Вы находитесь на странице: 1из 11

Gambaran Pemberian Asi Eksklusif….

(Rasti Oktora)

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA


DI DESA SERUA INDAH, KECAMATAN JOMBANG, TANGERANG SELATAN

Description of Exclusive Breastfeeding among Working Mother in Serua Indah Village,


Jombang Subdistric, Tangerang Selatan

Rasti Oktora
Jurusan Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstract

Background : Lack of exclusive breastfeeding among working mother to infant aged 0-6 month in the Serua
Indah Village.
Objective : Knowing description of exclusive breastfeeding among working mother to infant aged 0-6 month
Methode : This study used quantitative methods with cross sectional design. Sampling technique used is random
table. Number of Respondents were 107 respondents drawn from the minimum sampling with random sampling
method randomly. Respondents were selected are mothers of infants aged 6-12 months. The variables studied in
this research are mother working, formula milk promotion, the role of health workers, and the number of
children.
Result : The 107 respondents, obtained a description of behavior based on work that is, by 18 (16,82%)
respondents and 89 (83,18%) respondents did not work as much. And the number of respondents who use
formula milk by 59 (55,14%) respondents, and do not use formula milk by 48(44,86%) respondents. For the role
of the officer, saying that the received information about the importance of exclusive breastfeeding from health
officials as many as 47(43,93%) respondents, and who did not receive information 60 (56,07%) respondents.
Conclusion : Preview of exclusive breastfeeding in the Serua Indah Village influenced by several factors such
as employment, and the promotion of infant formula

Keyword : Executive Breast Feeding, Working Women, Infant

Abstrak

Latar belakang : Rendahnya pemberian ASI eksklusif oleh ibu bekerja pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Serua
Indah, Kecamatan Jombang, Tangerang Selatan
Tujuan : Mengetahui gambaran pemberian ASI eksklusif oleh ibu bekerja pada bayi usia 0-6 bulan
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan design cross sectional. Teknik
Sampling yang digunakan adalah tabel random acak. Jumlah Responden sebanyak 107 Responden yang diambil
dari batas minimum pengambilan sampling dengan metode pengambilan sampel secara random acak.
Responden yang dipilih adalah Ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan. Variabel yang diteliti dalam penelitian
ini adalah variabel pekerjaan, promosi susu formula, peran petugas kesehatan, dan jumlah anak.
Hasil : Dari 107 responden, diperoleh gambaran perilaku berdasarkan pekerjaan yaitu, sebanyak 18 (16,82
persen) responden ibu bekerja dan tidak bekerja sebanyak 89 (83,18%) responden. Dan Jumlah responden yang
menggunakan susu formula sebesar 59 (55,14%) responden, dan yang tidak menggunakan susu formula sebesar
48 (44,86%) responden. Untuk peran petugas, mengatakan bahwa yang menerima informasi mengenai
pentingnya pemberian ASI Eksklusif dari petugas kesehatan sebanyak 47 (43,93%) responden, dan yang tidak
menerima informasi sebanyak 60 (56,07%) responden.
Kesimpulan : Gambaran pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Serua Indah dipengaruhi beberapa faktor
seperti pekerjaan, peran petugas, dan promosi susu formula.

Kata kunci : ASI Eksklusif, Ibu bekerja, bayi

Naskah masuk: 4 Februari 2013 Review: 8 Februari 2013 Disetujui terbit: 1 Maret 2013

30
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 4 No 1, April 2013 : 30-40

