Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan bisnis yang makin merebak baik di dalam maupun di luar negeri, telah
menimbulkan tantangan baru, yaitu adanya tuntutan praktek bisnis yang baik, yang etis, yang
juga menjadi tuntutan kehidupan bisnis di banyak negara di dunia. Transparansi yang dituntut
Dalam ekonomi pasar global, kita hanya bisa survive kalau mampu bersaing. Untuk
bersaing harus ada daya saing, yang dihasilkan oleh produktivitas dan efisiensi. Untuk itu
pula, diperlukan etika dalam berusaha, karena praktik berusaha yang tidak etis, dapat
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, juga berpengaruh pada masalah
etika bisnis. Benteng moral dan etika harus ditegakkan guna mengendalikan kemajuan dan
aspek etis yang baru. Tidak mengherankan jika terutama tahun-tahun terakhir ini diberi
perhatian khusus kepada aspek-aspek etis dalam bisnis internasional. Dalam makalah ini kita
akan membahas beberapa masalah moral yang khusus berkaitan dengan bisnis pada taraf
internasional.
1
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini akan membatasi pada kasus-kasus yang terjadi pada perusahaan
dalam dunia perdagangan internasional yang dalam menjalankan roda usahanya tindak
berlandaskan pada etika bisnis, dan tidak menyadari tentang arti pentingnya etika bisnis
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan makalah ini adalah:
5. Mengetahui isu isu dan persoalan yang umum terjadi dalam hal etika dalam bisnis
Internasional
D. Metode Penulisan
Metode penulisan oleh penulis dalam penyusunan makalah ini yakni menggunakan
data referensi dan literature yang terkait dari buku, jurnal, makalah, dan situs internet.
2
BAB II
DASAR TEORI
DAN PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
1. Pengertian Etika
Etika berasal dari kata ethos, salah satu cabang ilmu filsafat oksiologi membahas
bidang etika yaitu, tentang nilai keutamaan dan bidang estetika, nilai-nilai keindahan, serta
Jika ditinjau dari bahasa Inggris, etika berasal dari kata ethics, yakni ilmu tentang
kesusilaan yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam masyarakat Emanuel
Kant, mengajukan satu pertanyaan was sall ich tun? (apa yang akan kita lakukan?) (sesuai
dengan norma yang berlaku). Pertanyaan ini pada intinya ada suatu “pilihan” yang berarti
adanya konsep nilai terhadap perbuatan yang akan kita lakukan. Tugas Etika bagi orang-
orang yang berfikir dan bergerak secara teoritis yakni untuk memahami masalah-masalah
yang dihadapi (baik masalah kehidupan maupun masalah ilmu).Dimana tujuan penerapan
etika adalah untuk “orientasi” ketika seseorang dihadapkan “sesuatu hal” yang harus dia
putuskan baik untuk menilai maupun bertindak. Contoh: Ketika seseorang berdagang, ia
barangnya dulu, menjual dengan harga yang mahal, mengoplos dengan kualitas rendah, atau
Uno (2004) membedakan pengertian etika dengan etiket. Etiket (sopan santun) berasal
dari bahasa Prancis etiquette yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama
manusia. Sementara itu etika, berasal dari bahasa Latin, berarti falsafah moral dan merupakan
cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama. Jika kata etika dikaitkan
dengan kata bisnis akan menjadi Etika Binis (business ethics). Steade et al (1984: 701) dalam
3
bukunya ”Business, It’s Natural and Environment An Introduction” memberi batasan yakni,
”business ethics is ethical standards that concern both the ends and means of business
decision making”.
Ginanjar Kartasasmita dalam seminar SDM mengatakan bahwa etika merupakan ilmu
standar itu masuk akal atau tidak masuk akal – standar, yaitu apakah didukung dengan
Menurut Kamus Inggris Indonesia Oleh Echols and Shadily (1992: 219), moral dapat
Moralitas berarti kesusilaan; sedangkan Etik (Ethics) = etika, tata susila. Sedangkan secara
etika (ethical) diartikan pantas, layak, beradab, susila. Jadi kata moral dan etika
dan arti berbeda. Moral dilandasi oleh etika, sehingga orang yang memiliki moral pasti
dilandasi oleh etika. Demikian pula perusahaan yang memilikietika bisnis pasti manajernya
Moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar
dan salah, atau baik dan jahat. Pedoman moral mencakup norma-norma yang kita miliki
mengenai jenis-jenis tindakan yang kita yakini benar atau salah secara moral, dan nilai-nilai
yang kita terapkan pada objek-objek yang kita yakini secara moral baik atau secara moral
buruk. Norma moral seperti “selalu katakan kebenaran”, “membunuh orang tak berdosa itu
objek-objek atau ciri-ciri objek yang bernilai, semacam “kejujuran itu baik” dan
“ketidakadilan itu buruk”. Standar moral pertama kali terserap ketika masa kanak-kanak dari
4
keluarga, teman, pengaruh kemasyarakatan seperti masjid, gereja, sekolah, televisi, majalah,
1. Standar moral berkaitan dengan persoalan yang kita anggap akan merugikan secara serius
2. Standar moral tidak dapat ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewa otoritatif tertentu.
3. Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk (khususnya)
kepentingan diri.
5. Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu.
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan
salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana
standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern
untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-
1. Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga
mempertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat di dalamnya.
5
3. Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi
Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya. Dengan saling
percaya, kegiatan bisnis akan berkembang baik. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu
1. Pengendalian Diri
3. Mempertahankan Jati Diri Dan Tidak Mudah Untuk Terombang-ambing Oleh Pesatnya
8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya Antara Golongan Pengusaha Kuat Dan Golongan
Pengusaha Ke Bawah.
