Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN KASUS
1. Identitas
a. Pasien
Nama inisial : Tn. M.S.
Umur : 68 Tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Status : Menikah
Agama : Kristen Protestan
Suku bangsa : Minahasa
Warga negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Pinaras Lingkungan VI, Tomohon
Selatan
b. Identitas Penanggung
Nama inisial : Ny. M.E.
Umur : 57 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pinaras Lingkungan VI, Tomohon
Selatan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan pasien : Istri
2. Data Medik
a. Diagnosa Medik
Saat masuk : Orchitis Dextra et Sinistra (Bilateral)
(Sabtu, 21 Februari 2015).
Saat pengkajian : Hidrokel Bilateral (Senin, 23 Februari
2015)
b. Kelainan bawaan atau trauma kelainan
Pasien mengatakan tidak memiliki kelainan bawaan sejak lahir.
c. Riwayat tumbuh kembang sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak mengalami kelainan tumbuh kembang
sebelumnya.
d. Riwayat alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi seperti makanan, debu,
udara, maupun obat-obatan.
3. Keadaan Umum
a. Keadaan Sakit
Pasien tampak sakit sedang.
Alasan : Karena keadaan umum pasien tampak lemah, terdapat nyeri
tekan pada daerah skrotum terutama pada skrotum daerah
sinistra. Nyeri dirasakan menyebar hingga ke daerah abdomen
kuadran kanan dan kiri bawah. Ekspresi wajah tampak
meringis. Jika nyeri dirasakan pasien tampak memegang
daerah nyerinya. Terpasang IVFD cairan RL 20 tetes/menit di
lengan kanan.
b. Pemeriksaan Status Kesadaran
1) Kualitatif : Pasien sadar penuh
2) Kuantitatif : GCS (Glasgow Coma Scale)
a) Respon membuka mata : Nilai 4 (Pasien membuka mata
spontan).
b) Respon Bicara : Nilai 5 (Pasien orientasi penuh).
c) Respon Motorik : Nilai 6 (Pasien mampu mengikuti
perintah sederhana).
Jumlah : 15
Kesimpulan : Pasien sadar penuh (Compos
Mentis).
c. Pemeriksaan Tanda - tanda Vital
1) Tekanan darah
Lokasi : Dilengan kanan
Hasil : 110/80 mmHg
Sistol + 2 . Diastol 110 + 2 . 80 270
MAP : = = =
3 3 3
90 mmHg
Kesimpulan : Perfusi darah ke arteri coronary, otak, dan
ginjal dalam batas normal. (Nilai normal 70
– 110 mmHg).
2) Nadi
Lokasi : Di arteri radialis
Hasil : 80 x / Menit
Irama : Reguler
Kesimpulan : Denyut nadi dalam batas normal. (Normal
60 - 100x/menit).
3) Pernapasan
Hasil : 24 x / Menit
Irama : Teratur
Jenis pernapasan : Perut
Kesimpulan : Frekuensi pernapasan dalam batas normal.
(Norrmal 16 – 25 x/menit).
4) Suhu tubuh
Lokasi : Axilla Kanan
Hasil : 37,5° Celcius
d. Pengukuran
1) Tinggi badan : 170 cm
2) Berat badan : 67 kg
3) Indeks massa tubuh
Berat badan 67 67
Rumus : = 170 = 1,7 𝑥 1,7 =
Tinggi badan(m2 )
67
= 23,9
2,89
Keterangan :
BB Kurang : <18,50
Kurus Kering : <16,00
Kurus Sedang : 16,00 – 16,99
Kurus Ringan : 17,00 – 18,49
BB Normal : 18,50 – 24,99
BB Lebih : 25,00 – 29,99
Kegemukan/Obesitas : ≥30,00
Obesitas derajat I : 30,00 – 34,99
Obesitas derajat II : 35,00 – 39,99
Obesitas derajat III : ≥40,00
Kesimpulan : Pasien tergolong dalam Berat Badan normal
(18,50 – 24,99).
e. Pemeriksaan Khusus Nyeri (PQRST)
Lokasi nyeri : Pasien mengatakan nyeri di daerah skrotum.
1) P (Paliative/ Provocative)
Pasien mengatakan faktor yang membuat nyeri semakin bertambah
yaitu pada saat banyak bergerak, bagian skrotum disentuh terutama
skrotum sinistra, serta saat mengangkat beban berat dan faktor yang
membuat nyeri dapat berkurang adalah saat pasien diam, tidak
beraktivitas ataupun dalam keaadaan istirahat.
