Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk bisa melangsungkan hidupnya, manusia harus berusaha memanfaatkan
sumber daya hayati yang ada di bumi ini dengan sebaik- baiknya. Akan tetapi penggunaan
tersebut haruslah mempunyai tujuan yang positif yang nantinya tidak akan membahayakan
manusia itu sendiri. Sehingga manusia harus mencari sumber energi alternatif lain untuk
menghidupi kebutuhan sehari-harinya. Misalnya sumber daya hayati yang ada di planet bumi ini
salah satunya adalah lautan. Selain mendominasi wilayah di bumi ini, laut juga mempunyai
banyak potensi pangan (beranekaragam spesies ikan dan tanaman laut) dan potensi sebagai
sumber energi. Energi yang ada di laut ada 3 macam, yaitu: energi ombak, energi pasang surut
dan energi panas laut. Salah satu energi di laut tersebut adalah energi ombak. Sebenarnya ombak
merupakan sumber energi yang cukup besar. Ombak merupakan gerakan air laut yang turun-
naik atau bergulung-gulung. Energi ombak adalah energy alternatif yang dibangkitkan
melalui efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi pergerakan gelombang.

Energi terbarukan adalah energi yang bersumber dari alam dan secara berkesinambungan
dapat terus diproduksi tanpa harus menunggu waktu jutaan tahun layaknya energi berbasis fosil.
Sumber alam yang dimaksud dapat berasal dari matahari, panas bumi (geothermal), angin, air
(hydropower) dan berbagai bentuk dari biomassa. Sumber energi tersebut tidak dapat habis dan
dapat terus diperbarukan.

1
1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sabagai

berikut:

1. Bagaimana potensi sumber energi kelautan

2. Bagaimana pemanfaatan energi kelautan

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sabagai berikut:

1. Memahami jenis- jenis potensi sumber energi kelautan.

2. Memahami pemanfaatan energi kelautan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis-Jenis Energi kelautan


1. Energi Pasang Surut
Energi Pasang Surut adalah energi yang terbentuk oleh gradient pasang dan surut air laut

Gambar 1 : Pasang Surut Air Laut

Pada dasarnya ada dua metodologi untuk memanfaatkan energi pasang surut:

 Waduk pasang surut (tidal barrages)

Cara ini serupa seperti pembangkitan listrik secara hidro-elektrik yang terdapat
di waduk penampungan air sungai. Tetapi pemanfaatan siklus pasang surutnya jauh lebih besar
daripada air sungai. Dam ini biasanya dibangun di muara sungai dimana terjadi pertemuan
antara air sungai dengan air laut.

 Turbin lepas pantai (offshore turbines)

Pilihan lainnya ialah menggunakan turbin lepas pantai yang lebihmenyerupai


pembangkit listrik tenaga angin versi bawah laut. KeunggulanTurbin lepas pantai (offshore
turbines) dibandingkan metode pertama yaitu:lebih murah biaya instalasinya, dampak
lingkungan yang relatif lebih kecildaripada pembangunan dam, dan persyaratan lokasinya pun
lebih mudahsehingga dapat dipasang di lebih banyak tempat.Beberapa perusahaan yang
mengembangkan teknologi turbin lepas pantai adalah: Blue Energy dari Kanada, Swan Turbines
(ST) dari Inggris, dan Marine Current Turbines (MCT) dari Inggris.

3
Gambar 2 : Turbin Lepas Pantai 7

2. Energi Angin laut

Energi Angin laut adalah energi yang terbentuk oleh pergerakan udara yang
memutar kincir angin.

Gambar 3 : Energi Angin Laut

Kelebihan dan kekurangan energi angin ,Keuntungan energi angin adalah sumber
energi yang bersih dan tidakmencemari lingkungan. Dari segi ekonomi, energi angin
termasuk energi yangpaling murah dari berbagai jenis energi terbarukan lainnya.
Dengan menggunakan energi angin, maka bumi kita tidak akan kehabisan sumberenergi, seperti
energi yang kita dapat dari bahan bakar fosil. Kekurangan energi angin yaitu tidak semua
daerah dibumi mempunyai ketersediaan angin yang cukup. Sehingga menimbulkan harga
yang mahal dalam proses pembuatannya.