9. Konsekuen Dan Konsisten Dengan Aturan Main Yang Telah Disepakati Bersama.
10. Menumbuhkembangkan Kesadaran Dan Rasa Memiliki Terhadap Apa Yang Telah
Disepakati.
11. Perlu Adanya Sebagian Etika Bisnis Yang Dituangkan Dalam Suatu Hukum Positif
Masalah etika dalam bisnis dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori yaitu: Suap
6
1. Suap (Bribery), adalah tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima atau meminta
sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam
dengan membeli pengaruh. 'Pembelian' itu dapat dilakukan baik dengan membayarkan
sejumlah uang atau barang, maupun pembayaran kembali' setelah transaksi terlaksana.
Suap kadangkala tidak mudah dikenali. Pemberian cash atau penggunaan callgirls dapat
dengan mudah dimasukkan sebagai cara suap, tetapi pemberian hadiah (gift) tidak selalu
dapat disebut sebagai suap, tergantung dari maksud dan respons yang diharapkan oleh
pemberi hadiah.
2. Paksaan (Coercion), adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan
menggunakan jabatan atau ancaman. Coercion dapat berupa ancaman untuk mempersulit
4. Pencurian (Theft), adalah merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita
atau mengambil property milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya. Properti
5. Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination), adalah perlakuan tidak adil atau
penolakan terhadap orang-orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin,
dengan setara tanpa adanya perbedaan yang beralasan antara mereka yang 'disukai' dan
tidak.
7
4. Pentingnya Etika Dalam Dunia Bisnis
Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan
ekonomi dunia semakin membaik. Langkah apa yang harus ditempuh?.Didalam bisnis tidak
jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau
kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah demikian, pengusaha
yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi.
kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar
janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam
maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabaian para pengusaha
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada
masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa
serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis
maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.
Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-
prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini
tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam
hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa
perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum
yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan
dibidang ekonomi.
Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks.
Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan,
karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang
8
seimbang. Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi pemerintah dan dunia
usaha adalah masih adanya pelanggaran terhadap upah buruh. Hal lni menyebabkan beberapa
Dapatkah pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan
kewajiban diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada orang (individu)
sebagai perilaku moral yang nyata? Ada dua pandangan yang muncul atas masalah ini:
Ekstrem pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan yang mengikat,
individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita dapat
mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan mereka dan bahwa
tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam pengertian yang sama yang
dilakukan manusia.
Ekstrem kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal berpikir
bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal mengikuti standar
moral atau mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral. Organisasi bisnis sama
seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta mentaati peraturan formal yang
tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih tidak masuk akal untuk menganggap
organisasi bertanggung jawab secara moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada
mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secara moral. Karena itu, tindakan
perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia, indivdu-individulah yang
harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral dan tanggung jawab moral :
individu manusia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan
perusahaan secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan
9
bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh
individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu disebabkan
Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan system
barang-barang, jasa, modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya yang diperdagangkan dan
saling berpindah dari satu negara ke negara lain. Proses ini mempunyai beberapa komponen,
termasuk didalamnya penurunan rintangan perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia,
kreasi komunikasi global dan system transportasi seperti internet dan pelayaran global,
perkembangan organisasi perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF, dan lain sebagainya.
Perusahaan multinasional adalah inti dari proses globalisasi dan bertanggung jawab
dalam transaksi internasional yang terjadi dewasa ini. Perusahaan multinasional adalah
perusahaan yang bergerak di bidang yang menghasilkan pemasaran, jasa atau operasi
melakukan kegiatan produksi, pemasaran, jasa dan beroperasi di banyak negara yang
berbeda. Karena perusahaan multinasional ini beroperasi di banyak negara dengan ragam
budaya dan standar yang berbeda, banyak klaim yang menyatakan bahwa beberapa
perusahaan melanggar norma dan standar yang seharusnya tidak mereka lakukan.
10
B. PEMBAHASAN
Banyak persoalan etika dan dilema dalam bisnis internasional yang berakar pada
system politik, hukum, kemajuan ekonomi, dan budaya yang sangat berbeda antar Negara.
Akibatnya, apa yang dianggap abik di satu Negara belum tentu dianggap baik di Negara lain.
Karena manajer bekerja untuk institusi yang melebihi batas Negara dan budaya, maka
manager dari perusahaan multinasional harus peka terhadap perbedaan dan harus memlih
kegiatan etika dalam berbagai keadaan karena berpotensi menimbulakan masalah dalam
etika.
Dalam tatanan bisnis internasional, persoalan etika yang paling umum adalah
kebiasaan pekerja, hak asasi manusia, peraturan lingkungan, korupsi, dan kewajiban moral
Negara lain. Ketika kondisi kerja di Negara tempat investasi lebih rendah dari kondisi kerja
dari tempat asal perusahaan multinasional tersebut,standart apa yang harus dipilih? Apa dari
Negara asal, Negara tempat investasi atau diantaranya? Ketika tiap Negara dianggap sama,
maka berapakah perbedaan yang dapat diterima? Seperti, bekerja 12 jam sehari, gaji rendah
dan gagal ,melindungi pekerja dari bahan berbahaya mungkin umum dilakukan di beberapa
Negara berkembang, tap apakah hal ini berarti bak bagi perusahaan multinasional untuk
menerima keadaan kerja tersebut atau memaafkan melalui pemborong? Seperti kasus pada
merk sepatu Nike, pendapat yang kuat dapat menjadi kebiasaan yang tidak tepat. Tapi tetap
meninggalkan pertanyaan, apakah standart yang harus digunakan? Kita harus kembali dan
menyadari kasus ini di bab selanjutnya. Untuk sekarang, mengumumkan standart minimal
keamanan dan martabat pekerja dan memakai jasa audit adalah cara yang terbaik untuk
mengatasi maslah ini. Seperti yang dilakukan perusahaan Levi Strauss yang pada tahun
11
1990an memutuskan kontrak dengan penyuplai terbesar, The Tan Family. Karena The Tan
memperkerjakan perempuan cina dan Filipina 74 jam per minggu di halaman tertutup di
Pulau Mariana.
