Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
Bola mata terdapat di dalam sebuah rongga yang dikelilingi oleh tulang yang
kuat. Kelopak mata bisa segera menutup untuk membentuk penghalang bagi benda
asing dan mata bisa mengatasi benturan yang ringan tanpa mengalami kerusakan.
Meskipun demikian, mata dan struktur di sekitarnya bisa mengalami kerusakan akibat
cedera, kadang sangat berat sampai terjadi kebutaan atau mata harus diangkat.
kornea dan lensa) dan struktur mata bagian belakang (retina dan persarafan).
Perdarahan di dalam Camera Oculi Anterior (COA) yang disebut dengan hifema
merupakan masalah yang serius dan harus segera ditangani oleh dokter spesialis
mata.
Hifema dapat terjadi akibat trauma, iatrogenik serta dapat juga akibat
perdarahan spontan.Biasanya darah ini berasal dari pembuluh darah iris ataupun
badan siliar yang pecah. Menurut Duke Elder (1954), hifema disebabkan oleh
robekan pada segmen anterior bola mata yang kemudian dengan cepat akan berhenti
dan darah akan diabsorbsi dengan cepat. Hal ini disebut dengan hifema primer. Bila
oleh karena sesuatu sebab misalnya adanya gerakan badan yang berlebihan, maka
2
timbul perdarahan sekunder atau hifema sekunder yang pengaruhnya akan lebih hebat
intraokuler, kornea terkena darah, pembentukan sinekia posterior atau anterior, dan
signifikan, maka setiap dokter harus memperhatikan diagnosis, evaluasi, dan tata
laksana hifema.
3
BAB 2
LAPORAN KASUS
Nama : Nuriah
Agama : Islam
Umur : 43 tahun
Suku : Aceh
Pekerjaan : Petani
2.2. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Mata kabur dan berasap
kabur. Mata kabur dirasakan seperti berasap. Keluhan dirasakan pada mata
kanan kurang lebih 5 bulan yang lalu dan mata kiri sejak dua tahun yang lalu.
Pasien juga mngeluhkan mata silau jika melihat cahaya. Pasien juga
merasakan mata sering berair kedua mata. Mata gatal disangkal. Pasien
4
dilakukan operasi pada tanggal 7 maret 2018 dan setelah operasi pasien
Riwayat penyakit terdahulu : Riwayat Hipertensi (+), riwayat Diabetes Melitus (+),
A. Status Generalisata
Gizi : Cukup
B. Status Oftalmologi
1. Pemeriksaan umum
Pemeriksaan Oculi Dextra Oculi Sinistra
Keadaan sekitar mata Sikatrik (-) xantelasma (-) Sikatrik (-) xantelasma (-)
Keadaan umum mata Normal Normal
Kedudukan bola Ortoforia (+) Ortoforia (+)
mata
Gerakan bola mata Normal Normal
2. pemeriksaan oftalmology
Pemeriksaan OD OS
Acies Visus 1/60 1/300
Koreksi - -
Supersilia Madarosis (-) Madarosis (-)
Silia Madarosis (-) trikiasis (-) Madarosis (-) trikiasis (-)
Palpebra Edema (-) Edema (-)
(Superior/Inferior) Hematom (-) Hematom (-)
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Tarsalis Papil (-) Papil (-)
(Superior/Inferior) Folikel (-) Folikel (-)
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Forniks
(Superior/Inferior)
Konjungtiva Bulbi Injeksi siliar (-) Injeksi siliar (-)
Injeksi konjungtiva (-) Injeksi konjungtiva (-)
Pinguekula (-) Pinguekula (-)
Fibrovaskular (-) Fibrovaskular (-)
6
2.4. RESUME
Pasien datang ke Poli mata RSUD Meuraxa dengan keluhan mata kabur. Mata
kabur dirasakan seperti berasap. Keluhan dirasakan pada mata kanan kurang lebih 5
bulan yang lalu dan mata kiri sejak dua tahun yang lalu. Pasien juga mngeluhkan
mata silau jika melihat cahaya. Pasien juga merasakan mata sering berair. Mata gatal
disangkal. Pasien memiliki riwyat hipertensi dan DM yang terkontrol dengan minum
7
obat teratur. Pada pemeriksaan oftalmikus didaptkan visus OD 1/60 dan OS 1/300,
