Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Bab II
RONA LINGKUNGAN HIDUP
700
600
Curah Hujan (mm)
500
400
300
200
100
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Bulan
Tabel 2.2. Nilai Curah Hujan Rancangan Untuk Setiap Periode Ulang
Periode Ulang
Variabel
2 5 10 25 50
Nilai K 0.195 0.844 1.086 1.282 1.379
Log Xt 2.735 2.811 2.839 2.862 2.873
Xt (R24) 543.596 646.949 690.332 727.591 746.768
Sumber: Hasil Analisis Tim, 2014
Sementara nilai intesitas hujan untuk setiap periode ulang disajikan pada
Tabel 2.4. dan grafik berikut.
4500
I2 (mm/jam)
4000
I5(mm/jam)
3500 I10(mm/jam)
3000 I25(mm/jam)
Intensitas (mm/jam)
I50(mm/jam)
2500
2000
1500
1000
500
0
0.02 0.03 0.08 0.17 0.25 0.33 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00
Waktu (jam)
Gambar 2.2. Grafik Intensitas Curah Hujan Untuk Setiap Periode Ulang
b). Angin
Data angin diperoleh dari stasiun terdekat dengan lokasi studi, yaitu
Stasiun Meteorologi Maritim Paotere. Data angin berupa data kecepatan dan
arahnya yang bersesuaian. Adapun data kecepatan angin dan arah datang angin
dapat dilihat pada tabel berikut.
dari arah Timur Laut (5,556 %). Sementara itu, persentasi kejadian angin
menurut interval kecepatan diperlihatkan pada tabel berikut.
Berdasarkan data pada Tabel 2.8 diperoleh bahwa kecepatan angin yang
paling dominan adalah angin dengan kecepatan 20,19 m/detik (6 data), disusul
angin dengan kecepatan 16,975 m/detik (2 data), 16,120 m/detik (2 data),
15,175 (2 data), 14,959 m/detik (12 data), 13,887 m/detik (3 data), dan
terakhir adalah 12,796 m/detik (8 data). Penyajian data angin selain dalam
bentuk tabulasi, juga dalam bentuk mawar angin seperti yang diperlihatkan
pada Gambar 2.3. berikut.
Tabel. 2.9 Data hasil pengujian kualitas udara ambien dalam wilayah studi
amdal rencana pengembangan Mall Panakkukang Makassar
Hasil Uji Baku
No Parameter Uji Satuan
U1 U2 U3 U4* Mutu
1 Sulfur Dioksida ( SO2 ) µg/Nm3 36,52 32,07 26,28 11.40 900
2 Nitrogen Dioksida ( NO2 ) µg/Nm3 41,30 37,41 35,62 10.30 400
3 Karbon Monoksida ( CO ) µg/Nm3 50,82 45,12 42,03 23.7 30000
4 Timah Hitam ( Pb) µg/Nm3 0,55 0,50 0,39 0.11 2
5 Amoniak (NH3) Ppm 0,06 0,04 0,04 - 2
6 Partikel ( TSP ) µg/Nm3 60,69 55,69 49,24 13.20 230
Sumber : Hasil pengujian BBK3 Makassar, Juni 2014,
* Dpkumen KA ANDAL Rencana Pembangunan Super Blok The St.Moritz, 2014.
U1: Jl. Pengayoman (S: 05°09'32,7"/E:119°26'44,9")
U2: Jl. Adyaksa (S: 05°09'25,8"/E:119°26'52,4")
U3: Jl. Bougenville (S: 05°09'25,8"/E:119°26'52,4")
U4: Jl.Boulevard (S: 05°09’ 22,6” dan E: 119° 26’ 41,4”)
Data hasil pengujian dalam Tabel 2.9 menunjukkan bahwa kualitas udara
ambien di wilayah studi mesih tergolong baik berdasarkan nilai keenam
parameter uji. Kualitas udara ambien tersebut diuraikan secara rinci sebagai
berikut.
Sulfur dioksida (SO2). Sulfur dioksida merupakan salah satu parameter
kualitas udara atau komponen polutan udara yang dapat bersumber dari hasil
pembakaran pada proses industri, kendaraan bermotor, generator listrik, atau
sampah organik. Pada konsentrasi tertentu, gas ini dapat menyebabkan iritasi
pada saluran pernafasan dan dapat mengakibatkan tingkat kemasaman air
hujan turun. Konsentrasi gas ini di wilayah studi berkisar antara 11,40 – 36,52
g/Nm3. Rentang konsentrasi ini masih jauh lebih rendah dibanding baku mutu
yang ditetapkan sebesar 900 µg/Nm3 atau kondisi seperti ini menunjukkan
bahwa kualitas udara di wilayah studi relatif masih bersih atau aktivitas
masyarakat sekitarnya belum menyebabkan udara tercemar oleh gas SO2.
Sumber utama gas ini diperkirakan dari emisi kendaraan bermotor yang
beroperasi di sekitar lokasi pengukuran.
Nitrogen dioksida (NO2). Gas ini merupakan salah satu polutan udara
ambien yang dapat bersumber dari alam, hasil pembakaran bahan organik atau
asap kendaraan bermotor. Pada konsentrasi tertentu, misalnya diatas baku
mutu, gas ini dapat menimbulkan iritasi hingga pendarahan paru-paru pada
manusia dan kerusakan terhadap vegetasi. Disamping itu, NO2 dapat
berkontribusi pada hujan asam. Di wilayah studi terdeteksi gas NO2 namun
masih dalam rentang konsentrasi yang sangat rendah dibanding baku mutu
yang dipersyaratkan, yaitu terukur sekitar 10,30 – 41,30 µg/Nm3 (baku mutu:
400 µg/Nm3). Pada rentang konsentrasi tersebut, gas NO2 tidak akan
berdampak terhadap komponen lingkungan lainnya, seperti terhadap manusia,
tumbuhan dan bangunan fisik. Seperti halnya data hasil pengukuran SO2,
sumber utama gas ini diperkirakan dari emisi kendaraan bermotor yang
beroperasi di sekitar lokasi pengukuran.