Hak asasi dasar manusia di beberapa Negara masih belum dihargai. Seperti
sebagainya. Contoh yang apling nyata adalah yang terjadi di Afrika Selatan. Yaitu politik
pembedaan warna kulit (apartheid) yang terjadi sampai tahun 1994. Apartheid adalah
pemisahan kulit putih dengan kulit hitam yang menyediakan pekerjaan bagi kulit putih dan
melarang kulit hitam bekerja pada usaha yang dikelola kulit putih. Meskipun menggunakan
sistem seperti ini, banyak pengusaha barat beroperasi di Afrika Selatan. Tahun 1980, banyak
yang menanyakan kebijakan ini. Mereka berpendapat, investasi mereka menikkan status
(GM). GM menggunakan prinsip Sullivan, yaitu seorang anggota jajaran kepengurusan GM.
Sullivan berpendapat bahwa GM dapat beroperasi di Afrika Selatan dengan dua syarat, yaitu
perusahaan tidak boleh melakukan hukum apartheid dan dengan kekuatan yang dimiliki,
Hukum Sullivan ini digunakan oleh semua perusahaan barat yang beroperasi di Afrika
Selatan. Perlawanan ini diabaikan oleh pemerintah Afrika Selatan karena mereka tidak mau
melawan para investor. 10 tahun kemudian, Sullivan mengatakan bahwa teorinya tidak
cukup untuk menghapus politik apartheid. Dan beberapa perusahaan yang menjalankan
hukum ini tidak bisa meneruskan usaha mereka di Afrika Selatan. Diantaranya Exxon, GM,
Kodak, IBM dan Xerox. Pada saat bersamaan, dana pension mengatakan tidak mau
12
Tekanan ini dan akibat sanksi ekonomi yang diberikan AS, berjasa atas penghapusan
politik apartheid dan memperkenalkan Pemilihan Umum pada 1994. Hal ini dinilai
meningkatkan hak asasi manusia di afrika selatan. Meskipun perubahan terjadi di Afrika
Selatan, masih ada beberapa rezim yang masih berjalan di dunia ini. Apakah pantas
melakukan usaha di Negara seperti ini? Banyak yang berkata, bahwa investasi bisa menekan
kebijakan ekonomi, politik, dan social yang membuat rakyat melawan kepada rezim. Hal ini
telah dijelaskan di bab 2 dimana kemajuan ekonomi bisa menekan untuk demokrasi.
demokratis bisa meningkatkan HAM di Negara tersebut. Seperti di China, meskipun dikenal
kurang demokrasi dan sering dipertanyakannya HAM disana, ternyata investasi bisa
meningkatkan kondisi ekonomi dan meningkatkan standart kehidupan. Kemajuan ini secara
tidak langsung menekan rakyat Cina agar lebih berani berpartisipasi dalam pemerintahan,
politik dan kebebasan berbicara. Tapi pendapat ini masih terbatas. Seperti kasus di Afrika
Selatan, beberapa rezim tidak setuju bahwa investasi bisa mendukung perbaikan etika.
Contoh lain adalah Myanmar (Burma). Dikuasai rezim militer lebih dari 40 tahun, Myanmar
adalah salah satu pelaggar HAM paling berat. Tahun 1990an banyak perusahaan Barat
dituduh melampaui batas etika yang sangat keras. Beberapa pengejek verpendapat bahwa
Myanmar adaah Negara dengan ekonomi kecil, sehingga hukuman tidak mampu membuat
begitu bereaksi, seperti apa yang ada di Cina. Nigeria adalah Negara lain yang perlu
dipertanyakan, ketka investasi membuat pelanggaran terhadap HAM. Yang paling terkenal
adalah Royal Dutch Shell, perusahaan minyak terbesar di negeri itu yang sering diprotes.
Tahun 1990an beberapa suku memprotes karena Royal Dutch Shell menyebabkan polusi dan
gagal memberi kompensasi. Shell dilaporkan meminta bantuan Brigade Mobil Nigeria untuk
mengakhiri protes para demonstran. Hasilnya menjadi berdarah. Di desa Umuechem, pasukan
membunuh 80 demonstran dan menghancurkan 495 rumah. Tahun 1993, protes di bagian
13
Ogoni karena masalah pipa milik Shell dan pasukan diminta lagi menghentikan protes.
Hasilnya, 27 desa rusak, 80000 kehilangan tempat tinggal dan 2000 terbunuh.