PENDAHULUAN

Untuk dapat bertumbuh kembang dengan baik, akibat ketidaktahuan masyarakat Terdapat
kebutuhan dasar seorang anak seperti kebiasaan di masyarakat yakni bayi baru lahir
kebutuhan fisik-biomedik, kebutuhan emosi sudah diberikan makanan lain seperti susu
dan kebutuhan akan stimulasi harus terpenuhi. formula, madu dan lain-lain. Demikian pula
Menurut World Health Organization (WHO), hambatan yang berasal dari pelayanan
cara terbaik menyediakan nutrisi bagi bayi kesehatan, baik rumah sakit maupun klinik
dengan memberikan nutrisi yang mereka bersalin, yang masih memberikan susu
butuhkan yaitu dengan memerikan Air Susu formula kepada bayi baru lahir. Berdasarkan
Ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan. data SDKI, diketahui bahwa masih terdapat
1
Sejak tahun 2004, sesuai anjuran WHO, bayi usia kurang dari tiga hari yang
pemberian ASI eksklusif ditingkatkan menjadi memperoleh makanan cair (45,3%) dan
6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam makanan padat (17,6%). Padahal WHO (2001)
Keputusan Menteri Kesehatan Republik telah merekomendasikan bahwa makanan
Indonesia Nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 pendamping dapat diberikan kepada bayi
tahun 2004.9 setelah berusia enam bulan.11
ASI memiliki khasiat yang tidak dapat Menurut laporan cakupan indikator standar
ditandingi dengan susu formula mana pun, pelayanan minimal (SPM), cakupan pemberian
sebab ASI mengandung semua zat gizi yang ASI eksklusif pada bayi 0-5 bulan, sejak tahun
dibutuhkan sang bayi selama 6 bulan pertama 2003 sampai 2007, berturut-turut adalah 43,42
tanpa makanan tambahan apapun.2 Pemberian persen, 54,28 persen, 58,25 persen, 54,92
ASI eksklusif dipengaruhi oleh beberapa persen, dan 74,2 persen.6 Dari survey yang
faktor, seperti status pekerjaan, jumlah anak, dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nitrition
peran petugas kesehatan, promosi susu and Health Surveillance System (NSS) kerja
formula dan lain-lain.3 Seringkali ibu yang sama Badan Penelitian dan Pengembangan
bekerja sulit untuk mempunyai waktu Kesehatan (Balitbangkes) dan Helen Keller
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. International di 4 kota (Jakarta, Surabaya,
Kembali bekerja setelah cuti melahirkan Semarang, Makasar) dan 8 pedesaan (Sumbar,
dijadikan sebagai alasan utama untuk Lampung, Banten, Jabar, Jatim, NTB, Sulsel)
keputusan berhenti menyusui.4 menunjukan bahwa cakupan ASI eksklusif
405bulan diperkotaan antara 4-12%,
Sejak abad ke-21, jumlah perempuan yang
sedangkan dipedesaan 4-25%. Pencapaian ASI
bekerja terus meningkat. Hal ini menjadi salah
eksklusif 5-6 bulan di perkotaan berkisar
satu faktor meningkatnya jumlah perempuan
antara 1-7% sedangkan di pedesaan 1-13%.
yang tidak menyusui dan menunda kelahiran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
anak. Dalam kondisi demikian, seorang ibu
oleh Alfira dkk di wilayah kerja UPDT
membutuhkan dukungan dari lingkungan
Puskesmas Jombang tahun sebelumnya
kerja, agar ibu menyusui dapat
diperoleh prosentase pemberian ASI eksklusif
menyeimbangkan antara tuntutan pekerjaan
di Kelurahan Serua Indah sebesar 14%.
dengan keinginan mereka untuk terus
menyusui.5 Dalam kondisi demikian, seorang 17,00%
ibu membutuhkan dukungan dari lingkungan 16,50%
kerja, agar ibu menyusui dapat 16,00%
menyeimbangkan antara tuntutan pekerjaan 15,50%
15,00%
dengan keinginan mereka untuk terus Pemberian ASI
14,50%
menyusui.5 14,00%
Eksklusif

13,50%
Penyediaan informasi oleh petugas kesehatan
13,00%
untuk memberikan ASI eksklusif dapat
Jombang Serua
memberikan manfaat dan menghilangkan Indah
ketakutan bahwa meneruskan pemberian ASI
eksklusif setelah kembali bekerja bukanlah Grafik 1. Gambaran Pemberia ASI eksklusif di
suatu masalah.5 Selain karena pekerjaan, Wilayah Kerja UPDT Puskesmas Kecamatan
hambatan pemberian ASI eksklusif juga terjadi Jombang

31
Gambaran Pemberian Asi Eksklusif….(Rasti Oktora)

Cakupan ASI eksklusif di Indonesia tersebut Sampel


masih dibawah target yang sesuai dengan UU Pemilihan sampel dilakukan secara acak.
RI No 25 Tahun 2000 tentang Program Responden yang dijadikan sampel
Pembangunan Nasional (Propenas) tahun penelitian ini adalah 107 ibu yang memiliki
2000-2004, yang mencantumkan tingkat bayi usia 6-12 bulan, yang ditetapkan
pencapaian pemberian ASI eksklusif sebesar berdasarkan batas minimal pengambilan
80 persen. sampel.
Masih rendahnya persentasi pemberian ASI
HASIL
eksklusif di wilayah Kelurahan Serua Indah
merupakan salah satu permasalahan kesehatan
Karakteristik Responden
reproduksi yang menarik untuk di kaji. Oleh
sebab itu, peneliti tertarik untuk melihat lebih Hasil penelitian berdasarkan tingkat
dalam lagi mengenai gambaran pemberian ASI pengetahuan mengenai ASI eksklusif
eksklusif, khususnya di wilayah Kelurahan menunjukkan bahwa sebagian besar responden
Serua Indah. tidak mengetahui informasi mengenai ASI
eksklusif dan manfaatnya terhadap
METODE pertumbuhan bayi, yang ditunjukan dengan
prosentase sebanyak 74,8% tidak tahu manfaat
Jenis penelitian ini adalah penelitian ASI eksklusif. Hasil prosentase tingkat
kuantitatif dengan desain studi cross sectional. pendidikan responden paling tinggi
Penelitian dilakukan di Kelurahan Serua berpendidikan sampai SMP yaitu 42,06%
Indah, Kecamatan Jombang.. dibanding dengan yang menamatkan sampai
Penelitian dilakukan di Kelurahan Serua perguruan tinggi hanya sebesar 8,41%
Indah, Kecamatan Jombang. sehingga responden cenderung kurang
mendapatkan informasi kesehatan secara
Populasi menyeluruh. Usia Responden digambarkan
 Populasi target yaitu seluruh ibu yang sebagian besar berusia 21-30 tahun sebanyak
memiliki bayi di Kelurahan Serua Indah 53,27%.
 Populasi studi yaitu seluruh ibu yang
memiliki bayi usia 6-12 bulan di
Kelurahan Serua Indah
Tabel 1. Gambaran Perilaku Pemberian ASI Eksklusif