2) Q (Quality/ Quantity)
Pasien mengatakan kualitas nyeri dapat dikarakteristikkan seperti di
pukul benda tumpul dan sifatnya hilang timbul.
3) R (Region/Radiation)
Pasien mengatakan nyeri dirasakan dibagian skrotum terutama
skrotum sinistra dan menyebar/menjalar ke bagian abdomen kuadran
kanan dan kiri bawah.
4) S (Scale/ Severity)
Skala nyeri : 8
Intensitas nyeri : Nyeri berat terkontrol
Ekspresi wajah : Meringis
5) T (Time)
Durasi nyeri : ± 5 menit
Frekuensi nyeri : Tidak menentu, hanya jika pasien bergerak
atau daerah skrotum tersentuh.
f. Pengkajian Khusus Ansietas Hamilton Rating Scale For Anxiety
(HARS)
SCORE
No PERTANYAAN
0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas
1) Cemas
2) Firasat Buruk √
3) Takut Akan Pikiran Sendiri
4) Mudah Tersinggung
2 Ketegangan
1) Merasa Tegang
2) Lesu
3) Tak Bisa Istirahat Tenang √
4) Mudah Terkejut
5) Mudah Menangis
6) Gemetar
7) Gelisah
3 Ketakutan
1) Pada Gelap
2) Pada Orang Asing
3) Ditinggal Sendiri √
4) Pada Binatang Besar
5) Pada Keramaian Lalu Lintas
6) Pada Kerumunan Orang Banyak
4 Gangguan Tidur
1) Sukar Masuk Tidur
2) Terbangun Malam Hari
3) Tidak Nyenyak
4) Bangun dengan Lesu √
5) Banyak Mimpi-Mimpi
6) Mimpi Buruk
7) Mimpi Menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan
1) Sukar Konsentrasi √
2) Daya Ingat Buruk
6 Perasaan Depresi
1) Hilangnya Minat
2) Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi √
3) Sedih
4) Bangun Dini Hari
5) Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang
Hari
7 Gejala Somatik (Otot)
1) Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
2) Kaku √
3) Kedutan Otot
4) Gigi Gemerutuk
5) Suara Tidak Stabil
8 Gejala Somatik (Sensorik)
1) Tinitus
2) Penglihatan Kabur √
3) Muka Merah atau Pucat
4) Merasa Lemah
5) Perasaan ditusuk-Tusuk
9 Gejala Kardiovaskuler
1) Takhikardia
2) Berdebar
3) Nyeri di Dada √
4) Denyut Nadi Mengeras
5) Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau
Pingsan
6) Detak Jantung Menghilang (Berhenti
Sekejap)
10 Gejala Respiratori
1) Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
2) Perasaan Tercekik √
3) Sering Menarik Napas
4) Napas Pendek/Sesak
11 Gejala Gastrointestinal
1) Sulit Menelan
2) Perut Melilit
3) Gangguan Pencernaan
4) Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
5) Perasaan Terbakar di Perut √
6) Rasa Penuh atau Kembung
7) Mual - Muntah
8) Buang Air Besar Lembek
9) Kehilangan Berat Badan
10) Sukar Buang Air Besar
(Konstipasi)
12 Gejala Urogenital
1) Sering Buang Air Kecil
2) Tidak Dapat Menahan Air Seni
3) Amenorrhoe
4) Menorrhagia √
5) Menjadi Dingin (Frigid)
6) Ejakulasi Praecocks
7) Ereksi Hilang
8) Impotensi
13 Gejala Otonom
1) Mulut Kering
2) Muka Merah
3) Mudah Berkeringat √
4) Pusing, Sakit Kepala
5) Bulu-Bulu Berdiri
14 Tingkah Laku Pada Wawancara
1) Gelisah
2) Tidak Tenang
3) Jari Gemetar
4) Kerut Kening √
5) Muka Tegang
6) Tonus Otot Meningkat
7) Napas Pendek dan Cepat
8) Muka Merah
SCORE 0 5 8 3 0
TOTAL SCORE 16
Keterangan :
SCORE :
0 = Tidak Ada Gejala Sama Sekali
1 = Ringan (satu dari gejala yang ada)
2 = Sedang (separuh dari gejala yang ada)
3 = Berat (lebih dari separuh gejala yang ada)
4 = Berat Sekali (semua gejala nampak)
TOTAL SCORE :
< 14 = Tidak Ada Kecemasan
14 – 20 = Kecemasan Ringan
21 – 27 = Kecemasan Sedang
28 – 41 = Kecemasan Berat
42 – 56 = Kecemasan Berat Sekali
Kesimpulan : Pasien berada dalam rentang kecemasan ringan (14 – 20).
4. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
a. Kulit
Saat dilakukan pemeriksaan, tidak terdapat tanda dehidrasi melalui
pemeriksaan finger print, kulit teraba hangat dan lembab, turgor kulit
elastis, warna kulit sawo matang, tidak terdapat ikterik, terdapat
gangguan kulit berupa bintik-bintik merah dan terasa gatal pada
pergelangan kaki sinistra, serta kulit tampak kotor.
b. Kepala dan rambut
Saat dilakukan pemeriksaan, bentuk kepala mesosephal, tidak terdapat
luka di kulit kepala, tidak terdapat benjolan, penyebaran rambut merata,
warna rambut hitam beruban, rambut mudah rontok dan berketombe,
rambut dan kulit kepala tampak kotor dan berbau, rambut tampak
pendek, serta tidak terdapat nyeri tekan.
c. Mata
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tampak tidak menggunakan kaca
mata, tidak ada raccoon eye’s, tidak terdapat edema pada palpebrae,
konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, tampak pupil isokor
(bulat, sama besar, diameter kira – kira 2 mm), refleks pupil terhadap
cahaya positif, tekanan intra okuler mata kiri dan kanan sama, fungsi
penglihatan pasien mulai menurun.
d. Telinga
Saat dilakukan pemeriksaan, canalis tampak kotor, terdapat serumen,
tidak terdapat battle sign, membran timpani utuh, tampak tidak
menggunakan alat bantu dengar, fungsi pendengaran baik, serta tidak
terdapat otorhea.
e. Hidung
Saat dilakukan pemeriksaan, tampak posisi septum ditengah, terdapat
secret dalam rongga hidung, tidak terdapat peradangan pada mukosa
hidung, tidak ada perdarahan, tidak ada nyeri tekan pada sinus, fungsi
penciuman baik, serta tidak menggunakan alat bantu pernapasan dan
tidak terdapat selang NGT.
f. Rongga mulut, gigi, lidah dan tonsil
Saat dilakukan pemeriksaan, rongga mulut tampak kotor dan berbau,
tidak terdapat sariawan, tidak terdapat luka pada mukosa bibir, tampak
beberapa gigi sudah tanggal yaitu 4 buah gigi geraham, tidak
menggunakan gigi palsu dan kawat gigi, terdapat karang gigi, tidak
terdapat perdarahan dan luka pada gusi, lidah tampak bersih, tidak ada
peradangan atau pus pada tonsil, serta ukuran tonsil normal yaitu T1.
g. Leher
Saat dilakukan pemeriksaan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
pembesaran kelenjar getah bening, tidak terdapat kaku kuduk, serta nilai
JVP normal yaitu 5 + 0 cm air.
h. Thoraks dan pernapasan
Saat dilakukan pemeriksaan, bentuk thoraks normal, frekuensi
pernapasan 24 x/menit, pernapasan teratur, tampak menggunakan jenis
pernapasa perut, tidak terdapat tanda – tanda dyspneu, tidak terdapat
sianosis pada daerah bibir dan perifer kuku, vokal fremitus teraba sama
kiri dan kanan, perkusi paru normal yaitu terdengar bunyi sonor serta
bunyi pekak pada daerah hepar dan jantung, suara pernapasan normal
yaitu vesikuler, tidak terdapat suara tambahan, serta pasien tampak
batuk.
i. Jantung
Pada saat dilakukan pemeriksaan, ictus cordis nampak dan teraba pada
ICS V midklavikularis sinistra, heart rate 80 x/ menit.
Batas jantung : Batas atas jantung pada ICS II. Batas kanan jantung
pada linea sternalis dextra. Batas kiri jantung pada linea
midklavikularis sinistra. Batas bawah jantung pada ICS
V midklavikularis sinistra.
