Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Yasruddin
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
ABSTRAK
Bandar Udara Syamsudin Noor – Banjarmasin merupakan salah satu bandar udara
yang dikelola PT. (Persero) Angkasa Pura I dan memiliki permintaan angkutan udara
untuk penumpang dan kargo yang cukup potensial. Bandara Syamsudin Noor memiliki
panjang landas pacu sebesar 2.500 x 45 m dengan arah azimuth 10 – 28.
Metode perencanaan perkerasan struktural pada landas pacu bandar udara yang
umum digunakan adalah metode CBR, metode FAA, metode LCN dari Inggris, metode
Asphalt Institute dan metode Canadian Departement Of Transportation. Adapun tujuan
dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk merencanakan tebal perkerasan lentur
pada landas pacu Bandar Udara Syamsudin Noor – Banjarmasin sepanjang 2500 m
untuk pesawat rencana B 737-900ER dengan menggunakan metode CBR (US. Army
Corps Of Engineers Design Method), metode FAA (Federal Aviation Administration)
dan metode LCN (Load Classification Number), serta menganalisa kelebihan dan
kekurangan masing-masing metode yang digunakan.
Berdasarkan hasil perencanaan dari metode-metode perencanaan struktur
perkerasan lentur yang digunakan diperoleh bahwa metode CBR (US. Army Corps Of
Engineers Design Method) dan FAA (Federal Aviation Administration) memiliki tebal
yang sama besar, yaitu sebesar 27 inchi atau 69cm, sedangkan untuk metode LCN
(Load Classification Number) memiliki tebal paling besar, yaitu sebesar 38 inchi atau
97 cm. Hasil perencanaan tebal perkerasan dengan menggunakan metode CBR dan
FAA sama dengan hasil perencanaan PT. (Persero) Angkasa Pura I dengan jenis lapis
keras lentur (flexible pavement) sebesar 690 mm atau sama dengan 69 cm. Adapun
material yang digunakan dalam perencanaan perkerasan lentur runway tersebut adalah
: untuk lapisan surface digunakan Asphalt Concrete (AC), untuk base course digunakan
material batu pecah, dan untuk subbase course digunakan material agregat alam.
1
Adapun tujuan penulisan ini adalah perencanaan tebal perkerasan lentur
sebagai berikut : (flexible pavement) pada landas pacu
1. Merencanakan tebal perkerasan (runway) sepanjang 2500 m untuk
lentur (flexible pavement) landas pesawat rencana B 737-900ER dengan
pacu (runway) Bandar Udara menggunakan tiga metode perencanaan
Syamsudin Noor – Banjarmasin perkerasan lentur yaitu metode CBR
dengan metode CBR (US. Army (US. Army Corps Of Engineers Design
Corps Of Engineers Design Method), metode FAA (Federal
Method), metode FAA (Federal Aviation Administration) dan metode
Aviation Administration) dan LCN (Load Classification Number).
metode LCN (Load Classification
Number). METODOLOGI
2. Menganalisa hasil perhitungan Metodologi mengenai tahapan yang
masing-masing metode tebal dilalui serta langkah-langkah yang
perkerasan lentur (flexible dilakukan dalam proses penyelesaian
pavement). penulisan ini, dapat dilihat pada
Dalam penulisan tugas akhir ini, diagram alir (flowchart) dibawah ini:
penulis membatasi masalah pada
START
STUDI PUSTAKA
DATA
DATA SEKUNDER
Data lalu lintas tahunan pesawat
Data pesawat rencana
Data CBR
PERENCANAAN PERKERASAN
DENGAN METODE PERKERASAN
CBR
FAA
LCN
KESIMPULAN
FINISH
2
Parameter Metode CBR
Data pesawat rencana (Design Aircraft)
Data lintasan tahunan pesawat rencana
Data CBR
2
Parameter Metode LCN
Data pesawat rencana (Design Aircraft)
Data CBR
Data lintasan tahunan pesawat rencana
PEMBAHASAN
Jumlah pergerakan yang terjadi hingga tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah
ini.