Variable Hasil Ukur n= 107 %


Pengetahuan Tidak Tahu 80 74,8
Tahu 27 25,2
Pendidikan SD 28 26,17
SMP 45 42,06
SMA 25 23,36
PT 9 8,41
Usia < 20 6 5,61
21-30 57 53,27
> 31 44 41,12
Pekerjaan Bekerja 18 16,82
Tidak Bekerja 89 83,18
Peran petugas Tidak Ada 47 43,93
Ada 60 56,07
Jumlah Anak >3 63 58,88
<3 44 41,12
Promosi Susu Formula Tidak 48 44,86
Ya 59 55,14

Gambaran perilaku pemberian ASI eksklusif jumlah anak, dan promosi susu formula. Dari
di kelurahan Serua Indah digambarkan dengan variable pekerjaan diperoleh jumlah ibu
persentase variable yang telah diteliti. bekerja yang memberikan ASI eksklusif dan
Diantaranya variable pekerjaan, peran petugas, yang tidak memberikan ASI eksklusif.

32
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 4 No 1, April 2013 : 30-40

Tabel 2. Gambaran Perilaku Pemberian ASI Eksklusif terhadap Pekerjaan


Variable Hasil Ukur Pemberian ASI n = 107
Tidak % Ya % %

Pekerjaan Tidak 47 52,80 42 47,20 89 16,82


Bekerja
Bekerja 14 77,78 4 22,22 18 83,18
TOTAL 61 46 107

Dari hasil penelitian, diperoleh ibu yang toleransi kepada wanita menyusui. Faktor-
bekerja sebanyak 18 (16,82%) responden dan faktor tersebut dapat menghambat peningkatan
tidak bekerja sebanyak 89 (83,18%) prosentase pemberian ASI eksklusif secara
responden. Dari total ibu bekerja diperoleh 4 menyeluruh.
responden (22,22%) ibu yang memberikan
ASI eksklusif dan 14 responden (77,78%) Gambaran Peran Petugas Kesehatan dalam
tidak memberikan ASI eksklusif. Hal ini dapat perilaku Pemberian ASI eksklusif
dikarenakan beberapa faktor. Salah satu faktor Berdasarkan hasil wawancara dengan
yaitu tidak adanya kebijakan khusus dari responden, diperoleh hasil bahwa peran
tempat kerja terhadap ibu menyusui, jam kerja petugas yang memberikan pengetahuan
yang tidak sesuai dengan peraturan jam kerja tentang ASI eksklusif memberikan dampak
yang telah ditetapkan, tidak adanya tempat baik kepada Ibu untuk memberikan ASI
untuk memompa ASI bagi karyawan eksklusif pada bayinya.
menyusui, serta kurangnya dukungan dari
pimpinan perusahaan dalam memberikan

Tabel 3. Gambaran Perilaku Pemberian ASI Eksklusif terhadap Peran Petugas

Variable Hasil Ukur Pemberian ASI n = 107 %


Tidak % Ya %
Peran Petugas Tidak Ada 32 68,08 15 31,92 47 43,93
Ada 29 48,33 31 51,67 60 56,07
TOTAL 61 46 107

Dari total responden, mengatakan bahwa yang responden (68,08%) tidak memberikan ASI
menerima dukungan/informasi mengenai eksklusif dan 15 responden (31,92%)
pentingnya pemberian ASI Eksklusif dari memberikan ASI eksklusif.
petugas kesehatan sebanyak 60 responden
(56,07%), dan yang tidak menerima informasi Jumlah Anak
sebanak 47 responden (43,93%). Dari
responden yang menerima informasi Gambaran responden yang memiliki jumlah
pentingnya pemberian ASI eksklusif, yang anak lebih dari 3 cenderung tidak memberikan
memberikan ASi eksklusif sebanyak 31 ASI eksklusif, sedangkan yang memiliki
responden (51,67%) dan yang tidak jumlah anak kurang dari 3 lebih banyak yang
memberikan sebanyak 29 responden (48,33%). memberikan ASI eksklusif. Hal ini terlihat dari
Sedangkan yang tidak menerima informasi, 32 table dibawah :

33
Gambaran Pemberian Asi Eksklusif….(Rasti Oktora)

Tabel 4. Gambaran Perilaku Pemberian ASI Eksklusif terhadap Jumlah Anak

Variable Hasil Pemberian ASI n = 107 %


Ukur
Tidak % Ya %
Jumlah Anak >3 35 55,56 28 44,44 63 58,88
<3 26 59,09 18 49,91 44 41,12
TOTAL 61 46 107

