Вы находитесь на странице: 1из 18
KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI SPINDLE DI GI CIAWI TRAFO 1 BOGOR Femy Sanana Sanvia, Iwa Garniwa M.K. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia ABSTRAK Perubahan bentuk jaringan distribusi radial menjadi bentuk jaringan spindle pada GI Ciawi Bogor bertujuan untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik dengan adanya penyulang express yang dapat berfungsi sebagai suplai cadangan, Untuk menunjang sistem ‘yang handal maka diperlukan adanya sistem proteksi yang baik. Pada sistem proteksi jaringan istribusi spindle digunakan rele arus lebih sebagai pengaman dari gangguan hubung singkat Tahapan avval dalam menentukan setting rele arus lebih adalah dengan melakukan studi aliran daya untuk menentukan arus beban maksimum (nominal) yang melalui rele. Selanjutnya dilakukan perhitungan arus gangguan hubung singkat untuk menentukan setting arus pada rele. Skripsi ini akan membahas mengenai koordinasi proteksi rele arus lebih pada perencanaan jaringan distribusi spindle Gl Ciawi Trafo 1 Bogor. Berdasarkan hasil simulasi Data Sumber Jaringan Listrik (Power Grid) * Rated kV 50 kV * Daya Aktif(P) = 12,108 MW *)DayaReaktif(Q) = 8,771 Mvar > Data Trafo Tenaga 1 GI Ciawi + Merk =MEIDEN + Tipe = BORSL. * Kapasitas Daya = 60 MVA + Tegangan = 150/20 kV * Impedansi (%Z) = 12.5 + FLA (Arus Nominal) =230,9 A (Primary); 1732/A (Secondary) + Ratio CT Trafo = 40015 + Hubungan Belitan = Ynyn0 (3 fasa,4 kawat) + Frekuensi = 50 Hz, > Data Trafo Distribusi + Merk = TRAFINDO Standart = SPLN 50/97 + Tegangan =20kV/400V Universitas Indonesia Keorsnas Protatsi.. Famy Sanana Sanvia, FT Ul, 2013 + Impedansi(%Z) = 7% ‘+ Hubungan Belitan = Ynyn0 (3 fasa,4 kawat) + Frekuensi = 50 Hz > Data Rele + Merk = Siemens + No Seri = 781512 + Karakteristik = Normal Inverse + Inominal =5A Gambar 8. Rele Arus Lebih Siemens 781512 4.3 Perhitungan Penyetclan Arus dan Waktu Kerja Rele Untuk mendapatkan sistem koordinasi proteksi yang selektif, maka hal yang sangat utama untuk dipethatikan adalah perhitungan penyetelan arus dan waktu kerja rele, Kaidah yang dapat digunakan dalam perhitungan setting rele adalah: 1. Penentuan karakteristik rele dimulai dari sisi yang paling dekat hitir (dekat beban). Rele yang terletak pada bagian ini harus mempunyai settingwaktu yang paling singkat. 2, Pemilihant Karakteristik rele berdasarkan letak rele tersebut, Rele yang, berada paling hilir harus mempunyai karakteristik yang cepat dalam merespon adanya arus gangguan hubung singkat. Pemilihan kurva karakteristik tergantung dari has perhitungan dan koordinasi relenya. 3. Penentuan faktor pengali waktu pada kurva rele (Time Multiplier Setting/TMS) dengan ‘memilih TMS terkecil untuk bagian paling hil , sedangkan untuk daerah selanjutnya tergantung dari perhitungan dan koordinasi rele. 4, Waktu interval setiap rele digunakan 0.4 detik dengan asumsi telah memperhitungkan waktu overshoot, pembukaan pemutus tenaga, faktor kesalahan dan faktor keamanan, Universitas Indonesi Keorsnas Protatsi.. Famy Sanana Sanvia,FT Ul, 2013 5. Sistem proteksi