Вы находитесь на странице: 1из 11

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mikroskop merupakan alat bantu yang digunakan untuk melihat benda


berukuran kecil bahkan yang tidak kasat mata. Umumnya mikroskop merupakan
salah satu peralatan yang berada di laboratorium, biasanya digunakan oleh
seorang peneliti untuk memperhatikan objek yang akan diteliti. Mikroskop
ditemukan pertama kali oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-1723) seorang ahli
mikrobiologi yang berkebangsaan Belanda. Beliau membuat mikroskop dengan
kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga ia
bisa mengamati mikroorganisme yang lebih kecil dan tak kasat mata (Purba
1999). Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua
lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler
(dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran
yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut
gagang putar (Volk 1984). Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi
menjadi dua, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya
sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan
pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan
kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop
diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan
binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop secara umum memiliki
bagian-bagian yang terdiri dari Lensa okuler, Lensa objektif, Tabung mikroskop
(tubus), Makrometer (pemutar kasar), Mikrometer (pemutar halus), Revolver,
Cermin (sumber cahaya), Diafragma, Kondensor, Meja preparat,
Sengkeling/penjepit kaca objek, Lengan mikroskop, Kaki mikroskop, Sendi
inklinasi (pengatur sudut) (Nono 2008).
Preparat organisme adalah sediaan berupa organ, jaringan, sel atau tubuh
organisme yang diawetkan didalam suatu media sehingga memberi kemudahan
seseorang untuk mempelajari, mengamati, atau meneliti. Berdasarkan ukurannya
preparat organisme terbagi menjadi dua yaitu preparat makroskopis (preparat
apus, rentang, pollen, squash, whole mounth dan preparat section) dan preparat
mikroskopis (preparat kering dan basah). Pembuatan preparat dilakukan
menggunakan kaca preparat, cover glass, dan objek yang akan diamati.
Pembuatan preparat akan menghasilkan preparat spesimen yang sementara,
semipermanen, bahkan permanen. Pembuatan preparat dilakukan dengan tujuan
agar pengamatan terhadap suatu objek lebih mudah dan lebih detail serta
mikroskop mudah untuk fokus terhadap objek tersebut (Latifa 2015).

Tujuan

Praktikum ini bertujuan mengetahui cara menggunakan mikroskop,


memahami bagian-bagian dan fungsi mikroskop serta mengetahui cara membuat
preparat.
TINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop

Mikroskop merupakan alat bantu yang digunakan untuk melihat benda


berukuran kecil bahkan yang tidak kasat mata. Umumnya mikroskop merupakan
salah satu peralatan yang berada di laboratorium, biasanya digunakan oleh
seorang peneliti untuk memperhatikan objek yang akan diteliti. Mikroskop
ditemukan pertama kali oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-1723) seorang ahli
mikrobiologi yang berkebangsaan Belanda. Beliau membuat mikroskop dengan
kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga ia
bisa mengamati mikroorganisme yang lebih kecil dan tak kasat mata (Purba
1999). Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua
lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler
(dekat dengan benda). Objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang
berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut
gagang putar (Volk 1984). Mikroskop cahaya dibagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang
dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan
menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop
monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop secara
umum memiliki bagian-bagian yang terdiri dari Lensa okuler, Lensa objektif,
Tabung mikroskop (tubus), Makrometer (pemutar kasar), Mikrometer (pemutar
halus), Revolver, Cermin (sumber cahaya), Diafragma, Kondensor, Meja preparat,
Sengkeling/penjepit kaca objek, Lengan mikroskop, Kaki mikroskop, Sendi
inklinasi (pengatur sudut) (Nono 2008).
Kaki dan lengan mikroskop berfungsi sebagai rangka mikroskop untuk
penopang bagian lainnya dan sebagai pegangan untuk membawa mikroskop.
Diafragma berfungsi untuk mengatur cahaya agar sesuai dengan lensa objektif.
Meja preparat sebagai tempat untuk meletakkan objek preparat yang akan diamati.
Pemutar halus dan kasar untuk menaik-turunkan lensa sehingga didapakan fokus
yang baik. Penjepit preparat sebagai penahan agar preparat tidak bergerak sewaktu
pengamatan. Kondensor sebagai penangkap cahaya dari sumber cahaya yang ada
(Respati 2008).