Bunyi jantung : Bunyi jantung II katub aorta terdengar bunyi tunggal
pada ICS II linea sternalis dextra. Bunyi jantung II
katub pulmonalis terdengar bunyi tunggal pada ICS II
dan III pada sternalis sinistra. Bunyi jantung 1 katub
trikuspidalis terdengar bunyi tunggal pada ICS IV linea
sternalis sinistra. Bunyi jantung I katub mitralis
terdengar bunyi tunggal pada ICS V midklavikularis
sinistra.
j. Abdomen
Saat dilakukan pemeriksaan, bentuk abdomen datar, tidak terdapat bekas
luka operasi, dinding perut teraba lemas, terdapat nyeri tekan pada
kuadran kanan dan kiri bawah, tidak terdapat benjolan, tidak ada
pembesaran hepar, suara perkusi abdomen normal yaitu tympani, serta
tidak terdapat tanda nyeri pada perkusi ginjal.
k. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas
Saat dilakukan pemeriksaan, tidak terdapat edema, tidak terdapat
atrofi otot, tidak terdapat luka, fraktur, dislokasi, dan kaku sendi,
rentang gerak terbatas, serta terpasang IVFD di lengan kanan cairan
RL 20 tetes/menit.
2) Ekstremitas bawah
Saat dilakukan pemeriksaan, tidak terdapat adanya edema, terdapat
atrofi otot, tidak terdapat luka, fraktur, dislokasi, dan kaku sendi,
rentang gerak bebas, serta terdapat lesi pada pergelangan kaki
sinistra.
Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah :
Kanan Kiri
5 5
4 4
Kanan Kiri
Keterangan :
0 = Tidak ada pergerakan dan kontraksi otot, jatuh pasif 100%
1 = Ada sedikit kontraksi, sedikit gerakan dan tahanan sewaktu jatuh
2 = Hanya mampu menahan grafitasi, tetapi akan jatuh dengan
sentuhan
3 = Mampu menahan tegak walupun sedikit didorong, tetapi tidak
mampu melawan tekanan/dorongan
4 = Kekuatan kurang dibandingkan sisi lain
5 = Kekuatan Utuh
3) Refleks fisiologis
Refleks Kiri Kanan Keterangan
Bisep + + (Fleksi siku dan kontraksi bisep)
Trisep + + (Ekstensi siku dan kontraksi trisep)
Patela + + (Ekstensi lutut dan kontraksi
quadrisep)
Achiles + + (Fleksi bagian plantar)
4) Refleks Patologik
Refleks Telapak Telapak Keterangan
Patologi kaki kiri kaki kanan
(Kelima jari akan
Babinski - - melakukan gerakan plantar
fleksi)
l. Kolumna vertebralis
Pada saat dilakukan pemeriksaan, bentuk kolumna vertebralis normal,
tidak terdapat adanya luka, benjolan dan nyeri.
m. Genitalia
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien berjenis kelamin laki – laki, terdapat
pembesaran dan kemerahan pada testis kiri dan kanan, tidak ada
pengeluaran pus atau cairan pada mulut uretra, kedua testis tampak
edema terutama testis dekstra, testis teraba elastis, terdapat nyeri tekan
pada kedua testis terutama testis sinistra, serta palpasi kandung kemih
teraba kosong.
n. Bokong dan anus
Saat dilakukan pemeriksaan, tidak ditemukan adanya tanda - tanda luka
maupun lesi pada bokong, ada saluran pembuangan anus, tidak ada luka
atau radang pada anus, tidak ada perdarahan, hemoroid dan fistula.
5. Pengkajian 12 Pola Persepsi Kesehatan
a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
1) Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan kegitan sehari-harinya adalah sebagai seorang
petani air nira. Mandi kadang hanya satu kali dalam sehari karena
jika kembali dari kebun pasien sudah merasa lelah.
2) Riwayat penyakit saat klien masuk rumah sakit (Sabtu, 21 Februari
2015)
a) Keluhan utama saat klien masuk rumah sakit
Pasien mengatakan nyeri abdomen bagian bawah hingga ke
daerah skrotum.
b) Riwayat keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri abdomen hingga daerah skrotum
dirasakan sejak Jumat 20 Februari 2015. Pasien mengatakan pada
hari Sabtu 21 Februari 2015 sekitar pukul 12.20 WITA pasien
dibawah ke RSU Gunung Maria Tomohon oleh keluarga,
kemudian dilakukan pemeriksaan dan dokter menganjurkan
untuk rawat inap. Pasien mengatakan skrotum membesar sejak ±
2 tahun yang lalu, dan akan terasa nyeri pada daerah skrotum bila
pasien mengangkat beban berat.
c) Keluhan lain yang menyertai saat klien masuk rumah sakit
Pasien mengatakan badan terasa lemah dan batuk sejak 4 hari
yang lalu. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan disertai
dengan demam dan nyeri kepala.