harus tetap stabil pada kondisi operasi normal terberat yang mungkin timbul. Kondisi operasi normal yang terberat yang diperhitungkan dalam analisa unjuk kerja sistem proteksi adalah starting motor induksi 6. Untuk setting rele yang terpasang pada penyulang dihitung berdasarkan arus nominal. Untuk rele inverse biasanya diset sebesar 1,2 sampai dengan 1,3 x Inominal (berdasarkan Kesepakatan Bersama Pengelolaan Sistem Trafo-Penyulang 20 kV PLN tahun 2012). Schingga ‘ting pada rele arus lebih adalah sebagai berikut: 1.2 arus nominal setting <0.5 arus hubung singkat minimum Pada penyetelan rele gangguan tanah yang menjadi acuan adalah arus gangguan hubung singkat ke tanah. Penyetelan pada rele gangguan tanah memiliki nilai yang. lebih kecil dari arus nominal yang mengalir, Berikut ini adalah kaidah yang digunakan untuk setting GFR Isetting =0,2 x1 nominal {Ampere] 4) Pada setting OCR dan GFR, nila arus nominal yang digunakan merupakan nilai arus jatah (Ijatah) pada setiap gardu distribusi. Arus jatah merupakan arus yang harus ditanggung sebuah gardu distribusi/seksi pada suatu penyulang, yaitu merupakan total nilai antara arus nominal untuk gardu/seksi itu senditi dan nilai arus nominal untuk gardu/seksi dibawahnya Alasan penggunaan nilai arus jatah dalam setting OCR dan GFR adalah dengan mengasumsikan adanya pengaruh nilai nominal dari seksi lain yang berada dibawah gardu distribusi yang dimaksud. Berikut ini adalah tabel-nilai arus jatah untuk setiap garda istribusi pada setiap penyulang di GI Ciawi ‘Tabel 1, Nilaiarusjatah pada setiap garda No. | Penyulang | feksi Yang ete | ‘Aras Boban (A) | riatan (A) 1 GICIAWI_|_R_GI 395.5 3955 2. “Sepa er | ora 153.1 3] jepye | -GDKML | Ra a9. 85.7 4 GDMIC_| Rule 28.6 378 5. GDYYK_| Re 92 9.2 6.| Kiwi GDTF | _R2 1899 189.9 7. GDANR_|_R4 138 436.2 3. GDPFP_|_R4b 1329 297.9 9. | Anggur | GDPFB_ | R 4d 108.2 165 10. pus | Raf 445 56.8 i. cpio | Rah 123. 12 Universitas Indonesia Keortinas Protetl.. Femy Sanana Sanvia, ut 2013 Sehingga persamaan yang digunakan dalam penyetelan arus OCR dan GFR pada perencanaan jaringan distribusi spindle GI Ciawi Trafo | Bogor adalah Isetting OCR Isetting OCR = 1,2 x Ijatah gardu distribusi [Ampere] (43) 2.x Tjatah gardu distribusi [Ampere] (42) 4.3.1 Penentuan Setting Trafo Arus (CT) dan Trafo Tegangan (PT) Tabel 2, Setting Nilei Rasio CT Seksi yang dilalut ‘Arus Tjatah | Rasio No. | Penyulang vars Rele | peban (A) Ww pans 1 | GiGawi GICIAWI RG 395. 395,5__| 4005 2. GD TIM RI 674 153.1 | 20/5 35| en GD KMI Ria 479 85.7_| 10/5 4, ‘GD MIC Ric | 286 37.8__| 40/5 3. GDYYK Re 9,2 92 | 10s 6. | Kiwi GD TEI R2 189.9 139.9 | 20/5 7. GD ANR Ra 138.3 4362 | _S00/5 8. GD PP. Rab | 1329 | 2979 | 3005 9. | Angeur GD PEB Rad | 108,2 165 | 200/5 10. GD UPB R at) 44,5 56,8 | 60/5 u ‘GDIDO R4h 123 123 | 15/5 Kelas error CT yang digunakan adalah 7,5 VA Class 5P10 (IEC 6004-1), yaitu rating burden. sebesar 7,5 VA dengan error tidak melebihi 5% hingga batas akurasi rating digunakan adalah 20 akurasi yang digunakan adalah kelas 3P, yaitw dengan batas arusnya, Sedangkan untuk setting trafo tegangan (PT), rating yan KV/150 KV, Sedangkan kel error sebesar 3% untuk trafo proteksi. Hal ini sesuai dengan standar IEC 6004-2. 