Вы находитесь на странице: 1из 70

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Bab II
RONA LINGKUNGAN HIDUP

2.1. KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK


A. KOMPONEN FISIK-KIMIA
1. Iklim
Data iklim yang digunakan dalam studi ini adalah data iklim hasil
pengukuran yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
Wilayah IV Makassar. Parameter iklim yang dikaji adalah curah hujan, dan arah
dan kecepatan angin serta selama 16 tahun terakhir (1997 – 2013).

a). Curah Hujan


Pola curah hujan yang terjadi di lokasi proyek cenderung ke pola
ekutorial yang menunjukkan bahwa wilayah ini selain dipengaruhi oleh monsun
barat juga dipengaruhi oleh letak geografisnya yaitu dekat dengan ekuator.
Seperti umumnya pada kota-kota lain di Indonesia, maka lokasi proyek juga
memiliki dua (2) musim yakni musim hujan dan musim kemarau.
Dari data curah hujan yang diperoleh menunjukan bahwa musim hujan
(curah hujan rata-rata bulanan lebih besar dari 200 mm) terjadi pada bulan
Desember sampai Maret. Musim kemarau (curah hujan rata-rata bulanan lebih
kecil dari 200 mm) terjadi pada bulan April sampai Nopember. Besar curah
hujan rata-rata bulanan berkisar antara 0 sampai 922 mm dengan curah hujan
terendah terjadi pada bulan September dan tertinggi pada bulan Januari. Variasi
curah hujan rata-rata bulanan ditunjukkan pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.1.

Rona Lingkungan Hidup II - 1


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.1. Data Curah Hujan Rata-Rata Bulanan


Bulan
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
1997 529 846 193 189 21 4 14 0 0 0 25 176
1998 167 110 240 220 87 23 257 110 56 174 684 862
1999 1277 994 433 580 140 76 31 6 12 126 225 836
2000 823 778 1114 338 337 37 180 67 0 47 84 303
2001 445 893 813 687 163 11 92 0 0 6 20 550
2002 1042 813 435 617 139 87 31 2 0 0 1.5 97
2003 492 695 534 157 110 147 5 15 0 7 20 104
2004 928 618 690 624 54 59 33 0 0 0 24 129
2005 531 718 235 200 139 6 2 35 0 0 165 225
2006 398 587 649 353 265 26 137 1 0 0 0 20
2007 694 486 283 197 36 130 4 3 0 16 215 869
2008 639 721 559 440 145 56 50 9 0 2 46 188
2009 922 738 196 71 48 35 41 0 0 15 17 474
2010 869 427 277 228 143 124 99 56 227 223 240 761
2011 756 593 492 350 109 7 4 - 75 73 163 768
2012 526 479 485 202 201 58 69 - 1 24 109 531
2013 1154 575 310 300 92 222 147 3 0 67 205 799
Rata 717 651 467 338 131 65 70 20 22 46 132 452
Sumber: BMKG Wilayah IV Makassar, 2014

Rata - Rata Curah Hujan


800

700

600
Curah Hujan (mm)

500

400

300

200

100

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Bulan

Gambar 2.1. Curah hujan rata-rata bulanan

Rona Lingkungan Hidup II - 2


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Berdasarkan data curah hujan tersebut curah hujan rancangan diperoleh


dengan metode Log Pearson Type III. Curah hujan rancangan (untuk 24 jam)
untuk setiap periode ulang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.2. Nilai Curah Hujan Rancangan Untuk Setiap Periode Ulang
Periode Ulang
Variabel
2 5 10 25 50
Nilai K 0.195 0.844 1.086 1.282 1.379
Log Xt 2.735 2.811 2.839 2.862 2.873
Xt (R24) 543.596 646.949 690.332 727.591 746.768
Sumber: Hasil Analisis Tim, 2014

Distribusi curah hujan jam-jaman untuk periode ulang 50 tahun yang


dihitung dengan menggunakan rumus Mononobe dengan asumsi konsentrasi
hujan terjadi selama 6 jam disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.3. Distribusi hujan jam-jaman berdasarkan rumus Mononobe


Periode Konsentrasi Hujan (Jam)
Variabel
1 2 3 4 5 6
Rasio R24 0.5503 0.3467 0.2646 0.2184 0.1882 0.1667
Distribusi
410.9622 258.8899 197.5700 163.0904 140.5471 124.4613
(mm)
Sumber: Hasil Analisis Tim, 2014

Sementara nilai intesitas hujan untuk setiap periode ulang disajikan pada
Tabel 2.4. dan grafik berikut.

Rona Lingkungan Hidup II - 3


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.4. Intensitas Curah Hujan Untuk Setiap Periode Ulang


Waktu Intensitas Tiap Periode Ulang
I2 I5 I10 I25 I50
Menit Jam (mm/jam) (mm/jam) (mm/jam) (mm/jam) (mm/jam)
543.5961 646.9492 690.3315 727.5909 746.7678
1 0.0167 2888.2852 3437.4304 3667.9335 3865.9037 3967.7960
2 0.0333 1819.5057 2165.4455 2310.6533 2435.3667 2499.5549
5 0.0833 987.7796 1175.5847 1254.4156 1322.1205 1356.9671
10 0.1667 622.2622 740.5719 790.2323 832.8837 854.8357
15 0.2500 474.8749 565.1622 603.0601 635.6092 652.3618
20 0.3333 392.0006 466.5311 497.8152 524.6838 538.5128
30 0.5000 299.1525 356.0299 379.9041 400.4087 410.9622
45 0.7500 228.2961 271.7016 289.9211 305.5690 313.6228
60 1.0000 188.4542 224.2848 239.3246 252.2417 258.8899
75 1.2500 162.4049 193.2827 206.2437 217.3753 223.1046
90 1.5000 143.8175 171.1613 182.6388 192.4964 197.5700
120 2.0000 118.7187 141.2905 150.7650 158.9023 163.0904
150 2.5000 102.3087 121.7605 129.9254 136.9379 140.5471
180 3.0000 90.5993 107.8249 115.0553 121.2652 124.4613
210 3.5000 81.7512 97.2944 103.8186 109.4220 112.3060
240 4.0000 74.7881 89.0075 94.9760 100.1022 102.7405
Sumber: Hasil Analisis Tim, 2014

4500
I2 (mm/jam)
4000
I5(mm/jam)
3500 I10(mm/jam)

3000 I25(mm/jam)
Intensitas (mm/jam)

I50(mm/jam)
2500

2000

1500

1000

500

0
0.02 0.03 0.08 0.17 0.25 0.33 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00
Waktu (jam)

Gambar 2.2. Grafik Intensitas Curah Hujan Untuk Setiap Periode Ulang

Rona Lingkungan Hidup II - 4


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

b). Angin
Data angin diperoleh dari stasiun terdekat dengan lokasi studi, yaitu
Stasiun Meteorologi Maritim Paotere. Data angin berupa data kecepatan dan
arahnya yang bersesuaian. Adapun data kecepatan angin dan arah datang angin
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.5. Data kecepatan dan arah datang angin


Data Kecepatan Angin
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOP DES
2011 41 45 40 31 22 32 21 21 25 30 28 28
2012 37 43 43 21 31 28 25 19 25 28 25 31
2013 57 37 32 29 22 28 28 22 25 25 29 39
Data Arah Kecepatan Angin
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOP DES
2011 315 315 90 335 225 225 225 270 270 270 270 270
2012 180 270 315 225 45 315 90 180 270 45 180 225
2013 315 360 270 90 270 270 270 225 225 225 360 270
Sumber: BMKG Wilayah Makassar
* Data Angin Stasiun Meteorologi Maritim Paotere
Koordinat: 050 06' 49,5" LS 1190 25' 11,4" BT

Berdasarkan data angin yang diperoleh dari instansi setempat, diperoleh


persentasi kejadian angin menurut arah datangnya seperti yang diperlihatkan
pada tael berikut.

Tabel 2.6. Persentasi kejadian angin menurut arah datangnya


Arah (deg) Persentasi Kejadian (%)
0 5,556
45 5,556
90 8,333
180 8,333
225 22.222
270 33.333
315 11.111
Sumber : Hasil analisis data 2014

Berdasarkan tabel diatas. diperoleh bahwa arah angin dominan adalah


dari arah Barat (33,333 %), disusul dari arah Barat Daya (22.222 %), Barat Laut
(11.111 %), Timur (8,333 %), Selatan (8,333 %), Utara (5,556 %), dan terakhir

Rona Lingkungan Hidup II - 5


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

dari arah Timur Laut (5,556 %). Sementara itu, persentasi kejadian angin
menurut interval kecepatan diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel 2.7. Persentasi kejadian angin berdasarkan interval kecepatan


Interval Kecepatan Jumlah Data Persentasi Kejadian (%)
0 - 12 7 19,44
12 - 15 14 38,88
15 - 18 6 16,66
18 - 21 4 11,11
21 - 24 5 11,11
Sumber : Hasil analisis data 2014

Berdasarkan Tabel 2.7 diperoleh bahwa interval kejadian angin yang


paling dominan adalah angin dengan kecepatan antara : 12 – 15 m/detik (38,88
%), disusul interval 0 – 12 m/detik (19,44 %), 15 – 18 m/detik (16,66 %), dan
masing-masing 18 – 21 m/detik dan 21 - 24 m/detik adalah (11,11 %).
Menurut kecepatan angin diperoleh kecepatan angin dengan frekuensi
tertinggi seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel 2.8. Kecepatan angin menurut frekuensi kejadian


Arah (deg) Data Kecepatan angin (m/detik)
0 2 16,975
45 2 15,175
90 3 16,120
180 3 13,887
225 8 12,796
270 12 14,959
315 6 20,190
Jumlah 36
Sumber : Hasil analisis data 2014

Berdasarkan data pada Tabel 2.8 diperoleh bahwa kecepatan angin yang
paling dominan adalah angin dengan kecepatan 20,19 m/detik (6 data), disusul
angin dengan kecepatan 16,975 m/detik (2 data), 16,120 m/detik (2 data),
15,175 (2 data), 14,959 m/detik (12 data), 13,887 m/detik (3 data), dan
terakhir adalah 12,796 m/detik (8 data). Penyajian data angin selain dalam
bentuk tabulasi, juga dalam bentuk mawar angin seperti yang diperlihatkan
pada Gambar 2.3. berikut.

Rona Lingkungan Hidup II - 6


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Gambar 2.3. Mawar Angin

2. Kualitas Udara dan Kebisingan


a). Kualitas udara ambien
Perubahan kualitas udara ambien di wilayah studi amdal pengembangan
Mall Panakkukang dapat terjadi pada saat kegiatan pengangkutan material dan
konstruksi serta ketika pengoperasian fasilitas mall. Dampak terhadap kualitas
udara in dapat dicermati dari perubahan nilai parameter debu (TSP) dan gas
(SO2, NO2, CO, NH3) terhadap rona awalnya dengan tolok ukur baku mutu yang
ditetapkan sesuai Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010
tentang Baku Mutu dan Kriteria Kerusakan Lingkungan. Sehubungan dengan itu,
pengujian sampel udara pada beberapa lokasi dalam wilayah studi sebagai rona
awal telah dilakukan sebagaimana data yang tercantum dalam Tabel 2.9 berikut.

Rona Lingkungan Hidup II - 7


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel. 2.9 Data hasil pengujian kualitas udara ambien dalam wilayah studi
amdal rencana pengembangan Mall Panakkukang Makassar
Hasil Uji Baku
No Parameter Uji Satuan
U1 U2 U3 U4* Mutu
1 Sulfur Dioksida ( SO2 ) µg/Nm3 36,52 32,07 26,28 11.40 900
2 Nitrogen Dioksida ( NO2 ) µg/Nm3 41,30 37,41 35,62 10.30 400
3 Karbon Monoksida ( CO ) µg/Nm3 50,82 45,12 42,03 23.7 30000
4 Timah Hitam ( Pb) µg/Nm3 0,55 0,50 0,39 0.11 2
5 Amoniak (NH3) Ppm 0,06 0,04 0,04 - 2
6 Partikel ( TSP ) µg/Nm3 60,69 55,69 49,24 13.20 230
Sumber : Hasil pengujian BBK3 Makassar, Juni 2014,
* Dpkumen KA ANDAL Rencana Pembangunan Super Blok The St.Moritz, 2014.
U1: Jl. Pengayoman (S: 05°09'32,7"/E:119°26'44,9")
U2: Jl. Adyaksa (S: 05°09'25,8"/E:119°26'52,4")
U3: Jl. Bougenville (S: 05°09'25,8"/E:119°26'52,4")
U4: Jl.Boulevard (S: 05°09’ 22,6” dan E: 119° 26’ 41,4”)

Data hasil pengujian dalam Tabel 2.9 menunjukkan bahwa kualitas udara
ambien di wilayah studi mesih tergolong baik berdasarkan nilai keenam
parameter uji. Kualitas udara ambien tersebut diuraikan secara rinci sebagai
berikut.
Sulfur dioksida (SO2). Sulfur dioksida merupakan salah satu parameter
kualitas udara atau komponen polutan udara yang dapat bersumber dari hasil
pembakaran pada proses industri, kendaraan bermotor, generator listrik, atau
sampah organik. Pada konsentrasi tertentu, gas ini dapat menyebabkan iritasi
pada saluran pernafasan dan dapat mengakibatkan tingkat kemasaman air
hujan turun. Konsentrasi gas ini di wilayah studi berkisar antara 11,40 – 36,52
g/Nm3. Rentang konsentrasi ini masih jauh lebih rendah dibanding baku mutu
yang ditetapkan sebesar 900 µg/Nm3 atau kondisi seperti ini menunjukkan
bahwa kualitas udara di wilayah studi relatif masih bersih atau aktivitas
masyarakat sekitarnya belum menyebabkan udara tercemar oleh gas SO2.
Sumber utama gas ini diperkirakan dari emisi kendaraan bermotor yang
beroperasi di sekitar lokasi pengukuran.
Nitrogen dioksida (NO2). Gas ini merupakan salah satu polutan udara
ambien yang dapat bersumber dari alam, hasil pembakaran bahan organik atau
asap kendaraan bermotor. Pada konsentrasi tertentu, misalnya diatas baku

Rona Lingkungan Hidup II - 8


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

mutu, gas ini dapat menimbulkan iritasi hingga pendarahan paru-paru pada
manusia dan kerusakan terhadap vegetasi. Disamping itu, NO2 dapat
berkontribusi pada hujan asam. Di wilayah studi terdeteksi gas NO2 namun
masih dalam rentang konsentrasi yang sangat rendah dibanding baku mutu
yang dipersyaratkan, yaitu terukur sekitar 10,30 – 41,30 µg/Nm3 (baku mutu:
400 µg/Nm3). Pada rentang konsentrasi tersebut, gas NO2 tidak akan
berdampak terhadap komponen lingkungan lainnya, seperti terhadap manusia,
tumbuhan dan bangunan fisik. Seperti halnya data hasil pengukuran SO2,
sumber utama gas ini diperkirakan dari emisi kendaraan bermotor yang
beroperasi di sekitar lokasi pengukuran.
Karbon monoksida (CO). Gas CO ini dapat bersumber dari hasil
pembakaran tidak sempurna bahan organik, seperti bensin atau solar pada
kendaraan bermotor, batu bara, atau bahan organik lainnya. Pada konsentrasi
tertentu, gas ini dapat menimbulkan efek racun terhadap tubuh manusia dengan
gejala seperti sakit kepala, pusing, dan sesak nafas. Kandungan polutan ini
dalam udara ambien di wilayah studi relatif masih rendah, yaitu berkisar antara
23,7 – 50,82 g/Nm3. Rentang nilai parameter tersebut masih jauh dibawah
baku mutu yang ditetapkan sebesar 30000 g/Nm3. Sumber CO terutama dari
emisi kendaraan bermotor yang beroperasi di sekitar lokasi pengukuran. Data
hasil pengukuran ini juga menunjukkan bahwa emisi gas CO yang bersumber
dari kegiatan masyarakat yang ada di wilayah studi, terutama dari kegiatan
transportasi belum sampai pada tingkat mencemari lingkungan udara ambien.
Amoniak (NH3). Gas amoniak merupakan salah satu parameter kualitas
udara dari aspek kebauan. Keberadaan gas ini di lingkungan udara ambien
dapat bersumber dari hasil penguraian bahan organik oleh bakteri secara
anaerob atau hasil suatu proses industri. Gas ini terdeteksi di semua lokasi
pengukuran dengan konsentrasi 0,04 - 0,06 ppm. Konsentrasi parameter
kebauan ini masih sangat rendah dibandiing baku mutu yang ditetapkan
sebesar 2 ppm. Gas ini diperkirakan bersumber dari hasil penguraian limbah
padat dan air limbah domestik di sekitar lokasi pengukuran.

