Вы находитесь на странице: 1из 7

MATERI EDUKASI

MANAJEMEN NYERI

Jl. Jogoloyo No. 09 Wonosalam Demak, Kode pos 59571


Telp. (0291) 685723 – 682268, Fax (0291) 685608, IGD (0291) 6904000
Email. rsinudemak@yahoo.com
Website. www.rsinudemak
KATA PENGANTAR

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di rumah sakit


merupakan suatu fenomena yang harus direspon secara kondusif oleh semua
petugas kesehatan dengan belajar tentang konsep penyakit, perilaku manusia dan
penerapannya dalam proses pemberian asuhan kepada pasien.
Rumah Sakit Kumala Siwi sebagai penyedia pelayanan sekaligus
meupakan salah satu rumah sakit rujukan, wajib memberikan pelayanan yang
berkualitas sesuai tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Seluruh petugas kesehatan rumah sakit mempunyai tanggung jawab atas
tercapainya indicator mutu pelayanan di rumah sakit, sehingga semua petugas
kesehatan harus dapat memberikan asuhan yang tepat kepada pasien yang sejalan
dengan tuntutan masyarakat.
Edukasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan pada waktu pasien dirawat
atau untuk perawatan lanjutan dirumah merupakan bagian yang sangat
menentukan dalam pemberian asuhan kepada pasien karena pasien dan atau
keluarga akan memiliki kesiapan fisik maupun psikologis dalam menjalani
perawatan baik dirumah sakit maupun nantinya perawatan lanjutan di rumah
sehingga diharapkan akan mendapatkan hasil yang optimal.
Atas dasar tersebut seluruh petugas yang melakukan asuhan terhadap
pasien dituntut memiliki kemampuan dalam melakukan edukasi sesuai peran dan
kewenangannya.
Penyusunan buku “Materi Edukasi : Manajemen Nyeri” adalah
merupakan langkah awal dalam partisipasi untuk mewujudkan tujuan diatas,
walaupun disadari benar bahwa penyusunan ini jauh dari sempurna, untuk itu
saran dan kritik yang konstruktif sangatlah diharapkan.

Demak , 04 April 2016

Tim Penyusun
A. Pengertian
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional akibat adanya kerusakan
jaringan yang sedang atau akan terjadi, atau pengalaman sensorik dan
emosional yang merasakan seolah-olah terjadi kerusakan jaringan.
1. Berdasarkan onsetnya, nyeri dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
a. Nyeri akut : nyeri dengan onset segera dan durasi terbatas
b. Nyeri kronis : nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama,
lebih dari 6 minggu
2. Berdasarkan derajatnya, nyeri dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a. Nyeri ringan : sedikit mengganggu aktifitas sehari-hari (sistem skala
1-3)
b. Nyeri sedang : gangguan nyata pada aktifitas sehari-hari (sistem skala
4-6)
c. Nyeri berat : tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari (sistem skala
7-10)
d. Catatan skala 0 : tidak ada nyeri

Manajemen nyeri adalah penatalaksanaan pasien dengan keluhan nyeri pada


pasien rawat inap maupun rawat jalan dengan melakukan assesmen sampai
dengan pemberian terapi sehingga keluhan nyeri pasien berkurang/hilang.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Dengan dilakukannya manajemen nyeri pasien dapat berkurang/hilang
sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan
2. Tujuan Khusus :
a. Petugas dapat melakukan assesmen nyeri
b. Petugas dapat memberikan intervensi sesuai kewenangannya
c. Petugas dapat melakukan evaluasi pada pasien yang sudah
mendapatkan pengelolaan nyeri.
d. Manajemen nyeri terdokumentasi sesuai ketentuan
C. Asesmen Nyeri
Semua pasien yang masuk di RS xxx petugas harus melakukan anamnesa dan
dinilai skala nyerinya.
1. ANAMNESIS
Anamnesa yang dilakukan terhadap pasien dengan cara menanyakan
kepada pasien meliputi :
a. P (Provokes / Point ) : Faktor yang mempengaruhi gawat atau
ringannya nyeri.
b. Q (Quality) : Bagaimana rasa nyerinya
c. R (Radiation / Relief) : Melacak daerah nyeri dari titik yang paling
nyeri.
d. S ( Severity ) : Keparahan atau intensitas nyeri.
e. T (Time / On set) : Waktu atau lama serangan atau frekuensi
Nyeri

