Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
219
220
2. Interpretasi log kadang-kadang kritis, karena perlu dilakukan gamma ray log agar
tidak salah memilih lapisan pasir dan menghindari zona submargin pada saat
perforasi.
3. Kemungkinan terjadinya kerusakan formasi lebih besar.
Pelaksanaan Perforasi
Pekerjaan perforasi dilakukan dengan cara memasukkan perforator kedalam
casing didalam lubang sumur. Untuk melakukan perforasi ada dua cara yang biasa
dipakai, yaitu dengan bullet/gun perforator dan jet/shape perforator.
A. Bullet/Gun Perforator.
Komponen utama dari bullet perforator meliputi :
a. Fluid seal disk yang berfungsi menahan masuknya flida sumur ke dalam alat
dimana dapat melemahkan kekuatan membakar powder.
b. Gun barrel
c. Gun body dimana barrel disekrupkan dan juga untuk menempatkan sumbu
(igniter) dan propellant dengan shear disk didasarnya, untuk memegang ballet
ditempatnya sampai tekanan maksimum dicapai karena terbakarnya powder.
d. Wire (kawat) yang meneruskan arus listrik untuk mekanisme pengontrolan
pembakaran powder charge. Gambar 4.27. adalah penampang dari bullet
perforator serta komponen-komponen utamanya. Peluru-peluru baja yang
digunakan berukuran 1/8 inchi sampai 1 inchi.
222
Gambar 4.27.
Penampang Bullet Perforator
(Buzarde, L.E.; "Production Operation Course I - Well Completion")
Prinsip kerja :
Adanya arus listrik melalui wire line maka timbul pembakaran pada propellant
didalam cartridge – tube sehingga terjadi ledakan yang melontarkan bullet dengan
kecepatan tinggi. Penembusan casing, semen dan formasi terjadi karena gaya yang
timbul dari kecepatan peluru yang ditembakkan secara serentak maupun satu persatu..
Penggunaan alat perforasi jenis bullet perforator mempunyai beberapa keuntungan dan
kerugian.
Keuntungan :
1. Pemakaian perforator jenis bullet ini lebih murah dari penggunaan jenis jet.
2. Dapat menyebabkan rekahan pada formasi batuan sehingga dapat menaikkan
permeabilitas pada formasi yang tebal.
3. Lubang perforasi berbentuk bulat (tidak tajam) sehingga sewaktu-waktu dapat
ditutup klep-klep bila diperlukan.
4. Kekuatan penembusan (penetrasi) tidak banyak berkurang karena pengaruh dari
stand off yang besar.
223
5. Memberikan penetrasi yang lebih dalam dibandingkan jet untuk formasi yang
lunak.
Kerugian :
1. Efek fracturing yang dihasilkan dapat menimbulkan kerugian bila formasi
produktif tipis-tipis dan tidak diinginkan air atau fluida lainnya ikut terproduksi.
2. Tidak dapat digunakan untuk temperatur yang tinggi.
3. Sukar menembus formasi yang keras.
4. Kurang baik bila digunakan untuk sumur yang mempunyai casing berlapis-lapis.
B. Jet/Shape Perforator.
Proses perforasi dengan jet perforator dilukiskan dalam gambar 4.28. Detonator
elektris memulai reaksi berantai dimana berturut-turut meledakkan primacord, booster
berkecepatan tinggi didalam charge dan akhirnya peledak utama. Tekanan tinggi yang
dihasilkan oleh bahan peledak menyebabkan logam didalam charge liner mengalir,
memisahkan inner dan outer liner. Pembentukan tekanan lebih lanjut pada liner
menyebabkan suatu dorongan jet berkecepatan tinggi dari partikel-partikel yang
dimuntahkan dari cone pada kecepatan sekitar 20.000 ft/sec dengan tekanan pada titik
ujungnya kira-kira 5 juta psi. Selubung terluar liner rusak untuk membentuk suatu
gerakan aliran metal yang rendah dengan kecepatan antara 1500 psi dan 3000 psi. Sisa
outer liner ini mungkin dapat membentuk slug tunggal yang disebut sebagai carot atau
aliran partikel-partikel logam. Keuntungan dan kerugian dari pemakaian jet/shape
perforator adalah :
224
Gambar 4.28..
Proses Perforasi Dengan Jet perforator
(Buzarde, L.E.; "Production Operation Course I - Well Completion")
Keuntungan :
1. Dapat digunakan untuk temperatur tinggi (sampai 350o F atau 400o F).
2. Fracture yang terjadi tidak terlalu besar sehingga cocok untuk formasi-formasi
yang tipis untuk mencegah terproduksikannya air atau fluida-fluida lainnya.
3. Murah untuk interval-interval peforasi yang panjang karena untuk sekali
diturunkan alat ini dapat menghasilkan jumlah tembakan yang lebih banyak.
4. Untuk formasi yang keras penggunaan bullet perforator merupakan alternatif
yang baik.
5. Dapat digunakan pada operasi didalam tubing, misalnya permanent type
completion karena tidak memerlukan diameter yang besar seperti pada bullet
perforator.
