Вы находитесь на странице: 1из 29

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat

oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah
yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide
sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu
aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Hutan menurut Undang-Undang tentang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999 adalah suatu kesatuan
ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan
dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik
di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan,
di pulau kecil maupun di benua besar.
Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau
tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.
Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi, tentu
berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup semusim saja. Pohon juga berbeda
karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang dan bentuk
tajuk (mahkota daun) yang jelas.
Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan
yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di hutan
hujan tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan lembap, yang berbeda
daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berlainan. Ini berarti segala
tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup lain
termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan.
Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi
masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya
tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam
berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna,
dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi
penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini
dikarenakan hutan adalah tempat tumbuhnya berbagai tanaman.[1]

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Bagian-Bagian Hutan
 2Macam-Macam Hutan
o 2.1Menurut asal
o 2.2Menurut cara permudaan (tumbuh kembali)
o 2.3Menurut susunan jenis
o 2.4Menurut Umur
o 2.5Berdasarkan Letak Geografisnya:
o 2.6Berdasarkan Sifat-Sifat Musimannya:
o 2.7Berdasarkan ketinggian tempatnya:
o 2.8Berdasarkan keadaan tanahnya:
o 2.9Berdasarkan jenis pohon yang dominan:
o 2.10Berdasarkan sifat-sifat pembuatannya:
o 2.11Berdasarkan tujuan pengelolaannya:
 3Jenis-jenis Hutan di Indonesia
o 3.1Berdasarkan Biogeografi
o 3.2Berdasarkan iklim
o 3.3Berdasarkan sifat tanahnya
o 3.4Berdasarkan pemanfaatan lahan
 4Catatan
 5Referensi
 6Lihat pula
 7Pranala luar

Bagian-Bagian Hutan[sunting | sunting sumber]

Hutan Slurup di gunung Wilis pada sisi Kabupaten Kediri, tepatnya di daerah Dolo kecamatan Mojo. Hutan
dengan banyak aliran air, berhawa dingin dan tingkat kelembapan rendah

Bayangkan mengiris sebuah hutan secara melintang. Hutan seakan-akan terdiri dari tiga bagian,
yaitu bagian di atas tanah, bagian di permukaan tanah, dan bagian di bawah tanah.
Jika kita menelusuri bagian di atas tanah hutan, maka akan terlihat tajuk (mahkota) pepohonan,
batang kekayuan, dan tumbuhan bawah seperti perdudan semak belukar. Di hutan alam, tajuk
pepohonan biasanya tampak berlapis karena ada berbagai jenis pohon yang mulai tumbuh pada
saat yang berlainan.
Di bagian permukaan tanah, tampaklah berbagai macam semak belukar, rerumputan, dan serasah.
Serasah disebut pula 'lantai hutan', meskipun lebih mirip dengan permadani. Serasah adalah
guguran segala batang, cabang, daun, ranting, bunga, dan buah. Serasah memiliki peran penting
karena merupakan sumber humus, yaitu lapisan tanah teratas yang subur. Serasah juga menjadi
rumah dari serangga dan berbagai mikro organisme lain. Uniknya, para penghuni justru memakan
serasah, rumah mereka itu; menghan Semua tumbuhan dan satwa di dunia, begitupun manusia,
harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka berada. Jika suatu jenis tumbuhan atau
satwa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik di daerah tertentu, maka mereka akan
dapat berkembang di daerah tersebut. Jika tidak, mereka justru tersingkir dari tempat ini.
Contohnya, kita menemukan pohon bakau di daerah genangan dangkal air laut
karena spesies pohon ini tahan dengan air asin dan memiliki akar napas yang sesuai dengan sifat
tanah dan iklim panas pantai.
Sebaliknya, cara berbagai tumbuhan dan satwa bertahan hidup akan memengaruhi lingkungan fisik
mereka, terutama tanah, walaupun secara terbatas. Tumbuhan dan satwa yang berbagi tempat
hidup yang sama justru lebih banyak saling memengaruhi di antara mereka. Agar mampu bertahan
hidup di lingkungan tertentu, berbagai tumbuhan dan hewan memang harus memilih antara bersaing
dan bersekutu. Burung kuntul, misalnya, menghinggapi punggung banteng liar untuk mendapatkan
kutu sebagai makanannya. Sebaliknya, banteng liar terbantu karena badannya terbebas dari
sumber penyakit.
Jadi, hutan merupakan bentuk kehidupan yang berkembang dengan sangat khas, rumit, dan
dinamik. Pada akhirnya, cara semua penyusun hutan saling menyesuaikan diri akan menghasilkan
suatu bentuk klimaks, yaitu suatu bentuk masyarakat tumbuhan dan satwa yang paling cocok
dengan keadaan lingkungan yang tersedia. Akibatnya, kita melihat hutan dalam beragam wujud
klimaks, misalnya: hutan sabana, hutan meranggas, hutan hujan tropis, dan lain-lain.

Macam-Macam Hutan[sunting | sunting sumber]


Rimbawan berusaha menggolong-golongkan hutan sesuai dengan ketampakan khas masing-
masing. Tujuannya untuk memudahkan manusia dalam mengenali sifat khas hutan. Dengan
mengenali betul-betul sifat sebuah hutan, kita akan memperlakukan hutan secara lebih tepat
sehingga hutan dapat lestari, bahkan terus berkembang.
Ada berbagai jenis hutan. Pembedaan jenis-jenis hutan ini pun bermacam-macam pula. Misalnya:
Menurut asal[sunting | sunting sumber]
Kita mengenal hutan yang berasal dari biji, tunas, serta campuran antara biji dan tunas.

 Hutan yang berasal dari biji disebut juga ‘hutan tinggi’ karena pepohonan yang tumbuh dari biji
cenderung menjadi lebih tinggi dan dapat mencapai umur lebih lanjut.
 Hutan yang berasal dari tunas disebut ‘hutan rendah’ dengan alasan sebaliknya.
 Hutan campuran, oleh karenanya, disebut ‘hutan sedang’.
Penggolongan lain menurut asal adalah

