Вы находитесь на странице: 1из 3

Pengaruh Faktor Endokrin Dalam Pertumbuhan (Fisiologi)

Growth Hormone (GH) dan Insulin-Like Growth Factors (IGFs)


Sebagian besar efek dari GH dimediasi oleh IGFs, namun GH juga memiliki efek
langsung seperti lipofisis, meningkatkan transport asam amino ke jaringan, dan
meningkatkan sintesis protein dan glukosa dalam hati juga efek langsung dlm
pertumbuhan tulang rawan (kartilago). Kelebihan kadar GH dpt menyebabkan resistensi
insulin, menjadi substansi diabetogenik dan meningkatkan gula darah. Untuk
mengurangi resiko kelebihan kadarnya, GH disekresikan dgn pola pulsatile, pd siang hari
kadarnya cenderung sedikit dan pd malam hari kadarnya meningkat dalam interval yg
singkat. Kadar GH lebih tinggi pada periode neonatal fase awal, dan menurun saat masa
kanak-kanak, dan kemudian akan meningkat lagi pd masa pubertas dan kemudian akan
menurun lagi sesuai bertambahnya usia. Sekresi GH berkuran pada obesitas namun
akan meningkat saat keadaan lapar.

GH bersirkulasi dalam darah dengan berikatan dengan GHBP (Growth Hormone Binding
Protein)
 Kadar GHBP relatif tinggi pada pasien dengan obesitas, namun kadar GH sedikit
 keadaan lapar membuat kadar GH tinggi namun menurunkan kadar GHBP
 Pasien dengan penyakit “Laron Dwarfism” (abnormalitas reseptor GH) memiliki jumlah
reseptor GH yg sedikit dan mengalami penurunan kadar GHBP

Molekul IGF berikatan dgn IGFBPs (insulin-like factors binding proteins) di dalam darah.
Kadar IGFB-1 berbanding terbalik dengan kadar insulin dan protein ini sepertinya tdk
diregulasikan oleh GH. IGFBP-1 menghambat kerja IGF. Kararnya tinggi pada serum fetus
dan cairan amnion. Kadarnya dalam serum darah berbanding terbalik dengan berat lahir.
GH menghasilkan efeknya untuk peertumbuhan sebagian besar melalui IGFs dan binding
proteinnya. IGF-1 dan IGF-2 memiliki struktur yang mirip dengan proinsulin namun
regulasi, reseptor dan efek biologisnya berbeda. IGF-1 bersirkulasi dengan berikatan
dengan IGFBP-3 dan subunit asam labil dalam kompleks 150-kDa. Konsentrasi IGFBP-3
sebanding dengan konsentrasi GH dan status nutrisi.

IGF-1 diproduksi di sebagian besar jaringan dan dikeluarkan melalui proses autocrine
atau paracrine. Sebagian besar produksi IGF-1 terjadi di hati, dan kemungkinan IGF-1 yg
beredar berasal dari hati. Selain berefek pada pertumbuhan kartilago, IGF-1 memiliki
efek pada hematopoiesis, steroidogenesis ovarium, proliferasi dan diferensiasi myoblast,
dan diferensiasi lensa. Pemberian IGF-1 dalam percobaan klinis menunjukkan adanya
peningkatan penyerapan nitrogen dan penurunan kadar blood urea nitrogen. Pada
pasien yg memiliki resistensi GH (Laron Dwarfism) IGF-1 menstimulasi pertumbuhan
karena tidak bekerjanya GH. Maka, IGF-1 memungkinkan untuk digunakan sebagai
treatment untuk berbagai penyakit seperti tinggi badan yg kurang, termasuk post-
operasi dan luka bakar.

Konsentrasi IGFs dalam plasma cenderung rendah pada masa neonatus dan tetap
rendah sampai masa kanak-kanak sampai akhirnya sampai di titik puncak pada masa
pubertas. IGF-1 kemudian turun pada masa dewasa, namun lebih tinggi daripada saat
masa kanak-kanak. Semakin bertambah usia, maka kadar IGF-1 dan GH semakin
menurun. Defisiensi GH memicu turunnya kadar IGF-1 dan IGF-2, namun kelebihan GH
memicu naiknya kadar IGF-1 namun pd kadar IGF-2 tdk meningkat sampai diatas batas
normal. Kadar IGF-1 tdk dapat memastikan diagnosis untuk penyakit dengan kondisi
pertumbuhan yg kurang karena kadarnya menurun pada kondisi kurang nutrisi. IGF-1
menekan sekresi GH dengan negative feedback mechanism, sehingga pasien yg
memiliki penyakit Laron Dwarfism atau yg tdk dapat memproduksi IGF-1, memiliki kadar
GH yg tinggi namun kadar IGF-1 yg sangat rendah.