Kerugian :
1. Kurang memberikan fracture sehingga tidak dapat menaikkan permeabilitas
pada formasi-formasi yang tebal.
225
B. Underbalance
226
Didalam screen liner completion, dijumpai beberapa macam jenis screen liner
yang dapat digunakan, yaitu : Slotted screen liner (screen liner dengan lubang berupa
celah yang horisontal atau vertikal), wire wrapped screen liner (pipa saringan berupa
anyaman) dan prepack screen liner (pipa saringan yang terdiri dari dua pipa
diantaranya diisi oleh gravel).
Lubang (opening) pada screen liner harus mempunyai ukuran tertentu agar
pasir dapat membentuk susunan penahan (bridging) dan tertahan pada screen. Untuk
maksud tersebut dilakukan analisa butiran pasir dengan tujuan menganalisa butir dan
distribusinya.
(D). Setelah selesai penempatan screen liner pada kedalaman yang diinginkan, maka
wash-pipe diangkat.
Prosedur pemasangan Gravel pack tidak terlepas dari kondisi lubang sumur
yaitu open hole atau cased hole. Dari keadaan lubang sumur ini, maka pemasangan
gravel dapat digolongkan menjadi dua sistim yaitu : External Gravel Pack dan Internal
Gravel Pack..
menempatkan gravel tersebut diantara liner dan casing. Metode cased hole/internal
gravel pack dapat diterapkan pada :
4. Formasi dengan interval produksi yang panjang, dimana metode penempatan
pasir/sand consolidation tidak dapat diterapkan.
5. Formation yang berlapis-lapis, dimana produksi diharapkan dapat dilakukan
melalui satu rangkain pipa produksi.
Faktor utama yang harus diperhatikan dalam cased hole gravel pack ini adalah
dilakukannya pembersihan lubang perforasi dengan menggunakan fluida komplesi
sebelum gravel dimasukkan ke dalam lubang sumur/formasi. Hal ini untuk mencegah
terjadinya sumbatan pada alur maupun lubang perforasi.
Pengoperasian gravel dengan konsentrasi tinggi akan memberikan hasil yang
baik karena fluida yang kental akibat konsentrasi tinggi akan dapat mengurangi
terjadinya pencampuran antara pasir formasi dengan butiran gravel.
Dengan mengetahui teknik penempatan gravel dalam formasi produktif, maka
bisa mendasari metode pengerjaan gravel pack. Prosedur penempatan gravel pack
terdiri dari circulating pack, sequeeze pack dan combination .
- Circulating Pack
Circulating pack menggunakan cross over tool dan wash pipe untuk menempatkan
gravel di sekeliling screen atau liner. Gravel dipompa ke dalam tubing dan keluar
melalui cross over port. Kembali melalui screen atau melewati screen sampai formasi
pasir. Metode ini juga tidak efektif dalam open hole gravel pack dan interval yang
panjang.
- Sequeeze Pack
Dengan metode sequeeze pack, gravel pack slurry ke dalam formasi dan sekeliling
screen tanpa kembali melewati screen. Dilanjutkan sampai lapisan pasir. Metode ini
231
sangat eifisien dalam menempatkan gravel melewati perforasi tetapi hanya tebatas
untuk interval 45 ft atau kurang.
- Combination Squeeze and Circulate.
Metode ini yang terbaik dan serba guna untuk digunakan. Slurry disirkulasikan
ditempat dan kembali melewati pembuka bawah. Jika volume yang sudah
diperhitungkan dipompa atau penambahan tekanan diamati, peralatan ditempatkan
pada posisi sequeeze sampai lapisan pasir. Sekarang peralatan ditempatkan pada
posisi sirkulasi atas dan kembali melewati produksi screen sampai lapisan pasir.
Urutan diulangi sampai volume yang memadai dari gravel akibat adanya butiran
gravel tersebut.
18. Tubing dan packer seringkali bocor, sehinga stimulasi dan workover tidak
mudah dilakukan
19. Ongkos operasi relatif mahal.
2. Multiple-tubingless Completion
Completion dalam metode ini tidak digunakan production tubing tetapi digunakan
casing berukuran kecil. Biasanya digunakan casing berukuran 2 7/8 inchi. Metode
ini sesuai untuk sumur-sumur yang mempunyai umur produksi panjang, adanya
pekerjaan stimulasi antara lain : acidizing, fracturing, sand control dan masalah-
masalah lain yang memerlukan stimulasi atau treatment. Sedangkan untuk sumur-
sumur yang memproduksikan fluida yang bersifat korosif, maka pemilihan metode
ini tidak cocok, karena casing produksi disemen secara permanen.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pemakaian metode ini adalah :
- Mengurangi biaya, karena biaya komplesi awal dan work over dimasa mendatang
lebih
murah :
Pengunaan casing produksi yang besar dapat dihindarkan
Tidak memerlukan pemasangan packer, tubing dan peralatan produksi
lainnya.
20. Tidak ada ketergantungan dari masing-masing zona dan masing-masing zona
dapat diproduksikan tanpa mengganggu lapisan/tubing yang lain.