4
3. Energi Gelombang laut

Energi Gelombang adalah energi yang terbentuk oleh gelombang air laut. Pada
umumnya, potensi energi gelombang air laut yang dapat menghasilkanlistrik dapat dibagi ke
dalam 3 jenis potensi energi diantaranya energi pasang surut (tidal power), energi gelombang
laut (wave energy) dan energy panas laut (ocean thermal energy). Energi pasang surut adalah
energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut akibat perbedaan pasang surut. Energi
gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan
dan sebaliknya. Sedangkan energi panas laut memanfaatkan perbedaan temperatur air laut di
permukaan dan di kedalaman. Dalam pemanfaatan energi gelombang laut, digunakanlah
teknologi yang mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik. Prinsip
kerja teknologi yang mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik adalah
mengakumulasi energi gelombang laut untuk memutar turbin generator. Singkatnya proses
konversi energi arus atau gelombang laut adalah dengan memanfaatkan energi kinetik yang
ada pada gelombang laut untuk menggerakkan turbin. Air Ombak naik ke dalam ruang
generator.

4. Energi Konversi energi termal lautan (OTEC)

Energi OTEC (Ocean Thermal Energy Coversion) adalah konversi energi dari panas air
laut menjadi energi listrik atau energi lainnya.Sistem kerja OTEC mempunyai kemiripan dengan
mesin uap yaitu fluida dievaporasi dan di kondensasi, perbedaan tekanan yang terjadi
inilah yang memutar turbine dan kemudian menghasilkan listrik. Namun, pada OTEC
menggunakan air laut yang tak terbatas jumlahnya sehingga OTEC dapat menjadi salah satu
sumber energi terbaharukan

5
Konversi energi termal lautan (Ocean Thermal Energy Conversion/OTEC) adalahmetode
untuk menghasilkan energi listrik menggunakan perbedaan temperature yang berada di antara
laut dalam dan perairan dekat permukaan untuk menjalankan mesin kalor. Seperti pada
umumnya mesin kalor, efisiensi dan energy terbesar dihasilkan oleh perbedaan temperatur
yang paling besar. Perbedaan temperatur antara laut dalam dan perairan permukaan
umumnya semakin besarjika semakin dekat ke ekuator. Pada awalnya, tantangan perancangan
OTEC suatu cara untuk menghasilkan energi yang sebesar-besarnya secara efisien dengan
perbedaan temperatur yang sekecil-kecilnya.

Adapun prinsip kerja dari OTEC secara umum adalah:

1. Konversi energi panas laut atau OTEC menggunakan perbedaan temperaturantara permukaan
yang hangat dengan air laut dalam yang dingin, minimalsebesar 77 derajat Fahrenheit
(25°C) agar bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

2. Laut menyerap panas yang berasal dari matahari. Panas matahari membuatpermukaan air
laut lebih panas dibandingkan air di dasar laut. Hal inimenyebabkan air laut
bersirkulasi dari dasar ke permukaan. Sirkulasi air laut ini juga dapat dimanfaatkan untuk
menggerakkan turbin dan menghasilkan energi

listrik.

3. Dalam beroperasinya OTEC, pipa-pipa akan ditempatkan di laut yang berfungsiuntuk


menyedot panas laut dan mengalirkannya ke dalam tangki pemanas gunamendidihkan fluida
kerja. Umumnya digunakan ammonia sebagai fluida kerjakarena mudah menguap. Dari uap
fluida tersebut selanjutnya akan digunakanuntuk menggerakkan turbin pembangkit listrik.
Selanjutnya, uap fluida dialirkanke ruang kondensor. Didinginkan dengan memanfaatkan air laut
bersuhu 5 derajat Celcius.