Rona Lingkungan Hidup II - 9


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Partikel (Debu). Partikel atau debu (TSP) dihasilkan oleh emisi kendaran
bermotor, peristiwa mekanis seperti pada kegiatan transportasi darat serta
peristiwa alami akibat dispersi partikel debu oleh angin. Polutan ini dapat
menyebabkan gangguan sistem pernafasan, iritasi mata dan gangguan
pandangan manusia. Kandungan debu dalam udara ambien di wilayah studi
berkisar antara 13,20 – 60,69 µg/Nm3 yang diukur pada bulan Juni 2014. Data
hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa udara di sekitar rencana lokasi
proyek masih tergolong baik berdasarkan baku mutu yang dipersyaratkan
untuk parameter ini, yaitu 230 µg/Nm3.
Timah Hitam (Pb). Timbal atau timah hitam merupakan salah satu unsur
logam berat yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Keracunan Pb bisa
menyebabkan nafsu makan hilang, sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota
badan, kejang atau gangguan penglihatan. Salah satu sumber Pb dalam udara
pada jalur transportasi adalah hasil pembakaran pada mesin kendaraan
bermotor yang menggunakan bahan aditif tetraethyl lead dalam bakar bensin.
Timbal dalam udara ambien di wilayah studi amdal rencana pengembangan
Mall Panakkukang berkisar antara 0,11 – 0,55 µg/Nm3 (baku mutu: 2 µg/Nm3).
Keberadaan Pb ini mengindikasikan bahwa masih ada penggunaan bahan bakar
yang mengandung Pb pada kendaraan yang dioperasikan oleh masyarakat di
sekitar wilayah studi. Meskipun demikain, udara ambien di sekitar rencana
lokasi proyek belum tercemar oleh Pb.
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). ISPU adalah angka yang tidak
mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di
lokasi dan waktu tertentu berdasarkan dampaknya terhadap kesehatan
manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya. Parameter ISPU sesuai
Keputusan BAPEDAL No: Kep-107/KABAPEDAL/11/1997 adalah Partikulat, CO,
SO2, NO2 dan O3. Angka ISPU: 1-50 = Baik (Hijau); 51-100 = Sedang (Biru); 101-
199 = Tidak Sehat (Kuning); 200-299 = Sangat Tidak Sehat (Merah); 300-Lebih
= Berbahaya (Hitam). ISPU yang dapat ditampilkan berdasarkan data hasil
pengukuran pada bulan Juni 2014 hanya parameter debu, SO2, dan CO.

Rona Lingkungan Hidup II - 10


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.10 ISPU tiga parameter kualitas udara ambien pada tiga lokasi
pengukuran dalam wilayah studi amdal rencana pengembangan
Mall Panakkukang Makassar pada bulan Juni 2014
ISPU
Lokasi Kondisi udara
SO2 CO TSP
U1 22,8 0,51 37,9 Baik (Hijau)
U2 20,0 0,45 34,9 Baik (Hijau)
U3 16,0 0,42 30,8 Baik (Hijau)
Sumber: Hasil Analisis Tim, 2014

Hasil perhitungan ISPU tiga parameter uji kualitas udara ambien pada
tiga lokasi pengukuran seperti tercantum dalam Tabel 2.10. Angka ISPU semua
parameter uji masih dibawah 50 atau kualitas udara ambien di wilayah studi
masih dalam kategori Baik (Hijau) atau skala 5.

b). Kebisingan
Kebisingan di wilayah studi amdal rencana pengembangan Mall
Panakkukang berkisar antara 67 – 72 dBA (Lampiran). Intensitas bising ini
sedikit diatas baku mutu yang ditetapkan sebesar 65 dBA untuk lingkungan
perkantoran, jasa dan hiburan serta 70 dBA untuk lingkungan jalan raya.
Tingkat kebisingan ini sudah cukup mengganggu dan dapat berpengaruh buruk
terhadap kesehatan masyarakat yang secara terus menerus menerima paparan
bising yang sifatnya intermittent (skala 3). Meskipun demikian, intensitas
bising ini dapat berkurang dengan semakin jauh penerima dari sumber bising
dan dengan adanya pelindung, seperti pepohonan dan bangunan.

3. Kualitas Air
Semua air buangan pada proses kontruksi pengembangan Mall
Panakkukang maupun air limbah yang telah melalui IPAL pada tahap operasinal
akan disalurkan ke sistem drainase. Dampak kegiatan tersebut dapat diamati
dari kualitas air outlet atau perubahan kualitas badan penerima air limbah.
Sehubungan dengan itu, pengujian kualitas air limbah domestik di wilayah studi
telah dilakukan untuk mendapatkan gambaran rona awalnya yang menjadi
dasar dalam kajian dampak kegiatan terhadap komponen lingkungan ini.

Rona Lingkungan Hidup II - 11


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.11. Data hasil pengujian kualitas air limbah domestik dalam wilayah
studi amdal rencana pengembangan Mall Panakkukang Makassar
Baku Hasil pengujian Spesifikasi
No Parameter Uji Satuan
Mutu A1 A2 Metode
1 pH - 6,0 – 9,0 7,41 7,39 Elektrometrik
2 BOD5 mg/L 75 103,83 91,19 Titrimetrik
3 COD mg/L 125 173,06 151,96 Titrimetrik
4 TSS mg/L 50 61,2 57,2 Gravimetrik
5 Minyak dan Lemak µg/L 10 3,00 1,67 Gravimetrik
6 Total Coliform Jml/100 mL 5000 2015 1510 Spektrofotometrik
Sumber: Hasil pengujian B2K3 Makassar, Juni 2014
A1: Air limbah domestik, Jl. Adyaksa (S:05'09'25,66"/E:119°26'52,2")
A2: Air limbah domestik, Jl.Boulevard (S:05'09'24,4"/E:119°26'44,9")

Tabel 2.11 adalah data hasil uji kualitas air limbah domestik dengan
parameter dan baku mutu sesuai Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69
Tahun 2010 tentang Baku Mutu dan Kriteria Kerusakan Lingkungan. Disamping
itu, kualitas air limbah di wilayah studi akan digambarkan pula dengan Indeks
Pencemaran (IP). Data dalam Tabel 2.11 menunjukkan bahwa air limbah
domestik pada dua saluran drainase tampak sudah tercemar walaupun nilai
beberapa parameter uji masih dibawah baku mutu yang ditetapkan. Nilai BOD 5
dan COD sebagai indikator pencemaran oleh bahan organik dan anorganik
sudah melampui baku mutu masing-masing. Hal serupa bahwa bahan
tersuspensi dalam air limbah domestik seharusnya maksimal 50 mg/L namun
yang terukur dalam sampel lebih tinggi, yaitu sekitar 60 mg/L. Data ketiga
perameter uji ini menjadi gambaran awal bahwa air limbah domestik di wilayah
studi tergolong sudah tercemar. Ketiga parameter uji lainnya yang meliputi pH,
minyak dan lemak serta kandungan coliform masih memenuhi baku mutu yang
ditetapkan. Berdasarkan Indeks Pencemaran (IP), air limbah domestik di
wilayah studi tergolong tercemar ringan dengan IP = 1,1 – 1,3. Terjadinya
pencemaran air ini diperkirakan karena air limbah dari berbagai kegiatan
masyarakat di wilayah studi pada umumnya langsung dibuang ke lingkungan
tanpa melalui suatu sistem pengolahan.

Rona Lingkungan Hidup II - 12


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

4. Hidrologi
Fluktuasi muka air tanah di lokasi rencana pengembangan Mall
Panakkukang dipengaruhi oleh musim hujan (November-April) dan musim
kemarau (Mei-Oktober) di Kota Makassar. Pada musim hujan, muka air tanah
berada pada kedalaman 0.50-1.00 m, sedangkan pada musim kemarau muka air
tanah berada pada kisaran 3.00-4.00 m. Berdasarkan hasil laporan penyelidikan
tanah yang dilakukan pada bulan mei 2013, muka air tanah disekitar tapak
proyek yang diukur selama pengeboran tercatat pada kedalaman 1.80-2.00 m.
Pada umumnya masyarakat yang berada disekitar tapak proyek
menggunakan sumur bor dan PDAM. Sumur Bor memiliki kedalaman yang
bervariasi dengan kisaran antara 7 - 15 meter. Sementara pengunaan sumur gali
hanya dijumpai pada beberapa titik terutama pada bagian utara tapak proyek
dengan jarak ± 200 meter. Kedalaman permukaan sumur gali penduduk berada
pada kisaran 1,80 – 2,00 m. Debit air pada sumur gali masyarakat hingga saat ini
cukup baik dan relatif konstan (tidak pernah kering). Air dari sumur gali
dimanfaatkan hanya untuk mandi dan mencuci.
Sistem drainase disekitar mall Panakkukang adalah saluran terseir yang
sejajar dengan jalan Boulevard dan jalan pengayoman dan saluran sekunder
yang sejajar dengan jalan Adyaksa Baru. Dimensi saluran dan aliran air pada
drainase disekitar tapak proyek disajikan pada Gambar 2.4 berikut.
Data eksisting yang diperoleh untuk masing-masing saluran A,B,C dan D
adalah panjang saluran A adalah 265 m, lebar puncak saluran 4.05 m, lebar
dasar saluran 3.11 m serta tinggi saluran adalah 2.01 m. Untuk saluran B dengan
panjang 265 m, lebar puncak saluran 2,22 m, lebar dasar saluran 1,57 m serta
tinggi saluran adalah 2 m. Dan untuk saluran C dengan panjang 224 m, lebar
puncak saluran 0,82 m, lebar dasar saluran 0,69 m serta tinggi saluran adalah
0,9 m. Serta untuk saluran D dengan panjang 276 m, lebar puncak saluran 1,85
m, lebar dasar saluran 1,3 m serta tinggi saluran adalah 1,1 m. Dari data ini
maka diperoleh luas penampang saluran A yaitu 7,2 m2, saluran B 3,79 m2,
saluran C 0,68 m2 dan saluran D adalah 1,73 m2. Sehingga diperoleh jari-jari

Rona Lingkungan Hidup II - 13


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

hidrolis untuk saluran A adalah 0,994 m, saluran B 0,674 m, saluran C 0,272 m


dan saluran D adalah 0,486 m serta kemiringan untuk masing-masing saluran
adalah 0,001. dari semua fungsi diatas maka didapatkan kecepatan air pada
saluran A adalah 0,225 m/det, saluran B 0,174 m/det , saluran C 0,095 m/det
dan saluran D adalah 0,14 m/det dengan debit untuk saluran A adalah 1,62
m3/det, saluran B 0,66 m3/det, saluran C 0,0645 m3/det ,serta saluran D yaitu
0,24 m3/det. Untuk data kondisi saluran air eksisting disajikan pada tabel
berikut ini.

Tabel 2.12. Kondisi saluran air disekitar lokasi kegiatan


Luas Koefisien Panjang Panjang Kemiringan Waktu Waktu Waktu Intensitas Debit Debit
Daerah Pengaliran Aliran Saluran Saluran Pengaliran Pengaliran Konsentrasi Curah Hujan Rencana Sal. Eksisting
No Saluran Layanan C Permukaan Ls (m) S (%) Ke Saluran Terdekat Ke Saluran tc (menit) mm/jam Q Q
A (Ha) Lt (m) to (menit) Yang Ditinjau (m3/detik) (m3/detik)
(asumsi) (data) (asumsi) td (menit)

1 A 3.3 0.75 100 265 0.001 3.76 8.83 12.59 202.79 1.12 1.62
2 B 0.5 0.75 100 265 0.001 3.76 8.83 12.59 202.79 0.17 0.66
3 C 0.1 0.75 100 224 0.001 3.76 7.47 11.22 202.79 0.03 0.06
4 D 0.3 0.75 100 276 0.001 3.76 9.2 12.96 202.79 0.10 0.24
Sumber: Hasil Analisis Tim, 2014

Rona Lingkungan Hidup II - 14


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Gambar 2.4. Kondisi Sumur Gali dan Sistem Drainase di Sekitar Tapak Proyek

Rona Lingkungan Hidup II - 15


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

5. Fisiografi dan Geologi


a). Fisiografi
Fisiografi merupakan bentukan alami yang ada dipermukaan bumi, baik
disaratan, maupun dibawah permukaan air yang dibedakan berdasarkan
proses-proses pembentukan dan evolusinya. Komponen yang ditelaah meliputi
topografi bentukan lahan (morfologi), struktur geologi, jenis tanah, kelongsoran,
keunikan, kerawanan, bentuk lahan dan batuan secara geologis.
Berdasarkan peta rupabumi Indonesia Lembar Ujung Pandang (2010-
2054) skala 1:50.000 Edisi I 1991, secara regional fisiografi tapak proyek
rencana pengembangan Mall Panakkukang di Kelurahan Masale, Kota Makassar
merupakan wilayah pendataran dan sedimentasi dengan ketinggian asli ± 5
meter di atas muka laut. Dataran wilayah ini merupakan lembah 2 sungai, yaitu
sungai Jeneberang di selatan dan sungai Tallo di utara, dan kondisi sekarang
merupakan daerah terbangun padat. Daerah ini terbentuk karena proses fluvial
dari bahan endapan sungai purba dan sungai baru (resend an subresen) yang
kemudian terangkat di atas permukaan laut.

b). Geologi
Penelaahan kondisi geologi pada wilayah studi, baik permukaan maupun
bawah permukaan didasarkan pada data sekunder maupun primer hasil
pemboran inti dan sondir. Berdasarkan peta geologi lembar Ujung Pandang,
Benteng, dan Sinjai (Rab. Sukamto dan Supriatna, 1982), Daerah studi dan
sekitarnya ditutupi oleh jenis batuan Tersier dan Kuarter, yaitu batuan
gunungapi dan endapan alluvial. Urutannya dari muda ke tua sebagai berikut.
 Endapan Aluvial
Endapan alluvial terletak tidak selaras diatas batuan yang lebih tua
(batuan Formasi Camba), penyebarannya sangat tidak luas terutama
lokasi tapak proyek dan sekitarnya. Batuan ini terbentuk pada zaman
kuarter (alluvium) dan dalam geologi regional endapan alluvial sungai,
rawa dan pantai (Qac). Berdasarkan sifat fisik litlogi penyusun dan posisi

Rona Lingkungan Hidup II - 16


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

terdapatnya, endapan alluvial merupakan batuan termuda dikawasan ini.