Dari hasil yang diperoleh, ditunjukkan bahwa anak < 3, yang memberikan ASI sebanyak 18
responden yang memiliki anak > 3 sebanyak responden (49,91%) dan yang tidak
63 responden (58,88%) dan yang < 3 sebanyak memberikan sebanyak 26 responden (59,09%)
44 responden (41,12%). Dari 63 responden
yang tidak memberikan ASI sebanyak 35 Pemberian Susu Formula
responden (55,56%) dan yang memberikan Dari penelitian ini, diperoleh gambaran
ASI sebanyak 28 responden (44,44%). responden mendapatkan promosi susu
Sedangkan responden yang memiliki jumlah formula, seperti terlihat dibawah ini :
Tabel 5. Gambaran Perilaku Pemberian ASI Eksklusif terhadap Pemberian Susu Formula

Variable Hasil Pemberian ASI n = 107 %


Ukur
Tidak % Ya %
Penggunaan Susu Tidak 15 31,25 33 68,75 48 44,86
Formula
Ya 46 77,96 13 22,04 59 55,14
TOTAL 61 46 107

Jumlah responden yang mendapatkan promosi bayinya lebih sedikit bila dibandingkan
susu formula sebesar 59 responden (55,14%), dengan ibu yang tinggal di rumah.
dan yang tidak mendapatkan sebesar 48
2) Jarak yang terpisah antara ibu dan bayi
responden (44,86%). Dari 59 responden, 46
Kondisi yang paling ideal bagi ibu bekerja
responden (77,79%) tidak memberikan ASI
adalah selalu bisa menyusui bayinya kapanpun
eksklusif, dan 13 responden (22,04%).
yang ibu inginkan, dengan ibu dan bayinya
tidak terpisah jauh.
PEMBAHASAN
3) Faktor fisik ibu : kelelahan
1.Pekerjaan Pada umumnya ibu bekerja delapan sampai
sepuluh jam setiap hari, sehingga kelelahan
Masih rendahnya kesadaran ibu bekerja untuk bekerja merupakan salah satu keluhan yang
memberikan ASI eksklusif di Kelurahan Serua sering disampaikan ibu bekerja. Sesampainya
Indah dapat dipengaruhi oleh waktu yang di rumah, fisik ibu selalu menuntut untuk
kurang untuk ibu dapat menyusui karena harus beristirahat sedangkan bayinya menuntut
pergi ke kantor. Selain itu juga kurangnya untuk segera disusui.
pengetahuan dan dukungan dari keluarga dan
lingkungan kerja tidak kalah penting menjadi 4) Tidak tersedianya ruang menyusui atau
penyebab. Hal ini sesuai seperti dijelaskan tidak ada fasilitas penyimpan ASI
dalam jurnal “Pentingnya Motivasi dan Masih sedikit perusahaan/institusi/kantor yang
Persepsi Pimpinan terhadap Perilaku mempunyai ruang menyusui atau fasilitas
Pemberian Asi Eksklusif pada Ibu Bekerja”. penyimpan ASI. Tidak adanya ruang
Faktor penghambat pemberian ASI eksklusif menyusui atau fasilitas yang memadai untuk
diantaranya adalah7: kegiatan menyusui walaupun hanya sekedar
1) Waktu yang terbatas. Intensitas waktu yang ruangan kosong yang berisi kursi, jendela
dilewati bersama-sama antara ibu bekerja dan tertutup dan wastafel sangat menghambat ibu
bekerja untuk memerah ASInya.

34
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 4 No 1, April 2013 : 30-40