Kritik bermunculan dan Shell disalahkan sebagai pemicu pembantaian. Shell tidak
menggubris hal ini dan pasukan menjadikan alasan demonstrsi sebagai cara untuk membunuh
kelompok yang selama beberapa lama berseberangan dengan pemerintah. Hal ini merubah
kebijakan Shell dengan membuat mekanisme dari dalam untuk membuat acuan agar tidak
Masalah etika muncul ketika peraturan lingkungan di negara investasi lebih rendah
dibandingkan dari negara asal investor. Banyak negara maju yang mengatur tentang peraturan
dasar tentang pembuangan gas emisi, pembuangan bahan berbahaya, penggunaan bahan
beracun dan sebagainya. Peraturan ini kadang kurang diperhatikan di negara berkembang dan
Contohnya adalah yang terjadi di Nigeria. Pada laporan tahun 1992 oleh pemerhati
lingkungan isinya: Industri minyak telah menyebabkan polusi udara baik siang maupun
malam, menghasilkan gas beracun yang secara diam – diam dan secara sistematis
mengganggu biota air dan membahayakan hidup dari tanaman, permainan dan manusia itu
sendiri, kita telah polusi air secara meluas dan polusi tanah yang menyebabkan kematian
terhadap hewan air, dan ikan dan di sisi lain lahan pertanian terkontaminasi dan tanah
diatas menunjukkan bahwa kontrol terhadap polusi di Nigeria kurang dibandingkan dengan di
negara maju.
negara lain? Apakah bermoral ketika suatu perusahaan memutuskan berproduksi di negara
berkembang karena kontrol terhadap polusi tidak diperlukan dan perusahaan bebas merusak
14
lingkungan dan mungkin membahayakan penduduk lokal demi menekan biaya produksi dan
mendapatkan keuntungan sebesar – besarnya? Apakah hal yang benar dan tindakan moral
seperti apakah yang harus digunakan menghadapi keadaan seperti itu? Membuat polusi demi
keuntungan ekonomi atau mengikuti peraturan yang melekat tentang standart pengaturan
polusi? Pertanyaan ini menjadi penting karena sebagian besar dari lingkungan adalah milik
umum tanpa ada pemilik tetapi semua orang bisa merampasnya. Tidak ada seorangpun yang
memiliki udara dan lautan tapi merusak keduanya tidak peduli dimana tempatnya merugikan
semuanya. Lautan dan udara adalah barang yang semua orang membutuhkan tapi tidak ada
Dalam beberapa kasus fenomena yang dikenal sebagai tragedi yang sering menjadi
diterima dan biasa. Tragedi terjadi ketika sumberdaya digunakan oleh semua orang dan
oleh Garrett Hardin yang menjelaskan masalah pada abad 16 di Inggris. Daerah terbuka yang
umum bagi semua digunakan sebagai padang untuk menggembala ternak. Orang miskin
menggunakan padang rumput ini dan ternyata menambah penghasilan mereka. Sangat
menguntungkan ketika terus menambah jumlah ternak, tetapi masalah sosial yang dihadapi
jauh dari keuntungan yang didapatkan dari beternak. Hasilnya menghabiskan rumput,
Dalam masyarakat modern, perusahaan bisa berperan membuat tragedi global dengan
cara memindahkan usaha ke tempat yang bisa dengan bebas membuang limbah ke udara atau
ke laut dan sungai dan dapat merusak hal yang berharga di alam ini. Mungkin hak ini tidak
melanggar hukum, tapi apakah pantas dilakukan? Sekali lagi, diperlukan respon sosial
15
4. Korupsi
Kasus korupsi menjadi masalah utama di hampir semua sejarah manusia dan terus
berlanjut sampai sekarang. Korupsi ada dan akan selalu ada dalam pemerintahan. Bisnis
Contoh klasik adalah kejadian pada tahun 1970an. Carl Kotchian, presiden dari Lockheed
membayar $12,5 juta kepada agen Jepang dan pemerintah untuk memuluskan pesanan besar
untuk Lockheed Tristar dari Nippon Air. Ketika hal ini diketahui, pejabat dari AS menuduh
Lockheed membuat laporan palsu dan menggelapkan pajak. Meskipun pembayaran ini di
Jepang diterima dari bagian bisnis, hal ini menjadi skandal dan kasus yang besar. Pejabat
pemerintah dianggap melanggar hukum, satu anggota bunuh diri, pemerintahan bermasalah
dan masyarakat Jepang marah. Ternyata pembayaran seperti ini tidak diterima oleh
masyarakat Jepang. Hal ini dianggap tidak berbeda dengan uang suap yang dibayarkan
kepada pejabat untuk melancarkan pesanan raksasa seperti Boeing. Kotchian berlaku sangat
tidak pantas dan berpendapat bahwa pembayaran tersebut sah. Dan ternyata hal itu sama
sekali salah!
Kasus Lockheed mendorong Foreign Corrupt Practices Art pada tahun 1977 tang telah
dijelaskan di bab 2. ini berisikan tentang memberikan uang suap terhadap pejabat negara lain
untuk melancarkan bisnis. Beberapa perusahaan AS menganggap ini adalah kerugian dalam
bersaing. dan hal ini dianggap sebagai pembayaran perantara. Sebagaian mengetahui sebagai
uang cepat dan hal ini dilakukan untukmengamankan kontrak yang belum aman atau
membayar untuk mendapatkan perlakuan istimewa dari pemerintah setempat tetapi tidak
Tahun 1997, anggota dari Organization for Economic Cooperation and Development (
16
menyuruh anggota agar memasukkan penyuapan sebagai tindakan kriminal. Pertemuan ini
juga memperantarai pembayaran antara perusahaan dan pemerintahan secara rutin. Agar
menjadi efektif, hukum ini harus diadopsi ke hukum lokal di setiap negara dan sampai
Ketika menyalurkan pembayaran, masalah etika masih menjadi hal yang gelap. Di
banyak negara, pembayaran terhadap pejabat pemerintah sudah menjadi bagian hidup sehari
– hari. Baberapa berpendapat tidak berinvestasi karena tidak mau membayar suap
pendapatan dan menambah lapangan kerja. Dari hal tersebut, memberi suap meskipun salah
mungkin adalah hal yang harus dibayar untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik.
