Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persekutuan merupakan bentuk usaha yang membutuhkan investasi dari


masing-masing sekutu dan membagi risikonya dengan sekutu tersebut. Bentuk
bisnis persekutuan sering ditemukan pada industri jasa, retail, pabrikasi,
kesehatan, profesi akuntan publik, dan sebagainya .Akuntansi untuk
persekutuan mensyaratkan pengakuan atas beberapa faktor penting.Dari
sudut pandang akuntansi, persekutan adalah entitas usaha yang terpisah. Dari
sudut pandang hukum, sebuah persekutuan seperti halnya perusahaan perorangan,
tidaklah terpisah dari pemiliknya. Oleh karena itu muncul beberapa perbedaan
antara pajak dan akuntansi untuk hal-hal tertentu, seperti nilai yang
dimasukan ke dalam aset yangdikontribusi dalam pendirian persekutuan.
Persekutuan, seperti perusahaan perseorangan, merupakan entitas yang tidak
dikenakan pajak sehingga tidak perlu membayar pajak penghasilan perusahaan.
Akan teta pi, pendapatan dan beban serta hasil operasi perusahaan lainnya harus
dilaporkan setiap tahun ke Kantor Pajak. Selanjutnya, para rekan harus
melaporkan bagian laba mereka dalam persekutuan saat melaporkan pajak
penghasilan pribadi.
Persekutuan dibentuk berdasarkan sebuah kontrak, yang disebut perjanjian
persekutuan (partnership agreement) atau pasal persekutuan (arcticles of
partnership). Perjanjian tersebut harus mencantumkan pernyataan yang
menyangkut hal ‐hal yang berhubungan dengan jumlah investasi yang perlu
ditanamkan. batas penarikan investasi, pembagian laba atau rugi, dan
keikutsertaan dan pengunduran diri rekan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Persekutuan?

1.2.2 Bagaimana karakteristik Persekutuan?


1.2.3 Bagaiman perhitungan investasi awal dalam Persekutuan?

1
1.2.4 Bagaiman perhitungan perjanjian pembagian laba dan rugi pada
persekutuan?
1.2.5 Bagaiman perhitungan pertimbangan jasa dalam perjanjian laba rugi?

1.3 Tujuan Makalah

Diharapkan setelah penulisan makalah ini penulis serta pembaca dapat memahami
:

1.3.1 Pengertian Persekutuan?

1.3.2 Karakteristik Persekutuan?


1.3.3 Perhitungan investasi awal dalam Persekutuan?
1.3.4 Perhitungan perjanjian pembagian laba dan rugi pada persekutuan?
1.3.5 Perhitungan pertimbangan jasa dalam perjanjian laba rugi?

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persekutuan

Di Indonesia, terdapat tiga jenis persekutuan yang diakui oleh Kitab Undang
Undang Hukum Perdata(KUHP): Persekutuan Perdata, Firma, dan Persekutuan
Komanditer (CV). Persekutuan komanditer disebut juga CV (commanditaire
venotschaap). Persekutuan adalah bentuk kerja sama antara dua orang atau lebih
untuk menjalankan usaha bersama. Masing-masing orang tadi disebut sekutu.
Pada firma, semua sekutu (disebut juga firman) bertanggung jawab renteng dan
menanggung kerugian firma sampai ke harta pribadi. Artinya, jika firma
menderita kerugian, semua sekutu harus menanggung kerugian tersebut. Di
samping itu, harta pribadi masing-masing sekutu juga ikut digunakan untuk
menanggung kerugian tersebut apabila harta firma tidak cukup untuk
menyelesaikan kerugian tersebut. Pada persekutuan komanditer, semua sekutu
juga bertanggung jawab renteng sebagaimana pada firma. Namun, terdapat sekutu
yang tanggung jawabnya terbatas pada harta yang telah disetorkannya ke
persekutuan komanditer. Sekutu tersebut sering dinamai sekutu diam, pasif, atau
silent partner. Selain sekutu diam disebut sekutu aktif yang tanggung jawabnya
terhadap kerugian CV sampai kepada harta pribadinya.