5) Manajer atau rekan kerja kurang (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
mendukung. Masih banyak manajer atau rekan penyediaan fasilitas khusus menyusui dan/atau
kerja yang belum memperhatikan hak ibu memerah ASI sebagaimana dimaksud pada
bekerja untuk menyusui atau memerah ASI di ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.
tempat bekerja. Sehingga manajer masih
Dapat dilihat jelas dalam BAB 5 pasal 30 ayat
belum mampu membuat kebijakan atau aturan
1 dan 3 bahwa pengurus tempat kerja harus
dalam organisasi tersebut.
mendukung program ASI dan menyediakan
Jika dikaitkan dengan faktor kurangnya fasilitas khusus untuk menyusui da/atau
dukungan di tempat kerja hal ini menunjukan memerah ASI sesuai dengan kondisi
masih rendahnya perhatian di tempat kerja kemampuan perusahaan Dengan adanya
dalam mendukung terlaksananya program kebijakan baru ini, diharapkan dapat
pemberian ASI eksklusif. Karena Idealnya mendorong kesadaran di tempat kerja untuk
setiap tempat kerja yang memperkerjakan mulai memberikan perhatian khusus terhadap
seorang ibu hendaknya memiliki tempat pekerja wanita yang memiliki bayi dan
penitipan bayi/anak, namun bila tidak meyusui. Dan untuk lebih
memungkinkan, tempat kerja wajib memaksimalisasikan peraturan yang sudah
menyediakan fasilitas dan memiliki peraturan- ada, ada baiknya pelu diterapkan sistem
peraturan perusahaan yang memungkinkan penghargaan dan sanksi bagi perusahaan yang
pekerjanya tetap dapat memberikan ASI tidak menerapkan sistem ini.
eksklusif selama 6 bulan 7. Misalnya dengan
Selain peraturan pemerintah, dalam upaya
menyediakan ruangan untuk memompa ASI
mendukung pemberian ASI eksklusif pada ibu
yang memadai, memberi ijin dan waktu untuk
bekerja perlu adanya sosialisasi atau
memerah ASI, dan cuti hamil yang lebih
pemberian informasi kepada pekerja wanita
flexibel 7. Salah satu penyebabnya adalah pada
dalam memberikan ASI eksklusif yang
tahun 2007 belum adanya kebijakan
dipersiapkan mulai pada masa kehamilan,
pemerintah yang dapat mendukung pemberian
diantaranya7:
ASI eksklusif. Namun, sejak tahun 2012
pemerintah telah menetapkan “PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA 1) Pada masa kehamilan
Mulai mengomunikasikan kepada pimpinan
NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG
atau rekan-rekan kerja tentang masa cuti yang
PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF”
akan diambil dan rencana menyusui saat
dimana dalam peraturan tersebut mulai
bekerja sehingga ibu membutuhkan waktu dan
diberlakukan kebijakan di tempat kerja dan
tempat untuk memerah ASI selama di kantor.
sarana umum untuk mendukung pemberian
Mendiskusikan pembagian kerja kepada
ASI eksklusif yang tercantum pada Bab 5
teman-teman satu tim terutama ibu yang
perihal Tempat kerja dan Sarana Umum 8.
bekerja secara shift. Merencanakan pengaturan
(1) Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara jadwal agar ibu tetap tenang memerah ASI dan
tempat sarana umum harus mendukung pekerjaan kantor tetap bisa dilaksanakan
program ASI eksklusif. dengan baik.
(2) Ketentuan mengenai dukungan program
2) Pada saat cuti melahirkan
ASI eksklusif di Tempat Kerja sebagaimana
Ibu bekerja saat cuti melahirkan dapat
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
melakukan hal-hal seperti di bawah ini:
dengan peraturan perusahaan antara pengusaha
(1) Menjaga konsistensi menyusui
dan pekerja/buruh, atau melalui perjanjian
(2) Bertahan untuk tidak memberikan dot atau
kerja bersama antara serikat pekerja/serikat
susu formula
buruh dengan pengusaha.
(3) Mulai berlatih untuk memerah ASI
(3) Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara (4) Mulai ajari orang lain di dalam keluarga
tempat sarana umum harus menyediakan untuk memberikan ASI menggunakan
fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau sendok
memerah ASI sesuai dengan kondisi (5) Mulai memerah ASI, dan kemudian
kemampuan perusahaan. menyimpannya di freezer untuk
persediaan saat kembali bekerja

35
Gambaran Pemberian Asi Eksklusif….(Rasti Oktora)

(6) Memilih baju kerja yang memudahkan ibu (13) Aktivitas menyusui segera dilakukan
untuk memerah ASI dengan nyaman saat setelah kembali di rumah.
kembali bekerja
2. Peran Petugas
3) Pada saat kembali bekerja
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ibu Hasil penelitian yang dilihat dari dukungan
saat kembali bekerja, yaitu: peran petugas kesehatan terhadap pemberian
(1) Memastikan semua perlengkapan untuk ASI eksklusif di kelurahan Serua Indah
memerah ASI, seperti lemari es atau cooler menunjukan ada tidaknya peran petugas
box sudah tersedia. Perlengkapan ini harus kesehatan memberikan dampak yang cukup
diperiksa setiap hari sebelum berangkat. berarti kepada ibu . Hal ini ditunjukkan
dengan semakin banyak ibu yang
(2) Menyusui bayi sampai kenyang sebelum mendapatkan dukungan/informasi dari petugas
berangkat bekerja. kesehatan memberikan ASI eksklusif kepada
(3) Memakai baju dengan kancing di depan bayinya. Sedangkan yang tidak mendapatkan
untuk mempermudah ibu membuka saat dukungan kurang memahami pentingnya
memerah ASI. pemberian ASI eksklusif. Dukungan petugas
kesehatan dalam pemberian ASI eksklusif
(4) Bekerja dengan perasaan senang,
sangat diperlukan yaitu dengan mengingatkan
menghindari kecemasan-kecemasan karena
kepada ibu untuk tetap memberikan ASI
dapat menurunkan produksi ASI.
Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. Yang
(5) Berdoa semoga keluarga atau pengasuh di sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
rumah dapat menjalankan tugasnya dengan menyusui, yaitu dengan dukungan dari petugas
baik. Doa juga membuat hati ibu tenang kesehatan, dukungan keluarga dan promosi
sehingga dapat memerah ASI dengan baik. susu formula 10. Sikap yang diberikan dalam
(6) Mengomunikasikan dengan teman kerja pelayanan kesehatan juga penting untuk upaya
atau manajer tentang jam-jam yang akan menyusui. Sebagai contoh, petugas kesehatan
digunakan untuk memerah ASI. dapat memberikan pengaruh positif dengan
cara memperagakan tersebut kepada ibu dan
(7) Membawa foto keluarga atau foto bayi dan
keluarganya, sehingga mereka memandang
dilihat saat ibu memerah dapat membuat
bahwa kehamilan, melahirkan dan menyusui
perasaan ibu menjadi lebih tenang dan
sebagai suatu pengalaman yang
memerah dapat berjalan dengan lancar.
menyenangkan 12. Namun banyak para ahli
(8) Mencari tempat yang bersih, aman, dan mengemukakan adanya pengaruh yang kurang
nyaman untuk memerah ASI. baik terhadap kebiasaan memberikan ASI
(9) Memerah ASI di kantor sebanyak dua atau eksklusif pada ibu yang melahirkan di rumah
tiga kali perah. sakit atau klinik bersalin lebih menitikberatkan
upaya agar persalinan persalinan dapat
(10) Tidak terlalu tinggi memasang target hasil berlangsung dengan baik, namun masalah
ASI perahan dan berharap ASI pemberian ASI eksklusif kadang tidak
yang diperoleh ibu cukup. Memasang target diperhatikan. Tidak jarang petugas kesehatan
yang terlalu tinggi dikhawatirkan akan justru memberikan susu formula saat bayi
membuat ibu menjadi stres, yang dapat pertama kali lahir dan tidak menawarkan
mengakibatkan hasil perahan menjadi sedikit. pemberian ASI eksklusif kepada sang ibu. Hal
(11) Bila ada sesama rekan kerja yang ini memberikan kesan yang tidak baik
memerah ASI juga, tidak perlu membanding- sehingga banyak ibu beranggapan bahwa susu
bandingkan hasil perahan. Meyakinkan kepada formula lebih baik daripada ASI. Pengaruh itu
ibu bahwa hasil yang diperoleh telah sesuai akan semakin buruk apabila di ruang
dengan jumlah yang dibutuhkan oleh bayi. persalinan dipasang poster-poster yang
(12) Tidak lupa untuk selalu memberi label memuji penggunaan susu formula. Kesalahan
(nama dan tanggal) pada botol atau plastik petugas kesehatan yang sangat jelas terlihat
yang digunakan untuk menyimpan ASI perah, adalah memberikan susu formula sebagai
menghindari tertukar dengan milik ibu yang prelaktal menggunakan dot 12.
lain.