Karbon monoksida (CO). Gas CO ini dapat bersumber dari hasil
pembakaran tidak sempurna bahan organik, seperti bensin atau solar pada
kendaraan bermotor, batu bara, atau bahan organik lainnya. Pada konsentrasi
tertentu, gas ini dapat menimbulkan efek racun terhadap tubuh manusia dengan
gejala seperti sakit kepala, pusing, dan sesak nafas. Kandungan polutan ini
dalam udara ambien di wilayah studi relatif masih rendah, yaitu berkisar antara
23,7 – 50,82 g/Nm3. Rentang nilai parameter tersebut masih jauh dibawah
baku mutu yang ditetapkan sebesar 30000 g/Nm3. Sumber CO terutama dari
emisi kendaraan bermotor yang beroperasi di sekitar lokasi pengukuran. Data
hasil pengukuran ini juga menunjukkan bahwa emisi gas CO yang bersumber
dari kegiatan masyarakat yang ada di wilayah studi, terutama dari kegiatan
transportasi belum sampai pada tingkat mencemari lingkungan udara ambien.
Amoniak (NH3). Gas amoniak merupakan salah satu parameter kualitas
udara dari aspek kebauan. Keberadaan gas ini di lingkungan udara ambien
dapat bersumber dari hasil penguraian bahan organik oleh bakteri secara
anaerob atau hasil suatu proses industri. Gas ini terdeteksi di semua lokasi
pengukuran dengan konsentrasi 0,04 - 0,06 ppm. Konsentrasi parameter
kebauan ini masih sangat rendah dibandiing baku mutu yang ditetapkan
sebesar 2 ppm. Gas ini diperkirakan bersumber dari hasil penguraian limbah
padat dan air limbah domestik di sekitar lokasi pengukuran.
Partikel (Debu). Partikel atau debu (TSP) dihasilkan oleh emisi kendaran
bermotor, peristiwa mekanis seperti pada kegiatan transportasi darat serta
peristiwa alami akibat dispersi partikel debu oleh angin. Polutan ini dapat
menyebabkan gangguan sistem pernafasan, iritasi mata dan gangguan
pandangan manusia. Kandungan debu dalam udara ambien di wilayah studi
berkisar antara 13,20 – 60,69 µg/Nm3 yang diukur pada bulan Juni 2014. Data
hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa udara di sekitar rencana lokasi
proyek masih tergolong baik berdasarkan baku mutu yang dipersyaratkan
untuk parameter ini, yaitu 230 µg/Nm3.
Timah Hitam (Pb). Timbal atau timah hitam merupakan salah satu unsur
logam berat yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Keracunan Pb bisa
menyebabkan nafsu makan hilang, sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota
badan, kejang atau gangguan penglihatan. Salah satu sumber Pb dalam udara
pada jalur transportasi adalah hasil pembakaran pada mesin kendaraan
bermotor yang menggunakan bahan aditif tetraethyl lead dalam bakar bensin.
Timbal dalam udara ambien di wilayah studi amdal rencana pengembangan
Mall Panakkukang berkisar antara 0,11 – 0,55 µg/Nm3 (baku mutu: 2 µg/Nm3).
Keberadaan Pb ini mengindikasikan bahwa masih ada penggunaan bahan bakar
yang mengandung Pb pada kendaraan yang dioperasikan oleh masyarakat di
sekitar wilayah studi. Meskipun demikain, udara ambien di sekitar rencana
lokasi proyek belum tercemar oleh Pb.
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). ISPU adalah angka yang tidak
mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di
lokasi dan waktu tertentu berdasarkan dampaknya terhadap kesehatan
manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya. Parameter ISPU sesuai
Keputusan BAPEDAL No: Kep-107/KABAPEDAL/11/1997 adalah Partikulat, CO,
SO2, NO2 dan O3. Angka ISPU: 1-50 = Baik (Hijau); 51-100 = Sedang (Biru); 101-
199 = Tidak Sehat (Kuning); 200-299 = Sangat Tidak Sehat (Merah); 300-Lebih
= Berbahaya (Hitam). ISPU yang dapat ditampilkan berdasarkan data hasil
pengukuran pada bulan Juni 2014 hanya parameter debu, SO2, dan CO.
Tabel 2.10 ISPU tiga parameter kualitas udara ambien pada tiga lokasi
pengukuran dalam wilayah studi amdal rencana pengembangan
Mall Panakkukang Makassar pada bulan Juni 2014
ISPU
Lokasi Kondisi udara
SO2 CO TSP
U1 22,8 0,51 37,9 Baik (Hijau)
U2 20,0 0,45 34,9 Baik (Hijau)
U3 16,0 0,42 30,8 Baik (Hijau)
Sumber: Hasil Analisis Tim, 2014
Hasil perhitungan ISPU tiga parameter uji kualitas udara ambien pada
tiga lokasi pengukuran seperti tercantum dalam Tabel 2.10. Angka ISPU semua
parameter uji masih dibawah 50 atau kualitas udara ambien di wilayah studi
masih dalam kategori Baik (Hijau) atau skala 5.
b). Kebisingan
Kebisingan di wilayah studi amdal rencana pengembangan Mall
Panakkukang berkisar antara 67 – 72 dBA (Lampiran). Intensitas bising ini
sedikit diatas baku mutu yang ditetapkan sebesar 65 dBA untuk lingkungan
perkantoran, jasa dan hiburan serta 70 dBA untuk lingkungan jalan raya.