43.2 Setting Nilai Arus Untuk OCR dan GFR Dalam menentukan nilai setting arus rele, perulis mengambil nilai arus setting yaitu sama dengan 1,2 arus jatah untuk setiap gardu distribusi, yang merupakan nilai setting arus Primernya. Pada rele, setiap nilai arus setting tersebut yang terbaca pada kumparan sekunder CT merupakan nilai setting arus primer yang dibagi dengan ratio CT, yang dinyatakan dalam persamaan berikut: TycttingSekunder = 45) CTs Sebagai contoh, pada rele R_1 (GD_TIM) ditentukan nilai setting arus untuk relenya adalah 1,2 dari arus jatahnya ~ 183,72 A, Maka nilai setting arus sekunder nya dapat ditentukan sebagai berikut, Universitas Indonesia Keortinas Protetsl.. Femy Sanana Sanvia, ut 2013 TsertsekunderRy 1372.4 40 Berikut ini adalah tabel nilai setting arus pada rele fasa: ‘Tael 3, Arus Setting Pada Rele Fasa 159A L2Arus | OS Arus io | setting Now Penyutang | ele | satah (A) | yyranatentgy | CT_| sekunder (A) | GCawi | RGI| 4746 5465 doors | 393 2 RI] 183,72 145 2005 |__4.59 3] serge | Rote | 102.84 2210 loos | S.14 4 Rie | 45.36 1830 40/5 5.67 5. Role | 11,04 1705 10/5 5.52 6. | Kiwi. R2 | 227,88 2855 200'5.| 5,70 7 R4 | 523.44 4845 soos |. 5.23 [8 [Rab | 357.48 2380 300/5 | _ 5.96 [9. | Angeur | R4d | 198 2385 200'5 | _4,95 10. Raf | 68.16 2405 605 |_5.68 n. | Rah | 14,76 2405 155 |__ 492 ‘Sedangkan untuk rele tanah, setting arus pada rele tanah adalah sebagai berikut ‘Tabel 4. Anis Setting Pada Rele Tanah ‘Arus Gangguan | 0,2 Arus No. |Penyulang| Rete | MinimumL-G | Jatan salting (A). 4A) 1 [arciawi | R_GT 12540) 79,1_| 4005 0.99) 2. RI 7850 30,62 | 200/5 | 0,77 3 Ria 3660 17,14 | 100/5 | 0,86 4 ae 2960 7,56. | 40/5 0.95 5. Rle 2710 1,84 | 10/5 092 6._| Kiwi |0R2 4960 37,98 _| 20015 [0.95 7. R4 9950 [87,24 | s00/s | __0,87 8. R 4b 4140 59,58 | 300/5| 0.99 9. | Anggur |_R_4d 412033 | 2005 | 0.83 10. RAt 4080 1136 | 60s 095 u R_4h 4050, [3.46 isis 0,82 43.3 Penentuan Time Multiplier Setting (TMS) Hal-hal yang perlu dipethatikan pada penyetelan waktu koordinasi rele adalah sebagai berikut: a, Penentuan karakteristik rele dimulai dari bagian yang paling hilir (dekat dengan beban). Rele yang terletak pada bagian ini harus mempunyai penyetelan waktu yang paling singkat, Keortnas Protas Universitas Indonesia Femy Sanana Sarva, FT Ul, 2013, b, Pemilihan faktor pengali waktu pada kurva rele (Time Multiplier Setting/TMS) dengan memilih TMS yang terkecil untuk bagian paling hilir, sedangkan untuk daerah selanjutnya tergantung dari perhitungan dan koordinasi rele. Penyetelan waktu. minimum dari rele arus lebih, terutama pada penyulang listrik tidak lebih keeil dari 0,3 detik. Hal ini sesuai dengan keputusan PLN agar rele tidak sampai trip akibat adanya arus inrush dari trafo-trafo distribusi yang sudah tersambung pada Jjaringan distribusi 4, Waktu interval antar rele digunakan 0.3.