36
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 4 No 1, April 2013 : 30-40

Kunci utama keberhasilan menyusui terletak administratif oleh pejabat yang berwenang
pada peran petugas kesehatan dalam menolong berupa:
persalinan karena 30 menit pertama setelah a.teguran lisan;
bayi lahir umumnya peran penolong persalinan b.teguran tertulis; dan/atau
masih sangat dominan. Bila ibu difasilitasi c.pencabutan izin.
oleh penolong persalinan untuk segera (2) Setiap penyelenggara Fasilitas Pelayanan
memeluk bayinya diharapkan interaksi ibu Kesehatan yang tidak melaksanakan ketentuan
dengan bayi segera terjadi. Dengan pemberian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1),
ASI segera, ibu semakin percaya diri untuk Pasal 10 ayat (1), atau Pasal 13 ayat (1)
tetap memberikan ASI, sehingga tidak perlu dikenakan sanksi administratif oleh pejabat
untuk memberikan makanan dan minuman yang berwenang berupa:
apapun kepada sang bayi. a.teguran lisan; dan/atau
Dalam Peraturan Pemerintah Republik b.teguran tertulis.
Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang (3) Ketentuan mengenai tata cara pengenaan
pemberian ASI eksklusif dijelaskan dalam sanksi administratif sebagaimana dimaksud
bagian Keempat Informasi dan Edukasi pasal pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
13, dinyatakan8: Peraturan Menteri.
(1) Untuk mencapai pemanfaatan pemberian Dengan adanya peraturan yang telah
ASI Eksklusif secara optimal, Tenaga ditetapkan diatas setiap petugas kesehatan
Kesehatan dan penyelenggara Fasilitas harus dapat memahami bahwa dukungan dan
Pelayanan Kesehatan wajib memberikan informasi dari petugas kesehatan sangatlah
informasi dan edukasi ASI Eksklusif kepada penting dalam mempengaruhi perilaku kepada
ibu dan/atau anggota Keluarga dari Bayi yang Ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada
bersangkutan sejak pemeriksaan kehamilan bayinya.
sampai dengan periode pemberian ASI
eksklusif selesai. 3. Promosi Susu Formula
(2) Informasi dan edukasi ASI Eksklusif Dari hasil penelitian di Kelurahan Serua Indah,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling diperoleh tingginya responden yang terpapar
sedikit mengenai: oleh promosi susu formula atau makanan
a.keuntungan dan keunggulan pemberian ASI; tambahan baik melalui media atau promosi
b.gizi ibu, persiapan dan mempertahankan langsung. Hal ini ditunjukan dengan
menyusui; responden yang memberikan ASI formula
c.akibat negatif dari pemberian makanan botol kepada bayinya lebih banak yang disebabkan
secara parsial terhadap pemberian ASI; dan karena terpapar oleh promosi/iklan susu
d.kesulitan untuk mengubah keputusan untuk formula. Perkembangan teknologi dan media
tidak memberikan ASI. massa yang telah menciptakan “humanized
(3) Pemberian informasi dan edukasi ASI milk” menyebabkan nilai ASI dan kebiasaan
eksklusif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyusui yang pada hakekatnya memberikan
dan ayat (2) dapat dilakukan melalui fasilitas pengadaan susu, murah serta praktis
penyuluhan, konseling dan pendampingan. semakin kurang diminati. Dengan gencarnya
promosi berbagai susu formula dan kemajuan
(4) Pemberian informasi dan edukasi ASI
industri makanan sapihan membuat segalanya
eksklusif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menjadi sangat praktis sehingga para ibu
dapat dilakukan oleh tenaga terlatih.
cenderung memilih susu formula.
Dan dijelaskan dalam pasal selanjutnya yaitu
Dalam rangka mendorong pemberian ASI
bagian kelima pasal 14 tentang sanksi
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan,
administratif bagi petugas kesehatan yang
pemerintah juga mengatur penggunaan susu
tidak menjalankan tugasnya yaitu 8:
formula dalam Peraturan Pemerintah Republik
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang tidak Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang
melaksanakan ketentuan sebagaimana pemberian ASI eksklusif pada Bab IV
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), Pasal 10 ayat mengenai penggunaan susu formula dan
(1), atau Pasal 13 ayat (1) dikenakan sanksi produk lainnya. Dalam bab tersebut dijelaskan
lebih rinci dalam pasal 15-21 mulai dari

