Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah sumbangan umat Islam terhadap bidang sains dan teknologi
masa kini merupakan sejarah gemilang yang dilupakan. Umat Islam telah
menyepadukan sains, ilmu agama, dan falsafah apabila mereka didesak untuk
belajar dan mencari ilmu, serta mempelajari kepakaran dan ketamadunan
masyarakat lain. Kajian ini sebenarnya tidak berfokus terhadap sumbangan-
sumbangan yang spesifik oleh umat Islam dalam disiplindisiplin sains seperti
perubatan, matematik, astronomi, geometri, kaji bumi, mineralogi, kimia,
falsafah dan senibina, serta trigonometri. Kajian-kajian menunjukkan bahawa
pelbagai sumbangan orang Islam yang penting telah banyak diketengahkan.
Walau bagaimanapun, kertas ini akan memberikan penekanan terhadap
sumbangan umat Islam terhadap dunia sains ilmiah yang kurang ditonjolkan
dan mungkin lebih penting peranannya dalam asas perkembangan terhadap
dunia sains ilmiah secara keseluruhannya. Melalui analisis berdasarkan
sosiobudaya dan konteks sejarah, kertas ini merumuskan bahawa sumbangan
saintis Islam sebanarnya membantu menonjolkan hasil kerja orang Greek
purba dalam bidang sains, dan mengetengahkan hasil kajian saintis-saintis
India ke serata benua Eropa, terutamanya dalam bidang sains, matematik,
astronomi dan perubatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Al-Mas’udi?
2. Bagaimana Pendidikan Al-Mas’udi?
3. Bagaimana Kondisi Ekonomi Dan Sosial Masa Kehidupan Al-Mas’udi?
4. Apa Hasil Karya Al-Mas’udi?
5. Bagaimana Karakteristik Pemikiran Al-Mas’udi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Al-Mas’udi
Nama sebenarnya Hafid Hasan Al-Mas’udi ialah Abu al- Hasan Ali
bin Husayn bin Ali al-Mas’udi atau Abu Hasan Ali bin al-Hasyn bin Abdulloh
al-Ma’udi.1 Beliau di lahirkan di Baghdad Iraq menjelang akhir abad ke-9M.
Beliau dilaporkan meninggal dunia di Fustat (Mesir) pada tahun 345H/1956M.
Pernyataan ini sama dalam al Dhahabi dan surat tulisan al-Musabihi yang
menyatakan Al-Mas’udi meninggal dunia dalam bulan Jumadil Akhir 345H.
Beliau berketurunan Arab yaitu keturunan Abdulloh bin Mas’udi seorang
sahabat Nabi Muhammad SAW. Hafid Hasan Al-Mas’udi mendapat
pendidikan secara langsung dari orang tuanya. Setelah dewasa, rancangan
pertama yang dicadangkan ialah beralih kepada bidang sejarah dan adat
istiadat dan cara hidup setiap negeri. Beliau mempunyai cita-cita yang tinggi.
Atas dasar ingin menjalankan penyelidikan menyebabkan beliau menceburi
bidang pelayaran ke seluruh pelosok dunia.
Al-Mas'udi adalah seorang ahli sejarah, geografi, geologi, zoologi,
ensiklopedi dalam bidang sains Islam, sekaligus pengembara. Banyak negari
yang telah dia kunjungi dan puluhan karya yang telah dihasilkan. Al-Mas'udi
disebut sebagai Pilinius dari sastra Arab, karena pengetahuan geografinya.
Dalam bukunya Muruj az-Zahab wa Ma'adin al-Jawahir, ia menjelaskan
bagaimana terjadinya gempa bumi.2 Ia juga berkisah tentang laut mati; dan
tentang kincir angin pertama, yang menurutnya mungkin sekali merupakan
penemuan orang Islam.3 Ia juga merumuskan teori yang dapat dikatakan
1
Tayibah, “Tokoh Islam (Hafid Hasan Al-Mas’udi)”. Dalam http://tayibah.e.Islam.com.
Diakses pada tanggal 18 Maret 2018 pukul 19:22 wib. Lihat juga, Muhammad Sultan Shah, Pre-
Darwinian Muslim Scholars’ Views on Evolution, (Chairman Department of Islamic Studies, G.C.
University, Lahore, tt), hlm. 4
2
Al Mas'udi, Muruj az-Zahab wa Ma'adin al-Jawahir, (Dar al-Fikr, Beirut, t.th), hlm.
1083.