3
Tabel 2. Data Berat Lepas Landas Pesawat serta Tipe Roda Pendaratan Utama Pesawat
di Bandara Syamsudin Noor- Banjarmasin
MTOW Tipe Jumlah
Jenis Pesawat
lbs Kg Roda Roda
ATR 42 35573 16150 Single Wheel 2
B 737-400 149866 68039 Dual Wheel 4
B 737-800 174044 79016 Dual Wheel 4
B 737-900 ER 187700 85139 Dual Wheel 4
C 208 7291 3310 Dual Wheel 4
DHC 6 12489 5670 Single Wheel 2
B 767-300 ER 412000 172819 Dual Tandem 8
Sumber : www.boeing.com
Struktur lapis keras landas pacu hasil perencanaan PT. (Persero) Angkasa Pura I dengan
jenis lapis keras lentur (flexible pavement) dilihat pada Tabel berikut.
4
Tabel 6. Annual Departure Tahunan Pesawat Rencana B 737-900ER (2008-2012)
Annual Departure Tahunan Persentase
Pesawat Rencana B 737-900 ER Pertumbuhan
Tahun Annual Departure Per Tahun (%)
2008 3422 1.0392
2009 3556 1.9203
2010 3642 1.1948
2011 3762 1.6207
2012 3889 1.6599
Persentase Rata2 Pertumbuhan Per Tahun (%) 1.487
Sumber : PT (Persero) Angkasa Pura I Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin
(2012), diolah
Berdasarkan data annual sebesar 1,487 % pergerakan per
departure tahunan pesawat rencana tahun. Maka volume lintasan rata-
B 737-900ER Tabel 6, dapat rata yang direncanakan untuk umur
disimpulkan bahwa persentase rata- rencana 20 tahun sebanyak 4557
rata pertumbuhan lintasan tahunan lintasan Tabel 7.
pesawat rencana B 737-900 ER
2
0,31 log (2 x d)
Log (ESWL) = Log Pd + log (2 x Z/d )
Dimana :
Pd = 0,95 x 4557 = 4329
d = 5,72 m = 572 cm = 225,1969 inchi
z = 17,17 m = 1717 cm = 675, 9843 inchi
maka :
0,31 log (2 𝑥 225 ,1969 )
Log (ESWL) = Log 4329 + log (2 𝑥 675 ,9843 /225 ,1969 )
Log (ESWL) = 4,693
ESWL = 104,693 ; ESWL = 49.339,81 lbs
b. Menghitung Tebal Perkerasan dengan CBR Tanah Dasar 8,6%
Untuk menghitung tebal perkerasan, dapat dihitung menggunakan persamaan
1 1
t= ESWL − ; Dimana :
8,1 𝑥 CBR 𝑝𝜋
Pd = 49.339,81 lbs ; CBR = 8,6% ; p = 220 psi ; maka :
1 1
t= 49.339,81 − ; t = 26,614 inchi ≈ 27 inchi
8,1 𝑥 8,6 220 𝑥 3,14
Grafik 1. Hasil Desain Tebal Perkerasan Total Flexible Pavement Metode CBR
(US. Army Corps Of Engineers Design Method) dengan CBR
subgrade 8,6 %
Menentukan tebal lapisan sebesar 3 inchi (tebal
permukaan (surface course) minimum), bahan yang
Pada grafik perkerasan digunakan adalah aspal
flexible metode CBR (US. beton (AC).
Army Corps Of Engineers Tebal aspal beton 3 inchi
Design Method), ditentukan ekivalen = (1,7 / 0,95) x 3
tebal lapisan permukaan inchi = 5,368 inchi
1
Menentukan tebal lapisan = 8,842 inchi tebal lapisan
pondasi (base course) agregat alam = 9 inchi.
Tebal lapis pondasi diambil Menentukan tebal lapisan
tebal minimum yaitu 6 inchi, pondasi bawah (subbase
bahan yang digunakan course)
adalah batu pecah (crushed = tebal perkerasan total –
stone base). (surface - base) = 27 inchi –
Tebal crushed stone base 6 (5,368 - 8,842)
inchi ekivalen = (1,4 / 0,95) = 12,789 inchi = 13 inchi
x 6 inchi menggunakan agregat alam.