2. ASESMEN/PENILAIAN SKALA NYERI


Asesmen nyeri yang dilakukan di RS xxx menggunakan 3 cara yaitu :
a. Numeric Scale digunakan untuk pasien dewasa dan anak yang usianya
lebih 8 tahun. Cara mengukur skala nyeri dengan numeric scale adalah
dengan menyakan pada pasien mengenai intensitas nyeri yang dirasakan
dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10. Setelah mendapatkan
hasil numeriknya dikategorikan :
1) 0 = tidak nyeri
2) 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
3) 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
4) 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
b. Wong baker faces pain scale digunakan untuk pasien (dewasa dan
anak lebih 3 tahun) yang tidak dapat menggambarkan intensitas
nyerinya dengan angka. Cara mengukur nyerinya adalah dengan
mencocokan ekspresi wajah pasien dengan gambar yang ada dipanduan
(seperti dibawah ini)

Kemudian dari gambar yang cocok tentukan numeriknya. Dari hasil


numeric bisa didapatkan keterangan atau kondisi pasien yaitu :
1) 0 = Expresi rilek, tidak merasa nyeri sama sekali
2) 2 = sedikit nyeri
3) 4 = cukup nyeri
4) 6 = lumayan nyeri
5) 8 = sangat nyeri
6) 10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)
c. FLACC Behavioral pain scale digunakan pada bayi dan pasien tidak
sadar yang tidak dapat dinilai dengan Numeric Scale dan Wong baker
faces pain scale.
Cara penilaian adalah petugas mencocokan kondisi pasien dengan
standar pada tabel berikut :
Kategori Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

Smile/ceria(tidak ada Perubahan Expresi wajah


expresi sedih) expresi/sedih,sesekali stess,dagu
Face
menyeringai/meringis mengatup
rapat,gemeretat

Legs Normal posisi/rilexs Sulit, tegang, kaku Menendang-


nendang,tidak
kooperatif

Activity Tiduran Posisi tidak Tidak kooperatif


normal,posisi nyaman,(menggeliat,ges
nyaman, pindah er,kebelakang dan
posisi kedepan,kaku)

Cry Tidak menangis saat Merengek,sesekali Melenguh,series


bangun tidur/sadar menannngis/nampak menangis,komplain
tidak nyaman, merintih ,suara tidak jelas
berteriak

Consolability Perasaan nyaman nampak rilexs bila Sangat sulit untuk


(emosional) dan relaksasi disentuh / nyeri menjadi nyaman
berkurang dengan
sentuhan / masage

Setelah mendapatkan nilai dari ke lima skor diatas kemudian dijumlahkan,


apabila :

a. Nilai 1-3 termasuk nyeri ringan


b. Nilai 4-6 termasuk nyeri sedang
c. Nilai 7-10 termasuk nyeri berat
D. Tata Laksana
Setelah petugas mengetahui skala nyeri pasien maka akan dilakukan
intervensi sesuai dengan skala nyeri pasien. Tindakan yang dilakukan adalah :
a. Pasien yang mengalami nyeri derajat ringan (skala 1-3) dilakukan
edukasi untuk relaksasi dan distraksi.
b. Apabila dengan tehnik relaksasi dan distraksi, keluhan nyeri tidak
berkurang dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian therapy jenis
NSAID
c. Pasien yang mengalami nyeri derajat sedang (skala 4-6) dilakukan
kolaborasi medis untuk pemberian therapy jenis NSAID / opioid dosis
ringan
d. Pasien yang mengalami nyeri derajat berat (skala 7- 10) dilakukan
kolaborasi medis untuk pemberian therapy jenis opioid
e. Apabila dengan pemberian therapy farmaka jenis opioid, tetapi keluhan
nyeri belum teratasi maka, bila diperlukan Dokter DPJP akan merujuk
kepada Tim nyeri intervensi

Вам также может понравиться