Вы находитесь на странице: 1из 10

MAKALAH AKUNTANSI KEPRILAKUAN

“ASPEK KEPRILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA”

DISUSUN OLEH:

ZULFA NURROCHMA A31115515

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anggaran adalah pedoman kerja diwaktu mendatang. Anggaran diterima
secara luas sebagai fokus bagi aktivitas perencanaan jangka pendek perusahaan
dan dasar dari sistem pengendalian. Sementara itu, penganggaran adalah proses
kegiatan yang menghasilkan anggaran tersebut. Penyusunan anggaran adalah
suatu tugas yang bersifat teknis namun disusun oleh manusia yang harus hidup
dengan anggaran tersebut. Jadi aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu
pada perilaku manusia yang muncul dalam proses penyusunan anggaran dan
perilaku manusia yang didorong ketika manusia mencoba untuk hidup dengan
anggaran.
Anggaran berdampak langsung terhadap perilaku manusia. Anggaran
menjelaskan kepada orang-orang mengenai apa yang diharapkan dari mereka dan
kapan hal tersebut harus sudah dilakukan. Anggaran menetapkan batasan pada
apa yang dapat dibeli dan berapa banyak yang dapat dibelanjakan. Anggaran
membatasi tindakan manjemen. Anggaran merupakan alasan pemantauan kinerja
manajer secara kontinu dan standar perbandingan hasil kinerja.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ANGGARAN
Anggaran dan akuntansi memiliki hubungan yang sangat erat dimana akuntansi
menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk mengadakan estimasi-
estimasi yang akan dituangkan dalam anggaran yang nantinya akan dijadikan sebagai
pedoman kerja di waktu mendatang.. Anggaran merupakan suatu rencana yang
disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan
dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) mendatang.
Orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap penyusunann anggaran serta
pelaksanaannya adalah pemimpin perusahaan. Namum siapa atau bagian apa yang
ditugaskan untuk mempersiapkan dan menyusun anggaran tersebut sangat tergantung
pada struktur organisasi dari setiap perusahaan
Pada dasarnya aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu pada perilaku
manusia yang muncul dalam penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang
didorong ketika manusia mencoba untuk hidup dengan anggaran. Beberapa fungsi
anggaran yaitu:
1.Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan.
2.Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak, yang mencerminkan
prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi.
3.Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang menghubungkan
beragam departemen atau divisi organisasi yang satu dengan lainnya.
4.Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran
berfungsi sebagai standar terhadap mana hasil operasi aktual yang dapat
dibandingkan.
5.Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen
untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan.
6.Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun
karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang
efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.

2. PANDANGAN PERILAKU TERHADAP PROSES PENYUSUNAN


ANGGARAN
Ada tiga tahapan utama dalam proses penyusunan anggaran yaitu;

A. Penetapan tujuan
Aktivitas perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan organisasi yang
luas ke dalam tujuan-tujuan aktivitas yang khusus. Untuk menyusun rencana yang
realistis dan menciptakan anggaran yang praktis, interaksi yang ekstensif diperlukan
antara manajer lini dan manajer staf organisasi. Pengontrol dan direktur perencanaan
memainkan peranan kunci dalam proses manusia dari penyusunan anggaran ini.
Namun jika sesuai dengan struktur organisasi dan gaya kepemimpinan, maka manajer
tingkat bawah dan para karyawan sebaiknya diberikan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam proses penetapan tujuan karena mereka akan lebih mungkin
menerima tujuan yang turut mereka formulasikan.

B. Implementasi
Pada tahap implementasi, rencana formal tersebut digunakan untuk
mengkomunikasikan tujuan dan strategi organisasi, serta untuk memotivasi orang
secara positif dalam organisasi. Hal ini dicapai dengan menyediakan target kinerja
terperinci bagi mereka yang bertanggung jawab mengambil tindakan. Agar rencana
tersebut berhasil, rencana itu harus dikomunikasikan secara efektif.

C. Pengendalian dan evaluasi kinerja


Setelah diimplementasikan, anggaran tersebut berfungsi sebagai elemen kunci
dalam sistem pengendalian. Anggaran menjadi tolok ukur terhadap kinera aktual
dibandingkan dan berfungsi sebagai suatu dasar untuk melakukan manajemen
berdasarkan pengecualian.

