Вы находитесь на странице: 1из 26

BAB I

PENDAHULUAN

Torsio testis adalah suatu keadaan dimana funikulus spermatikus yang terpeluntir

yang mengakibatkan oklusi dan strangulasi dari vaskularisasi vena atau arteri ke testis

dan epididimis. Torsio testis merupakan suatu keadaan yang termasuk gawat darurat

dan butuh segera dilakukan tindakan bedah. Kondisi ini, jika tidak segera ditangani

dengan cepat dalam 4 hingga 6 jam setelah onset nyeri maka dapat menyebabkan

infark dari testis yang selanjutnya akan diikuti oleh atrofi testis. 17 Torsio testis juga

merupakan kegawat daruratan urologi yang paling sering terjadi pada laki-laki

dewasa muda, dengan angka kejadian 1 diantara 400 orang dibawah usia 25 tahun

dan paling banyak diderita oleh anak pada masa pubertas (12-20 tahun). Janin yang

masih berada di dalam uterus atau bayi baru lahir tidak jarang menderita torsio testis

yang tidak terdiagnosis sehingga mengakibatkan kehilangan testis baik unilateral

ataupun bilateral. Torsio testis harus selalu dipertimbangkan pada pasien-pasien

dengan nyeri akut pada skrotum dan kondisi tersebut juga harus dibedakan dari

keluhan-keluhan nyeri pada testis lainnya agar tidak terjadi kesalahan diagnosis yang

dapat berujung pada kesalahan terapi.3

Penyebab dari akut skrotum biasanya dapat ditegakkan berdasarkan riwayat

penyakit, pemeriksaan fisik yang menyeluruh serta pemeriksaan diagnostik yang

tepat. Sekitar 2/3 pasien yang dicurigai menderita torsio testis dengan dilakukan

anamnesis dan pemeriksaan fisik cukup untuk menegakkan diagnosis yang tepat.

1
Keterlambatan dan kegagalan dalam dignosis dan terapi akan menyebabkan proses

torsio yang berlangsung lama, sehingga pada akhirnya menyebabkan kematian testis

dan jaringan disekitarnya.3

Penatalaksanaan torsio testis menjadi tindakan darurat yang harus segera

dilakukan karena angka keberhasilan serta kemungkinan testis tertolong akan

menurun seiring dengan bertambahnya lama waktu terjadinya torsio. Adapun

penyebab tersering hilangnya testis setelah mengalami torsio adalah keterlambatan

dalam mencari pengobatan (58%), kesalahan dalam diagnosis awal (29%), dan

keterlambatan terapi (13%).3

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Testis
Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval dg berat 10-14 gr

dg panjang 4 cm ukuran dari anterior ke posterior 3 cm dan lebar 2,5cm dan

memiliki bagian2 yakni extremitas superior, extremitas inferior, facies lateralis,

facies medialis, margo anterior (convex), margo posterior (datar).7

Testis berada didalam skrotum bersama epididimis yaitu kantung

ekstraabdomen tepat dibawah penis. Testis kiri terletak lebih rendah drpd yang

kanan. Dinding pada rongga yang memisahkan testis dengan epididimis disebut

tunika vaginalis. Tunika vaginalis dibentuk dari peritoneum intraabdomen yang

bermigrasi ke dalam skrotum primitive selama perkembangan genetalia interna

pria, setelah migrasi ke dalam skrotum, saluran tempat turunnya testis (prosesus

vaginalis) akan menutup.7

Setelah pubertas, selain sebagai organ reproduksi (menghasilkan

spermatozoa) jg sebagai kelenjar endokrin yg menghasilkan hormon androgen

yang berguna untuk mempertahankan tanda2 kelamin sekunder.19

3
Gambar 2.1 Male reproduction system & Duct system of the testis

Gambar 2.2 Testis dan Epididymis; dilihat dari kanan

Lapisan Pembungkus Testis (Orchis)19

Testis terletak di dalam cavum scrota yg ditutupi oleh scrotum. Dimana lapisan

nya dari luar ke dalam yakni :

a. Cutis

b. Tunica dartos

c. Fascia Spermatica Externa (Aponeurosis MOAE)

4
d. M. Cremasterica

e. Fascia Cremasterica (Aponeurosis MOAI)

f. Fascia Spermatica Interna (Aponeurosis MTA)

g. Tunica Vaginalis Propia (Lamina Parietalis dan Lamina Visceralis)

h. Tunica Albuginea

Vaskularisasi Testis (Orchis)18

•Arteri :

– Arteri spermatika interna  dari

aorta
– Arteri deferensialis  dari arteri

vesikalis inferior
– Arteri kremasterika  dari arteri
Gambar 2.3
epigastrika Pembuluh darah Testis, Epididymis,
• Vena : dan Funiculus spermaticus; dilihat
– Pleksus pampiniformis dari kanan
Innervasi Testis (Orchis)18
Testis dipersarafi oleh serabut saraf dari plexus nervacus tertucularis. Plexus ini

dibentuk oleh nervus thoracalis VI-XII.