 Hutan perawan (primer) merupakan hutan yang masih asli dan belum pernah dibuka oleh
manusia.
 Hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh kembali secara alami setelah ditebang atau
kerusakan yang cukup luas. Akibatnya, pepohonan di hutan sekunder sering terlihat lebih
pendek dan kecil. Namun jika dibiarkan tanpa gangguan untuk waktu yang panjang, kita akan
sulit membedakan hutan sekunder dari hutan primer. Di bawah kondisi yang sesuai, hutan
sekunder akan dapat pulih menjadi hutan primer setelah berusia ratusan tahun.
Menurut cara permudaan (tumbuh kembali)[sunting | sunting sumber]
Hutan dapat dibedakan sebagai hutan dengan permudaan alami, permudaan buatan, dan
permudaan campuran. Hutan dengan permudaan alami berarti bunga pohon diserbuk dan biji pohon
tersebar bukan oleh manusia, melainkan oleh angin, air, atau hewan. Hutan dengan permudaan
buatan berarti manusia sengaja menyerbukkan bunga serta menyebar biji untuk menumbuhkan
kembali hutan. Hutan dengan permudaan campuran berarti campuran kedua jenis sebelumnya.
Di daerah beriklim sedang, perbungaan terjadi dalam waktu singkat, sering tidak berlangsung setiap
tahun, dan penyerbukannya lebih banyak melalui angin. Di daerah tropis, perbungaan terjadi hampir
sepanjang tahun dan hampir setiap tahun. Sebagai pengecualian, perbungaan pohon-
pohon dipterocarp (meranti) di Kalimantan dan Sumatera terjadi secara berkala. Pada tahun
tertentu, hutan meranti berbunga secara berbarengan, tetapi pada tahun-tahun berikutnya meranti
sama sekali tidak berbunga. Musim bunga hutan meranti merupakan kesempatan emas untuk
melihat biji-biji meranti yang memiliki sepasang sayap melayang-layang terbawa angin.
Menurut susunan jenis[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan susunan jenisnya, kita mengenal hutan sejenis dan hutan campuran. Hutan sejenis,
atau hutan murni, memiliki pepohonan yang sebagian besar berasal dari satu jenis, walaupun ini
tidak berarti hanya ada satu jenis itu. Hutan sejenis dapat tumbuh secara alami baik karena sifat
iklim dan tanah yang sulit maupun karena jenis pohon tertentu lebih agresif. Misalnya, hutan tusam
(pinus) di Aceh dan Kerinci terbentuk karena kebakaran hutan yang luas pernah terjadi dan hanya
tusam jenis pohon yang bertahan hidup. Hutan sejenis dapat juga merupakan hutan buatan, yaitu
hanya satu atau sedikit jenis pohon utama yang sengaja ditanam seperti itu oleh manusia, seperti
dilakukan di lahan-lahan HTI (hutan tanaman industri).
Penggolongan lain berdasarkan pada susunan jenis adalah hutan daun jarum (konifer) dan hutan
daun lebar. Hutan daun jarum (seperti hutan cemara) umumnya terdapat di daerah beriklim dingin,
sedangkan hutan daun lebar (seperti hutan meranti) biasa ditemui di daerah tropis.
Menurut Umur[sunting | sunting sumber]
Kita dapat membedakan hutan sebagai hutan seumur (kira-kira berumur sama) dan hutan tidak
seumur. Hutan alam atau hutan permudaan alam biasanya merupakan hutan tidak seumur. Hutan
tanaman boleh jadi hutan seumur atau hutan tidak seumur.
| style="width:50%; text-align:left; vertical-align:top;" |
Berdasarkan Letak Geografisnya:[sunting | sunting sumber]

 hutan tropika, yakni hutan-hutan di daerah khatulistiwa.


 hutan temperate, hutan-hutan di daerah empat musim (antara garis lintang 23,5º - 66º).
 hutan boreal, hutan-hutan di daerah lingkar kutub.
Berdasarkan Sifat-Sifat Musimannya:[sunting | sunting sumber]

 hutan hujan (rainforest), dengan banyak musim hujan.


 hutan selalu hijau (evergreen forest).
 hutan musim atau hutan gugur daun (deciduous forest).
 hutan sabana (savannah forest), di tempat-tempat yang musim kemaraunya panjang. Dll.
hutan wisata.
Berdasarkan ketinggian tempatnya:[sunting | sunting sumber]

 hutan pantai (beach forest)


 hutan dataran rendah (lowland forest)
 hutan pegunungan bawah (sub-mountain forest)
 hutan pegunungan atas (mountain forest)
 hutan kabut (mist forest)
 hutan elfin (alpine forest)
Berdasarkan keadaan tanahnya:[sunting | sunting sumber]

 hutan rawa air-tawar atau hutan rawa (freshwater swamp-forest)


 hutan rawa gambut (peat swamp-forest)
 hutan rawa bakau, atau hutan bakau (mangrove forest)
 hutan kerangas (heath forest)
 hutan tanah kapur (limestone forest), dan lainnya
Berdasarkan jenis pohon yang dominan:[sunting | sunting sumber]

 hutan jati (teak forest), misalnya di Jawa Timur.


 hutan pinus (pine forest), di Aceh.
 hutan dipterokarpa (dipterocarp forest), di Sumatra dan Kalimantan.
 hutan ekaliptus (eucalyptus forest) di Nusa Tenggara. Dll.
Berdasarkan sifat-sifat pembuatannya:[sunting | sunting sumber]

 hutan alam (natural forest)


 hutan buatan (man-made forest), misalnya:
 hutan rakyat (community forest)
 hutan kota (urban forest)
 hutan tanaman industri (timber estates atau timber plantation) Dll

Hutan Kota di Singapura

Berdasarkan tujuan pengelolaannya:[sunting | sunting sumber]

 hutan produksi, yang dikelola untuk menghasilkan kayu ataupun hasil hutan bukan kayu (non-
timber forest product)
 hutan lindung, dikelola untuk melindungi tanah dan tata air
 Taman Nasional
 hutan suaka alam, dikelola untuk melindungi kekayaan keanekaragaman hayati atau keindahan
alam
 Cagar alam
 Suaka alam
 hutan konversi, yakni hutan yang dicadangkan untuk penggunaan lain, dapat dikonversi untuk
pengelolaan non-kehutanan.
Lereng gunung Arjuna di wilayah Sumberawan, kecamatan Singosari, kabupaten Malang

Dalam kenyataannya, seringkali beberapa faktor pembeda itu bergabung, dan membangun sifat-
sifat hutan yang khas. Misalnya, hutan hujan tropika dataran rendah (lowland tropical rainforest),
atau hutan dipterokarpa perbukitan (hilly dipterocarp forest). Hutan-hutan rakyat, kerap dibangun
dalam bentuk campuran antara tanaman-tanaman kehutanan dengan tanaman pertanian jangka
pendek, sehingga disebut dengan istilah wanatani atau agroforest.

Jenis-jenis Hutan di Indonesia[sunting | sunting sumber]


Berdasarkan Biogeografi[sunting | sunting sumber]
Kepulauan Nusantara adalah relief alam yang terbentuk dari proses pertemuan antara tiga lempeng
bumi. Hingga hari ini pun, ketiga lempeng bumi itu masih terus saling mendekat. Akibatnya, antara
lain, gempa bumi sering terjadi di negeri kepulauan ini.
Sejarah pembentukan Kepulauan Nusantara di sabuk khatulistiwa itu menghasilkan tiga kawasan
biogeografi utama, yaitu: Paparan Sunda, Wallacea, dan Paparan Sahul. Masing-masing kawasan
biogeografi adalah cerminan dari sebaran bentuk kehidupan berdasarkan perbedaan permukaan
fisik buminya.