— 0.4 detik dengan anggapan bahwa waktu overshoot, pembukaan pemutus tenaga, faktor kesalahan dan faktor keamanan telah diperhitungkan waktunya. Persamaan untuk mendapatkan waktu kerja rele menurut /EC standard adalah: kn {aetik) (46) Dimana + TMS (Time Multiplier Setting) adalah setting waktu atau kurva yang akan digunakan (detik), ‘+ Ip/lyadalah perbandingan dari arus primer terhadap setting arus (Ampere). + K dan a merupakan konstanta karakteristik rele arus lebih waktu terbalik. Masing- masing karakteristiknya dapat dilihat pada tabel berikut ‘Tabel 5. Karakteristik operasi Waktu jeni rele inverse time (Catalogue Overcurrent Relay Type MC30/VAMP 40/MIFF 11) Karakteristik [| K [a | Setting Waktu (TMS) oe? StandarInyerse_| 0,14 | 0,02 lo =. Ts Ip | 7 { 1). Very Inverse 13,5 Jot. [Ms = () 135 Ty? Extremely Inverse | 80 | 2 () =| f T™s wD =: Long time Inverse | 120 | 1 Nd) ™S ="""T20 Universitas Indonesi Keorsnas Protatsi.. Famy Sanana Sanvia,FT Ul, 2013 Pada standar PLN, kurva karakteristik untuk rele arus lebih yang biasa digunakan adalah karakteristik waktu terbalik (standar/normal inverse). Sehingga persamaan untuk menentukan nilai TMS pada rele arus lebih adalah, [detik] G.17) Waktu kerja pada bagian paling hilir ditetapkan adalah t = 0,3 detik. Hal ini diputuskan ‘tas pertimbangan agar rele tidak akan trip lagi akibat arus inrush yang timbul dari trafo-trafo distribusi yang sudah tersambung pada jaringan distribusi ketika PMT penyulang tersebut dimasukkan. Tabel 6, Seiting TMS pada rele fasa No. | Penyulang | Rete | TMS (detik) | Karakteristik Kurva 1 Gl Ciawi R_GL 0,925 SUN © RI 0.848 SUNL ES Jeruk Ria 0.614 SUNI 4. Ric 0.459 SUNIL < Re 0,260, SUNL 6. Kiwi R2 0,143 SUNIL i. R4 0,816: SUNIL 8. R_4b 0,569 SUN 9. | Anggur | R 4d] 0516 SUNI 10. Rat 0.444 SUNIL 1. R4h 0,263 SUNL Tabel 7. Setting TMS pads tele gangvan tana Karakteristik Kurva GiCiawi_| R_GL 1,523 SUNI RI 1,257 SUNT SUNT SUNI SUNI SUNI ‘SUNIL UNL ‘SUNL SUNIL SUNIL No. | Penyulang| Rele | TMS (detik) Jeruk Kiwi ‘Anggur Universitas Indonesia Koordnas Protas. Fomy Sanna Sanvia, ET Ul, 2013 Pada perancangan koordinasi sistem proteksi rele ini, penulis menggunakan rele arus lebih dengan merk Siemens dengan nomor seri 781512, Rele tersebut dipilih karena umumnya berfungsi sebagai pengaman pada sistem distribusi tezangan menengah, Selain itu, jenis rele yang digunakan dalam perancangan ini terdiri atas rele arus lebih untuk fasa (OCR) dan tanah (GER). Berikut ini adalah nilai penyetelan rele yang digunakan dalam simulasi gangguan hubung singkat untuk mendapatan koordinasi kerja rele ‘Tabel 8 Setting rele OCR dan GFR untuk perencanaan jaringan spindle ‘Setting Rele Rele Merek a asa’ ‘Tanah Bet | TMS [| Kurva | set [ TMS | Kurva ens 7851215) | 400s | 593 | 0925 | SINT | 099 | 4523 | SUNT RG | Siem RA | Siemens 783512(51) }»2005 | 4.59] 0848 | sine] 077 | 1257 | sunt Rta | Siemens 754512 (51) | 1005), 5,14 | aig | sunt | 086 | 0,890 | sunt Rte | Siemens 785512081) 7408» | 5,67 | 0459 |/SIND)). 098") 0634 | sun Rte | Siemens 789512(51) | 1015. | 532 | 0260 | sunt | 092 | 0397. |” suNt R2 | Siemens 781512(51) | 2008 | 5,70; 0443 | sunt | 095 | 0219 | sunt 4 | siemens 781512(51) | soos | 523.