Tabel 8. Hasil Desain Tebal Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) Runway
dengan Metode CBR (CBR subgrade 8,6%)
Bahan Tebal Rencana
Lapisan
Yang Digunakan inchi cm
Permukaan
Aspal Beton 5 13
(Surface Course)
Pondasi
Batu Pecah 9 23
(Base Course)
Pondasi Bawah
Agregat Alam 13 33
(Subbase Course)
TOTAL 27 69
Sumber : Data hasil olahan
5 inchi
9 inchi
13 inchi
2
Tabel 9. Dual Gear Departure Tahun 2012
Tipe Annual Faktor Konversi Roda Pendaratan Dual Gear
No Tipe Pesawat
Roda Departure (a) Pesawat Rencana (b) Departure (axb)
1 ATR 42 Single 846 0.8 676.8
2 B 737-400 Dual 1540 1 1540.0
3 B 737-800 Dual 2975 1 2975.0
4 B 737-900 ER Dual 3889 1 3889.0
5 C 208 Dual 931 1 931.0
6 DHC 6 Single 729 0.8 583.2
7 B 767-300 ER Dual Tandem 60 2.03 121.8
2
Berikut contoh perhitungan equivalent annual departure pesawat rencana (R1)
tahun 2012 :
16.897,02643
Pesawat ATR 42 ; Log R1 = Log (676,8) 44 .578 ,75 ½
Log R1 = 1,743 → R1 = (10) 1,743 → R1 = 55,384
35593 .08921
Pesawat B 737-400 ; Log R1 = Log (1540) 44.578 ,75 ½
Log R1= 2,849 → R1 = (10) 2,849 → R1 = 707,121
41.335 ,46256
Pesawat B 737-800 ; Log R1 = Log (2975) 44 .578 ,75 ½
Log R1= 3,346 → R1 = (10) 3,346→ R1 = 2.219,495
44.578 ,75
Pesawat B 737-900 ER ; Log R1 = Log (3889) 44.578 ,75 ½
Log R1 = 3,590 → R1 = (10) 3,590 → R1 = 3.889
1.731 ,55286 ½
Log R1 = Log (931) 44 .578 ,75
Log R1 = 0,585 → R1 = (10) 0,585 → R1 = 3,847
Tabel 10. Equivalent Annual Departure (2008-2012)
MTOW Banyak Wheel Load Equivalent Annual Departure(R2)
Jenis Pesawat Gear Type
(lbs) Roda Design (W1) 2008 2009 2010 2011 2012
ATR 42 SW 35573 2 44578.75 53 53 55 55 55
B 737-400 DW 149866 4 44578.75 669 676 683 688 705
B 737-800 DW 174044 4 44578.75 2032 2069 2095 2132 2212
B 737-900 ER DW 187700 4 44578.75 4449 3556 3629 3762 3889
C 208 DW 7291 4 44578.75 4 4 4 4 4
DHC 6 SW 12489 2 44578.75 10 10 10 10 10
B 767-300 ER DT 300000 8 44578.75 62 67 67 71 73
TOTAL 7278 6434 6541 6722 6948
Persentase Pertumbuhan Pesawat Ekivalen
2
Terhadap Pesawat B 737-900ER (%)
2
2030 9342
2031 9497
2032 9654
Jumlah 165901
Volume Per Tahun 8295
3
Pada grafik perkerasan adalah batu pecah (crushed
flexible metode CBR, stone base). Tebal crushed
ditentukan tebal lapisan stone base 6 inchi ekivalen =
permukaan 3 inchi (tebal (1,4 / 0,95) x 6 inchi = 8,842
minimum), bahan yang inchi tebal lapisan aggregat
digunakan adalah aspal alam = 9 inchi.
beton (AC). Tebal aspal Menentukan tebal lapisan
beton 3 inchi ekivalen = pondasi bawah (subbase
(1,7 / 0,95) x 3 inchi = 5,368 course)
inchi = 5 inchi = tebal perkerasan total –
Menentukan tebal lapisan (surface - base) = 27 inchi –
pondasi (base course) (5,368 - 8,842)
Tebal lapis pondasi diambil = 12,789 inchi = 13 inchi
tebal minimum yaitu 6 inchi, menggunakan aggregat
bahan yang digunakan alam.
Tabel 12. Hasil Desain Tebal Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) Runway
dengan Metode FAA (CBR subgrade 8,6%)
Bahan Tebal Rencana
Lapisan
Yang Digunakan inchi cm
Permukaan
Aspal Beton 5 13
(Surface Course)
Pondasi
Batu Pecah 9 23
(Base Course)
Pondasi Bawah
Agregat Alam 13 33
(Subbase Course)
TOTAL 27 69
5 inchi
9 inchi
13 inchi
2
3. Metode LCN (Load Classification Pesawat B 737-900ER memiliki
Number) MTOW kurang dari 300.000 lbs,
a. Menentukan ESWL maka untuk menghitung
(Equivalent Single Wheel Equivalent Single Wheel Load
Load) (ESWL) digunakan rumus
sesuai dengan persamaan (2.1) :
0,31 log (2 x d)
Log (ESWL) = Log Pd + log (2 x Z/d )
Pd = 0,95 x 4557 = 4329
d = 5,72 m = 572 cm = 225,1969 inchi
z = 17,17 m = 1717 cm = 675, 9843 inchi
0,31 log (2 𝑥 225 ,1969 )
maka : Log (ESWL) = Log 4329 + log (2 𝑥 675 ,9843 /225 ,1969 )
Log (ESWL) = 4,693 ; ESWL = 104,693 = 49.339,81 lbs
2
Grafik 3. Nilai LCN (Load Classification Number) untuk Perencanaan
Perkerasan Lentur (Flexible Pavement).
