Вы находитесь на странице: 1из 34

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah
SWT karena berkat rahmat dan karuniaNya lah kami diberiNya ni’mat kesehatan
dan kesempatan sehingga kami bisa membuat makalah ini dengan berbagai
kemudahan dan kelancaran. Shalawat beriringkan salam pun tak jemu-jemunya
selalu kita haturkan kepada suri tauladan kita, uswatun hasanah kita baginda
Rasulullah Muhammad SAW yang semoga dengan keteladanannya bisa
menghantarkan kita kepada kehidupan yang lebih baik seperti yang kita rasakan
saat ini.
Makalah ini kami buat dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Transformasi Fluida” yang merupakan mata kuliah dari Ibu Dr. Ir. Hj.Aida
Syarif, M.T dan pada makalah kali ini kami membahas tentang “Orifice Meter dan
Tabung Pitot” yang selengkapnya akan dijelaskan pada isi makalah ini.
Sebelumnya kami berterima kasih kepada ibu Aida Syarif atas bimbingannya
dalam pembuatan makalah ini. Sekiranya apa yang sudah kami buat bisa
bermanfaat bagi orang lain terlebih pada generasi mahasiswa Indonesia.
Kami sangat menyadari makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekeliruan baik yang sengaja maupun tidak sengaja, oleh karena itu kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan tersebut. Kami berharap untuk
pembuatan makalah “Orifice Meter dan Tabung Pitot” selanjutnya bisa lebih baik
dan lebih sempurna dari makalah yang kami buat kali ini.

Palembang, 10 Oktober 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………..….. 1


Daftar Isi …………………………………………………………………….….. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………....………. 3
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………....…….5
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………......…… 5
1.4 Manfaat …………………………………………………………………..….. 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Orifice Meter ……………………………………………………..….6
2.2 Prinsip Kerja ...…………………………………………………………...….. 6
2.3 Komponen Orifice Meter dan Fungsinya ...……………………………....…. 8
2.3.1 Primary Component ...…………………………………………...…….. 8
2.3.2 Secondary Element ...……………………………………………...…...18
2.3.3 Tertiery Element ..………………………………………………...……20
2.4 Aplikasi Orifice Meter ..………………………………………………..……20
2.5 Perhitungan Orifice Meter ...…………………………………………....……21
2.6 Tabung Pitot …………………………………………………………..……..21
2.6.1 Bagian-Bagian Tabung Pitot ...……………………………………...…24
2.6.2 Prinsip Kerja Tabung Pitot ...………………………………………......24
2.6.3 Penerapan Hukum Bernoulli pada Tabung Pitot ...……………….........26
2.6.4 Aplikasi Tabung Pitot dalam Kehidupan Sehari-hari ...………….........27
BAB III ANALISA PERHITUNGAN
3.1 Soal dan Pembahasan …..………………………………………………..…..28
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan …………..………………………………………………..…….32
4.2 Saran ………………………..………………………………………..….…...33
DAFTAR PUSTAKA…………….………………………………………..…...34

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pabrik-pabrik pengolahan dilengkapi dengan berbagai macam alat
pengoperasian setiap peralatan saling mendukung antar satu peralatan dengan
peralatan yang lainnya. Untuk mencapai hasil yang diinginkan maka diperlukan
peralatan pendukung. Salah satu pendukung yang penting dalam suatu pabrik
adalah peralatan instrument pabrik. Peralatan instrument merupakan bagian dari
kelengkapan keterpasangan peralatan yang dapat digunakan untuk mengetahui
dan memperoleh sesuatu yang dikehendaki dari suatu kegiatan kerja peralatan
mekanik. Salah satu peralatan instrument yang penting adalah alat ukur.
Pengukuran laju alir diperlukan untuk menentukan proporsi dan jumlah bahan
yang mengalir masuk dan keluar proses. Dengan kata lain, pengukuran laju alir
menunjukan berapa banyak fluida yang digunakan atau didistribusikan ke dalam
proses.Pengukuran laju alir ditentukan dengan mengukur kecepatan cairan atau
perubahan energi kinetiknya. Perbedaan tekanan yang terjadi pada saat cairan
melintasi pipa mempengaruhi kecepatan suatu aliran. Karena luas penampang
pipa sudah diketahui, kecepatan rata-rata merupakan indikasi dari laju alirnya.
Banyak metoda yang sudah dikenal untuk pengukuran laju alir cairan. Alat
yang dapat digunakan disesuaikan dengan sifat fluida tertentu, seperti: bersih,
jernih, kotor, basah, kering, erosif, korosif, uap, sluri, multi pase, kental, dan lain-
lain. Selain itu dikaitkan dengan sifat aliran seperti turbulensi dan laminar.
Fluida adalah zat yang berubah bentuk secara terus-menerus bila terkena
tegangan geser. Gaya geser adalah komponen gaya yang menyinggung
permukaan. Tegangan geser pada suatu titik adalah nilai batas perbandingan gaya
geser terhadap luas dengan berkurangnya luas hingga menjadi titik tersebut.
Fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan kemampuan
untuk mengalir (atau umumnya kemampuannya untuk mengambil bentuk dari
wadah mereka). Fluida terbagi menjadi gas dan cairan. Fluida dapat
dikarakterisasikan menjadi 2 yaitu:
 Fluida Newtonian
 Fluida Non-Newtonian