Testis terdiri dari 3 sel yaitu : 18

a. Sel Leydig yang berfungsi untuk menghasilkan hormon testoseron untuk

menumbuhkan ciri2 kelamin sejuder laki2. Sel ini juga sebagai Endocrin
b. Sel Sertoli yang berfungsi untuk memberi makan sperma yang

dirangsang oleh FSH yang dihasilkan oleh Adenehypophysis. Sel ini Sebagai

sebagai Eksocrin
c. Sel Spermatozoid yang berfungsi untuk menghasilkan sperma yang berada

pada dinding Tubulus Seminiferus Contortus. Sel ini sebagai Eksocrin

5
3 sel ini dibagi 2 bagian yaitu Sel Leydig Sebagai Endocrin sedangkan Sel

Sertoli dan Sel Spermatozoid sebagai Eksocrin. Testis menghasilkan hormon

testosterone yg berfungsi utk memacu perkembangan system reproduksi steroid

pria dan ciri seksual sekunder pria

B. Torsio Testis
Gambar 2.4 Histopatologis
Torsio testis adalah keadaan terpuntirnya funikulus spermatikus sehingga

mengakibatkan terhentinya aliran darah yang mendarahi testis. Nyeri sesisi pada

skrotum dengan onset yang tiba tiba biasanya merupakan gejala yang

mengindikasikan torsio testis karena diperkirakan sekitar setengah dari angka

kejadian torsio testis diawali dengan nyeri testis.18 Dengan demikian diperlukan

eksplorasi penegakkan diagnosis torsio testis di setiap keadaan nyeri skrotum

akut.22

Gambar 2.5 Torsio Testis

6
Setiap tahunnya, 4,5 dari sekitar 100.000 laki-laki dengan usia kurang

dari 25, terutama pada usia 13-16 tahun, memiliki potensi untuk memiliki torsio

testis.4,10 Diperkirakan bahwa keadaan testis yang terpuntir hanya memiliki

kurang lebih 6 jam untuk bertahan. Apabila diterapi dalam waktu kurang dari 6

jam, maka kemungkinan keberhasilan terapi adalah 90-100%. Bila dilakukan

dalam waktu 6-12 jam, keberhasilan terapi akan menurun menjadi 50%, dan bila

dilakukan lebih dari 12 jam maka keberhasilan terapi hanya menjadi 20%. Oleh

karena itu torsio testis merupakan suatu keadaan emergency, sehingga

membutuhkan diagnosis dan tatalaksana yang cepat dan tepat untuk

menyelamatkan testis dan mencegah infertilitas.11


Diagnosa bandingnya adalah semua keadaan darurat dan akut di dalam

skrotum seperti hernia inkaserata, orkitis akut, epididymitis akut, dan torsio

hidatid morgagni.

A. Lonceng dengan bandul (perumpamaan)


B. Dasar anatomik torsio testis: (1) funikulus spermatikus yang panjang dan
Gambar 2.6 Torsio Testis (de Jong)
bebas di dalam tunika vaginalis, (2) testis terletak horizontal di dalam tunika

vaginalis, (3) tunika vaginalis.

7
C. Keadaan torsio sewaktu operasi: (1) tunika vaginalis telah dibuka, (2)

funikulus yang mengalami torsi


D. Kedaan setelah testis dipuntir kembali: (1) perdarahan ternyata baik kembali,

(2) fiksasi untuk mencegah kekambuhan


E. Torsio hidatid morgagni atau apendiks testis.
C. Etiologi Torsio Testis
Penyebab dari keadaan torsio adalah tidak adekuatnya fiksasi dari testis dan

epididymitis ke skrotum atau dikenal dengan istilah bell clapper deformity. Bell

clapper deformity adalah satu-satunya kelainan anatomi yang menjadi faktor

risiko kejadian torsio testis. Namun, belum diketahui secara pasti apakah keadaan

ini berkaitan dengan kelainan perkembangan embrional dari skrotum, funikulus

spermatikus, dan testis atau berkaitan mesorchium yang panjang atau

kriptokismus testis.9 Kontraksi otot kremaster yang berlebihan juga dapat

menyebabkan testis dapat mengalami torsio. Keadaan-keadaan yang

menyebabkan pergerakan yang berlebihan itu antara lain adalah perubahan suhu

yang mendadak atau trauma yang mengenai skrotum.20


Selain berkaitan dengan kelainan anatomi, dalam beberapa penelitian terkini
menyebutkan bahwa faktor keturunan juga diperkirakan memiliki pengaruh

sebesar 11.4% terhadap risiko terjadinya torsio testis. Faktor hormonal INSL3

dan reseptor RXLF2 telah diduga menjadi gen penyebab munculnya keadaan

torsio testis. Keberadaan hormon dan reseptor ini menyebabkan atrofi testis yang

berisiko tinggi terjadinya torsio testis secara tiba-tiba.1


D. Patofisiologi Torsio Testis
Pada neonatus, testis biasanya belum menempati cavum skrotum, dimana

nantinya akan melekat kepada tunika vaginalis. Pergerakan dari testis ini dapat

menjadi faktor predisposisi terjadinya torsi tipe extravaginal. Penggabungan

8
yang inadekuat testis ke dinding skrotum biasanya dapat didiagnosa ada hari ke

7-10 kelahiran. Sedangkan pada kejadian torsio testis usia muda hingga dewasa

dapat terjadi dikarenakan perlekatan yang kurang kuat dari tunika vaginalis

dengan otot dan fascia yang membungkus funikulus spermatikus. Akibatnya,

testis menjadi lebih leluasa untuk berotasi di dalam tunika vaginalis, sehingga

disebut juga torsi tipe intravaginal. Kelainan ini biasa disebut sebagai Bell

Clapper Deformity.2,5,13

Derajat torsi dari torsio testis mempengaruhi tingkat keparahan dari


Gambar 2.7 Intravaginal (kiri), ekstravaginal (kanan)
penyakit itu sendiri. Apabila testis terpuntir di antara 90º-180º biasanya belum

terjadi gangguan aliran darah ke testis. Namun apabila testis telah terpuntir 360º

atau lebih, maka akan meningkatkan risiko terjadinya oklusi pembuluh darah

baik vena maupun arteri.Terjadinya oklusi pembuluh darah pada torsio testis

menimbulkan mekanisme ischemia-reperfusion injury(I-R) dan mediasi dari

reactive oxygen spesies (ROS) yang akan berlanjut menjadi keadaan iskemi

bahkan kematian jaringan testis.1


E. Manifestasi Klinis Torsio Testis

9
Nyeri akut pada daerah testis disebabkan oleh torsio testis,

epididimitis/orchitis akut atau trauma pada testis. Nyeri ini seringkali dirasakan

hingga ke daerah abdomen sehingga dikacaukan dengan nyeri karena kelainan

organ intraabdominal. Sedangkan nyeri tumpul disekitar testis dapat disebabkan

karena varikokel.14

Pada torsio testis, pasien mengeluh nyeri hebat di daerah skrotum, yang

sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis. Keadaan itu disebut

akut skrotum. Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal atau perut sebelah bawah

sehingga jika tidak diwaspadai sering dikacaukan dengan apendisitis akut.