Persekutuan adalah sebuah asosiasi yang terdiri atas dua atau lebih individu
untuk bekerja sama dengan kepemilikan bersama terhadap bisnis tersebut, dengan
tujuan untuk mencari laba. Berdasarkan konsep mutual agency, setiap sekutu
merupakan seorang agen untuk seluruh kegiatan persekutuan, dengan kemampuan
untuk mengikat sekutu lainnya dengan aktivitasnya di dalam persekutuan. Bila
mengalami insolvensi, setiap sekutu memiliki kewajiban untuk melunasi
kewajiban persekutuan, termasuk menggunakan harta pribadinya. Jadi, kewajiban
sekutu pada persekutuan bersifat tidak terbatas.

Persekutuan Perdata (partnership / maatschap) menurut pasal 1618 KUH


Perdata adalah perjanjian antara dua orang atau lebih mengikatnya diri untuk

3
memasukkan sesuatu (inbreng) ke dalam persekutuan dengan maksud membagi
keuntungan yang diperoleh karenanya
Darii ketentuan Pasal 1618 KUHPerdata tersebut ,dapat beberapa unsur yang
terdapat di dalam persekutuan perdata ,yaitu :

1. Adanya suatu perjanjian kerjasama antara dua orang atau lebih.


2. Masing-masing pihak harus memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan
(inbreng)
3. Bermaksud membagi keuntungan bersama.

Partneship dapat diartikan sebagai suatu perjanjian (agreement) diantara dua


orang / lebih untuk memasukkan uang ,tenaga kerja ,dan keahlian ke dalam atau
lebih untuk mendapatkan keuntungan yang dibagi-bagi bersama sesuai dengan
bagian atau proporsi yang telah disepakati bersama
Orang yang melakukan kerjasama di dalam persekutuan tersebut dapat berupa
perorangan ,persekutuan perdata , perusahaan yang berabadan hukum ,atau bentuk
persekutuan lainnya.Makna bisnis di dalam definisi persekutuan di atas mencakup
setiap aktivitas yang menjalankan perusahaan,perkerjaan,atau profesi.

2.2 Karakteristik Persekutuan


Secara umum ada 5 yang menjadi karakteristik persekutuan yaitu :
a. Berusaha Bersama-sama (Mutual Agency)
Setiap anggota merupakan agen dari pada persekutuan untuk mencapai tujuan
usahanya.
b. Jangka waktu terbatas (Limited life)
Persekutuan tetap ada selama orang-orang (badan-badan) yang mengadakan
persekutuan itu ada dan masing-masing masih tetap menghendakinya. Setiap
perubahan yang berhubungan dengan maksud mengkahiri penjanjian dari para
anggota berarti membubarkan persekutuan. Penarikan modal atau kaitan seorang
anggota otomatis membubarkan persekutuan.
c. Tanggung jawab tidak terbatas (Unlimited Liability )

4
Tangung jawab seorang anggota terbatas pada jumlah yang ditanam di dalam
usaha persekutuan. Apabila di dalam keadaan tertentu persekutuan tidak dapat
membayar hutang-hutangnya karena jumlah kekayaan tidak cukup, maka kreditur
berhak menagih pada salah satu seorang dari anggota persekutuan tersebut.
d. Memiliki suatu bagian/hak di dalam persekutuan (Ownership of an Interest
in a Partnership)
Kekayaan yang ditanam di dalam perusahaan tidak lebih dari hak milik yang
terpisah dari anggota yang menjadi kekayaan persekutuan. Anggota yang
menanamkan kekayaan ke dalam persekutuan berarti menyerahkan haknya untuk
mengusahakan dan menggunakan kekayaannya itu, dan sepenuhnya rela untuk
dipakai guna mencapai tujuan-tujuan persekutuan. Hak yang diberikan kepada
persekutuan ini memberikan hak yang sama dengan anggota lainnya untuk
memimpin dan menjalankan usaha persekutuan.
e. Pengembalian bagian keuntungan persekutuan
Setiap anggota mendapat bagian dari keuntungan persekutuan. Suatu persetujuan
yang dibuat untuk membagi keuntungan itu sendiri, tidak merupakan suatu
bentuk persekutuan.
Persekutuan (partnership) didefinisikan sebagai asosiasi antara dua atau
lebih orang yang menjalankan suatu bisnis guna menghasilkan laba sebagai
pemilik bersama. Salah satu fitur hukum persekutuan adalah umur yang terbatas
(limited life).
Menurut konsep hukum Mutual Agency, setiap sekutu merupakan agen bagi
semua aktivitas persekutuan, dengan kekuasaan mengikat semua sekutu lainnya
melalui tindakannya yang mengatas namakan persekutuan. Implikasi dari murtual
agency terutama akan disignifikan apabila dipertimbangkan kaitannya dengan
fitur persekutuan dengan kewajiban tidak terbatas (unlimited liability). Setiap
sekutu bertanggung jawab pada semua utang persekutuan dan dalam kasus
insolvensi, mungkin perlu menggunakan aktiva pribadi untuk membayar utang
persekutuan yang diotorisasi oleh setiap sekutu.
Perjanjian persekutuan (partnership agreements) secara tertulis merupakan
praktik bisnis yang sehat, perjanjian tersebut harus merinci kepada :

