Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Guru dapat
dihormati oleh masyarakat karena kewibawaannya, sehingga masayarakat tidak meragukan
figur guru. Masyarakat percaya bahwa dengan adanya guru, maka dapat mendidik dan
membentuk kepribadian anak didik mereka dengan baik agar mempunyai intelektualitas yang
tinggi serta jiwa kepemimpinan yang bertanggungjawab. Jadi dalam pengertian yang
sederhana, guru dapat diartikan sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada
anak didik. Sedangkan guru dalam pandangan masyarakat itu sendiri adalah orang yang
melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan yang
formal saja tetapi juga dapat dilaksanakan dilembaga pendidikan non-formal seperti di masjid,
di surau / mushola, di rumah dan sebagainya.
Seorang guru mempunyai kepribadian yang khas. Di satu pihak guru harus ramah,
sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman.
Akan tetapi di lain pihak, guru harus memberikan tugas,mendorong siswa untuk mencapai
tujuan, menegur, menilai, dan mengadakan koreksi. Dengan demikian, kepribadian seorang
guru seolah-olah terbagi menjadi 2 bagian. Di satu pihak bersifat empati, di pihak lain bersifat
kritis. Di satu pihak menerima, di lain pihak menolak. Maka seorang guru yang tidak bisa
memerankan pribadinya sebagai guru, ia akan berpihak kepada salah satu pribadi saja. Dan
berdasarkan hal-hal tersebut, seorang guru harus bisa memilah serta memilih kapan saatnya
berempati kepada siswa, kapan saatnya kritis, kapan saatnya menerima dan kapan saatnya
menolak. Dengan perkatan lain, seorang guru harus mampu berperan ganda. Peran ganda ini
dapat di wujudkan secara berlainan sesuai dengan situasi dan kondisi yang di hadapi.
Tugas guru sebagai suatu profesi, menuntut kepada guru untuk mengembangkan
profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik,
mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai
pendidik, meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru
sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan ketrampilan dan
menerapakannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik. Guru juga mempunyai
kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetinsi profesional. Kompetensi
profesional yang dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah
akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga
kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan
pengajar.
B. Rumusan masalah
a. Bagaimana cara meningkatkan profesionalitas guru serta apa yang harus dilakukan oleh
seorang guru agar mempunyai kepribadian yang baik di mata anak didik dan masyarakat ?
b. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan anak didik ?
c. Apa yang harus dilakukan guru dalam proses pengajaran agar proses belajar mengajar menjadi
efektif ?
C. Tujuan
a. Untuk meningkatkan profesionalitas guru dan membentuk kepribadian seorang guru yang baik.
b. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan anak didik.
c. Agar guru dapat melaksanakan proses pengajaran dengan lancar dan efektif.
BAB II
GURU DAN TUGAS-TUGASNYA
B. KEMAMPUAN PROFESIONAL
Kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetensi profesional guru
sebagaimana dikemukakan oleh Piet A. Sahartian dan Ida Alaida adalah ‘’kompetensi
profesional guru yaitu kemampuan penguasaan akademik atau mata pelajaran yang diajarkan
dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus sehingga guru itu memiliki wibawa
akademis.
Pada dasarnya, terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru
berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru ini sangat berkaitan dengan
kompetensi profesionalnya. Pada hakikatnya guru merupakan profesi, yang mana profesi itu
sendiri merupakan pekerjaan yang didasarkan pada pendidikan intelektual khusus, yang
bertujuan memberi pelayanan dengan terampil kepada orang lain dengan mendapat imbalan
tertentu . Sedangkan profesional sering diartikan sebagai suatu keterampilan teknis yang
berkualitas tinggi yang dimiliki oleh seseorang. (Iskandar,2009)
Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme , yaitu guru yang profesional adalah
guru yang berkemampuan (kompeten). Oleh karena itu, kompetensi profesionalisme guru dapat
diartikan sebagai kemampuan dan wewenang guru dalam menjalankan profesi keguruannya
dengan kemampuan yang tinggi. Sebagai keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis
pengetahuan yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia
termasuk gaya belajar membutuhkan seorang guru yang profesional.
