Вы находитесь на странице: 1из 15

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan terhadap ALLAH SWT, sebagaimana telah
diberikan rahmat dan hidayat untuk mengerjakan tugas fisika yang berjudul
“TERMODINAMIKA”.

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini.

Saya telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal


mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari
kesalahan dan kekurangan. Harapan saya, semoga bisa menjadi koreksi di
masa mendatang agar lebih baik dari sebelumnya. Tak lupa saya ucapkan
terimakasih kepada teman-teman sehingga dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai
dengan yang diharapkan. Pada dasarnya makalah ini saya sajikan untuk
membahas tentang “TERMODINAMIKA”. Untuk lebih jelas simak
pembahasan dalam makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa
memberikan pengetahuan yang mendalam tentang termodinamika kepada
kita semua.

Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Tak ada gading yang tak
retak. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari teman-
teman untuk memperbaiki makalah saya selanjutnya. Sebelum dan
sesudahnya saya ucapkan terimakasih.

PENULIS

AHMAD KHAIRI ABADI

2
DAFTAR ISI
TERMODINAMIKA

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................3
BAB I .......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................................................4
1.2 PERUMUSAN MASALAH .............................................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN ...................................................................................................4
1.4 MANFAAT .....................................................................................................................4
BAB II ......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................6
A. PENGERTIAN TERMODINAMIKA ................................................................................6
B. SISTEM, PROSES DAN SIKLUS TERMODINAMIKA ...................................................6
C. HUKUM HUKUM TERMODINAMIKA ............................................................................9
BAB III ...................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................14
A. KESIMPULAN ..........................................................................................................14
B. SARAN ......................................................................................................................14
DAFTAR PUSAKA.................................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Semua mahluk hidup melakukan pekerjaan.Tumbuh-tumbuhan melakukan
pekerjaan ketika mengangkat air dari akar ke cabang-cabang,hewan
melakukan
melakukan pekerjaan ketika berenang ,merayap, dan terbang.Kerja juga
terjadi ketika
pemompaan darah melalui pembuluh darah dalam tubuh dan pada
pemompaan ion-ion
melewati dinding sel .Semua kerja ini diperoleh dari pengeluaran energy
kimia yang
disimpan dalam makanan yang dikonsumsi oleh mahluk hidup.
Termodinamika berasal dari dua kata yaitu thermal (yang berkenaan
dengan panas) dan dinamika (yang berkenaan dengan
pergerakan).Termodinamika adalah kajian mengenai hubungan,panas,
kerja, dan energy dan secara khusus perubahan panas menjadi
kerja.Hukum termodinamika pertama dan kedua dirumuskan pada abad
ke-19
oleh para ilmuan mengenai peningkatan efisiensi mesin
uap.Bagaimanapun hokum ini merupakan dasar seperti hokum fisika
lainnya.Mereka membatasi efisiensi amuba atauikan paus seperti mereka
membatasi efisiensi mobil atau tenaga nuklir tumbuhan.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


 Pengertian termodinamika
 Proses,siklus,system termodinamika
 Hukum hukum termodinamika
1.3 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan kami adalah sebagai
berikut :
 Mengetahui Pengertian Termodinamika
 Mengetahui hokum hokum termodinamika
1.4 MANFAAT
Tumbuh-tumbuhan melakukan pekerjaan ketika mengangkat air dari akar
ke cabang-cabang,hewan melakukan melakukan pekerjaan ketika
berenang ,merayap, dan terbang.Kerja juga terjadi ketika pemompaan

4
darah melalui pembuluh darah dalam tubuh dan pada pemompaan ion-ion
melewati dinding sel .Semua kerja ini diperoleh dari pengeluaran energy
kimia yang disimpan dalam makanan yang dikonsumsi oleh mahluk hidup.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TERMODINAMIKA
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan
antara energi panas dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik
secara alami maupun hasil rekayasa teknologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat
kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi
dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Hal ini erat
hubungannya dengan hukum – hukum dasar pada termodinamika. Dalam makalah ini kami
akan membahas tentang hukum 3 termodinamika dan tentang sistem tenaga uap rankine.