Umumnya satuan batuan ini terdiri atas pasir kasar, pasir halus, lempung
dan liat, serta beberapa tempat ditemukan pecahan binatang laut.
 Batuan Gunungapi Baturape-Cindako
Batuan ini dijumpai didaerah sekitar Pampang, Kampus Unhas, Pannara
dan Antang. Batuannya terdiri dari lava dan breksi, dengan sisispan
sedikit tufa dan konglomerat bersusun basal, sebagian besar forfir
dengan fenokris piroksen besar-besar (hingga 1,0 cm), warnanya kelabu
tua kehijauan hingga hitam. Lava sebagian berkekar meniang dan
sebagian lagi berkekar lapis. Pada umumnya breksi andesit, dengan
semen fufa berbutir kasar sampai lapilli, banyak mengandung pecahan
piroksen. Batuan ini terbentuk pada Kala Plosen Akhir, dan dalam
Geologi Regional disebut sebagai Batuan Gunungapi Baturape-Cibdako
(Tpbv)
 Formasi Camba
Penyebaran Formasi Camba (Tmc) dijumpai di sekitar daerah Sero dan
Borong. Batuannya terdiri atas batuan sedimen laut berselingan dengan
batuan gunungapi, nerpasir tufa berselingan tufa, batupasir, dan
batulempung bersisipan napal, batu gamping, konglomerat dan breksi
gunungapi. Warnanya beraneka, yaitu coklat merah, kelabu muda sampai
hitam. Umumnya mengeras kuat, berlapis-lapis dengan tebal antara 4,0
cm hingga 100,0 cm. Batuan ini terbentuk pada kala Miosen Tengah.

c). Geologi Teknik


Lokasi tapak proyek rencana pengembangan Mall Panakkungang
merupakan daerah terbangun pada, oleh karena itu teknologi yang digunakan
untuk memepertimbangkan kondisi lingkungan sekitarnya. Sifat fisik dan
keterkaitan tanah dan batuan di tapak proyek meliputi kemantapan lereng
tanah dan daya dukung pondasi dari tanah serta batuan setempat. Untuk
mendapatkan data dan informasi yang akurat keadaan bawah tanah permukaan

Rona Lingkungan Hidup II - 17


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

(subsurface soil condition) pada tapak proyek maka telah dilakukan korelasi
dengan penyelidikan tanah di lapangan dengan data laboratorium 2 (dua) titik
sondir dan 2 (dua) titik pengeboran dalam. Adapun hasil penyelidikan tanah
berupa sondir dan boring ini dapat di lihat pada Tabel 2.13. Data lengkap sondir
dan boring disajikan dalan Laporan Penyelidikan Tanah pada tapak Proyek
Berlokasi di Jalan Boulevard (PT. Solefound Sakti, 2013). Gambar data hasil
boring dalam disajikan pada Gambar 2.5 dan Gambar 2.6.

Tabel 2.13. Keadaan Tanah Di Lokasi Rencana Pengembangan Mall


Panakkukang
Kedalaman
Deskripsi Tanah
(m-MT)
0.50 - 2.50 Terdapat lapisan silt lempung pasir : silt pasir, coklat kuning
abu-abu hitam, dengan batu kapur, konsistensi ‘stiff’ sampai
‘sangat stiff’
2.50 – 5.00 Terdapat lapisan lempung silt pasir, coklat : coklat abu-abu
hitam, dengan konsistensi ‘sedang’ dampai ‘lunak’
5.00 – 10.30 Terdapat lapisan lempung silt. Abu-abu coklat : abu-abu
hitam coklat kuning, dengan konsistensi ‘lunak’ sampai ‘stiff’
10.30 – 12.00 Terdapat lapisan silt lempung : silt lempung pasir, abu-abu
coklat : coklat abu-abu hijau hitam, dengan konsistensi ‘keras’
12.00 – 20.50 Terdapat lapisan cadas silt pasir, abu-abu hitam coklat,
dengan konsistensi ‘keras’
20.50 – 24.00 Terdapat lapisan cadas pasir dengan kerikil koral, hitam :
hitam coklat, dengan kepadatan ‘sangat padat’, diselingi
lapisan batukali abu-abu hitam, ‘sangat padat’
24.00 – 30.50 Terdapat lapisan cadas pasir dengan kerikil koral, hitam –
hitam coklat, dengan kepadatan ‘sangat padat’, dengan sedikit
batukali abu-abu hitam, ‘sangat padat’
Sumber : Laporan Penyelidikan Tanah Proyek Pengembangan Mall Panakkukang Berlokasi di
Jalan Boulevard. (PT. Solefound Sakti, 2013)

Rona Lingkungan Hidup II - 18


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Gambar 2.5. Boring Log dan Standard Penetration Test Tanah DB 1 di lokasi
tapak Proyek

Rona Lingkungan Hidup II - 19


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Gambar 2.6. Boring Log dan Standard Penetration Test Tanah DB 2 di lokasi
tapak Proyek

Rona Lingkungan Hidup II - 20


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

6. Ruang
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar Tahun 2005-
2015 yang dijelaskan dalam Perda No.6 Tahun 2006, dimana Kecamatan
Panakkukang merupakan kawasan pengembangan terpadu yang mencakup
Kawasan Pemukiman terpadu dan Kawasan Pendidikan tinggi Terpadu.
Rencana Pengembangan Kawasan Pemukiman secara bertahap dilengkapi
dengan sarana lingkungan yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat setempat berdasarkan standar fasilitas umum/fasilitas
sosial. Fasilitas umum dan fasilitas sosial terdiri ats fasilitas pendidikan,
kesehatan, peribadatan, olahraga/kesenian/rekreasi, pelayanan pemerintahan,
bina sosial, perbelanjaan/niaga dan transportasi.
Berdasarkan hasil survei pengamatan pada wilayah studi, maka
diperoleh kondisi pemanfaatan ruang pada wilayah di sekitar lokasi rencana
pengembangan Mall Panakkukang sebagaimana pada Gambar 2.7
memperlihatkan bahwa wilayah studi merupakan tata guna lahan yang sudah
mapan dan termasuk kategori tata guna lahan yang kompleks, padat dan ramai
serta mempunyai potensi bangkitan dan tarikan pergerakan lalu lintas yang
cukup tinggi. Dalam hal ini, wilayah studi didominasi oleh tata guna lahan
berupa Rumah Toko (Ruko), Rumah Kantor (Rukan), Pusat Perbelanjaan (Mall),
Hotel, dan Rumah Makan/Restauran serta tempat hiburan (rumah
bernyanyi/karaoke). Kondisi tata guna lahan eksisiting pada wilayah studi saat
ini sangat mempengaruhi kapasitas ruas dan persimpangan jalan yang terdapat
di wilayah studi.

Rona Lingkungan Hidup II - 21


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Gambar 2.7. Kondisi Pemanfaatan Ruang pada Wilayah Sekitar Lokasi Rencana Pengembangan Mall Panakkukang

Rona Lingkungan Hidup II - 22


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

7. Transportasi
a). Tipe dan Kondisi Geometrik Jalan
Berdasarkan survei kondisi tipe dan geometrik jalan pada ruas Jalan
Boulevard, Jalan Pengayoman, Jalan Bougenville dan Jalan Adyaksa, maka
diperoleh kondisi geometrik penampang melintang ruas jalan sebagaimana
disajikan pada Tabel 2.14 dan Gambar 2.8.

Tabel 2.14. Kondisi Geometrik Penampang Melintang Ruas Jalan


Sisi Sisi Rata-
Nama Jalan Uraian Total
A B Rata
Lebar lajur lalu lintas rata-rata (m) 13 17 30 15
Kereb (K) atau Bahu Jalan (B) B K - -
Jalan Jarak Kereb – Penghalang (m) - 3.5 3.5 1.75
Boulevard Lebar efektif bahu (dalm + luar) (m) 2 3.5 5.5 2.75
Bukaan Median (Tidak ada, Sedikit, Banyak) Ada (sedikit)
Lebar Median (m) 3.3
Lebar lajur lalu lintas rata-rata (m) 8 8 18 9
Kereb (K) atau Bahu Jalan (B) B B - -
Jalan Jarak Kereb – Penghalang (m) - - - -
Pengayoman Lebar efektif bahu (dalm + luar) (m) 3.5 2 5.5 2.75
Bukaan Median (Tidak ada, Sedikit, Banyak) Ada (sedikit)
Lebar Median (m) 3
Lebar lajur lalu lintas rata-rata (m) 6.5 6.5 13 6.5
Kereb (K) atau Bahu Jalan (B) K K - -
Jalan Jarak Kereb – Penghalang (m) 1 1 2 1
Bougenville Lebar efektif bahu (dalm + luar) (m) 1 1 2 1
Bukaan Median (Tidak ada, Sedikit, Banyak) Ada (sedikit)
Lebar Median (m) 1
Lebar lajur lalu lintas rata-rata (m) 8 8 16 8
Kereb (K) atau Bahu Jalan (B) K K - -
Jalan Jarak Kereb – Penghalang (m) 1 1 2 1
Adyaksa Lebar efektif bahu (dalm + luar) (m) 1 1 2 1
Bukaan Median (Tidak ada, Sedikit, Banyak) tidak ada
Lebar Median (m) -
Sumber: Hasil Survey, Juni 2014.

Rona Lingkungan Hidup II - 23


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Gambar 2.8. Kondisi Geometrik Penampang Melintang Masing-Masing Ruas Jalan

Rona Lingkungan Hidup II - 24


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Pada Tabel 2.13 dan Gambar 2.8 menunjukkan bahwa ruas jalan yang
diamati umumnya mempunyai lebar yang sesuai dengan standar jalan nasional.
Untuk ruas jalan Boulevard termasuk pada tipe jalan 2 arah 6 lajur dengan
median (6/2D), dengan lebar badan jalan adalah 30 m dan dipisahkan median
selebar 3.3 m, dimana lebar lajur per-arah sebesar 5 m dan lebar bahu jalan
sebesar 1.75 m. Untuk jalan Pengayoman termasuk pada tipe jalan 2 arah 4 lajur
dengan median (4/2D), dengan lebar badan jalan adalah 18 m dan dipisahkan
median selebar 3 m, dimana lebar lajur per-arah sebesar 4 m dan lebar bahu
jalan sebesar 2.75 m. Untuk jalan Bougenville termasuk pada tipe jalan 2 arah 4
lajur dengan median (4/2D), dengan lebar badan jalan adalah 13 m dan
dipisahkan median selebar 1 m, dimana lebar lajur per-arah sebesar 3.25 m dan
lebar bahu jalan sebesar 1 m. Sedangkan untuk jalan Adyaksa termasuk dalam
tipe jalan 2 Arah 4 Lajur tanpa median (4/2UD), dengan lebar badan jalan
adalah 16 m, dimana lebar lajur per-arah sebesar 4 m dan lebar bahu jalan
sebesar 1 m.

b). Kondisi Sirkulasi Lalu Lintas


Hasil survei kondisi pergerakan dan arah lalu lintas pada ruas jalan dan
persimpangan di sekitar wilayah studi disajikan pada Gambar 2.9. Gambar ini
memperlihatkan bahwa terdapat banyak titik konflik arah pergerakan lalu
lintas pada keempat persimpangan yang terdapat di lokasi studi.

Rona Lingkungan Hidup II - 25


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Gambar 2.9. Kondisi Sirkulasi Arus Lalu Lintas pada Lokasi Studi

Rona Lingkungan Hidup II - 26


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

c). Kapasitas Ruas Jalan.


1). Kondisi Hambatan Samping
Kondisi hambatan samping pada suatu ruas jalan merupakan salah satu
faktor yang menentukan besaran kapasitas ruas jalan. Berdasarkan hasil
survei pengamatan di masing-masing ruas jalan, maka kondisi hambatan
samping pada masing-masing ruas jalan tersebut disajikan secara visual pada
Gambar 2.10. Hambatan samping yang tinggi terjadi karena sekitar ruas jalan
merupakan pusat aktifitas bisnis dan perdagangan di kota Makassar, selain
itu kondisi hambatan samping pada masing-masing ruas jalan sangat
ditentukan oleh frekuensi kendaraan parkir pada sisi kiri-kanan ruas jalan.

Gambar 2.10. Visualisasi Kondisi Hambatan Samping Pada Ruas Jalan

Rona Lingkungan Hidup II - 27


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

2). Kecepatan Arus Bebas


Kondisi kecepatan arus bebas berdasarkan faktor hambatan samping pada
masing-masing ruas jalan disajikan secara tabelaris sebagaimana pada tabel
berikut ini.

Tabel 2.15. Kecepatan Arus Bebas Pada Ruas Jalan Boulevard


Faktor
Kecepat Faktor
penyesua Kecepat
an arus Penyesuaian
Arah ian untuk FVo + an arus
bebas
Pergera lebar FVw Hambatan Ukuran bebas FV
Nama Jalan dasar FVo
kan lalu jalur FVw (2)+(3) samping Kota (4)x(5)x
Tabel B.
Lintas Tabel B. (km/jam) FFVsp FFVcs (6)
1:1
2:1 Tabel B. Tabel B. (km/Jam)
(km/jam)
(km/jam) 3:1 atau 2 4:1
1 2 3 4 5 6 7
Jalan Arah 1 57 4 61 1.02 1 62.22
Boulevard Arah 2 57 4 61 0.99 1 60.39
Jalan Arah 1 55 4 59 1.02 1 60.18
Pengayoman Arah 2 55 4 59 1.02 1 60.18
Jalan Arah 1 55 -2 53 0.95 1 50.35
Bougenville Arah 2 55 -2 53 0.95 1 50.35
Arah 1 51 4 55 0.93 1 51.15
Jalan Adyaksa Arah 2 51 4 55 0.93 1 51.15
Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun, 2014

Pada tabel diatas memperlihatkan bahwa nilai kecepatan arus bebas


sepanjang periode puncak lalu lintas pada ruas Jalan Boulevard adalah
sebesar 62.2 km/jam untuk arah 1 dan 60,39 km/jam untuk arah 2. Untuk
ruas Jalan Pengayoman adalah sebesar 60.18 km/jam untuk arah 1 dan arah
2. Untuk ruas Jalan Bougenville adalah sebesar 50.35 km/jam untuk arah 1
dan arah 2. Sedangkan untuk ruas Jalan Adyaksa adalah sebesar 51.15
km/jam untuk arah 1 dan arah 2.

3). Kapasitas Ruas


Kapasitas masing-masing ruas jalan disajikan pada Tabel 2.16. Pada tabel ini
memperlihatkan bahwa nilai kapasitas ruas jalan ditentukan dengan
mempertimbangkan berbagai faktor penyesuaian seperti lebar lajur (FCw),
pemisahan arah (FCsp), hambatan samping (FCsf), dan ukuran kota (FCcs).