5
1. Jenis produk dan jasa yang akan disediakan dan detail tetang operasi
bisnis lainya.
2. Hak dan tanggung jawan setiap sekutu dalam melaksanakan bisnis.
3. Investasi awal setiap sekutu.
4. Kondisi investasi tambahan.
5. Provisi penarikan aktiva
6. Rumus pembagian laba dan rugi.
7. Prosedur untuk membubarkan persekutuan.
Jika tidak ada perjanjian khusus menyangkut pembagian laba dan rugi, semua
sekutu akan membaginya secara rata tanpa memandang investasi yang dilakukan
atau waktu yang dicurahkan bagi persekutuan.

2.3 Investasi Awal Dalam Persekutuan

Seluruh harta sekutu yang diserahkan ke persekutuan menjadi harta


persekutuan. Investasi awal dicatat dalam akun modal untuk masing masing
sekutu.

Contoh :

Pada bulan Januari 2010, Joko dan Dadang sepakat untuk melakukan
usaha bersama dengan membentuk persekutuan. Investasi awal yang akan
dilakukan oleh Joko dan Dadang akan dicatat pada akun modal. Joko dan Dadang
sepakat untuk mengeluarkan modal awal dalam bentuk kas sebesar Rp800.000.
Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah :

Jan 1 Kas 800.000


Modal Joko 800.000
(untuk Mencatat investasi awal
Joko)

Jan 1 Kas 800.000


Modal Dadang 800.000
(untuk Mencatat investasi awal
Dadang)

6
Investasi awal pada persekutuan tidak hanya dapat dilakukan dengan penyetoran
modal dalam bentuk kas, tetapi juga dengan jenis aset lainnya. Untuk mencatat
penyetoran aset selain kas sebagai modal awal persekutuan, akan menggunakan
nilai wajar aset tersebut. Contohnya sebagai berikut. Joko dan Dadang sepakat
untuk membentuk suatu persekutuan, tetapi setoran awal modal tidak dalam
bentuk kas. Berikut penjabaran masing-masing aset yang disetorkan sebagai
investasi awal.

Aset yang disetorkan


Joko:
Nilai Buku Nilai Wajar
Tanah Rp100.000.000 Rp150.000.000
Bangunan 90.000.000 85.000.000
Sediaan 20.000.000 25.000.000
Total Rp210.000.000 Rp260.000.000

Jurnal untuk mencatat setoran modal awal Joko adalah

Jan 1 Tanah 150.000.000


Bangunan 85.000.000
Sediaan 25.000.000
Modal Joko 260.000.000
(untuk mencatat setoran modal
awal Joko pada nilai wajar)

Aset yang disetorkan Dadang:

Nilai Buku Nilai Wajar


Kas Rp75.000.000 Rp75.000.000
Bangunan 100.000.000 125.000.000
Tanah 40.000.000 50.000.000
Total Rp215.000.000 Rp250.000.000

Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:

Jan 1 Kas 75.000.000


Bangunan 125.000.000
Tanah 50.000.000
Modal Dadang 250.000.000
(untuk mencatat setoran modal
awal Dadang pada nilai wajar)

2.4 Perjanjian Pembagian Laba Dan Rugi

7
Di dalam suatu persekutuan, pasti ada perjanjian pembagian laba yang
diperoleh untuk masing-masing sekutu dengan jumlah tertentu. Biasanya pada
awal pembentukan persekutuan sudah disepakati jumlah pembagian laba untuk
masing-masing sekutu. Pada praktiknya, jumlah pembagian laba didasarkan pada
rasio tertentu, biasanya rasio kepemilikan modal. Begitu juga bila persekutuan
mengalami kerugian maka kerugian tersebut akan dialokasikan ke saldo modal
masing-masing sekutu berdasarkan rasio yang telah disepakati.

Masalah pembagian laba dan rugi akan semakin kompleks bila terdapat
perjanjian atau kondisi tertentu. Misalnya, bila seorang sekutu bertindak sebagai
koordinator atau manajer dari persekutuan maka dia juga berhak atas gaji sebagai
manajer dari persekutuan tersebut, di luar pembagian laba yang menjadi haknya.
Atau seorang sekutu berinvestasi dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan
sekutu yang lainnya, pada perjanjian awal biasanya mereka meminta bunga atas
investasinya yang lebih tersebut, di luar pembagian laba yang menjadi haknya.

Seorang sekutu yang bertindak sebagai manajer dari persekutuan biasanya


lebih menghabiskan waktunya untuk mengelola persekutuan dibandingkan dengan
sekutu yang lainnya. Jadi, sangat wajar bila sekutu tersebut menerima gaji sebagai
kompensasinya dalam mengelola persekutuan. Biasanya sekutu yang bekerja
mengelola persekutuan disebut dengan sekutu aktif, dan sekutu yang hanya
menanamkan modalnya, tetapi tidak terlibat langsung dalam operasi persekutuan
disebut sekutu pasif. Sekutu aktif ini yang biasanya akan mendapatkan gaji atau
bonus sebagai kompensasi dalam pengelolaan persekutuan. Untuk lebih jelasnya
maka kita akan melihat ilustrasinya sebagai berikut.

Faikar, Udin, dan Dias sepakat untuk membuat persekutuan, manakala


Faikar dan Udin merupakan sekutu yang secara langsung mengelola persekutuan
tersebut (sekutu aktif). Dias hanya bertindak sebagai sekutu pasif. Di dalam
perjanjian, pembagian laba dan rugi akan dilakukan secara merata, setelah
dilakukannya pembagian gaji. Udin dan Faikar akan menerima gaji masing-
masing sebesar Rp10 juta. Pada tahun 2010, persekutuan mendapatkan laba
sebesar Rp50 juta maka pembagian laba tersebut harus didahului oleh pemberian
gaji untuk sekutu aktif terlebih dahulu. Untuk lebih jelasnya akan diilustrasikan

8
pada tabel.

Skedul Alokasi Laba (dalam ribuan) - 31 Desember 2010

Faikar Udin Dias Total


Laba bersih 50.000
Gaji (20.000) 10.000 10.000 20.000
Sisa untuk dibagi 30.000
Pembagian (30.000) 10.000 10.000 10.000 30.000
secara merata
Sisa untuk dibagi 0
Alokasi laba 20.000 20.000 10.000 50.000
Bersih

Berdasarkan Tabel di atas, terlihat bahwa pembagian laba dilakukan


setelah adanya pembagian gaji untuk sekutu aktif. Jurnal untuk mencatat
pembagian laba di atas ke masing-masing sekutu adalah:

Des 31 Ikhtisar laba rugi 50.000.000


Modal Faikar 20.000.000
Modal Udin 20.000.000
Modal Dias 10.000.000

(untuk mencatat alokasi laba


tahun 2010)

Bila pada tahun tersebut persekutuan memperoleh laba yang kecil sehingga
tidak mampu menutupi gaji sekutu aktif maka akan menghasilkan rugi yang akan
dibagikan secara merata juga. Misalnya, pada tahun 2010 persekutuan
memperoleh laba sebesar Rp17 juta. Alokasinya sebagai berikut.