Preparat

Preparat organisme adalah sediaan berupa organ, jaringan, sel atau tubuh
organisme yang diawetkan didalam suatu media sehingga memberi kemudahan
seseorang untuk mempelajari, mengamati, atau meneliti. Berdasarkan ukurannya
preparat organisme terbagi menjadi dua yaitu preparat makroskopis (preparat
apus, rentang, pollen, squash, whole mounth dan preparat section) dan preparat
mikroskopis (preparat kering dan basah). Pembuatan preparat dilakukan
menggunakan kaca preparat, cover glass, dan objek yang akan diamati.
Pembuatan preparat akan menghasilkan preparat spesimen yang sementara,
semipermanen, bahkan permanen. Pembuatan preparat dilakukan dengan tujuan
agar pengamatan terhadap suatu objek lebih mudah dan lebih detail serta
mikroskop mudah untuk fokus terhadap objek tersebut (Latifa 2015).

Preparat kering

Preparat kering atau biasa disebut preparat awetan adalah suatu objek yang
telah diawetkan diatas kaca preparat dan preparat ini dapat digunakan berkali-kali.
Pembuatan preparat kering dilakukan dengan cara melakukan pemanasan terhadap
objek yang akan diamati sehingga objek mengering pada kaca preparat.
Pembuatan preparat awetan terlebih dahulu diproses secara histologis kemudian
diawetkan dengan Canada Balsam (Latifa 2015).

Preparat Basah

Preparat basah adalah preparat objek biologi yang dibuat dari objek hidup,
langsung, dan tidak diawetkan. Biasanya preparat basah ini digunakan untuk
kegiatan pengamatan sekali pakai. Preparat basah dapat di buat dengan cara
setetes suspensi mikroorganisme di tempatkan di bagian tengah sebuah kaca
penutup, kemudian bagian tepi kaca penutup. Kemudian bagian tepi kaca penutup
ini di olesi dengan “potroleum jelly” misalnya vaselin. Sebuah kaca objek khusus
yang pada bagian tengahnya cekung di rapatkan pada kaca penutup yang
bervaselin dan kemudian segera di balikkan. Apabila perlakuan ini di buat dengan
cermat dan benar, maka tetesan suspensi mikroorganisme itu tergantung pada
kaca penutup dan ruang kaca objek yang cekung tadi (Volk 2010). Menurut
Apriani (2016) kelemahan dalam penggunaan preparat basah adalah penampakan
di mikroskop terkadang kurang jelas sehingga perlu dilakukan pewarnaan terlebih
dahulu. Pewarnaan ini digunakan untuk membedakan bagian-bagian dari objek.
Zat warna yang biasa digunakan yaitu safranin dan fastgreen.

Kapang

Kapang adalah sekelompok mikroba yang tergolong dalam fungi dengan


ciri khas memiliki filamen (miselium). Kapang termasuk mikroba yang terpenting
dalam mikrobiologi pangan karena selain berperan penting dalam industri
makanan, kapang juga menjadi penyebab kerusakan pangan. Satu filamen pada
kapang disebut hifa dan kelompok hifa yang tumbuh pada suatu media disebut
miselium. Hifa ini terbentuk dari spora jamur dengan diameter kisaran 3-30𝜇m.
Habitat kapang pada umumnya pada kayu dan kertas (Pelezar 1986). Fungi dapat
ditemukan di semua tempat dimana terdapat bahan organik. Dapat tumbuh pada
bahanbahan seperti kulit, gabus, rambut, lilin, tinta, bahan bakar jet, bahkan pada
bahan-bahan plastik seperti polyvinyl. Pertumbuhannya mula-mula berwarna
putih, tetapi jika spora telah timbul akan membentuk berbagai warna tergantung
dari jenis kapang. Sifat fisiologis kapang yaitu membutuhkan air, kapang bersifat
mesofilik dengan suhu pertumbuhan sekitar 25-350C tetapi bebrapa juga dapat
tumbuh pada suhu 35-370C atau lebih tinggi, pertumbuhannya membutuhkan
oksigen dan tumbuh pada pH berkisar 2-8,5 tetapi biasanya dapat tumbuh lebih
baik pada kondisi asam atau pH rendah, kapang memproduksi enzim hidrolitik
seperti amylase, pektinase dan proteinase. Pertumbuhan kapang dapat dihambat
karena adanya antibiotik (Fardiaz 1989).
Sifat-sifat kapang baik penampakan makroskopik ataupun mikroskopik
digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang. Kapang dapat dibedakan
menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa yaitu hifa tidak bersekat atau
nonseptat dan hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam ruangan-
ruangan, dimana setiap ruangan mempunyai satu atau lebih inti sel (nukleus).
Dinding penyekat yang disebut septum tidak tertutup rapat sehingga sitoplasma
masih bebas bergerak dari suatu ruangan ke ruangan lainnya. Jenis-jenis kapang
yang terpenting pada mikrobiologi pangan yaitu Rhizopus (kapang roti),
Aspergillus, Penicillium, dan Neurospora atau Monila (Waluyo 2007).

