Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
3.4.1. Tanah
Tanah pada perencanaan pekerjaan digunakan pada tahap penimbunan.
Tanah yang di gunakan pada proses pekerjaan di dapatkan dari metode cut and
fill. Dasar penggunaan tanah dari metode tersebut adalah meminimalisir
pengeluaran biaya untuk membeli tanah timbunan dan mengendalikan area
pembuangan tanah. Sedangkan tanah berasal dari tanah urugan itu sendiri dan
disimpan di penyimpanan didaerah kaligawe sebagian ditempatkan didaerah
Jalan Gajah Raya, jalan Tri lomba juang dan Jalan Sri Kuncoro.
3.4.5. Semen
Semen merupakan bahan material pelengkap pada pembuatan beton,
semen di gunakan sebagai material perekat pada campuran agregat halus
(pasir), agregat kasar (Batu Pecah) dan air. Pada pelaksanaan kerja praktek
proyek pembangunan Gedung Pringgading 24 Semarang menggunakan Semen
Portland. Semen Portland yang digunakan yaitu Indocement. Semen ini
digunakan sebagai salah satu material pembuatan beton decking.
Penggunaan semen pada proyek ini cukup sedikit dikarenakan
pembuatan beton pada proyek ini menggunakan beton readymix sehingga
pendatangan material semen hanya ketika dibutuhkan.
P8 D8 8 50,3 0,395
P9 D9 9 63,6 0,499
3.4.13 Batako
Batako merupakan campuran dari bahan semen, air, kricak, dan
pasir. Batako yang digunakan adalah batako berlubang dengan ukuran
40 cm x 20 cm x 10 cm dinding pemisah lubang 15 mm dan luar 20
mm. Batako ini digunakan untuk bekisting pada pile cap. Batako pada
proyek Pringgading 24 diproduksi dari Cv. Lima Jari dengan harga Rp.
2.450 per Buah. Untuk lokasi penyimpanan dari batako ditempatkan di
sekitar Plat lantai.
A. PERMASALAHAN
Pada pelaksanaan fisik proyek sangat memungkinkan timbul masalah–
masalah yang tidak sesuai dengan rencana. Untuk mengatasi permasalahan yang
ada perlu adanya rapat koordinasi kedua belah pihak antara owner dan perencana,
tidak hanya satu pihak saja yang mengatasi. Permasalahan tersebut harus dicari
solusi dan pemecahan terbaik dengan mempertimbangkan segala aspek. Berikut
permasalahan yang ada dilapangan pada proyek pembangunan Gedung
Pringgading 24 Semarang, meliputi :
1. Pasir
Penyimpanan pasir untuk keperluan bahan tambahan untuk proses
pengecoran. Disimpan ditempat yang terbuka yang dapat mengakibatkan
massa pasir lebih berat yang dapat menimbulkan turunnya kualitas dan mutu
beton.
2. Ready Mix
Proyek pembangunan Gedung Pringgading 24 Semarang dikerjakan
pada musim hujan sehingga menyebabkan lokasi proyek banyak tergenang air,
terutama pada galian basement dan pile cap. Selain itu proses pengecoran juga
menjadi sangat terganggu saat hujan karena dapat mempengaruhi mutu beton.
4. Besi Tulangan
Proyek pembangunan Gedung Pringgading 24 Semarang terjadi
keterlambatan material dan tidak tersedianya pada pabrikan material.
Keterlambatan material sangat menghambat pekerjaan dan juga berdampak
pada keuangan proyek. Akibat dari keterlambatan material dan alat, pekerja
tidak dapat sepenuhnya bekerja dengan efektif banyak waktu terbuang sia–sia
sedangkan pekerja tetap masuk dan tetap dihitung hari kerja masalah ini akan
sangat merugikan kontraktor. Pada awal pekerjaan proyek pembangunan
Gedung Pringgading 24 Semarang terdapat keterlambatan besi tulangan karena
kenaikan harga mencapai 20 % dari kontrak awal PT. Purikencana
Mulyapersada dan ketidaktersediaan spesifikasi besi tulangan rencana maupun
kurangnya stock besi tulangan dari Supplier (Master Steel). Solusinya yaitu
menggunakan supplier besi tulangan yang lain..