3
Mekanika Fluida adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari mengenai
zat fluida (cair, gas dan plasma) dan gaya yang bekerja padanya. Mekanika fluida
dapat dibagi menjadi statika fluida yaitu ilmu yang mempelajari keadaan fluida
saat diam; kinematika fluida, ilmu yang mempelajari fluida yang bergerak; dan
dinamika fluida, ilmu yang mempelajari efek gaya pada fluida yang bergerak.
Aliran fluida dibagi menjadi tiga macam, yaitu;
1. Aliran laminar
2. Aliran turbulen
3. Aliran Transisi
Pengukuran fluida dapat dilakukan menggunakan berbagai alat ukur fluida,
salah satu alat untuk mengukur fluida adalah orifice meter. Orifice meter adalah
alat ukur yang menggunakan orifice plate sebagai komponen utama dalam
pengukuran natural gas. Orifice Plate dapat di definisikan sebagai logam
berbentuk lempengan tipis dengan lubang sirkular yang konsentrik dengan
internal diameter dari meter tube ketika terpasang.
Prinsip kerja dari orifice meter pada dasarnya tergantung pada perbedaan
tekanan yang dihasilkan oleh orifice plate.Denganadanya tekanan cekikan
(throttle pressure) oleh orifice plate sehingga menyebabkan kecepatan fluida yang
melalui orifice meningkat dan tekanannya berkurang.
Pada umumnya, suatu sistem pengukuran flow orifice meter terbagi atas tiga
bagian umum, yaitu antara lain primary element, secondary element dan tertiery
element. Primary component merupakan komponen-komponen yang berhubungan
langsung dengan aliran gas. Dimana komponen-komponen tersebut berfungsi
mengkondisikan aliran sehingga bisa di ukur oleh secondary component.
Secondary element adalah komponen-komponen yang berfungsi sebagai alat
ukur/ transmitter pada sistem orifice meter yang terhubung langsung dengan
primary component. Tertiery element adalah komponen akhir dari sistem orifice
meter yang bekerja sebagai pengolah/ penghitung parameter yang dideteksi oleh
transmitter menjadi volume flow rate.
Dalam pabrik-pabrik pengolahan dilengkapi dengan berbagai macam alat
pengoperasian setiap peralatan saling mendukung antar satu peralatan dengan
peralatan yang lainnya. Untuk mencapai hasil yang diinginkan maka diperlukan
peralatan pendukung. Salah satu pendukung yang penting dalam suatu pabrik
adalah peralatan instrument pabrik. Peralatan instrument merupakan bagian dari

4
kelengkapan keterpasangan peralatan yang dapat digunakan untuk mengetahui
dan memperoleh sesuatu yang dikehendaki dari suatu kegiatan kerja peralatan
mekanik. Salah satu peralatan instrument yang penting adalah alat ukur.
Pengukuran laju alir diperlukan untuk menentukan proporsi dan jumlah bahan
yang mengalir masuk dan keluar proses. Dengan kata lain, pengukuran laju alir
menunjukan berapa banyak fluida yang digunakan atau didistribusikan ke dalam
proses.Pengukuran laju alir ditentukan dengan mengukur kecepatan cairan atau
perubahan energi kinetiknya. Perbedaan tekanan yang terjadi pada saat cairan
melintasi pipa mempengaruhi kecepatan suatu aliran. Karena luas penampang
pipa sudah diketahui, kecepatan rata-rata merupakan indikasi dari laju alirnya.
Banyak metoda yang sudah dikenal untuk pengukuran laju alir cairan. Alat
yang dapat digunakan disesuaikan dengan sifat fluida tertentu, seperti: bersih,
jernih, kotor, basah, kering, erosif, korosif, uap, sluri, multi pase, kental, dan lain-
lain. Selain itu dikaitkan dengan sifat aliran seperti turbulensi dan laminar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari Orifice meter dan Tabung pitot?
2. Apa saja yang merupakan bagian – bagian dari Orifice meter dan Tabung
pitot?
3. Bagaimana prinsip kerja Orifice meter dan Tabung pitot?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui definisi dari Orifice meter dan Tabung pitot
2. Mengetahui bagian – bagian dari Orifice meter dan Tabung pitot
3. Mengetahui prinsip kerja Orifice meter dan Tabung pitot

1.4. Manfaat
1. Memberikan informasi tentang alat ukur Orifice meter dan Tabung pitot
2. Memberikan informasi tentang bagian – bagian dari Orifice meter dan
Tabung pitot
3. Memberikan informasi prinsip kerja dari Orifice meter dan Tabung pitot

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Orifice Meter


Orifice meter adalah alat ukur yang menggunakan orifice plate sebagai
komponen utama dalam pengukuran natural gas. Orifice Plate dapat di definisikan
sebagai logam berbentuk lempengan tipis dengan lubang sirkular yang konsentrik
dengan internal diameter dari meter tube ketika terpasang.
Orifice meter dapat digunakan dalam berbagai pengukuran, baik yang
berkaitan dengan proses maupun bukan proses. Orifice meter merupakan salah
satu alat yang banyak digunakan dalam industri minyak dan gas (migas). Orifice
dikelompokkan kedalam kelas flowmeter yang biasa disebut dengan differential
pressure meter atau biasa juga disebut dengan “head meter”.
Orifice di dalam pipa ditunjukkan dengan manometer untuk mengukur
penurunan tekanan differensial dari fluida yang dihasilkan oleh orifice.

Gambar 1. Orifice meter


2.2. Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari orifice meter pada dasarnya tergantung pada perbedaan
tekanan yang dihasilkan oleh orifice plate.Denganadanya tekanan cekikan
(throttle pressure) oleh orifice plate sehingga menyebabkan kecepatan fluida yang
melalui orifice meningkat dan tekanannya berkurang. Pada mulanya aliran gas

6
alam yang melewati pipa kemudian melewati straightening vanes, yang berfungsi
membuat putaran dari aliran gas tersebut lebih beraturan yang kemudian
menyebabkan aliran gas tersebut membentur orifice sehingga terjadi perbedaan
tekanan antara aliran aliran sebelum melewati orifice yang kita sebut dengan
upstream dan setelah melewati orifice yang kita sebut dengan downstream.