Rona Lingkungan Hidup II - 28


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.16. Kapasitas Ruas Jalan Boulevard


Faktor Penyesuaian Untuk Kapasitas
Kapasitas Pemi Ham Kapasitas C
Arah Lebar Ukur
Dasar Co sahan batan Smp/jam
Pergerakan Lajur an Kota
Nama Jalan Tabel Arah Samping (2)x(3)
Arus Lalu FCw FCcs
C. 1:1 FCsp FCsf x(4)X
Lintas Tabel Tabel
(smp/jam) Tabel Tabel (5)x(6)
C. 2:1 C 5:1
C. 3:1 C 4:1
1 2 3 4 5 6 7.00
Jalan Arah 1 4950 1.08 1 0.98 1 5239.08
Bouleravd Arah 2 4950 1.08 1 0.98 1 5239.08
Jalan Arah 1 3300 1.08 1 0.98 1 3492.72
Pengayoman Arah 2 3300 1.08 1 0.98 1 3492.72
Jalan Arah 1 3300 0.96 1 0.96 1 3041.28
Bougenville Arah 2 3300 0.96 1 0.96 1 3041.28
Arah 1 3000 1.09 1 0.95 1 3106.50
Jalan Adyaksa
Arah 2 3000 1.09 1 0.95 1 3106.50
Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun, 2014

d). Volume dan Komposisi Arus Lalu Lintas


Rona lalu lintas yang dideskripsikan pada studi meliputi kondisi volume
lalu lintas dalam satuan mobil penumpang/jam (smp/jam). Volume lalu lintas
pada masing-masing ruas jalan diamati pada hari kerja dan hari libur selama 14
jam, dari pukul 08.00 hingga pukul 22.00. Adapun hasil pengamatan setelah
dilakukan analisis disajikan kedalam Tabel 2.17. Berdasarkan hasil survei
pengamatan kondisi arus lalu lintas yang selanjutnya dapat diperoleh gambaran
volume dan komposisi lalu lintas kendaraan bermotor yang melintas pada
masing-masing ruas jalan setelah di konversi kedalam satuan smp/jam.
sebagaimana tersaji dalam Tabel 2.17

Rona Lingkungan Hidup II - 29


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.17. Volume Arus Lalu Lintas Pada Masing-Masing Ruas Jalan
Volume Lalu Lintas Hari Libur (Smp/Jam)
Pengamatan
Jln Boulevard Jln Pengayoman Jln Bougenville Jln Adyaksa
Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2
08.00 - 09.00 1356.80 1244.30 541.20 766.60 526.40 517.20 621.10 625.80
09.00 - 10.00 1431.10 1369.00 584.20 872.60 584.20 584.20 690.20 698.10
10.00 - 11.00 1421.60 1453.30 1135.20 907.80 609.80 665.70 632.60 531.40
11.00 - 12.00 1464.90 1410.10 1231.70 1109.20 704.70 861.60 879.00 680.00
12.00 - 13.00 1600.75 1656.15 1328.83 1182.13 736.95 899.03 874.10 778.25
13.00 - 14.00 1736.60 1902.20 1425.95 1255.05 769.20 936.45 869.20 876.50
14.00 - 15.00 1954.38 1887.00 1462.55 1268.20 776.95 937.10 1042.30 1041.90
15.00 - 16.00 2097.03 2139.95 1464.05 1255.45 812.30 935.55 1111.30 1130.70
16.00 - 17.00 2453.98 2313.68 1595.60 1594.75 1014.90 1003.75 901.60 1103.70
17.00 - 18.00 2406.18 2440.65 1625.05 1595.90 1034.00 1052.85 987.00 1179.90
18.00 - 19.00 2285.87 2318.62 1527.55 1500.15 930.60 947.57 937.65 1120.91
19.00 - 20.00 2208.58 2082.31 1436.04 1435.28 862.67 853.19 811.44 993.33
20.00 - 21.00 1677.62 1711.96 1098.04 941.59 649.84 748.44 944.61 961.10
21.00 - 22.00 1563.50 1509.60 950.66 824.33 543.87 655.97 729.61 781.43
RATA-RATA 1832.78 1817.06 1243.33 1179.22 754.03 828.47 859.41 893.07
MAKSIMUM 2453.98 2440.65 1625.05 1594.75 1034.00 1052.85 1111.30 1179.90
MINIMUM 1356.80 1244.30 541.20 766.60 526.40 517.20 621.10 625.80

Volume Lalu Lintas Hari Kerja (Smp/Jam)


Pengamatan
Jln Boulevard Jln Pengayoman Jln Bougenville Jln Adyaksa
Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2
08.00 - 09.00 1415.80 1227.60 802.00 767.20 557.20 749.00 616.30 739.50
09.00 - 10.00 1512.00 1290.40 994.50 978.50 699.20 994.40 751.60 833.90
10.00 - 11.00 1375.40 1427.90 1295.65 1059.20 887.50 1024.50 780.20 1102.00
11.00 - 12.00 1517.90 1542.90 1331.65 1164.40 889.50 1024.25 780.10 1070.10
12.00 - 13.00 1628.80 1526.36 1331.63 1208.25 904.25 1033.50 777.35 1069.40
13.00 - 14.00 1739.70 1509.83 1331.60 1252.10 919.00 1042.75 774.60 1068.70
14.00 - 15.00 1885.60 1609.00 1388.85 1277.45 841.65 1077.30 791.10 1095.90
15.00 - 16.00 1947.70 2002.70 1548.85 1390.95 844.00 1034.50 908.00 1244.70
16.00 - 17.00 2160.10 2024.00 1529.55 1589.85 887.50 1114.35 1019.20 1367.80
17.00 - 18.00 2023.25 1932.13 1701.90 1584.15 917.15 1162.55 1036.10 1427.40
18.00 - 19.00 1922.09 1835.52 1599.79 1489.10 825.44 1046.30 984.30 1356.03
19.00 - 20.00 1944.09 1821.60 1376.60 1430.87 754.38 947.20 917.28 1231.02
20.00 - 21.00 1558.16 1602.16 1161.64 1043.21 675.20 827.60 771.80 1058.00
21.00 - 22.00 1508.48 1287.20 902.75 830.34 589.16 754.11 593.33 821.93
RATA-RATA 1724.22 1617.09 1306.92 1218.97 799.37 988.02 821.52 1106.17
MAKSIMUM 2160.10 2024.00 1701.90 1589.85 919.00 1162.55 1036.10 1427.40
MINIMUM 1415.80 1227.60 802.00 767.20 557.20 749.00 593.33 739.50
Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun, 2014

Rona Lingkungan Hidup II - 30


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Secara keseluruhan, fenomena kondisi volume lalu lintas selama 14 jam


menunjukkan bahwa jam-jam puncak terjadi pada sore hingga petang hari
dengan jumlah volume kendaraan relatif sama dikedua arah pada masing-
masing ruas jalan. Dengan kondisi tertinggi terjadi rata-rata pada periode 17.00
– 19.00, baik itu pada hari kerja maupun pada hari libur. Akan tetapi jumlah
kendaraan yang melintas pada masing-masing ruas jalan lebih banyak pada hari
libur daripada hari kerja. Hal ini disebabkan karena di jalan Boulevard,
Pengayoman, Bougenville dan Adyaksa terdapat aktifitas perdagangan, bisnis,
entertain, hiburan dan pusat perbelanjaan ditambah dengan aktifitas
masyarakat pada wilayah sekitarnya yang menyebabkan timbulnya pergerakan
lalu lintas yang signifikan pada hari libur dibandingkan dengan hari kerja,
walaupun perbedaannya tidak terlampau jauh.
Volume lalu lintas masing-masing ruas jalan yang diamati menunjukkan
pola yang tidak konstan dari waktu ke waktu. Cenderung rendah dipagi hari
kemudian meningkat hingga mencapai jam puncaknya pada petang hari dan
kembali mengalami penurunan pada malam hari. Hal ini menunjukkan adanya
pengaruhi aktifitas sekitar yang cenderung berfluktuasi yang menyebabkan
kendaraan yang melintasi masing-masing ruas jalan ini berfluktuasi pula.
Gambaran pola pergerakan lalu lintas di beberapa ruas jalan yang telah
disurvey di sajikan pada Gambar 2.11 dan 2.12 berikut ini.

Rona Lingkungan Hidup II - 31


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Gambar 2.11. Pola Pergerakan Lalu Lintas Pada Hari Libur

Gambar 2.12. Pola Pergerakan Lalu Lintas Pada Hari Kerja

Rona Lingkungan Hidup II - 32


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

e). Derajat Kejenuhan Lalu Lintas


Tingkat pelayanan jaringan jalan yang ditunjukkan oleh nilai DS (derajat
kejenuhan). Berdasarkan hasil analisis data-data kondisi geometrik, kapasitas
jalan dan volume lalu lintas pada masing-masing ruas jalan, dengan
mempergunakan metode analisis dalam MKJI 1997, maka diperoleh kinerja
perilaku derajat kejenuhan (DS) lalu lintas pada masing-masing ruas jalan. Hasil
analisis penentuan nilai-nilai derajat kejenuhan lalu lintas ini disajikan dalam
Tabel 2.18. berikut ini.
Berdasarkan tabel tersebut, memperlihatkan tingkat pelayanan jaringan
jalan pada umumnya berada pada kategori A dan B dimana kondisi arus
lalulintasnya bebas antara satu kendaraan dengan kendaraan lainnya, kecuali
pada jam-jam puncak. Dengan demikian berdasarkan nilai derajat kejenuhan
lalu lintas pada masing-masing ruas jalan dapat dikategorikan pada kondisi
kinerja lalu lintas yang masih baik.

Tabel 2.18. Derajat Kejenuhan Lalu Lintas Pada Masing-Masing Ruas Jalan
Derajat Kejenuhan (DS) Hari Libur
Pengamatan
Jln Boulevard Jln Pengayoman Jln Bougenville Jln Adyaksa
Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2
08.00 - 09.00 0.26 0.24 0.15 0.22 0.17 0.17 0.20 0.20
09.00 - 10.00 0.27 0.26 0.17 0.25 0.19 0.19 0.22 0.22
10.00 - 11.00 0.27 0.28 0.33 0.26 0.20 0.22 0.20 0.17
11.00 - 12.00 0.28 0.27 0.35 0.32 0.23 0.28 0.28 0.22
12.00 - 13.00 0.31 0.32 0.38 0.34 0.24 0.30 0.28 0.25
13.00 - 14.00 0.33 0.36 0.41 0.36 0.25 0.31 0.28 0.28
14.00 - 15.00 0.37 0.36 0.42 0.36 0.26 0.31 0.34 0.34
15.00 - 16.00 0.40 0.41 0.42 0.36 0.27 0.31 0.36 0.36
16.00 - 17.00 0.47 0.44 0.46 0.46 0.33 0.33 0.29 0.36
17.00 - 18.00 0.46 0.47 0.47 0.46 0.34 0.35 0.32 0.38
18.00 - 19.00 0.44 0.44 0.44 0.43 0.31 0.31 0.30 0.36
19.00 - 20.00 0.42 0.40 0.41 0.41 0.28 0.28 0.26 0.32
20.00 - 21.00 0.32 0.33 0.31 0.27 0.21 0.25 0.30 0.31
21.00 - 22.00 0.30 0.29 0.27 0.24 0.18 0.22 0.23 0.25
RATA-RATA 0.35 0.35 0.36 0.35 0.25 0.27 0.28 0.29
Kategori B B B B A A A A

Rona Lingkungan Hidup II - 33


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Derajat Kejenuhan (DS) Hari Kerja


Pengamatan
Jln Boulevard Jln Pengayoman Jln Bougenville Jln Adyaksa
Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2
08.00 - 09.00 0.27 0.23 0.23 0.22 0.18 0.25 0.20 0.24
09.00 - 10.00 0.29 0.25 0.28 0.28 0.23 0.33 0.24 0.27
10.00 - 11.00 0.26 0.27 0.37 0.30 0.29 0.34 0.25 0.35
11.00 - 12.00 0.29 0.29 0.38 0.33 0.29 0.34 0.25 0.34
12.00 - 13.00 0.31 0.29 0.38 0.35 0.30 0.34 0.25 0.34
13.00 - 14.00 0.33 0.29 0.38 0.36 0.30 0.34 0.25 0.34
14.00 - 15.00 0.36 0.31 0.40 0.37 0.28 0.35 0.25 0.35
15.00 - 16.00 0.37 0.38 0.44 0.40 0.28 0.34 0.29 0.40
16.00 - 17.00 0.41 0.39 0.44 0.46 0.29 0.37 0.33 0.44
17.00 - 18.00 0.39 0.37 0.49 0.45 0.30 0.38 0.33 0.46
18.00 - 19.00 0.37 0.35 0.46 0.43 0.27 0.34 0.32 0.44
19.00 - 20.00 0.37 0.35 0.39 0.41 0.25 0.31 0.30 0.40
20.00 - 21.00 0.30 0.31 0.33 0.30 0.22 0.27 0.25 0.34
21.00 - 22.00 0.29 0.25 0.26 0.24 0.19 0.25 0.19 0.26
RATA-RATA 0.33 0.31 0.37 0.35 0.26 0.32 0.26 0.36
Kategori A A B B A A A B
Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun, 2014

f). Kondisi Perparkiran


Pengendalian parkir merupakan alat manajemen kebutuhan lalu lintas
yang biasa digunakan untuk mengendalikan kendaraan yang akan menuju suatu
kawasan ataupun perkantoran tertentu sehingga dapat diharapkan akan terjadi
peningkatan kinerja lalu lintas di kawasan tersebut. Kondisi perparkiran
disekitar lokasi terdiri atas parkir pada badan jalan (on street parking) dan
parkir pada lokasi yang telah disediakan (off street parking). Beberapa
bangunan yang menyebabkan bangkitan dan tarikan lalu lintas menyediakan
tempat parkir (off street parking) termasuk Mall Panakkukang namun beberapa
bangunan tidak memiliki tempat parkir sehingga menggunakan badan jalan
sebagai tempat parkir (on street parking).
Selain itu beberapa bangunan (eks ruko) disekitar wilayah studi
digunakan sebagai tempat parkir (off street parking) terutuma untuk kendaraan
roda dua. Hal ini dilakukan untuk kendaraan roda yang tidak menggunakan
parkiran Mall sebagai tempat parkir (terutama para karyawan/karyawati Mall).

Rona Lingkungan Hidup II - 34


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Kondisi ini sebagai akibat dari penggunaan tarif progressif sehingga sangat
membebani pengguna kendaraan jika melakukan parkir di kawasan Mall.
Kondisi ini menyebabkan penumpukan kendaraan hingga ke badan jalan (on
street parking).
Kondisi perparkiran di sekitar Mall Panakkukang ini disajikan pada
gambar berikut.

Gambar 2.13. Kondisi Perparkiran di Sekitar Lokasi Kegiatan

Rona Lingkungan Hidup II - 35


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Jumlah kendaraan (mobil) yang melakukan parkir di mall Panakkukang


selama sebulan (bulan juni 2014) disajikan pada Tabel 2.19. Dari tabel tersebut
terlihat bahwa rata – rata jumlah kendaraan yang parkir sebanyak 4.214 unit
untuk hari Minggu, 4.619 unit untuk hari sabtu dan 3.207 unit kendaraan pada
hari Senin – Jumat.

Tabel 2.19. Jumlah kendaraan (Mobil) yang Parkir Di Mall Panakkukang


Jumlah Rata - Jumlah Rata -
Tanggal Hari Tanggal Hari
parkir rata/jam parkir rata/jam
1/6/2014 Minggu 4245 283 16/6/2014 Senin 3013 201
2/6/2014 Senin 2620 175 17/6/2014 Selasa 3336 222
3/6/2014 Selasa 2873 192 18/6/2014 Rabu 3238 216
4/6/2014 Rabu 2872 191 19/6/2014 Kamis 3370 225
5/6/2014 Kamis 2846 190 20/6/2014 Jumat 3518 235
6/6/2014 Jumat 3091 206 21/6/2014 Sabtu 4802 320
7/6/2014 Sabtu 4266 284 22/6/2014 Minggu 4506 300
8/6/2014 Minggu 4337 289 23/6/2014 Senin 3152 210
9/6/2014 Senin 2682 179 24/6/2014 Selasa 3611 241
10/6/2014 Selasa 2708 181 25/6/2014 Rabu 3962 264
11/6/2014 Rabu 2943 196 26/6/2014 Kamis 4177 278
12/6/2014 Kamis 3120 208 27/6/2014 Jumat 4374 292
13/6/2014 Jumat 3327 222 28/6/2014 Sabtu 4813 321
14/6/2014 Sabtu 4596 306 29/6/2014 Minggu 3577 238
15/6/2014 Minggu 4403 294 30/6/2014 Senin 2517 168
Sumber : PT. Margamas Indah Development, Juni 2014

Dari jumlah kendaraan yang parkir tersebut, akumulasi parkir disajikan


pada Gambar 2.14. Dari gambar tersebut terlihat bahwa hari Sabtu dan Minggu
memiliki akumulasi parkir yang cenderung berbeda dengan hari lainnya (hari
kerja). Akumulasi parkir untuk kedua hari tersebut dapat mencapai 950 unit
kendaraan dalam periode waktu. Untuk hari Sabtu, kendaraan yang parkir
dalam periode 16.00 – 22.00 rata – rata 900 unit. Dengan kapasitas parkir yang
tersedia sebanyak 1.000 unit/persatuan waktu maka pada rentang waktu
tersebut tingkat penggunaan tepat parkir mencapai 90 %. Sementara jumlah
kendaraan (motor) yang parkir di Mall Panakukng selama sebulan (Juni 2014)
disajikan pada Tabel 2.20. Dari tabel tersebut terlihat bahwa rata – rata jumlah
kendaraan yang parkir sebanyak 3.126 unit untuk hari Minggu, 3.666 unit untuk
hari sabtu dan 3.207 unit kendaraan pada hari Senin – Jumat.