Berdasarkan Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, Bab IV
kualifikasi dan kompetensi, pasal 6 menyebutkan bahwa guru dan dosen wajib memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang sehat jasmani dan
rohani, memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, serta memiliki
sertifikat profesi. Persyaratan keikutsertaan untuk memperoleh sertifikasi profesi, dijelaskan
lebih jauh dalam pasal 7 ayat (1) yang berbunyi “kualifikasi akademik guru diperoleh melalui
pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau program diploma empat (D4)
Berikut ini Beberapa alasan mendasar guru harus profesional menurut Iskandar 2009:
1. Guru bertanggung jawab menyiapkan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, beriman,
bertakwa, dan berilmu pengetahuan serta memahami teknologi
2. Karena guru bertanggung jawab bagi kelngsungan hidup suatu bangsa.Menyiapkan seorang
pelajar untuk menjadi seorang pemimpin masa depan. Student today leader tomotrrow
3. Karena guru bertanggung jawab atas keberlangsungan budaya dan peradaban suatu
generasi. Change of attitude and behavior
Kompetensi Guru juga merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru, dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi. Berikut akan dijelaskan tentang ke- Empat kompetensi
diatas :
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan
pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara substantif kompetensi ini mencakup
kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
Secara rinci masing-masing elemen kompetensi pedagogik tersebut dapat dijabarkan menjadi
subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
a. Memahami peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memamahami peserta
didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidenti- fikasi bekal-ajar awal peserta didik.
b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidik-an untuk kepentingan
pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menerapkan teori belajar dan
pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik,
kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih.
c. Melaksanakan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menata latar (setting)
pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Subkompe-tensi ini memiliki indikator
esensial: melaksanakan evaluasi (assess-ment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan berbagai metode; menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk menentukan
tingkat ketuntasan belajar (mastery level); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan
berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengem-bangkan berbagai potensi
nonakademik.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia. Secara rinci setiap elemen kepribadian tersebut dapat dijabarkan menjadi sub kompetensi dan
indikator esensial sebagai berikut:
a. Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai
pendidik; dan memeliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
b. Memiliki kepribadian yang dewasa. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai pendidik.
c. Memiliki kepribadian yang arif. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menampilkan
tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat dan
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
d. Memiliki kepribadian yang berwibawa. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memiliki
perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
e. Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku
yang diteladani peserta didik.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi
pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi
kurikulum matapelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum
tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
Secara rinci masing-masing elemen kompe-tensi tersebut memiliki subkompetensi dan indikator
esensial sebagai berikut:
a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur,
konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau kohe-ren dengan materi ajar; memahami hubungan
konsep antarmata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk me-nambah wawasan dan
memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan. c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta
didik dan masyarakat sekitar.
C. Kematangan Kepribadian guru
Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka
miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dengan guru lainnya. Kepribadian
menurut Zakiah Daradjat (1980) dalam Sagala, Syaiful 2009 disebut sebagai sesuatu yang
abstrak , sukar dilihat secara nyata , hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan
ucapan ketika menghadapi persoalan. Kepribadian mencakup semua unsur baik fisik maupun
psikis. Dalam tindakannya, ucapan, cara bergaul, berpakaian, dan dlam menghadapi setiap
persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang berat.oleh karena itu, masalah
kepribadian adalah suatu hal yang sangat menentukan tinggi rendahnya kewibawaan seorang
guru dalam pandangan anak didik atau masyarakat. Dengan kata lain, baik tidaknya seseorang
ditentukan oleh kepribadian. Lebih baik lagi seorang guru, masalah kepribadian merupakan
factor-faktor yang menentukan terhadap keberhasilan melaksanakan tugas sebagai pendidik.
Kepribadian dapat menentukan apakan guru menjadi pendidik dan Pembina yang baik ataukan
akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik, terutaman bagi anak didik
yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan
jiwa (tingkat remaja).