Gambar 2.System orifice meter

Pada proses pengukuran dibuat sebuah lubang dengan ukuran dan


penempatan tertentu sesuai standar pada meter tube/ holding device disebut
dengan pressure taps dengan fungsi sebagai letak sambungan device transmitter
yang akan mengukur parameter tertentu sesuai fungsi transmitter tersebut.
Transmitter tersebut akan mengkonversi besaran parameter tersebut kedalam
sinyal analog elektrik. Sinyal elektrik tersebut masuk ke flow computer kemudian
diolah kedalam bentuk parameter volume rate Q dengan menggunakan persamaan
yang sudah terprogram didalam flow computer yang sesuai dengan standar
perhitungan flow dengan menggunakan orifice meter yang diatur dalam standar
American Gas Association (AGA 3 dan AGA 8). Perhatikan gambar di bawah ini
yang menjelaskan skema orifice meter dengan lebih jelas.

7
Gambar 3.Skema orifice meter

2.3.Komponen Orifice Meter dan Fungsinya


Pada umumnya, suatu sistem pengukuran flow orifice meter terbagi atas tiga
bagian umum, yaitu antara lain primary element, secondary element dan tertiery
element.

2.3.1 Primary Component


Primary component merupakan komponen-komponen yang berhubungan
langsung dengan aliran gas. Dimana komponen-komponen tersebut berfungsi
mengkondisikan aliran sehingga bisa di ukur oleh secondary component. Primary
element terdiri atas :
1. meter tube
2. holding device

8
3. orifice plate
4. pressure tap
5. straightening vanes.

Gambar 4.Primary element pada orifice meter

a. Meter tube
Meter tube adalah suatu pipa lurus dengan panjang tertentu yang digabungkan
dengan orifice sehingga menghasilkan aliran upstream dan downstream pada pipa
tersebut setelah dilalui aliran fluida. Meter tube berbeda dengan pipa proses pada
umumnya dikarenakan pada meter tube, panjang, kekasaran dan kelurusan pipa
sangat diperhatikan. Begitu juga karena nilai beta ratio yang merupakan
perbandingan diameter orifice dengan diameter meter tube, memiliki skala
maksimal beta ratio 0,75. Namun, untuk mencegah pengoperasian mendekati
batas maksimum maka nilai beta ratio yang digunakan adalah sekitar 0,6. Nilai
beta ratio minimal adalah sebesar 0,2.Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebelum melakukan pemasangan meter tube yaitu :
1. Roughness (kekasaran) dari meter tube menjadi faktor yang harus
diperhatikan dikarenakan aliran fluida dalam meter tube sebaiknya tidak
mengalami gesekan dengan dinding meter tube. untuk meter tube dengan
diameter ≤ 12 in maka Permukaan roughness (Ra) harus berada diantara 34
sampai 250 μin. Sedangkan untuk meter tube dengan diameter ≥ 12 in, maka
roughness nya harus berada antara 34 sampai 500 μin.
2. Macam-macam meter tube dengan nilai beda ratio ß = 0.75. Berikut ada
beberapamacam meter tube, yaitu :
 Meter tube dengan vanes (dipisahkan dengan regulator/ closed valve)
 Meter tube tanpa vanes
 Meter tube dengan vanes (Dua elbow, dengan sambungan)

9
 Meter tube dengan vanes (Dua elbow tanpa sambungan)
 Meter tube tanpa vanes (Dua elbow dengan salah satu sambungan
panjangnya lebih dari 10Di)
 Meter tube tanpa vanes dengan reduce dan expanders

Gambar 5.Meter tube dengan vanes dan tanpa vanes


(dipisahkan dengan regulator/ closed valve)

10
Gambar 6. Meter tube tanpa vanes dengan reduce dan expanders

11
Gambar 7.Meter tube dengan vanes dan tanpa vanes (Dua elbow tanpa
sambungan)

12
Gambar 8.Meter tube tanpa vanes
(Dua elbow dengan salah satu sambungan panjangnya lebih dari 10 Di)

Untuk menentukan ukuran dari meter tube, maka perlu memperhatikan


beberapa hal di bawah ini :
 Maksimum flow
 Minimum flow
 Kondisi awal pengukuran
 Densitas relative
 Temperature gas yang mengalir
 Tekanan
 Perbandingan antara diameter lubang orifice (d) dengan diameter meter tube
(D) yang disebut beta ratio (β).

13
Pemasangan meter tube dipengaruhi juga dengan posisi pemasangannnya.
Diusahakan meter tube dipasang dalam keadaan selurus mungkin. Meter tube
dapat dipasang dengan arah vertikal maupun arah horizontal. Namun, meter tube
pada umumnya dipasang secara horizontal untuk fluida gas dengan tujuan agar
laju aliran gas tidak terhambat. Selain faktor posisi, faktor bypass dari meter tube
juga perlu diperhatikan. Bypass dari meter tube diperlukan jika pada orifice plate
ingin dilakukan pergantian, maka fluida yang mengalir ke meter tube di bypass-
kan dengan memanfaatkan orifice fitting dengan dual chamber, Sehingga
pergantian orifice plate tidak perlu dengan melakukan shutdown area disekitar
orifice meter. Diameter tube juga di berikan pemasangan trap yang berfungsi
untuk menampung kandungan liquid dalam gas basah sehingga tidak
mempengaruhi aliran gas natural saat melalui orifice plate.

b. Plate Holder
Plate holder adalah alat yang digunakan sebagai penahan dari posisi orifice
plate. Merupakan kesatuan alat yang terangkai bersama dengan meter tube untuk
menahan orifice plate agar posisinya tegak lurus dan konsentris terhadap aliran
fluida. Plate holder terbagi atas:
1. Orifice flange
Orifice flange digunakan sebagai penyambung dari meter tube ke meter tube
lainnya. Namun, pada pengukuran custody transfer, orifice flange tidak
digunakan. Orifice flange secara umum terbagi atas dua tipe, yaitu welding
neck dan slip on. Akan tetapi, penggunaan tipe welding neck lebih dipilih
ketimbang slip on karena welding neck hanya membutuhkan pengelasan
sekali saja dan pressure tap dapat ditempatkan pada dinding pipa. Ukuran
minimum dari orifice flange sebesar 4 inci.