Rona Lingkungan Hidup II - 36


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Gambar 2.14. Akumulasi parkir Kendaraan (Mobil) di Mall Panakkukang

Tabel 2.20. Jumlah kendaraan (Motor) yang Parkir Di Mall Panakkukang


Jumlah Rata - Jumlah Rata -
Tanggal Hari Tanggal Hari
parkir rata/jam parkir rata/jam
1/6/2014 Minggu 2801 187 16/6/2014 Senin 3121 208
2/6/2014 Senin 2914 194 17/6/2014 Selasa 3352 223
3/6/2014 Selasa 3094 206 18/6/2014 Rabu 3154 210
4/6/2014 Rabu 3094 206 19/6/2014 Kamis 3107 207
5/6/2014 Kamis 3146 210 20/6/2014 Jumat 3055 204
6/6/2014 Jumat 3118 208 21/6/2014 Sabtu 3931 262
7/6/2014 Sabtu 3372 225 22/6/2014 Minggu 3220 215
8/6/2014 Minggu 3384 226 23/6/2014 Senin 3235 216
9/6/2014 Senin 2951 197 24/6/2014 Selasa 3327 222
10/6/2014 Selasa 2150 143 25/6/2014 Rabu 3947 263
11/6/2014 Rabu 3176 212 26/6/2014 Kamis 3897 260
12/6/2014 Kamis 3052 203 27/6/2014 Jumat 4191 279
13/6/2014 Jumat 3051 203 28/6/2014 Sabtu 3827 255
14/6/2014 Sabtu 3532 235 29/6/2014 Minggu 2843 190
15/6/2014 Minggu 3383 226 30/6/2014 Senin 2897 193
Sumber : PT. Margamas Indah Development, Juni 2014

Rona Lingkungan Hidup II - 37


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Dari jumlah kendaraan yang parkir tersebut, akumulasi parkir disajikan


pada Gambar 2.15. Dari gambar tersebut terlihat bahwa hanya Minggu memiliki
akumulasi parkir yang cenderung berbeda dengan hari lainnya. Akumulasi
parkir untuk Minggu tersebut dapat mencapai 1.230 unit kendaraan pada jam
14.00 – 15.00. Dengan kapasitas parkir yang tersedia sebanyak 2.000
unit/persatuan waktu maka pada rentang waktu tersebut tingkat penggunaan
tepat parkir mencapai 61,5 %.

Gambar 2.15. Akumulasi parkir Kendaraan (Motor) di Mall Panakkukang

Dari data juga diperoleh persentase lama parkir untuk kendaraan (motor
dan mobil) di Mall Panakkukang disajikan pada Tabel 2.21. Tabel tersebut
menunjukkan bahwa lama kendaraan yang parkir di mall rata – rata 110 menit
(1 jam 50 menit) untuk mobil dan 113 menit ( 1 jam 53 menit) untuk motor.

Rona Lingkungan Hidup II - 38


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.21. Persentase Lama Parkir Kendaraan di Mall Panakkukang


Lama parkir Persentase (%)
NO
Menit Jam Mobil Motor
1 < 30 < 0.5 8.3 2.4
2 30-60 0.5-1.0 12.5 8.1
3 61-90 1.0-1.5 16.7 19.6
4 91-120 1.5-2.0 20.8 31.5
5 121-150 2.0-2.5 16.7 16.9
6 151-180 2.5-3.0 12.5 12.3
7 181-210 3.0-3.5 8.3 7.1
8 211-240 3.5-4.0 4.2 2.1
Sumber : PT. Margamas Indah Development, Juni 2014

g). Pengunjung Mall


Pencatatan pengunjung mall Panakkukang dilakukan disetiap pintu
masuk. Terdapat 6 pintu masuk ke area Mall Panakkukang. Jumlah pengunjung
mall Panakkukang selama sebulan (Juni 2014) disajikan pada Tabel 2.22. Pada
tabel tersebut terlihat bahwa jumlah kunjungan mall pada hari sabtu dan
Minggu rata – rata mencapai 92.300 – 103.000 orang/hari. Sementara pada hari
lain senin hingga Jumat (hari kerja) jumlah kunjungan rata – rata 49.500
orang/hari. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pengunjung mall pada hari libur
(sabtu dan minggu) dua kali lebih banyak dari pada hari kerja (senin hingga
jumat).

Rona Lingkungan Hidup II - 39


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.22. Jumlah Pengunjung Mall Panakkukang Selama Bulan Juni 2014
WAKTU LOKASI PINTU
NO Total
HARI TANGGAL 1 2 3 4 5 6
1 Minggu 01-06-14 27,643 29,866 8,754 17,659 6,588 22,598 113,108
2 Senin 02-06-14 15,498 17,509 4,387 6,592 2,409 6,587 52,982
3 Selasa 03-06-14 14,770 16,440 4,098 8,326 3,098 5,524 52,256
4 Rabu 04-06-14 16,693 18,003 5,383 7,609 2,449 7,439 57,576
5 Kamis 05-06-14 17,590 18,632 4,176 9,072 3,769 6,432 59,671
6 Jum'at 06-06-14 16,598 19,954 5,009 9,854 4,387 6,098 61,900
7 Sabtu 07-06-14 21,732 24,965 5,499 12,870 5,033 18,732 88,831
8 Minggu 08-06-14 25,984 27,609 6,598 14,387 5,874 20,954 101,406
9 Senin 09-06-14 14,387 14,332 3,769 5,487 3,093 3,290 44,358
10 Selasa 10-06-14 13,992 13,234 3,092 4,372 2,769 3,329 40,788
11 Rabu 11-06-14 12,883 15,099 4,782 4,521 3,309 2,689 43,283
12 Kamis 12-06-14 15,493 14,387 5,209 6,590 2,209 3,398 47,286
13 Jum'at 13-06-14 16,509 19,853 4,772 5,498 3,298 6,509 56,439
14 Sabtu 14-06-14 23,821 27,688 5,789 10,439 5,482 19,884 93,103
15 Minggu 15-06-14 27,690 29,043 7,003 13,287 6,041 21,769 104,833
16 Senin 16-06-14 9,424 11,287 3,659 5,488 2,438 2,198 34,494
17 Selasa 17-06-14 8,599 12,098 3,097 4,669 2,549 2,309 33,321
18 Rabu 18-06-14 12,863 13,287 4,219 5,369 3,032 3,109 41,879
19 Kamis 19-06-14 14,871 15,732 4,655 5,398 3,187 4,431 48,274
20 Jum'at 20-06-14 17,696 18,445 4,984 7,201 3,098 5,098 56,522
21 Sabtu 21-06-14 21,693 23,194 5,259 9,865 4,327 18,540 82,878
22 Minggu 22-06-14 24,798 26,499 6,554 12,665 5,609 20,854 96,979
23 Senin 23-06-14 10,882 11,501 3,298 5,498 3,904 2,984 38,067
24 Selasa 24-06-14 11,096 11,940 4,782 5,729 3,674 4,487 41,708
25 Rabu 25-06-14 13,941 14,883 4,902 6,034 3,298 6,409 49,467
26 Kamis 26-06-14 15,498 17,228 5,138 7,448 4,297 5,488 55,097
27 Jum'at 27-06-14 20,571 23,094 5,330 8,540 4,300 12,854 74,689
28 Sabtu 28-06-14 27,554 29,120 7,298 12,055 6,392 21,854 104,273
29 Minggu 29-06-14 26,590 27,993 6,044 13,854 4,879 19,854 99,214
30 Senin 30-06-14 9,763 12,832 4,089 7,943 2,588 2,798 40,013

TOTAL BULAN INI 527,122 575,747 151,628 254,319 117,380 288,499 1,914,695
TOTAL BULAN LALU 598,391 676,794 198,894 373,138 144,635 393,198 2,385,050
SELISIH +/- (71,269) (101,047) (47,266) (118,819) (27,255) (104,699) (470,355)
Sumber : PT. Margamas Indah Development, Juni 2014
catatan :
1 Pintu Utara 4 Pintu Timur
2 Pintu Selatan 5 Pintu Selatan Luar
3 Pintu Barat 6 Pintu Jembatan PS/PM

Rona Lingkungan Hidup II - 40


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Sarana transportasi yang digunakan oleh pengunjung mall terdiri atas


motor, mobil (pribadi), angkutan umum (Pete-pete), Bentor, Taksi dan jalan
kaki. Prosentase sarana transportasi yang digunakan pengunjung mall disajikan
pada Tabel 2.23. Dari tabel tersebut jenis trasnporasi yang digunakan untuk
mall didominasi oleh Motor, angkutan umum (pete – pete) dan angkutan pribadi
(mobil).

Tabel 2.23. Sarana Transportasi yang di Gunakan Ke Mall Panakkukang


Jumlah
No Alat Transportasi Prosentasi (%)
Responden (org)
1 Motor 31 26
2 Mobil Pribadi 23 19
3 Angkutan Umum (pete – pete) 29 24
4 Bentor 15 13
5 Taksi 13 11
6 Jalan Kaki 9 8
Total 120 100
Sumber : Hasil Olahan Tim, 2014

h). Kecelakaan Lalu Lintas


Buruknya prasarana dan sarana lalu lintas serta tidak tertibnya perilaku
para pengendara menjadi salah satu penyebab tingginya kecelakaaan lalu lintas.
Berdasarkan data dari Ditlantas Polda Sulawesi Selatan tentang kasus
kecelakaan lalu-lintas di ruas jalan kota Makassar pada tahun 2012
memperlihatkan angka yang cukup tinggi. Dalam data tersebut terlihat bahwa
pada tahun 2012, jumlah kecelakaan lalu lintas mencapai 1051 kasus dengan
korban meninggal 142 orang, luka berat 294 orang dan luka ringan 991 orang.
Jumlah kerugian akibat kecelakaan lalu lintas ini mencapai Rp.1.738.71.000.
Kondisi kecelakaan lalu lintas di kota Makassar cederung meningkat dari tahun-
tahun sebelumnya. Adapun rekapitulasi jumlah kecelakaan lalu lintas di kota
Makassar sepanjang tahun 2012 disajikan dalam Tabel 2.24 berikut.

Rona Lingkungan Hidup II - 41


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.24. Rekapitulasi jumlah kecelakaan di ruas Jalan kota Makassar


sepanjang tahun 2012
Jumlah Korban Luka Luka Kerugian
Bulan
Kasus Meninggal Berat Ringan (Rp.)
Januari 64 10 18 63 72.620.000
Februari 35 5 15 21 85.670.000
Maret 58 7 9 42 129.030.000
April 157 20 78 226 265.880.000
Mei 95 19 22 83 119.700.000
Juni 84 14 17 74 91.900.000
Juli 105 12 19 54 189.040.000
Agustus 90 7 30 99 104.070.000
September 85 12 25 90 153.900.000
Oktober 102 13 25 108 262.500.000
November 88 15 20 82 180.100.000
Desember 88 8 16 49 84.300.000
Total 1051 142 294 991 1.738.710.000
Sumber : Ditlantas POLDA Sul-Sel, 2013

Rona Lingkungan Hidup II - 42


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

B. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA


1. Demografi
Jumlah penduduk Kota Makassar pada tahun 2012 adalah 1.369.606
jiwa, yang terdiri dari 676.744 jiwa laki-laki dan 692.862 jiwa perempuan.
Dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 1,78 % selama sepuluh tahun
terakhir. Gambaran penduduk di wilayah studi disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 2.25. Jumlah Penduduk di Wilayah Studi Tahun 2012


Uraian Jumlah Penduduk
Kota Makassar 1.369.606
Kecamatan Panakkukang 142.308
Kelurahan Masale 11.015
Kelurahan Pandang 10.793
Sumber : Kota Makassar dan Kecamatan Panakkukang Dalam Angka Tahun 2013

Jumlah penduduk di Kecamatan Panakkukang sebanyak 142.308 jiwa


atau 10,39 % dari jumlah penduduk di Kota Makassar. Sedangkan jumlah
penduduk di wilayah studi yakni Kecamatan Masale sebanyak 11.015 jiwa atau
7,74 % dari jumlah penduduk di Kecamatan Panakkukang, dan Kelurahan
Pandang sebanyak 10.793 jiwa atau 7,58 % dari jumlah penduduk di Kecamatan
Panakkukang.

Tabel 2.26 Persentase Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Wilayah
Studi Tahun 2012
Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah %
0 – 14 3.242 3.116 6.358 29.15
15 – 60 6.682 7.155 13.837 63.44
60+ 737 876 1.613 7,41
Jumlah 7.851 8.214 21.808 100,00
Sumber : Kecamatan Panakkukang Dalam Angka Tahun 2013 Setelah Diolah

Berdasarkan Tabel 2.23 menunjukkan bahwa kelompok umur yang


paling banyak pada wilayah studi adalah kelompok 15 – 60 tahun (63,44%),
kemudian kelompok umur 0 – 14 tahun (29,15%) dan terakhir kelompok umur
60 tahun keatas (7,41%). Sedangkan gambaran mengenai umur responden pada
lokasi studi dapat dilihat pada Tabel 2.27 berikut.