21. Tidak ada kerugian akibat kebocoran tubing atau packer.
22. Artificial lift penutupan atau work over suatu zona tidak mengganggu zona
yang lain.
pressure) yang berkisar antara 960 psi sampai 15000 psi, seperti ditunjukkan dalam
tabel 4-1. Untuk seri 600 berarti mempunyai tekanan kerja 2000 psi. Sedangkan
tekanan test hidrostatik adalah tekanan yang diberikan di pabrik untuk menguji apakah
peralatan tersebut memenuhi standard kelayakan. Dan pengoperasian peralatan
wellhead tersebut adalah pada temperatur –50oF sampai +250 oF.
Tabel 4-1. Seri Tekanan Kerja Peralatan Wellhead (Warno Husodo, 1979)
Mas Sold Working Hydrostatic test Former Corresponding
Pressure, psi Pressure, psi series designaties
960 1.440 Series 400
2.000 4.000 Series 600
3.000 6.000 Series 900
5.000 10.000 Series 1500
10.000 15.000 Series 2900
10.000 15.000
13.000 22.500
Pemilihan ukuran dari tubing head ini dapat dilihat pada tabel 5-2 yang
memberikan ukuran flange pada tubing head yang umum digunakan saat ini. Untuk
tubing head yang mempunyai ukuran 6 inchi, maka top flange minimum harus
mempunyai ukuran 6 5/8 inchi, dimana akan memberikan pembukaan penuh (full
opening) sampai 7 inchi, atau rangkaian peralatan produksi yang mempunyai ukuran
lebih kecil. Bila digunakan production string dengan ukuran 7 5/8 inchi, maka harus
dilakukan pemilihan tubing head dengan pembukaan penuh untuk ukuran bit 6 ¾ inchi.
238
Adapun ukuran lower flange berkisar antara 6 inchi sampai 20 inchi, sedangkan ukuran
top flange berkisar antara 6 inchi sampai 12 inchi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih mangkuk tubing untuk multiple
completion, yaitu :
1. Memilih ukuran yang sesuai dan direncanakan bagian dalam agar dapat
menerima tubing hanger yang diinginkan.
2. Merencanakan tubing hanger sehingga masih tetap berlaku untuk menggantung
jumlah rangkaian tubing yang lebih kecil atau pada sebuah rangkaian tubing.
3. Tubing head direncanakan agar dapat menerima hangernya, sehingga tubingnya
dapat dipasang tanpa membuka blowout preventernya.
4. Menggunakan alat pedoman untuk menentukan arah tubing hanger dengan
tepat.
Catatan tabel : rumus yang digunakan untuk menentukan ukuran casing
minimum pada setiap kombinasi dari multiple completion adalah sebagai berikut :
1. Dual dan quadruple completion
Ukuran casing minimum = A + diameter tubing
dimana :
A = jarak terjauh antara dua tubing.
2. Triple Completion
Ukuran casing minimum = 2(A,B atau C)+(diameter tubing/2)
dimana : A, B atau C = jarak terjauh antara tubing dengan pusat.
T = diameter tubing (satuan semuanya dalam inch).
Selanjutnya di dalam pemilihan multiple completion tubing hanger harus
memperhatikan beberapa faktor di bawah ini.
1. Memilih seal yang terdapat di atas masing-masing hanger, tujuannya agar tidak
terjadi kerusakan pada waktu memasang tubing.
2. Memilih elemen pack off yang tepat atau seal yang sesuai.
3. Merencanakan suatu terusan untuk valve gas lift jika diperlukan nantinya.
4. Mengusahakan agar pada waktu menggantungkan rangkaian tubing di dalam
casing bagian atasnya tidak terpencar-pencar.
240
5. Menyusun hanger sehingga pemasangan katup back pressure sesuai dan tepat
pada tempatnya.
6. Hanger harus disusun untuk suatu ketepatan atau keakuratan tes tekanan.
Untuk open hole completion yang terpenting diketahui adalah kekompakan dari
formasi produktif. Ini erat hubungannya dengan terjadinya runtuh formasi akibat proses
produksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan formasi adalah :
1. Sementasi Batuan,
2. Kandungan Lempung,
3. Kekuatan formasi,
4. Sand Free Flow rate.
Faktor formasi pada persamaan 4.1. dapat dihitung besarnya dengan persamaan
Archie. Untuk menghitung besarnya harga faktor formasi batuan yang punya sifat
clean, Archie memberikan persamaan :
FF Rw
(Sw) 2 .......................................................................................... (4.2)
Rt
dimana :
Sw = saturasi batuan, fraksi
Rw = resistivitas air formasi, ohm-meter.
Rt = True resistivity, ohm-meter.
242
Sp log
Vclay 1 ............................................................. ......................... (4.3)
SSP
dimana :
vclay = kadar lempung (clay), fraksi
Sp log = defleksi kurva pad Sp log, mv.
SSP = defleksi kurva maksimum dari Sp log, mv.
Harga kadar lempung dari data SP log akan memberikan harga yang baik jika batuan
formasi tidak mengalami kompaksi, dimana batuan formasi yang bersih yang
terkompaksi akan mempengaruhi tinggi rendahnya harga defleksi kurva SP-log.
Sehingga pada batuan formasi yang mengalami kompaksi, harga kadar lempung akan
lebih besar dari pada kondisi yang sesunggguhnya.