Gejala lain yang juga dapat muncul adalah mual dan muntah, kadang-kadang

disertai demam ringan. Gejala yang jarang ditemukan pada torsio testis ialah

rasa panas dan terbakar saat berkermih, dan hal ini yang membedakan dengan

orchio-epididymitis.21

F. Penegakkan diagnosis
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat membantu membedakan torsio testis

dengan penyebab akut scrotum lainnya. Testis yang mengalami torsio pada

scrotum akan tampak bengkak dan hiperemis. Eritema dan edema dapat

meluas hingga scrotumsisi kontralateral. Testis yang mengalami torsio juga

akan terasa nyeri pada palpasi. Jika pasien datang pada keadaan dini, dapat

dilihat adanya testis yangterletak transversal atau horisontal. Seluruh testis

akan bengkak dan nyeri sertatampak lebih besar bila dibandingkan dengan

testis kontralateral, oleh karenaadanya kongesti vena. Testis juga tampak lebih

10
tinggi di dalam scotum disebabkan karena pemendekan dari spermatic cord.

Hal tersebut merupakan pemeriksaan yang spesifik dalam menegakkan

dianosis. Biasanya nyeri juga tidak berkurang bila dilakukan elevasi testis

(Prehn sign).15
Pemeriksaan fisik yang paling sensitif pada torsio testis ialah hilangnya

refleks cremaster. Dalam satu literatur disebutkan bahwa pemeriksaan

inimemiliki sensitivitas 99% pada torsio testis.15


2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang berguna untuk membedakan torsio testis

dengan keadaan akut scrotum yang lain adalah dengan menggunakan

stetoskop Doppler, ultrasonografi Doppler, dansintigrafi testis, yang

kesemuanya bertujuan untuk menilai aliran darah ke testis. Stetoskop Doppler

dan ultrasonografi konvensional tidak terlalu bermanfaat dalam menilai aliran

darah ke testis. Penilaian aliran darah testis secara nuklir dapat membantu,

tetapi membutuhkan waktu yang lama sehingga kasus bisa terlambat

ditangani. Ultrasonografi Doppler berwarna merupakan pemeriksaan

noninvasif yang keakuratannya kurang lebih sebanding dengan pemeriksaan

nuclear scanning. Ultrasonografi Doppler berwarna dapat menilai aliran

darah, dan dapat membedakan aliran darah intratestikular dan aliran darah

dinding scrotum. Alat ini juga dapat digunakan untuk memeriksa kondisi

patologis lain pada scrotum.14


Pemeriksaan sedimen urin tidak menunjukkan adanya leukosit dalam

urin, dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan adanya inflamasi kecuali

pada torsio yang sudah lama dan mengalami keradangan steril.14

11
Pada umumnya pemeriksaan penunjang hanya diperlukan bila diagnosis

torsio testismasih meragukan atau bila pasien tidak menunjukkan bukti klinis

yang nyata.12,15
Adanya peningkatan acute-fase protein (dikenal sebagai CRP) dapat

membedakanproses inflamasi sebagai penyebab akut scrotum.16


a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan urin dilakukan untuk menyingkirkan diagnosa infeksi

traktus urinarius pada pasien dengan nyeri akut pada skrotum. Pyuria

dengan atau tanpa bakteri mengindikasikan adanya suatu proses infeksi

dan mungkin mengarah kepada epididimitis. Selain itu perlu juga

dilakukan pemeriksaan darah dan sediment urin.14


b. Pemeriksaan Radiologis
Color Doppler Ultrasonography
1) Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat aliran darah pada arteri

testikularis.
2) Merupakan Gold Standar untuk pemeriksaan torsio testis dengan

sensitivitas 82-90% dan spesifitas 100%.


3) Pemeriksaan ini menyediakan informasi mengenai jaringan di sekitar

testis yang echotexture\Ultrasonografi dapat menemukan

abnormalitas yang terjadi pada skrotum seperti hematom, torsio

appendiks dan hidrokel.


4) Pada torsio testis, akan timbul keadaan echotexture selama 24-48 jam

dan adanya perubahan yang semakin heterogen menandakan proses

nekrosis sudah mulai terjadi.

Nuclear Scintigraphy:

12
1) Pemeriksaan ini menggunakan technetium-99 tracer dan dilakukan

untuk melihat aliran darah testis.


2) Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan

aliran darah yang meragukan dengan memakai ultrasonografi.


3) Memiliki sensitivitas dan spesifitas 90-100% dalam menentukan

daerah iskemia akibat infeksi.


4) Pada keadaan skrotum yang hiperemis akan timbul diagnosis negatif

palsu
5) Adanya daerah yang mengandung sedikit proton pada salah satu

skrotum merupakan tanda patognomonik terjadinya torsio.


