Вы находитесь на странице: 1из 5

KWU SAP 6

2.1. Karakter (Sikap Mental) Wirausaha Sukses


Menurut Geoffrey G. Meredith (1996 dalam Suryana 2009) bahwa wirausaha memiliki
berbagai ragam karakter dan watak sebagai berikut :
Karakter Watak
1. Percaya diri. Memiliki keyakinan yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang
lain, mandiri dan optimis
2. Berorientasi pada tugas dan hasil. Gairah untuk maju, berorientasi laba, tekun, ulet
dan tegas, kerja keras, bersemangat, energik, serta inisiatif.
3. Pengambil resiko. Kemampuan mengambil resiko, suka tantangan
4. Kepemimpinan . Berjiwa kepemimpinan, suka bergaul, terbuka terhadap saran dan
kritik.
5. Keaslian atau originalitas. Pandai pencipta (inovatif dan kreatif) berpikiran terbuka,
penuh informasi, kaya pengetahuan.
6. Berorientasi masa depan. Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.
Karakter wirausaha yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa intisari karakter
seorang wirausaha ialah kreatifitas. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa seorang
wirausaha dapat dibentuk, bukan lahir begitu saja. Jelaslah bahwa kewirausahaan pada dasarnya
merupakan jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan
inovatif untuk melakukan suatu kegiatan. Adapun orang yang memiliki jiwa tersebut tentu saja
dapat melakukan kegiatan kewirausahaan atau menjadi pelaku kewirausahaan atau lebih dikenal
dengan sebutan wirausaha. Seorang wirausaha haruslah seorang yang mampu melihat ke depan.
Melihat ke depan dengan berpikir, penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif
masalah dan pemecahnnya.
a. Percaya diri
Sifat-sifat percaya diri dimulai dari pribadi yang mantap, tidak mudah terombang-ambing oleh
pendapat dan saran-saran orang lain. Akan tetapi saran-saran orang lain jangan ditolak mentah-
mentah, pakai itu sebagai masukan untuk dipertimbangkan kemudian harus memutuskan segera.
Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang, jasmani dan rohaninya.
Pribadi semacam itu adalah pribadi yang independen dan sudah mencapai tingkat kematangan.
Karakteristik kematangan sesorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, ia memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi, obyektif dan kritis. Tidak begitu saja menyerap pendapat atau opini
orang lain tapi dapat mengembangkan kritis. Emosionalnya sudah stabil, tidak mudah
tersinggung dan naik pitam, serta tingkat sosialnya tinggi. Diharapkan wirausaha seperti ini
betul-betul dapat menjalankan usahanya secara mandiri, jujur dan disenangi oleh semua
relasinya.
b. Berorientasi tugas dan hasil
Wirausaha tidak mengutamakan prestise dulu, tetapi prestasi kemudian. Ia berharap pada prestasi
baru kemudian setelah berhasil prestisenya akan meningkat. Wirausaha yang selalu memikirkan
prestise dulu dan prestasi kemudian, usahanya tidak akan mengalami kemajuan. Maka wirausaha
harus mempunyai kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan,
tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif.
c. Pengambil resiko
Wirausaha dalam melakukan kegiatan usahanya penuh dengan resiko dan tantangan, seperti
persaingan, harga turun naik, barang tidak laku dan sebagainya. Tetapi semua tantangan ini harus
dihadapi dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah matang baru membuat pertimbangan
dari berbagai macam segi.
d. Kepemimpinan
Sifat kepemimpinan memamng ada dalam masing-masing individu, maka sifat kepemimpinan
tergantung pada masing-masing individu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi atau orang
yang dipimpin. Ada pemimpin yang disenangi oleh bawahan, mudah memimpin sekelompok
orang, ia diikuti dan dipercaya oleh bawahan. Tapi ada pula pemimpin yang tidak disenangi
bawahan atau tidak senang pada bawahannya, ia mau mengawasi bawahannya tapi tidak ada
waktu untuk itu. Menanam kecurigaan pada orang lain pada suatu ketika akan berakibat tidak
baik pada usaha yang sedang dijalankan. Maka wirausaha sebagai pemimpin yang baik harus
mau menerima kritik dan saran dari bawahannya serta harus bersifat responsif.
e. Keaslian atau originalitas
Sifat orisinil tidak selalu ada pada diri sesorang, yang dimaksud orisinil adalah tidak hanya
mengekor pada orang lain tapi memiliki pendapat sendiri dan ide yang orisinil untuk
melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tapi produk tersebut
mencerminkan hasil kombinasi baru dari komponen-komponen yang sudah ada sehingga
melahirkan sesuatu yang baru. Bobot kreativitas orisinil suatu produk akan tampak sejauh mana
ia berbeda dari apa yang sudah ada sebelumnya.
f. Berorientasi masa depan
Wirausaha harus perspektif, mempunyai visi ke depan, apa yang akan dilakukan dan apa yang
ingin dicapai. Karena sebuah usaha bukan didirikan untuk sementara tapi selamnay. Maka faktor
kontinuitas harus dijaga dan pandangan harus ditujukan jauh ke depan. Untuk menghadapi
pandangan jauh ke depan seorang wirausaha akan menyusun perencanaan dan strategi yang
matang, agar jelas langkah-langkah yang akan dilaksanakan.
Pengusaha yang sukses bukanlah pengusaha yang bisa memulai bisnis dalam skala besar dalam
waktu singkat. Wirausaha bukanlah sebuah hal yang bisa dibangun secara instant. Wirausaha
sukses adalah mereka yang berhasil mengatasi naik turunnya usaha dan tetap berdiri tegak. Skala
keberhasilan wirausaha bukanlah semata pada jumlah omset yang dimiliki, akan tetapi lebih pada
kemampuan sang wirausaha untuk mempertahankan usahanya dalam menghadapi berbagai arus
perubahan yang sedikit banyak memiliki pengaruh pada usahanya. Pada bagian ini, mental
wirausaha seseorang sangat diuji. Seseorang boleh saja mengklaim bahwa dia sudah memiliki
usaha tersebut sejak lama, atau mungkin usaha tersebut sudah diwarisi dari orang tua mereka.
Akan tetapi, kehidupan usaha tersebut lebih tergantung pada mental wirausaha orang tersebut
dalam menjalankan roda usahanya