|.og16 | sum | os7 | 1349 | sunt R40 | Siemens 78151251) | 300 | 596 | 069 | sini | 099 | 0.948" | sunt R4d | siemens 754512 (51) |. 2005 | 495 | 0516 | SUN] 083. | 0.7967) suNI R4f | Siemens 7$1512(51) | 60/5 | sos | 0.444 | sunt | 095 | 0624 | sunt Rh | Siemens 784512 (51) | as’ | 4,92 | 0,263 | sunt | 082 | 0,342 | SUNT 4.4. Hasil Simulasi Koordinasi Rele Arus Lebih Simulasi koordinasi rele proteksi pada jaringan distribusi spindle GI Ciawi Trafo 1 Bogor ini dilakukan pada kondisi normal, yaitu kondisi penyulang listrik kerja tidak ada yang terhubung dengan GH, kecuali penyulang ekspres. Dalam simulasi ini hanya memperhatikan nilai arus yang mengalir secara langsung saja dari sumber listrik GI kepada setiap penyulang listik kerja, yaitu penyulang Jeruk, Kiwi, dan Anggur. Universitas Indonesi Keorsnas Protatsi.. Famy Sanana Sanvia,FT Ul, 2013 4.4.1 Kasus Gangguan pada Penyulang Jeruk Berdasarkan hasil simulasi_ gangguan pada penyulang Jeruk, dapat terlihat bahwa saat gangguan 3 fasa dan satu fasa ke tanah, urutan kerja rele telah menunjukkan koordinasi yang sesuai. Pada gangguan tiga fasa, selisih waktu kerja menunjukkan angka dibawah 120 mili detik, Sedangkan pada gangguan satu fasa ke tanah, perbedaan jeda waktu kerja rele cukup singkat yaitu rata-rata 45 mili detik. Selain itu, waktu kerja pada sebagian besar rele bemilai konstan yaitu rele bekerja dengan nilai waktu yang sama untuk setiap titik gangguan. Sebagai contoh pada rele R_le yang selalu bekerja pada nilai 0,408 detik dan rele R_la yang bekerja pada waktu 0.499 detik, Berikut ini adalah tabel hasil simulasi koordinasi rele fasa dan rele tanah pada kasus gangguan di Penyulang Jeruk Tabel 9. Data waktu kerja OCR dan GFR saat ganguan pada penyulang Jeruk Waktu Kerja Rele Fusa Margin/Selisih Waktu Kerja Fault (detik) Rele Fasa (detik) Rie| Rie| Rial Ri | Rie] Rie] Rial RI GD_YYK | 0.34 [0.408] 0.499 | 0,632 |= | 0,068 | 0,091 [0,133 GD_MIC 0.408 | 0.499 | 0.615] - | 0,091 | 0,116] GD_KML 0.499 | 0,612| _- - = | 0.113 GD TIM 0.612 | : : c Waktu Kerja Rele Tanah | Margin/Selisih Waktu Kerja Fault (detik) Rele Tanah (detik) Rie{ Ric] Ral Ra |Rie| Ric] Rial RI GD_YYK | 0.113 | 0.159] 0.204 | “0,249 |" — | 0.046 | 0,045 | 0,045 GD_MIC 0.159 | 0,204 | 0,249 |= ~ | 0.045 [0,045 [GD_KMr |_ wo |-0,204 | 0,249 | e GD_TIM 0.249 - = = = 4.4.2. Kasus Gangguan pada Penyulang Kiwi Pada simulasi saat gangguan terjadi pada penyulang Kiwi, karena hanya terdapat satu buah gardu distribusi pada penyulang ini, yaitu GD TFJ, maka hanya rele R2 yang bekerja an 3 fasa dan gangguan satu fasa ke tanah agar arus gangguan at terjadi gar tidak sampai menuju GI. Waktu kerja rele R_2 bemnilai sangat singkat, Berikut ini adalah tabel hasil simulasi koordinasi rele fasa dan rele tanah pada kasus gangguan di penyulang Kiwi ‘Tabel 10, Data waktu kerja OCR dan GER sast gangguan pada penyulang Kiwi Waktu Kerja Rele | Waktu Kerja Rele Fasa Fault Fasa (detik) (detik) R2 R2 GD_TEI 0.34 0.113 Universitas Indonesia ut 2013 Koorsnas Protssi.. Femy Sanane Sanvia, 4.4.3 Kasus Gangguan pada Penyulang Anggur Berdasarkan_hasil simulasi gangguan pada penyulang