Sumber : Basuki, (1986).
1
Menentukan tebal lapisan permukaan (surface course)
Pada grafik perkerasan flexible metode LCN (Grafik 4, ditentukan
tebal lapisan permukaan sebesar 8 inchi (tebal minimum), bahan yang
digunakan adalah aspal beton (AC).
Tebal aspal beton 8 inchi ekivalen
= (1,7 / 0,95) x 8 inchi = 14,315 inchi = 14 inchi
Menentukan tebal lapisan pondasi (base course)
Tebal lapis pondasi diambil tebal minimum yaitu 6 inchi, bahan yang
digunakan adalah batu pecah (crushed stone base).
Tebal crushed stone base 6 inchi ekivalen
= (1,4 / 0,95) x 6 inchi
= 8,842 inchi tebal lapisan aggregat alam = 9 inchi.
Menentukan tebal lapisan pondasi bawah (subbase course)
= tebal perkerasan total – (surface - base) = 37 inchi – (14,315 - 8,842)
= 13,842 inchi = 14 inchi menggunakan agregat alam
Grafik 4. Hasil Desain Tebal Total Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) Requirements
– LCN Method Model B 737-900ER (LCN = 100)
Sumber : 737 Airplane Characteristics for Airport Planning (www.boeing.com)
2
Tabel 13. Hasil Desain Tebal Total Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
Runway dengan Metode LCN (LCN = 100)
14 inchi
9 inchi
15 inchi
Tabel 14. Hasil Desain Tebal Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) Runway
Bandara Syamsudin Noor – Banjarmasin dengan Metode CBR,
Metode FAA, dan Metode LCN
3
Number) menghasilkan tebal paling hanya memperhitungkan satu
besar, hal ini memang disebabkan pesawat rencana saja, tanpa
karena prosedur pada metode ini mempertimbangkan repetisi beban
hanya memperhitungkan repetisi yang diakibatkan oleh keseluruhan
beban yang diakibatkan oleh pesawat lalu-lintas pesawat.
rencana saja, tanpa
mempertimbangkan repetisi beban KESIMPULAN DAN SARAN
yang diakibatkan oleh keseluruhan Kesimpulan
lalu-lintas pesawat, sehingga tebal Perencanaan struktural tebal lapisan
perkerasan direncanakan hanya perkerasan lentur runway Bandar
untuk melayani beban repetisi Udara Syamsudin Noor-Banjarmasin
pesawat rencana. dengan pesawat rencana Boeing
Adapun persamaan yang 737-900ER didasarkan pada annual
diperoleh dari ketiga metode yang departure pesawat dari tahun 2008
digunakan adalah mengenai nilai sampai dengan tahun 2012 untuk
CBR subgrade yang diperoleh dari umur layan rencana 20 tahun.
data Dinas Perhubungan Proyek Berdasarkan hasil perencanaan tebal
Pengembangan Bandar Udara perkerasan lentur runway dengan
Syamsudin Noor, Penelitian Daya menggunakan tiga metode
Dukung Fasilitas Landasan di perencanaan struktural tebal lapisan
Bandara Syamsudin Noor – perkerasan lentur dapat disimpulkan
Banjarmasin. Dimana ketiga metode beberapa hal sebagai berikut :
tersebut menggunakan CBR 1. Tebal total perkerasan lentur dan
subgrade sebesar 8,6% , untuk tebal untuk masing-masing
menentukan tebal perkerasan lapisan perkerasan lentur yang
masing-masing. Hasil yang diperoleh dihasilkan dengan menggunakan
dengan metode CBR (US. Army metode LCN (38 inchi = 97 cm)
Corps Of Engineers Design Method) lebih tebal dari pada tebal total
dan FAA (Federal Aviation perkerasan lentur dan tebal untuk
Administration) sama, hal ini masing-masing lapisan
dikarenakan persyaratan tebal perkerasan lentur yang dihasilkan
minimum yang ditentukan oleh dengan menggunakan metode
Corps of Engineer dan FAA CBR (27 inchi = 69 cm) dan
(Federal Aviation Administration) FAA (27 inchi = 69 cm).