3) Riwayat penyakit saat dilakukan pengkajian (Sabtu, 21 Februari
2015)
a) Keluhan utama saat dilakukan pengkajian
Pasien mengatakan nyeri daerah skrotum hingga ke abdomen
kuadran bawah.
b) Riwayat keluhan utama saat dilakukan pengkajian
Pasien mengatakan nyeri daerah skrotum hingga ke daerah
abdomen semakin lama semakin terasa. Pasien mengatakan nyeri
hilang timbul, akan lebih terasa jika bergerak, durasi nyeri ± 5
menit, skala nyeri 8, nyeri berat terkontrol, ekspresi wajah
tampak meringis sehingga dokter mengindikasikan untuk operasi.
4) Riwayat penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang sama
sebelumnya. Pasien mengatakan pernah dirawat di RSU Gunung
Maria Tomohon ini ± 1 minggu karena mual dan muntah sekitar
tahun 2010 yang lalu. Pasien mengatakan tidak ada riwayat
pembedahan, jika sakit memeriksakan diri ke puskesmas atau RS
terdekat. Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap
makanan, debu, udara maupun obat – obatan. Pasien mengatakan
dirinya seorang perokok, ± 12 batang atau sebungkus dalam sehari.
Pasien juga mengatakan bahwa dirinya seorang peminum alkohol
yaitu air nira ± ¼ gelas setiap kali akan makan.
b. Pola nutrisi dan metabolik
1) Keadaan sebelum sakit
Makan : Pasien mengatakan frekuensi makan ± 2 kali dalam sehari.
Jenis makanan yang dimakan nasi, kadang sayur, ikan dan
kadang daging. Pasien mengatakan tidak terlalu suka
makan sayur kecuali sayur pahit adalah makanan
kesukaannya. Pasien mengatakan tidak ada gangguan atau
masalah saat makan.
Minum : Pasien mengatakan sering – sering minum, terutama kopi.
Pasien minum air masak hanya 1 gelas dalam sehari karena
pasien lebih banyak minum kopi. Selain itu pasien juga
minum sedikit air nira tiap kali akan mengawali makan.
2) Keadaan sejak sakit
Makan : Pasien mengatakan tidak makan karena dipuasakan sejak
kemarin Minggu 22 Februari 2015 pukul 22.00 WITA.
Pasien mengatakan sudah merasa lapar.
Minum : Pasien mengatakan tidak minum karena dipuasakan sejak
kemarin Minggu 22 Februari 2015 pukul 22.00 WITA.
Pasien mengatakan kerongkongan terasa kering.
c. Pola eliminasi
1) Keadaan sebelum sakit
BAB : Pasien mengatakan BAB 1 kali dalam sehari, konsistensi
padat, tidak ada gangguan saat BAB.
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Hubungan pernikahan
: Keturunan
: Pasien
: Meninggal
: Serumah
Kesimpulan :
Pasien adalah seorang laki-laki berumur 68 tahun. Pasien mempunyai saudara
14 orang. Pasien mempunyai seorang istri dan anak perempuan yang tinggal
serumah dengannya. Sebelum menikah dengan istrinya yang sekarang, pasien
pernah menikah dan mempunyai 4 orang anak, namun telah bercarai dengan
istri pertamanya. Tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga.
7. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium :
Laboratorium RSU Gunung Maria
Hari/Tgl : Sabtu, 21 Februari 2015
8. Terapi Obat
a. Ceftriaxone ( Injeksi ) 1 x 2 gr / 24 jam via IV
Sabtu, 21 Februari 2015 jam 13.30
Minggu, 22 Februari 2015 jam 13.30
Indikasi:
Infeksi - infeksi yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap
ceftriaxone seperti infeksi saluran napas, infeksi telinga hidung
tenggorokkan, infeksi saluran kemih, sepsis, infeksi tulang, sendi dan
jaringan lunak, infeksi intra abdominal, infeksi genital (termasuk gonore)
dan infeksi pada pasien dengan gangguan pertahanan tubuh.
Kontra Indikasi:
Pada pasien yang hipersensitif terhadap penisilin, kemungkinan
terjadinya reaksi alergi silang harus diperhitungkan.
Efek samping:
Gastrointestinal : Feses encer/cair/diare, mual, muntah, stomatitis.
Kulit : Pruritus, urtikaria, dermatitis allergika, edema.
Hematologi : Pendarahan,trombositopenia, granulo-sitopenia.