Beberapa langkah ekonomi ini dinilai dapat menembus regulasi tidak praktis pada negara
berkembang sehingga dapat membantu korupsi untuk tumbuh! Teori ekonomi ini membuat
beberapa negara merubah batas mekanisme pasar, korupsi dalam pasar gelap, penyelundupan
dan pembayaran rahasia pada para birokrat untuk mempercepat usaha sehingga menambah
kesejahteraan. Pendapat seperti ini digunakan untuk membujuk kongres AS untuk menerima
dari investasi bisnis dan membuat pertumbuahn ekonomi rendah. Di negara dimana korupsi
menjadi hal biasa, birokrat yang tidak produktif yang menginginkan pembayaran lain untuk
tingkat pertumbuhan ekonomi. Penelitian terhadap lebih dari 70 negara menunjukkan bahwa
korupsi mempunyai dampak negatif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu
negara.
Debat dan rumitnya masakah ini tetap berlangsung dan sekali lagi kita dapat memutuskan
memberi suap adalah hal yang tidak pantas dilakukan. Benar, bahwa korupsi adalah tidak
17
baik dan menggangu perekonomian suatu negara tapi pada kasus tertentu dibutuhkan
kerja baru. Bagaimanapun, suap membuat korusi semakin buruk dan buruk. Korupsi kembali
pada diri masing – masing dan memulai untik tidak korupsi adalah hal yang tidak mustahil
meskipun sulit. Pendapat ini memperkuat masalah etika agar jangan mendekati korupsi
Banyak perusahaan multinasional yang setuju dengan kalimat ini, seperti contohnya
perusahaan minyak BP yang tidak memberi toleransi sedikitpun terhadap pelaku korupsi.
5. Kewajiban moral
kemampuan mereka untuk memindahkan produksi dari satu negara ke negara lain. Kekuasaan
tersebut tidak hanya dibatasi oleh hukum dan peraturan tapi juga oleh kedisiplinan dari pasar
dan proses yang bersaing juga penting. Beberapa berkata bahwa kekuasaan yang berakar
pada tanggung jawab sosial bisa memberikan suatu komunitas hasil yang baik dan kemajuan.
Konsep awal dari tanggung jawab sosial adalah sebuah ide yang dimiliki pengusaha yang
harus mempertimbangkan konsekuensi sosial ketika membuat keputusan bisnis dan harus
membuat anggaran untuk menentukan agar tercipta ekonomi yang baik dan konsekuensi
Tanggung jawab sosial mudah dilakukan karena suatu cara yang baik untuk
emlakukan sebuah bisnis. Beberapa berpendapat bahwa bisnis, umumnya bisnis besar harus
menyadari kewajiban kebangsawanan mereka dan harus memberi imbal balik pada
masyarakat yang membuat mereka menjadi sukses. Kewajiban kebangsawanan berasal dari
bahasa perancis yang artinya kehormatan dan murah hati yang dimiliki oleh seorang
bangsawan.
18
Dalam dunia bisnis, menjadi murah hati adalah sebuah tangung jawab menjadi
usahawan yang sukses. Hal ini telah lama disadari oleh pengusaha dan hal ini dapat
Bagaimanapun juga, masih ada beberapa perusahaan yang menyalahgunakan kekuasaan demi
kepentingan pribadi. Cerita sejarah yang paling terkenal adalah the British East India
Company. Didiriakn pada tahun 1600, the East India Company menjadi kekuatan yang
dominan di India pada abad ke 19. besarnya kekuasaan dapat dilihat dari mereka mempunyai
40 kapal perang, memiliki pasukan tentara terbesar di dunia dan secara de facto menguasai
240 juta penduduk dan memiliki uskup tersendiri untuk menunjukkan dominasi mereka
Kekuasaan adalah hal yang normal. Tergantung kekuatan tersebut digunakan untuk apa. Bisa
digunakan untuk hal yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan yang pantas dilakukan atau
bisa digunakan untuk mengerjai yang bertingkah tidak pantas. Seperti dalam kasus News
Corporation yang merupakan salah satu kerajaan media terbesar di dunia yang terdapat dalam
Mamajemen Focus. Kekuasaan yang mereka peroleh, mereka dapat dengan cara membangun
persepsi publik dengan cara memilih berita – berita yang mereka tayangkan. Pendiri News
Corporation dan CEO Rupert Murdoch telah lama menyadari bahwa China akan menjadi
salah satu pasar yang menjajikan dalam pasar media dan tanpa izin mereka memperluas
jaringan News Corporation di China yang menggunakan satelit Star TV. Beberapa yang tidak
setuju mengatakan bahwa Murdoch menggunakan cara yang tidak pantas untuk
Beberapa perusahaan multinasional telah menyadari kewajiban moral ini yaitu menggunakan
kekuasaan mereka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. BP, salah satu
perusahaan minyak terbesar dunia, telah membuat keputusan untuk melakukan investasi
sosial di negara mereka melakukan usaha. Di Algeria, BP melaksanakan proyek gas di tengah
19
gurun Salah.ketika perusahaan mengetahui bahwa dai Salah kekurangan air, perusahaan
membangun 2 pipa air untuk menyediakan minum dan menyediakan air agar dapat dibawa
pulang oleh penduduk Salah. Tidak adal alasan ekonomi untuk melakukan hal ini, tapi
perusahaan percaya bahwa mereka memiliki tanggung jawab moral untuk membangun
masyarakat. Meskipun hal ini kecil bagi BP, tapi merupakan hal yang penting bagi penduduk
lokal.