 Kawasan Paparan Sunda (di bagian barat)


Paparan Sunda adalah lempeng bumi yang bergerak dari Kawasan Oriental (Benua Asia) dan
berada di sisi barat Garis Wallace. Garis Wallace merupakan suatu garis khayal pembatas antara
dunia flora fauna di Paparan Sunda dan di bagian lebih timur Indonesia. Garis ini bergerak dari utara
ke selatan, antara Kalimantan dan Sulawesi, serta antara Balidan Lombok. Garis ini mengikuti nama
biolog Alfred Russel Wallace yang, pada 1858, memperlihatkan bahwa persebaran flora fauna di
Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali lebih mirip dengan yang ada di daratan Benua Asia.

 Kawasan Paparan Sahul (di bagian timur)


Paparan Sahul adalah lempeng bumi yang bergerak dari Kawasan Australesia (Benua Australia)
dan berada di sisi timur Garis Weber. Garis Weber adalah sebuah garis khayal pembatas antara
dunia flora fauna di Paparan Sahul dan di bagian lebih barat Indonesia. Garis ini membujur dari
utara ke selatan antara Kepulauan Maluku dan Papua serta antara Nusa Tenggara Timur dan
Australia. Garis ini mengikuti nama biolog Max Weber yang, sekitar 1902, memperlihatkan bahwa
persebaran flora fauna di kawasan ini lebih serupa dengan yang ada di Benua Australia.

 Kawasan Wallace / Laut Dalam (di bagian tengah)


Lempeng bumi pinggiran Asia Timur ini bergerak di sela Garis Wallace dan Garis Weber. Kawasan
ini mencakup Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil (Nusa Tenggara), dan Kepulauan Maluku. Flora
fauna di kawasan ini banyak merupakan jenis-jenis endemik (hanya ditemukan di tempat
bersangkutan, tidak ditemukan di bagian lain manapun di dunia). Namun, kawasan ini juga memiliki
unsur-unsur baik dari Kawasan Oriental maupun dari Kawasan Australesia. Wallace berpendapat
bahwa laut tertutup es pada Zaman Es sehingga tumbuhan dan satwa di Asia dan Australia dapat
menyeberang dan berkumpul di Nusantara. Walaupun jenis flora fauna Asia tetap lebih banyak
terdapat di bagian barat dan jenis flora fauna Australia di bagian timur, hal ini dikarenakan Kawasan
Wallace dulu merupakan palung laut yang sangat dalam sehingga fauna sukar untuk melintasinya
dan flora berhenti menyebar.

Berdasarkan iklim[sunting | sunting sumber]


Dari letak garis lintangnya, Indonesia memang termasuk daerah beriklim tropis. Namun, posisinya di
antara dua benua dan di antara dua samudera membuat iklim kepulauan ini lebih beragam.
Berdasarkan perbandingan jumlah bulan kering terhadap jumlah bulan basah per tahun, Indonesia
mencakup tiga daerah iklim, yaitu:

 Daerah tipe iklim A (sangat basah) yang puncak musim hujannya jatuh
antara Oktober dan Januari, kadang hingga Februari. Daerah ini mencakup Pulau Sumatera;
Kalimantan; bagian barat dan tengah Pulau Jawa; sisi barat Pulau Sulawesi.

 Daerah tipe iklim B (basah) yang puncak musim hujannya jatuh antara Mei dan Juli, serta
Agustus atau September sebagai bulan terkering. Daerah ini mencakup bagian timur Pulau
Sulawesi; Maluku; sebagian besar Papua.

 Daerah tipe iklim C (agak kering) yang lebih sedikit jumlah curah hujannya, sedangkan bulan
terkeringnya lebih panjang. Daerah ini mencakup Jawa Timur; sebagian Pulau Madura; Pulau
Bali; Nusa Tenggara; bagian paling ujung selatan Papua.
Berdasarkan perbedaan iklim ini, Indonesia memiliki hutan gambut, hutan hujan tropis, dan hutan
muson.
Hutan gambut ada di daerah tipe iklim A atau B, yaitu di pantai timur Sumatera, sepanjang pantai
dan sungai besar Kalimantan, dan sebagian besar pantai selatan Papua.
Hutan hujan tropis menempati daerah tipe iklim A dan B. Jenis hutan ini menutupi sebagian besar
Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua. Di bagian barat Indonesia,
lapisan tajuk tertinggi hutan dipenuhi famili Dipterocarpaceae (terutama genus Shorea,
Dipterocarpus, Dryobalanops, dan Hopea). Lapisan tajuk di bawahnya ditempati oleh famili
Lauraceae, Myristicaceae, Myrtaceae, dan Guttiferaceae. Di bagian timur, genus utamanya adalah
Pometia, Instia, Palaquium, Parinari, Agathis, dan Kalappia.
Hutan muson tumbuh di daerah tipe iklim C atau D, yaitu di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur,
Bali, NTB, sebagian NTT, bagian tenggara Maluku, dan sebagian pantai selatan Irian Jaya. Spesies
pohon di hutan ini seperti jati (Tectona grandis), walikukun (Actinophora fragrans), ekaliptus
(Eucalyptus alba), cendana (Santalum album), dan kayuputih (Melaleuca leucadendron).

Berdasarkan sifat tanahnya[sunting | sunting sumber]


Berdasarkan sifat tanah, jenis hutan di Indonesia mencakup hutan pantai, hutan mangrove, dan
hutan rawa.

 Hutan pantai terdapat sepanjang pantai yang kering, berpasir, dan tidak landai, seperti di pantai
selatan Jawa. Spesies pohonnya seperti ketapang (Terminalia catappa), waru (Hibiscus
tiliaceus), cemara laut (Casuarina equisetifolia), dan pandan (Pandanus tectorius).

 Hutan mangrove Indonesia mencapai 776.000 ha dan tersebar di sepanjang pantai utara Jawa,
pantai timur Sumatera, sepanjang pantai Kalimantan, dan pantai selatan Papua. Jenis-jenis
pohon utamanya berasal dari genus Avicennia, Sonneratia, dan Rhizopheria.
 Hutan rawa terdapat di hampir semua pulau, terutama Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
Spesies pohon rawa misalnya adalah nyatoh (Palaquium leiocarpum), kempas
(Koompassia spp), dan ramin (Gonystylus spp).
Berdasarkan pemanfaatan lahan[sunting | sunting sumber]
Luas hutan Indonesia terus menciut, sebagaimana diperlihatkan oleh tabel berikut: Luas Penetapan
Kawasan Hutan oleh Departemen Kehutanan Tahun Luas (Hektar) 1950 162,0 juta 1992 118,7 juta
2003 110,0 juta 2005 93,92 juta
Berdasarkan hasil penafsiran citra satelit, kawasan hutan Indonesia yang mencapai 93,92
juta hektar pada 2005 itu dapat dirinci pemanfaatannya sebagai berikut:

1. Hutan tetap : 88,27 juta ha


2. Hutan konservasi : 15,37 juta ha
3. Hutan lindung : 22,10 juta ha
4. Hutan produksi terbatas : 18,18 juta ha
5. Hutan produksi tetap : 20,62 juta ha
6. Hutan produksi yang dapat dikonversi : 10,69 juta ha.
7. Areal Penggunaan Lain (non-kawasan hutan) : 7,96 juta ha.
Lahan hutan terluas ada di Papua (32,36 juta ha), diikuti berturut-turut oleh Kalimantan (28,23 juta
ha), Sumatera (14,65 juta ha), Sulawesi (8,87 juta ha), Maluku dan Maluku Utara (4,02 juta ha),
Jawa (3,09 juta ha), serta Bali dan Nusa Tenggara (2,7 juta ha).