Efek magnetokalorik di pakai untuk menurunkan temperatur senyawa paramagnetikhingga


sekitar 0.001 K. Secara prinsip, temperatur yang lebih rendah lagi dapat dicapai dengan
menerapkan efek magnetokalorik berulang-ulang. Jadi setelah penaikan medan magnetik
semula secara isoterm, penurunan medan magnetik secara adiabat dapat dipakai untuk
menyiapkan sejumlah besar bahan pada temperatur Tᶠ¹, yang dapat dipakai sebagai tandon
kalor untuk menaikan tandon kalor secara isoterm ynag berikutnya dari sejumlah bahan yang
lebih sedikit dari bahan semula. Penurunan medan magnetik secara adiabat yang kedua dapat
menghasilkan temperatur yang lebih rendah lagi, Tᶠ², dan seterusnya. Maka akn tibul
pertanyaan apakah efek magnetokalorik dapat dipakai untuk mendinginkan zat hingga
mencapai nol mutlak.

Pecobaan menunjukan bahwa sifat dasar semua proses pendinginan adalah bahwa semakin
rendah temperatur yang dicapai, semakin sulit menurunkannya.hal yang sama berlaku juga
untuk efek magnetokalorik.dengan persyaratan demikian, penurunan medan secara adiabat
yang tak trhingga banyaknya diperlukan untuk mencapai temperatur nol mutlak.

Rankine Cycle kadang-kadang dikenal sebagai suatu Daur Carnot praktis ketika suatu turbin
efisien digunakan, T diagram akan mulai untuk menyerupai Daur Carnot. Perbedaan yang
utama adalah bahwa suatu pompa digunakan untuk memberi tekanan cairan sebagai penganti
gas. Ini memerlukan sekitar 100 kali lebih sedikit energy dibanding yang memampatkan suatu
gas di dalam suatu penekan ( seperti di Daur Carnot)

B. SISTEM, PROSES DAN SIKLUS TERMODINAMIKA


Suatu sistem thermodinamika adalah sustu masa atau daerah yang dipilih, untuk dijadikan
obyek analisis. Daerah sekitar sistem tersebut disebut sebagai lingkungan. Batas antara sistem
dengan lingkungannya disebut batas sistem (boundary), dalam aplikasinya batas sistem
merupakan bagian dari sistem maupun lingkungannya, dan
dapat tetap atau dapat berubah posisi atau bergerak.

SISTEM TERMODINAMIKA:
1. Sistem Terbuka

Sistem terbuka terjadi ketika partikel dan energi dengan mudahnya keluar masuk
sistem. Ketika terjadi kesetimbangan jumlah energi yang keluar dan masuk serta

6
kesetimbangan jumlah partikel yang keluar masuk, maka sistem dan lingkungan
memiliki nilai temperatur T dan potensial kimia µ yang sama. Contohnya, lautan dan
tumbuh-tumbuhan.

2. Sistem Tertutup

Sistem tertutup merupakan sistem yang dindingnya hanya dapat dilewati oleh energi
panas. Partikel-partikel yang mencoba menerobos tidak akan bisa memasuki dinding
sistem ini. Sistem semacam ini mendeskripsikan nilai partikelnya yang konstan tetapi
berkebalikan dengan energi yang dapat berubah. Sebagai gantinya, ketika terdapta
kesetimbangan jumlah energi yang keluar masuk sistem, temperatur sistem dan
lingkungan memiliki nilai temperatur yang sama. Contohnya, Green House yang
didalamnya terjadi pertukaran kalor tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan
lingkungan.

3. Sistem Terisolasi

Sistem yang satu ini sangatlah unik. Dinding pembatasnya tidak dapat ditembus oleh
partikel maupun energi dan tidak berinteraksi dengan lingkungannya. Sistem inilah yang
sangat cocok dengan konsep termodinamika. Dimana sistem ini akan menjaga
kesetimbangan termodinamika suatu benda. Sistem semacam ini dicirikan dengan nilai
total energi E, jumlah partikel N dan volume V yang tetap.

PROSES TERMODINAMIKA:
 Proses Isotermik

Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-perubahan di


dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini
dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan
energi dalam (∆U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama
dengan usaha yang dilakukan sistem

(Q = W).

Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p – V di bawah ini. Usaha yang dilakukan
sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagaiDimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal gas.

 Proses Isokhorik

Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan
melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (∆V = 0), gas tidak
melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya.
Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV.

QV = ∆U

 Proses Isobarik

Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas
dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan

7
usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp.
Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang diserap gas
pada volume konstan

QV =∆U

Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai

W = Qp − QV

Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang
diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume
konstan (QV).

 Proses Adiabatik

Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar (dilepaskan) oleh
sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama dengan perubahan energi
dalamnya (W = ∆U).

Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan volume masing-masing
p1 dan V1 mengalami proses adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi p2 dan
V2, usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai

Dimana γ adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas kalor molar gas pada
tekanan dan volume konstan dan mempunyai nilai yang lebih besar dari 1 (γ > 1). Proses
adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p – V dengan bentuk kurva yang mirip dengan grafik
p – V pada proses isotermik namun dengan kelengkungan yang lebih curam.

Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum universal dari
kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai suatu bentuk perpindahan
energi. Pernyataan paling umum dari hukum pertama termodinamika ini berbunyi:
“ Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan jumlah energi
panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem
terhadap lingkungannya. ”
Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang melalui
eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan kerja saling dapat
dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudolf Clausius pada 1850:
"Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut 'energi', yang diferensialnya sama dengan jumlah
kerja yang dipertukarkan dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik."

SIKLUS TERMODINAMIKA:

8
1. Siklus reversibel (bolak balik)

Siklus ini merupakan sebuah siklus dimana perubahan dapat dibalikkan ke


keadaan semula tanpa mengubah keadaan sekelilingnya. Pada siklus ini
seharusnya tidak ada kerugian panas karena gesekan, radiasi atau
konduksi. Siklus akan reversibel jika semua proses yang membentuk siklus
juga reversibel.

2. Siklus irreversibel (tidak kembali)

Siklus ini merupakan siklus tak terbalikkan. Untuk mengembalikan ke


keadaan semula harus mengubah keadaan sekelilingnya. Pada siklus ini
ada kerugian panas karena gesekan, radiasi atau konduksi. Siklus ini juga
terjadi jika proses pembentukannya juga proses irreversibel.

3. Siklus Carnot

Siklus yang satu ini dibuat oleh Carnot yang merupakan ilmuan pertama
yang menganalisis permasalahan efesiensi mesin kalor. Pada mesin
carnot, zat kerja melakukan operasi siklus yang terdiri dari dua operasi
termal dan dua operasi adiabatik. Mesin Carnot adalah mesin kalor
hipotesis yang beroperasi dalam suatu siklus reversibel.

C. HUKUM HUKUM TERMODINAMIKA

TERMODINAMIKA I

Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan
bertambah (sistem akan terlihat mengembang dan bertambah panas).
Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume dan suhu sistem akan
berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini
merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum
kekekalan energi. Sistem yang mengalami perubahan volume akan
melakukan usaha dan sistem yang mengalami perubahan suhu akan
mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan kepada
sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami
perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan
energi dalam termodinamika atau disebut hukum I termodinamika. Secara
matematis, hukum I termodinamika dituliskan sebagai :

Q = W + ∆U

9
Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan ∆U adalah perubahan energi
dalam. Secara sederhana, hukum I termodinamika dapat dinyatakan
sebagai berikut.

Jika suatu benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang


berarti diberi kalor Q, benda (krupuk) akan mengembang atau bertambah
volumenya yang berarti melakukan usaha W dan benda (krupuk) akan
bertambah panas (coba aja dipegang, pasti panas deh!) yang berarti
mengalami perubahan energi dalam ∆U.

TERMODINAMIKA II

Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan apakah proses-


proses yang dianggap taat azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak
terjadi di alam. Hukum kedua termodinamika seperti yang diungkapkan
oleh Clausius mengatakan, “Untuk suatu mesin siklis maka tidak mungkin
untuk menghasilkan efek lain, selain dari menyampaikan kalor secara
kontinu dari sebuah benda ke benda lain pada temperatur yang lebih
tinggi".

Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari empat
proses terbalikkan: pemuaian isotermal dengan penambahan kalor,
pemuaian adiabatik, pemampatan isotermal dengan pelepasan kalor dan
pemampatan adiabatik; jika integral sebuah kuantitas mengitari setiap
lintasan tertutup adalah nol, maka kuantitas tersebut yakni variabel
keadaan, mempunyai sebuah nilai yang hanya merupakan ciri dari
keadaan sistem tersebut, tak peduli bagaimana keadaan tersebut dicapai.
Variabel keadaan dalam hal ini adalah entropi. Perubahan entropi hanya
gayut keadaan awal dan keadaan akhir dan tak gayut proses yang
menghubungkan keadaan awal dan keadaan akhir sistem tersebut.

Hukum kedua termodinamika dalam konsep entropi mengatakan, "Sebuah


proses alami yang bermula di dalam satu keadaan kesetimbangan dan
berakhir di dalam satu keadaan kesetimbangan lain akan bergerak di
dalam arah yang menyebabkan entropi dari sistem dan lingkungannya
semakin besar".