6. Dilema Etika
Kewajiban etika dari perusahaan multinasional terhadap kondisi tenaga kerja, HAM,
korupsi, pencemaran lingkungan, dan penggunaan energi tidak terlalu jelas. Disini
kemungkinannya adalah tidak adanya kompromi atau pembicaraan lebih lanjut tentang
pemahaman terhadap etika tersebut. Dari pandangan bisnis internasional, terdapat perdebatan
Di USA, eksekusi hukuman dapat diterima, tapi pada budaya lain ini tidak ditrima-
eksekusi hukuman mati dipandang sebagai suatu hinaan terhadap harga diri manusia dan
hukuman mati tidak dibenarkan. Banyak orang Amerika memandang bahwa cara berpikir
seperti itu aneh, tapi orang-orang Eropa memandang orang Amerika kejam. Terhadap
orientasi bisnis misalnya, praktek ”gift giving” antara pihak-pihak terhadap negosiasi bisnis.
Ketika praktek ini betul-betul dipertimbangkan sebagai tindakan yang benar dan
pantas di budaya Asia, beberapa orang barat memandang praktek ini sebagai bentuk suap,
dan oleh karena itu dianggap tidak beretika, terutama apabila pemberian tersebut merupakan
Manager harus dihadapkan pada kenyataan etika dilema. Contohnya, bayangkan apabila
eksekutif Amerika berkunjung dan melihat cabang perusahaannya yang bertempat di negara
miskin mengupah gadis berusia 12 tahun untuk bekerja di perusahaannya. Hal ini cukup
20
telah melanggar kode etika yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, orang amerika tersebut
menginstruksikan kepada manager local untuk mengganti anak-anak dengan orang dewasa.
Manager local mematuhi perintah tersebut. Gadis yatim piatu tersebut yang bekerja untk
mencari sesuap nasi untuk dia dan adiknyayang baru berumur 6 tahun, sudah tidak mendapat
pekerjan lain, da dia putus asa sampai pada akhirnya dia bekerja di bidang prostitusi. Dua
tahun kemudian dia meninggal karena penyakit AIDS. Akhirnya adiknya menjadi pengemis.
Si adik bertemu dengan orang Amerika tersebut ketika ia mengemis di luar Mc. Donald’s.
Sebenarnya keadaan ini merupakan tanggung jawabnya yang dia lupakan., anak laki-laki itu
mengemis pada orang Amerika tersebut. Dan orang Amerika itu mempercepat langkahnya
dan berjalan lebih cepat dan masuk ke Mc. Donald’s dimana dia memesan empat buah
chesseburger, kentang goreng, milkshake. Satu tahun kemudian anak laki-laki itu terserang
Setelah berkunjung orang Amerika tersebut sedikit memahami keadaan gadis itu,.
Haruskah dia tetap menwarkan penggantian tersebut? mungkin tidak! Seharusnya ini lebih
baik, oleh karena, dia memberikan status quo dan mengajak gadis itu kembali bekerja lagi?
Tentu saja tidak, karena hal tersebut seharusnya melanggar dan terlarang dengan beberapa
alasan melawan kode etika pada perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja anak-anak.
Lalu apa yang seharusnya dilakukan? Apa kewajiban dari eksekutif terhadap dilemma ini?
Pertanyaan tersebut tidak mudah untuk dijawab. Hal tersebut merupakan kemurnian dari
etika dilemmas-merupakan situasi yang tidak ada alternatifnya seperti penerimaan terhadap
etika sendiri. Pada kasus ini, tenaga kerja anak-anak tidak dapat diterima, tapi tidak dapat
dipungkiri bahwa gadis itu adalah pekerja, dan tidak dapat dipungkiri juga bahwa diahanya
mencari sumber pendapatan. Apa yang diinginkan eksekutif Amerika, apa yang diinginkan
manager, adalah arah moral, atau mungkin pemecahan masalah etika, yang dapat menjadi
panduan bagi manager untuk mencari solusi etika dilemma. Nanti pada chapter ini kita akan
21
menjelaskan garis besar apa yang dimaksud arah moral, atau pemecahan masalah etika, yang
keduanya serupa. Untuk saat ini, sudah cukup dimengerti bahwa etika dilemma tetap terjadi
karena tetap menjadi hal yang rumit di dunia, sulit untuk digambarkan, dan menyebabkan
konsekwensi pertama, kedua, dan ketiga sulit untuk diukur. Melakukan hal yang benar, atau
Kelompok investor Amerika mulai tertarik untuk memulihkan SS United States, yang yang
dulunya adalah kapal mewah. Langkah pertama untuk memulihkannya adalah penarikan
asbestos kapal. Asbestos adalah material racun yang diproduksi dari abu murni yang pabila
dihirup dapat menyebabkan efek yang berakibat kerusakan paru-paru, kanker, dan kematian.
perubahan asbestos. Beberapa perusahaan U.S, dengan standar yabg ditetapkan di Amerika,
mengupah pekerjanya lebih dari $100 milion. Perusahaan di Ukraina menawarkan untuk
melakukan pekerjaan tersebut dengan upah $2 milion, jadi kapal-kapal tersebut ditarik ke
bahwa perusahaan Ukraina tidak dapat mengadopsi standar seperti di Amerika. Sebagai
penyebar penyakit. Apabila pada kasus ini, keinginan untuk menghemat biaya dapat diartika
oleh investor Amerika sebagai tindakan yang tidak beretika, dengan sepengetahuan mereka
mncari keuntungan bagi perusahaan dengan tidak melindungi pekerjanya terhadap resiko
kesehatan.