Hutan hujan tropis

Hutan hujan tropis memiliki curah hujan tinggi dan selalu terlihat hijau sepanjang
tahun. (Foto: Cecep Risnandar)

Hutan hujan tropis adalah tipe hutan di kawasan tropis yang selalu diguyur hujan
sepanjang tahun. Tingkat curah hujan kawasan ini cukup tinggi, lebih dari 1200 mm
per tahun. Hutan ini memiliki musim kering yang pendek, bahkan di beberapa
tempat hampir tidak pernah mengalami musim kering. Mungkin karena hal tersebut,
tipe hutan ini sering disebut hutan everwet (selalu basah) atau evergreen (selalu hijau).
Hutan hujan tropis juga dikenal sebagai paru-paru dunia. Diperkirakan sekitar 40%
produksi oksigen dunia dihasilkan dari tempat ini. Hutan ini juga merupakan
penyimpan cadangan karbon dunia. Setiap kerusakan yang terjadi di hutan ini
menyebabkan berdampak serius terhadap perubahan iklim global.1

Ciri-ciri hutan hujan tropis


Seperti telah disebutkan sebelumnya, ekosistem hutan hujan tropis sangat khas. Hutan
jenis ini terlihat hijau sepanjang musim yang dibentuk oleh kondisi iklim dan letak
wilayahnya. Berikut ini ciri-cirinya:2

 Tipe pohon
Hutan hujan tropis ditumbuhi beragam jenis pohon yang membentuk lapisan
tajuk. Secara umum terdapat pohon bertajuk tinggi yang membentuk kanopi
menaungi tanaman lainnya, kemudian pohon menengah seperti tanaman
merambat dan perdu, dan terakhir tanaman permukaan tanah seperti rumput
dan lumut. Pohon-pohon di hutan ini kebanyakan berdaun lebar, bercabang
banyak, dan rimbun. Dengan bentuk daun seperti itu, tingkat penguapan
cukup tinggi, sehingga kawasan hutan selalu lembab. Di hutan hujan tropis
tidak ada jenis pohon tertentu yang mendominasi kawasan. Semua berbagi
tempat dalam ekosistem dengan jumlah yang sedikit-sedikit tapi
keragamannya tinggi.

 Curah hujan
Di sebut hutan hujan karena selalu hujan sepanjang tahun. Bahkan pada
tingkat yang paling ekstrem bisa mencapai 10.000 mm per tahun! Kondisi ini
ditemukan di Nugini dan bagian Barat Kolombia. Secara rata-rata, hutan hujan
tropis di kawasan Asia Tenggara menerima curah hujan sekitar 3000 mm per
tahun. Lebih besar dibanding hutan di Basin Amazon yang mendapat curah
hujan 2000-3000 mm per tahun. Sedangkan hutan hujan di Afrika Tengah
merupakan yang terkering dengan curah hujan 1500-2000 mm per tahun.

 Temperatur
Hutan hujan tropis memiliki suhu yang stabil, suhunya berada pada kisaran 20-
34°C. Di semenanjung Malaysia suhu rata-rata tahunan berkisar 25-26°C
dengan fluktuasi hari terpanas dan terdingin tak lebih 8-9°C. Sedangkan
fluktuasi suhu rata-rata bulanan hanya berkisar 2°C. Dalam klasifikasi iklim
Koppen disebutkan memiliki suhu rata-rata di atas 18°C.
 Sinar matahari
Hutan hujan tropis terletak di lintang 5-10° ke Utara dan Selatan garis
Khatulistiwa. Oleh karena itu, wilayah ini mendapatkan penyinaran matahari
secara penuh sepanjang tahun. Penyinaran matahari hanya terganggu bila
cuaca sedang mendung dan berawan.

Sebaran hutan hujan tropis


Dimanakah hutan hujan tropis bisa ditemukan? Bila kita melihat peta bumi, hutan
jenis ini seperti sabuk hijau yang mengelilingi bumi. Hutan ini dapat ditemukan di
sekitar garis khatulistiwa, yang membentang mulai dari Amerika Selatan, Afrika,
Asia, hingga ke Australia.

Terdapat tiga tipe hutan hujan tropis yang diwakili tiga blok besar. Setiap blok
memiliki keunikan ekosistem sendiri-sendiri. Hutan tersebut terletak di
Amazon Amerika Selatan, Sungai Kongo di Afrika Tengah dan Asia Tenggara.
Disamping itu, terdapat dua blok kecil yang memiliki keunikan sendiri berbeda
dengan ketiga blok di atas, yakni Pulau Madagaskar dan Papua Nugini-Australia.3

Sebaran hutan hujan tropis secara global. Ditinjau dari keunikan ekosistemnya
terdapat 5 wilayah, Amerika Selatan, Afrika, Asia, Papua-Australia dan Madagaskar.
(Gambar: Wikimedia)
Amerika Selatan

Hampir setengah dari luas hutan hujan tropis dunia berada di Amerika Selatan. Blok
hutan ini biasa disebut juga neotropics, secara harfiah artinya hutan tropis baru. Hutan
ini terkonsentrasi di sekitar sungai Amazon dan sungai Onoroco. Basin sungai
Amazon terletak di Utara dan tengah Brasil, sedangkan basin sungai Onoroco terletak
di timur Kolombia dan Venezuela.

Terpisah dari blok di atas, terdapat juga hutan hujan tropis di bagian Selatan Mexico
memanjang hingga ke Guatemala, Costa Rica, Panama hingga Ekuador. Selain itu,
terdapat juga dalam bentuk area kecil-kecil di Kepulauan Karibia.

Afrika

Hutan hujan tropis di Afrika merupakan blok kedua terbesar. Letaknya di sekitar
sungai Kongo. Setengah kawasannya masuk dalam wilayah negara Republik
Demokratik Kongo (dulunya bernama Zaire). Sisanya tersebar di Republik Kongo,
Gabon dan Kamerun.