Tingkat kebisingan ini sudah cukup mengganggu dan dapat berpengaruh buruk
terhadap kesehatan masyarakat yang secara terus menerus menerima paparan
bising yang sifatnya intermittent (skala 3). Meskipun demikian, intensitas
bising ini dapat berkurang dengan semakin jauh penerima dari sumber bising
dan dengan adanya pelindung, seperti pepohonan dan bangunan.
3. Kualitas Air
Semua air buangan pada proses kontruksi pengembangan Mall
Panakkukang maupun air limbah yang telah melalui IPAL pada tahap operasinal
akan disalurkan ke sistem drainase. Dampak kegiatan tersebut dapat diamati
dari kualitas air outlet atau perubahan kualitas badan penerima air limbah.
Sehubungan dengan itu, pengujian kualitas air limbah domestik di wilayah studi
telah dilakukan untuk mendapatkan gambaran rona awalnya yang menjadi
dasar dalam kajian dampak kegiatan terhadap komponen lingkungan ini.
Tabel 2.11. Data hasil pengujian kualitas air limbah domestik dalam wilayah
studi amdal rencana pengembangan Mall Panakkukang Makassar
Baku Hasil pengujian Spesifikasi
No Parameter Uji Satuan
Mutu A1 A2 Metode
1 pH - 6,0 – 9,0 7,41 7,39 Elektrometrik
2 BOD5 mg/L 75 103,83 91,19 Titrimetrik
3 COD mg/L 125 173,06 151,96 Titrimetrik
4 TSS mg/L 50 61,2 57,2 Gravimetrik
5 Minyak dan Lemak µg/L 10 3,00 1,67 Gravimetrik
6 Total Coliform Jml/100 mL 5000 2015 1510 Spektrofotometrik
Sumber: Hasil pengujian B2K3 Makassar, Juni 2014
A1: Air limbah domestik, Jl. Adyaksa (S:05'09'25,66"/E:119°26'52,2")
A2: Air limbah domestik, Jl.Boulevard (S:05'09'24,4"/E:119°26'44,9")
Tabel 2.11 adalah data hasil uji kualitas air limbah domestik dengan
parameter dan baku mutu sesuai Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69
Tahun 2010 tentang Baku Mutu dan Kriteria Kerusakan Lingkungan. Disamping
itu, kualitas air limbah di wilayah studi akan digambarkan pula dengan Indeks
Pencemaran (IP). Data dalam Tabel 2.11 menunjukkan bahwa air limbah
domestik pada dua saluran drainase tampak sudah tercemar walaupun nilai
beberapa parameter uji masih dibawah baku mutu yang ditetapkan. Nilai BOD 5
dan COD sebagai indikator pencemaran oleh bahan organik dan anorganik
sudah melampui baku mutu masing-masing. Hal serupa bahwa bahan
tersuspensi dalam air limbah domestik seharusnya maksimal 50 mg/L namun
yang terukur dalam sampel lebih tinggi, yaitu sekitar 60 mg/L. Data ketiga
perameter uji ini menjadi gambaran awal bahwa air limbah domestik di wilayah
studi tergolong sudah tercemar. Ketiga parameter uji lainnya yang meliputi pH,
minyak dan lemak serta kandungan coliform masih memenuhi baku mutu yang
ditetapkan. Berdasarkan Indeks Pencemaran (IP), air limbah domestik di
wilayah studi tergolong tercemar ringan dengan IP = 1,1 – 1,3. Terjadinya
pencemaran air ini diperkirakan karena air limbah dari berbagai kegiatan
masyarakat di wilayah studi pada umumnya langsung dibuang ke lingkungan
tanpa melalui suatu sistem pengolahan.
4. Hidrologi
Fluktuasi muka air tanah di lokasi rencana pengembangan Mall
Panakkukang dipengaruhi oleh musim hujan (November-April) dan musim
kemarau (Mei-Oktober) di Kota Makassar. Pada musim hujan, muka air tanah
berada pada kedalaman 0.50-1.00 m, sedangkan pada musim kemarau muka air
tanah berada pada kisaran 3.00-4.00 m. Berdasarkan hasil laporan penyelidikan
tanah yang dilakukan pada bulan mei 2013, muka air tanah disekitar tapak
proyek yang diukur selama pengeboran tercatat pada kedalaman 1.80-2.00 m.
Pada umumnya masyarakat yang berada disekitar tapak proyek
menggunakan sumur bor dan PDAM. Sumur Bor memiliki kedalaman yang
bervariasi dengan kisaran antara 7 - 15 meter. Sementara pengunaan sumur gali
hanya dijumpai pada beberapa titik terutama pada bagian utara tapak proyek
dengan jarak ± 200 meter. Kedalaman permukaan sumur gali penduduk berada
pada kisaran 1,80 – 2,00 m. Debit air pada sumur gali masyarakat hingga saat ini
cukup baik dan relatif konstan (tidak pernah kering). Air dari sumur gali
dimanfaatkan hanya untuk mandi dan mencuci.
Sistem drainase disekitar mall Panakkukang adalah saluran terseir yang
sejajar dengan jalan Boulevard dan jalan pengayoman dan saluran sekunder
yang sejajar dengan jalan Adyaksa Baru. Dimensi saluran dan aliran air pada
drainase disekitar tapak proyek disajikan pada Gambar 2.4 berikut.