perdarahan pada mata kanan, sensibiltas dan arcus senilis positif pada kedua kornea,
2.6. TERAPI
Ciprofloxacin 2x500mg
Paracetamol 3x500mg
2.7. PROGNOSIS
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Hifema adalah adanya akumulasi darah pada segmen anterior mata atau Bilik
Mata Depan (BMD). Bilik Mata Depan merupakan ruangan yang terletak diantara
kornea dan iris (Vitresia, 2017). Hifema merupakan keadaan dimana terdapat darah di
dalam bilik mata depan, yaitu daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi
akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan
bercampur dengan humor aqueus (cairan mata) yang jernih. Darah yang terkumpul di
bilik mata depan biasanya terlihat dengan mata telanjang. Walaupun darah yang
Hifema atau darah didalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul yang
Pengihatan pasien akan sangat menurun. Bila pasien duduk hifema akan terlihat
terkumpul dibagian bawah bilik mata depan, dan hifema dapat memenuhi seluruh
ruang bilik mata depan. Kadang-kadang terlihat iridoplegia dan iridodialisis (Ilyas,
2005).
Bilik Mata Depan (BMD) merupakan suatu ruangan yang berisikan aquous
humour. Kedepan berbatas dengan kornea dan dibelakang adalah iris. Iris merupakan
9
bagian anterior dari saluran uvea, yang terdiri dari pembuluh darah dan jaringan ikat,
juga melanosit dan sel-sel pigmen. Mobilitas iris memungkinkan pupil untuk
mengubah ukuran. Iris membagi segmen mata menjadi segmen anterior dan segmen
posterior.
Iris sendiri diperdarahi oleh 2 arteri siliar posterior dan 7 arteri siliar anterior.
Arteri ini akan bergabung membentuk Greater Arterial Circle of Iris dan kemudian
memperdarahi iris dan badan silier. Sebagian besar membentuk saluran radial yang
timbul dari arteri sirkulus mayor dan melewati bagian tengah dari pupil. Pasokan
arteri utama dari badan siliar berasal dari arteri siliaris anterior dan arteri siliaris
terdiri dari pleksus episkleral superfisial, pleksus intramuskular, dan arteri sirkulus
mayor. Di dalam badan siliaris, pembuluh darah vena utama mengalir dari posterior
3.3 Klasifikasi
1. Hifema traumatika
Hifema traumatika adalah perdarahan pada bilik mata depan yang disebabkan
pecahnya pembuluh darah iris dan badan silier akibat trauma pada segmen anterior
bola mata. Hifema traumatik merupakan jenis yang tersering, yang merupakan hifema
akibat terjadinya trauma pada bola mata. Trauma yang terjadi pada umumnya
disebabkan oleh benda tumpul, misalnya bola, batu, projektil, mainan anak-anak,
terjadinya penekanan pada struktur pembuluh darah di uvea (iris dan badan silier).
Pembuluh darah yang mengalami gaya regang dan tekan ini akan mengalami ruptur
dan melepaskan isinya ke bilik mata depan (camera oculi anterior) (Ilyas, 2005).
12
Gambar 3.4 Pasien dengan hifema 1 mm akibat trauma tumpul. Terdapat pula edema
3. Hifema Spontan adalah hifema akibat perdarahan bilik mata depan akibat
mata
d). Berdasarkan pemenuhan darah dibilik mata depan, hifema dapat dibagi menjadi:
3. Grade 3, darah mengisis 1/2 – kurang dari seluruh bilik mata depan
4. Grade 4, darah mengisi seluruh bilik mata depan, dikenal dengan total
3.4 Patofisiologi
anteroposterior bola mata yang diikuti dengan pelebaran ekuator sklera, peregangan
limbus dan pergeseran lensa atau diagfragma ke posterior serta putusnya pembuluh
darah. Ekspansi tersebut dapat menimbulkan stres pada struktur sudut segmen
anterior mata, yang kemudian menyebabkan pecahnya stroma iris dan atau pembuluh
hifema.