3. Diagnosis Banding
Torsio testis harus selalu dibedakan dengan kondisi-kondisi lain

sebagai penyebab dari2.8


Gambar akut scrotum,
Color antara
Doppler lain.12,15
Ultrasonography
a. Epididimitis akut
Penyakit ini secara umum sulit dibedakan dengan torsio testis. Nyeri

scrotum akut biasanya disertai dengan kenaikan suhu, keluarnya nanah

dari uretra, adanya riwayat coitus suspectus (dugaan melakukan

senggama dengan selain isterinya), atau pernah menjalani kateterisasi

uretra sebelumnya. Pada pemeriksaan, epididimitis dan torsio testis, dapat

dibedakan dengan Prehn’s sign, yaitu jika testis yang terkena dinaikkan,

pada epididmis akut terkadang nyeri akan berkurang (Prehn’s sign

13
positif), sedangkan pada torsio testis nyeri tetap ada (Prehn’s sign

negative). Pasien epididimitis akut biasanya berumur lebih dari 20 tahun

dan pada pemeriksaan sedimen urin didapatkan adanya leukosituria dan

bakteriuria.
b. Hidrokel
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara

lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal,

cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam

keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di

sekitarnya.

Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena:

belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran

cairan peritoneum ke prosesus vaginalis (hidrokel komunikans) atau

belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan

reabsorbsi cairan hidrokel.


Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan

sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada

testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau

reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin

suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis/epididimis.

Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak

nyeri. Pada pemeriksaan fisis didapatkan adanya benjolan di kantong

skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan

14
menunjukkan adanya transiluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau

kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit melakukan

pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan

ultrasonografi.

c. Hernia incarserata
Gambar
Pada anamnesis didapatkan 2.9benjolan
riwayat Hidrokel yang dapat keluar masuk ke

dalam scrotum yang muncul bersamaan dengan keaadaan peningkatan

tekanan intraabdominal seperti batuk atau mengejan. Benjolan dapat

hilang bila berbaring. Ukuran benjolan dapat bervariasi dari kecil sampai

besar, Bila hernia sudah mengalami inkarserta maka gejala yang timbul

dapat berupa mual, nyeri kolik abdomen, konstipasi, keerahan pada

skrotum, dan bila di auskultasi dapat didengat bunyi bising usus di daerah

skrotum.

15
d. Tumor testis Gambar 2.10 Hernia Incarserata
Pembesaran testis yang tidak nyeri, biasanya terjadi pada usia 20-50

tahun dan sering disertai dengan limfadenopati abdomen

Gambar 2.11 Tumor Testis

e. Torsio appendix testis/epididymis


Apendiks testis adalah sisa embriologi di atas testis yang juga bisa

mengalami torsio. Hal ini dapat di deteksi sebagai titik hitam pada

transluminasi

16
Gambar 2.12 Torsio appendix testis/epidedymis
G. Terapi
1. Non operatif
Pada beberapa kasus torsio testis, detorsi manual dari funikulus

spermatikus dapat mengembalikan aliran darah.14

Pada umumnya terapi dari torsio testis tergantung pada interval dari onset

timbulnya nyeri hingga pasien datang. Jika pasien datang dalam 4 jam timbulnya

onset nyeri, maka dapat diupayakan tindakan detorsi manual dengan anestesi

lokal. Detorsi manual adalah mengembalikan posisi testis ke asalnya, yaitu

dengan memutar testis ke arah berlawanan dengan arah torsio. Prosedur ini

merupakan terapi non invasif yang dilakukan dengan sedasi intravena

menggunakan anestesi lokal (5 ml Lidocain atau Xylocaine 2%). Sebagian besar

torsio testis terjadi ke dalam dan ke arah midline, sehingga detorsi dilakukan

keluar dan ke arah lateral. Selain itu, biasanya torsio terjadi lebih dari 360 o,

sehingga diperlukan lebih dari satu rotasi untuk melakukan detorsi penuh

terhadap testis yang mengalami torsio. Hilangnya nyeri setelah detorsi

menandakan bahwa detorsi telah berhasil. Detorsi manual merupakan cara

17
terbaik untuk memperpanjang waktu menunggu tindakan pembedahan, tetapi

tidak dapat menghindarkan dari prosedur pembedahan. Jika detorsi berhasil

operasi harus tetap dilaksanakan (orkidopeksi elektif dalam waktu 48 jam). 14

Angka keberhasilan detorsi manual adalah 30-70%. Keberhasilan bila

dilakukan 4 jam setelah onset adalah 97%. Sedangkan jika > 24 jam maka

kemungkinan keberhasilannya 10%.14

Dalam pelaksanaannya, detorsi manual sulit dan jarang dilakukan. Di unit

gawat darurat, pada anak dengan scrotum yang bengkak dan nyeri, tindakan

ini sulit dilakukan tanpa anestesi. Selain itu, testis mungkin tidak sepenuhnya

terdetorsi atau dapat kembali menjadi torsio tak lama setelah pasien pulang

dari RS. Sebagai tambahan, mengetahui ke arah mana testis mengalami torsio

adalah hampir tidak mungkin, yang menyebabkan tindakan detorsi manual

akan memperburuk derajat torsio.14

2. Operatif
Torsio testis merupakan kasus emergensi, harus dilakukan segala upaya

untuk mempercepat proses pembedahan. Hasil pembedahan tergantung dari

lamanya iskemia, oleh karena itu, waktu sangat penting. Biasanya waktu

terbuang untuk pemeriksaan pencitraan, laboratorium, atau prosedur

diagnostik lain yang mengakibatkan testis tak dapat dipertahankan.14

Tindakan operasi ini dimaksudkan untuk mengembalikan posisi testis

pada arah yang benar (reposisi) dan setelah itu dilakukan penilaian apakah

18
testis yang mengalami torsio masih viable (hidup) atau sudah mengalami

nekrosis.14

Torsio testis merupakan kasus emergensi, harus dilakukan segala upaya

untuk mempercepat proses pembedahan. Hasil pembedahan tergantung dari

lamanya iskemia, oleh karena itu, waktu sangat penting. Biasanya waktu

terbuang untuk pemeriksaan pencitraan, laboratorium, atau prosedur

diagnostik lain yang mengakibatkan testis tak dapat dipertahankan.