Sedikit terpisah dari blok utama, terdapat hutan tropis di bagian barat Afrika meliputi
Ghana, Pantai Gading, Liberia hingga ke bagian timur Sierra Leone. Antara blok
utama di Afrika Tengah dengan blok di Afrika Barat terpisah sejauh 300 km.

Asia

Hutan hujan tropis terbesar ketiga terletak di semenanjung Malaya dan Indonesia. Di
ndonesia terletak hampir di setiap pulau besar seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan dan
Sulawesi atau disebut juga Sunda Besar (sundaland). Selain itu ditemukan juga di
wilayah Filipina.

Di bagian semenanjung, hutan tropis meliputi wilayah Malaysia, Kamboja, Laos,


Vietnam, Myanmar dan Thailand. Sebagian kecil lagi ditemukan di Cina bagian
Selatan dan Taiwan. Kemudian terdapat juga Asia Selatan, mulai dari Srilangka, India
dan Pakistan.

Papua Nugini dan Australia

Blok hutan hujan tropis di Pulau Papua bisa dikatakan mempunyai karakteristik flora
fauna berbeda dengan blok Asia Tenggara. Pulau Papua terbagi ke dalam dua wilayah
negara berbeda, bagian barat masuk Indonesia, bagian timur masuk Papua Nugini.
Dalam konsentrasi yang kecil, terdapat juga hutan hujan tropis di bagian utara
Australia meliputi Cooktown dan Townsville yang memiliki karakteristik relatif sama
dengan hutan di Papua.

Madagaskar

Blok terakhit terdapat di Pulau Madagaskar. Sebenarnya iklim di Madagaskar


cenderung kering. Hutan hujan tropis hanya ditemukan di sebagian kecil wilayah
pulau ini, yakni di sisi timur membentang dari utara ke selatan sepanjang 120 km.
Hutan Madagaskar terkenal memiliki keunikan tersendiri, seperti pulau yang terisolasi
dari dunia, flora dan faunanya khas dan tidak ditemukan di tempat-tempat lain.

Keadaan hutan hujan tropis dunia


Saat ini, hutan hujan tropis meliputi 6% luas daratan bumi. Meski terbilang kecil,
hutan ini menyimpan lebih dari setengah jumlah spesies hewan dan tumbuhan yang
ada di dunia. Densitas keanekaragaman hayati hutan jenis ini sangat tinggi. Sebagai
gambaran, hutan hujan tropis di Amerika Selatan memiliki densitas keanekaragaman
hayati 100-300 spesies setiap hektar. Sekitar 70% diantaranya berupa jenis-jenis
tumbuhan.4

Hutan Hujan Tropis– Seperti yang kalian semua ketahui hutan hujan tropis memang
sangat dibutuhkan keberadaannya oleh setiap manusia yang ada di dunia, bukan
hanya manfaatnya saja yang di bisa kita ambil, akan tetapi dengan adanya hutan
hujan tropis ini kita dapat belajar mengenai apa sebenrnya hutan hujan tropis itu.
Untuk lebih memehami apa sebenarnya hutan hujan tropis dan seluruh hubungannya
dengan manusia, baik manfaat, fungsi dan juga pembahasan lain, simaklah
pembahasan mengenai ulasan lengkap hutan hujan tropis.

A. PENGERTIAN HUTAN HUJAN TROPIS


Pixabay.com
Pertama yang wajib untuk kita ketahui dalam mempelajari atau ingin mengetahui
sesuatu adalah pengertiannya, apa sebenarnya pengertian hutan hujan
tropis, seperti apakah sebenarnya?.

Hutan hujan tropis adalah hutan hujan yang memiliki pohon-pohon yang tinggi, iklim
yang hangat dan juga curah hujan yang tinggi. Hutan hutan tropis ini memiliki curah
hujan yang lebih besar dari 1 inci per harinya.

Hutan hujan tropis ini dapat di temukan di berbagai daerah, seperti Afrika, Amerika,
Australia, Serta Amerika tengah dan Selatan. Untuk hutan hujan terbesar yang ada di
dunia adalah hutan hujan amazon.

B. LETAK HUTAN HUJAN TROPIS


Pixabay.com
Mengenai letaknya, hutan hujan tropis ini sangat mudah untuk di pahami. Hutan
hujan tropis dapat kalian jimoai dengan mudah di daerah-daerah tropis, yaitu
biasanya saera antara capricorn tropis dan cancer tropis.

Di daerah seperti itulah matahari dapat bersinar sangat kuat dan juga dengan kualitas
watru yang sama do setiap harinya dalam setiap tahun. Sehingga secara ridak
langsung hak tersebut membuat iklim di hutan hujan menjadi hangat dan juga stabil.

Negara di dunia yang memiliki hutan hujan sangat banyak, akan tetapi ada beberapa
Negara yang memiliki hutan hujan tropis kategori besaer jika di bandingkan dengan
yang lainnya, berikut ini adalah beberapa nama Negara yang memiliki huta.n hujan
terbesar di dunia.

1. Brazil
2. Kongo, Republik Demokratik
3. Peru
4. Indonesia
5. Kolombia
6. Papua Nugini
7. Venezuela
8. Bolivia
9. Meksiko
10. Suriname
Diringkas dari : Wikipedia.

C. CIRI-CIRI HUTAN HUJAN TROPIS

Pixabay.com
Dikatakan hutan hujan tropis, tentu hutan-hutan tersebut memiliki ciri dan keunikan
yang bisa membedakan antara hutan hujan tropis dengan hutan yang lainnya.
Karena kita sedang membahas mengenai hutan hujan tropis, maka kita akan
membahas mengenai ciri-ciri hutan hujan tropis. Berikut ini adalah ulasannya.

1. Lokasi, dari segi lokasi hutan hujan tropis selaku berada di daerah yang memiliki iklim
tropis
2. Curah hujan, hutan hujan tropis memperoleh curah hujan sebesar paling tidak 80 inci
setiap tahunnya dan berbeda dengan hutan kain atau hutan jenis lain.
3. Kanopi, hutan hujan tropis memiliki kanopi, yaitu lapisan-lapisan cabang pohon dan juga
daunnya yang terbentuk oleh rapatnya pohon-pohon hutan hujan tropis.
4. Keanekaragaman biota, hutan hujan tropis memiliki tingkat keragaman biota yang tinggi
(biodiversity). Biodiversity adalah sebutan khusus untuk seluruh benda hidup — seperti
tumbuhan, hewan, dan jamur — yang ditemukan di suatu ekosistem. Para peneliti percaya
bahwa sekiatar separuh tumbuhan dan hewan yang ada di dunia hidup di muka bumi ini
juga hidup di hutan hujan tropis.
5. Hubungan simbiotik antar spesies, spesies yang hidup di hutan hujan seringkali bekerja
bersama. Hubungan simbiotik adalah hubungan dimana dua spesies berbeda saling
menguntungkan dengan saling membantu. Contohnya, beberapa tumbuhan membuat
struktur tempat tinggal kecil dan gula untuk semut. Sebagai balasannya, semut menjaga
tumbuhan dari serangga-serangga lain yang mungkin ingin memakan daun dari tumbuhan
tersebut seperi itulah contoh hubungan kerja sama yang biasa terjadi di hutan hujan tropis.