243
Neutron Log
Persamaan yang digunakan untuk menghitung kandungan lempung adalah
N N min
Vclay ........................................................................ (4.5)
Nclay N min
dimana :
Vclay = kadar lempung, fraksi,
ØN = harga porositas neutron pada titik pengamatan, persen,
ØNmin= harga porositas neutron minimum, persen,
ØNclay= harga porositas neutron maksimum, persen.
244
Penentuan kadar lempung pada metode ini akan memberikan harga yang sebenarnya
jika kadar lempung tidak terlalu besar atau lebih kecil dari 30%, dengan harga ØNclay
yang terlampau besar akan menghasilkan kadar lempung yang terlalu tinggi. Sehingga
hal ini akan mengakibatkan kadar lempung dengan metode neutron log lebih besar dari
metode yang lain.
s D
Vsh .......................................................................................... (4.6)
s
= 0,125 (Vsh) + 0,27 ........................................................................... (4.7)
1,34 x 1010 (1 2 ) ( b )
G ..................................................................... (4.8)
2 (1 ) (t ) 2
1 1,34 x 10 (1 ) ( b )
10
...................................................................... (4.9)
Cb 3 (1 ) (t ) 2
sehingga
20 (1 2 )(1 ) ( b )
2
G
1,34 x 10 ................................................... (4.10)
Cb 6 (1 ) x (1 )( t ) 4
245
dimana :
Vsh = kadar shale, fraksi
ØD = porositas dari density log, persen,
Øs = porositas dari sonic log, persen,
1/Cb = bulk modulus, psi-1,
G = Shear modulus, psi,
ρb = bulk density, gr/cc,
Δt = transite time, sec/ft,
δ =poisson’s ratio, tanpa dimensi.
Dari perbandingan shear modulus dan bulk modulus, persamaan 4.10, besarnya
kekuatan formasi dapat ditentukan. Untuk menentukan kestabilan formasi, menurut
Dempsey, suatu lapangan dikatakan bersifat kritis terhadap masalah kepasiran jika
lebih kecil dari harga G/Gb kritisnya. Misal lapangan Gulf Coast G/Gb kritisnya
sebesar 0,8 x 1012 psi2 formasi tersbut akan memproduksi pasir dan jika G/Gb > 0,8
x1012 maka formasi tidak akan memproduksi pasir atau dengan kata lain stabil.
Laju produksi kritis yang diperkenankan atau maksimum free sand flow rate
dari suatu formasi, oleh Stein diberikan persamaannya adalah :
0,025 x10 kz Gz Az Nz
Qz ...................................................................... (4.11)
Bz z At
dimana :
Qz = laju produksi kritis, STB/hari,
kz = permeabilitas batuan formasi, md,
Nz = jumlah lubang perforasi,
Gz = faktor volume formasi, bbl/STB,
μz = Viskositas fluida, cp,
At = luas kelengkungan butir pasir pada kondisi test, sq-ft.
Az = luas kelengkungan butir pasir pada kondisi pengamatan, sq-ft.
Density perforasi adalah jumlah lubang perforasi per satuan panjang (ft).
Muskat mengadakan perbandingan antara laju produksi sumur yang diperforasi (Qp)
dengan laju produksi sumur yang tidak diperforasi/open hole. Besarnya productivity
ratio dinyatakan sebagai :
Qp ln (re / rw)
................................................................................. (4.12)
Qo Cln (re / rw)
dimana
Qp = laju produksi maksimal sumur perforasi.
Qo = laju produksi sumur open hole.
C = faktor skin perforasi dan formasi.
Untuk menentukan diameter perforasi dapat dilihat pada gambar 5.36, yang
mana diperlihatkan pengaruh diameter lubang perforasi terhadap productivity ratio
untuk berbagai harga kc/ku. Diamna kc adalah permeabilitas zone terkompaksi dan ku
adalah permeabilitas un-damage zone.
Untuk menghitung extra pressure drop yang disebabkan oleh completion, maka
dimodifikasi persamaan eifisiensi komplesi untuk beberapa tipe komplesi. Persamaan
untuk aliran gas adalah :
703 x 10 6 kg h ( PR 2 Pwf 2 )
qsc ...................................................... (4.13)
g Z T [ln( 0,472 re / rw ) S ' ]
dimana :
S’ = S + Dqsc
Harga dari S’ dapat dihasilkan dari single transient test, tapi hasil yang akurat
untuk S dan D dibutuhkan pernghubungan transient test pada dua rate yang berbeda.
Persamaan 5.13. dapat dituliskan kedalam bentuk yang berbeda, sebagai :
A = AR + AP + AG
B = BR + BP + BG
dimana :
AR = komponen laminer reservoir
AP = komponen laminer perforasi
AG = komponen laminer gravel pack
BR = komponen turbulen reservoir
BP = komponen turbulen perforasi
251
Komponen-komponen ini harus berbeda definisinya untuk aliran oil dan gas.
Hanya, harga dari koefisien A dan B secara keseluruhannya dapat dihasilkan dari well
test, untuk itu persamaan untuk memperkirakan harga dari komponen-komponen harus
tersedia jika tiap efek tersebut menjadi permasalahan tersendiri.