Jadi pengertian kepribadian adalah unsur yang menentukan keakraban hubungan guru
dengan anak didik.sebagai teladan, guru harus memeliki kepribadian yang dapat dijadikan
profil dan idola, seluruh kehidupannya adalah figure yang berwibawa. Itulah kesan terhadap
guru sebagai sosok yang ideal. Sedikit saja guru berbuat yang tidak atau kurang baik, akan
mengurangi kewibawaanya dan karismapun secara berlahan lebur dari jati diri. Karena itu,
kebribadian adalah masalah yang sangat sensitife sekali. Penyatuan kata dan perbuatan dituntut
dari guru, bukan lain perkataan dengan perbuatan.
Kematangan kebribadian guru meliputi:
1. Mengenal fisik
Dalam pengembangan diri seseorang perlu mengenal fisik. Dengan mengenal
identitas diri, kelebihan, dan kekurangan maka ia akan mengetahuai arah pengembangan
dirinya.
2. Mengenal kebribadian
Disinilah letak perubahan seseorang karenadia berada dalam dirinya. Seorang ahli
biologii mengatakan bahwa kita bisa merubah seseorang jika kita tidak mengetahui dasar
kebribadiannya.
3. Mengenal bakat
Menurut Horwad Garner, seorang fisiologi sekaligus peneliti telah menemukan
sebuah teori tentang multiple intelgence (kecerdasan ganda) yang mnyatakan, bahwa dalam
diri manusia banyak terdapat potensi yang perlu dikembangkannya.
Untuk menjadi guru yang memiliki kepribadian dengan melatih diri dalam kegiatan yang
dapat menciptakan kepribadian yang sempurna yaitu:
Percaya diri
Berpenampilan rapi
Selalu tersenyum
Berperilaku sopan
Mengucapan salam setiap masuk ruangan
Menjaga kebersihan
Dan adapun kriteria kepribadian yang lain diantaranya meliputi :
1. Perluasan perasaan diri maksudnya adalah, seorang guru perlu terlibat dalam berbagai
aktifitas. Aktifitas itu sangat besar nilainya dari pada suatu pendapatan yang diperoleh semakin
banyak terlibat dalam kegiatan maka ia akan semakin sehat secara psikologis.
2. Hubungn diri yang hangat dengan orang lain, orang yang sehat secara psikologis mampu
memperlihatkan keintiman terhadap orang tua, anak, patner, teman akrab. Ia akan merasakan
perkembangan diri semakin baik.
3. Kematangan Emosional, sifat dari kepribadian yang sehat adalah: penerimaan diri, menerima
emosi manusia, mampu mengontrol emosi sendiri, sabar terhadapkekecewaan.
4. Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif, dapat menerima realitas apa
adanya
5. Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas, keberhasilan dalam pekerjaan menunjukan
perkembangan keterampilan dan bakat tertentu suatu tingkat kemampuan.
6. Pemahaman Diri, dapat memahami kepribadian, watak, Mengenal bakat-bakat alamiah yang
dimiliki serta punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri dengan segala
kekuatan dan kelemahannya.
7. Filsafat hidup yang mempersatukan.
Didalam proses pengajaran seorang guru profesional harus memiliki 5 tugas pokok
diantaranya :
a. Merencanakan kegiatan pembelajaran
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, seorang guru di tuntut membuat
perencanaan pembelajaran. Fungsi dari perencanaan pembelajaran itu adalah untuk
mempermudah guru dalam melaksanakan tugas selanjutnya.
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
Melaksanakan kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aktifitas inti guru di sekolah.
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, seorang guru harus benar-benar siap materi, siap
mental, siap metodologi, siap media, dan siap strategi pembelajaran. Hal ini akan di dapat
apabila sebelumnya guru melaksanakan langkah pertama, yaitu membuat perencanaan
pembelajaran dengan cermat. Guru juga harus pandai menggunakan teknologi pembelajaran
sehingga menarik bagi siswa.
c. Mengevaluasi hasil pembelajaran
Kegiatan evaluasi ini di maksudkan untuk mendapatkan umpan balik atau feed back atas
kegiatan pembelajaran yang di lakukan. Dengan evaluasi, guru dapat mengetahui apakah siswa
telah mencapai standar kompetensi yang di tetapkan ataupun sudah di tetapkan. Selain itu,
evaluasi juga di maksudkan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran yang di lakukan guru.