2. Orifice fitting
Orifice fitting terbagi atas dua jenis, yaitu orifice fitting single chamber dan
dual chamber. Tipe single chamber hanya memiliki satu ruangan dimana
dalam proses penggantian atau pengecekan orifice maka harus dengan
menghentikan aliran fluida yang mengalir pada meter tube atau jika
pemasangannya menggunakan bypass maka dengan melewatkan fluida
melalui bypass tersebut. Sedangkan pada tipe dual chamber memiliki dua

14
ruang yang memungkinkan user untuk mengganti atau melakukan
pengecekan orifice plate tanpa harus menghentikan aliran fluida pada meter
tube.

c. Orifice Plates
Orifice plate merupakan tipe head flowmeter yang paling sederhana untuk
mendeteksi flow. Orifice plate adalah pelat datar dengan ketebalan sebesar 1/16 -
1/4 inci dengan lubang yang didesain dengan dimensi khusus yang membentuk
penghalang terhadap natural gas yang melalui meter tube sehingga menyebabkan
perbedaan tekanan antara tekanan sebelum dan sesudah melewati orifice tersebut.
Terdapat tiga jenis orifice yang digunakan, yaitu concentric orifice, eccentric dan
segmental. Pemilihan jenis orifice sangat tergantung dari fluida yang akan
melewatinya. concentric orifice digunakan untuk fluida yang ideal, tidak
mengandung fasa lain dan untuk fluida seperti gas. Sedangkan eccentric dan
segmental biasanya digunakan pada fluida yang tercampur dengan massa aliran
yang besar, biasanya digunakan pada fluida yang tidak ideal.

Gambar 9. Jenis-jenis orifice plate


Orifice plate yang biasanya digunakan dan paling efisien dalam pengukuran
gas adalah jeniskonsentris, karena ukuran dari meter tube-nya yang relative kecil.
Besar diameter dari orifice plate sangat diperhatikan dikarenakan orifice plate
merupakan pusat dari primary element. Toleransi dari diameter orifice plate
terhadap beta ratio diusahakan sekecil mungkin. Berikut merupakan tabel
toleransi dari diameter orifice

15
d. Pressure Taps
Pressure taps merupakan suatu lubang dengan ukuran tertentu yang berada
pada dinding meter tube atau plate holder. Digunakan sebagai tempat untuk
menempatkan device seperti pressure transmitter pada bagian upstream/
downstream pada meter tube. Untuk orifice meter dengan menggunakan flange
taps, lubang tap ditempatkan pada bagian upsteram dan downstream yang berada
dengan jarak 1 inci dari orifice plate. Diameter lubang pressure tap sebesar 2 inci
dan untuk pipa yang berukuran lebih besar memiliki diameter tidak kurang dari ¼
inci dan tidak boleh melebihi nilai pada tabel dibawah ini.

Ada beberapa macam penempatan pada pressure taps, yaitu :


 Flange Taps
 Corner Taps
 Vena Contracta
 Radius Taps
 Pipe Taps

16
Gambar 10. Macam-macam pressure taps

e. Straightening Vanes
Straightening vanes adalah suatu alat yang biasanya berbentuk beberapa pipa
silinder kecil yang direkatkan bersama dan membentuk suatu pola tertentu.
Pemasangan straightning vanes pada sisi upstream dari meter tube harus dengan
sangat hati- hati untuk mengurangi putaran tekanan yang tak beraturan dari fluida
ketika akan melewati orifice plate.

Gambar 11. Arah aliran flow setelah melewati straightening vanes

17
Gambar 12. dimensi dari straigtening vanes dari berbagai arah
2.3.2 Secondary Element
Secondary element adalah komponen-komponen yang berfungsi sebagai alat
ukur/ transmitter pada sistem orifice meter yang terhubung langsung dengan
primary component. Secondary element biasanya disebut dengan “meter”.
Komponen ini akan mengubah besaran seperti differential pressure menjadi sinyal
elektrik yang nantinya diolah ke flow computing (tertiery element). Namun, ada
juga transmitter yang mampu bekerja sebagai flow computing, sehingga hasil
volume flow rate langsung dapat diketahui dari transmitter tersebut. Secondary
element terdiri dari :
a. Differential pressure transmitter
Merupakan sebuah sensor yang mendeteksi perbedaan tekanan antara
upstream dan downstream yang kemudian mentransmisikan ke flow computer
berupa signal digital.

Gambar 13.Differential pressure transmitter

18
b. Pressure transmitter
Merupakan sebuah transmitter yang mendeteksi tekanan statis dari fluida yang
kemudian dikonversi menjadi satuan arus listrik (4-20 mA) dan dihubungkan
dengan salah satu pressure taps, yang kemudian ditransmisikan ke flow computer.