Rona Lingkungan Hidup II - 43


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.27 Rata-rata Umur Responden di Wilayah Studi


Jumlah
No. Umur (Tahun) %
Responden
Masyarakat Kel. Masale
1. 15 – 25 11 27,50
2. 26 – 35 12 30,00
3. 36 – 45 11 27,50
4. 46 – 55 4 10,00
5. 56 – 65 2 5,00
Jumlah 40 100,00
Masyarakat Kel. Pandang
1. 15 – 25 6 24,00
2. 26 – 35 7 28,00
3. 36 – 45 8 32,00
4. 46 – 55 2 8,00
5. 56 – 65 2 8,00
Jumlah 25 100,00
Karyawan
1. 15 – 25 11 55,00
2. 26 – 35 9 45,00
3. 36 – 45 0 00,00
4. 46 – 55 0 00,00
5. 56 – 65 0 00,00
Jumlah 20 100,00
Pengunjung
1. 15 – 25 3 8,57
2. 26 – 35 15 42,86
3. 36 – 45 12 34,29
4. 46 – 55 3 8,57
5. 56 – 65 2 5,71
Jumlah 35 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2014

Pada Tabel 2.27. menunjukkan bahwa responden di Kelurahan Masale


pada umumnya berada pada kisaran umur 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 12
orang (30,00 %), di Kelurahan Pandang pada umumnya berada pada kisaran 36
– 45 tahun yaitu 8 orang (32,00 %). Sedangkan untuk yang berstatus karyawan
pada umumnya berada pada kisaran umur 15 – 25 tahun sebanyak 11 orang
(55,00 %), dan pengunjung pada kisaran umur 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 15
orang (42,86 %). Hal ini menggambarkan bahwa penduduk pada lokasi rencana
kegiatan pengembangan Mall Panakkukang pada umumnya masih berada dalam

Rona Lingkungan Hidup II - 44


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

kategori produktif, sehingga dalam melakukan pekerjaan mampu dilakukan


secara optimal.
Tingkat pendidikan (Formal) yang disandang oleh sesorang dibuktikan
dengan kepemilikan ijazah. Ijazah tertinggi yang dimiliki oleh seseorang
merupakan merupakan indikator pokok kualitas pendidikan formalnya.
Semakin tinggi ijazah yang dimiliki oleh rata-rata penduduk suatu negara
semakin tinggi taraf intelektualitas negara tersebut. Tingkat pendidikan
responden di wilayah studi rencana pengembangan Mall Panakkukang dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.28 Tingkat Pendidikan Responden di Wilayah Studi


Jumlah
No. Tingkat Pendidikan %
Responden
1. Tidak Tamat SD 12 10,00
2. Tamat SD 24 20,00
3. SMP 25 20,83
4. SMA 39 32,50
5. Akademi/Perguruan Tinggi 20 16,67
Jumlah 120 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2014

Pada Tabel 2.28 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden di


sekitar wilayah studi pada umumnya lulus Sekolah Menengah Atas (SMA)
sebanyak 32,50 %. Hal ini menggambarkan tingkat pendidikan responden
berada pada kategori sedang.

2. Ketenagakerjaan
Berdasarkan hasil Sakernas 2011-2012 terlihat bahwa di Kota Makassar
penduduk yang bekerja ada sebanyak 52,18 % sedangkan yang pengangguran
sebanyak 5,78 %. Gambaran ketenagakerjaan di Kota Makassar disajikan pada
Tabel 2.29 berikut.

Rona Lingkungan Hidup II - 45


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.29. Kondisi Ketenagakerjaan Penduduk 15 tahun Ke Atas di Kota


Makassar Tahun 2012
Kegiatan Utama Jumlah Persentase (%)
A. Angkatan Kerja
Bekerja 514.556 52,18
Mencari Kerja 56.951 5,78
B. Bukan Angkatan Kerja
Sekolah 152.181 15,43
Mengurus Rumah Tangga 206.144 20,91
Lainnya 56.250 5,70
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 57,94
Tingkat Pengangguran terbuka 9,97
Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Makassar, 2013

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah suatu ukuran yang


dapat menggambarkan partisipasi penduduk usia kerja dalam kegiatan
ekonomi. TPAK merupakan perbandingan jumlah angkatan kerja yaitu jumlah
penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan terhadap jumlah seluruh
penduduk usia kerja (15 tahun keatas).
Dari tabel diatas terlihat Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)
Penduduk Kota Makassar berkisar 57,94 yang berarti dari 100 orang yang usia
kerja sebanyak 57 orang yang masuk sebagai angkatan kerja sedangkan sisanya
sebagai penduduk bukan angkatan kerja.
Seperti di negara-negara berkembang, pengangguran masih menjadi
persoalan ekonomi di Indonesia. Hal ini diakibatkan oleh tidak terserapnya
sebagian angkatan kerja dalam sektor kegiatan ekonomi (lapangan pekerjaan).
Dengan kata lain pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan lapangan kerja baru. Sehingga sangat diperlukan data mengenai
pencari pekerjaan sebagai bahan untuk pertimbangan mengenai masalah
ketenagakerjaan. Selanjutnya bagian dari angkatan kerja yang saat ini tidak
bekerja tetapi sedang aktif mencari pekerjaan, dapat diartikan pula sebagai
tingkat pengangguran terbuka (TPT).

Rona Lingkungan Hidup II - 46


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tingkat pengangguran pada tahun 2011-2012 mengalami fluktuasi


dengan trend yang cenderung naik. Pada tahun 2012 pengangguran terbuka
tercatat sekitar 9,97 persen dibanding tahun 2011 yang hanya sekitar 8,41
persen. Angka tersebut mengalami peningkatan, dibanding dengan keadaan
tahun 2011. Kondisi ini dinilai cukup baik, sehingga masalah pengangguran
tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga menjadi
tanggung jawab kita bersama.
Kondisi ketenagakerjaan di lokasi studi menunjukkan Tingkat partisipasi
angkatan kerja (TPAK) pada wilayah studi berbeda dengan Kota Makassar pada
umumnya. TPAK untuk wilayah ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kondisi di Kota Makassar secara keseluruhan. Kondisi ini menunjukkan kualitas
lingkungan dalam kategori sedang (nilai 3).

Tabel 2.30. Kondisi Ketenagakerjaan di Wilayah Studi Pada Tahun 2012


Kegiatan Utama Kel. Masale Kel. Pandang
A. Angkatan Kerja
Bekerja 5950 5747
Pengangguran 1050 1090
B. Bukan Angkatan Kerja
Sekolah 212 39
Mengurus Rumah Tangga 780 747
Lainnya 50 39
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 85.00 84.06
Tingkat Pengangguran terbuka 17.64 18.97
Tingkat Kesempatan kerja 82.36 81.03
Sumber : Hasil Perhitungan, 2014

3. Perekonomian
a). PDRB Kota Makassar
PDRB merupakan salah satu pencerminan kemajuan ekonomi suatu
daerah yang didefinisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa
yang dihasilkan dalam waktu 1 tahun di wilayah tersebut. Berdasarkan hasil
perhitungan PDRB tahun 2012, nilai PDRB kota Makassar atas dasar harga
berlaku mencapai Rp 50.702.400 milyar rupiah. Sedangkan PDRB atas harga

Rona Lingkungan Hidup II - 47


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

konstan nilainya sebesar Rp 19.582.060 milyar rupiah. Struktur ekonomi bisa


memberikan gambaran masing-masing sektor dalam pembentukan total PDRB
suatu daerah. Semakin besar persentase suatu sektor semakin besar pula
pengaruh sektor tersebut dalam perekonomian daerah. Struktur ekonomi Kota
Makassar masih didominasi oleh sektor perdagangan, restoran, dan hotel.

Tabel 2.31 PDRB Kota Makassar Atas Dsar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2009 – 2012 (Milayaran Rupiah)
Tahun Tahun Tahun Tahun
No. Lapangan Usaha
2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 256.599 272.975 288.085 300.812
2 Pertambangan &
2.945 2.430 1.971 1.573
Penggalian
3 Industri Pengolahan 6.484.958 7.287.914 8.206.704 9.042.273
4 Listrik, Gas, & Air Bersih 560.687 670.435 762.502 865.954
5 Bangunan 1.483.832 2.898.340 3.356.010 3.848.112
6 Perdagangan, Hotel, &
8.974.100 10.763.583 12.781.102 14.888.102
Restoran
7 Angkutan dan
4.356.485 5.302.664 6.236.356 7.729.553
Komunikasi
8 Keuangan, persewaan &
3.179.778 3.793.000 4.710.227 5.724.216
Jasa Perusahaan
9 Jasa-jasa 4.964.651 6.016.109 6.432.878 8.301.801
Jumlah 31.263.651 37.007.452 43.428.149 50.702.400
Sumber: BPS – Kota Makassar dalam Angka, Tahun 2013.

Pada Tabel 2.31, memperlihatkan perkembangan PDRB Kota Makassar


selama periode 2009 sampai 2012 secara agregat semua sektor mengalami
kenaikan secara signifikan. Pada tahun 2009 PDRB Kota Makassar mencapai 31.
263. 651 milyar mengalami kenaikan menjadi Rp 37.007.452 milyar paqda thun
2010, dan Rp 43.428.149 milyar pada tahun 2011 dan Rp 50.702.400 milyar
pada tahun 2012. Periode 2009 – 2012, sektor-sektor ekonomi di Kota
Makassar mengalami perubahan positif. Dari sektor ekonomi tersebut, sektor
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mengalami perkembangan yang
sangat pesat, disusul sektor angkutan dan komunikasi, bangunan, perdagangan,
hotel dan restoran, industry pengolahan dan jasa-jasa.

Rona Lingkungan Hidup II - 48


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

b). Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar


Laju pertumbuhan ekonomi kota Makassar dapat dihitung berdasarkan
nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000. Untuk jelasnya pertumbuhan
ekonomi kota Makassar dapat dilihat pada Tabel 2.32 berikut.

Tabel 2.32 Perkembangan dan Pertumbuhan Ekonomi kota Makassar dari tahun
2008 – 2012.
Kota Makassar
PDRB atas dasar harga berlaku PDRB atas dasar harga Konstan
Tahun (ADH) (ADHK)
Perkembangan Pertumbuhan
Nilai (Rp) Nilai (Rp)
(%) Ekonomi
2008 26.068.221,49 25,06 13.551,827 10,52
2009 31.263.651.65 19,93 14.798,187 9,20
2010 37.007.451,94 18,37 16.252.451,43 2,83
2011 43.428.149,82 17,35 17.820.697,97 9,65
2012 50.702.400,57 16,75 199.582.060,39 9,88
Sumber: BPS – Kota Makassar dalam Angka Tahun 2013.

Pada Tabel 2.32 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi kota


Makassar dari tahun 2008 sampai tahun 2012 mengalami perkembangan yang
fluktuatif dimana di tahun 2008 pertumbuhan ekonomi sebesar 10,52 %, akan
tetapi pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 9,20 % dan tahun 2010
kembali mengalami kenaikan yaitu menjadi 9,83 %, dan pada tahun 2011
menjadi 9,65 %, serta pada tahun 2012 9,88 %.

c). Pendapatan Asli Daerah


Berdasarkan data BPS Kota Makassar tahun 2013 memperlihatkan
bahwa pendapatan asli daerah (PAD) Kota Makassar mengalami kenaikan
sebesar 40 % dari tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut bersumber dari pajak
daerah, bagian laba BUMND, penerimaan lain-lain, dana perimbangan,
penerimaan dari pembiayaan. Dari keempat komponen penerimaan asli daerah,
pos penerimaan BUMD mengalami peningkatan 1 %, restribusi daerah sebesar
19,37 % dan pajak daerah sebesar 45,99 %. Untuk lebih jelasnya perkembangan
PAD Kota Makassar menurut sumber penerimaan disajikan pada Tabel 2.33
berikut

Rona Lingkungan Hidup II - 49


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.33. Penerimaan Daerah Kota Makassar Tahun 2011 – 2012.


Penerimaan/tahun
No. Uraian (dalam ribuan rupiah,-)
2011 2012
1 Bagian PAD 345.350.562.825 484.972.799.508
a. Pajak Daerah 266.065.576.931 388.445.926.266
b. Restribusi Daerah 58.015.145.863 69.257.410.559
c. Bagian Laba BUMD 6.355.200.146 6.448.544.026
d. Penerimaan Dinas-dinas - -
e. Penerimaan Lain-lain 14.914.639.885 20.820.918.657
2 Dana Pertimbangan 905.316.278.541 1.105.463.603.654
3 Lain-lain Pendapatan Sah 470.533.063.525 455.689.010.688
4 Penerimaan dan Pembiayaan -
Jumlah 1.883.077.957.274 2.046.125.413.850
Sumber: BPS – Kota Makassar dalam Angka, Tahun 2013

d). Usaha Ekonomi Rakyat


Kegiatan perekonomian masyarakat di Kelurahan Masale dan Pandang
sangat dipengaruhi oleh kegiatan usaha ekonomi lokal dan rumah tangga yang
dikelolah atau dijalankan oleh masyarakat setempat baik yang dikelolah secara
perorangan maupun secara kelompok melalui lembaga ekonomi. Adapun usaha
ekonomi lokal yang ada di Kelurahan Masale dan Pandang Kecamatan
Panakkukang yang merupakan lokasi rencana kegiatan pengembangan Mall
Panakkukang disajikan pada Tabel 2.34 berikut ini.

Tabel 2.34. Jenis Usaha Ekonomi Lokal yang di Kelolah Masyarakat di


Kelurahan Masale dan pandang, Kecamatan Panakkukang.
No. Usaha Ekonomi Lokasi dan Rumah Tangga Prosentasi (%)
1 Pengrajin Industri Rumah Tangga 23
2 Pedagang keliling 28
3 Pedagang Toko 17
4 Montir/bengkel 14
5 Usaha kecil dan menengah 17
6 Penjahit -
7 Jasa pengobatan alternative 1
Jumlah 100
Sumber : Olahan Data Kecamatan Panakkukang, Tahun 2013

Rona Lingkungan Hidup II - 50


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Pada Tabel 2.34, memperlihatkan bahwa jenis usaha ekonomi lokal dan
ekonomi rumah tangga yang dikelola dan dijalankan oleh masyarakat di sekitar
lokasi rencana kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang (rumah sakit, hotel,
apartemen, mall dan sekolah) sangat bervariasi seperti usaha pengrajin industri
rumah tangga 23 %, pedagang keliling 28 %, montir 14 %, usaha kecil dan
menengah 17 %, jasa pengobatan alternatif 1 %. Kegiatan ini merupakan usaha
ekonomi rumah tangga yang dijalankan masyarakat sekitar yang berdampak
terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga warga
sekitar lokasi rencana kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang (rumah sakit,
hotel, apartemen, mall dan sekolah) di kelurahan Masale.
Keberadaan pusat perbelanjaan (mall saat ini) juga menumbuhkan
beberapa jenis usaha ekonomi rakyat diantaranya jasa penyewaan parkir, jasa
penyewaan rumah/kamar (kos-kosan) dan warung makan/kios. Jasa
penyewaan parkir tumbuh disekitar jalan Buolevard dan jalan pengayoman
yang memanfaatkan ruko – ruko yang tidak difungsikan serta bahu jalan.
Jasa penyewaan rumah/kamar (kos – kosan) banyak dimanfaatkan oleh
para karyawan mall. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya transportasi dan
waktu perjalanan. Jasa kos – kosan menggunakan bangunan semi permanen
hingga permanen dengan tarif Rp. 350.000 – 500.000 perbulan dan Rp
2.000.000 – 4.000.000/tahun. Sebagian besar karyawan mall (SPG) menfaatkan
keberadaan warung makan disekitar mall untuk makan minum akibat tarif
makan yang ditawarkan sesuai dengan kondisi keuangan mereka.

e). Ekonomi Rumah Tangga


Berdasarkan data hasil survey menunjukkan bahwa mata pencaharian
utama masyarakat sekitar antara lain pedagang, pegawai negeri, buruh, sopir
pete-pete, tukang bentor, penarik becak, karyawan toko, pegawai hotel,
pembantu rumah tangga. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.35 berikut.

Rona Lingkungan Hidup II - 51


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.35 Jenis Mata Pencaharian Responden di Wilayah Studi


Jumlah
No. Mata Pencaharian Utama Masyarakat %
Responden
1. Pedagang/Wiraswasta/Jasa Kos 20 30,77
2. PNS/TNI/Polri 6 9,23
3. Tukang/Buruh 7 10,77
4. Sopir Pete-pete/tukang bentor/penarik becak 16 24,62
5. Karyawan Toko/Pegawai Hotel 10 15,38
6. Pembantu Rumah Tangga 6 9,23
Jumlah 65 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2014

Pada Tabel 2.35 menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk di


wilayah studi bervariasi, dan yang dominan adalah pedagang/wiraswasta/Jasa
Kos sebanyak 30,77 % kemudian sopir pete-pete/ tukang bentor/ penarik
becak sebanyak 24,62 % dan yang paling sedikit adalah PNS/TNI/POLRI dan
pembantu rumah tangga yakni sebanyak 9,23 %. Mata pencaharian utama
masyarakat sebagai pedagang dikarenakan lokasi ini adalah kawasan bisnis dan
belanja di Kota Makassar.