D. PENGERTIAN KANOPI
Pixabay.com
Apakah kanopi itu?

Tahukah kalian apa itu kanopi yang baru saja dibahas pada ciri-ciri hutan hujan? Di
hutan hujan tropis, kebanyakan kehidupan berbagai tumbuhan dan hewan tidak
ditemukan di permukaan tanah seperti biasanya.

Tetapi mungkin di dunia dedaunan yang dikenal dengan sebutan kanopi. Kanopi ini
biasanya berada di ketinggian 100 kaki atau sekitar 30 meter dari atas tanah.

Kanopi ini terbentuk oleh cabang-cabang dan dedaunan pohon-pohon hutan hunan
tropis yang saling tumpang tindih satu sama lainnya.

Banyak peneliti yang memperkirakan bahwa 70-90% dari kehidupan di hutan


ditemukan dan terjadi di pepohonan, hal ini membuat habitat terkaya bagi kehidupan
tumbujan dan juga hewan yang ada di dalam hutan.

Banyak hewan terkenal, seperti monyet, katak kadal, burung, sloth bahkan ada
jugakucing kecil yang ditemukan di kanopi.

Kehidupan di kanopi sangat mendukung para hewan ataupun tumbuhan yang hidup.
Lingkungan di kanopi jauh berbeda dengan lingkungan permukaan tanah atau bagian
lain pada hutan.

Kanopi lebih kering dan panas di bandingkan bagian lain dari hutan, tumbuhan dan
hewan yang hidup disana telah beradaptasi untuk kehidupan di pepohonan.
Karena banyaknya dedaunan di subuah kanopi, membuat kesulitan untuk bisa melihat
lebih dari beberapa meter, hal ini akhirnya. Embuat banyak hewan di kanopi yang
bergantung pada teriakan bebas atau nada-nada tertentu untuk berkomunikasi satu
sama lain.

Dengan adanya kesenjangan atau kedekatan antara pohon yang satu dengan pohon
yang lain membuat para hewan yang hidup di kanopi berpindah dari pohon satu ke
lainnya dengan terbang, melompat atau bahkan mengayun.

Mengenai kanopi, sebenarnya sudah sangat lama para peneliti ingin meneliti
mengenai kanopi, akan tetapi karena keterbatasan fasilitas untuk bisa menjangkau
pohon yang tinggi, para peneliti kesulitan dan baru bisa meneliti baru-baru ini berkat
adanya alat bantu seperti tangga, jembatan tali dan juga menara yang tinggi.

Sehingga para peneliti bisa dengan mudah menguak rahasia tas kanopi.

E. KEADAAN LAHAN HUTAN HUJAN TROPIS

Pixabay.com
Pada hutan hujan tropis, dedaunan di daerah kanopi yang tinggi membuat lapisan
dasar dari hutan atau tanah hutan hujan tropis umumnya gelap dan juga lembab.

Terlepas dari bayang-bayang konstanya, permukaan tanah dari hutan hujan tropis
tetaplah bagian dari bagian penting dalam sebuah ekosistem hutan hujan
tropis. Lantai hutan atau tanah ini adalah tempat dimana terjadinya suatu
pembusukan atau decomposation.

Dekomposasi atau pembusukan ini adalah suatu proses dimana ketika makhluk-
makhluk seperti jamur dan micro organisme membusuk dan mengurai tumbuhan dan
juga hewan yang mati dan mendaur ulang, materi all material serta nutrisi yang di
hasilkan dari proses pembusukan tersebut berguna bagi tanah maupun tumbuhan di
sekitarnya.

Mengenai lantai hutan hujan sebenarnya sangat banyak hewan – hewan terbesar hutan
yang di temukan di lantai hutan, hewan-hewan tersebut yaitu seperti
gajah, tapir, dan juga macan kumbang.

F. MANFAAT DAN FUNGSI HUTAN HUJAN TROPIS


Pixabay.com
Jika dikatakan hutan tentu memiliki segudang manfaat juga fungsi, baik untuk
kelangsungan hidup manusia ataupun baik hewan dan tumbuhan. Sama halnya dengan
hutan tropis, hutan hujan tropis juga memiliki berbagai manfaat dan fungsi, berikut
ini adalah fungsi hutan tropis yang bisa kalian pahami.

 Menyediakan rumah bagi banyak tumbuhan dan hewan.


 Membantu menstabilkan iklim dunia.
 Melindungi dari banjir, kekeringan, dan erosi.
 Sumber dari obat-obatan dan makanan.
 Menyokong kehidupan manusia suku pedalaman.
 Tempat menarik untuk dikunjungi
1. HUTAN HUJAN TROPIS MEMBANTU MENSTABILKAN IKLIM
Pixabay.com
Manfaat hutan hujan yang pertama adalah membantu menstabilkan iklim dunia, yaitu
dengan cara menyerap karbondioksida dari atmosfer.

Pembuangan korbon dioksida ke atmosfer ini dipercaya mampu memberikan pengaruh


bagi perubahan iklim melalui pemanasan global, oleh sebab itulah hutan hujan
dikatakan sangat penting dalam mengatasi pemanasan global yang saat ini terjadi.

2. HUTAN HUJAN TROPIS MEMBANTU MENYEDIAKAN RUMAH BAGI


TUMBUHAN DAN HEWAN LIAR
Pixabay.com
Hutan hujan memang merupakan tempat tinggal dari berbagai spesies tumbuhan dan
hewan di dunia, terutama bagi hewan atau spesies tumbuhan yang terancam punah.

Saat hutan ditebang oleh tangan jahil manusia, hewan di hutan banyak yang harus
menderita bahkan hampir punah karena kehilangan tempat tinggal dan Sumber
makanan.

Dengan adanya hutan hujan maka banyak hewan yang bisa bertahan hidup bahkan
berkembang Biak. Walaupun saat ini banyak kebun binatang, tetapi hal tersebut
tidak menjamin hewan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, karena kebun
binatang bukanlah habitat aslinya.

3. HUTAN HUJAN TROPIS MEMBANTU MENJAGA PEREDARAN AIR


Sama seperti hutan- hutan pada umumnya, hutan hujan tropis juga bermanfaat dan
membantu menjaga peredaran air. Menurut U. S Geological survey, peredaran
air. Juga di kenal dengan peredaran hidrologi, menggambarkan pergerakan
berkelanjutan dari air diatas dan di bawah permukaan bumi.