Tujuan dilakukannya eksplorasi yaitu :

a. Untuk memastikan diagnosis torsio testis

b. Melakukan detorsi testis yang torsio

c. Memeriksa apakah testis masih viable

d. Membuang (jika testis sudah nonviable) atau memfiksasi jika testis

masih viable

e. Memfiksasi testis kontralateral

Perbedaan pendapat mengenai tindakan eksplorasi antara lain

disebabkan oleh kecilnya kemungkinan testis masih viable jika torsio

sudah berlangsung lama (>24-48 jam). Sebagian ahli masih

mempertahankan pendapatnya untuk tetap melakukan eksplorasi

dengan alasan medikolegal, yaitu eksplorasi dibutuhkan untuk

membuktikan diagnosis, untuk menyelamatkan testis (jika masih

mungkin), dan untuk melakukan orkidopeksi pada testis

kontralateral. Saat pembedahan, dilakukan juga tindakan preventif

19
pada testis kontralateral. Hal ini dilakukan karena testis kontralaeral

memiliki kemungkinan torsio di lain waktu.21

Jika testis masih hidup, dilakuakn orkidopeksi (fiksasi testis) pada

tunika dartos kemudian disusul orkidopeksi pada testis kontralateral.

Orkidopeksi dilakukan dengan mempergunakan benang yang tidak

diserap pada 3 tempat untuk mencegah agar testis tidak terpluntir

kembali, sedangkan pada testis yang sudah mengalami nekrosis

dilakukan pengangkatan testis (orkidektomi) dan kemudian disusul

orkidopeksi pada testis kontralateral. Testis yang telah mengalami

nekrosis jika tetap dibiarkan berada dalam skrotum akan merangsang

terbentuknya antibodi antisperma sehingga mengurangi kemampuan

fertilitas dikemudian hari.14

H. Komplikasi

20
Torsio testis dan spermatic cord akan berlanjut sebagai salah satu kegawat

daruratan dalam bidang urologi. Nekrosis tubular pada testis yang terlibat jelas

terlihat setelah 2 jam dari torsi. Keterlambatan lebih dari 6-8 jam antara onset

gejala yang timbul dan waktu pembedahan atau detorsi manual akan menurunkan

angka pertolongan terhadap testis hingga 55-85%. Putusnya suplai darah ke testis

dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan atrofi testis. Atrofi testikular

dapat terjadi dalam waktu 8 jam setelah onset iskemia. Insiden terjadinya atrofi

testis meningkat bila torsio telah terjadi 8 jam atau lebih. Komplikasi klinis dari

TT adalah kesuburan yang menurun dan hilangnya testikular apabila torsi

tersebut tidak diperbaiki dengan cukup cepat. Tingkat yang lebih ekstrim dari

torsi testis mempengaruhi tingkat iskemia testikular dan kemungkinan

penyelamatan.8

Komplikasi torsi testis yang


Gambar 2.13,, paling signifikan adalah infark gonad. Kejadian
Testis Nekrosis

ini bergantung pada durasi dan tingkat torsi. Analisis air mani abnormal dan

apoptosis testikular kontralateral juga merupakan sekuele yang diketahui

mengikuti ketegangan testis. Oleh karena itu, resiko subfertilitas harus

21
dibicarakan dengan pasien. Testis yang telah mengalami nekrosis jika tetap

dibiarkan berada di dalam skrotum akan merangsang terbentuknya antibodi

antisperma sehingga mengurangi kemampuan fertilitas dikemudian hari.

Komplikasi lain yang sering timbul dari torsio testis meliputi yaitu hilangnya

testis, infeksi, infertilitas sekunder, deformitas kosmetik.6


I. Prognosis
Bila dilakukan penangan sebelum 6 jam hasilnya baik, 8 jam memungkinkan

pulih kembali, 12 jam meragukan, 24 jam dilakukan orkidektomi. Viabilitas testis

sangat berkurang bila dioperasi setelah 6 jam.


Keberhasilan dalam penanganan torsio  penyelamatan testis yang segera

serta insiden terjadinya atrofi testis  durasi dan derajat dari torsio testis.

Keterlambatan intervensi pembedahan akan memperburuk prognosis serta

meningkatkan angka kejadian atrofi testis.

22
BAB III

KESIMPULAN

1. Torsio testis adalah terpeluntirnya funikulus spermatikus yang berakibat

terjadinya gangguan aliran darah pada testis.


2. Dari anamnesis biasanya pasien mengeluh nyeri hebat di daerah skrotum serta

mengalami pembengkakan pada testis. Sedangkan dari pemeriksaan fisis,

testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal daripada testis

sisi kontralateral serta dari pemeriksaan Ultrasonografi Doppler berwarna

merupakan pemeriksaan noninvasif yang keakuratannya kurang lebih

sebanding dengan pemeriksaan nuclear scanning.


3. Terapi pada torsio testis dengan detorsi manual, yaitu mengembalikan posisi

reposisi ke asalnya. Jika detosi manual berhasil harus dilakukan

operasi(orkidopeksi/fiksasi testis)pada tunika dartos.


4. Keberhasilan dalam penanganan torsio dengan mencegah testis mengalami

atrofi, dimana hal tesebut berhubungan secara langsung dengan durasi dan

derajat dari torsio testis. Keterlambatan intervensi pembedahan akan

memperburuk prognosis serta meningkatkan angka kejadian atrofi testis.

DAFTAR PUSTAKA

23
1. Chan JL, Knoll JM, Depowski PL, Williams RA, Schober JM. and a

Review of the Literature. URL [Internet]. 2009;73(1):83–86. Available from:

http://dx.doi.org/10.1016/j.urology.2008.06.053

2. Cost NG, Bush NC, Barber TD, Huang R, Baker LA. Pediatric

testicular torsion: demographics of national orchiopexy versus orchiectomy rates.