Lain-lain : Sakit kepala, pusing, reaksi anafilaktik.
b. Ketorolac (Injeksi) 3 x 1 Ampul ( 1 mL ) / 8 jam via IV
Sabtu, 21 Februari 2015 jam 13.20, jam 19.20.
Minggu, 22 Februari 2015 jam 03.20, jam11.20, jam 19.20.
Senin, 23 Februari 2015 jam 03.20, jam 11.20.
Indikasi:
Ketorolac diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka pendek terhadap
nyeri akut, sedang sampai berat setelah prosedur bedah. Durasi total
ketorolac tidak boleh lebih dari lima hari. Ketorolac secara parental
dianjurkan untuk digunakan sebagai obat prabedah obstetri atau untuk
analgesia obstetrik karena belum diadakan penelitian yang akurat
mengenai hal ini dan karena diketahui mempunyai efek menghambat
biosintesis prostaglandin atau kontraksi rahim dan sirkulasi fetus.
Kontra Indikasi:
Pada pasien yang sebelumnya pernah mengalami alergi dengan obat ini,
karena ada kemungkinan sensitivitas hilang, ketorolac juga dikontra
indikasikan pada pasien yang menunjukkan manifeksi alergi serius akibat
pemberian asetosal atau obat anti-inflamasi non steroid lain. Ketorolac
diindikasikan pada pasien yang menderita ulkus peptikum aktif.
Efek Samping:
Efek samping di bawah ini terjadi pada uji klinis dengan ketorolac 1 m
20 dosis dalam 5 hari.
a) Saluran cerna : Diare, dispepsia, nyeri gastrointestinal.
b) Sistem saraf pusat : Sakit kepala, pusing, mengantuk.
c) Gastrointestinal : Konstipasi, rasa penuh, kelainan fungsi
hati, melena, ulkus peptikum, perdarahan rektal, stomatitis, muntah
dan flatus.
d) Susunan saraf pusat : Depresi, mulut kering, euforia, haus
berlebihan, parestosia, stimulasi dan vertigo.
e) Respirasi : Asma, dyspnea.
f) Dermatologi : Pruritus, urtikaria.
g) Kardiovaskuler : Vasodilatasi, pucat.
c. Paracetamol (Tablet) 3 x 500 gram via Oral
Sabtu, 21 Februari 2015 jam
Minggu, 22 Februari 2015 jam
Indikasi:
Parasetamol atau asetaminofen diindikasikan untuk mengurangi rasa
nyeri ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot,
dan nyeri setelah pencabutan gigi serta menurunkan demam. Selain itu,
parasetamol juga mempunyai efek anti-radang yang lemah.
Kontra Indikasi:
Parasetamol tidak boleh diberikan pada orang yang alergi terhadap obat
anti-inflamasi non-steroid (AINS), menderita hepatitis, gangguan hati
atau ginjal, dan alkoholisme. Pemberian parasetamol juga tidak boleh
diberikan berulang kali kepada penderita anemia dan gangguan jantung,
paru, dan ginjal.
Efek samping:
Efek samping parasetamol jarang ditemukan. Efek samping dapat berupa
gejala ringan seperti pusing sampai efek samping berat seperti gangguan
ginjal, gangguan hati, reaksi alergi dan gangguan darah. Reaksi alergi
dapat berupa bintik – bintik merah pada kulit, biduran, sampai reaksi
alergi berat yang mengancam nyawa. Gangguan darah dapat berupa
perdarahan saluran cerna, penurunan kadar trombosit dan leukosit, serta
gangguan sel darah putih.
9. Terapi cairan
Senin, 23 Februari 2015
Jenis Cairan : RL
Komposisi Cairan : Calcium Chlorida 2H2O 0,10 g
Pottasium Chlorida 0,15 g
Sodium Chlorida 300 g
Sodium Lactate 1,55 g
Osmolaritas 273 mOsm/L
Indikasi : Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan
dehidrasi dan syok hipovolemik. Ringer laktat menjadi
kurang disukai karena menyebabkan hiperkloremia dan
asidosis metabolik, karena akan menyebabkan
penumpukan asam laktat yang tinggi akibat
metabolisme anaerob.
Tetesan / Menit : 20 tetes/menit.
Jumlah cairan : 250 ml (sisa caiaran saat pengkajian).