Tanpa kegiatan evaluasi, seorang guru tidak mungkin dapat mengetahui perkembangan siswa
dan dirinya dalam proses pembelajaran.
d. Menindaklanjuti hasil pembelajaran
Setelah dilakukan evaluasi, seorang guru dituntut melakukan upaya perbaikan dan
pengayaan. Perbaikan dilakukan bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar,
sedangkan pengayaan dilakukan terhadap siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar tetapi
dipandang perlu untuk meningkatkan kemampuannya.
e. Melakukan bimbingan dan konseling
Tidak semua siswa mengalami pertumbuhan dan perkembangan belajar dan psikologis yang
stabil. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing atau konselor, guru dituntut
memiliki kemampuan sebagai konselor. Guru harus pandai mengarahkan siswa untuk dapat
menemukan permasalahannya dan menemukan jalan pemecahan oleh siswa itu sendiri.
BAB III
ANALISIS MASALAH DAN SOLUSI
A. Permasalahan
Guru merupakan sosok manusia yang patut dipercaya dan ditiru, ucapannya dapat
dipercaya dan tingkah lakunya harus bisa menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat, selain
itu guru sebagai tugas profesi yang bertugas dalam mengajar, mendidik, dan melatih anak didik
dalam pendidikan formal, tetapi dalam melaksanakan tugasnya seringkali ada guru yang
tingkah laku dan ucapannya tidak dapat dipercaya dan ditiru karena tidak bisa memerankan
tugasnya sebagai seorang guru dengan baik. Dan pada kenyataannya disekeliling kita banyak
terdapat guru yang tidak mencerminkan kepribadian sebagai seorang guru yang baik, guru yang
sudah tersertifikasipun belum tentu dikatakan sebagai guru yang profesional karena dalam
kemampuan berkomunikasi dengan anak didik kurang maksimal dan dalam menerangkan
proses belajar mengajar terkadang ada guru yang belum menguasai materi yang
disampaikannya. Misalnya saja di dunia barat, seorang guru kadang-kadang hanya bertugas
mengajar saja. Masalah nilai-nilai hidup tidak disentuh, bahkan sama sekali tidak diperdulikan.
Bagi mereka, yang penting siswa dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, diluar
cakupan tersebut guru tidak mau tahu. tetapi di indonesia tidak demikian, karena negara kita
menganut azas keterpaduan antara ilmu pengetahuan dan teknologi, nilai-nilai hidup dan
ketrampilan dalam pendidikan.
Seharusnya sebagai seorang guru mempunyai kepribadian yang baik yang bisa
memberi contoh kepada anak didiknya agar anak didiknya menjadi lebih baik, tetapi dalam
kenyataanya di indonesia masih saja ditemukan kepribadian buruk guru yang kerap kita jumpai
di sekolah-sekolah, meskipun hal tersebut disadari oleh setiap guru, namun dalam praktiknya
guru memiliki kepribadian yang tidak baik, contohnya : sering meninggalkan kelas disaat jam
pelajaran, tidak menghargai siswa, pilih kasih terhadap siswa, kurang persiapan dalam
pembelajaran, menyuruh siswa menyuruh menulis di papan tulis, tidak disiplin, kurang
memperhatikan siswa, dan matrealistis.
Solusi
Agar dapat meningkatkan kepribadian guru yang baik dan tingkat profesionalitas yang
tinggi serta kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan anak didik maka diperlukan
beberapa cara,yaitu:
1. Guru harus berfikir pro-aktif
Orang pro-aktif tidak berteriak gelap saat menghadapi suasana gelap, namun akan
berupaya membuat suasana gelap menjadi terang meskipun hanya dengan menyalakan sebuah
lilin, artinya guru harus selalu aktif dalam segala aktifitasnya baik itu disekolah dan kehidupan
bermasyarakat.