J Urol 2011;185(6 Suppl.):2459e63.

3. Cuckow, PM. 2001. Torsion of Testis. BJU International (2000). The

Hospital for Sick Children ; Bristol, United Kingdom

4. Dajusta DG, Granberg CF, Villanueva C, Baker L a. Contemporary

review of testicular torsion: New concepts, emerging technologies and potential

therapeutics. J Pediatr Urol [Internet]. 2013;9(6):723–730. Available from:

http://dx.doi.org/10.1016/j.jpurol.2012.08.012

5. Eaton SH, Cendron MA, Estrada CR, Bauer SB, Borer JG, Cilento

BG, et al. Intermittent testicular torsion: diagnostic features and management

outcomes. J Urol 2005;174:1532e5.

6. Graham; Townell, Nick. 2010. Testicular Torsion. British Medical

Journal (Overseas & Retired Doctors Edition;7/31/2010, Vol. 341 Issue 7767,

p249

7. Gray, Henry. XI. Splanchnology. 3c. The Male Genital. In: Anatomy of

the Human Body. 20th ed. Philadelphia, New York: Lea & Febiger, 1918;

Bartleby 2000; 2000

24
8. Greenberg, Michael. 2005. Testicular Torsion page 329. Greenberg’s

Text Atlas of Emergency Medicine. Lippicott Williams – Willkins : Philadelphia

9. Juri I. Testicular torsion in the inguinal canal in children. 2013;

Qualitative and quantitative analysis of PDE-5 inhibitors incounterfeit medicines

and dietary supplements by HPLC–UVusing sildenafil as a sole reference

10. Kyriazis I, Kagadis GC, Kallidonis P, Georgiopoulos I. PDE5

inhibition against acute renal ischemia reperfusion injuri in rats offer protection

11. Lin EP, Bhatt S, Rubens DJ, Dogra VS. Testicular Torsion 2007;

12. Minevich.E. 2007. Testicular Torsion, Department of Surgery,

Division of Pediatric urology, akses di http://www.emedicine.com/

med/topic2780htm

13. Molokwu CN, Somani BK, Goodman CM. Outcomes of scrotal

exploration for acute scrotal pain suspicious of testicular torsion: a consecutive

case series of 173 patients. BJU Int 2011;107(6):990e3.

14. Purnomo, Basuki P. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto. 2003.

8,145-148.

15. Ringdahl, Erika MD ; Teague, Lynn MD. 2006. Testicular Torsion.

American Family Physician. University of Missouri–Columbia School of

Medicine: Columbia, Missouri 15;74(10):1739-1743.

16. Rupp.T.J. 2006. Testicular Torsion, Department of Emergency

Medicine, Thomas Jefferson University, akses di

http://www.emedicine.com/med/ topic2560.htm

25
17. Sjamsuhidajat, de Jonng. Buku Ajar Ilmu Bedah hal : 918. 3ed. Jakarta

: EGC 2007.

18. Snell RS. Structures of the Anterior Abdominal Wall: Scrotum, Testis,

and Epididymides. In: Clinical Anatomy for Medical Students. 6th ed.

Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2000:153

19. Swartz, MH. Male Genitalia and Hernias. In: Textbook of Physical

Diagnosis: History and Examination. 5th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier;

2006:520.

20. Urologi SMF, Bedah LI. Pedoman Diagnosis & Terapi. Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin. 2010;

21. Wilson, Lorraine M. Hillegas, Kathleen B. 2006. Gangguan Sistem

Reproduksi Laki-Laki dalam Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. Patofisiologi

Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC.