Data eksisting yang diperoleh untuk masing-masing saluran A,B,C dan D
adalah panjang saluran A adalah 265 m, lebar puncak saluran 4.05 m, lebar
dasar saluran 3.11 m serta tinggi saluran adalah 2.01 m. Untuk saluran B dengan
panjang 265 m, lebar puncak saluran 2,22 m, lebar dasar saluran 1,57 m serta
tinggi saluran adalah 2 m. Dan untuk saluran C dengan panjang 224 m, lebar
puncak saluran 0,82 m, lebar dasar saluran 0,69 m serta tinggi saluran adalah
0,9 m. Serta untuk saluran D dengan panjang 276 m, lebar puncak saluran 1,85
m, lebar dasar saluran 1,3 m serta tinggi saluran adalah 1,1 m. Dari data ini
maka diperoleh luas penampang saluran A yaitu 7,2 m2, saluran B 3,79 m2,
saluran C 0,68 m2 dan saluran D adalah 1,73 m2. Sehingga diperoleh jari-jari
1 A 3.3 0.75 100 265 0.001 3.76 8.83 12.59 202.79 1.12 1.62
2 B 0.5 0.75 100 265 0.001 3.76 8.83 12.59 202.79 0.17 0.66
3 C 0.1 0.75 100 224 0.001 3.76 7.47 11.22 202.79 0.03 0.06
4 D 0.3 0.75 100 276 0.001 3.76 9.2 12.96 202.79 0.10 0.24
Sumber: Hasil Analisis Tim, 2014
Gambar 2.4. Kondisi Sumur Gali dan Sistem Drainase di Sekitar Tapak Proyek
b). Geologi
Penelaahan kondisi geologi pada wilayah studi, baik permukaan maupun
bawah permukaan didasarkan pada data sekunder maupun primer hasil
pemboran inti dan sondir. Berdasarkan peta geologi lembar Ujung Pandang,
Benteng, dan Sinjai (Rab. Sukamto dan Supriatna, 1982), Daerah studi dan
sekitarnya ditutupi oleh jenis batuan Tersier dan Kuarter, yaitu batuan
gunungapi dan endapan alluvial. Urutannya dari muda ke tua sebagai berikut.
Endapan Aluvial
Endapan alluvial terletak tidak selaras diatas batuan yang lebih tua
(batuan Formasi Camba), penyebarannya sangat tidak luas terutama
lokasi tapak proyek dan sekitarnya. Batuan ini terbentuk pada zaman
kuarter (alluvium) dan dalam geologi regional endapan alluvial sungai,
rawa dan pantai (Qac). Berdasarkan sifat fisik litlogi penyusun dan posisi
(subsurface soil condition) pada tapak proyek maka telah dilakukan korelasi
dengan penyelidikan tanah di lapangan dengan data laboratorium 2 (dua) titik
sondir dan 2 (dua) titik pengeboran dalam. Adapun hasil penyelidikan tanah
berupa sondir dan boring ini dapat di lihat pada Tabel 2.13. Data lengkap sondir
dan boring disajikan dalan Laporan Penyelidikan Tanah pada tapak Proyek
Berlokasi di Jalan Boulevard (PT. Solefound Sakti, 2013). Gambar data hasil
boring dalam disajikan pada Gambar 2.5 dan Gambar 2.6.
Gambar 2.5. Boring Log dan Standard Penetration Test Tanah DB 1 di lokasi
tapak Proyek
Gambar 2.6. Boring Log dan Standard Penetration Test Tanah DB 2 di lokasi
tapak Proyek
6. Ruang
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar Tahun 2005-
2015 yang dijelaskan dalam Perda No.6 Tahun 2006, dimana Kecamatan
Panakkukang merupakan kawasan pengembangan terpadu yang mencakup
Kawasan Pemukiman terpadu dan Kawasan Pendidikan tinggi Terpadu.
Rencana Pengembangan Kawasan Pemukiman secara bertahap dilengkapi
dengan sarana lingkungan yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat setempat berdasarkan standar fasilitas umum/fasilitas
sosial. Fasilitas umum dan fasilitas sosial terdiri ats fasilitas pendidikan,
kesehatan, peribadatan, olahraga/kesenian/rekreasi, pelayanan pemerintahan,
bina sosial, perbelanjaan/niaga dan transportasi.
Berdasarkan hasil survei pengamatan pada wilayah studi, maka
diperoleh kondisi pemanfaatan ruang pada wilayah di sekitar lokasi rencana
pengembangan Mall Panakkukang sebagaimana pada Gambar 2.7
memperlihatkan bahwa wilayah studi merupakan tata guna lahan yang sudah
mapan dan termasuk kategori tata guna lahan yang kompleks, padat dan ramai
serta mempunyai potensi bangkitan dan tarikan pergerakan lalu lintas yang
cukup tinggi. Dalam hal ini, wilayah studi didominasi oleh tata guna lahan
berupa Rumah Toko (Ruko), Rumah Kantor (Rukan), Pusat Perbelanjaan (Mall),
Hotel, dan Rumah Makan/Restauran serta tempat hiburan (rumah
bernyanyi/karaoke). Kondisi tata guna lahan eksisiting pada wilayah studi saat
ini sangat mempengaruhi kapasitas ruas dan persimpangan jalan yang terdapat
di wilayah studi.
Gambar 2.7. Kondisi Pemanfaatan Ruang pada Wilayah Sekitar Lokasi Rencana Pengembangan Mall Panakkukang
7. Transportasi
a). Tipe dan Kondisi Geometrik Jalan
Berdasarkan survei kondisi tipe dan geometrik jalan pada ruas Jalan
Boulevard, Jalan Pengayoman, Jalan Bougenville dan Jalan Adyaksa, maka
diperoleh kondisi geometrik penampang melintang ruas jalan sebagaimana
disajikan pada Tabel 2.14 dan Gambar 2.8.