Untuk menyusun suatu anggaran atau rencana laba, terdapat langkah-langkah


tertentu yang harus diambil:
1.Manajemen puncak harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek
perusahan dan strategi mana yang akan digunakan untuk mencapainya.
2.Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan.
3.Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian
disetujui oleh manajemen puncak.
4.Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang masalah
dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hasil kinerja aktual dengan tujuan
yang telah dianggarkan secara periodik.

3. KONSEKUENSI DISFUNGSIONAL DARI PROSES PENYUSUNAN


ANGGARAN
Berbagai fungsi anggaran seperti penetapan suatu tujuan, pengedalian, dan
mekanisme evaluasi kinerja dapat memicu berbagai konsekuensi disfungsional,
seperti :

A. Rasa Tidak Percaya


Suatu anggaran terdiri atas seperangkat tujuan-tujuan tertentu. Walaupun
anggaran tersebut dapat disesuaikan untuk kejadian-kejadian yang tidak diantisipasi,
anggaran menampilkan rasa tidak percaya, rasa pertumbuhan, dan mengarah pada
kinerja yang menurun.

B. Resistensi
Pada proses anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang besar. Manajer atau
penyelia mungkin merasa terlalu terbebani dengan permintaan yang ekstensif atas
waktu dan tanggung jawab rutin mereka. Oleh karena itu, mereka tidak ingin terlibat
dalam proses penyusunan anggaran.

C. Konflik Internal
Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi ini, atau sebagai
akibat dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen dengan departemen
lain. Gejala-gejala umum dari konflik adalah ketidakmampuan mencapai kerja sama
antar-pribadi dan antar-kelompok selama prosesn penyusunan anggaran.

D. Efek Samping Lain yang Tidak Diinginkan


Anggaran akan menghasilkan pengaruh lain yang tidak diinginkan. Salah satu
pengaruh lainnya adalah terbentuknya kelompok-kelompok informal kecil yang
menentang tujuan anggaran. Kelompok-kelompok ini biasanya dibentuk untuk
melawan konflik internal dan tekanan yang diciptakan oleh anggaran tersebut.
Pengaruh lainnya adalah penekanan yang berlebihan pada kinerja departemental dan
kurang menekankan pada kinerja organisasi secara keseluruhan. Dengan
memfokuskan perhatian secara eksklusif pada kinerja departemental, ketergantungan
dan ekonomi antar-departemen yang penting dapat terabaikan.

4. RELEVANSI KONSEP ILMU KEPRILAKUAN DALAM LINGKUNGAN


PERENCANAAN

A. Dampak dari lingkungan perencanaan


Pada dasarnya lingkungan perencanaan mengacu pada struktur, proses, pola-pola
interaksi dalam penetapan kerja. Hal tersebut kadang kala disebut dengan budaya
atauu iklim organisasi.
B. Ukuran dan struktur organisasi
Ukuran dan strutur pada organisasi mempengaruhi prilaku manusia dan pola
interaksi dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, dann pengendalian serta
evaluasi terhadap proses perencanaan.

C. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi lingkungan perencanaan
organisas. Teori X dari McGregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang otoriter dan
dikendalikan secara ketat, dimana kebutuhan efisiensi dan pengendalian
mengharuskan pendekatan manajerial tersebut untuk berurusan dengan bawahannya.
Berbeda dengan Teori Y yang dikemukakan oleh McCregor dan gaya kepemimpinan
Likert mendorong tingkat keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam penentuan
tujuan dan pengembilan keputusan.

D. Stabilitas lingkungan organisasi


Faktor lingkungan eksternal juga mempengaruhi lingkungan perencanaan yang
meliputi iklim politik dan ekonomi, ketersediaan pasokan, struktur industri yang
melayani organisasi, hakikat persaingan, dll.