2. Memiliki tujuan (visi dan misi) yang jelas
Manusia tanpa tujuan ibarat layang-layang yang putus talinya atau seperti perahu tanpa
nahkoda. Artinya seorang guru harus mempunyai tujuan yang jelas supaya dalam mengajar
tidak asal-asalan, guru harus mengemban visi dan misi, yaitu membangun masa depan bangsa
dan negara serta umat manusia.
3. Pandai membuat dan menentukan skala prioritas
Perioritas utama bagi guru adalah masa depan anak didiknya, bukan kepentingan pribadi
dan kelompoknya.
4. Berfikir menang-menang
Dalam pola hubungan dan komunikasi guru berfikir menang-menang, ia tidak akan
membiarkan dirinya dirugikan tetapi ia pun tidak mau merugikan orang lain.
5. Senang bekerjasama
Guru mengembangkan kemitraan dalam menunaikan tugasnya ia tidak memandang
dirinya sebagai orang super, ia juga tidak memandang peserta didiknya lemah. Tetapi ia
memandang setiap manusia sebagai sosok yang memiliki potensi dan mampu memberdayakan
potensi yang dimilikinya untuk meraih sukses.
6. Memperhatikan orang lain.
Guru memberikan perhatian yang lebih terhadap siswa dan profesinya oleh karena itu guru
menanam investasi kebaikan pada siswa dan tugas profesinya.
secara umum ada 10 kompetensi dasar yang diperlukan seorang guru dalam menjalankan
tugas mengajar yaitu sebagai berikut : Menguasai bahan ajar,Mengelola program belajar
mengajar, Mengelola kelas, Menggunakan media atau sumber belajar, Menguasai landasan
pendidikan, Mengelola interaksi belajar mengajar, Menilai prestasi belajar
mengajar, Mengenal fungsi bimbingan dan penyuluhan, Mengenal dan menyelenggaran
administrasi sekolah, Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.
Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka
miliki. Yang mana kepribadian itu sendiri adalah unsur yang menentukan keakraban hubungan
guru dengan anak didik.sebagai teladan, guru harus memeliki kepribadian yang dapat dijadikan
profil dan idola, seluruh kehidupannya adalah figure yang berwibawa.
guru harus mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dengan anak didiknya, adapun
cara guru dalam berkomunikasi dengan anak didiknya yaitu sebagai berikut
(Djamarah,2010): Korektor, Inspirator, Informator, Organisator,Motivator, Inisiator, Fasilitat
or, Pembimbing, Demonstrator, Pengelola kelas,Mediator, Supervisor, dan Evaluator.
Didalam proses pengajaran seorang guru profesional harus memiliki 5 tugas pokok
diantaranya: Merencanakan kegiatan pembelajaran, Melaksanakan kegiatan
pembelajaran, Mengevaluasi hasil pembelajaran, Menindaklanjuti hasil
pembelajaran, Melakukan bimbingan dan konseling
Saran
Guru memiliki kedudukan yang terhormat karena guru merupakan pahlawan tanpa
tanda jasa yang patut untuk dihormati, oleh karena itu sebagai seorang guru harus selalu
menjaga sikap dan kepribadiaannya dengan baik agar menjadi contoh bagi anak didik dan
masyarakat.
Sumber daya manusia harus lebih ditingkatkan agar generasi baru yang nantinya akan
menjadi seorang guru (calon guru) menjadi guru yang lebih professional dan berkualitas.
Guru juga harus mengurangi kebiasaan buruk yang sering dilakukan antara lain : sering
meninggalkan kelas disaat jam pelajaran, tidak menghargai siswa, pilih kasih terhadap siswa,
kurang persiapan dalam pembelajaran, menyuruh siswa menyuruh menulis di papan tulis, tidak
disiplin, kurang memperhatikan siswa, dan matrealistis.
Untuk itu mari kita tingkatkan mutu pendidikan nasional dengan memprioritaskan guru
yang benar-benar professional dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.
A.M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2001.
Agung, Iskandar. (2009). Uji keandalan dan kesahihan indeks activity of daily
living Barthel untuk mengukur status fungsional dasar pada usia lanjut
di RSCM.