Perdarahan dari hifema umumnya terjadi akibat robekan dari arteri sirkulus
mayor dan cabang cabang dari arteri korpus siliaris, arteri koroid, vena korpus siliaris,
dan pembuluh darah iris pada pinggir pupil atau pada sudut COA.
15
Pada hifema spontan, terjadi perdarahan bilik mata depan akibat adanya beberapa
proses yaitu :
Pada kondisi ini, adanya kelainan pada segmen posterior mata (seperti retina
faktor tumbuh vaskular (misal: VEGF) yang oleh lapisan kaya pembuluh
umumnya bersifat rapuh dan tidak kokoh, mudah mengalami ruptur maupun
mata depan.
16
spontan.
pertama.
dan warfarin.
17
Gambar 3.9 – Proses trauma dari arah anterior bola mata dapat mengakibatkan
2011).
1) Perdarahan intraoperatif disebabkan oleh trauma pada badan siliar atau iris.
2) Hifema pada postoperatif awal karena dilatasi mendadak dari pembuluh darah
uvea yang mengalami trauma dari spasme sebelumnya, atau karena adanya
18
Neovaskularisasi ini mudah rapuh karena trauma minor. Erosi kronis pada iris
karena iskemia yang memicu peningkatan pembentukannya. Hifema pada kasus ini
akan muncul secara spontan tanpa perlu menunggu adanya trauma, karena pembuluh
darah baru tersebut dapat pecah sewaktu-waktu dengan iritasi minimal (Ilyas, 2012).
adanya hifema. Pada gambaran klinik ditemukan adanya perdarahan pada COA
midriasis, dan sukar melihat dekat, kemungkinan disertai gangguan umum yaitu
Pasien akan mengeluh nyeri pada mata disertai dengan mata yang berair.
Penglihatan pasien akan sangat menurun. Terdapat penumpukan darah yang terlihat
dengan mata telanjang bila jumlahnya cukup banyak. Bila pasien duduk, hifema akan
terlihat terkumpul di bagian bawah COA, dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang
COA. Otot sfingter pupil mengalami kelumpuhan, pupil tetap dilatasi (midriasis),
dapat terjadi pewarnaan darah (blood staining) pada kornea, anisokor pupil
(Voughan, 2015).
mengganggu media refraksi. Darah yang mengisi kamera okuli ini secara langsung
kamera anterior oleh darah. Kenaikan tekanan intra okuler ini disebut glaucoma
sekunder. Glaukoma sekunder juga dapat terjadi akibat massa darah yang menyumbat
kamera anterior. Selain itu akibat darah yang lama berada di kamera anterior akan
mengakibatkan pewarnaan darah pada dinding kornea dan kerusakan jaringan kornea
(Voughan, 2015).
3.6 Penatalaksanaan
Hifema biasanya akan hilang sempurna, apabila tidak maka penderita dirujuk.
1. Menghentikan perdarahan.
3. Mengeliminasi darah dari bilik depan bola mata dengan mempercepat absorbsi.
Penatalaksanaan Konservatif
(diberi alas bantal) dengan elevasi kepala 30º - 45o (posisi semi fowler). Hal
ini akan mengurangi tekanan darah pada pembuluh darah iris serta
dari banyak ahli mengenai tirah baring sempurna ini sebagai tindakan pertama
pengobatan. Selain itu posisi ini merupakan posisi optimal dalam mencegah
2. Pemakaian obat-obatan
1. Koagulansia
Golongan obat koagulansia ini dapat diberikan secara oral maupun parenteral,
berguna untuk menekan/menghentikan perdarahan. Pada hifema yang baru dan terisi
darah segar diberi obat anti fibrinolitik sehingga bekuan darah tidak terlalu cepat
diserap dan pembuluh darah diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dahulu
2. Midriatika Miotika
dengan interval 30 menit sebanyak dua kali sehari akan mengurangi perdarahan
sekunder dibanding pemakaian salah satu obat saja (Vougan, 2015; Kuhn, 2008).