26

Вам также может понравиться

  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Документ16 страниц
    Torsio Testis
    lintang a
    Оценок пока нет
  • Paper Bedah Torsio Testis-1
    Paper Bedah Torsio Testis-1
    Документ18 страниц
    Paper Bedah Torsio Testis-1
    dz fiddin
    Оценок пока нет
  • TP Torsio Testis
    TP Torsio Testis
    Документ12 страниц
    TP Torsio Testis
    endiananda
    Оценок пока нет
  • Reina
    Reina
    Документ9 страниц
    Reina
    Siti Rauhun
    Оценок пока нет
  • Referat Torsio Testis
    Referat Torsio Testis
    Документ14 страниц
    Referat Torsio Testis
    Rifki Abdillah
    Оценок пока нет
  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Документ22 страницы
    Torsio Testis
    Gabriella Agatha
    Оценок пока нет
  • Bagus Indra Cahya 22010111120032 Lap - Kti Bab2 PDF
    Bagus Indra Cahya 22010111120032 Lap - Kti Bab2 PDF
    Документ17 страниц
    Bagus Indra Cahya 22010111120032 Lap - Kti Bab2 PDF
    Youthma Dwistayani
    Оценок пока нет
  • Referat - Bedah - Vicky Vendy - Torsio Testis
    Referat - Bedah - Vicky Vendy - Torsio Testis
    Документ17 страниц
    Referat - Bedah - Vicky Vendy - Torsio Testis
    FauziaEvaLatifahS
    Оценок пока нет
  • Makalah TR
    Makalah TR
    Документ19 страниц
    Makalah TR
    Mita Miftahayatun
    Оценок пока нет
  • Referat Torsio Testis
    Referat Torsio Testis
    Документ28 страниц
    Referat Torsio Testis
    Timotius Silaban
    Оценок пока нет
  • Isi Torsio Testis
    Isi Torsio Testis
    Документ20 страниц
    Isi Torsio Testis
    nuzzrd
    Оценок пока нет
  • TORSIO TESTIS
    TORSIO TESTIS
    Документ22 страницы
    TORSIO TESTIS
    elva sujana
    Оценок пока нет
  • Referat Torsio Testis FIX
    Referat Torsio Testis FIX
    Документ14 страниц
    Referat Torsio Testis FIX
    Amii Amelia
    Оценок пока нет
  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Документ11 страниц
    Torsio Testis
    Shiella Fauzia
    Оценок пока нет
  • Referat Torsio Testis
    Referat Torsio Testis
    Документ24 страницы
    Referat Torsio Testis
    Anis Malak
    100% (1)
  • Torsi Testis - Patofisiologi dan Epidemiologi Torsio Testis
    Torsi Testis - Patofisiologi dan Epidemiologi Torsio Testis
    Документ13 страниц
    Torsi Testis - Patofisiologi dan Epidemiologi Torsio Testis
    Fahrunnisa HN
    Оценок пока нет
  • Bab 2
    Bab 2
    Документ28 страниц
    Bab 2
    EriaSartika
    Оценок пока нет
  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Документ15 страниц
    Torsio Testis
    Muhammad Fikri Aulia
    Оценок пока нет
  • TORSIO TESTIS
    TORSIO TESTIS
    Документ14 страниц
    TORSIO TESTIS
    Gratia Tomasoa
    Оценок пока нет
  • BAB II Torsio Testis
    BAB II Torsio Testis
    Документ6 страниц
    BAB II Torsio Testis
    deki
    Оценок пока нет
  • Referat Torsio Testis
    Referat Torsio Testis
    Документ23 страницы
    Referat Torsio Testis
    anggecintadia
    Оценок пока нет
  • The Acute Scrotum
    The Acute Scrotum
    Документ6 страниц
    The Acute Scrotum
    Arti Tyagita Kusumawardhani
    Оценок пока нет
  • TORSITESTIS
    TORSITESTIS
    Документ24 страницы
    TORSITESTIS
    melisa haby winata
    Оценок пока нет
  • TORSIO TESTIS
    TORSIO TESTIS
    Документ5 страниц
    TORSIO TESTIS
    Ayi Abdul Basith
    Оценок пока нет
  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Документ5 страниц
    Torsio Testis
    Alicia Nata
    Оценок пока нет
  • Laporan Tutorial Skenario3 Blok Urogenital
    Laporan Tutorial Skenario3 Blok Urogenital
    Документ8 страниц
    Laporan Tutorial Skenario3 Blok Urogenital
    Bayu Praasetyo
    Оценок пока нет
  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Документ23 страницы
    Torsio Testis
    r_ayu
    100% (2)
  • TorsionTestis
    TorsionTestis
    Документ14 страниц
    TorsionTestis
    Yusuf Ali Quddusi
    Оценок пока нет
  • Case Torsio Testis
    Case Torsio Testis
    Документ39 страниц
    Case Torsio Testis
    nur_huda_34
    100% (1)
  • Torsi Testis
    Torsi Testis
    Документ18 страниц
    Torsi Testis
    ClaudiaKotasiku
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Torsio Testis
    Laporan Pendahuluan Torsio Testis
    Документ4 страницы
    Laporan Pendahuluan Torsio Testis
    kartika
    0% (1)
  • TORSIO TESTIS DAN ISCHEMIA REPERFUSION
    TORSIO TESTIS DAN ISCHEMIA REPERFUSION
    Документ32 страницы
    TORSIO TESTIS DAN ISCHEMIA REPERFUSION
    Antari Zulqi Masykurin
    Оценок пока нет
  • Belajar Mandiri Topik 13
    Belajar Mandiri Topik 13
    Документ13 страниц
    Belajar Mandiri Topik 13
    annisguanni
    Оценок пока нет
  • Undesensus Testis
    Undesensus Testis
    Документ17 страниц
    Undesensus Testis
    Fikri Hakim
    Оценок пока нет
  • Akut Skrotum
    Akut Skrotum
    Документ42 страницы
    Akut Skrotum
    wellystianti
    Оценок пока нет
  • Journal Reading - Torsio Testis
    Journal Reading - Torsio Testis
    Документ12 страниц
    Journal Reading - Torsio Testis
    herDX
    Оценок пока нет
  • Nama: Fanky Fazdianki Ramadhan, S.Ked
    Nama: Fanky Fazdianki Ramadhan, S.Ked
    Документ28 страниц
    Nama: Fanky Fazdianki Ramadhan, S.Ked
    Irsadil Ibat Ibat
    Оценок пока нет
  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Документ21 страница
    Torsio Testis
    RefanAldo
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Genetalia Pria
    Pemeriksaan Genetalia Pria
    Документ21 страница
    Pemeriksaan Genetalia Pria
    INGGIT UTAMI EKA PUTRI
    Оценок пока нет
  • 3 ASKEP ORCHITIS & Torsio Terstis
    3 ASKEP ORCHITIS & Torsio Terstis
    Документ15 страниц
    3 ASKEP ORCHITIS & Torsio Terstis
    Rocky Mawara
    Оценок пока нет
  • TORSIO TESTIS PBL
    TORSIO TESTIS PBL
    Документ7 страниц
    TORSIO TESTIS PBL
    Andi Dian Hajriana
    Оценок пока нет
  • TORSIO TESTIS
    TORSIO TESTIS
    Документ5 страниц
    TORSIO TESTIS
    Bagus Dwiyan
    Оценок пока нет
  • Referat USG Testis
    Referat USG Testis
    Документ43 страницы
