Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 1 PENDAHULUAN
Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik
melibatkan pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun
sedikit terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di sini adalah kompleks yang
dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau
molekul netral (Basset, 1994).
Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi
pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang
terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian
adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal
pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang
menyangkut penggunaan EDTA. Gugus-yang terikat pada ion pusat, disebut ligan,
dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan :
(Khopkar, 2002).
Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA,
merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah
ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua
nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang
mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2-
diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai
dua atom nitrogen – penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam
molekul (Rival, 1995).
Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan
sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif.
Dalam larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa
pematahan sempurna kompleks logam, yang menghasilkan spesies seperti CuHY–.
Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi
dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam
larutan tersebut (Harjadi, 1993).
Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, misal Mg, Ca,
Cr, dan Ba dapat dititrasi pada pH = 11 EDTA. Sebagian besar titrasi
kompleksometri mempergunakan indikator yang juga bertindak sebagai
pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda
dengan pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut indikator
metalokromat. Indikator jenis ini contohnya adalah Eriochrome black T;
pyrocatechol violet; xylenol orange; calmagit; 1-(2-piridil-azonaftol), PAN,
zincon, asam salisilat, metafalein dan calcein blue (Khopkar, 2002).
Satu-satunya ligan yang lazim dipakai pada masa lalu dalam pemeriksaan
kimia adala ion sianida, CN–, karena sifatnya yang dapat membentuk kompleks
yang mantap dengan ion perak dan ion nikel. Dengan ion perak, ion sianida
membentuk senyawa kompleks perak-sianida, sedagkan dengan ion nilkel
membentuk nikel-sianida. Kendala yang membatasi pemakaian-pemakaian ion
sianoida dalam titrimetri adalah bahwa ion ini membentuk kompleks secara
bertahap dengan ion logam lantaran ion ini merupakan ligan bergigi satu (Rival,
1995).
4.1 Hasil
a. Tabel Pengamatan
KELOMPOK % Kadar
1 110,6 %
2 200,91 %
3 387 %
4 84 %
b. Perhitungan
𝑉.𝑇𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝐵𝑠𝑡 𝑥 𝑁
𝑥 100
𝐵𝐸 𝑥 𝐹𝑘
3 𝑥 14,38 𝑥 0,05
𝑥 100
0,05 𝑥 51,2
2,157
𝑥 100 = 84%
2,56
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, dilakukan proses titrasi kompleksometri. Titrasi
kompleksometri adalah titrasi yang melibatkan reaksi ion logam dengan zat
pengompleks/zat ligand. Dimana zat pengompleks yang digunakan pada
praktikum ini yaitu EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) dan ion
logamnya yaitu ZnSO4 alasan ZnSO4 ditentukan kadarnya karena zink sulfat
merupakan salah satu ion logam yang polivalen dan dapat bereaksi dengan
EDTA membentuk senyawa atau kopmpleks khelat yang stabil dan larut
dalam air.
Pertama disiapkan alat dan bahan, ditimbang ZnSO4 kemudian larutan
baku ZnSO4 dipipet, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Karena,
dengan erlenmeyer akan lebih memudahkan dalam proses titrasi, terutama
dalam proses pengocokkan. Setelah itu, ditambah larutan dapar amonia pH
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penentuan % kadar ZnSO4 adalah 84% yang sesuai kadar tidak lebih dari
108,7%.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dan berhati-hati, agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan. Kepada para asisten, agar selalu mendampingi
praktikan melakukan praktikum agar praktikum dapat berjalan dengan baik
dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
SKEMA
LAMPIRAN
SEBELUM TITRASI
SETELAH TITRASI