Pada Tabel 2.13 dan Gambar 2.8 menunjukkan bahwa ruas jalan yang
diamati umumnya mempunyai lebar yang sesuai dengan standar jalan nasional.
Untuk ruas jalan Boulevard termasuk pada tipe jalan 2 arah 6 lajur dengan
median (6/2D), dengan lebar badan jalan adalah 30 m dan dipisahkan median
selebar 3.3 m, dimana lebar lajur per-arah sebesar 5 m dan lebar bahu jalan
sebesar 1.75 m. Untuk jalan Pengayoman termasuk pada tipe jalan 2 arah 4 lajur
dengan median (4/2D), dengan lebar badan jalan adalah 18 m dan dipisahkan
median selebar 3 m, dimana lebar lajur per-arah sebesar 4 m dan lebar bahu
jalan sebesar 2.75 m. Untuk jalan Bougenville termasuk pada tipe jalan 2 arah 4
lajur dengan median (4/2D), dengan lebar badan jalan adalah 13 m dan
dipisahkan median selebar 1 m, dimana lebar lajur per-arah sebesar 3.25 m dan
lebar bahu jalan sebesar 1 m. Sedangkan untuk jalan Adyaksa termasuk dalam
tipe jalan 2 Arah 4 Lajur tanpa median (4/2UD), dengan lebar badan jalan
adalah 16 m, dimana lebar lajur per-arah sebesar 4 m dan lebar bahu jalan
sebesar 1 m.
Gambar 2.9. Kondisi Sirkulasi Arus Lalu Lintas pada Lokasi Studi
Tabel 2.17. Volume Arus Lalu Lintas Pada Masing-Masing Ruas Jalan
Volume Lalu Lintas Hari Libur (Smp/Jam)
Pengamatan
Jln Boulevard Jln Pengayoman Jln Bougenville Jln Adyaksa
Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2
08.00 - 09.00 1356.80 1244.30 541.20 766.60 526.40 517.20 621.10 625.80
09.00 - 10.00 1431.10 1369.00 584.20 872.60 584.20 584.20 690.20 698.10
10.00 - 11.00 1421.60 1453.30 1135.20 907.80 609.80 665.70 632.60 531.40
11.00 - 12.00 1464.90 1410.10 1231.70 1109.20 704.70 861.60 879.00 680.00
12.00 - 13.00 1600.75 1656.15 1328.83 1182.13 736.95 899.03 874.10 778.25
13.00 - 14.00 1736.60 1902.20 1425.95 1255.05 769.20 936.45 869.20 876.50
14.00 - 15.00 1954.38 1887.00 1462.55 1268.20 776.95 937.10 1042.30 1041.90
15.00 - 16.00 2097.03 2139.95 1464.05 1255.45 812.30 935.55 1111.30 1130.70
16.00 - 17.00 2453.98 2313.68 1595.60 1594.75 1014.90 1003.75 901.60 1103.70
17.00 - 18.00 2406.18 2440.65 1625.05 1595.90 1034.00 1052.85 987.00 1179.90
18.00 - 19.00 2285.87 2318.62 1527.55 1500.15 930.60 947.57 937.65 1120.91
19.00 - 20.00 2208.58 2082.31 1436.04 1435.28 862.67 853.19 811.44 993.33
20.00 - 21.00 1677.62 1711.96 1098.04 941.59 649.84 748.44 944.61 961.10
21.00 - 22.00 1563.50 1509.60 950.66 824.33 543.87 655.97 729.61 781.43
RATA-RATA 1832.78 1817.06 1243.33 1179.22 754.03 828.47 859.41 893.07
MAKSIMUM 2453.98 2440.65 1625.05 1594.75 1034.00 1052.85 1111.30 1179.90
MINIMUM 1356.80 1244.30 541.20 766.60 526.40 517.20 621.10 625.80
Tabel 2.18. Derajat Kejenuhan Lalu Lintas Pada Masing-Masing Ruas Jalan
Derajat Kejenuhan (DS) Hari Libur
Pengamatan
Jln Boulevard Jln Pengayoman Jln Bougenville Jln Adyaksa
Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2
08.00 - 09.00 0.26 0.24 0.15 0.22 0.17 0.17 0.20 0.20
09.00 - 10.00 0.27 0.26 0.17 0.25 0.19 0.19 0.22 0.22
10.00 - 11.00 0.27 0.28 0.33 0.26 0.20 0.22 0.20 0.17
11.00 - 12.00 0.28 0.27 0.35 0.32 0.23 0.28 0.28 0.22
12.00 - 13.00 0.31 0.32 0.38 0.34 0.24 0.30 0.28 0.25
13.00 - 14.00 0.33 0.36 0.41 0.36 0.25 0.31 0.28 0.28
14.00 - 15.00 0.37 0.36 0.42 0.36 0.26 0.31 0.34 0.34
15.00 - 16.00 0.40 0.41 0.42 0.36 0.27 0.31 0.36 0.36
16.00 - 17.00 0.47 0.44 0.46 0.46 0.33 0.33 0.29 0.36
17.00 - 18.00 0.46 0.47 0.47 0.46 0.34 0.35 0.32 0.38
18.00 - 19.00 0.44 0.44 0.44 0.43 0.31 0.31 0.30 0.36
19.00 - 20.00 0.42 0.40 0.41 0.41 0.28 0.28 0.26 0.32
20.00 - 21.00 0.32 0.33 0.31 0.27 0.21 0.25 0.30 0.31
21.00 - 22.00 0.30 0.29 0.27 0.24 0.18 0.22 0.23 0.25
RATA-RATA 0.35 0.35 0.36 0.35 0.25 0.27 0.28 0.29
Kategori B B B B A A A A
Kondisi ini sebagai akibat dari penggunaan tarif progressif sehingga sangat
membebani pengguna kendaraan jika melakukan parkir di kawasan Mall.