Gambar 14.Pressure transmitter


c. Temperature transmitter
Merupakan komponen dengan sensor yang mendeteksi perubahan temperature
dan kemudian dikonversi menjadi satuan arus (4-20 mA). Sensor ini berfungsi
untuk mengukur temperature yang lewat dari fluida untuk kemudian
ditransmisikan ke flow computer. Transmitter ini menggunakan sensor RTD
(Resistance Temperature Detector), RTD tersebut dibungkus langsung dengan
thermowheel agar tidak bersentuhan langsung dengan fluida. Ini dilakukan untuk
menghindari kerusakan RTD. Sedangkan RTD sendiri adalah sensor yang nilai
tahanannya berubah-ubah secara linier sesuai dengan perubahan suhu.
d. Gagelines
Komponen ini berupa sebuah tube yang menghubungkan antara pressure taps
dengan transmitter (chart recorder). Gage lines ini berukuran kecil, antara 1/4 –
1/2 inchi dan yang kebanyakan dipakai adalah 3/8 inchi. Bahan dari gage lines ini
harus berkualitas, tidak mudah korosi ataupun memiliki hambatan gesek yang
tinggi sehingga tidak mengura ngi keakurasian pembacaan flow yang terbaca pada
transmitter. Ukuran panjang dari gage line harus diusahakan sependek mungkin,
untuk menghindari error dan posisinya harus memiliki slope yang relative kecil
terhadap sumbu horizontal.

e. Chart recorder.
Komponen ini berfungsi untuk mencatat tekanan absolute, perbedaan tekanan
dan temperature, sebagai backup dari hasil pengukuran flow computer. Alat ini
juga digunakan untuk memonitoring keakuratan dari meter flow. Chart recorder

19
untuk temperature dan pressure adalah sistem yang terpisah. Chart recorder pada
umumnya berbentuk lingkaran dengan diameter 2 inchi dan tipe yang biasa
digunakan dalam industri gas adalah tipe uniform scale dan square root chart.
Prinsip kerja dari chart recorder adalah mengubah besaran fisis ke gerakan
mekanik yang nantinya mekanik ini secara otomatis akan “menggambar” di
kertas. Untuk setiap besaran fisis yang diukur tinta yang digunakan berbeda,
dimana merah untuk differential pressure ,biru atau hitam untuk tekanan statis dan
merah biasanya untuk suhu.

Gambar 15.Chat recorder


2.3.3 Tertiery Element
Tertiery element adalah komponen akhir dari sistem orifice meter yang
bekerja sebagai pengolah/ penghitung parameter yang dideteksi oleh transmitter
menjadi volume flow rate. Flow computer merupakan mesin komputer yang
digunakan sebagai alat perhitungan flow rate dari suatu fluida.

2.4 Aplikasi Orifice Meter


 Orifice meter digunakan pada pengukuran flow berdasarkan beda tekan. Di dalam
dunia industri pengukuran flow sangatlah penting dan kritikal. Pengukuran flow
yang paling banyak dijumpai antara lain: pengukuran flow steam, flow air, flow
natural gas, flow raw material, dll.
 Orifice plate digunakan untuk pengukuran kontinyu cairan di dalam pipa.
 Dalam lingkungan alat, orifice plate digunakan untuk mengontrol aliran batuan
selanjutnya dalam bendungan banjir.
 Orifice plate juga digunakan dalam beberapa sistem sungai-sungai kecil untuk
mengukur aliran sungai melewati gorong-gorong atau saluran.

20
2.5. Perhitungan Orifice meter

Diameter sesungguhnya (dO) dari plate orifice = d/o.8


Head loss dari plate orifice unuk Re> 105.
𝐾.𝜌 𝑉2
h = K1000. 2𝑔
dO2 dO2 2
K = [1 + 0.707 (1 − D2
)^1/2 − D2
]

Kecepatan aliran untuk orifice


Kecepatan aliran Q = K.S. (2g.h.)1/2 m3/det.
Kecepatan rata-rata v = K(2g.h)1/2 m/det.
Dimana S= luas bagian luar orifice/nozzle,m2
G= percepatan gravitasi, 9.81 m/det2
h = Head pada orifice dari permukaan arus yang naik dari liquida ke pusat
gravitasi ke pusat gravitsi orifice,m. , K= 0.62

2.6. Tabung Pitot

Alat ukur yang dapat kita gunakan untuk mengukur kelajuan gas adalah
tabung pitot. Tabung pitot (dibaca Pitou sesuai fonologi Prancis) adalah instrumen

21
untuk melakukan pengukuran tekanan pada aliran fluida. Tabung pitot ditemukan
oleh insinyur berkebangsaan Prancis, Henri Pitot pada awal abad ke 18, dan
dimodifikasi oleh ilmuwan berkebangsaan Prancis, Henry Darcy di pertengahan
abad ke 19. Tabung pitot telah digunakan secara luas untuk menentukan
kecepatan dari pesawat terbang dan mengukur kecepatan udara dan gas pada
aplikasi industri.

Prinsip stagnasi merupakan dasar dari Tabung Pitot yang digunakan untuk
mengukur kecepatan aliran zat cair. Gambar dibawah menunjukkan pipa
berbentuk L yang berada dalam zat cair yang mengalir dengan salah satu
ujungnya menghadap arah datangnya aliran, sedang ujung yang lain ke atas dan
berhubungan langsung dengan udara luar (tekanan atmosfer). Titik stagnasi terjadi
pada ujung bagian pipa yang mendatar dan tekanannya akan lebih besar dari
tekanan zat cair di sekitarnya sebesar tinggi kecepatannya V2/2g, yang
ditunjukkan oleh kenaikan zat cair di dalam tabung. Perhatikan gambar berikut:

Diagram Penampang Sebuah Pitot

Gas (misalnya udara) mengalir melalui lubang - lubang di titik a. Lubang-


lubang ini sejajar dengan arah aliran dan dibuat cukup jauh di belakang sehingga
kelajuan dan tekanan gas di luar lubang-lubang tersebut mempunyai nilai seperti
halnya dengan aliran bebas. Jadi, va = v (kelajuan gas) dan tekanan pada kaki kiri
manometer tabung pilot sama dengan tekanan aliran gas (Pa).
Lubang dari kaki kanan manometer tegak lurus terhadap aliran sehingga
kelajuan gas berkurang sampai ke nol di titik b (vb = 0). Pada titik ini gas berada
dalam keadaan diam. Tekanan pada kaki kanan manometer sama dengan tekanan
di titik b (pb). Beda ketinggian titik a dan b dapat diabaikan (ha = hb), sehingga
perbedaan tekanan yang terjadi menurut persamaan Bernoulli adalah sebagai
berikut.

