Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Hasil
1. Pre – Hemodialisa
a) Identitas Pasien
- Nama : Ny. Siti Ismeiyati
- No. CM : 411822
- Tgl. Lahir : 07 Mei 1952
- Alamat : Semarang
- Penjamin : BPJS Non PBI
- Diagnosa medis : CKD Stage V
b) Riwayat keperawatan
- Riwayat keperawatan dahulu
Pasien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit (RS) sebelumnya. Jika
pasien atau keluarga pasien sakit langsung berobat ke puskesmas
atau jika tidak mengalami perubahan maka keluarga akan
membawanya berobat lagi ke Klinik/RS.
- Riwayat keperawatan sekarang
Pasien mengatakan bahwa pekerjaan dirinya yang menjadi seorang
perias pengantin membuatnya jarang minum karena pasien
memiliki keyakinan bahwa sebelum kliennya selesai dirias maka
pasien belum boleh makan dan minum. Setelah selesaipun pasien
hanya makan dan minum seadanya, selain itu pasien mengatakan
bahwa dirinya sering minum softdrink. Satu tahun yang lalu pasien
tiba – tiba drop dan dibawa di IGD dengan kondisi hipotensi.
Kemudian pasien divonis gagal ginjal dan dianjurkan untuk
menjalani cuci darah atau hemodialisa, namun pasien tidak mau
karena melihat adik dan kakaknya meninggal ketika awal – awal
menjalani hemodialisa. Setelah berjalan lima bulan tanpa
hemodialisa kondisi pasien semakin buruk dan akhirnya pasien
mau menjalani hemodialisa.
- Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah anak ke tiga dari lima
bersaudara yang di dalam keluarganya pernah ada yang
mempunyai peyakit sama dengan pasien, yaitu kakak dan adiknya
dimana mereka meninggal pada saat awal melakukan
Hemodialisa. Dikeluarga pasien juga ada yang mempunyai riwayat
penyakit Jantung dan Hipertensi, namun tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit DM maupun TB.
c) Pemeriksaan Fisik
1) Keluhan : tidak ada keluhan
2) Keadaan umum : baik
3) Kesadaran : compos mentis
4) Tanda – tanda vital
a) Tekanan darah : 136/86 mmHg
b) Heart Rate : 92 x/menit
c) Respiratory Rate : 21 x/menit
d) Suhu : 36oC
e) Nyeri : tidak ada rasa nyeri
5) Kulit : kulit kering, turgor elastis <2detik, warna kulit sawo
matang, tampak bersih, pada daerah lengan atas kiri klien terdapat
tato.
6) Mata : Reflek pupil simetris 2mm kanan dan kiri, konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik.
7) Thorax :
a) Inspeksi : dada simetris, pergerakan dinding dada
sama antara kiri dan kanan, tidak ada bantuan otot pernfasan,
ictus cordis tidak kuat angkat
b) Palpasi : taktil fremitus sama antara paru kanan
dan kiri, tidak teraba masa pada lapang paru
c) Perkusi : terdengar suara sonor di seluruh lapang
paru dan redup pada jantung
d) Auskultasi : terdengar vesikuler di seluruh lapang
paru, terdengar, bunyi jantung 1 dan 2
8) Abdomen :
a) Inspeksi : Bentuk perut simetris
b) Auskultasi : bising usus 8x/menit
c) Palpasi : tidak ada pembesaran hepar dan lien
d) Perkusi : hypertympani pada perkusi gaster
dan pekak pada hepar
9) Genitalia : tidak terpasang kateter
10) Ekstremitas :
a) Atas tidak terdapat edema
b) Bawah: tidak ada bengkak atau oedem
e) Data Fokus
1) KU pasien : Baik
2) Tanda – tanda Vital
TD : 144/81 mmHg HR : 92 x/m
S : 36, 5 0C RR : 21 x/m
3) BB sekarang : 59 Kg
4) BB yang lalu : 57 Kg
5) BB kering : 57 Kg
f) Masalah Keperawatan