Kondisi ini menyebabkan penumpukan kendaraan hingga ke badan jalan (on
street parking).
Kondisi perparkiran di sekitar Mall Panakkukang ini disajikan pada
gambar berikut.
Dari data juga diperoleh persentase lama parkir untuk kendaraan (motor
dan mobil) di Mall Panakkukang disajikan pada Tabel 2.21. Tabel tersebut
menunjukkan bahwa lama kendaraan yang parkir di mall rata – rata 110 menit
(1 jam 50 menit) untuk mobil dan 113 menit ( 1 jam 53 menit) untuk motor.
Tabel 2.22. Jumlah Pengunjung Mall Panakkukang Selama Bulan Juni 2014
WAKTU LOKASI PINTU
NO Total
HARI TANGGAL 1 2 3 4 5 6
1 Minggu 01-06-14 27,643 29,866 8,754 17,659 6,588 22,598 113,108
2 Senin 02-06-14 15,498 17,509 4,387 6,592 2,409 6,587 52,982
3 Selasa 03-06-14 14,770 16,440 4,098 8,326 3,098 5,524 52,256
4 Rabu 04-06-14 16,693 18,003 5,383 7,609 2,449 7,439 57,576
5 Kamis 05-06-14 17,590 18,632 4,176 9,072 3,769 6,432 59,671
6 Jum'at 06-06-14 16,598 19,954 5,009 9,854 4,387 6,098 61,900
7 Sabtu 07-06-14 21,732 24,965 5,499 12,870 5,033 18,732 88,831
8 Minggu 08-06-14 25,984 27,609 6,598 14,387 5,874 20,954 101,406
9 Senin 09-06-14 14,387 14,332 3,769 5,487 3,093 3,290 44,358
10 Selasa 10-06-14 13,992 13,234 3,092 4,372 2,769 3,329 40,788
11 Rabu 11-06-14 12,883 15,099 4,782 4,521 3,309 2,689 43,283
12 Kamis 12-06-14 15,493 14,387 5,209 6,590 2,209 3,398 47,286
13 Jum'at 13-06-14 16,509 19,853 4,772 5,498 3,298 6,509 56,439
14 Sabtu 14-06-14 23,821 27,688 5,789 10,439 5,482 19,884 93,103
15 Minggu 15-06-14 27,690 29,043 7,003 13,287 6,041 21,769 104,833
16 Senin 16-06-14 9,424 11,287 3,659 5,488 2,438 2,198 34,494
17 Selasa 17-06-14 8,599 12,098 3,097 4,669 2,549 2,309 33,321
18 Rabu 18-06-14 12,863 13,287 4,219 5,369 3,032 3,109 41,879
19 Kamis 19-06-14 14,871 15,732 4,655 5,398 3,187 4,431 48,274
20 Jum'at 20-06-14 17,696 18,445 4,984 7,201 3,098 5,098 56,522
21 Sabtu 21-06-14 21,693 23,194 5,259 9,865 4,327 18,540 82,878
22 Minggu 22-06-14 24,798 26,499 6,554 12,665 5,609 20,854 96,979
23 Senin 23-06-14 10,882 11,501 3,298 5,498 3,904 2,984 38,067
24 Selasa 24-06-14 11,096 11,940 4,782 5,729 3,674 4,487 41,708
25 Rabu 25-06-14 13,941 14,883 4,902 6,034 3,298 6,409 49,467
26 Kamis 26-06-14 15,498 17,228 5,138 7,448 4,297 5,488 55,097
27 Jum'at 27-06-14 20,571 23,094 5,330 8,540 4,300 12,854 74,689
28 Sabtu 28-06-14 27,554 29,120 7,298 12,055 6,392 21,854 104,273
29 Minggu 29-06-14 26,590 27,993 6,044 13,854 4,879 19,854 99,214
30 Senin 30-06-14 9,763 12,832 4,089 7,943 2,588 2,798 40,013
TOTAL BULAN INI 527,122 575,747 151,628 254,319 117,380 288,499 1,914,695
TOTAL BULAN LALU 598,391 676,794 198,894 373,138 144,635 393,198 2,385,050
SELISIH +/- (71,269) (101,047) (47,266) (118,819) (27,255) (104,699) (470,355)
Sumber : PT. Margamas Indah Development, Juni 2014
catatan :
1 Pintu Utara 4 Pintu Timur
2 Pintu Selatan 5 Pintu Selatan Luar
3 Pintu Barat 6 Pintu Jembatan PS/PM
Tabel 2.26 Persentase Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Wilayah
Studi Tahun 2012
Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah %
0 – 14 3.242 3.116 6.358 29.15
15 – 60 6.682 7.155 13.837 63.44
60+ 737 876 1.613 7,41
Jumlah 7.851 8.214 21.808 100,00
Sumber : Kecamatan Panakkukang Dalam Angka Tahun 2013 Setelah Diolah
2. Ketenagakerjaan
Berdasarkan hasil Sakernas 2011-2012 terlihat bahwa di Kota Makassar
penduduk yang bekerja ada sebanyak 52,18 % sedangkan yang pengangguran
sebanyak 5,78 %. Gambaran ketenagakerjaan di Kota Makassar disajikan pada
Tabel 2.29 berikut.
