dalam air. Hal itu dikarenakan alcohol dan fenol memiliki
gugus –OH sehinggaa keduanya bersifat polar, sehingga bisa larut dalam air yang juga
bersifat polar. dan kelarutan alcohol dan fenol dalam n-heksana, fenol larut. Fenol
sebenarnya tidak larut dalam n-heksana, karena n-heksana bersifat non polar, namus pada
percobaan yang dilakukan, fenol dapat larut dalam n-heksana karena fenol sudan
mengalami pengenceran.

Pada percobaan dengan pereaksi Lucas, alcohol primer (methanol) cepat larut, sedangkan
alcohol primer (amyl alcohol) agak sukar larut. Dan alcohol sekunder (2-propanol) larut.
Dalam rekasinya, alcohol primer dan sekunder membutuhkan ZnCl2 agar bisa bereaksi
dengan HCl. ZnCl2 adalah suatu asam lewis yang sangat kuat dengan orbital-orbital
kosong yang dapat menerima pasangan-pasangan elektron dari oksigen. Pembentukan
suatu kompleks antara ZnCl2 dengan oksigen alkohol melemahkan ikatan C–O dan
dengan demikian menaikan kemampuan gugus oksigen untuk lepas.

Pada percobaan dengan Na2CO3 dan NaHCO3, amyl alcohol tidak bereaksi dengan
Na2CO3 dan NaHCO3. Sedangkan fenol dan asam asetat bereaksi dengan Na2CO3 dan
NaHCO3. Asam asetat disini digunakan sebagai pembanding. Asam asetat bereaksi
dengan Na2CO3 dan NaHCO3 sama seperti fenol karena asam asetat merupakan asam
lemah, sama seperti fenol.

Pada percobaan dengan FeCl3, methanol dan amyl alcohol bereaksi dengan
FeCl3 membentuk warna kekuning-kuningan, sedangkan fenol bereaksi dengan
FeCl3 membentuk warna ungu. FeCl3 sebenarnya tidak bereaksi dengan amyl alkohol
dan metanol, tetapi dalm percobaan yang dilakukan FeCl3 bereaksi dengan alkohol. Hal
tersebut bisa saja terjadi karena bahan yang digunakan sudah tidak bagus, alat yang
digunakan tidak bersih dan pemipetan yang kurang teliti.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan, bahwa:

1. Methanol, amyl alcohol, dan fenol larut dalam air dan n-heksana

2. Alcohol primer (methanol) cepat larut, alcohol primer (amyl alcohol) agak sukar
larut, alcohol sekunder (2-propanol) larut dalam pereaksi Lucas.

3. Amyl alcohol tidak bercampur dengan Na2CO3 dan NaHCO3, sedangkan fenol dan
asam asetat bercampur (bereaksi).

4. Methanol dan amyl alcohol bercampur (bereaksi) dengan FeCl3 membentuk warna
kekuning-kuningan yang sebenarnya FeCl3 tidak bereaksi dengan alkoho. Fenol
bercampur membentuk warna ungu.

B. Saran

Harap tuntunannya selalu dalam praktikum dan proses pembuatan laporan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Analisis Farmasi. Makassar :

Universitas Muslim Indonesia. Hal 1-5


Basari, Ismail, 1994. “Kimia Organik Untuk Universitas”, Armico, Bandung. Hal 257,
258, 260.

Dirjen POM, 1979. “Farmakope Indonesia edisi III”. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Hal 96, 159, 400, 425, 484, 624, 641, 659, 679.

Fessenden, R.J dan J.S Fessenden.1986. “Kimia Organik edisi 3 jilid 1”. Worth
Publisher, INC : Belmont, USA. Hal 145

Tim Dosen Kimia Organik. 2004. “Penuntun Kimia Organik“. Jurusan Farmasi
Universitas Hasanuddin, Makassar. Hal 87

Wilbraham, C Anthony & Matta, S Michael; 1992. “Pengantar Kimia Organik dan
Hayati”, Penerbit ITB Bandung, Bandung. Hal 121, 122

Riawan, 1990. “Pengantar Kimia Organik”. Rineka Cipta, Yogyakarta. Hal 235

Вам также может понравиться