Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
14. Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin mengambil
keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia
15. Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap diri
sendiri atas tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain.
7. Membagi presepsi
Meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan dalam pikiran dengan
cara ini perawat dapat meminta umpan balik dan memberi informasi.
8. Identifikasi” Tema “
Latar belakang masalah yang dialami klien yang muncul selama percakapan.
Gunanya untuk meningkatkan pengertian dan mengeksplorasi masalah yang
penting.
9. Diam (Silence)
Cara yang sukar, biasanya dilakukan setelah mengajukan pertanyaan. Tujuannya
memberi kesempatan berpikir dan memotivasi klien untuk bicara pada klien yang
menarik diri teknik diam berarti perawat menerima kien.
10. Informing
Memberi informasi dan fakta untuk pendidikan kesehatan
11. Saran
Memberi alternatif ide untuk pemecahan masaslah tepat dipakai pada fase kerja
dan tidak tepat pada fase awal berhubungan ( Anna Keliat, 2003 : 26 -28 ).
c. Fase Kerja
Pada fase kerja, perawat dan klien mengeksplorasi stressor yang tepat dan
mendorong perkembangan kesadaran diri dengan menghububungkan persepsi,
pikiran, perasaan dan perbuatan klien. Perawat membantu klien mengatasi
kecemasan meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab diri sendiri, dan
mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif.
d. Terminasi.
Terminasi merupakan fase yang sangat sulit dan penting dari hubungan
terapeutik. Rasa percaya ada hubungan intim yang terapeutik sudah terbina dan
berada pada tingkat optimal. Terminasi terjadi pada saat perawat mengakhiri tugas
pada unit tertentu atau klien pulang. Adapun alasan terminasi, tugas perawat pada
fase ini adalah menghadapi realitas perpisahan yang tidak dapat diingkari. Klien
dan perawat bersama-sama meninjau kembali proses perawatan yang telah dilalui
dan pencapaian tujuan. Perasaan marah, sedih, penolakan perlu dieksplorasi dan
diekspersikan. Fase terminasi harus diatasi dengan memakai konsep kehilangan.
Proses terminasi yang sehat akan memberi pengalaman positif dalam membantu
klien mengembangkan koping untuk perpisahan. Reaksi klien dalam menghadapi
terminasi dalam berbagai cara klien mungkin mengingkari perpisahan atau
mengingkari manfaat hubungan. Klien dapat mengekspresikan marah dan
permusuhannya dengan tidak menghadiri pertemuan atau pembicaraan yang
dangkal. Terminasi yang mendadak dan tanpa persiapan mungkin dipersepsikan
klien sebagai penolakan. Atau perilaku klien kembali pada perilaku sebelumnya,
dengan harapan perawat tidak akan mengakhiri hubungan karena klien masih
memerlukan bantuannya.
Cara ini adalah merupakan ukuran yang penting, apalagi bagi jasa yang
pembelian ulangnya relative lama, seperti jasa pendidikan tinggi.
2.3 Jasa/Pelayanan
2.3.1 Pengertian jasa
a. Menurut Philip Kotler (1994 : 464) adalah sebagai berikut : a service is any act
or performance that one party can offer to another that is essentialy intangible
and does not result in the ownership of anything. It’s production may or may not
be tied to physical product.
b. Menurut American Marketing Association (1981: 441) mendefinisikan jasa
sebagai berikut : Services are those separately indentifaiable, essential intangible
activities which provide want satisfaction and that is not necessarily tied to the
sales of a product or anather service. To produce a service may or may not
require the use of tangibles goods. However when such use require, there is no
transfer of title (permanen ownership) to these tangible goods.
Jasa/pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan
cepat hilang, lebih dapat berpartisipasi aktif dalam mengkonsumsi jasa tersebut.
Dimensi empati terdiri dari 5 hal yaitu perawat membantu pasien saat buang
air kecil, perawat memberi perhatian yang cukup tinggi kepada pasien,
perawat membantu pasien saat buang air besar, perawat selalu berusaha agar
pasien merasa puas, dan perawat merawat pasien dengan penuh kesabaran
(Nursalam, 2008).