3
Ibid., hlm. 1083
3
B. Pendidikan Al-Mas’udi
Al-Mas’udi lahir di Baghdad pada tahun 895 M. Setelah
menyelesaikan pendidikan pertama yang diterima dari ayahnya, Al-Mas'udi
segera merencanakan untuk mendalami sejarah, adat istiadat, kebiasaan, dan
cara hidup setiap negeri. Ia juga banyak mempelajari ajaran Kristen dan
Yahudi, serta sejarah Barat dan Timur yang berlatar belakang Kristen dan
Yahudi. Pengembaraan Intelektualnya dimulai dengan mengunjungi negeri
Iran dan Kirman (915). Ia juga bermukim di Ushtukhar, Persia dan dari sana
pergi ke India, mengunjungi Multan dan al-Manshura. Bersama para
pedagang, ia melanjutkan pengembaraannya ke Ceylon (Srilanka) dan ia ikut
mengarungi laut Cina. Dalam perjalanan pulang ia mengelilingi Samudera
Hindia dan kemudian mengunjungi Oman, Zanzibar, Pesisir afrika Timur,
Sudan, dan Madagaskar.
4
Esa Difny Nusantari, Al-Mas’udi. dalam http://hal-kita.blogspot.co.id/2014/03/biografi-
al-masudi.html. diakses pada tanggal 18 Maret 2018 pukul 19:22 wib
5
Al Mas'udi, Op. Cit., hlm. 1085.
4
6
Ibid., hlm. 1103.
5
kerajaan besar yang kaya raya, dengan tentara yang sangat banyak.
Disebutkan kapal yang tercepat dalam waktu dua tahun pun tidak cukup untuk
mengelilingi seluruh pulau wilayahnya. Ada kemungkinan ia sampai ke
kawasan ini selama dalam pelayarannya ke China.
Al-Mas’udi juga mengunjungi Pantai Laut Kaspia dan berkelana
menyusuri Asia Tengah dan Turkistan. Dia juga mengunjungi Tiberias, dan
sini ia memperoleh kesan relief-relief Gereja Kristen. Kemudian dia pergi ke
Gujarat (303 H) dan menemukan Chamur, pelabuhan Gujarat dengan
penghuni 10 ribu orang Arab dan sisanya keturunan mereka. Di sini ia
mendapat keterangan-keterangan dari orang Yahudi, Persia, India dan uskup-
uskup Kristen. Setelah meninggalkan Basrah dan Suriah dia kembali ke Fustat
(Khairo Kuno). Di sini ia menyusun karya dia yang kedua berjudul Qoran al-
Zaman (cerita-cerita sejarah) yang terdiri dari 30 jilid. Dua puluh jilid
antaranya ada tersimpan di perpustakaan Aya Sofia (Istanbul), tetapi sejauh ini
hanya satu jilid saja ditemukan di Aleppo dan dibawa ke Wina. Namun, isi
kitab ini, yang banyak menyentuh sejarah dan geografis dunia, telah
digariskan dalam kitab Muruj al-Dhahab. Dalam buku ini dia menggabungkan
ilmu geografis dengan sejarah dan menceritakan kehidupan masyarakat di
negara-negara yang pernah dilawatinya.
Setelah bepergian begitu lama ke Timur dia meluangkan waktu
menetap di Basrah tempat ia mencatat pengalamannya dalam Muruj al-
Dhahab wa Ma'adin al-Jawahir. Buku ini selesai ditulis pada tahun 947M dan
pada tahun 956M diselesaikan pula edisi keduanya yang mengandung 9 jilid
yang terjemahannya diterbitkan di Paris (1861-1877).
Dari Basrah dia kemudian pindah ke Fustat tempat dia menulis kitab
Koran al-Zaman yang lebih terkenal sebagai Annal (catatan sejarah) yang
terdiri dari 30 jilid mengenai sejarah umum. Karya ini selesai pada tahun
956M. Karya dia yang terakhir ditulis pada tahun kematiannya (956M di
Fustat) adalah Kitab al-Tanbih wa al-Ishraf. Dalam kitab ini dia membuat
penambahan dan melengkapi karya-karya yang sebelumnya. Berdasarkan
6
7
Abudin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2000), hlm. 11.