22
Perbedaan tekanan ini sama dengan tekanan hidrostatika fluida (raksa) pada
manometer.

pb – pa = ρrgh

Oleh karena itu, kecepatan aliran gas vA = v dapat dirumuskan sebagai berikut:

Tabung pitot adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur tekanan dan
kecepatan aliran fluida (udara). Tabung Pitot diciptakan oleh insinyur dari
Perancisbernama Henri pitot pada awal 1700 dan dimodifikasi untuk bentuk
modern-nya di pertengahan tahun 1800 oleh ilmuwan Prancis Henry Darcy.
Tabung pitot digunakan untuk mengukur laju aliran gas/udara. Perhatikan gambar
di bawah!
Lubang pada titik 1 sejajar dengan aliran udara. Posisi kedua lubang ini
dibuat cukup jauh dari ujung tabung pitot, sehingga laju dan tekanan udara di luar
lubang sama seperti laju dan tekanan udara yang mengalir bebas. Dalam hal ini,
v1 = laju aliran udara yang mengalir bebas (ini yang akan kita ukur), dan tekanan
pada kaki kiri manometer (pipa bagian kiri) = tekanan udara yang mengalir bebas
(P1).
Lubang yang menuju ke kaki kanan manometer, tegak lurus dengan aliran
udara. Karenanya, laju aliran udara yang
lewat di lubang ini (bagian tengah)
berkurang dan udara berhenti ketika tiba
di titik 2. Dalam hal ini, v2 = 0. Tekanan
pada kaki kanan manometer sama
dengan tekanan udara di titik 2 (P2).

23
Ketinggian titik 1 dan titik 2 hampir sama (perbedaannya tidak terlalu
besar) sehingga bisa diabaikan. Tabung pitot juga dirancang menggunakan prinsip
efek venturi. Mirip seperti venturimeter, bedanya tabung pitot ini dipakai untuk
mengukur laju gas/udara.

2.6.1. Bagian – Bagian Tabung Pitot


Pitot tube atau tabung pitot ialah pipa terbuka kecil dimana permukaannya
bersentuhan langsung dengan aliran. Pada tabung pitot ini terdiri dari 2 pipa, yaitu
a. Static tube (untuk mengukur tekanan statis)
Pipa ini membuka secara tegak lurus sampai ke aliran sehingga dapat
diketahui tekanan statisnya. Tekanan statis (fluida diam) ditinjau ketika fluida
yang sedang diam atau berada dalam keadaan setimbang. Fluida statis erat
kaitannya dengan hidraustatika dan tekanan. Hidraustatika merupakan ilmu
yang mempelajari tentang gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang diam.

b. Dinamic tube (untuk mengukur tekanan dinamis)


Tekanan dinamis atau fluida ideal merupakan fluida yang mengalir
(bergerak). Ciri umum dari fluida idel.

2.6.2.PrinsipKerjaTabungPitot
Pada prinsip kerjanya tabung pitot ini merubah Energi kinetik
dikonversikan menjadi static pressure head dan biasanya digunakan untuk
mengukur aliran fluida yang lambat.

24
Cara kerja pitot tube :
1. Pipa yang mengukur tekanan statis (Ps) terletak secara radial pada batang
yang dihubungkan ke skala pengukuran.
2. Tekanan pada ujung pipa di mana fluida masuk merupakan tekanan stagnasi
dinamis (Pt)
3. Kedua pengukuran tekanan tersebut dimasukkan dalam persamaan Bernoulli
untuk mengetahui kecepatanalirannyauntuk persamaan perhitungan kecepatan
flownya menggunakan persamaan bernouli :

2(Pt– Ps)
V=√
𝜌

Tabung pitot sederhana terdiri dari tabung yang mengarah secara langsung
ke aliran fluida. Tabung ini berisi fluida, sehingga tekanan bisa diukur dengan
perubahan tinggi dari fluida tersebut. Tekanan stagnasi dari fluida, juga disebut
dengan tekanan total atau tekanan pitot.
Tekanan stagnasi yang terukur tidak bisa digunakan untuk menentukan kecepatan
fluida. Namun, persamaan Bernoulli menyatakan bahwa:
Tekanan stagnasi = Tekanan Statis + Tekanan Dinamis
yang juga bisa dinyatakan dengan:
𝑉2
Pt = Ps + ρ
2
Penyelesaian nilai kecepatannya menjadi:

2(Pt– Ps)
V=√
𝜌

Dimana V adalah kecepatan fluida, Pt adalah tekanan stagnasi, Ps adalah


tekanan statik, dan ρ adalah densitas fluidaNamun persamaan di atas hanya
untuk fluida inkompressibel (fluida yang tidak dapat ditekan), sehingga nilai
tekanan akan turun sebesar Δp akibat perbedaan tinggi atau Δh yang terbaca
pada manometer.
 Tekanan dinamis adalah selisih antara tekanan stagnasi dan tekanan statis.
Tekanan dinamis ditentukan menggunakan diafragma di dalam kontainer
tertutup. Jika udara pada satu sisi diafragma adalah tekanan statis, maka
sisi yang lain adalah tekanan stagnasi, dan defleksi dari diafragma
proporsional dengan tekanan dinamis.