B. KLASIFIKASI DATA
1. Data Subjektif
a. Pasien mengatakan nyeri tekan pada daerah skrotum terutama skrotum
daerah sinistra.
b. Pasien mengatakan nyeri dirasakan menyebar hingga ke daerah
abdomen kuadra kanan dan kiri bawah.
c. Pasien mengatakan faktor yang membuat nyeri semakin bertambah
yaitu pada saat bergerak, bagian skrotum disentuh, atau saat
mengangkat beban berat.
d. Pasien mengatakan faktor yang membuat nyeri dapat berkurang adalah
saat pasien diam, tidak beraktifitas ataupun dalam keadaan istirahat.
e. Pasien mengatakan kualitas nyeri dapat dikarakteristikkan seperti
dipukul benda tumpul.
f. Pasien mengtakan sifat nyeri hilang timbul.
g. Pasien mengatakan durasi nyeri ±5 menit.
h. Psien mengatakan frekuensi nyeri tidak menentu, hanya jika bergerak
atau daerah skrotum tersentuh.
i. Pasien mengatakan nyeri dirasakan sejak hari Jumat, 20 Februari 2015.
j. Pasien mengatakan nyeri disertai demam dan nyeri kepala.
k. Pasien mengatakan skrotum membesar sejak ±2 tahun yang lalu.
l. Pasien mengatakan badan terasa lemah.
m. Pasien mengatakan batuk sejak 4 hari yang lalu.
n. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan semakin lama semakin terasa.
o. Pasien mengatakan karena nyeri yang dirasakannya pasien
membutuhkan bantuan dari keluarganya untuk memenuhi
kebutuhannya.
p. Pasien mengatakan tidak dapat tidur dengan baik dari semalam.
q. Pasien mengatakan matanya terasa panas.
r. Pasien mengatakan tidak mengetahui kondisi penyakitya saat ini.
s. Pasien mengatakan tidak bisa beraktifitas seperti biasa lagi karena
terbaring lemah di tempat tidur.
2. Data Objektif
a. Pasien tampak sakit sedang.
b. Keadaan umum lemah.
c. Ekspresi wajah tampak meringis.
d. Pasien tampak memegang daerah nyerinya.
e. Tampak terpasang IVFD cairan RL 20 tetes/menit dilengan kanan.
f. Tanda-tanda vital:
TD: 110/80 mmhg
N: 80 x/menit
R: 24 x/menit
SB: 37,50 C
g. Skala nyeri 8.
h. Intensitas nyeri, nyeri berat terkontrol.
i. Pasien berada dalam rentang kecemasan ringan (14 – 20; Skala HARS)
j. Tampak adanya gangguan kulit berupa bintik-bintik merah dan terasa
gatal pada pergelangan kaki sinistra.
k. Kulit pasien tampak kotor.
l. Tampak rambut pasien mudah rontok dan berketombe.
m. Rambut dan kulit kepala pasien tampak kotor dan berbau.
n. Canalis tampak kotor.
o. Terdapat serumen pada telinga.
p. Terdapat sekret dalam rongga hidung.
q. Rongga mulut tampak kotor dan berbau.
r. Terdapat karang gigi.
s. Pasien tampak sedang batuk.
t. Tampak ada pembesaran pada kedua skrotum terutama skrotum dekstra.
u. Pasien tampak lesu, kaku, dan kening tampak berkerut.
C. ANALISA DATA
Penyebab Masalah
No Data (Sign/Simptom)
(Etiology) (Problem)
1. Data Subjektif: Nyeri
a. Pasien mengatakan nyeri tekan pada Akut
daerah skrotum terutama skrotum
daerah sinistra.
b. Pasien mengatakan nyeri dirasakan
menyebar hingga ke daerah abdomen
kuadran kanan dan kiri bawah.
c. Pasien mengatakan faktor yang
membuat nyeri semakin bertambah
yaitu pada saat bergerak, bagian
skrotum disentuh, atau saat
mengangkat beban berat.
d. Pasien mengatakan faktor yang
membuat nyeri dapat berkurang
adalah saat pasien diam, tidak
beraktifitas ataupun dalam keadaan
istirahat.
e. Pasien mengatakan kualitas nyeri
dapat dikarakteristikkan seperti benda
tumpul.
f. Pasien mengatakan sifat nyeri hilang
timbul.
g. Pasien mengatakan durasi nyeri ±5
menit.
h. Pasien mengatakan frekuensi nyeri
tidak menentu, hanya jika bergerak
atau daerah skrotum tersentuh.
i. Pasien mengatakan nyeri dirasakan
sejak hari Jumat, 20 Februari 2015.
j. Pasien mengatakan nyeri disertai
demam dan nyeri kepala.
k. Pasien mengatakan skrotum
membesar sejak ±2 tahun yang lalu.
l. Pasien mengatakan badan terasa
lemah.
m. Pasien mengatakan nyeri yang
dirasakan semakin lama semakin
terasa.
n. Pasien mengatakan karena nyeri yang
dirasakannya pasien membutuhkan
bantuan dari keluarganya untuk
memenuhi kebutuhannya.
o. Pasien mengatakan tidak dapat tidur
dengan baik dari semalam.
p. Pasien mengatakan matanya terasa
panas.