2.2 Manfaatan Energi Kelautan

Energi yang berasal dari laut (ocean energy) dapat dikategorikan menjadi tiga macam :

1. Energi ombak
2. Energi pasang surut
3. hasil konversi energi panas laut

6
Prinsip sederhana dari pemanfaatan ketiga bentuk energi itu adalah memakai energi
kinetik untuk memutar turbin yang selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan
listrik. Turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak menimbulkan dampak
lingkungan yang besar. Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan
yang sangat mahal, dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem lingkungan
baik ke arah hulu maupun hilir hingga berkilo-kilometer. Pasang surut menggerakkan air dalam
jumlah besar setiap harinya dan pemanfaatannya dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang
cukup besar pula. Dalam sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus pasang surut. Oleh karena
waktu siklus bisa diperkirakan (kurang lebih setiap 12,5 jam sekali), suplai listriknya pun relatif
lebih dapat diandalkan daripada pembangkit listrik bertenaga ombak. Namun demikian, menurut
situs darvill.clara.net, hanya terdapat sekitar 20 tempat di dunia yang telah diidentifikasi sebagai
tempat yang cocok untuk pembangunan pembangkit listrik bertenaga pasang surut ombak.

Gambar 1. Ombak masuk ke dalam muara sungai ketika terjadi pasang naik air laut

Gambar 2. Ketika surut, air mengalir keluar dari dam menuju laut sambil memutar turbin

7
Pada dasarnya ada dua metodologi untuk memanfaatkan energi pasang surut :
1. Dam pasang surut (tidal barrages)
2. Turbin lepas pantai (offshore turbines)

 Dam pasang surut (tidal barrages)

Cara ini serupa seperti pembangkitan listrik secara hidro-elektrik yang terdapat
di waduk penampungan air sungai. Tetapi pemanfaatan siklus pasang surutnya jauh lebih besar
daripada air sungai. Dam ini biasanya dibangun di muara sungai dimana terjadi pertemuan
antara air sungai dengan air laut.

 Turbin lepas pantai (offshore turbines)

Pilihan lainnya ialah menggunakan turbin lepas pantai yang lebihmenyerupai


pembangkit listrik tenaga angin versi bawah laut. KeunggulanTurbin lepas pantai (offshore
turbines) dibandingkan metode pertama yaitu:lebih murah biaya instalasinya, dampak
lingkungan yang relatif lebih kecildaripada pembangunan dam, dan persyaratan lokasinya pun
lebih mudahsehingga dapat dipasang di lebih banyak tempat.Beberapa perusahaan yang
mengembangkan teknologi turbin lepas pantai adalah: Blue Energy dari Kanada, Swan Turbines
(ST) dari Inggris, dan Marine Current Turbines (MCT) dari Inggris.

Jenis-jenis Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC)

1. Closed-Cycle (Siklus Tertutup):

Closed-cycle system menggunakan fluida dengan titik didih


rendah,sepertiammonia, untuk memutar turbin guna membangkitkan listrik. Air laut
permukaanyang hangat dipompa melewati sebuah heat exchanger (penukar panas) di manafluida
dengan titik didih rendah tadi diuapkan. Fluida yang mengalami perubahanwujud menjadi uap
akan mengalami peningkatan tekanan. Uap bertekanan tinggi ini kemudian dialirkan ke turbin
untuk menghasilkan listrik. Kemudian air dingin dari dasar lautan dipompa melewati heat
exchanger yang kedua, mengembunkan hasil penguapan tadi menjadi fluida lagi, di
mana siklus ini berputar terus menerus.

8
2. Open-Cycle (Siklus Terbuka):

Open-Cycle OTEC menggunakan air laut permukaan yang hangat untuk


membangkitkan listrik. Ketika air laut hangat dipompakan ke dalam container bertekanan
rendah, air ini mendidih. Uap yang mengembang menggerakkan turbin tekanan rendah untuk
membangkitkan listrik. Uap ini,meninggalkan garam-garam di belakang kontainer. Jadi uap
ini hampir merupakan air murni. Uap ini kemudian dikondensasikan kembali dengan
menggunakan suhu dingin dari air dasar laut