25
 Tekanan statis diukur menggunakan saluran statis pada salah satu sisi
lubang.
2.6.3. Penerapan Hukum Bernoulli pada Tabung Pitot
Dari Persamaan umum Hukum Bernoulli :

1 1
P1 + ρv1² + ρgh1= P2 + ρv2² + ρgh2
2 2
ρ= massa jenis udara
Karena v1= 0, dan asumsi aliran fluida horizontal sehingga h1 = h2, maka :
1
P1 = P2 + ρmvm²
2
1
P2 - P1 = ρmvm²…………………(1)
2

2(P2− P1)
Vm² =
ρ

2(P2−P1)
Vm=√
ρ

2.6.4. Aplikasi Tabung Pitot dalam kehidupan sehari – hari


Pada pesawat sebagai spedometer

Gambar di atas menunjukkan gambar skematik dari sebuah tabung pitot-


statis. Pitot-statis tabung, yang juga disebut tabung Prandtl, digunakan pada

26
pesawat sebagai spedometer. Tabung yang sebenarnya pada pesawat adalah
sekitar 10 inci (25 cm) panjang dengan 1 / 2 inci (1 cm) diameter. Beberapa
lubang kecil dibor di sekitar bagian luar tabung dan lubang dibor ke pusat sumbu
tabung. Lubang-lubang luar yang terhubung ke salah satu sisi alat yang disebut
transduser tekanan. Tengah lubang di tabung disimpan terpisah dari lubang luar
dan terhubung ke sisi lain dari transduser. Transduser mengukur perbedaan
tekanan dalam dua kelompok tabung dengan mengukur regangan pada elemen
tipis menggunakan strain gauge elektronik. Tabung pitot-static dipasang pada
pesawat, atau dalam terowongan angin, sehingga tabung pusat selalu menunjuk ke
arah aliran dan lubang luar tegak lurus ke tabung tengah. Pada beberapa pesawat
tabung pitot-statis diletakkan pada booming lagi mencuat keluar dari hidung
pesawat atau sayap.

27
BAB III
ANALISIS PERHITUNGAN

3.1. Soal dan Pembahasan


1.Berapa waktu yang diperlukan untuk mengosongkan sebuah tanki yang berisi
air 80m3. Pada tanki tersebut di pasang sebuah pipa (bagian bawahnya) 8 inci
untuk mengeluarkan cairan dari tanki. Diameter tk. 8 m, tinggi pipa dari dasar tk.
5 cm.
Penyelesaian:
Luas irisan tanki = 3.14/4 x 82 = 50.24 m2
Volume air = 80 m3
Tinggi air (h1) = 80/50.24 = 1.59 m = 159 cm
Tinggi pipa (h2) = ...........................= 5 cm
Tinggi air yang harus dikosongkan = 154 cm

Waktu yang diperlukan:


1 1
2.𝑆.(h12 −h22 )
t= detik
𝐾.𝑠.(2𝑔)1/2

Luas irisan pipa = 3.14/4 x (20.32)2 = 324.128 cm2


1 1
2𝑥502400(1592 −52 )
t= = 884 detik = 14.7 menit
0.82 𝑥 524.128(2 𝑥 981)1/2

28
2. Sebuah pipa 6 inci dipasang sebuah orifice plate dengan diameter lobangnya 2
inci. Bentuk orifice adalah submersed orifice.Kecepatan aliran masuk ke dalam
pipa 20 m/det.
Ditanyakan:
1)Kecepatan aliran setelah melalui orifice dalam m3/det.
2)Kecepatan rata-rata aliran setelah melalui orifice dalam m/det.

Penyelesaian:
Kecepatan aliran Q = K.S. (2g.h.)1/2 m3/det.
Kecepatan rata-rata v = K(2g.h)1/2 m/det.
K = 0.62
S= ¼ (6 x 2.54)2 = 182.32 cm2 = 0.018232 m2
𝜌 𝑉2
h = K1000. 2𝑔 (m-1)

m = D2/d2 = 36/4 = 9
1 (20)2
h = 0.62 1000. 2𝑥9.81 (9-1) = 0.101 m.

Jadi Q = 0.62x 0.018 (2x9.81x0.101.)1/2 = 0.016 m3/det.


v = 0.62(2x 9.81x 0.101)1/2 = 0.87 m/det.

3.Jika udara (𝜌 = 1 , 29 𝑘𝑔/𝑚3) dialirkan ke dalam pipa pitot dan perbedaan


tinggi air raksa (𝜌𝐻𝑔 = 13,6 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3) pada manometer 3cm, hitunglah
kecepatan aliran udara tersebut ?

jawab:
dik :𝜌 = 1 , 29𝑘𝑔/𝑚3
𝜌𝐻𝑔 = 13,6 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3
= 13,6 𝑥 103 𝑘𝑔/𝑚3

29
𝑔 = 10 𝑚/𝑠 2
ℎ = 3 𝑐𝑚 = 3 𝑥 10−2 𝑚
2𝜌2 𝑔ℎ2
𝑣2 = √ 𝜌1

dit :𝑣 = ⋯ ?

2𝜌2 𝑔ℎ2
jawab :𝑣2 = √
𝜌1

2.13,6 x 103 .10. 3 x 10−2


v2 = √
1,29x10−3

= 2.515,07 𝑚/𝑠 2

4.Pipa pitot digunakan untuk mengukur kelajuan aliran udara. Pipa U


dihubungkan pada lengan tabung dan diisi dengan cairan yang memiliki massa
jenis 750 kg/m3.

Jika kelajuan udara yang diukur adalah 80 m/s massa jenis udara 0,5
kg/m3 tentukan perbedaan tinggi cairan dalam pipa, gunakan g = 10 m/s2?
jawab:
dik : 𝜌1 = 0,5 𝑘𝑔/𝑚3
𝜌2 = 750 𝑘𝑔/𝑚3
V= 80 m/s
g = 10 m/s2

dit :ℎ = ⋯ ?