    Referat USG Testis
    Dema Syah Fadli
    100% (1)
  • REFERAT Torsio Testis
    REFERAT Torsio Testis
    Документ13 страниц
    REFERAT Torsio Testis
    Juni Royntan Tampubolon
    Оценок пока нет
  • AKUT SKROTUM
    AKUT SKROTUM
    Документ40 страниц
    AKUT SKROTUM
    Nindya Kirana
    Оценок пока нет
  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Документ25 страниц
    Torsio Testis
    dryanaditya
    Оценок пока нет
  • TORSIO TESTIS
    TORSIO TESTIS
    Документ10 страниц
    TORSIO TESTIS
    Stephanie Wood
    Оценок пока нет
  • Abses Skrotum
    Abses Skrotum
    Документ15 страниц
    Abses Skrotum
    Rizka 'icha' Dila Pratami
    Оценок пока нет
  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Документ4 страницы
    Torsio Testis
    Afdhalu Dzikri
    Оценок пока нет
  • Referat Dr. Edu UDT & Phimosis
    Referat Dr. Edu UDT & Phimosis
    Документ21 страница
    Referat Dr. Edu UDT & Phimosis
    MichelleAugustine
    Оценок пока нет
  • Referat USG Testis
     Referat USG Testis
    Документ43 страницы
    Referat USG Testis
    Achmad Rizki Alhasani
    Оценок пока нет
  • Undensesnsus Testis
    Undensesnsus Testis
    Документ13 страниц
    Undensesnsus Testis
    Nurul Ramadhaniaty Putri
    Оценок пока нет
  • Testicular Torsion Ela
    Testicular Torsion Ela
    Документ40 страниц
    Testicular Torsion Ela
    Lisa Trisnawati Chaniago
    Оценок пока нет
  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Документ17 страниц
    Torsio Testis
    A A Ngurah Wisnu Adiputra C
    Оценок пока нет
  • TORSIO TESTIS
    TORSIO TESTIS
    Документ8 страниц
    TORSIO TESTIS
    Daniel Ping
    Оценок пока нет
  • Mikrobiologi Perubatan I: Patogen dan Mikrobiologi Manusia
    Mikrobiologi Perubatan I: Patogen dan Mikrobiologi Manusia
    От Everand
    Mikrobiologi Perubatan I: Patogen dan Mikrobiologi Manusia
    Рейтинг: 2.5 из 5 звезд
    2.5/5 (2)
  • Bag Sani
    Bag Sani
    Документ11 страниц
    Bag Sani
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Bab 1 Migrain
    Bab 1 Migrain
    Документ2 страницы
    Bab 1 Migrain
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • BAB 1 - Pendahuluan
    BAB 1 - Pendahuluan
    Документ2 страницы
    BAB 1 - Pendahuluan
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Kanker
    Kanker
    Документ22 страницы
    Kanker
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Leaflet
    Leaflet
    Документ2 страницы
    Leaflet
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Referat Varicella
    Referat Varicella
    Документ13 страниц
    Referat Varicella
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Документ3 страницы
    Lembar Pengesahan
    Harmas Novryan Fareza
    Оценок пока нет
  • Epidemiologi Kejadian TB Paru Di Puskesmas Perawatan Ngletih Kota Kediri Periode Januari 2016 - Desember 2017
    Epidemiologi Kejadian TB Paru Di Puskesmas Perawatan Ngletih Kota Kediri Periode Januari 2016 - Desember 2017
    Документ1 страница
    Epidemiologi Kejadian TB Paru Di Puskesmas Perawatan Ngletih Kota Kediri Periode Januari 2016 - Desember 2017
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • VARISELA
    VARISELA
    Документ22 страницы
    VARISELA
    Harmas Novryan Fareza
    Оценок пока нет
  • Bekerjasama Dengan Puskesmas Perawatan Ngletih Kota Kediri
    Bekerjasama Dengan Puskesmas Perawatan Ngletih Kota Kediri
    Документ18 страниц
    Bekerjasama Dengan Puskesmas Perawatan Ngletih Kota Kediri
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Leaflet Penyuluhan Eksternal Ca Cervix K27 PDF
    Leaflet Penyuluhan Eksternal Ca Cervix K27 PDF
    Документ2 страницы
    Leaflet Penyuluhan Eksternal Ca Cervix K27 PDF
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Leaflet
    Leaflet
    Документ2 страницы
    Leaflet
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • POMR Pseudoaneurisma
    POMR Pseudoaneurisma
    Документ5 страниц
    POMR Pseudoaneurisma
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • MR
    MR
    Документ38 страниц
    MR
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan
     Pendahuluan
    Документ5 страниц
    Pendahuluan
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Referat Uro
    Referat Uro
    Документ32 страницы
    Referat Uro
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Tabel Log Book
    Tabel Log Book
    Документ3 страницы
    Tabel Log Book
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Pembahasan
    Pembahasan
    Документ3 страницы
    Pembahasan
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Referat Malformasi Vaskuler
    Referat Malformasi Vaskuler
    Документ28 страниц
    Referat Malformasi Vaskuler
    Azizah Malik
    0% (1)
  • Vitiligo Anak
    Vitiligo Anak
    Документ36 страниц
    Vitiligo Anak
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Febris hari ke-5
    Febris hari ke-5
    Документ4 страницы
    Febris hari ke-5
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Bab 4 Kesimpulan Vitiligo
    Bab 4 Kesimpulan Vitiligo
    Документ1 страница
    Bab 4 Kesimpulan Vitiligo
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Daftar
    Daftar
    Документ2 страницы
    Daftar
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Cover Referat Uro
    Cover Referat Uro
    Документ2 страницы
    Cover Referat Uro
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Lapsus Pseudoaneurisma
    Lapsus Pseudoaneurisma
    Документ36 страниц
    Lapsus Pseudoaneurisma
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Jurnal
    Jurnal
    Документ28 страниц
    Jurnal
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Lapsus Pseudoaneurisma
    Lapsus Pseudoaneurisma
    Документ36 страниц
    Lapsus Pseudoaneurisma
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Jurnal
    Jurnal
    Документ28 страниц
    Jurnal
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет
  • Presentasi Referat
    Presentasi Referat
    Документ67 страниц
    Presentasi Referat
    Raihana Zahra Ichsani
    Оценок пока нет