Memasukkan efek komponen laminer reservoir dari Darcy atau laminer flow
dalam reservoir ditambah beberapa actual formation damage atau stimulasi. Definisi
persamaanya adalah :
1422 g Z T
AR [ ln (0,472 re / rw ) S d ] ............................................. (4.15)
k gr h
dimana :
kgR = permeabilitas reservoir yang tidak berubah, untuk gas
Sd = skin factor milik dari perubahan permeabilitas disekitar lubang bor.
kR = permeabilitas reservoir
kd = permeabilitas daerah perubahan
rw = jari-jari-jari wellbore, dan
rd = jari-jari daerah perubahan.
Saat ini perhitungan dari harga Sd yang akurat adalah sulit, karena harga dari kd
dan rd harus diperkirakan. Jika suatu harga dari S dapat dihasilkan dari suatu transient
test, ini akan sama dengan Sd untuk open hole completion.
Harga dari BR biasanya akan kecil kecuali pada sumur-sumur dengan rate gas
yang tinggi. BR dapat dihitung dari :
3,161 x 10 12 R g Z T
BR .................................................................. (4.17)
h2 rw
2,33 x 1010
R 1, 2
...................................................................................... (4.18)
kR
Suatu harga dari βR dapat dihitung jika harga dari D tersedia dari suatu transient
test pada suatu open hole completion. Satuan yang digunakan pada semua persamaan
diatas adalah satuan lapangan yang mana telah dijelaskan sebelumnya.
PR2 – Pwf2 = (AR + Ap) qsc + (BR + Bp) qsc2 ............................................... (4.19)
253
Memasukkan efek komponen laminer perforasi dari jumlah dan tipe dari
perforasi dan efek kompaksi sekitar perforasi. Secara detailnya pada pembahasan oleh
Mc Leod dan disini didasarkan secara luas pada Mc Leod’s Work.. Persamaannya
adalah :
1422 g Z T
Ap ( Sp Sdp) ................................................................... (4.20)
kR h
dimana :
Sp = efek dari aliran memusat kedalam perforasi,
Sdp = efek aliran yang melalui daerah kompoaksi dan damage sekitar perforasi.
Jika data mengenai perforasi cukup diketahui, harga dari Sp dan Sdp dapat dihitung.
Sp merupakan fungsi dari density perforasi, panjang perforasi, diameter perforasi,
perbandingan permeabilitas vertikal terhadap horizontal dan radius daerah damage.
Harga dari Sp bisa dihasilkan dari nomographs yang diterbitkan oleh Hong atau
Locke. Suatu persamaan untuk memperkirakan Sp diberikan oleh Saidikowski.
h k
0,5
h
Sp 1 ln R 2 ......................................................... (4.21)
hp rw k v
dimana :
h = total formation thickness,
hp = panjang interval perforasi
kR = permeabilitas reservoir dalam arah horizontal,
kv = permeabilitas vertikal
Mc Leod menurunkan suatu persamaan untuk menghitung efek dari aliran yang melalui
daerah kompaksi adalah :
h k R k R
S dp ln (rdp / r p ) ....................................................... (4.22)
Lp N k dp k d
dimana :
h = total formation thickness,
254
Lp =panjang perforasi,
N = jumlah total dari perforasi,
kR = unaltered reservoir permeability,
kd = unaltered reservoir permeability
kdp = compacted zone permeability
rp = radius perforasi, dan
rdp = radius daerah kompaksi.
Untuk perhitungan efek tersebut dengan persamaan berikut :
3,161 x 10 12 dp g Z T
Bp 2
.................................................................. (4.23)
rp L p N 2
Dimana harga kc/k dihasilkan dari API test data. Petunjuk untuk memperkirakan kc/k
ketika tidak ada test yang tersedia yang juga diajukan oleh McLeod dalam tabel 4-5
McLeod juga menyarankan untuk compacted zone thickness biasanya sekitar 0,5 in.
Sehingga, rdp = rp + 0,5 jika rp dalam inches. Jika tidak ada informasi yang tersedia
mengenai altered zone radius, harga dari rd = rw + 1 bisa digunakan, dimana rw diberikan
dalam ft.
2844 g Z T L
AG ................................................................................ (4.28)
k G N rp 2
1,263 x 10 11 g g Z T L
Bp ................................................................ (4.29)
rp 4 N 2
dimana :
kG = gravel permeability
L = panjang terowongan perforasi, dan
1,47 x 10 7
0 , 55
......................................................................................... (4.30)
kG
Mengikuti data dari Gurley dapat digunakan untuk memperkirakan permeabilitas
gravel yang didasarkan pada ukurannya.
Dalam analisa gravel pack completion pada suatu waktu yang menguntungkan
dalam memecahkan total pressure draw down kedalam dua komponen yang terpisah.
Hal tersebut adalah pressure drop didalam reservoir dan didalam gravel pack. Yang
ditampilkan sebagai :
Sebagian besar dari operator setuju pressure drop yang lewat gravel pack, P wfs – Pwf’
akan sekitar dibawah 300 psi. Persamaan untuk dua pressure drop, dengan
mengabaikan AP dan BP dapat ditulis sebagai :
Tipe analisa ini dapat juga digunakan untuk non gravel packed completion.