Tabel 2.36 Tingkat Pendapatan Responden di Wilayah Studi


Jumlah
No. Tingkat Pendapatan %
Responden
1. < 1.000.000 7 10,77
2. 1.000.000 – 1.499.999 9 13,85
3. 1.500.000 – 1.999.999 10 15,38
4. 2.000.000 – 2.499.999 14 21,54
5. 2.500.000 – 2.999.999 15 23,08
6. ≥ 3.000.000 10 15,38
Jumlah 65 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2014

Pada Tabel 2.36 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan responden


pada lokasi studi pada umumnya di kisaran Rp 2.500.000,- – Rp 2.999.999,- per
bulan yakni sebanyak 23,08 %, kemudian pada kisaran Rp 2.000.000,- – Rp
2.499.999,- sebanyak 21, 54 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan
masyarakat di sekitar lokasi studi tergolong cukup memadai, tapi masih ada
pula sebahagian masyarakat yang tingkat pendapatannya masih tergolong
rendah sehingga masih perlu upaya peningkatan pendapatan masyarakat

Rona Lingkungan Hidup II - 52


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

tersebut baik oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta yang ada di wilayah
studi.
Sementara itu pendapatan tenan (pemilik usaha) terutama usaha kuliner
di mall berada dalam kisaran 5 jt s/d 15 jt perhari. Pendapatan karyawan mall
(Cleaning service, Satpam dan SPG) berada dalam kisaran Rp 750.000 –
2.400.000 perbulan. Pendapatan pengunjung mall berada pada kisaran Rp
1.500.000 s/d 4.500.000 perbulan.

4. Sosial Budaya
a). Adat Istiadat
Adat istiadat masyarakat yang sudah turun temurun dijalankan oleh
warga masyarakat Bugis Makassar dan warga pendatang di sekitar lokasi
rencana kegiatan Pengembangan Mall Panakukang (rumah sakit, hotel,
apartemen, mall dan sekolah) di kelurahan Masale merupakan budaya yang
sudah mengkristalkan kehidupan bermasyarakat bagi warga. Kebiasaan-
kebiasaan yang masih dijalankan sampai saat ini oleh warga sekitar yaitu dalam
bentuk kegiatan bermasyarakat seperti tradisi upacara perkawinan, penamatan
alquran, sunatan, dan kematian juga kebiasaaan menentukan hafri membangun
rumah dan membangun/memperbaiki tempat ibadah atau kebiasaan
melakukan suatu usaha.
Nilai budaya yang menjadi pegangan hidup masyarakat Bugis Makassar
yang berdomisili di sekitar lokasi rencana kegiatan usaha secara umum tersirat
dalam kalimat atau semboyan: Reso Temmanginggi Naletei Pammase Dewata
(sikap kemandirian), Lempu na Getteng (Sikap jujur dan Tegas), Pada Idi Pada
Elo Sipatuo Sipattokkong (sikap saling membantu), Siri Napacce (harga diri).
Oleh karena itu, masyarakat Makassar dan Bugis Makassar yang berada di
sekitar lokasi rencana kegiatan akan selalu menjunjung tinggi karakter mandiri,
demokrasi, jujur, tegas, memperjuangkan kebenaran, keadilan dan kemitraan
dijunjung tinggi dalam kehidupan sosial masyrakat di sekitar lokasi kegiatan
dan umumnya sangat dekat dengan norma-norma keagamaan, walaupun setiap

Rona Lingkungan Hidup II - 53


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

suku/etnis memiliki tata cara pelaksanaan kegiatan adat yang berbeda, namun
tetap menyatu dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi secara bersama.

b). Situs Budaya dan Arkeologi


Situs budaya dan arkeologi adalah peninggalan sejarah berupa budaya
masa lalu dan benda-benda atau bangunan bersejarah yang dilindungi dan
dipelihara oleh Negara atau pemerintah karena memiliki nilai sejarah yang tak
ternilai seperti bangunan masjid tua, candi, benteng pertahanan, rumah adat,
makam raja-raja, makam pahlawan nasional, dan benda-benda bersejarah
lainnya. Pada lokasi rencana kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang (rumah
sakit, hotel, apartemen, mall dan sekolah) di kelurahan Masale, Kecamatan
Panakkukang tidak terdapat peninggalan budaya dan benda-benda ataupun
bangunan bersejarah berupa situs budaya maupun situs arkeologi, sehingga
rencana kegiatan pengembangan Mall Panakkukang tidak akan mengganggu
situs budaya maupun arkeologi, karena di lokasi rencana kegiatan tidak ada
situs budaya dan situs arkeologi.

5. Persepsi Masyarakat di Wilayah Studi


Persepsi masyarakat di lokasi studi dijaring melalui wawancara dengan
masyarakat dalam wilayah studi. Hasil wawancara dengan masyarakat dilokasi
studi disajikan pada Tabel 2.37.

Rona Lingkungan Hidup II - 54


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.37. Persepsi Responden Pada Wilayah Studi


Responden
Uraian Karyawan Pengunjung
Masyarakat
n=20 % n = 35 %
n = 65 %
Mengetahui akan ada rencana kegiatan pengembangan MP
Ya 17 85,00 7 20,00 11 16,92
Tidak 3 15,00 28 80,00 54 83,08
Jumlah 20 100,00 35 100,00 65 100,00
Sikap terhadap rencana tersebut
Setuju 18 90,00 21 60,00 49 75,38
Tidak Setuju 2 10,00 14 40,00 16 24,62
Jumlah 20 100,00 35 100,00 65 100,00
Alasan Setuju
Dapat ikut berpartisipasi dalam
0 0,00 0 0,00 18 36,73
kegiatan pengembangan Mall
Dapat direkrut menjadi pelayan/
SPG/ Pegawai saat pengoperasian 0 0,00 2 9,52 29 59,18
Mall
Membuka lowongan pekerjaan
0 0,00 8 38,10 0 0,00
bagi warga sekitar
Kegiatan ini tidak mengganggu
0 0,00 2 9,52 0 0,00
kenyamanan
Mall akan ramai pengunjung 18 100,00 6 28,57 2 4,08
PAD bisa meningkat 0 0,00 3 14,29 0 0,00
Jumlah 18 100,00 21 100,00 49 100,00
Alasan tidak setuju
Akan menurunkan pendapatan 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00
Mengganggu akses di sekitar Mall 0 0,00 9 64,29 4 25,00
Akan merusak bangunan di
0 0,00 0 0,00 7 43,75
sekitar Mall
Kesulitan mendapat area parkir 1 50,00 5 35,71 0 0,00
Dapat mengganggu kenyamanan 1 50,00 0 0,00 5 31,25
Jumlah 2 100,00 14 100,00 16 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang di wilayah studi


memberikan dampak positif bagi karyawan yakni mall akan ramai pengunjung
(100,00%), sedangkan bagi pengunjung berupa dapat direkrut menjadi
pelayan/SPG/Pegawai saat pengoperasian mall dan tidak mengganggu
kenyamanan masing-masing sebanyak 9,52%, membuka lowongan pekerjaan
bagi warga sekitar (38,10%), mall akan ramai pengunjung (28,57%) dan

Rona Lingkungan Hidup II - 55


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Pendapatan Asli Daerah (PAD) bisa meningkat (14,29%), bagi masyarakat


sekitar dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan mall (36,73%),
dapat direkrut menjadi pegawai saat pengoperasian mall (59,18%) dan mall
akan ramai pengunjung (4,08%).
Adapun dampak negatif kegiatan pengembangan Mall Panakkukang ini
antara lain mengganggu akses di sekitar mall, akan merusak bangunan di
sekitar mall, kesulitan area parker pada saat konstruksi, dan dapat mengganggu
kenyamanan.
Adapun saran atau harapan masyarakat jika kegiatan ini jadi
dilaksanakan, yakni :
 Memperluas ruang parkir
 Biaya Parkir yang murah
 Memperluas mushollah
 Ruang Terbuka Hijau ditingkatkan
 Kursi Pengunjung perlu ditambahkan
 RS yang akan dibuat memberlakukan BPJS
 Tidak membatasi orang masuk
 Ruang Menyusui untuk ibu diadakan
 Pekerja bangunan tidak mengganggu masyarakat sekitar
 Tidak menimbulkan kemacetan di sekitar mall Panakkukang
 Pembangunan tidak semrawut
 terdapat wc untuk karyawan
 gaji dinaikkan
 merekrut warga sekitar untuk menjadi pegawai/karyawan
 kebersihan tetap terjaga
 lampu diperbaiki
 setiap ruangan perlu pengharum
 memperbanyak toilet/wc

Rona Lingkungan Hidup II - 56


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

C. KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT


Komponen kesehatan masyarakat merupakan salah satu kajian dalam
melaksanakan studi mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL). Rona lingkungan awal komponen kesehatan masyarakat dalam
rencana kegiatan Pengembangan Panakkukang Mall di Kecamatan Panakkukang
Kota Makassar dapat dilihat dengan menggunakan data sekunder dari instansi
kesehatan di sekitar rencana kegiatan. Puskesmas Tamamung merupakan
fasilitas kesehatan dasar yang terdapat di Kelurahan Masale, Kec. Panakkukang
dengan kordinasi langsung dari Dinas Kesehatan Kota Makassar. Data pola
penyakit dan sumber daya kesehatan di wilayah studi dapat merepresentasikan
kondisi awal status kesehatan masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan.
Selain menggunakan data sekunder yang ada untuk mengetahui kondisi
di masyarakat sekitar, dilakukan pula pengambilan data primer seperti
gangguan yang dialami oleh masyarakat, sanitasi lingkungan (jamban keluarga,
persampahan, sumber air bersih dan air minum, serta saluran pembuangan air
limbah) dan prilaku merokok di dalam rumah.

1. Pola Penyakit
Pola penyakit merupakan intrumen yang dapat menunjukkan kondisi
kesehatan masyarakat dengan menghubungkan antara penyakit dengan jumlah
kasus. Dimana hubungan ini dapat dinilai secara deskriptif dengan menghitung
prevalensi kasus. Prevalensi adalah jumlah kasus lama dan baru dibagi dengan
jumlah penduduk di suatu tempat, dikali dengan konstanta (k=1.000).

Rona Lingkungan Hidup II - 57


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.38. Pola Penyakit di Wilayah Kerja Puskesmas Tamamaung Tahun 2011
- 2013 (k=1.000)
2011 2012 2013
No Jenis Penyakit
Jumlah Prevalensi Jumlah Prevalensi Jumlah Prevalensi
1 ISPA 3.923 109.14 4.374 89.94 4.112 111.96
2 Gastritis 2.910 80.96 2.484 51.08 2.277 62.00
3 Hipertensi 2.779 77.31 2.297 47.23 1.774 48.30
4 Demam yang tidak 2.504 69.66 2.107 43.32 1.115 30.36
diketahui penyebabnya
5 Faringitis Akut 3.099 86.22 2.059 42.34 2.400 65.35
6 Penyakit pulpa dan 1.931 53.72 1.742 35.82 1.242 33.82
jaringan Periapikal
7 Batuk 2.633 73.25 1.712 35.20 870 23.69
8 Tonsilitis Akut 1.688 46.96 1.255 25.80 - -
9 Artritis Lainnya - - 995 20.46 845 23.01
10 Nyeri Pinggul dan perut 1.873 51.11 904 18.59 - -
11 Dermatis dan Eksim 1.111 30.91 - - 1.237 33.68
12 Infeksi akut lain pada - - - - 1.142 31.07
saluran napas atas
Sumber: Puskesmas Tamamaung Tahun 2014

Dari Tabel 2.38 mengenai sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas


Tamamaung, dapat dilihat Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) merupakan
masalah kesehatan utama. Dari pola penyakit ini, dapat dilihat bahwa kejadian
ISPA sejak tahun 2011 hingga 2013 menempati urutan pertama (prevalensi
ISPA berturut-turut sebesar 109 kasus per 1.000 penduduk, 90 kasus per 1.000
penduduk dan 112 kasus per 1.000 penduduk). ISPA merupakan penyakit
infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring
atau laring.
Selain ISPA, gangguan pada sistem pernapasan lain yang mendominasi
penyakit terbanyak adalah faringitis akut, penyakit pulpa, batuk dan tonsillitis.
Namun berbeda dengan ispa yang mengalami peningkatan kasus, kasus-kasus
ini mengalami penurunan prevalensi. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Rona Lingkungan Hidup II - 58


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

120
111.96
109.14

100
89.94
86.22

80 73.25
65.35

60 53.72

42.34
40 35.235.82 33.82
23.69

20

0
2011 2012 2013

ISPA Faringitis Batuk Pulpa Tonsilitis

Gambar 2.16 Grafik Prevalensi Gangguan Pernapasan di Puskesmas


Tamamaung Tahun 2011-2013

Selain gangguan pada pernapasan, masalah kesehatan lain yang


ditemukan adalah kasus gastritis dan hipertensi. Dimana kasus dermatitis pada
tahun 2011 adalah sebanyak 81 kasus setiap 1.000 penduduk, 2012 menurun
menjadi 51 kasus per 1.000 penduduk dan meningkat kembali pada tahun 2013
sebanyak 62 kasus setiap 1.000 penduduk. Sedangkan pada kasus hipertensi
tahun 2011 sebanyak 77 kasus setiap 1.000 penduduk, menurun pada tahun
2012 dengan prevalensi sebanyak 47 kasus per 1.000 penduduk dan pada tahun
2013 sebanyak 48 kasus.
Dari hasil wawancara kami, diperoleh data keluhan warga dan atau
gangguan kesehatan yang dialami olehnya dan atau anggota keluarganya selama
3 bulan terakhir. Data jumlah penyakit yang dikeluhkan warga dapat dilihat
pada Tabel 2.39 berikut.

Rona Lingkungan Hidup II - 59


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.39. Keluhan kesehatan masyarakat di sekitar tapak proyek


No. Keluhan Gangguan Kesehatan N %
1 Gangguan Sistem Pernapasan 25 20.83
2 Gangguan Sistem Pencernaan 9 7.50
3 Gangguan Sistem Persendian 3 2.50
4 Kecelakaan Lalu Lintas 4 3.33
5 Lain-lain 12 10.00
Total 53 44.17
Sumber: Hasil Analisis 2014

Masyarakat di sekitar tapak proyek yang selama tiga bulan terakhir


mengalami gangguan kesehatan sebesar 44,17%. Dimana sebesar 20,83%
diduga mengalami gangguan pada sistem pernapasan seperti batuk, ISPA,
faringitis, dan sebagainya. Sebesar 7,50% mengalami gangguan pada sistem
pencernaannya, gangguan pada sistem persendian sebesar 2,50%, kecelakaan
lalulintas sebesar 3,33% dan lain-lain sebesar 10% adalah gejala demam yang
tidak diketahui penyebabnya dan alergi.

2. Sumber Daya Kesehatan


Sumber daya kesehatan merupakan salah satu parameter yang
digunakan untuk melihat tingkat kesehatan masyarakat. Hal ini dimaksud,
karena sumber daya kesehatan merupakan salah satu kebutuhan esensial bagi
masyarakat. Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, hal ini
menjadi salah satu perhatian utama pembangunan di bidang kesehatan yang
bertujuan agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati pelayanan
kesehatan. Sumber daya kesehatan yang dimaksud ini terdiri dari dua
komponen, yakni fasilitas kesehatan dan sumber daya kesehatan.

a). Fasilitas Kesehatan


Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan ketersediaan sarana kesehatan
yang dapat diakses oleh masyarakat dalam rangka peningkatan derajad
kesehatan , seperti: rumah sakit, puskesmas, poskesdes, posyandu, dll. Pada
Tabel 2.40 di bawah ini dapat dilihat jumlah fasilitas kesehatan yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Tamamaung.