MATERI DAN METODE

Materi

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu mikroskop, stabilizer, kaca
preparat, penutup kaca preparat, syringe, tabung reaksi, spidol, dan bunsen. Bahan
yang digunakan pada praktikum ini yaitu alkohol, cairan rumen, preparat kering
(kapang) dan preparat basah (kapas, nilon, rambut, daun dan kuku).

Metode

Penggunaan mikroskop
Langkah yang dilakukan pertama adalah mikroskop disiapkan terlebih
dahulu. Mikroskop diambil dari tempat penyimpanan pada waktu membawa
mikroskop, gunakan dua tangan, satu di bawah kaki mikroskop, dan yang satu lagi
memegang lengan mikroskop. Mikroskop di letakan pada tempat yang aman, dan
disambungkan pada tegangan listrik atau stabilizer. Langkah kedua preparat
kapang yang sudah jadi kemudian diamati dengan perbesaran lensa okuler 10X,
dan lensa objektif 10X dan 40X. Gunakan kain lembut (flanel) untuk
membersihkan cermin, dan gunakan kertas lensa atau tisu lembut untuk
membersihkan lensa objektif dan okuler. Arahkanlah cermin ke sumber cahaya
agar objek dapat teramati. Aturlah lensa kondensor dan diafragma agar cahaya
darti cermin dapat diteruskan ke lensa objektif. Putarlah lensa objektif terendah
tepat pada meja preparat, jika masih kurang terang arahkan cermin agar mendapat
sumber cahaya yang lebih baik . Bila menggunakan lampu sebagai sumber cahaya
gunakan cermin cekung. Tetapi bila cahaya alami cukup terang gunakanlah
cermin datar. Bila semuanya telah siap, maka langkah selanjutnya adalah
menyiapkan objek pengamatan preparat diletakan pada meja preparat dan dilihat
sampai ditemukan mikrobanya.
Pembuatan preparat kering
Lingkungan tempat praktikum disterilkan menggunakan alkohol yang
disemprotkan pada tubuh, alat, dan meja. Selanjutnya, bunsen dinyalakan dan
lakukan pemanasan pada kaca preparat dan syringe agar steril. Tabung reaksi
berisi sampel mikroba sterilisasi bagian tutupnya dengan cara dipanaskan. Tancap
syringe pada tabung reaksi untuk mengambil sampel mikroba lalu sampel
diletakkan diatas kaca preparat. Peletakan sampel pada kaca preparat dilakukan
dekat dengan bunsen sehingga keadaan tetap steril. Kaca preparat yang telah
diulas dengan sampel dipanaskan sehingga sampel mengering, pemanasan
dilakukan hati-hati agar sampel tidak menguap semua dan gosong. Kemudian,
kaca preparat ditutup dengan cover glass lalu dipanaskan hingga kering setelah itu
beri tanda spidol pada bagian bawah kaca preparat. Preparat kering siap diamati di
mikroskop.

Pembuatan preparat basah


Tempat praktikum disterilkan menggunakan alkohol yang disemprotkan
pada tubuh, alat, dan meja. Contoh berupa kapas, serangga, daun dan kuku
digunakan sebagai objek yang akan diamati, siapkan kaca preparat lalu
dibersihkan dengan menyemprotkan alkohol pada tisu lalu ke preparat yang akan
digunakan kemudian objek diletakkan pada kaca preparat. Beri beberapa tetes
aquades steril agar objek tidak bergerak. Tutup objek dengan menggunakan cover
glass, perhatikan saat penutupan jangan sampai ada gelembung udara. Amati
sampel dengan perbesaran 4x10 dan 10x10 dan dibandingkan perbedaannya pada
setiap objek.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Preparat kering
Berikut hasil gambar pada pengamatan preparat kering kapang dengan
perbesaran 10 x 10 dan 40 x 10.

Gambar 1 Preparat kapang 1 Gambar 2 Preparat kapang 1


Perbesaran 10 x 10 Perbesaran 40 x 10
Gambar 3 Preparat kapang 2 Gambar 4 Preparat kapang 2
Perbesaran 10 x 10 Perbesaran 40 x 10

Gambar 5 Preparat kapang 3 Gambar 6 Preparat kapang 3


Perbesaran 10 x 10 Perbesaran 40 x 10

Preparat basah
Berikut hasil gambar pada pengamatan preparat kering kapang dengan
perbesaran 4 x 10 dan 10 x 10.