2 2
mv mgh1 mv2 mgh2
U 1 ' p1V1 1 q ' W s ' U 2 ' p 2V 2
2g c gc 2g c gc
................................... (4.35)
dimana :
U1’ = internal energi
pV = energi dari ekspansi atau kompresi,
m v2 / 2 gc = energi kinetic,
mgh/gc = energi potensial,
q’ = penambahan heat energi ke fluida, dan
Ws’ = kerja yang bekerja pada fluida oleh kondisi sekitar yang
melingkupinya.
P v dv g
dU d dh dq dws 0 ................................... (4.36)
gc gc
Bentuk dari persamaan kesetimbangan energi ini sukar untuk diterapkan karena
berupa masa energi dalam, maka hal ini biasanya dikonversikan ke suatu
259
P
dU dh d ................................................................. (4.37)
dan
P
dh Tds
atau
dP P
dU TdS d ....................................................... (4.38)
dimana
h = enthalpy,
S = entropy, dan
T = temperature.
dp v dv g
TdS dh dq dWs 0 ................................... (4.39)
gc gc
Untuk proses iireversibel, dituliskan ketidak samaan Clausius sebagai :
d S ≥ - d q / T, atau T dS = - d q + d Lw
dp v dv g
dh dLw 0 ................................................(4.40)
gc gc
Jika kita mempertimbangkan kemiringan dari pipa yang membuat sudut θ terhadap
horisontal .
dp v dv g
dL sin dLw 0
gc gc
dp v dv g dL
sin w 0 .................................. (4.41)
dL g c dL g c dL
Persamaan 5.41 dapat digunakan untuk memecahkan gradien tekanan, dan jika kita
mempertimbangkan bahwa penurunan tekanan adalah positif dalam arah aliran.
dp v dv g dp
sin ................................................(4.42)
dL g c dL g c dL f
dimana
dp dLw
=ρ
dL f dL
Pada pipa horizontal kehilangan energi atau pressure drop hanya disebabkan
oleh perubahan energi kinetik dan friction losses. Karena sebagian besar dari viscous
261
shear stress (τw) terhadap energi kinetik per unit volume (ρv2/2gc) mencerminkan
hubungan yang penting dari wall shear stress terhadap kehilangan total. Bentuk
perbandingan suatu kelomok dimensionless dan definisi suatu friction factor,
w 2 w g c
f ' ............................................................(4.43)
v / 2 g c
2
v 2
dp nd 2
p1 p1 dL dL 4 w (d )dL
d dp
w .............................. (4.44)
4 dL f
Substitusi persamaan 4.44 kedalam persamaan 4.43 dan pemecahan untuk gradien
tekanan disebabkan friction sebagai
dp 2 f ' v2
dL f gc d
dp f v2
............................................................
dL f 2 g c d
(5.45)
dp 32 v
2
dL f d g c
dimana
Variabel Satuan
Lapangan SI
263
Rough Wall Pipe. Dalam aliran turbulen efek dari kekasaran dinding pipa telah
diketahui tergantung dari relatif kekasaran dan pada seberapa besar Reynolds number.
Nikuradse’s terkenal dengan bentuk eksperimen yang menggunakan sand grain sebagai
dasar untuk data friction faktor rough pipes. Korelasinya tetap yang terbaik untuk fully
264
rough wall pipe. Friction factor dapat dihitung dengan bentuk explisit dan kekasaran
absolut dari pipa adalah E.
1 2E
1,74 2 log ............................................................(4.49)
f d
Persamaan ini digunakan sebagai landasan unutk grafik modern friction factor yang
diusulkan oleh Colebrool dan White tahun 1939.
1 2E 18,7
1,74 2 log ............................................... (4.50)
f d N Re f
Friction factor tidak dapat diperoleh dengan membaca langsung persamaan Colebrook
diatas. Tapi dengan mengatur kembali persamaan, dan prosedur secara trial and error
dapat digunakan untuk memecahkan persamaan untuk friction factor.
2
1
fc
2E 18,7
1,74 2 log
d N Re f g
1 E 21,25
1,14 2 log 0,9
............................................... (4.51)
f d N Re
Harga dari E biasanya tidak dapat diketahui tingkat keakuratannya. Harga ini
tidak harus dipertimbangkan sebagai gangguan dan dapat berubah secara siginifikan
oleh semacam parafin deposition, erosion atau corrotion. Jika besarnya gradien tekanan
tersedia, suatu friction dan Reynolds number dapat dihitung, dan suatu efektif E/d
diperoleh dari diagram Moody. Jika tidak ada informasi kekasaran yang tersedia maka
harga E = 0,0006 ft untuk tubing dan line pipe.
Kombinasi persamaan 4.42 dan 4.45, persamaan gradien tekanan, yang mana
dapat diaplikasikan terhadap beberapa fluida pada pipa dengan sudut tertentu
dp g f v 2 v dv
sin ...................................................(4.52)
dL g c 2 g c d g c dL
Dimana friction factor, f, adalah fungsi dari Reynolds number dan kekasaran pipa.