Peran hutan hujan dalam membantu peredaran air yaitu adalah untuk menambah air
ke atmosfer bumi melalui proses transpirasi atau maksudnya adalah dimana mereka
melepas air dari daun-daunnya pada saat fotosintesis.

Uap air inilah yang akhirnya mempengaruhi formasi awan hujan yang melepaskan air
kembali ke hutan hujan tropis. Sebuah hujan tropis amazon, 50-80% dari uap air
tetap dalam ekosistem peredaran air semula.

Sangat besar manfaat hutan hujan bagi kehidupan, jika hutan hujan tropis ini
ditebangi, uap air yang masuk ke atmosfer akan semakin berkurang dan hujan yang
turun pun akan turut berkurang. Bahkan dengan hal demikian biasanya hingga
menyebabkan kekeringan di bumi.
4. HUTAN HUJAN TROPIS MEMBANTU MENGURANGI EROSI

Pixabay.com
Manfaat selanjutnya yaitu, dengan adanya hutan hujan tropis dapat mengurangi
erosi. Dengan adanya pohon-pohon besar, dan juga akar-akar pepohonan dari
vegetasi hutan hujan tropis membantu menahan tanah.

Saat pepohonan ini ditebangi tanpa adanya reboisasi, tak ada lagi penahan apapun
yang bisa melindungi dan menahan permukaan tanah, dan dengan hal ini tanah akan
mudah terbawa hanyut oleh air hujan atau yang sering di sebut dengan erosi.

Oleh karena itu untuk menghindari adanya erosi, kita harus benar-benar menjaga
hutan kita, terutama hutan hujan tropis.

Itulah ulasan mengenai hujan tropis yang bisa kalian pahami dan juga ambil pelajaran
di dalamnya, semoga bisa bermanfaat dan juga bisa memberikan perubahan bagi
hutan hujan tropis yang ada di dunia, sebagai bekal kelangsungan hidup
manusia, sekian dan terima Kasih.
PENGERTIAN HUTAN HUJAN TROPIS
Sesuai dengan namanya, Hutan hujan tropis adalah hutan yang terletak di wilayah tropis, yaitu suatu
wilayah yang terletak pada lintang 23,5 derajat LU-23,5 derajat LS. Hutan hujan tropis juga
merupakan suatu bioma hutan yang selalu basah sepanjang tahun artinya hutan tersebut selalu
diguuyur hujan. Curah hujan yang turun di tempat ini cenderung tinggi dengan curah hujan yang
bisa mencapai 2000 mm per tahun.

Menurut WIKIPEDIA hutan hujan tropis adalah:

"Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai hutan hujan tropis adalah bioma berupa hutan
yang selalu basah atau lembap, yang dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa; yakni kurang lebih
pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa."

Hutan ini dapat di jumpai hampir di sepanjang garis khatulistiwa yaitu Asia, Australia, Afrika, Amerika
selatan, Amerika tengah, Meksiko, dan Kepulauan Pasifik. Selain itu, Hutan hujan tropis mempunyai
keanekaragaman tumbuhan yang tinggi serta iklim yang lembab.

Hutan hujan tropis merupakan rumah bagi sebagian flora dan fauna di dunia. Selain mempunyai
keanekaragaman tumbuhan yang tinggi hutan hujan tropis juga memiliki fauna yang beragam.
Binatang binatang yang menghuni hutan ini seperti mamalia, reptil, burung, amfibi, dan serangga.

Hutan hujan tropis juga disebut paru paru dunia karena menghasilkan hampir 40% oksigen yang ada
di bumi. Hutan ini juga merupakan penyimpan cadangan karbon dunia. Satu pohon besar bisa
menghasilkan oksigen bagi seseorang selama satu tahun.

Hutan hujan tropis memiliki vegetasi tumbuhan yang berdaun lebar dan pohon pohon tinggi yang
rapat sehingga menciptakan atap hutan atau yang biasa disebut kanopi. Saking rapat dan lebarnya
pohon pohon tersebut cahaya matahari tak mampu menembus sampai ke lantai hutan. Sehingga
suasana ketika berada di dalam hutan tersebut gelap dan terasa lembab.

Pada bagian lantai hutan, tumbuh pohon pohon yang lebih kecil dan bagian paling bawah
ditumbuhi tanaman yang lebih kecil lainnya seperti semak, perdu, serta tumbuhan kecil lainnya.
Hutan ini juga ditumbuhi berbagai macam tumbuhan jenis epifit(jenis tumbuhan yang hidup
menumpang pada tumbuhan lain) seperti lumut, cendawan, dan beragam jenis anggrek. Hutan ini
juga memiliki vegetasi heterogen(berbagai macam jenis) yaitu mencapai lebih dari 300 spesies.
Contoh vegetasi pada wilayah hutan ini yaitu meranti dan damar.

Hutan hujan tropis dapat ditumbuhi berbagai macam tumbuhan karena sepanjang tahun hutan ini
menerima sinar matahari yang cukup, air yang cukup, dan curah hujan yang cukup. Pohon pohon
utama di hutan ini mempunyai ketinggian dari 20-40 m, berdaun lebar dan lebat, dan selalu hijau.

Hutan hujan tropis umumnya ditinggali oleh binatang yang hidup di pohon seperti burung dan
beragam spesies primata. Diantaranya yaitu jenis primata yang hidup di Afrika seperti monyet,
gorilla, dan simpanse. Sedangkan yang ada di Asia seperti orang utan dan gibbon.
Baca juga:(Wilayah Persebaran Hutan Hujan Tropis serta Flora dan Fauna yang Menghuninya)

CIRI-CIRI HUTAN HUJAN TROPIS


Ada beberapa ciri-ciri atau karakteristik dari hutan hujan tropis antara lain sebagai berikut:

1. Mempunyai pohon tinggi, rapat, serta berdaun lebat

Hutan hujan tropis memiliki tanah yang subur karena pengaruh penyinaran matahari dan curah
hujan yang tinggi sehingga memungkinkan tumbuh tumbuhan atau pohon pohon dapat tumbuh
dengan optimal yang menyebabkan pohon pohon dapat tumbuh tinggi, rapat, serta berdaun lebat.

2. Intensitas Hujan

Hutan hujan tropis disebut juga hutan basah karena sepanjang tahun hutan ini selalu diguyur hujan.
Curah hujan yang mengguyur hutan ini terbilang tinggi yakni bisa mencapai 2000 mm per tahun.
Hutan ini bisa dibilang tidak pernah mengalami musim kering karena hutan ini selalu mendapatkan
curah hujan yang cukup selama satu tahun. Itulah mengapa hutan ini sering dikatakan hutan yang
selalu basah atau hutan yang selalu hijau.

3. Atap Hutan(Kanopi)

Hutan ini memiliki vegetasi pohon pohon yang rapat, bercabang banyak, dan berdaun lebat.
Sehingga membentuk suatu atap pohon atau kanopi yang menyebabkan sinar matahari tak mampu
menembus sampai ke dasar hutan. Kanopi tersebut terbentuk karena pohon pohon yang ada di
hutan ini memili cabang yang sangat banyak, pohon yang rapat, dan daun yang lebar sehingga
membentuk kanopi itu tadi.