Kenapa manager melakukan tindakan yang tidak beretika? Tidak ada jawawan yang
simpel untuk menjawab pertanyaan tersebut, karena penyebab yang rumit, tapi sedikit
pernyataan dapat dibuat (lihat gambar 4.1). pertama, etika bisnis tidak dapat dipisahkan dari
22
etika personal, yang secara umum dapat diterima panduannya tentang prinsip salah dan benar
bagi individu. Sebagai individu, kita secara tipikal tahu bahwa berbohong, dan mencuri
adalah salah-hal ini tidak beretika-dan tahu tindakan yang benar adalah yang jujur dan
terhormat, dan tetap teguh pada apa yang kita percaya untuk menjadi baik dan benar.
Hal ini pada umumnya benar di mata masyarakat. Kode etika seseorang yang
berdampingan dengan kepribadian kita berasal dari beberapa sumber, yang terdiri dari
keluarga kita, sekolah kita, kepercayaan kita, dan media. Kode etika personal kita mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap tindakan kita sebagai pelaku bisnis. Seorang individu
yang punya kepekaan kuat terhadap etika adalah orang yang jarang sekali bertindak tidak
beretika pada bidang bisnis. Ini merupakan langkah pertama untuk membuktikan bahwa
kepekaan yang tinggi terhadap etika bisnis bagi masyarakat menegaskan kekuatan dari
personal ethics.
(manager ekspatriat) mungkin memiliki pengalaman luar biasa tentang tekanan terhadap
pelanggaran personal ethics. Mereka keluar dari kebiasaan sosial dan budaya yang
mendukungknya, yang secara psikologi dan geografi jauh dari perusahaan induk. Mereka
mungkin merasakan perbedaan budaya di setiap tempat yang berbeda nilainya pada norma
etika yang dianggap penting di perusahaan induk, dan mereka mungkin mengalah dengan
pekerja lokal yang memiliki standar etika yang keras. Perusahaan induk mungkin mendesak
manager ekspatriat untuk mencapai cita-cita yang kurang relistis yang hanya dapat dicapai
dengan mengambil jalan tengah atau berpura-pura tidak beretika. Contohnya, untuk
memenuhi mandat penting tentang pencapaian tujuan, manager ekspatriat mungkin memberi
suap untuk memenangkan kontrak atau mungkin melakukan pengamatan kondisi dan kontrol
23
Manager lokal mungkin menganjurkan ekspatriat untuk mengadaptasi tindakannya.
Oleh karena jarak geografis, perusahaan induk mungkin tidak dapat untuk mengamati
bagaimana manager ekspatriat memenuhi tujuannya, atau mungkin memilih untuk tidak
baik dan tetap dilakukan. Juga, banyak penelitian tentang tindakan yang tidak beretika pada
bidang bisnis telah menyimpulkan bahwa pelaku bisnis kadangkala tidak menyadari tindakan
mereka yang tidak beretika, utamanya karena kesalahan pengucapan. Apakah ini suatu
keputusan atau tindakan etika? Malah, mereka mereka menggunakan perhitungan bisnis
untuk membuat keputusan bisnis, untuk mendapatkan keputusan tersebut mungkin juga
etika untuk membuat keputusan bisnis. Hal ini dapat ditunjukkan pada kasus Nike ketika
mungkin saja dipilah karena pertimbangan dasar pada bisnis variamel seperti biaya,
pengiriman, dan kualitas produk, dan manager kunci salah mengucapakan, bagaimana
pertanyaan tersebut, mereka kemungkinan beralasan bahwa itu adalah urusan subkontraktor,
bukan mereka. (contoh lainnya pada pengambilan keputusan bisnis yang mungkin tidak
beretika, lihalah Management Focus yang menuliskan keputusan Pfizer’s untuk mencoba
konsekwensi etika terhadap keputusan bisnis. Ini menunjukkan pada kita 3 penyebab
tindakan yang tidak beretika pada bisnis-budaya organisasi yang mengabaikan etika bisnis,
mengurangi keputusan pada kegiatan ekonomi yang bersih. Istilah budaya organisai
berhubungan dengan nilai dan norma yang merupakan bagian diantara pekerja pada
24
organisasi. Kamu akan kembali memgingat dari chapter 3bahwa nilai adalah ide abstrak apa
yang dipercaya suatu kelompok untuk menjadi lebih baik, benar, dan sangat diperlukan,
sedangkan norma adalah kebiasaan sosial dan petunjuk yang menentukan tindakan yang tepat
pada situasi penting. Hanya sebagai masyarakat yang berbudaya, yang dapat melakukan
aktivitas bisnis. Secara bersamaan, nilai dan norma membentuk budaya pada organisasi
bisnis, dan budaya tersebut memiliki pengaruh penting pada etika untuk mengambil
keputusan bisnis.