37
Gambaran Pemberian Asi Eksklusif….(Rasti Oktora)

penggunaan susu formula hingga larangan oleh produsen atau distributor Susu Formula
bagi petugas kesehatan untuk menerima Bayi dan/atau produk bayi lainnya.
batuan dari produsen susu formula. Seperti Pasal 19
tercantum dibawah ini : Produsen atau distributor Susu Formula Bayi
dan/atau produk bayi lainnya dilarang
Pasal 15
melakukan kegiatan yang dapat menghambat
Dalam hal pemberian ASI Eksklusif tidak
program pemberian ASI Eksklusif berupa:
dimungkinkan berdasarkan pertimbangan
a.pemberian contoh produk Susu Formula
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Bayi
Bayi dan/atau produk bayi lainnya secara
dapat diberikan Susu Formula Bayi.
cuma-cuma atau bentuk apapun kepada
Pasal 16 penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
Dalam memberikan Susu Formula Bayi Tenaga Kesehatan, ibu hamil, atau ibu yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, baru melahirkan;
Tenaga Kesehatan harus memberikan b.penawaran atau penjualan langsung Susu
peragaan dan penjelasan atas penggunaan dan Formula Bayi ke rumah-rumah;
penyajian Susu Formula Bayi kepada ibu c.pemberian potongan harga atau tambahan
dan/atau Keluarga yang memerlukan Susu atau sesuatu dalam bentuk apapun atas
Formula Bayi. pembelian Susu Formula Bayi sebagai daya
tarik dari penjual;
Pasal 17 d.penggunaan Tenaga Kesehatan untuk
(1) Setiap Tenaga Kesehatan dilarang memberikan informasi tentang Susu Formula
memberikan Susu Formula Bayi dan/atau Bayi kepada masyarakat; dan/atau
produk bayi lainnya yang dapat menghambat e.pengiklanan Susu Formula Bayi yang dimuat
program pemberian ASI Eksklusif kecuali dalam media massa, baik cetak maupun
dalam hal diperuntukkan sebagaimana elektronik, dan media luar ruang.
dimaksud dalam Pasal 15.
(2)Setiap Tenaga Kesehatan dilarang Pasal 20
menerima dan/atau mempromosikan Susu (1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya Pasal 19 huruf e dikecualikan jika dilakukan
yang dapat menghambat program pemberian pada media cetak khusus tentang kesehatan.
ASI Eksklusif. (2) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan setelah memenuhi
Pasal 18 persyaratan:
(1) Penyelenggara Fasilitas Pelayanan a.mendapat persetujuan Menteri; dan
Kesehatan dilarang memberikan Susu Formula b.memuat keterangan bahwa Susu Formula
Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat Bayi bukan sebagai pengganti ASI.
menghambat program pemberian ASI
Eksklusif kepada ibu Bayi dan/atau Pasal 21
keluarganya, kecuali dalam hal diperuntukkan (1) Setiap Tenaga Kesehatan, penyelenggara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15. Fasilitas Pelayanan Kesehatan, penyelenggara
(2) Penyelenggara Fasilitas Pelayanan satuan pendidikan kesehatan, organisasi
Kesehatan dilarang menerima dan/atau profesi di bidang kesehatan dan termasuk
mempromosikan Susu Formula Bayi dan/atau keluarganya dilarang menerima hadiah
produk bayi lainnya yang dapat menghambat dan/atau bantuan dari produsen atau distributor
program pemberian ASI Eksklusif. Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi
(3) Dalam hal terjadi bencana atau darurat, lainnya yang dapat menghambat keberhasilan
penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan program pemberian ASI Eksklusif.
dapat menerima bantuan Susu Formula Bayi (2) Bantuan dari produsen atau distributor
dan/atau produk bayi lainnya untuk tujuan Susu Formula Bayi sebagaimana dimaksud
kemanusiaan setelah mendapat persetujuan pada ayat (1) dapat diterima hanya untuk
dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota tujuan membiayai kegiatan pelatihan,
setempat. penelitian dan pengembangan, pertemuan
(4) Penyelenggara Fasilitas Pelayanan ilmiah, dan/atau kegiatan lainnya yang sejenis.
Kesehatan dilarang menyediakan pelayanan di Dengan adanya peraturan yang telah dibuat
bidang kesehatan atas biaya yang disediakan ini, diharapkan produsen-produsen susu
formula dapat lebih tepat sasaran dalam

