Вы находитесь на странице: 1из 5

KASUS

Pasien Ny. G, usia 39 tahun, G5P4A0 hamil 39 minggu, datang ke IGD


Kebidanan Rumah Sakit untuk kontrol kehamilan.
Pasien mengaku hamil 9 bulan. Hari pertama haid terakhir 17 Juni 2017,
taksiran persalinan 24 Maret 2018. Pasien melakukan antenatal care secara teratur
di Puskesmas sejak awal kehamilan. Pasien sudah melakukan pemeriksaan USG
satu kali di Puskesmas, dan dikatakan tidak ada kelainan, janin dalam kondisi
baik, dan air ketuban cukup.
Pasien mengeluh terasa keluar air – air sekitar 3 jam SMRS. Keluar air-air
tersebut tidak bisa ditahan oleh pasien dan terus mengalir. Keluhan tersebut
disertai dengan mules-mules sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Mules-
mules dirasakan hilang timbul dan semakin lama frekuensi semakin meningkat.
Keluar lendir bercampur darah dan perdarahan disangkal oleh pasien. Selama
kehamilan, pasien tidak mengeluh adanya keputihan, sakit kepala, pandangan
kabur, mual, muntah, gigi berlubang. Pasien menyangkal adanya riwayat
hipertensi, diabetes melitus, asma, alergi, penyakit jantung, dan penyakit paru.
Sedangkan di keluarga pasien tidak ada riwayat hipertensi, diabetes melitus, asma,
alergi, penyakit jantung, dan penyakit paru.
Pasien mulai menstruasi pertama kali saat usia 13 tahun, siklus teratur, lama
7 hari, ganti pembalut 3 kali dalam sehari, keluhan saat haid tidak ada. Pasien
menikah satu kali. Pasien mengakui kehamilan saat ini merupakan kehamilan
yang kelima (G5P4A0), dan tidak menggunakan KB. Pasien seorang ibu rumah
tangga, sedangkan suaminya seorang karyawan swasta.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 81 x/menit, pernapasan 18
x/menit, suhu 36.7°C. Pada pemeriksaan generalis didapatkan mata tidak anemis,
tidak ikterik, bunyi jantung I-II reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop, paru
suara dasar vesikuler, tidak ada ronki, tidak ada wheezing, abdomen membuncit
sesuai kehamilan, ekstermitas akral hangat. Pada pemeriksaan obstetri didapatkan
tinggi fundus uteri 33 cm, punggung kiri, presentasi kepala, kepala 3/5, his
4x/10’/40”, denyut jantung janin 148 dpm, dan TBJ klinis 3200 gram. Pada
pemeriksaan genitalia, inspeksi didapatkan vulva uretra tenang, tidak ada
perdarahan, pemeriksaan dalam vagina (vaginal touche) didapatkan portio tipis,
pembukaan 8 cm, kepala Hodge III. Pada pemeriksaan labratorium darah
didapatkan leukosit 92.200 ribu/mm3, Hb 13.4 g/dL, eritrosit 4.91 juta/uL,
trombosit 26800 ribu/mm3. Pemeriksaan USG terakhir tanggal 15 Juli 2013
dikatakan janin presentasi kepala tunggal hidup, BPD 92,8, HC 321,4, AC 312,5,
FL 73,8, HL 66,8 , ICA 11, TBJ 3000 gram, plasenta di korpus posterior.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,
maka dapat didiagnosis PK 1 aktif pada G5 hamil aterm janin presentasi kepala
tunggal hidup.
Pada pasien ini dilakukan penatalaksanaan, dilakukan rencana diagnosis,
dan terapi. Untuk rencana diagnosis dilakukan observasi tanda - tanda vital,
frekuensi nadi, respiratori/jam, suhu/4 jam, observasi his, denyut jantung janin/30
menit, pemeriksaan darah lengkap, gula darah sewaktu, urin lengkap, pemeriksaan
CTG. Untuk rencana terapi adalah rencana awal partus pervaginam, nilai ulang
kemajuan persalinan, rencana terapi : mobilisasi aktif secara bertahap, diet TKTP,
higienitas vulva perineum, motivasi ASI dan KB, medikamentosa : coamoxiclav 3
x 625 mg, asam mefenamat 3 x 500 mg, sulfas ferrous 1 x 1 tablet.
Follow up pasien, pada jam 12.00 ibu ingin meneran, gerak janin (+),
dengan tanda-tanda vital : TD 120/70 mmHg, N 81x/menit, RR 19 x/menit, S
afebris, his 4x/10’/50”, DJJ 146 dpm, pemeriksaan dalam vagina (vaginal touche)
pembukaan lengkap, kepala Hodge III-IV, UUK depan, dengan diagnosis PK 1
pada G5 hamil aterm JPKTH, rencana asuhan PK II (Pimpin meneran saat his).
Pada jam 12.15 lahir spontan bayi perempuan, BL 3000 gram, PL 48 cm, AS 9/10,
air ketuban jernih, tali pusat dijepit dan dipotong, ibu disuntik oksitosin 10 IU im.
Pada jam 12.20 plasenta lahir lengkap dengan peregangan tali pusat terkendali,
masase fundus  kontraksi baik, eksplorasi : perineum intak, perdarahan kala III-
IV 100 cc, melakukan pengawasan post partum.
Tekanan darah Nadi Frekuensi nafas
Waktu suhu
(mmHg) ( kali/ menit) (kali/ menit)

12.35 110/70 90 18 Afebris

12.50 110/70 88 16 Afebris

13.05 110/70 90 16 Afebris

13.20 110/70 88 16 Afebris

13.35 120/70 86 16 Afebris

13.50 120/70 88 16 Afebris

Tabel 1. Pemantauan 2 jam post partum pada Ny. G

Dalam observasi 2 jam pasca melahirkan, pasien dapat buang air


kecil spontan dan tidak ada perdarahan.

Вам также может понравиться