Selain keterlambatan ketidaktersediaan material (tulangan) di wilayah
proyek Gedung Pringgading no. 24 merupakan hambatan dalam pekerjaan
pula. Contoh, pada proyek pembangunan Gedung Pringgading no.24 besi
tulangan D32 tidak tersedia sehingga harus melakukan konversi tulangan,
yaitu mengganti ukuran tulangan ke D25 dengan jumlah tulangan bertambah.
Dan juga penyimpanan besi untuk penulangan hanya disusun didekat
diresi keet tanpa adanya perlindungan sehingga besi terkena hujan dan panas
yang mengakibatkan ada bagian besi yang berkarat. Dan juga besi yang
berkarat tetap digunakan untuk penulangan.
5. Papan Multiplek
Pada saat pemakaian bekisting selesai bekisting yang telah terpakai
tidak dirawat dan dibiarkan sembarangan, sehingga mengakibatkan banyak
bekisting yang rusak. Apabila perawat bekisting lebih diperhatikan seharusnya
bekisting masi bisa dipakai berulang kali. Tidak ada solusi dari proyek untuk
mengatasi masalah tersebut.
6. Batako
Pada proses penerimaan bahan material berupa batako terjadi
kerusakan pada sebagian batako. Kerusakan terjadi maksimal 5 % dari total
bahan yang datang selebihnya bahan dalam kondisi yang baik. Hal tersebut
disebabkan akses transportasi menuju proyek yang buruk, menurunkan dan
pemindahan material ke tempat penyimpanan yang kurang berhati hati, serta
salah penumpukan material yang tidak sesuai dengan rekomendasi pabrik atau
metode penumpukan. Solusi dari proyek untuk mengatasi permasalahan ini
adalah dengan menambah jumlah pembelian batako agar dapat meminimalisir
kerusakan yang terjadi.
B. SOLUSI
1. Agregat Halus ( Pasir ) dan Agregat Kasar ( Batu Pecah)
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasl dari praktik kerja d Proyek Pringgading 24mulai dari
tanggal 10 september 2017 sampai 23 Desember 2017. Keimpuln yang daat
diambil yaitu :
1. Agregat Halus ( Pasir ) dan Agregat Kasar ( Batu Pecah)
Pada Proyek Pringading 24 kurangnya pengawasan
terhadap penyimpanan material pasir yang dapat
mengakibatkan menurunnya kualitas dan mutu beton.
2. Ready mix
Proyek pembangunan Gedung Pringgading 24
Semarang terjadi penggenagan pada galian basement dan pile
cap. Selain itu proses pengecoran juga menjadi sangat
terganggu saat hujan turun karena dapat mempengaruhi kualitas
dan mutu beton.
3. Besi Tulangan
Pada lokasi proyek terdapat bahan material yaitu besi
tulagan yang hanya disusun tanpa ada perlidungan
sehingga sebagian besi mengalami korosi dan Besi
Tulangan yang mengalami korosi tidak dilakukan
penggosokan terlebih dahulu agar karat hilang.
Sempat terjadi keterlambatan pekerjaan yang
disebabkan dari keterbatasan stock besi dan diganti
dengan distributor lain yaitu PT. Bahtera Abadi ex
Lautan Steel.
Ketersediaan stock besi tidak ada ukuran D32 sehingga
diganti menggunakan besi ukuran D25 dengan mutu
yang sama dan jumlahnya ditambah menjadi lebih
banyak agar tidak mengakibatkan keterlambatan apabila
menunggu hingga terdapat stock besi ukuran D32.
4. Papan Multiplek
Tidak dirawatnya bekisting yang telah terpakai dan
dibiarkan sembarang mengakibatkan sebagian bekisting rusak
dan harus membuat ulang.
5. Batako
Pada Proyek Pringading 24 terjadi kerusakan pada
material batako pada saat kedatangan maupun penurunan dan
pemindahan materal ke tempat penyimpanan.
4.2 SARAN
Selama proses pelaksanaan pembangunan gedung pringgading 24
pastya terdapat kekurangan dan permasalahan yang timbul. Adapun saran –
saran yang disampaikan penulis adalah sebagai berikut:
4.2.1 Pasir
Untuk pelindungan bahan material pasir sebaiknya diletakkan
ditempat yang kering atau dapat ditutup dengan plastik agar tidak
terkena hujan.
4.2.5 Batako
Solusi dari proyek sudah tepat yaitu dengan cara menambah
jumlah pembelian batako agar dapat meminimalisir kerusakan yang
terjadi. Dari pihak kontraktor harus lebih selektif dalam pemilihan
supplier untuk batako.