3. Perekonomian
a). PDRB Kota Makassar
PDRB merupakan salah satu pencerminan kemajuan ekonomi suatu
daerah yang didefinisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa
yang dihasilkan dalam waktu 1 tahun di wilayah tersebut. Berdasarkan hasil
perhitungan PDRB tahun 2012, nilai PDRB kota Makassar atas dasar harga
berlaku mencapai Rp 50.702.400 milyar rupiah. Sedangkan PDRB atas harga
Tabel 2.31 PDRB Kota Makassar Atas Dsar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2009 – 2012 (Milayaran Rupiah)
Tahun Tahun Tahun Tahun
No. Lapangan Usaha
2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 256.599 272.975 288.085 300.812
2 Pertambangan &
2.945 2.430 1.971 1.573
Penggalian
3 Industri Pengolahan 6.484.958 7.287.914 8.206.704 9.042.273
4 Listrik, Gas, & Air Bersih 560.687 670.435 762.502 865.954
5 Bangunan 1.483.832 2.898.340 3.356.010 3.848.112
6 Perdagangan, Hotel, &
8.974.100 10.763.583 12.781.102 14.888.102
Restoran
7 Angkutan dan
4.356.485 5.302.664 6.236.356 7.729.553
Komunikasi
8 Keuangan, persewaan &
3.179.778 3.793.000 4.710.227 5.724.216
Jasa Perusahaan
9 Jasa-jasa 4.964.651 6.016.109 6.432.878 8.301.801
Jumlah 31.263.651 37.007.452 43.428.149 50.702.400
Sumber: BPS – Kota Makassar dalam Angka, Tahun 2013.
Tabel 2.32 Perkembangan dan Pertumbuhan Ekonomi kota Makassar dari tahun
2008 – 2012.
Kota Makassar
PDRB atas dasar harga berlaku PDRB atas dasar harga Konstan
Tahun (ADH) (ADHK)
Perkembangan Pertumbuhan
Nilai (Rp) Nilai (Rp)
(%) Ekonomi
2008 26.068.221,49 25,06 13.551,827 10,52
2009 31.263.651.65 19,93 14.798,187 9,20
2010 37.007.451,94 18,37 16.252.451,43 2,83
2011 43.428.149,82 17,35 17.820.697,97 9,65
2012 50.702.400,57 16,75 199.582.060,39 9,88
Sumber: BPS – Kota Makassar dalam Angka Tahun 2013.
Pada Tabel 2.34, memperlihatkan bahwa jenis usaha ekonomi lokal dan
ekonomi rumah tangga yang dikelola dan dijalankan oleh masyarakat di sekitar
lokasi rencana kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang (rumah sakit, hotel,
apartemen, mall dan sekolah) sangat bervariasi seperti usaha pengrajin industri
rumah tangga 23 %, pedagang keliling 28 %, montir 14 %, usaha kecil dan
menengah 17 %, jasa pengobatan alternatif 1 %. Kegiatan ini merupakan usaha
ekonomi rumah tangga yang dijalankan masyarakat sekitar yang berdampak
terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga warga
sekitar lokasi rencana kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang (rumah sakit,
hotel, apartemen, mall dan sekolah) di kelurahan Masale.
Keberadaan pusat perbelanjaan (mall saat ini) juga menumbuhkan
beberapa jenis usaha ekonomi rakyat diantaranya jasa penyewaan parkir, jasa
penyewaan rumah/kamar (kos-kosan) dan warung makan/kios. Jasa
penyewaan parkir tumbuh disekitar jalan Buolevard dan jalan pengayoman
yang memanfaatkan ruko – ruko yang tidak difungsikan serta bahu jalan.
Jasa penyewaan rumah/kamar (kos – kosan) banyak dimanfaatkan oleh
para karyawan mall. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya transportasi dan
waktu perjalanan. Jasa kos – kosan menggunakan bangunan semi permanen
hingga permanen dengan tarif Rp. 350.000 – 500.000 perbulan dan Rp
2.000.000 – 4.000.000/tahun. Sebagian besar karyawan mall (SPG) menfaatkan
keberadaan warung makan disekitar mall untuk makan minum akibat tarif
makan yang ditawarkan sesuai dengan kondisi keuangan mereka.
tersebut baik oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta yang ada di wilayah
studi.
Sementara itu pendapatan tenan (pemilik usaha) terutama usaha kuliner
di mall berada dalam kisaran 5 jt s/d 15 jt perhari. Pendapatan karyawan mall
(Cleaning service, Satpam dan SPG) berada dalam kisaran Rp 750.000 –
2.400.000 perbulan. Pendapatan pengunjung mall berada pada kisaran Rp
1.500.000 s/d 4.500.000 perbulan.
4. Sosial Budaya
a). Adat Istiadat
Adat istiadat masyarakat yang sudah turun temurun dijalankan oleh
warga masyarakat Bugis Makassar dan warga pendatang di sekitar lokasi
rencana kegiatan Pengembangan Mall Panakukang (rumah sakit, hotel,
apartemen, mall dan sekolah) di kelurahan Masale merupakan budaya yang
sudah mengkristalkan kehidupan bermasyarakat bagi warga. Kebiasaan-
kebiasaan yang masih dijalankan sampai saat ini oleh warga sekitar yaitu dalam
bentuk kegiatan bermasyarakat seperti tradisi upacara perkawinan, penamatan
alquran, sunatan, dan kematian juga kebiasaaan menentukan hafri membangun
rumah dan membangun/memperbaiki tempat ibadah atau kebiasaan
melakukan suatu usaha.