5. KONSEP –KONSEP KEPRILAKUAN YANG RELEVAN DALAM


PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN

A. Tahap penetapan tujuan


Selama tahap penetapan tujuan baik tujuan umum ataupun tujuan khusus dari
manajemen puncak diterjemahkan kedalam target-target yang pasti dan dapat diukur
bagi organisasi serta bagi setiap submit utama.
B. Keselarasan Tujuan
Masalah utama dalam penetapan tujuan adalah mencapai suatu tingkat
keselarasan tujuan atau kompatibilitas yang mungkin diantara tujuan-tujuan
organisasi, subunit-subunit, dan anggota-anggota yang turut berpartisipasi.

C. Partisipasi
Adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih
pihak di mana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap
mereka yang membuatnya.

D. Manfaat Partisipasi
Salah satu manfaat dari partisipasi yang berhasil adalah bahwa partisipan menjadi
terlibat secara emosi dan bukan dalam pekerjaan mereka. Pada dasarnya partisipasi
dapat meningkatkan moral dan mendorong insiatif yang lebih besar pada semua
tingkatan manajemen.

E. Batasan dan Permasalahan Partisipasi


Bahkan dalam kondisi yang paling ideal sekalipun, partisipasi dalam penetapan
tujuan mempunyai keterbatasan tersendiri. Karena proses partisipasi memberikan
kekuasaan kepada para manajer untuk menetapkan hasil isi dari anggaran mereka,
kekuasaan ini bisa digunakan dengan cara yang memiliki konsekuensi disfungsional
bagi organisasiitu sendiri.

6. TAHAP IMPLEMENTASI
Setelah tujuan organisasi ditetapkan, maka direktur perencanaan
mengkonsolidasikaannya ke dalam anggaran formal yang komprehensif. Cetak biru
untuk tindakan ditingkat perusahaan ini kemudian disetujui oleh dewan direksi,
komisaris. Anggaran tersebut kemudian diimplementasikan melalui komunikasi
kepada karyawan kunci dalam organisasi.

A. Pengkomunikasian Anggaran
Kontroler atau direktur perencanaan bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan anggaran. Hal ini dicapai dengan cara mengkomunikasikan
sasaran operasional yang disetujui kepada orang-orang tingkat organisasi yang lebih
rendah. Hal ini disebut juga sebagai ”menjual” anggaran kebawah.

B. Kerja Sama dan Koordinasi


Implementasi anggaran yang berhasil membutuhkan kerja sama dari orang-orang
dengan beraneka ragam ketrampilan dan bakat. Koordinasi adalah seni
menggabungkan secara efektif seluruh sumber daya organisasi. Dari sudut pandang
keprilakuan, hal ini berarti menggabungkan bakat dan kekuatan dari setiap partisipan
organisasi dan membuatnya berjuang untuk mencapai tujuan yang sama.

7. TAHAP PENNGENDALIAN DAN EVALUASI KINERJA


Tujuan yang dianggarkan jarang dicapai tanpa memantau kemajuan karyawan
secara kontinyu terhadap pencapaian tuuan mereka. Dalam tahap pengendalian dan
evaluasi kinerja, kinerja aktual dibandingkan dengan standar yang dianggarkan guna
menentukan bidang-bidang permasalahan dalam organisasi tersebut dan menyarankan
tindakan yang sesuai untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar.
BAB III
PENUTUP

A. LATAR BELAKANG

Pertanyaan-pertanyaan tersebut meliputi siapa yang akan memberikan input


keputusan pada tahap perencanaan, menyetujui rencana tersebut,
mengimplementasikan anggaran,mengevaluasi varians,dan bertanggung jawab
untuk mengoreksi inefisiensi. Jawabanya tergantung pada banyak variabel yang
mempengaruhi proses penyusunan anggaran. Struktur organisasi,budaya
organisasi,gaya kepemimpinan,tingkat partisipasi karyawan dalam pengambilan
keputusan,jumlah slack yang diperbolehkan,dan tingkat tekanan yang akan didorong
oleh anggaran tersebur adalah beberapa faktor yang akan mempengaruhi
jawabannya.

Meskipun tidak ada jawaban definitif yang dapat diterapkan disemua


organisasi,terdapat beberapa aturan umum yang berlaku. Partisipasi angakatan
kerja dalam pengambilan keputusan telah ditunjukan meimiliki dampak psikologis
positif terhadap angkatan kerja dan meningkatkan kuantitatis maupun kulitas dari
output pekerja.

Вам также может понравиться