- Kelebihan Volume cairan
- Gangguan keseimbangan elektrolit
- Gangguan keseimbangan asam – basa
g) Tindakan Keperawatan
- Monitor BB, intake dan output
- Atur posisi agar ventilasi adequat
- Observasi tanda – tanda vital
- Posisikan supinasi dengan elevasi kepala 300 dan elevasi kepala
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Lakukan tekhnik distraksi, relaksasi
h) Evaluasi
Masalah teratasi
i) Dischart Planning
Program HD rutin 2 x / minggu
2. Intra – Hemodialisa
a) Persiapan HD
1) Type Dializer
BLS
2) Lama Dialisis : 04.30 Jam
3) Conductivity : 13,9
4) Antikoagulan : Heparin
- Sirkulasi : 3000 iu
- Kontinyu : 1000 iu
5) Jenis access : Double – Lumen
b) Tindakan Keperawatan Selama HD
1) Observasi
Intake
(ml)
Tek. UF
UF Suh Keteranga pa
Jam QB Dara N RR terca
Rate u NaC Dext Maka Lain n raf
h pai
l rose n/ -
0,9 40% Minu lain
% m
13.2 100 0,60 144/ 92 36,5 21 100 - - - 0 Tidak ada
0 81 keluhan,
Pre HD
HD mulai
Observasi
150
14.3 150 0,60 124/ 89 36,7 18 0,53 Keluhan
0 71 tidak ada
15.4 150 0,60 139/ 89 36,2 20 200 1,51 Keluhan
Intra HD
5 82 kram,
akral
dingin
16.3 150 0,60 125/ 81 36,5 20 2,00 Keluhan
0 80 kram
17.5 150 0 128/ 84 36,5 19 100 - 2,50 Tidak ada
Post HD
0 81 keluhan,
HD
100 selesai
Jumlah : 400 Juml Balance :
ah : -2100
250
0
2) Pengobatan selama HD
- Injeksi yang diberikan: Erytropoetin
- Obat yang diberikan
Amlodipine 1x5
Candesartan 1x8
Furosemide 1–0–0
CaCO3 2x1
Asam Folat 2x1
B1 B6 B12 2x1
3) Pengawasan cairan selama HD
- Volume Priming : 1000 cc
- Cairan Masuk
Sisa Priming : 100 cc
Makan/minum : 200 cc
Wash Out : 100 cc
Jumlah : 400 cc
4) Penyulit selama HD
- Kram otot
3. Post – Hemodialisa
a) Data Fokus
1) Data subjektif
2) Data objektif
Kesadaran : Composmentis
Tanda – tanda Vital
TD : 144/81 mmHg HR : 92 x/m
S : 36, 5 0C RR : 21 x/m
3) Lama dialisis: 4.30 Jam
Mulai jam : 13.20
Selesai jam : 17.45
4) Pemberian Heparine
- Sirkulasi : 3000 iu
- Kontinyu : 1000 iu
5) Jenis Dializer : BLS
6) Jenis Dialisat : Bicarbonate
7) Jenis Akses Vaskuler : Double - Lumen
b) Tindakan Keperawatan
Planning
HD selanjutnya tanggal : 23 Februari 2018
Lama HD : 04.30 Jam
B. Pembahasan
1. Tanda dan gejala kram otot pada pasien Penyakit ginjal kronis (PGK) stage V yang
dilakukan hemodialisa.
Berdasarkan analisis data terhadap responden, dapat diketahui bahwa
permasalahan yang muncul pada responden berupa kram otot yang disertai dengan
tanda dan gejala nyeri, keringat dingin, pucat, lemas. Dari permasalahan yang
muncul tersebut, klien pun diberikan penanganan berupa bilas NaCl 100 cc,
penurunan resep dialisis serta dilakukan massage.
2. Komplikasi kram otot pada pasien Penyakit ginjal kronis (PGK) stage V yang
dilakukan hemodialisa.
3. Pengaruh penanganan peregangan otot dan massage kram otot dengan pada pasien
Penyakit ginjal kronis (PGK) stage V yang dilakukan hemodialisa.
Dari hasil case manajement yang dilakukan di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
Kota Semarang.Loekmono Hadi Kudus didapatkan median SpO2 sebelum
dilakukan pemberian posisi tidur semi Fowler 450 adalah 96% dan setelah
dilakukan pemberian posisi tidur semi Fowler 450 didapatkan median nilai SpO2
adalah 98%, hal ini menunjukan adanya selisih kenaikan sebesar 2 %