Jika entropi diasosiasikan dengan kekacauan maka pernyataan hukum


kedua termodinamika di dalam proses-proses alami cenderung bertambah
ekivalen dengan menyatakan, kekacauan dari sistem dan lingkungan
cenderung semakin besar.

Di dalam ekspansi bebas, molekul-molekul gas yang menempati


keseluruhan ruang kotak adalah lebih kacau dibandingkan bila molekul-
molekul gas tersebut menempati setengah ruang kotak. Jika dua benda
yang memiliki temperatur berbeda T1 dan T2 berinteraksi, sehingga
10
mencapai temperatur yang serba sama T, maka dapat dikatakan bahwa
sistem tersebut menjadi lebih kacau, dalam arti, pernyataan "semua
molekul dalam sistem tersebut bersesuaian dengan temperatur T adalah
lebih lemah bila dibandingkan dengan pernyataan semua molekul di dalam
benda A bersesuaian dengan temperatur T1 dan benda B bersesuaian
dengan temperatur T2".

Di dalam mekanika statistik, hubungan antara entropi dan parameter


kekacauan adalah, pers. (1): S = k log w

dimana k adalah konstanta Boltzmann, S adalah entropi sistem, w adalah


parameter kekacauan, yakni kemungkinan beradanya sistem tersebut
relatif terhadap semua keadaan yang mungkin ditempati.

Jika ditinjau perubahan entropi suatu gas ideal di dalam ekspansi


isotermal, dimana banyaknya molekul dan temperatur tak berubah
sedangkan volumenya semakin besar, maka kemungkinan sebuah molekul
dapat ditemukan dalam suatu daerah bervolume V adalah sebanding
dengan V; yakni semakin besar V maka semakin besar pula peluang untuk
menemukan molekul tersebut di dalam V. Kemungkinan untuk menemukan
sebuah molekul tunggal di dalam V adalah, pers. (2):

W1 = c V

dimana c adalah konstanta. Kemungkinan menemukan N molekul secara


serempak di dalam volume V adalah hasil kali lipat N dari w. Yakni,
kemungkinan dari sebuah keadaan yang terdiri dari N molekul berada di
dalam volume V adalah, pers.(3):

w = w1N = (cV)N.

Jika persamaan (3) disubstitusikan ke (1), maka perbedaan entropi gas


ideal dalam proses ekspansi isotermal dimana temperatur dan banyaknya
molekul tak berubah, adalah bernilai positip. Ini berarti entropi gas ideal
dalam proses ekspansi isotermal tersebut bertambah besar.

Definisi statistik mengenai entropi, yakni persamaan (1), menghubungkan


gambaran termodinamika dan gambaran mekanika statistik yang
memungkinkan untuk meletakkan hukum kedua termodinamika pada
landasan statistik. Arah dimana proses alami akan terjadi menuju entropi
yang lebih tinggi ditentukan oleh hukum kemungkinan, yakni menuju
sebuah keadaan yang lebih mungkin. Dalam hal ini, keadaan
kesetimbangan adalah keadaan dimana entropi maksimum secara
termodinamika dan keadaan yang paling mungkin secara statistik. Akan
tetapi fluktuasi, misal gerak Brown, dapat terjadi di sekitar distribusi
kesetimbangan.

11
Dari sudut pandang ini, tidaklah mutlak bahwa entropi akan semakin besar
di dalam tiap-tiap proses spontan. Entropi kadang-kadang dapat
berkurang. Jika cukup lama ditunggu, keadaan yang paling tidak mungkin
sekali pun dapat terjadi: air di dalam kolam tiba-tiba membeku pada suatu
hari musim panas yang panas atau suatu vakum setempat terjadi secara
tiba-tiba dalam suatu ruangan.

TERMODINAMIKA III

Efek magnetokalorik di pakai untuk menurunkan temperatur senyawa


paramagnetikhingga sekitar 0.001 K. Secara prinsip, temperatur yang lebih
rendah lagi dapat dicapai dengan menerapkan efek magnetokalorik
berulang-ulang. Jadi setelah penaikan medan magnetik semula secara
isoterm, penurunan medan magnetik secara adiabat dapat dipakai untuk
menyiapkan sejumlah besar bahan pada temperatur Tᶠ¹, yang dapat
dipakai sebagai tandon kalor untuk menaikan tandon kalor secara isoterm
ynag berikutnya dari sejumlah bahan yang lebih sedikit dari bahan semula.
Penurunan medan magnetik secara adiabat yang kedua dapat
menghasilkan temperatur yang lebih rendah lagi, Tᶠ², dan seterusnya.
Maka akan timbul pertanyaan apakah efek magnetokalorik dapat dipakai
untuk mendinginkan zat hingga mencapai nol mutlak.