Tabel 1.3
Skedul Alokasi Laba (dalam ribuan)

Faikar Udin Dias Total


Laba bersih 17.000
Gaji 20.000 10.000 10.000 20.000
Sisa untuk dibagi (3.000)
Pembagian 3.000 (1.000) (1.000) (1.000) (3.000)
secara merata
Sisa untuk dibagi 0
Alokasi laba 9.000 9.000 (1.000) 17.000
Bersih

Berdasarkan skedul pada Tabel 1.3, terjadi pengurangan modal terhadap

9
modal Dias karena terdapat alokasi kerugian sebesar Rp1 juta. Hal ini terjadi
karena laba yang diperoleh tidak mampu menutupi gaji untuk sekutu aktif. Jurnal
untuk mencatat alokasi laba dan rugi ini adalah

Jurnal untuk mencatat pembagian laba di atas ke masing-masing sekutu


Adalah
Des 31 Ikhtisar laba rugi 17.000.000
Modal Dias 1.000.000
Modal Faikar 9.000.000
Modal Udin 9.000.000
(untuk mencatat alokasi laba
tahun 2010)

Dalam perhitungan laba bersih persekutuan di atas, tampak bahwa gaji


untuk sekutu aktif tidak dibiayakan, tetapi akan mengurangi laba bersih. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan jumlah pembagian yang adil bagi sekutu aktif
yang telah meluangkan waktunya untuk mengelola persekutuan, tetapi bila ingin
membandingkan kinerja persekutuan dengan kinerja organisasi bisnis lainnya,
sebaiknya laba bersih persekutuan dihitung setelah dikurangi gaji untuk sekutu
aktif. Begitu juga bila ingin membandingkan kesuksesan bisnis persekutuan
dengan organisasi bisnis lainnya.

2.5 Pertimbangan Jasa Dalam Perjanjian Laba Rugi

Pembagian yang sama besar atas laba persekutuan ditetapkan apabila tidak
ada perjanjian bagi hasil. Namun, para sekutu umumnya sepakat untuk membagi
labanya dalam rasio tertentu, misal pembagian 60:40. Perjanjian bagi hasil juga
berlaku untuk pembagian kerugian kecuali bila dinyatakan lain dalam perjanjian.

Walaupun perjanjian untuk membagi laba rugi sama besar atau dalam rasio
tertentu, bersifat umum, perjanjian yang lebih kompleks juga bisa ditemukan
dalam praktek lapangan. Waktu yang didedikasikan sekutu untuk kegiatan bisnis
persekutuan dan modal yang diinvestasikan ke dalam bisnis oleh sekutu individual
seringkali menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perjanjanjian bagi
hasil. apabila seorang sekutu mengelola persekutuan, perjanjian persekutuan

10
memperbolehkan sekutu tersebut memperoleh tunjangan gaji yang besarnya sama
dengan jumlah yang bisa dia peroleh dari kesempatan bekerja di tempat lain
sebelum laba yang tersisa dialokasikan.

Contoh :

Persekutuan amir iwan, Amir merupakan sekutu aktif yang menerima penyisihan
gaji Rp.6.000.000,00,

Tabel Alokasi Laba


Keterangan Amir Iwan
Laba Bersih 0 0 60.000.000
Tunjungan gaji 6.000.000 (6.000.000)
Sisa laba 27.000.000 27.000.000 (54.000.000)
Alokasi laba bersih 33.000.000 27.000.000 0

2.6 Bonus

Bonus bisa dihitung dengan cara persentase tertentu dari laba bersih
persekutuan setelah penyisihan gaji terlebih dahulu.