adalah sama. Sedangkan pada 2. Ketiga metode memiliki tebal
metode LCN (Load Classification lapisan pondasi yang sama besar,
Number) memiliki tebal yang lebih yaitu 33 cm.
besar dari metode CBR (US. Army 3. Metode LCN menghasilkan tebal
Corps Of Engineers Design Method) lapisan paling besar untuk lapisan
dan FAA (Federal Aviation pondasi bawah (subbase course),
Administration). yaitu sebesar 38 cm dan tebal
Perbedaaan tebal lapisan lapisan paling besar untuk lapisan
permukaan dan lapisan pondasi pada permukaan (surface course),
metode LCN (Load Classification yaitu sebesar 36 cm.
Number) dengan metode CBR (US. 4. Hasil perencanaan tebal
Army Corps Of Engineers Design perkerasan dengan menggunakan
Method) dan FAA (Federal Aviation metode CBR dan FAA sama
Administration) diakibatkan karena dengan hasil perencanaan PT.
4
(Persero) Angkasa Pura I dengan perubahan temperatur dan iklim,
jenis lapis keras lentur (flexible karena berpengaruh terhadap
pavement) sebesar 690 mm atau kekuatan bahan yang digunakan.
sama dengan 69 cm. 3. Metode CBR (US. Army Corps
5. Material yang digunakan dalam Of Engineers Design Method),
perencanaan perkerasan lentur FAA (Federal Aviation
runway tersebut adalah : untuk Administration) adalah metode
lapisan surface digunakan yang dikeluarkan dan banyak
Asphalt Concrete (AC), untuk digunakan di negara lain. Apabila
base course digunakan material metode ini digunakan di
batu pecah, dan untuk subbase Indonesia, perlu diadakan
course digunakan material terlebih dahulu kajian yang lebih
agregat alam. lanjut terhadap kesesuaian iklim
6. Metode-metode yang digunakan di Indonesia.
dalam perencanaan perkerasan
struktural runway pada bandar
udara yang dibahas memiliki DAFTAR PUSTAKA
beberapa keuntungan dan Aneex 14, Aerodrome Design
kerugian dari masing-masing Manual, Part 1: Runways, 1999,
metode yang digunakan, International Civil Aviation
sehingga ketika akan diterapkan Organization, Montreal, Canada.
di lapangan perlu kiranya
dilakukan analisis dan kajian Anonim. 737 Airplane of
terlebih dahulu. Characteristics for Airport Planning,
Boeing Comercial Airplanes, 2005.
Saran
Berdasarkan hasil perencanaan tebal Anonim. 2012. Aircraft Technical
perkerasan lentur dengan metode- Data and Specifications.
metode perencanaan struktural tebal http://www.airliners.net/aircraft-
lapisan perkerasan lentur diajukan data/. 07 Desember 2012.
beberapa saran sebagai berikut:
1. Hasil desain perkerasan sangat
dipengaruhi oleh metode-metode Anonim. 2010. Bandar Udara.
apa saja yang dipakai, oleh http://id.scribd.com/doc/26247284/Tr
karena itu sebaiknya pemilihan ansportasi-Bandar-Udara .07
metode tersebut harus dijadikan Desember 2012.
salah satu pertimbangan yang
matang dalam perencanaan Asmarani, Meilisa. 2009.
desain perkerasan runway. Konfigurasi Bandar Udara.
2. Sebaiknya dalam perencanaan http://www.scribd.com/doc/1103771
suatu perkerasan, perlu 85/konfigurasi-lapangan-terbang. 08
diperhitungkan temperature dan Maret 2013.
iklim, karena struktur perkerasan
yang direncanakan tidak hanya Basuki, Heru. 1986. Merancang,
harus memiliki respon yang baik Merencana Lapangan Terbang.
terhadap beban lalu-lintas Bandung : Penerbit Alumni.
pesawat, tetapi juga harus
mampu mengantisipasi
5
Boeing. 2010. 737 Airplane
Characteristics for Airport Planning.
http://www.boeing.com/commercial/
airports/plan_manuals.html. 08
Maret 2013.