Hubungan ini dapat dilihat pada Moody diagram Gradien tekanan total dapat
dipertimbangkan menjadi komposisi dari tiga komponen yang berbeda.
dp dp dp dp
................................................
dL dL eL dL f dL acc
(5.53)
dimana
dp g
dL gc sin
eL
266
Komponen tersebut adalah energi potensial atau perubahan elevation. Ini juga ditunjuk
sebagai componen hidraulik, dari itu componen ini hanya akan digunakan pada kondisi
tidak ada aliran.
dp f v2
dL
f 2 gc d
merupakan komponen friction losses.
dp v dv
dL g dL
acc c
dp g g
........................................................................ (4.54)
dh g c
dimana
pM
g
ZRT
dikombinasi dengan persamaan 5.54
267
dp g Mdh
................................................................. (4.55)
p g c ZRT
yang mana
gM H
Pws Pts EXP ...................................................... (4.56)
g c ZRT
Persamaan ini pegangan untuk berbagai satuan. Untuk satuan lapangan conventional.
0,01875 g H
Pws Pts EXP ........................................ (4.57)
T Z
dimana :
Pws = static atau shut-in BHP, psia,
Pts = tekanan tubing static, psia,
γg = gas gravity (udara = 1)
H = kedalaman sumur, ft,
T = temperatur rata-rata dalam tubing, oR,
Z = faktor kompresibilitas gas dievaluasi pada T, p = (pws + pts)/2
Evaluasi dari z membuat perhitungan iterative dan sebelum itu garis besar prosedur
dapat digunakan.
Pws H
TZ M MH
p
Pts
dp
R dh
0
R
0,01875 g H
Pws Pws
TZ
Pts p dp PtsI dp 0,01875 g H
Dengan menggunakan ekspansi seri, harga dari integral dapat diperkirakan oleh
dimana :
Pms = tekanan pada mid point dari sumur, H/2
Ims = I dievaluasi pada Pms, T,
Its = I dievaluasi pada Pts., Ts,
Iws = I dievaluasi pada Pws, Tf.
Prosedur perhitungan tetap dengan membagi sumur menjadi dua bagian yang sama
panjangnya, H/2, mendapatkan harga tekanan Pms pada H/2 dan menggunakan harga
tersebut untuk menghitung Pws, Its dapat dievaluasi dari diketahuinya kondisi
permukaan, yaitu :
0,01875 g H
Pms = Pts +
I ms I ts
0,01875 g H
Pws = Pms +
I ms I ws
Untuk sumur yang sedang mengalir harga kecepatan tidak sama dengan nol dan
dengan mengabaikan percepatan, untuk sumur dengan kemiringan sudut θ terhadap
vertikal, persamaan 5.52 menjadi,
dp g f v2
cos ........................................................ (4.59)
dL g c 2 gc d
dp p M f v2
cos ..........................................(4.60)
2 g c d
dL ZRT
d = inches, dan
f = f (Nre, E/d) (Jain or Colebrook equation)
Prosedur solusinya adalah sama dengan pada penutupan sumur kecuali untuk
evaluasi dari friction factor, yang mna membutuhkan perhitungan bilangan Reynolds
dan perkiraan kekasaran pipa. Iterasi dibutuhkan saat Z harus dievaluasi pada p = (Pwf
+ Ptf) / 2.
Pembagian sumur kedalam beberapa bagian panjang dan menggunakan
prosedur yang telah dijelaskan dimuka akan memberikan hasil yang lebih akurat.
Beberapa metode akan memberikan hasil pengidentifikasian jika sumur dibagi kedalam
bagian yang cukup pendek.
Konvergensi suatu saat akan cepat dihasilkan jika iterasi performance dari z
faktor dari pada tekanan yang tidak diketahui. Prosedur untuk metode ini adalah :
1. Memperkirakan Z* (perkiraan pertama yang baik adalah 0,9)
2. Menghitung tekanan yang tidak diketahui dengan menggunakan persamaan
5.61 dengan Z = Z*
3. Menghitung tekanan rata-rata p = (Pwf + Ptf) / 2
4. Evaluasi Z at P dan T
5. Membandingkan Z dengan Z*. Jika tidak cukup dekat, buat Z* = Z dan mulai
dengan tahap 2. Ulangi sampai harga dari abs(Z-Z*)/Z < 0.001 atau sampai
harga toleransi yang disukai. ketika toleransi telah ditemukan, tekanan yang
dihitung pada tahap 2 adalah bernilai benar.