Penulis Robert Bryce telah menjelaskan tentang keadaan budaya orgaisasi saat ini-
kebangkrutan yang dialami perusahaan energi multinasional Enron terjadi akibat ketamakan
dan penipuan. Menurut Bryce, hal tersebut dibuat oleh top manager yang mengambil
keputusan sendiri untuk memperkaya dirinya sendiri dan keluarganya. Bryce menunjukkan
dari Enron. Banyak perusahaan bisnis travel Enron dijalankan oleh travel agency yang
dimiliki adik Lay. Ketika internal auditor merkomendasikan bahwa perusahaan itu dapat
melakukan hal yang lebih baik apabila menggunakan travel agency lain, dia segera
mengundurkan diri dari perusahaannya. Pada tahun 1997, Enron memperoleh sebuah
perusahaan yang dijalankan oleh anak dari Kenneth Lay, Mark Lay, yang mecoba
mengembangkan usahanya pada bisnis perdagangan bubur kayu dan kertas. Saat itu, Mark
Lay dan perusahaan lainnya yang dia kontrol menjadi target investigasi kriminal penipuan,
dan penggelapan. Sebagai bagian ddari keputusannya, Enron mengangkat Mark Lay sebagai
eksekutif dengan kontrak 3 tahun dengan jaminan $1 milin yang dibayar setiap eriode, plus
pilihan untuk menjual 20.000 lembar saham Enron. Bryce juga mendetailkan anak laki-
lakinya yang sudah dewasa menggunakan jet Enron untuk mengirimkan bed ukuran besar ke
prancis. Deengan Kenneth Lay sebagai contohnya, ini mungkin bukan hal mengejutkan lagi
bahwa keegoisan suatu saat akan mendatangkan kehancuran pada Enron. Catatan paling
25
penting adalah contoh pada Kepala Keuangan Andrew Fastrow yang membuat ”off balance
sheet” yang bekerja sama bukan hanya menyembunyikan kondisi financial perusahaan Enron
dari investor , tapi juga membayar membayar miliar dollar ke Fastrow. (fastrow kemudian
Penyebab keempat dari tindakan yang beretika sudah ditunjukkan pada-ini ditekankan
oleh induk perusahaan untuk melaksanakan memainkan cara yang kuang relistis yang dapat
dicapai hanya dengan mengambil jalan tengah atau bertindak seerti tidak beretika. Lagi,
Bryce membicarakan bagaimana hal ini kemungkinan dapat terjadi di Enron. Penyukse Lay
sebagai CEO, Jeff Skilling, mengambil sistem evaluasi performa di tempat yang
memasangkan lebih dari 15% dari underperformer setiap 6 bulan. Ini membuat tekanan-alat
budaya pada performa jarak dekat, dan respon beberapa eksekutif dan pedagang energi yang
menekan dengan memalsukan nilai dari perdagangan, contohnya-0untuk membuat hal ini
Penjelasan dari kegagalan Enron adalah bahwa budaya organisasi dapat mengesahkan
tindakan yang dianggap tidak beretika, pentingnya ketika hal ini digabungkan dengan fokus
dari menentukan tujuan dengan tidak beretika, seperti memperbesar jangka pendek dari
ekonomi, tidak peduli berapa biayanya. Pada keadaan seperti itu, disana terdapat
kemungkinan yang lebih besar dari biasanyabahwa manager akan melanggar etika
personalnya sendiri dan menggunakan tindakan yang tidak beretika. Dengan hal yang sama,
budaya organisasi dapat melakukan hal yang sebaliknya dari tindakan yang beretika. Pada
memperbanyak jumlah dari nila yan diketehui sebagai The HP Way. Nilai ini, yang
membentuk jalan bisnis adalah memimpin keduanya dan dengan badan hukum, memiliki
komponen etika yang penting. Antara hal yang lainnya, mereka menekankan kebutuhan
26
untuk kepercayaan diri dan berkenaan dengan seseorang, membuka komunikasi, dan terfokus
Enron dan Hewlett-Packard contohnya menunjukkan dasar dari penyebab kelima dari
dari organisasi, dan mereka menjadi contoh bagi pengikut lainnya. Pekerja lain pada bidang
bisnis seringkali menggunakan petunjuk dari pemimpin mereka, dan apabila pemimpin
tersebut tidak memiliki tindakan pada hal etika, mereka mungkin juga tidak. Ini bukan
tentang hal yang dikatakan oleh pemimpinnya, tapi apa yang mereka lakukan. Enron
contohnya, memiliki kode etika bahwa Kennet Lay seringkali menyerah pada dirinya sendiri,
tapi tindakan Lay sendiri adalah untuk memperbanyak jumlah keluarganya di perusahaanya
27
BAB III
A. Kesimpulan
1. Moral dapat diartikan sebagai akhlak, dan susila (su=baik, sila=dasar, susila=dasar-dasar
kebaikan); Moralitas berarti kesusilaan; sedangkan Etik (Ethics) = etika, tata susila.
Sedangkan secara etika (Ethical) diartikan pantas, layak, beradab, susila. Jadi kata moral
2. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke
dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi
dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di
dalam organisasi.
3. Pentingnya etika bisnis tersebut dalam dunia bisnis yakni berlaku untuk kedua
seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita
dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan mereka dan
bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam pengertian yang sama
28
B. Saran
Setelah mengetahui beberapa isu isu dan persoalan etika dalam bisnis Internasional
disadari betapa pentingnya peranan etika bisnis dalam suatu perusahaan, maka penulis
menyarankan dan mengajak kepada pembaca agar dalam menjalankan usaha bisnisnya
menerapkan suatu bisnis yang beretika untuk mengurangi resiko kegagalan dan yang paling
utama adalah agar dapat bersaing secara kompetitif dalam era globalisasi saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.academia.edu/4614795/ETIKA_DALAM_BISNIS_INTERNASIONAL3
2. http://tonywiesan.mhs.narotama.ac.id/2015/01/06/bab-11-etika-dalam-bisnis-
internasional/
3. https://www.google.co.id/search?site=&source=hp&q=makalah+etika+dalam+bisnis+
internasional&oq=MAKALAH+etika+dalam+&gs_l=hp.1.0.0l10.3713.90799.0.9470
9.22.13.1.8.9.0.295.2174.0j11j1.12.0....0...1c.1.64.hp..1.21.2509...0i131j0i3j46i3j0i3i
46j0i13.aZKQN9JR_h4
29