4. Suhu Udara

Hutan hujan tropis memilili suhu udara yang optimal yang bagi tumbuhan diperlukan untuk
membantu dalam proses pertumbuhan atapun perkembangan. Suhu udara yang ada di hutan ini
berkisar antara 20-34 derajat C. Selain itu juga, hutan hujan tropis memiliki iklim atau cuaca yang
lembab.

5. Selalu disinari Matahari sepanjang tahun

Hutan hujan tropis terletak dihampir sepanjang garis khatulistiwa yang artinya tempat ini selalu
mendapat sinar matahari sepanjang tahun. Hutan ini tetap akan menerima sinar matahari walaupun
setiap tahun selalu terjadi gerak semu tahunan matahari.

6. Memiliki beragam jenis tumbuhan tapi tidak ada yang dominan

Hutan hujan tropis merupakan hutan dengan spesies tumbuhan terbanyak di dunia tapi dari sekian
banyak spesies tumbuhan tersebut tidak ada yang dominan. Dalam hutan tersebut kita tidak akan
menemukan satu spesies tumbuhan pun yang dominan.

Fungsi dan Manfaat Hutan Hujan Tropis


Hutan hujan tropis memiliki peranan penting bagi kelangsungan mahluk hidup di bumi, bukan hanya
sebagai penyuplai oksigen terbesar di dunia tetapi rumah bagi setengah populasi flora dan fauna di
dunia. Selain itu, masih banyak lagi fungsi dan manfaat dari hutan hujan tropis. Berikut akan dipaparkan
fungsi dan manfaat dari hutan hujan tropis.

1. Tempat tinggal hewan dan tumbuhan liar

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa hutan hujan tropis merupakan rumah bagi setengah
populasi flora dan fauna di dunia. Selain itu, hutan hujan tropis juga merupakan tempat berlindung bagi
mahluk hidup yang ada di dalamnya.

Bagi hewan dan tumbuhan kelangsungan hutan hujan tropis perlu sangat dijaga kelestariannya karena
hutan tersebut mampu menyediakan makanan dan minuman bagi hewan dan tumbuhan yang hidup di
dalamnya.

2. Penyuplai oksigen

Meskipun hanya meliputi 6% wilayah saja dari keseluruhan luas bumi tetapi hutan hujan tropis
memiliki konstribusi yang besar bagi kelangsungan hidup yaitu sebagai penyuplai oksigen terbesar di
bumi. Hutan hujan tropis dapat menghasilkan 80% oksigen di dunia yang sangat dibutuhkan mahluk
hidup yang ada di bumi.

Hutan hujan tropis dapat menghasilkan begitu banyak oksigen karena di hutan tersebut banyak sekali
pohon-pohon tinggi yang melakukan proses fotosintesis sehingga pohon-pohon tersebut dapat
menghasilkan begitu banyak oksigen yang sangat diperlukan mahluk hidup yang ada di bumi.

3. Membantu dalam menstabilkan iklim dunia


Hutan hujan tropis mampu menstabilkan iklim di dunia yaitu dengan cara menyerap karbon dioksida
yang ada di atmosfer. Karbon dioksida bertambah banyak karena pembakaran bahan bakar fosil yang
terjadi setiap hari di bumi sehingga hasil pembakaran tersebut menimbulkan karbon dioiksida yang
dapat memicu peningkatan suhu global atau yang biasa disebut Global Warming.

Cara yang dapat dilakukan untuk menstabilkan iklim dunia yaitu dengan cara menjaga kelestarian hutan
hujan tropis sehingga hutan ini dapat terus menyerap karbon dioksida dan mengurangi peningkatan
suhu global.

4. Sebagai tempat terjadinya Siklus Hidrologi

Hutan hujan tropis memiliki peranan penting dalam menjaga peredaran siklus hidrologi. Hutan hujan
tropis dapat menyerap air dalam volume yang besar karena pohon-pohon yang ada di hutan hujan
tropis memiliki akar yang panjang dan mempunyai batang pohon yang besar yang dapat menyimpan
cadangan air dalam jumlah yang banyak. Itulah mengapa hutan hujan tropis menjadi subur. Selain itu,
hutan hujan tropis selalu mendapat curah hujan yang tinggi selama setahun.

5. Mengurangi potensi bencana alam seperti Banjir dan Longsor

Dari penyerapan air hujan, hutan ini dapat mencegah terjadi banjir karena air hujan yang turun dalam
jumlah yang banyak akan diserap oleh hutan hujan tropis dan mencegah terjadinya banjir. Selain itu,
hutan hujan tropis dapat mencegah longsor dengan cara menyangga atau menahan tanah dengan akar-
akar pohonnya yang kuat.

Longsor dapat terjadi karena tanah yang menyerap air tidak dapat lagi menampung beban air yang ada
dalam tanah. Tapi, dengan terjaganya kelestarian hutan hujan tropis, bencana alam dapat dicegah.

6. Sumber Mata Pencaharian

Siapa sangka hutan hujan tropis dapat menjadi sumber mata pencaharian. Hutan yang lebat dan sulit
ditembus ini juga dapat mendatangkan nilai ekonomis yaitu dengan cara mencari kayu dan juga mencari
makanan untuk dikonsumsi maupun nantinya akan dijual.

Namun, biasanya ada orang yang mencari kayu di hutan dengan cara menebang pohon sembarangan
atau yang biasa disebut illegal logging ataupun dengan cara eksploitasi berlebihan.

7. Tujuan Wisata dan Lokasi Penelitian

Hutan hujan tropis merupakan tempat yang cocok menjadi tempat wisata karena keadaan alamnya yang
asri, sejuk, dan tenang. Selain itu, Hutan hujan tropis juga dapat menjadi tempat wisata yang refreshing
untuk melepas kesibukan ataupun untuk melepas stres. Hutan ini sangat cocok bagi orang yang hobi
berpetualang maupun untuk sekedar Travelling.

Para ahli seringkali melakukan penelitian di hutan hujan tropis untuk mengeksplor maupun meneliti
tumbuhan dan hewan yang ada di sana. Perlu diingat hutan hujan tropis yang ada di dunia masih sedikit
dan jarang dikunjungi orang karena wilayahnya yang terisolasi dan sulit ditembus. Menurut para ahli,
masih banyak spesies tumbuhan dan hewan yang belum ditemukan di hutan hujan tropis.

Itulah Fungsi dan Manfaat dari hutan hujan tropis. Kita sebagai manusia tetap harus menjaga dan
melindungi kelestarian hutan hujan tropis agar fungsi dan manfaat dari hutan hujan tropis dapat kita
gunakan secara bijak.

Вам также может понравиться