Anggur, dapat terlihat bahwa saat gangguan 3 fasa, urutan kerja rele telah sesuai dan waktu kerja antar rele pada gardu distribusinya memiliki rata-rata perbedaan waktu yaitu antar 68-200 mili detik. Sedangkan pada gangguan satu fasa ke tanah, perbedaan waktu kerjanya cukup singkat antar rele yaitu 45-46 mili detik. Selain itu, waktu kerja pada sebagian besar rele bemilai konstan yaitu rele bekerja dengan nilai waktu yang sama untuk setiap titik gangguan. Sebagai contoh pada ele R_4d yang selalu bekerja pada nilai 0,408 detik dan rele R_4f yang bekerja pada waktu 0,499 detik, Berikut ini adalah tabel hasil simulasi koordinasi rele fasa dan rele tanah pada kasus gangguan di Penyulang Anggur Tabel 11, Data waktu kerja OCR dan GER saat gangguan pada penyulang Angeur Fer eam ace lee a Waktu Kerja Rele Fasa (detik) e (detik) ho SR Pe ee 5.190 fos |aaos-| 0459] 0717 [os0s] | o0s-| coor pate) 0151 DIU aon P0409" Pais Loses [2 0st [oaie [750 Go PES 0459 [oi [oso | 218 | a9 [core |) ogi faa oe af = Leas] ust ca. . ae Waktu Kerja Rele Fasa qaeuiy, | atei0Selisih Waktw Kerja Rele Fas Fault ee eee (get _ Rah] Rat | Rad] Rav] RA Raa] Rav] RA ep wo [0.13 0204 | 0.249 | 0295 0,045 |.0.045 | 0,046 GD UPB 0304 [0.249 | 0295] = | - | 0.035 | 045 | 0.016 PB | 0.249 | 0.295 | {ooas | 0.046 | GD_PFP 0249 | 0295 = [2 -S] Sl o.os GD_ANR 0295 |p [ool see 4.5 Perbandingan Sistem Proteksi Pada Setiap Sisi incoming Gardu Distribusi dengan Sistem Proteksi Pada Sisi Penyulang, Berikut ini adalah tabel perbandingan hasil simulasi sistem pengamanan pada setiap sisi incoming gardu distribusi dan sistem pengamanan pada sisi penyulang berdasarkan nilai waktu kerja rele yang paling cepat tanggap/rele yang pertama kali bekerja ketika terdapat gangguan Universitas Indonesi Keorsnas Protatsi.. Famy Sanana Sanvia,FT Ul, 2013 ‘Tabet 12. Daia perbandingan waktu kerja rele fasa yang paling cepat tanggap Sinem Prova pada wa Incoming | Sito Prob Pada Ss ‘Garda Distrib enjtan Penyulang | Fatt ReeFun | _WarweKern | Reeru | _Wakta Kern Yang Bekerja | Ree Fasa (dct) | Ying Beeria | Rel Fas (etl ww [Rie Tos ta Tan opMic | Rute a Ra a2 Jerak ‘GD_KMI Ria 0,499 RI 0.612 coi |e 062 Ra 062 Kit op. fk? 34 Ra 38 0.10 [aa 034 O88 ‘GD_UPB Rar 0.408 Ra oe | coiprs | aad 0089 Ra 0925 Go-prr | R# om ms 42s coat | ea 0695 la 067 Tena STTODE yee sel ree sem Prete pada sist] _ Sistem Protest Pada Sit incoming Gardu Distribus oe enyutang | Fault [ Rete Tanah | Waktu Kerja | Rete Tanah | Waktu Kerja Yang | ReleTanahs [Yang | Rete Tanah vekerja | cdetty. | Beneria | (ett) GWE | Rte Tn ma Ta sem SD-wic | Re | 0s oma | opxmt | Re 0204 Kl 0249 cpm [et 0289 el 0209 Ki op] 2 a3 me? O18 GbDo_| Rh ois ma 0295 [ap_urs | eat 0159 rw Anggur | GD_PFB. R4d | 0,204 R4 cp per | kdb a9 Ra apane | Ra 0298 Ra Berdasarkan hasil perbandingan antara waktu kerja rele yang paling cepat tanggap, dapat terlihat bahwa waktu kerja rele pada sistem proteksi sisi incoming gardu distribusi lebih cepat dibandingkan dengan waktu kerja rele pada sistem proteksi sisi penyulang saat terjadinya gangguan. Terdapat selisih waktu kerja rele yang