Nilai budaya yang menjadi pegangan hidup masyarakat Bugis Makassar
yang berdomisili di sekitar lokasi rencana kegiatan usaha secara umum tersirat
dalam kalimat atau semboyan: Reso Temmanginggi Naletei Pammase Dewata
(sikap kemandirian), Lempu na Getteng (Sikap jujur dan Tegas), Pada Idi Pada
Elo Sipatuo Sipattokkong (sikap saling membantu), Siri Napacce (harga diri).
Oleh karena itu, masyarakat Makassar dan Bugis Makassar yang berada di
sekitar lokasi rencana kegiatan akan selalu menjunjung tinggi karakter mandiri,
demokrasi, jujur, tegas, memperjuangkan kebenaran, keadilan dan kemitraan
dijunjung tinggi dalam kehidupan sosial masyrakat di sekitar lokasi kegiatan
dan umumnya sangat dekat dengan norma-norma keagamaan, walaupun setiap
suku/etnis memiliki tata cara pelaksanaan kegiatan adat yang berbeda, namun
tetap menyatu dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi secara bersama.
1. Pola Penyakit
Pola penyakit merupakan intrumen yang dapat menunjukkan kondisi
kesehatan masyarakat dengan menghubungkan antara penyakit dengan jumlah
kasus. Dimana hubungan ini dapat dinilai secara deskriptif dengan menghitung
prevalensi kasus. Prevalensi adalah jumlah kasus lama dan baru dibagi dengan
jumlah penduduk di suatu tempat, dikali dengan konstanta (k=1.000).
Tabel 2.38. Pola Penyakit di Wilayah Kerja Puskesmas Tamamaung Tahun 2011
- 2013 (k=1.000)
2011 2012 2013
No Jenis Penyakit
Jumlah Prevalensi Jumlah Prevalensi Jumlah Prevalensi
1 ISPA 3.923 109.14 4.374 89.94 4.112 111.96
2 Gastritis 2.910 80.96 2.484 51.08 2.277 62.00
3 Hipertensi 2.779 77.31 2.297 47.23 1.774 48.30
4 Demam yang tidak 2.504 69.66 2.107 43.32 1.115 30.36
diketahui penyebabnya
5 Faringitis Akut 3.099 86.22 2.059 42.34 2.400 65.35
6 Penyakit pulpa dan 1.931 53.72 1.742 35.82 1.242 33.82
jaringan Periapikal
7 Batuk 2.633 73.25 1.712 35.20 870 23.69
8 Tonsilitis Akut 1.688 46.96 1.255 25.80 - -
9 Artritis Lainnya - - 995 20.46 845 23.01
10 Nyeri Pinggul dan perut 1.873 51.11 904 18.59 - -
11 Dermatis dan Eksim 1.111 30.91 - - 1.237 33.68
12 Infeksi akut lain pada - - - - 1.142 31.07
saluran napas atas
Sumber: Puskesmas Tamamaung Tahun 2014
120
111.96
109.14
100
89.94
86.22
80 73.25
65.35
60 53.72
42.34
40 35.235.82 33.82
23.69
20
0
2011 2012 2013
3. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup kondisi perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan
sebagainya (Notoadmojo, 2003). Dalam hal ini, kami melihat sanitasi lingkungan
dilihat berdasarkan beberapa hal, diantaranya adalah akses air bersih, jamban
keluarga, tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah
pada wilayah studi.
Air bersih yang digunakan masyarakat berasal dari sumur gali sebesar
11,67%, sumur pompa listrik atau sumur bor sebesar 50,83%, PDAM 35,83%
dan yang membeli air bersih sebesar 1,67%. Sedangkan untuk air minum,
masyarakat yang menggunakan air sumur gali sebesar 6,67%, sumur pompa
listrik sebesar 17,50%, PDAM 55% serta masyarakat yang membeli air minum
(air galon) sebesar 20,83%. Dari wawancara yang kami dapatkan, beberapa
masyarakat yang menggunakan air yang berasal dari sumur gali dan sumur
pompa listrik mengeluhkan mengenai warna dan bau air sumur, sehingga
masyarakat membatasi penggunaannya hanya untuk keperluan MCK.
Kondisi jamban yang memenuhi syarat di lokasi studi sudah sangat baik.
Berdasarkan hasil observasi, diperoleh 93.33% masyarakat menggunakan
jamban leher angsa dengan 97,32% telah memenuhi syarat, sedangkan sebesar
6,67% masyarakat masih menggunakan tipe jamban cemplung dengan
persentase yang memenuhi syarat sebesar 75%.
Di tengah tingginya angka kepemilikan jamban, kami menemukan dua
orang warga diluar responden kami di waktu berbeda melakukan aktivitas
buang hajat (buang air besar / BAB) di drainase Mall Panakkukang sisi selatan
dan di samping sumur gali warga.
4. Prilaku Merokok
Dari hasil wawancara terhadap warga sekitar lokasi studi, ditemukan
sebanyak 99 responden dengan prilaku anggota keluarga merokok di dalam
rumah, atau sekitar 82,5% masyarakat sekitar lokasi studi memiliki prilaku
merokok di dalam rumah dari total 120 responden.
5. Gizi Masyarakat
Berdasarkan informasi dari pihak Puskesmas Tamamaung, diperoleh
jumlah kasus gizi kurang pada tahun 2011 sebanyak 113 kasus, yang terdiri dari
97 kasus lama dan 14 kasus baru. Sedangkan kasus gizi buruk sebanyak 22
kasus, yang terdiri dari 16 kasus lama dan 6 kasus baru. Sedangkan pada tahun
2013 kasus gizi kurang meningkat menjadi 118 kasus sedangkan kasus gizi
buruk tetap sebanyak 22 kasus.