2𝜌2 𝑔ℎ2
jawab :𝑣2 = √
𝜌1

30
2x 750 𝑘𝑔/𝑚3 x10 𝑚/𝑠2 x h
80 m/s = √ 0,5 𝑘𝑔/𝑚3

h = 2,98142397 x 10-4 m

5.Sebuah tabung pitot digunakan untuk mengukur kelajuan aliran udara. Pipa U
dihubungkan pada lengan tabung dan diisi dengan cairan yang memiliki massa
jenis 800 kg/m3.

Jika massa jenis udara yang diukur adalah 1 kg/m3 dan perbedaan level cairan
pada tabung U adalah h = 25 cm, tentukan kelajuan aliran udara yang terukur?
dik : 𝜌1 = 1 𝑘𝑔/𝑚3
𝜌2 = 800𝑘𝑔/𝑚3
H= 25 cm= 0,25m
𝑔 = 10 𝑚/𝑠 2

dit :𝑣 = ⋯ ?
2𝜌2 𝑔ℎ2
jawab :𝑣2 = √ 𝜌1

2 x800𝑘𝑔/𝑚3 x10x 0,25m


v2 = √
1 𝑘𝑔/𝑚3

= 4.000𝑚/𝑠 2

31
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan Tinjauan Pustaka dan hasil diskusi kami dapat disimpulkan bahwa :
1. Orifice meter adalah alat ukur yang menggunakan orifice plate sebagai
komponen utama dalam pengukuran natural gas
2. Orifice Plate dapat di definisikan sebagai logam berbentuk lempengan tipis
dengan lubang sirkular yang konsentrik dengan internal diameter dari meter
tube ketika terpasang
3. Prinsip kerja dari orifice meter pada dasarnya tergantung pada perbedaan
tekanan yang dihasilkan oleh orifice plate.Denganadanya tekanan cekikan
(throttle pressure) oleh orifice plate sehingga menyebabkan kecepatan fluida
yang melalui orifice meningkat dan tekanannya berkurang
4. Pada umumnya, suatu sistem pengukuran flow orifice meter terbagi atas tiga
bagian umum, yaitu antara lain primary element, secondary element dan
tertiery element
5. Primary element terdiri atas meter tube,holding device, orifice plate pressure
tap, dan straightening vanes.
6. Secondary element adalah komponen-komponen yang berfungsi sebagai alat
ukur/ transmitter pada sistem orifice meter yang terhubung langsung dengan
primary component.
7. Secondary element terdiri dari differential pressure transmitter, pressure
transmitter, temperature transmitter, gagelines dan chart recorder.
8. Tertiery element adalah komponen akhir dari sistem orifice meter yang
bekerja sebagai pengolah/ penghitung parameter yang dideteksi oleh
transmitter menjadi volume flow rate.
9. Tabung Pitot adalah alat yang digunakan untuk mengukurkecepatan fluida
gas di dalam tabung atau pipa.
10. Pada tabung pitot ini terdiri dari 2 pipa, yaitu :
a. Static tube (untuk mengukur tekanan statis)
b. Dinamic tube (untuk mengukur tekanan dinamis)

32
11. prinsip kerjan tabung pitot merubah Energi kinetik dikonversikan menjadi
static pressure head untuk mengukur aliran fluida yang lambat dengan
menurunkan persamaaan bernouli :

2ρ’gh
v2=√
ρ

12. Aplikasi penerapan Tabung Pitot adalah pada spedometer pesawat

4.2. Saran
1. Apabila kita ingin melakukan suatu pekerjaan menggunakan alat mekanika
fluida yaitu orifice meter dan tabung pitot, maka harus diperhatikan prinsip kerja
alat orifice meter dan tabung pitot agar tidak terjadi kesalahan dalam pengukuran.
Komponen-komponen orifice meter dan tabung pitot serta fungsinya juga harus
diketahui oleh pengguna, agar tidak terjadi kesalahan ketika penggunaan alat.

2.Sebagai generasi muda hendaknya kita memiliki pengetahuan yang luas dengan
banyak membaca referensi-referensi yang akurat dan dapat dipercaya.

3.Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita mampu dan mau menyalurkan
ilmu yang dimiliki untuk dibagi kepada sesama sehingga bermanfaat dan tercipta
kelestarian lingkungan hidup.

33
DAFTAR PUSTAKA

Ir. I . Soetedjo , 1986.Fluid Flow.Penerbit Angkasa,Bandung

Victor L. Streeter dan E.Benjami , 1983. Fluid Mechanics.Edisi Pertama.Penerbit


McGraw-Hill Book Co, Singapore.

Djihad Achmad , 1996. Mekanika Fluida. Pusat Pengembangan Pendidikan


Politeknik, Bandung.

Dugdale, R. H.. 1986. Mekanika Fluida. Edisi Ketiga. Erlangga, Jakarta

Munson., B.R. dan D.F. Young . 2004. Mekanika Fluida. Jilid I. Edisi Keempat.
Penerbit Erlangga, Jakarta.

Finnemore, E. J. and J. B. Franzini. 2002. Fluid Mechanics with Engineering


Applications. Mc. Graw Hill, New York.

Wayan Nata Septiadi. “Studi Eksperimental Orifice Flow Meter DenganVariasi


Tebal Dan Posisi Pengukuran Beda Tekanan Aliran MelintasiOrifice Plate”.
Skripsi, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Udayana, 2012

Yanuar Yudha Adi Putra. “Analisis Ketidakpastian Pengukuran Meter Gas


Menggunakan Meter Orifice Dan Meter Ultrasonik”. Skripsi, JurusanTeknik
Kimia, Universitas Indonesia, 2012

34

Вам также может понравиться