Data Objektif:
a. Pasien tampak sakit sedang.
b. Keadaan umum lemah.
c. Ekspresi wajah tampak meringis.
d. Pasien tampak memegang daerah
nyerinya.
e. Tampak terpasang IVFD cairan RL
20 tetes/menit di lengan sebelah
kanan.
f. Tanda-tanda vital:
TD: 110/80 mmhg
N: 80 x/menit
R: 24 x/menit
SB: 37,50 C
g. Skala nyeri 8.
h. Intensitas nyeri, nyeri berat
terkontrol.
i. Tampak adanya gangguan kulit
berupa bintik-bintik berwarna merah
dan terasa gatal pada pergelangan
kaki sinistra.
j. Kulit pasien tampak kotor.
k. Tampak rambut pasien mudah rontok
dan berketombe.
l. Rambut dan kulit kepala pasien
tampak kotor dan berbau.
m. Canalis tampak kotor.
n. Terdapat serumen pada telinga.
o. Terdapat sekret dalam rongga hidung.
p. Rongga mulut tampak kotor dan
berbau.
q. Terdapat karang gigi.
r. Tampak atrofi otot pada ekstremitas
atas dan ekstremitas bawah.
s. Tampak ada pembesaran pada kedua
skrotum terutama skrotum dekstra.
t. Pasien tampak lesu, kaku, dan kening
tampak berkerut.
2. Data Subjektif: Ansietas
a. Pasien mengatakan skrotum
membesar sejak ±2 tahun yang lalu.
b. Pasien mengatakan badan terasa
lemah.
c. Pasien mengatakan batuk sejak 4 hari
yang lalu.
d. Pasien mengatakan tidak dapat tidur
dengan baik dari semalam.
e. Pasien mengatakan matanya terasa
panas.
f. Pasien mengatakan tidak mengetahui
kondisi penyakitya saat ini.
g. Pasien mengatakan tidak bisa
beraktifitas seperti biasa lagi karena
terbaring lemah di tempat tidur.
Data Objektif:
a. Pasien tampak sakit sedang.
b. Keadaan umum lemah.
c. Tampak terpasang IVFD cairan RL
20 tetes/menit dilengan sebelah
kanan.
d. Tanda-tanda vital:
TD: 110/80 mmhg.
N: 80 x/menit.
R: 24 x/menit.
SB: 37,50 C.
e. Pasien berada dalam rentang
kecemasan ringan (14 – 20; Skala
HARS).
f. Pasien tampak sedang batuk.
g. Tampak ada pembesaran pada kedua
skrotum terutama skrotum dekstra.
h. Pasien tampak lesu, kaku, dan kening
tampak berkerut.
D. MASALAH KEPERAWATAN
Nyeri Akut
Ansietas
E. PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan
2. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan yang akan dilakukan.
b) Persiapan Psikis
Tindakan Persiapan Waktu
Rasional
Psikis Pelaksanaan
1. Mengkaji tingkat 1. Ketakutan dan 12.00 WITA
kecemasan pasien kecemasan yang dialami
terhadap tindakan pasien dapat dideteksi
operasi. Hasil: Pasien dengan adanya
mengatakan perubahan-perubahan
menyerahkan semua fisik seperti
proses operasinya meningkatnya frekuensi
kepada Tuhan, nadi dan pernafasan,
namun wajah pasien gerakan-gerakan tangan
masih tampak gelisah yang tidak
dan kening tampak terkontrol,telapak tangan
berkerut. yang lembab, gelisah,
menanyakan pertanyaan
yang sama berulang kali,
sulit tidur, sering
berkemih. (Majid, 2011).
1. Identitas Pasien
Nama Inisial : Tn. M. S.
Umur : 68 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Status : Menikah
Agama : Kristen Protestan
Suku bangsa : Minahasa
2. Data Medik
Diagnosa Medik Saat Masuk RS : Orchitis Dextra et Sinistra (Bilaeral)
Diagnosa Medik Saat Pengkajian : Hidrokel Bilateral