Rona Lingkungan Hidup II - 60


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.40. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tamamaung


tahun 2013
No Fasilitas Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit 3
2 Balai Besar Kesehatan paru 1
3 Poliklinik 26
4 Apotek 30
5 Rumah Sakit Bersalin 3
6 Dokter Praktek / Bidan 102
7 Klinik / Balai Pengobatan 3
8 Posyandu 24
Sumber: Puskesmas Tamamaung tahun 2014

Fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar rencana tapak proyek telah


cukup memadai. Terdapat rumah sakit, Balai Besar Kesehatan Paru, Poliklinik,
Apotek, Rumah Sakit Bersalin, dokter dan bidan praktek, klinik / balai
pengobatan serta posyandu. Dikatakan memadai, karena masyarakat dapat
dengan mudah mengakses fasilitas kesehatan secara cepat dan tepat serta
aman.

b). Tenaga Kesehatan


Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat berjalan baik dengan
adanya tenaga kesehatan yang memadai. Selain itu, untuk membantu
masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan yang maksimal maka diperlukan
sejumlah tenaga kesehatan. Sehingga, tenaga kesehatan merupakan hal yang
sangat penting dalam upaya peningkatan dan penanggulangan kesehatan
masyarakat. Dalam skala lingkungan, keberadaan petugas pelayanan kesehatan
dapat menjadi salah satu indikator tingkat kesehatan masyarakat.
Pada Tabel 2.41. di bawah ini dapat dilihat jumlah tenaga kesehatan yang
berada di Puskesmas Tamamaung.

Rona Lingkungan Hidup II - 61


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Tabel 2.41. Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tamamaung tahun 2013


No. Tenaga Kesehatan Jumlah
1 Dokter Umum 3
2 Dokter Gigi 1
3 SKM 7
4 Apoteker 1
5 Bidan 4
6 Perawat 7
7 Nutrisionist 1
Sumber: Puskesmas Tamamung Tahun 2014

Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Tamamaung terdiri dari tiga


orang dokter umum, seorang dokter gigi, tujuh orang sarjana kesehatan
masyarakat, satu orang apoteker, empat orang bidan, tujuh orang perawat, serta
seorang nutrisionis.

3. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup kondisi perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan
sebagainya (Notoadmojo, 2003). Dalam hal ini, kami melihat sanitasi lingkungan
dilihat berdasarkan beberapa hal, diantaranya adalah akses air bersih, jamban
keluarga, tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah
pada wilayah studi.

a). Sumber Air Warga


Sumber air bersih warga di wilayah study ini memiliki akses
ketersediaan air bersih dan air minum yang memadai. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang : Syarat-syarat Dan
Pengawasan Kualitas Air, persyaratan air bersih ditentukan dengan parameter
mikrobiologi, Fisika kimia, dan radioaktif. Sedangkan untuk syarat air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO
492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Dinyatakan bahwa air minum yang aman bagi kesehatan jika memenuhi
persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif serta parameter

Rona Lingkungan Hidup II - 62


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

tambahan yang terlampir dalam peraturan tersebut. Dalam studi ini,


pengamatan yang dilakukan di sumber air bersih dan air minum warga yang
dilakukan dengan menggamati sifat fisik air, yakni bau, rasa, suhu dan warna.
Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 2.42. Sumber Air Warga di Lokasi Studi


Sumber Air Bersih Sumber Air Minum
Sumber Air
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
SGL 14 11.67 8 6.67
SPL 61 50.83 21 17.50
PDAM 43 35.83 66 55.00
LAINNYA 2 1.67 25 20.83
TOTAL 120 100.00 120 100.00
Ket: SGL : Sumur Gali, SPT : Sumur Pompa Listrik
Sumber: Hasil Analisis 2014.

Air bersih yang digunakan masyarakat berasal dari sumur gali sebesar
11,67%, sumur pompa listrik atau sumur bor sebesar 50,83%, PDAM 35,83%
dan yang membeli air bersih sebesar 1,67%. Sedangkan untuk air minum,
masyarakat yang menggunakan air sumur gali sebesar 6,67%, sumur pompa
listrik sebesar 17,50%, PDAM 55% serta masyarakat yang membeli air minum
(air galon) sebesar 20,83%. Dari wawancara yang kami dapatkan, beberapa
masyarakat yang menggunakan air yang berasal dari sumur gali dan sumur
pompa listrik mengeluhkan mengenai warna dan bau air sumur, sehingga
masyarakat membatasi penggunaannya hanya untuk keperluan MCK.

b). Jamban Sehat


Buang air besar di jamban merupakan suatu cara untuk mencegah
menularnya penyakit, seperti cacingan, muntaber, kolera dan penyakit menular
lainnya. Oleh karena itu, jamban untuk lubang air besar harus mengikuti 7
(tujuh) syarat, yaitu:
1. Tidak mencemari air
2. Tidak mencemari tanah permukaan
3. Bebas dari serangga

Rona Lingkungan Hidup II - 63


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan


5. Aman digunakan oleh pemakainya
6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi
pemakainya
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan.

Berikut hasil observasi jamban yang memenuhi syarat di sekitar tapak


proyek.

Tabel 2.43. Persentase kepemilikan jamban sehat


Jamban Keluarga
Jamban Jenis Jamban Keluarga
Memenuhi Syarat
Keluarga
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
Leher Angsa 112 93.33 109 97.32
Cemplung 8 6.67 6 75.00
LAINNYA 0 0.00 0 0.00
TOTAL 120 100.00 115 95.83
Sumber: Hasil Analisis 2014

Kondisi jamban yang memenuhi syarat di lokasi studi sudah sangat baik.
Berdasarkan hasil observasi, diperoleh 93.33% masyarakat menggunakan
jamban leher angsa dengan 97,32% telah memenuhi syarat, sedangkan sebesar
6,67% masyarakat masih menggunakan tipe jamban cemplung dengan
persentase yang memenuhi syarat sebesar 75%.
Di tengah tingginya angka kepemilikan jamban, kami menemukan dua
orang warga diluar responden kami di waktu berbeda melakukan aktivitas
buang hajat (buang air besar / BAB) di drainase Mall Panakkukang sisi selatan
dan di samping sumur gali warga.

c). Tempat Pembuangan Sampah


Sampah dapat menimbulkan bau dan penyakit. Untuk itu, sampah di
dalam rumah harus segera dibuang. Biasakan membuang sampah setiap pagi
hari, terutama sampah basah yang berasal dari sampah pengolahan makanan

Rona Lingkungan Hidup II - 64


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

(dapur). Berdasarkan hasil observasi, diperoleh angka ketersediaan sarana TPS


di lokasi studi yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.44. Persentase kepemilikan tempat pembuangan sampah


Tempat Kepemilikan TPS TPS Memenuhi syarat
Pembuangan
Sampah Persentase Persentase
Jumlah Jumlah
Sementara (%) (%)
Ada 97 80.83 66 68.04
Tidak ada 23 19.17 0 0.00
TOTAL 120 100.00 66 55.00
Sumber: Hasil Analisis 2014

Keberadaan sarana TPS warga dalam pengamatan, diperoleh angka


ketersediaan TPS yang cukup memadai, dimana hanya terdapat 80,83% warga
yang memiliki Tempat Pembuangan Sampah. Sedangkan dari kepemilikan TPS
yang ada, hanya 68,04% masyarakat dengan TPS yang memenuhi syarat. Masih
ada beberapa warga yang membuang sampahnya langsung ke selokan dan atau
lainnya, serta berserakan di halaman rumah untuk dibakar. Untuk itu, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan soal tempat sampah yang baik.
 Tempat sampah harus kuat, tidak mudah bocor atau retak.
 Tempat sampah harus mempunyai penutup yang mudah dibuka dan
ditutup kembali, agar bau sampah tidak tercium/terlihat dari luar.
 Ukuran tempat sampah jangan terlalu besar, sehingga mudah dipindah-
pindahkan.
 Sebaiknya lapisi bagian dalam tempat sampah dengan kantung plastik
agar praktis, sehingga ketika mengosongkan tempat sampah, hanya
kantung plastiknya yang diangkat.
 Pisahkan sampah basah dengan sampah kering.
 Bila tempat sampah sudah penuh, segera buang ke bak sampah di luar
rumah.
 Tempat sampah dibersihkan secara berkala.

Rona Lingkungan Hidup II - 65


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

d). Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)


Saluran Pembuangan Air limbah merupakan fasilitas yang berfungsi
sebagai media untuk menyalurkan air limbah domestik. Saluran Pembuangan
Air Limbah (SPAL) adalah bangunan yang digunakan untuk mengumpulkan air
buangan sisa pemakaian dari kran / hidran umum, sarana cuci tangan, kamar
mandi, dapur, dan lain-lain, sehingga air limbah tersebut dapat tersimpan atau
meresap ke dalam tanah dan tidak menyebabkan penyebaran penyakit serta
tidak mengotori lingkungan sekitarnya. SPAL tidak menyalurkan air kotor dari
peturasan/jamban). Pada tabel di bawah ini menunjukkan tingkat kepemilikan
SPAL masyarakat.

Tabel 2.45. Persentase Kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)


Saluran Kepemilikan SPAL SPAL Memenuhi syarat
Pembuangan Air Persentase Persentase
Limbah Jumlah Jumlah
(%) (%)
Ada 104 86.67 96 92.31
Tidak ada 16 13.33 0 0.00
TOTAL 120 100.00 96 80.00
Sumber: Hasil Analisis 2014

Pengamatan sanitasi dasar kepemilikan SPAL, sangat memadai. Dari hasi


observasi diperoleh angka ketersediaan SPAL mencapai 86,67%. Sedangkan
dari kepemilikan tersebut, terdapat 92,31% yang memiliki SPAL yang
memenuhi syarat. Secara general, syarat yang baik untuk Saluran pembuangan
air limbah adalah, baik bagi kesehatan, baik bagi lingkungan dan baik secara
estetika.

4. Prilaku Merokok
Dari hasil wawancara terhadap warga sekitar lokasi studi, ditemukan
sebanyak 99 responden dengan prilaku anggota keluarga merokok di dalam
rumah, atau sekitar 82,5% masyarakat sekitar lokasi studi memiliki prilaku
merokok di dalam rumah dari total 120 responden.

Rona Lingkungan Hidup II - 66


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

5. Gizi Masyarakat
Berdasarkan informasi dari pihak Puskesmas Tamamaung, diperoleh
jumlah kasus gizi kurang pada tahun 2011 sebanyak 113 kasus, yang terdiri dari
97 kasus lama dan 14 kasus baru. Sedangkan kasus gizi buruk sebanyak 22
kasus, yang terdiri dari 16 kasus lama dan 6 kasus baru. Sedangkan pada tahun
2013 kasus gizi kurang meningkat menjadi 118 kasus sedangkan kasus gizi
buruk tetap sebanyak 22 kasus.

2.2. KEGIATAN LAIN DISEKITAR LOKASI


1. Kegiatan Perhotelan
Sebagai wilayah perkotaan dan daerah Central Business District (CBD),
disekitar lokasi pengembangan Mall Panakkukang terdapat kegiatan perhotelan,
diantaranya Hotel Swiss Bell-In, Hotel Amaris, Hotel Denpasar, Hotel Anugerah,
Hotel Grand Imawan, Hotel Pengayoman, dll. Hotel-hotel ini tersebar di sekitar
Mall Panakkukang, seperti di jalan Boulevard, Jalan Pengayoman, Jalan adyaksa,
dan Jalan Bougenville.
Kegiatan perhotelan ini menimbulkan dampak terhadap lingkungan
sekitar berupa limbah domestik baik padat (sampah) dan limbah cair serta
bangkitan lalu lintas yang berpotensi memberikan kontribusi terhadap tingkat
pelayanan jaringan jalan disekitar lokasi kegiatan.

Gambar 2.17. Kegiatan Perhotelan Di Sekitar Lokasi

Rona Lingkungan Hidup II - 67


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

2. Kegiatan Perumahan, Perkantoran, dan Bisnis.


Disekitar lokasi kegiatan pengembangan Mall Panakkukang merupakan
wilayah padat terbangun dengan banyak kegiatan. Kegiatan – kegiatan yang ada
sekitar lokasi yang memberikan dampak terhadap lingkungan sekitar adalah
adanya perkantoran, pertokoan, ruko, rukan, dan pusat-pusat bisnis seperti
restoran, karaoke dll. Kegiatan-kegiatan ini tersebar di sekitar Mall
Panakkukang, seperti di jalan Boulevard, Jalan Pengayoman, Jalan adyaksa, dan
Jalan Bougenville.
Adanya kegiatan ini akan memberikan dampak terhadap lingkungan
berupa berkurangnya wilayah serapan air disekitar lokasi tersebut sehingga
potensi untuk terjadinya banjir semakin besar. Selain itu dapat menimbulkan
limbah domestik baik padat (sampah) dan limbah cair serta bangkitan lalu
lintas yang berpotensi memberikan kontribusi terhadap tingkat pelayanan
jaringan jalan disekitar lokasi kegiatan.

Gambar 2.18. Kegiatan Perumahan, Perkantoran dan Bisnis Di Sekitar Lokasi

Rona Lingkungan Hidup II - 68


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

3. Kegiatan Pusat Perbelanjaan


Disekitar lokasi pengembangan Mall Panakkukang, terdapat pusat-pusat
perbelanjaan, seperti eksisting Mall Panakkukng, dan Carrefour. Kegiatan ini
bersebelahan langsung dengan lokasi pengembangan Mall Panakkukang.
Kegiatan ini menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar berupa limbah
domestik baik padat (sampah) dan limbah cair serta bangkitan lalu lintas yang
berpotensi memberikan kontribusi terhadap tingkat pelayanan jaringan jalan
disekitar lokasi kegiatan.

Gambar 2.19. Pusat Perbelanjaan Di Sekitar Lokasi

2.3. SUMBERDAYA ALAM DISEKITAR LOKASI


Telah diuraikan sebelumnya bahwa lokasi rencana kegiatan
pengembangan Mall Panakkukang berada di kelurahan Masale, Kecamatan
Panakkukang Kota Makassar. Secara umum penggunaan lahan di wilayah Kota
Makassar didominasi oleh pemukiman, pendidikan, perkantoran, dan lokasi
kegiatan aktifitas masyarakat lainnya. Potensi sumber daya alam yang
memungkinkan ada disekitar lokasi relatif tidak diketemukan karena daerah
disekitar lokasi merupakan daerah perkotaan yang terbangun. Untuk sumber
daya berupa air nantinya akan disuplai dari PDAM, sedangkan untuk sumber
daya listrik akan disuplai dari PLN. Sedangkan untuk sumber daya alam yang
akan dimanfaatkan untuk melakukan pembangunan akan didatangkan dari
daerah disekitar kota Makassar.

Rona Lingkungan Hidup II - 69


Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang ANDAL

Material yang dibutuhkan umumnya didatangkan dari sekitar wilayah


kota Makassar. Untuk pasir, batu dan sirtu serta tanah timbunan didatangkan
dari wilayah sekitar kota Makassar, seperti kabupaten Gowa, kabupaten Maros
dan kabupaten Pangkep. Untuk besi baja dan tiang pancang di mobilisasi dari
Pelabuhan Makassar ke tapak proyek. Sementara beton diperoleh dari
perusahaan – perusahaan beton mix yang ada di kota Makassar. Sementara
galian akan dimobilisasi ke wilayah yang membutuhkan dalam wilayah kota
Makassar.

Rona Lingkungan Hidup II - 70

Вам также может понравиться