Contoh :Jika sekutu memperoleh laba Rp.60.000.000 dan jika disepakati amir
mendapat bonus 10% ditambah gaji Rp.6.000.000 dan iwan mendapat gaji
Rp.3.000.000 maka :

Bonus = 10 % X ( 60.000.000 – ( 6.000.000 + 3.000.000 ))

=10% X 51.000.000

= Rp.5.100.000

Kadangkala sekutu juga menginginkan agar bonus dihitung dari p


ersentase laba bersih setelah dikurangi penyisihn gaji dan bonus itu sendiri,
sehingga perhitungannya

Bonus = 10 % X ( 60.000.000 – ( 6.000.000 + 3.000.000 - Bonus ))

11
=10% X ( 51.000.000 – B)

= Rp.5.100.000 – 10%B

10%B = 5.100.000

= 5.100.000/110%

= Rp.4.636.363,4

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Persekutuan (Partnership) adalah suatu penggabungan diantara dua
orang (badan) atau lebih untuk memiliki bersama-sama dan menjalankan suatu
perusahaan guna mendapatkan keuntungan atau laba.
Karakteristik Persekutuan, secara umum ada 5 yang menjadi
karakteristik persekutuan yaitu : Berusaha Bersama-sama (Mutual Agency),
Jangka waktu terbatas (Limited life), Tanggung jawab tidak terbatas (Unlimited
Liability ), Memiliki suatu bagian/hak di dalam persekutuan (Ownership of an
Interest in a Partnership), Pengembalian bagian keuntungan persekutuan.

3.2 Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini bersifat sangat sederhana
dan simpel. Pembuatan makalah ini masih memerlukan kritikan dan saran bagi
pembahasan materi ini. Maka saran dan kritikan dari teman mahasiswa sangat
kami butuhkan untuk perbaikkan makalah ini menjadi lebih baik.

13

Вам также может понравиться

  • Kebijaksanaan Pemasaran
    Kebijaksanaan Pemasaran
    Документ8 страниц
    Kebijaksanaan Pemasaran
    BIMO
    Оценок пока нет
  • Analisis Penentuan HPP
    Analisis Penentuan HPP
    Документ20 страниц
    Analisis Penentuan HPP
    AniAnni
    Оценок пока нет
  • 0 - Uas Bimo Asfriyanto C1C016072
    0 - Uas Bimo Asfriyanto C1C016072
    Документ518 страниц
    0 - Uas Bimo Asfriyanto C1C016072
    BIMO
    Оценок пока нет
  • GiroTabungan
    GiroTabungan
    Документ24 страницы
    GiroTabungan
    BIMO
    Оценок пока нет
  • Arif
    Arif
    Документ4 страницы
    Arif
    BIMO
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ4 страницы
    Bab I
    BIMO
    Оценок пока нет
  • Daftar Program Dan Kegiatan Badan PKPAD TA. 2017
    Daftar Program Dan Kegiatan Badan PKPAD TA. 2017
    Документ2 страницы
    Daftar Program Dan Kegiatan Badan PKPAD TA. 2017
    BIMO
    Оценок пока нет
  • Aset Tetap
    Aset Tetap
    Документ6 страниц
    Aset Tetap
    BIMO
    Оценок пока нет
  • Banyak Potensi Dan Permasalah
    Banyak Potensi Dan Permasalah
    Документ10 страниц
    Banyak Potensi Dan Permasalah
    BIMO
    Оценок пока нет
  • A
    A
    Документ1 страница
    A
    BIMO
    Оценок пока нет
  • Kelompok 8
    Kelompok 8
    Документ8 страниц
    Kelompok 8
    BIMO
    Оценок пока нет
  • GiroTabungan
    GiroTabungan
    Документ24 страницы
    GiroTabungan
    BIMO
    Оценок пока нет
  • Portofolio
    Portofolio
    Документ18 страниц
    Portofolio
    BIMO
    Оценок пока нет
  • GiroTabungan
    GiroTabungan
    Документ24 страницы
    GiroTabungan
    BIMO
    Оценок пока нет
  • Makalah Agama Islam
    Makalah Agama Islam
    Документ14 страниц
    Makalah Agama Islam
    BIMO
    Оценок пока нет
  • Makalah Managemen
    Makalah Managemen
    Документ16 страниц
    Makalah Managemen
    BIMO
    Оценок пока нет
  • Portofolio
    Portofolio
    Документ18 страниц
    Portofolio
    BIMO
    Оценок пока нет