Pecobaan menunjukan bahwa sifat dasar semua proses pendinginan


adalah bahwa semakin rendah temperatur yang dicapai, semakin sulit
menurunkannya.hal yang sama berlaku juga untuk efek
magnetokalorik.dengan persyaratan demikian, penurunan medan secara
adiabat yang tak trhingga banyaknya diperlukan untuk mencapai
temperatur nol mutlak. Perampatan dari pengalaman dapat dinyatakan
sebagai berikut :

Temperatur nol mutlak tidak dapat dicapai dengan sederetan prosesyang


banyaknya terhingga.Ini dikenal sebagi ketercapaian temperatur nol mutlak
atau ketaktercapaian hukum ketiga termodinamika. Pernyataan lain dari
hukum ketiga termodinamika adalahhasil percobaan yang menuju ke
perhitungan bahwa bagaimana ΔST berlaku ketika T mendekati nol. ΔST
ialah perubahan entropi sistem terkondensasi ketika berlangsung proses
isoterm terbuktikan. Percobaansangat memperkuat bahwa ketika T
menurun, ΔST berkurang jika sistem itu zat cair atau zat padat. Jadi prinsip
berikut dapat di terima:

Perubahan entropi yang berkaitan dengan proses-terbalikan-isotermis-


suatu sistem-terkondensasi mendekati nol ketika temperaturnya mendekati
nol. Pernyataan tersebut merupakan hukum ketiga termodinamika menurut

12
Nernst-Simon. Nernst menyatakan bahwa perubahan entropi yang
menyertai tiap proses reversibel, isotermik dari suatu sistem terkondensasi
mendekati nol. Perubahan yang dinyatakan di atas dapat berupa reaksi
kimia, perubahan status fisik, atau secara umum tiap perubahan yang
dalam prinsip dapat dilakukan secara reversibel.

Hal ini dikenal sebagai hukun Nernst, yang secara matematika dinyatakan
sebagai :

Pada Kemudian, Pada tahun 1911, Planck membuat suatu hipotesis 0,


bukan hanya beda entropi yg = 0, tetapi entropi setiap zatsuhu T padat
atau cair dalam keseimbangan dakhir pada suhu nol. Dapat ditunjukkan
secara eksperimen, bahwa bila suhunya mendekati St menurun.0 K,
perubahan entropi transisi. Persamaan diatas dikenal sebagai hukum
ketiga termodinamika.

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.


Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai
temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem
akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi
benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai
nol.

St Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa perubahan entropi


yang berkaitan dengan perubahan kimia atau perubahan fisika bahan
murni pada T = 0 K bernilai nol.

Secara intuitif hukum ketiga dapat dipahami dari fakta bahwa pergerakan
ionik atau molekular maupun atomik yang menentukan derajat
ketidakteraturan dan dengan demikian juga besarnya entropi, sama sekali
berhenti pada 0 K. Dengan mengingat hal ini, tidak akan ada perubahan
derajat ketidakteraturan dalam perubahan fisika atau kimia dan oleh karena
itu tidak akan ada perubahan entropi.

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
 BENTUK-BENTUK ENERGI

Total energi (E) suatu sistem merupakan jumlah dari energi thermal,

mekanis, kinetis, potensial, elektrik, magnetik, kimia dan nuklir.

 SISTEM, PROSES DAN SIKLUS TERMODINAMIKA

Dalam thermodinamika ada dua jenis sistem, yaitu sistem tertutup

dan sistem terbuka. Dalam sistem tertutup masa dari sistem yang dianalisis tetap dan tidak ada
masa keluar dari sistem atau masuk kedalam sistem, tetapi volumenya bisa berubah. Yang
dapat-keluar masuk sistem tertutup adalah energi dalam bentuk panas atau kerja.

 HUKUM TERMODINAMIKA I,II,III

 Hukum Pertama Termodinamika: Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini
menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan
total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap
sistem.

 Hukum kedua Termodinamika: Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini
menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.

 Hukum ketiga Termodinamika: Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol
absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.

B. SARAN
 Agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca

14
DAFTAR PUSAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika

http://www.cuacajateng.com/hukumpertamathermodinamika.html

http://www.forumsains.com/fisika-smu/bunyi-hukum-ke-2-thermodynamics/

http://susimelindah23.blogspot.co.id/2014/11/contoh-makalah-
termodinamika.html

http://myleashelly.blogspot.co.id/

15

Вам также может понравиться