Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan di sajikan tentang konsep dasar pustakan yang berkaitan
dengan judul penelitian. Konsep dasar tersebut terdiri dari konsep dasar
2.1.1 Pengertian
Diabetes mellitus adalah peningkatan kadar gula yang melibihi 100 atau 120.
a. Klasifikasi Klinis :
Tipe 1 Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau Langerhans akibat proses
autoimun.
Tipe 2 Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.
6
Tipe 2 dengan obesitas,Tipe 2 tanpa obesitas
2.1.3 Etiologi
Tipe 1 diabetes yang tergantung insulin di tandai dengan sel – sel beta
diabetes tipe itu sendiri, yaitu mewarisi predisposisi atau kecenderungan genetic
yang menimbulkan estruksi sel beta, Tipe 2 disebabkan oleh kegagalan relative
sel beta dan resistensi insulin. Faktor resiko yang berhubungan dengan proses
< 140 mg/dl normal, 140-<200 mg/dl glukosa terganggu, ≥ 200 mg/dl Positif
yang akan menjadi diresis osmotic yang akan meningkatkan pengeliuran urin
(poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsi), Rasa lapar yang semakin besar
7
(polifagia), BB berkurang, Lelah dan mengantuk, Gejala lain yang dikeluhkan
plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
mmo/L) puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam,
Glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO dilakukan
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994): (Sudoyo aru, and all 2009)
3 (tiga) hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti biasa dengan karbohidrat
yang cukup). Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum
periksaan minum air putih tanpa gula tetap di perbolehkan, Diperiksa konsentrasi
glukosa darah puasa, Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa) ataui 1,75
gram/kgBB (anak - anak) dilarutkan dalam air 250 mL dan diminum dalam waktu
darah 2 jam sesudah beban glukosa, Selema proses pemeriksaan subyek yang
8
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
Tabel : Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik
Sewaktu DM
Puasa DM
pemeriksaan. Glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl (11,1 mmol/L), Glukosa
Tes laborium DM. Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tes
diagnostik, tes pemantauan terapi dan tes untuk mendeteksi komplikasi. Tes
9
saring. GDP, GPS, Tes Glukosa Urin. Tes konvensional (metode
Tes Diagnostik. Tes – tes diagnostic pada DM adalah GDP, GDS, GD2PP
(Glukosa Darah 2 jam post prandial), Glukosa jam ke-2 TTGO, Tes monitoring
terapi. Tes – tes monitoring terapi DM adalah GDP plasma vena, darah kapiler,
GD2 pp plasma vena, A1c darah vena, darah kapiler, Tes untuk medeteksi
urin, Ureum, Kreatinin, Asam urat, Kolesterol total plasma vena (Puasa),
Kolesterol LDL plasma vena (Puasa), Kolesterol HDL plasma vena (Puasa) dan
2.1.6 Penatalaksanaan
optimal, Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke), Kehamilan
perencanaan makan, Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat, Kontraindikasi
2.1.7 Patofisiologi
10
Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang mengakibatkan
glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada
darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml), akan timbul glikonsuri karena tubulus –
tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan
dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka klien akan
cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan
energi sehingga klien menjadi cepat lelah dan mengantuk yang disebabkan oleh
sara parifer. Ini akan memudahkan terjadinya ganggren (Wahit dkk., 2012)
11