Merujuk pada sebuah pepatah yang menyatakan “Kejujuran bagaikan emas permata bagi kehidupan”, maka menanamkan sikap jujur pada setiap anak/individu adalah mutlak diperlukan. Baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun dalam lingkungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena bila suatu keluarga, lembaga, organisasi bahkan Negara sekalipun bila dihiasi perilaku jujur oleh para anggotanya/warganya maka akan menghasilkan suatu kehidupan yang aman, tentram, adil dan endingnya tercipta suatu kehidupan yang sejahtera bahagia untuk semuanya. Jika kita semua berprilaku jujur maka akan menjadikan kita sebagai manusia yang amanah baik “amanatum minallah” ataupun amanatum minannas juga akan menghapus atau paling tidak mengurangi prasangka buruk diantara kita baik sebagai bagian dari kehidupan keluarga, lembaga sosial, organisasi maupun sebagai bagian kehidupan berbangsa dan bernegara. Berkata tentang kejujuran memang mudah tapi berperilaku jujur memerlukan adanya suatu proses panjang. Perlu adanya proses internalisasi yang berkesinambungan. Berbagai cara dan upaya telah dilakukan untuk menanamkan sikap jujur, baik oleh lembaga keluarga, pemerintah maupun lembaga masyarakat. Salah satu cara yang ditawarkan oleh pemerintah adalah dengan diterapkannya kantin kejujuran di lembaga-lembaga sekolah. Kantin kejujuran tersebut bertujuan untuk melatih kejujuran para siswa dalam membayar makanan yang mereka ambil, yang kemudian hal ini menjadi salah satu indikator dalam menilai kejujuran dari siswa sekolah. Kejujuran yang telah ditanamkan sejak dini tentu saja akan berpengaruh pada kehidupan dewasa para siswa tersebut. Diharapkan kedepannya mereka tetap menjunjung tinggi kejujuran, sehingga terhindar dari tindakan korupsi. Telah kita ketahui bersama, bahwa Indonesia telah lama dilanda krisis moral yang mengakibatkan kebohongan menjadi hal biasa, termasuk pemerintahan Indonesia dalam melakukan korupsi. Korupsi memang dari dulu hingga sekarang menjadi musuh terbesar dalam kehidupan di Indonesia, terutama kehidupan pemerintahan di Indonesia. Salah satu cara untuk mengurangi tindakan korupsi bagi generasi muda Indonesia, maka salah satunya dapat dengan menggunakan media pembelajaran role playing. Sebagai contoh dari role playingyang mudah untuk dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi siswa SD yang merupakan obyek karya tulis ini adalah dengan tema kantin kejujuran. Di dalam role playing ini para siswa SD, akan bermain peran (drama) dengan mengusung tema kantin kejujuran. Dalam drama tersebut, nilai-nilai kejujuran dan kontrol diri menjadi fokus dan inti cerita dari role playing ini. Selain itu, diharapkan agar para siswa dapat memahami secara utuh dan mendalam akan arti pentingnya kejujuran dalam kehidupan sehari-hari, melalui pesan tersirat yang ada di dalam role playing. Diharapkan, di masa yang akan datang melalui media pembelajaran role playing dengan tema Kantin Kejujuran ini akan lebih efektif dan efisien dalam pembentukan karakter (sikap dan perilaku) siswa sebagai generasi penerus dan pengganti para generasi sekarang yang sedang memimpin menjalankan tugas kelembagaan baik dalam lingkup lembaga keluarga, lembaga pemerintah maupun lembaga sosial masyarakat khususnya sikap anti korupsi.