2.2. Pemilihan Role Model untuk Membangun Karakter Wirausaha


Role model atau tokoh panutan merupakan faktor penting yang mempengaruhi individu
dalam memilih kewirausahaan sebagai karir. Calon wirausaha pada umumnya menemukan role
model di rumah ataupun di tempat kerja. Bila seseorang banyak berhubungan serta bergaul
dengan para wirausahawan, maka ada kemungkinan dia juga akan tertarik untuk memilih jalan
hidup sebagai seorang wirausahawan. Orang tua, saudara, guru atau wirausahawan lain dapat
menjadi role model bagi individu. Individu membutuhkan dukungan dan nasehat dalam setiap
tahapan dalam merintis usaha, role model berperan sebagai mentor bagi individu. Individu juga
akan meniru perilaku yang dimunculkan oleh role model. Role model merupakan hal yang sangat
penting karena dengan mengetahui serta memahami kisah-kisah para wirausahawan yang telah
meraih kesuksesan menjadikan cita-cita seseorang untuk membuka usahanya sendiri menjadi
lebih kredibel dan terjustifikasi.
Yang paling ingin diketahui oleh orang-orang sebagai role model kesuksesan mereka
adalah profil wirausaha. Dengan membaca dan mengetahui profil juga perjuangan mereka dari
bawah sampai menjadi sesorang yang berhasil akan menjadikan motivasi untuk para wirausaha
baru untuk mencapai kesuksesan yang sama. Salah satu wirausaha di Indonesia yang dapat
menjadi role model bagi calon wirausaha adalah Bob Sadino. Gayanya yang sangat terkenal
adalah gaya dia berpakaian yang senang menggunakan celana pendek dan kaus bias walaupun
dia seorang wirausaha yang sukses dan punya kekayaan yang banyak. Boy Sadiono lahir di
Lampung pada tangga 9 Maret 1933. Dimulai saat sang teman menyarankan untuk memelihara
ayam untuk menghilangkan rasa stressnya. Dari mulai beternak ayam itu terinspirasilah Bob
untuk memulai wirausaha. Akhirnya, beberapa lama Bob bisa menjadi orang yang sukses dalam
bisnisnya. Kunci kesuksesan Bob Sadino adalah selalu mendengarkan apa kemauan dari
pelanggan sehingga dia mau memperbaiki diri sesuai dengan saran dari pelanggannya. Dengan
sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob,
kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri, karena itu ia selalu berusaha
melayani pelanggan sebaik-baiknya.

2.3. Faktor- Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha


Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat tergantung pada kemampuan pribadi wirausaha.
Zimmerer (1996: 14-15 dalam Suryana 2009) mengemukakan beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya adalah:
1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan
pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat
perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman. Baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan
usaha, kemampuan mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola sumber daya manusia,
maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik
faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran khas. Mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran khas
akan menghambat operasional perusahaan dan akan mengakibatkan perusahaan tidak
lancar.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awak dari suatu kegiatan, sekali
gagal dalam perncanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan eret kaitanya dengan efisiensi dan
efektifitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan
tidak efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalan berusaha. Sikap yang setengah-setengah
dalam usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan
sikap setengah hati kemungkinan gagal akan besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang
kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, maka ia tidak ada jaminan untuk
menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh
apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu

Вам также может понравиться