Thyroid Hormone
Bayi yg lahir dengan hypothyroidism kongenital lahir
dengan panjang yg normal, namun tdk lama setelah
lahir mereka akan mengalami hambatan pertumbuhan
dan jika tidak diobati akan mengalami keterbelakangan
mental yg permanen. Hypothyroidism yg terjadi setelah
bayi lahir dpt menyebabkan penurunan pertumbuhan
badan namun tidak ada efek penurunan intelektual
secara permanen. Pertumbuhan tulang (bone age)
menjadi tertunda pada pasien dgn hypothyroidism, lebih
signifikan dibandingkan pasien dengan defisiensi GH dan
disgenesis epiphysial terlihat dengan kalsifikasi dari
progress epiphyses. Gambar disamping merupakan
grafik normail rasio upper dan lower segment seiring
bertambah usia. Jika rasionya bertambah maka pertumbuhan lower segment kurang baik
pd hypothyroidism.

Sex Steroids
Sex steroid gonad memberikan pengaruh penting dalam pertumbuhan saat pubertas
dan tdk berpengaruh besar pada masa pre-pubertas. Kelebihan kadar sex steroid gonad
& adrenal akan menyebabkan pertumbuhan tinggi badan dan pertumbuhan sex
sekunder yg pesat dan terlalu dini. Jika terus berlanjut, peningkatan kadar seks steroid
hormone yg dimediasi oleh esterogen akan menyebabkan peningkatan skeletal age, fusi
epiphyseal dini, dan postur badan seperti orang dewasa yg pendek.
Esterogen secara langsung menstimulasi produksi IGF-1 dari kartilago dan meningkatkan
kadar sekresi GH, yg secara tdk langsung akan menstimulasi produksi IGF-1.

Glucocorticoids
Kelebihan kadar glukokortikoid baik dari dalam maupun luar tubuh dapat dengan cepat
menghetikan pertumbuhan, efeknya lebih cepat daripada yg disebabkan oleh kenaikan
berat badan. Tidak adanya glukokortikoid memiliki pengaruh yang kecil terhadap
pertumbuhan jika individu secara klinis baik dalam hal lain (misalnya, jika hipotensi dan
hipoglikemia tidak ada).
Source: Greenspan’s Basic and Clinical Endocrinology 8th Editon

GH adalah hormone yg dikeluarkan oleh anterior pituitary dalam jumlah yg melimpah.


Meskipun kadarnya setelah memasuki periode dewasa akan terus berkurang, namun
hormone ini tetap diproduksi karena fungsinya juga untuk efek metabolic dan system
imun.

Untuk menghasilkan efek metaboliknya, GH berikatan langsung dgn target organ spt
jaringan adipose, otot, dan hati. GH meningkatkan kadar asam lemak dlm darah dgn
mempercepat pemecahan trigliserida yg disimpan dlm jaringan adipose, dan
meningkatkan kadar gula darah dengan menurunkan penarikan glukosa dari otot dan
menaikkan output glukosa dalam hati. Otot akan menggunakan asam lemaknya, bukan
glukosanya sebagai sumber energy. Sehingga dpt dikatakan efek metabolic GH adalah
memobilisasi cadangan lemak untuk dijadikan sumber energy utama dan menyisakan
jaringan yg hanya dpt menggunakan glukosa (spt otak) menggunakan glukosanya. GH
juga menstimulasi sintesis asam amino dan protein dengan menurunkan kadarnya
dalam darah.
Terdapat 2 jenis IGFs, yaitu IGF-1 dan IGF-2. Produksi IGF-2 tidak dipengaruhi GH, dan
pada dasarnya adalah untuk pertumbuhan janin namun tetap diproduksi sampai dewasa
meskipun fungsinya msh belum diketahui.
GH menyebabkan pertumbuhan dengan cara: (1) Menambah jumlah sel (hyperplasia)
dengan cara menstimulasi pembelahan sel dan mencegah apoptosis (2)Menambah
ukuran sel (hypertrophy) dengan sintesis protein dgn menurunkan kadar asam amino
dalam darah.
(via IGF-1) GH menstimulasi
bagian cakra epifise
(epiphyseal plate) yang
masih berupa tulang rawan.
Semakin bertambahnya
usia, tulang ini akan
mengalami kalsifikasi. Maka
GH masih dpt
menyebabkan
pertumbuhan selama
bagian ini msh memiliki
part kartilagonya.

Вам также может понравиться