Gambar 7 Preparat kapas Gambar 8 Preparat kapas


Perbesaran 4 x 10 Perbesaran 10 x 10
Gambar 9 Preparat daun Gambar 10 Preparat daun
Perbesaran 4 x 10 Perbesaran 10 x 10

Gambar 11 Preparat kuku Gambar 12 Preparat kuku


Perbesaran 4 x 10 Perbesaran 10 x 10

Gambar 13 Preparat nilon Gambar 14 Preparat nilon


Perbesaran 4 x 10 Perbesaran 10 x 10

Gambar 15 Preparat rambut Gambar 16 Preparat rambut


Perbesaran 4 x 10 Perbesaran 10 x 10
Pembahasan

Mikroskop merupakan alat bantu yang digunakan untuk melihat benda


berukuran kecil bahkan yang tidak kasat mata. Umumnya mikroskop merupakan
salah satu peralatan yang berada di laboratorium, biasanya digunakan oleh
seorang peneliti untuk memperhatikan objek yang akan diteliti. Mikroskop
ditemukan pertama kali oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-1723) seorang ahli
mikrobiologi yang berkebangsaan Belanda. Beliau membuat mikroskop dengan
kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga ia
bisa mengamati mikroorganisme yang lebih kecil dan tak kasat mata (Purba
1999). Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua
lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler
(dekat dengan benda). Objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang
berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut
gagang putar (Volk 1984). Mikroskop cahaya dibagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang
dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan
menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop
monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop secara
umum memiliki bagian-bagian yang terdiri dari Lensa okuler, Lensa objektif,
Tabung mikroskop (tubus), Makrometer (pemutar kasar), Mikrometer (pemutar
halus), Revolver, Cermin (sumber cahaya), Diafragma, Kondensor, Meja preparat,
Sengkeling/penjepit kaca objek, Lengan mikroskop, Kaki mikroskop, Sendi
inklinasi (pengatur sudut) (Nono 2008).
Kaki dan lengan mikroskop berfungsi sebagai rangka mikroskop untuk
penopang bagian lainnya dan sebagai pegangan untuk membawa mikroskop.
Diafragma berfungsi untuk mengatur cahaya agar sesuai dengan lensa objektif.
Meja preparat sebagai tempat untuk meletakkan objek preparat yang akan diamati.
Pemutar halus dan kasar untuk menaik-turunkan lensa sehingga didapakan fokus
yang baik. Penjepit preparat sebagai penahan agar preparat tidak bergerak sewaktu
pengamatan. Kondensor sebagai penangkap cahaya dari sumber cahaya yang ada
(Respati 2008).
Preparat organisme adalah sediaan berupa organ, jaringan, sel atau tubuh
organisme yang diawetkan didalam suatu media sehingga memberi kemudahan
seseorang untuk mempelajari, mengamati, atau meneliti. Berdasarkan ukurannya
preparat organisme terbagi menjadi dua yaitu preparat makroskopis (preparat
apus, rentang, pollen, squash, whole mounth dan preparat section) dan preparat
mikroskopis (preparat kering dan basah). Jenis-jenis kapang yang terpenting pada
mikrobiologi pangan yaitu Rhizopus (kapang roti), Aspergillus, Penicillium, dan
Neurospora atau Monila (Waluyo 2007).
Preparat kering yang diamati yaitu preparat dari kapang. Preparat kering
diamati mikroskop dengan perbesaran 10 x 10 dan 40 x 10. Pada perbesaran 10 x
10 memperlihatkan bentuk kapang secara keseluruhan namun pada bagian-
bagiannya tidak terlihat jelas, tetapi pada saat menggunakan perbesaran 40 x 10
bagian-bagian kapang terlihat jelas seperti kapang memiliki hifa berbentuk
benang-benang dan miselium yang merupakan kumpulan dari hifa. Ciri-ciri ini
sesuai dengan yang dikatakan Pelezar (1986) kapang memiliki filamen berbentuk
benang-benang halus yang disebut hifa dan kumpulan dari hifa disebut miselium.
Sedangkan pada preparat basah dilakukan pengamatan pada 5 objek yaitu kapas,
daun, kuku, nilon dan rambut dengan perbesaran 4 x 10 dan 10 x 10. Perbedaan
antara perbesaran 10x10 dan 40x10 hanya pada ukuran perbesaran, semakin besar
perbesaran yang dilihat maka akan ditampilkan bayangan yang lebih detail dan
jelas bagian-bagiannya pada mikroskop. Bedanya dengan preparat kering,
preparat basah tidak begitu terlihat jelas bagian-bagiannya. Hal ini karena preparat
basah tidak diberikan pewarnaan sehingga hanya terlihat bagian secara umum
berbeda dengan preparat kapang (Latifa 2015).
Preparat kering atau biasa disebut preparat awetan adalah suatu objek yang
telah diawetkan diatas kaca preparat dan preparat ini dapat digunakan berkali-kali.
Pembuatan preparat kering dilakukan dengan cara melakukan pemanasan terhadap
objek yang akan diamati sehingga objek mengering pada kaca preparat.
Pembuatan preparat awetan terlebih dahulu diproses secara histologis kemudian
diawetkan dengan Canada Balsam (Latifa 2015).
Preparat basah adalah preparat objek biologi yang dibuat dari objek hidup,
langsung, dan tidak diawetkan. Biasanya preparat basah ini digunakan untuk
kegiatan pengamatan sekali pakai. Preparat basah dapat di buat dengan cara
setetes suspensi mikroorganisme di tempatkan di bagian tengah sebuah kaca
penutup, kemudian bagian tepi kaca penutup. Kemudian bagian tepi kaca penutup
ini di olesi dengan “potroleum jelly” misalnya vaselin. Sebuah kaca objek khusus
yang pada bagian tengahnya cekung di rapatkan pada kaca penutup yang
bervaselin dan kemudian segera di balikkan. Apabila perlakuan ini di buat dengan
cermat dan benar, maka tetesan suspensi mikroorganisme itu tergantung pada
kaca penutup dan ruang kaca objek yang cekung tadi (Volk 2010). Menurut
Apriani (2016) kelemahan dalam penggunaan preparat basah adalah penampakan
di mikroskop terkadang kurang jelas sehingga perlu dilakukan pewarnaan terlebih
dahulu. Pewarnaan ini digunakan untuk membedakan bagian-bagian dari objek.
Zat warna yang biasa digunakan yaitu safranin dan fastgreen.