iritis dan perdarahan sekunder dibanding dengan antibiotika (Vougan, 2015; Kuhn,
2008).
perdarahan sekunder
Dalam pasien rawat, perlu dilakukan pemantauan secar a intensif seperti tajam
penglihatan, tekanan intraokular, serta resolusi hifema. Selain itu perlu pula diamati
2. Riwayat sickle cell trait, dengan tekanan intraokular di atas 24 mmHg lebih
dari 24 jam
3. Hifema dengan derajat lebih dari 50% COA selama 9 hari atau lebih. Hal ini
4. Hifema total, dengan tekanan intraokular lebih dari 50 mmHg selama 4 hari
5. Hifema total atau hifema dengan derajat >75% COA, dengan tekanan
intraokular lebih dari 25 mmHg selama lebih dari 6 hari meskipun sudah
3.7 Komplikasi
keberadaan darah di kamera okuli anterior itu sendiri. Komplikasi yang mungkin
terjadi adalah:
Perdarahan sekunder merupakan hal yang harus diwaspadai pada hifema. Hal
ini disebabkan 1/3 dari perdarahan sekunder justru dapat lebih berat dibandingkan
umumnya terjadi pada hifema derajat 3 dan 4, dan secara umum terjadi pada 22%
kasus hifema, dengan rentang antara 6,5% hingga 38%. Perdarahan sekunder
disebabkan oleh lisis dan retraksi dari bekuan darah dan fibrin yang telah berfungsi
secara stabil untuk menyumbat pembuluh darah yang mengalami ruptur atau
penelitian menunjukkan tajam penglihatan pasien (kurang dari 20/50 atau 6/15) yang
24
angina pektoris)
2) Sinekia posterior
3) Sinekia anterior, terutama pada kondisi hifema yang lebih dari sembilan hari
4) Glaukoma kronik
5) Atrofi Optik
Atrofi optik merupakan keadaan akhir akibat glaukoma traumatik yang dapat
neuralis. Tunika neuralis yang merupakan retina akan mengalami tekanan dan
mengakibatkan kerusakan pada saraf. Kerusakan pada saraf mata akibat tekanan akan
timbul dalam bentuk atrofi optik. Pada tekanan bola mata 50 mmHg, kerusakan dapat
terjadi dalam 7 hari, sedangkan pada tekanan bola mata 35 mmHg kerusakan dapat
terjadi dalam 5 hari. Pada individual dengan sickle cell trait, kerusakan bahkan lebih
25
Gambar 3.10 – Gambaran papil atrofi, yakni berupa papil yang tampak pucat
akibatnya menghilangnya serabut saraf dan pembuluh darah kapiler akibat tekanan
Gambar 3.11 – Gambaran corneal blood staining yang berwarna kekuningan pada
3.8 Prognosis
2. Perdarahan sekunder
tajam penglihatan minimal 6/12. Hifema yang lebih tinggi, yakni grade II memiliki
BAB IV
KESIMPULAN
Hifema adalah adanya akumulasi darah pada segmen anterior mata atau bilik
mata depan. Hifema merupakan keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata
depan, yaitu daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat trauma tumpul
yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan bercampur dengan humor
aqueus (cairan mata) yang jernih. Klasifikasi hifema sendri dibagi atas penyebab
hifema, onset perdarahan, darah yang terlihat, pemenuhan darah dibilik mata. Adanya
riwayat trauma, terutama mengenai matanya dapat memastikan adanya hifema. Pada
gambaran klinik ditemukan adanya perdarahan pada COA (dapat diperiksa dengan
Darah yang mengisi kamera okuli ini secara langsung dapat mengakibatkan
tekanan intra okuler meningkat akibat bertambahnya isi kamera anterior oleh darah.
Hifema biasanya akan hilang sempurna, apabila tidak maka penderita dirujuk. Pada
umumnya yang perlu diwaspadai dalam menemukan kasus hifema adalah komplikasi
okuli anterior itu sendiri. Prognosis pada kasus hifema ditentukan berdasarkan