cukup besar pada kedua sistem. Pada saat gangguan hubung singkat tiga fasa terjadi, selisih waktu kerja rele fasa antara kedua sistem ‘mencapai hingga + 400 mili detik, Sedangkan pada gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, selisih waktu kerja rele tanah antara kedua sistem mencapai hingga + 180 milidetik. Universitas Indonesia Koordnas Protas. Fomy Sanna Sanvia, ET Ul, 2013 Hal ini menunjukkan bahwa sistem proteksi pada sisi incoming gardu distribusi memiliki keunggulan dalam kecepatan (speed) yang lebih tinggi dalam menangeapi gangguan hubung singkat, dimana sistem proteksinya memberikan respon waktu yang tepat. Selain itu Keunggulan lain pada sistem proteksi sisi incoming gardu distribusi ini adalah faktor selektifitas proteksi yang lebih baik, dimana dengan adanya komponen pengaman pada setiap gardu distribusi/seksi pada setiap penyulang akan lebih meningkatkan efektivitas dalam ‘mengisolir bagian yang mengalami gangguan saja serta mempermudah untuk mengetahui titik terjadinya gangguan pada sistem sehingga penanganan gangguan akan lebih cepat untuk dilakukan, Y. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: 1, Langkab-langkah dalam’ menentukan setting arus pada rele adalah melakukan simulasi aliran daya untuk mendapatkan arus nominal setiap seksi dan perhitungan arus gangguan hubung singkat yang mungkin melewati rele, Penyetelan arus pada rele harus lebih besar dari arus beban maksimum dan lebih kecil dari arus gangguan minimum. 2. Dari hasil simulasi koordinasi rele, terlihat bahwa koordinasi antar rele telah berjatan dengan baik, yaitu bekerja sesuai urutan pada setiap seksi dengan waktu Kerja antar rele utama dan rele backup rata-rata 0,1-0,2 detik. 3. Sistem proteksi pada setiap sisi incoming gardu distribusi dapat diterapkan pada sistem jaringan distribusi spitidle untuk memperoleh sistem proteksi yang lebih selektif. 4, Waktu kerja rele pada sistem proteksi sisi incoming gardu’distribusi lebih cepat dibandingkan dengan waktu kerja rele pada sistem proteksi sisi penyulang saat terjadinya gangguan, yaitu selisih waktu kerja rele pada saat gangguan hubung singkat tiga fasa terjadi adalah + 400 mili detik dan selisih waktu kerja rele pada saat gangguan hubung. tanah mencapai hingga + 180 milidetik. Universitas Indonesi Keorsnas Protatsi.. Famy Sanana Sanvia,FT Ul, 2013 DAFTAR PUSTAKA Blackburn , J. Lewis.Symmetrical Components for Power Systems Engineering. Marcel Dekker, 1993, Protective Relaying: Principles and Application. CRC Press, 2006. Buku Kesepakatan Bersama Pengelolaan Sistem Proteksi Trafo- Penyulang 20 kV PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali Gers, Juan M, & Holmes, Edward J..Protection of Electricity Distribution Network, TEE Press, 2004. Hewitson, L. G., etal. Practical Power System Protection, Newnes Elsevier,2004. Masson, C Russel. The Art and Seience of Protective Relaying. General Electric Ltd, 2005. Tleis, Nasser. Power Systems Modelling and Faults Analysis. Newnes Elsevier, 2008. Universitas Indonesia Keortinas Protetsl.. Femy Sanana Sanvia, ut 2013

Вам также может понравиться