SIMPULAN

Penggunaan mikroskop di lakukan untuk melihat benda-benda yang tidak


kasat mata dengan berbagai macam perbesaran. Cara penggunaannya dilakukan
dengan melakukan pengaturan pada lensa objektif. Pembuatan preparat basah
berbeda dengan preparat kering, preparat basah dibuat hanya untuk pengamatan
sementara sedangkan preparat kering bisa diamati dalam waktu lama.
DAFTAR PUSTAKA

Apriani I. 2016. Pengembangan media belajar: angkak beras merah dan


teh (Camellia sinensis) sebagai pewarna alternatif preparat basah
jaringan tumbuhan. Jurnal Bioilmi. 2(1): 59-65.
Fardiaz s. 1989. Mikrobiologi Pangan. Bogor(ID): IPB PAU Pangan dan Gizi.
Latifa R. 2015. Peningkatan kualitas preparat histologi berbasis kegiatan
praktikum di laboratorium biologi. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan. 21 Maret 2015. Malang(ID): Universitas
Muhammadiyah Malang.
Nono Sutarno. 2008. Penuntun Biologi dasar. Makassar (ID): Jurusan Biologi
FMIPA UNM.
Pelezar MC. 1986. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Jakarta (ID): UI Press.
Purba M. 1999. Kimia. Jakarta(ID): Erlangga.
Respati SMB. 2008. Macam-macam mikroskop dan cara penggunaan. Jurnal
Momentum. 4(2): 42-44.
Volk 2010. Mikrobiologi dasar. Jakarta(ID): Erlangga.
Volk Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Jakarta(ID):
Erlangga.
Waluyo L. 2007.Mikrobiologi Umum. Malang(ID): UMM Press.
LAMPIRAN

Gambar 1. Mikroskop Binokuler dan Bagian-bagiannya

Ket: 1. Saklar cahaya


2. Pemutar intensitas cahaya
3. Meja preparat dan penjepit preparat
4. Scrool
5. Revolver
6. Makrometer dan Mikrometer
7. Tabung mikroskop
8. Lensa okuler
9. Diafragma
10. Lampu/sumber cahaya
11. Lensa obektif
12. Pegangan mikroskop
13. Kaki mikroskop

Вам также может понравиться