8
Ibid., hlm. 13
7
D. Karya-Karya Al-Mas’udi
Syaikh Hafid Hasan Al-Mas’udi merupakam ulama yang ahli dalam
berbagai bidang ilmu, seperti geografi, pelayaran, sampai dalam bidang ilmu
keagamaan. Diantara karya-karyanya dalam bidang akhlak adalah kitab
Taisirul Kholaq, dalam ilmu hadis beliau berhasil menulis sebuah kitab yang
berjudul Minhah al-Mugis, sedangkan kitab Akhbar az-Zaman dan al-Ausat
adalah karyanya dalam bidang sejarah.11 Tidak banyak para pendahulu yang
mengulas sejarah Syaikh Hafid Hasan Al-Mas’udi, para ahli waris juga sangat
sulit untuk dilacak karena keberadaan penyusun yang tidak memungkinkan
melacaknya sampai negara asal atau tempat dimana beliau berkiprah. Al-
Mas'udi banyak menghasilkan karya diantaranya:
1. Zakha'ir al-Ulum wa Ma Kana fi Sa'ir ad Duhur (Khazanah Ilmu pada
Setiap Kurun)
9
Ibid., hlm. 13
10
Ibid., hlm. 14
11
Nadia, Al-Mas’udi: Sejarawan Pengembara. Dalam http://ogetto.mywapblog.com/al-
Mas’udi-sejarawan-pengembara.xhtml. Diakses pada tanggal 18 Maret 2018 pukul 20:09 wib.
Lihat juga, REPOSITORI STAIN KUDUS. Dalam http://eprints.stainkudus.ac.id. Diakses pada
tanggal 18 Maret 2018 pukul 17:34 wib
8
12
W. Murtiningsih, Biografi Para Ilmuan Muslim, (Yogyakarta: Insan Madani, 2008),
hlm. 87. Lihat juga, Hafid Hasan al-Mas’udi, Taisirul kholaq, (Al-Miftah, Surabaya, t.th),
hlm. 6-7.
9
kajian akhlak Islam yang seharusnya dijadikan dasar dari semua karakter
setiap pribadi muslim.13 Kitab Taisirul Khallaaq karya Syekh Hafidz Hasan
Al-Mas’udi penulisan ini dilatar belakangi untuk siswa-siswa kelas satu
ma’had alazhar dan kitab tersebut diberi nama oleh beliau Taisirul Khallaq Fii
Ilmil Akhlak. Beliau banyak menjelaskan didalam kitabnya tentang pentingnya
berakhlak sesuai dengan Al-Qur’an dan al-Hadist.14
Syekh Hafidz Hasan Al-Mas’udi mempunyai cita-cita sangat tinggi
sehingga beliau menceburi bidang pelayaran keseluruh pelosok duni.15 Selain
itu Syekh Hafidz Hasan Al-Mas’udi banyak menyumbangkan pemikirannya
dalam bidang keilmuan islam, seperti penjelasan dalam masalah hadist dan
akhlak.sehingga beliau dipercaya menjadi guru besar di Darul Ulum Al-Azhar
Mesir. Semoga kitab ini bermanfaat bagi pelajar dan generasi muda masa
sekarang serta bisa meniru akhlak Nabi Muhammad SAW.16
13
Ibid., hlm. 1438.
14
Ibid., hlm. 1438.
15
Ibid., hlm. 1439
16
Husain Ahmad Amin, Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2000), hlm. 78
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Al-Mas’udi atau Abu Al-Hasan Ali ibnu al-Husain ibnu Ali Al-
Mas’udi adalah ahli sejarah dan geografi yang lahir di Baghdad, Irak
menjelang akhir abad ke-9 M. Menurut buku berjudul Al-Mas’udi and his
world, Al-Mas’udi dilahirkan pada tahun 283H atau 895M di kota
Baghdad. Al Mas’udi dilaporkan meninggal dunia di Fustat (Mesir) pada
tahun 345H atau 956M. Beliau berketurunan arab yaitu keturunan Abdullah
bin Mas’ud seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Al-Mas’udi adalah
seorang ahli sejarah, geografi, geologi, zoologi, ensiklopedia dalam bidang
sains Islam, sekaligus pengembara. Banyak negri yang telah ia kunjungi dan
puluhan karya telah dihasilkan. Al-Mas’udi disebut sebagai Pilinius dari
Sastra Arab, karena pengetahuan geografinya. Dalam bukunya, Muruj az-
Zahab wa Ma’adin al-jahawir, ia menjelaskan bagaimana terjadinya gempa
bumi. Ia juga berkisah tentang laut mati; dan tentang kincir angin pertama,
yang menurutnya mungkin sekali penemuan orang Islam. Ia juga
merumuskan teori yang dapat dikatakan sebagai dasar awal dari teori
evolusi.
11
Daftar Pustaka