38
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 4 No 1, April 2013 : 30-40

mempromosikan pruduknya. Dan kepada UCAPAN TERIMAKASIH


petugas kesehatan juga dapah lebih bijak
dalam menawarkan penggunaan susu formula Terimakasih diucapkan kepada :
1. Kelurahan Serua Indah yang telah
kepada ibu menyusui. Masyarakat juga di
memberikan ijin untuk melakukan
himbau untuk lebih selektif dan tidak mudah
penelitian ini.
percaya terhadap promosi-promosi yang
2. Dosen Kesehatan Masyarakat UIN
semakin marak ada di media maupun yang
syarifhidayatullah atas bimbingan dalam
ditawarkan langsung oleh petugas kesehatan
membuat jurnal ini.
dan produsen susu formula.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
1. WHO. Breastfeeding. 2009 [cited 2012
Kesimpulan 15 december] ; Available from:
1. Gambaran pemberian ASI eksklusif pada http://www.who.int/topics/breastfeeding/e
status pekerjaan diperoleh sebanyak 18 n/.
responden bekerja dan tidak bekerja
sebanyak 89 responden. 2 Suradi R. Manfaat Pemberian ASI
2. Gambaran pemberian ASI eksklusif dilihat Eksklusif. Majalah Kedokteran. 1992.
dari peran petugas kesehatan, 3. Chung W, Kim H, Nam C-M. Breast-
dukungan/informasi mengenai pentingnya feeding in South Korea: Factors
pemberian ASI Eksklusif dari petugas Influencing its Initiation and Duration.
kesehatan sebanyak 47 responden, dan Public Health Nutrition. 2008;11(3):225-
yang tidak menerima informasi sebanak 60 9.
responden.
3. Gambaran pemberian ASI eksklusif pada 4. Lakati A, Binns C, Stevenson M. Breast-
jumlah anak, ditunjukkan bahwa responden feeding and the Working Mother in
yang memiliki anak > 3 sebanyak 63 Nairobi. Public Health Nutrition.
responden dan yang < 3 sebanyak 44 2002;5(6):715-8.
responden 5. Bonoan R. Breastfeeding Support at the
4. Jumlah responden melihat atau Workplace Best Practices to Promote
mendapatkan promosi susu formula sebesar Health and Productivity. WBGH Family
59 responden, dan yang tidak mendapatkan Health. 2000(2).
sebesar 48 responden.
5. Gambaran pemberian ASI eksklusif di 6. Darmstadt ea. Evidence Based
Kelurahan Serua Indah dipengaruhi Costeffective Interventions: ow Many
beberapa faktor seperti pekerjaan, peran Newborn Babies Can We Save? Neonatal
petugas, dan promosi susu formula Survival 2: The Lancet; 2005.
7. Setyawati I, dkk. Pentingnya Motivasi dan
Saran
Persepsi Pimpinan Terhadap Perilaku
1. Peraturan Pemerintah tentang pemberian
Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu
ASI eksklusif yang baru ditetapkan harus
Bekerja. 2009.
semaksimal mungkin disosialisasikan, agar
seluruh ibu dapat benar-benar menerapkan 8. Depkes. Pereturan Pemerintah Tentang
kebijakan yang tercantum. Pemberian ASI Eksklusif No. 33 Tahun
2. perlu adanya dukungan dan kerjasama yang 2012. 2012 [cited 2012 16 Desember];
baik dan terus menerus dalam menggalakan Available from:
wajib pemberian ASI eksklusif http://www.depkes.go.id/downloads/PP%
Peran tenaga kesehatan sangat penting 20ASI.pdf.
untuk memberikan pengetahuan dan
9. Depkes. Keputusan menteri kesehatan RI
dorongan kepada ibu melahirkan untuk
No. 450/Menkes/SK/IV/. tentang
dapat meyakinkan pentingnya pemberian
pemberian ASI eksklusif. Jakarta. 2004
ASI eksklusif.
10. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.
Kebijakan ASI eksklusif. disajikan dalam
Semi Loka Peningkatan Cakupan ASI
eksklusif. 2008

39
Gambaran Pemberian Asi Eksklusif….(Rasti Oktora)

11. Dodik Briawan. Pengaruh Susu Formula


Terhadap Pergeseran Pemberian ASI.
Bogor. Program Doktor, Sekolah Pasca
Sarjana IPB
12. Perinasia. Melindungi, Meningkatkan, dan
mendukung menyusui: Peran Khusus pada
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil dan
Menyusui pernyataan bersama
WHO/UNICEF. Perkumpulan
Perinatologi Indonesia. Jakarta. 1994

40

Вам также может понравиться