3. Hybrid System (Siklus Gabungan):


Siklus hybrid menggunakan keunggulan sistem siklus terbuka dan tertutup. Siklus hybrid
menggunakan air laut yang diletakkan di tangki bertekanan rendah (vacuum chamber)
untuk dijaikan uap. Lalu uap tersebut digunakan untuk menguapkan fluida bertitik didih
rendah (amonia atau yang lainnya) yang akan menggerakkan turbin guna menghasilkan
listrik. Uap air laut tersebut lalu dikondensasikan untuk menghasilkan air tawar desalinasi.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC), yang di masa depan dapat dipertimbangkan
untuk dikembangkan karena seharusnya disadari, negeri ini bukan negeri yang kaya sumber
energi fosil dan masih saja menggantungkan kebutuhan energi dan devisa dari sektor ini. Ide
pemanfaatan energi dari laut yang terakhir bersumber dari adanya perbedaan temperatur di dalam
laut. Jika anda pernah berenang di laut dan menyelam ke bawah permukaannya, anda tentu
menyadari bahwa semakin dalam di bawah permukaan, airnya akan semakin dingin. Temperatur
di permukaan laut lebih hangat karena panas dari sinar matahari diserap sebagian oleh
permukaan laut. Tapi di bawah permukaan, temperatur akan turun dengan cukup drastis. Inilah
sebabnya mengapa penyelam menggunakan pakaian khusus selam ketika menyelam jauh ke
dasar laut. Pakaian khusus tersebut dapat menangkap panas tubuh sehingga menjaga mereka
tetap hangat. Pembangkit listrik dapat memanfaatkan perbedaan temperatur tersebut untuk
menghasilkan energi. Pemanfaatan sumber energi jenis ini disebut dengan konversi energi panas
laut (Ocean Themal Energy Conversion atau OTEC). Perbedaan temperatur antara permukaan
yang hangat dengan air laut dalam yang dingin dibutuhkan minimal sebesar 77 derajat
Fahrenheit (25 °C) agar dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dengan baik. Adapun
proyek-proyek demonstrasi dari OTEC sudah terdapat di Jepang, India, dan Hawaii.

Secara ringkas, kekurangan dan kelebihan dari OTEC yaitu:

Kekurangan:

1. Belum ada analisa mengenai dampaknya terhadap lingkungan.


2. Jika menggunakan amonia sebagai bahan yang diuapkan menimbulkan potensi bahaya
kebocoran.
3. Efisiensi total masih rendah sekitar 1%-3%.
4. Biaya pembangunan tidak murah.

10
Kelebihan:

1. Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.


2. Tidak membutuhkan bahan bakar.
3. Biaya operasi rendah.
4. Produksi listrik stabil.
5. Dapat dikombinasikan dengan fungsi lainnya: menghasilkan air pendingin, produksi air
minum, suplai air untuk aquaculture, ekstraksi mineral, dan produksi hidrogen secara
elektrolisis.

11
Daftar Pustaka

Pariwono, J.I. 1989. Gaya Penggerak Pasang Surut, dalam Pasang Surut. Ed. Ongkosongo,
O.S.R. dan Suyarso. Jakarta:P3O-LIPI.

Sumotarto, U. 2012. Pemanfaatan EnergiPasang Surut. Jurnal Sains dan Teknologi BPPT, 5 (5):
11.

Luhur, E.S., R. Muhartono., dan S.H. Suryawati. 2013. Analisis finansial pengembangan energi
laut di Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 8(1).

Lubis, S. 2012. Prospek Energi Arus Laut Sebagai Sumber Tenaga Listrik di Selat-Selat Antar Pulau
Sunda Kecil, Indonesia. http://harmanatsoroako.com/2012/02/14/prospek-energi-arus-laut-sebagai-
sumber-tenagalistrik/ (23 Oktober 2014).

Erwandi. 2006. Sumber Energi Arus: Alternatif Pengganti BBM, Ramah Lingkungan, dan Terbarukan.
Laboratorium Hidrodinamika Indonesia, BPP Teknologi.

Derian, D. 2011. Pengembangan Energi Laut. Jakarta.

12

Вам также может понравиться