atau
p dp M P
2
cos C
Z T dh R Z T
dimana
8 Psc 2 f qsc 2
C
Tsc 2 g c 2 d 5
adalah constan untuk flow rate yang diberikan pada ukuran pipa yang tetap. Pembagian
terhadap variabel,
P
Pwf dp MD
ZT M
P
2
R dL ........................................... (4.62)
cos C
Ptf 0
Z T
Yang mana dapat diaplikasikan untuk beberapa satuan. Mensubstitusi satuan lapangan
dan mengintegrasikan sebelah kanan dari persamaan diatas adalah :
P
Pwf dp
ZT
Ptf
2
P TVD
18,75 g MD ................................... (4.63)
0,001 F2
Z T MD
dimana
0,667 f qsc 2
F 2
....................................................................... (4.64)
d5
272
dan
TVD
cos
MD
Menulis persamaan 4.63 kedalam notasi pendek dan membagi sumur kedalam dua
bagian kedalaman, H/2,
Setengah bagian atas sumur
18,75 γg (MD) = (Pmf – Ptf) ( Imf + Itf)
dimana
P
ZT
I 2
..............................................................(4.65)
P TVD
0,001 F2
Z T MD
Prosedur solusi adalah mirip untuk kasus statistik, tapi lebih rumit karena I lebih
kompleks definisinya. Untuk maksud praktis, F dapat dianggap konstan, variabel dalam
Reynolds number hanya digunakan dalam evaluasi f adalah viscositas gas. Viscositas
merupakan fungsi dari tekanan, tapi untuk menyederhanakan perhitungan hal ini dapat
dievaluasi pada T dan tekanan yang diketahui.
Annular Flow
Sumur gas ada yang menggunakan dual completion, dan satu daerah bisa
diproduksikan melewati tubing annulus casing. Hal tersebut dapat dihitung tekanan
statistiknya, dengan menggunakan metode Average Temperature dan pressure dan
273
Cullender Smith jika konsep radius hidrolic digunakan. Modifikasi hanya diperlukan
pada menghitung diameter efektif dan Reynolds Number.
dh = dc – dt ....................................................................... (4.66)
dimana :
dh = diameter efektif
dc = diameter dalam casing
dt = diameter luar tubing
Tidak ada publisitas tentang kekasaran untuk annulus. Jika satu pengukuran
dari pressure drop dan flow rate dapat dibuat, kekasaran dapat kembali dihitung, dan
harga ini dapat digunakan untuk flow rate yang lain. Metode Cullender and
Smith dapat juga digunakan untuk memperkirakan pressure drop yang terjadi selama
gas injeksi dengan menggunakan harga negatif untuk F2 dalam persamaan 4.63.
2
Q
P4 = (P2-P3)2 - LGTa Z a e s
433,5 (T / Ps )d 2,667
s
Dari besarnya tekanan kepala sumur (Pwh) dan besarnya tekanan pada saat
dilakukan test, dapat ditentukan seri dari pada wellhead yang akan digunakan dengan
menggunakan tabel 4 – 8. Sebagai contoh untuk sumur-sumur pada lapangan gas Arun,
dimana produksi yang direncanakan untuk tiap sumur sebesar 150 sampai 175 MMSCF
/day, dengan produksi kondensat 45 sampai 50 Bbls/MMSCF. Temperatur permukaan
100oF pada waktu sumur ditutup dan 375oF pada waktu sumur mengalir. Berdasarkan
produksi yang diminta dipilih tubing 7 in, valve 6 5/8” dan dalam keadaan terbuka
dapat bekerja pada tekanan 10.000 psi dan 15.000 psi pada saat diadakan test. Dari data
di atas dengan menggunakan tabel klasifikasi wellhead menurut API, dapat ditentukan
bahwa wellhead yang digunakan adalah seri 2900.
Dari data besarnya tekanan kerja (Working pressure) dari suatu wellhead,
dapatlah ditentukan besarnya gaya-gaya yang bekerja padanya, dengan menggunakan
suatu tabel dibawah ini (tabel 4 – 9)
terhadap kondisi tersebut. Proses pembuatan dengan melalui proses penekanan yang
dikenal dengan Hot Isostatic Pressing (HIP) proses, untuk mendapatkan material yang
tahan terhadap tekanan sampai 30.000 psi.
Walaupun tubing spool, tubing hanger, casing hanger dan valve-valve telah
dirancang secara khusus dengan material yang dipilih, tetapi masih sering terjadi
gangguan terutama pada sealnya. Untuk ini seal pada wellhead ini harus dirancang juga
secara teliti baik bahan maupun teknik pemasangannya.
Untuk sumur-sumur minyak seal yang digunakan dapat menambah
kekuatannya. Tetapi untuk sumur-sumur gas karena pengaruh kondisi tekanan dan
temperatur yang tinggi serta pengaruh korosi selalu terjadi kebocoran pada sealnya.
Untuk itu telah dicoba membuat bahan yang berupa resilient wellhead seal. Material-
materialnya terdiri dari fluoro elastometer yang mempunyai ketahanan sampai suhu
300oF. Tetapi untuk kondisi tekanan yang lebih tinggi resilient wellhead seal kurang
berhasil untuk digunakan karena beberapa sebab, antara lain :
1. Pengembangan bahan-bahan resilient mungkin lebih dari 10 kali
pengembangan baja.
2. Selalu ada celah antara wellhead dan casing.
3. Reaksi kimia dan proses fisika dari fluida produksi yang berpengaruh terhadap
bahan seal.
4. Pengaruh perbedaan temperatur pada saat sumur ditutup dan saat sumur dibuka.
5. Bahan-bahan plastic packing itu sendiri.
Penemuan yang terbaru dari cameron Iron Works. Inc, telah menemukan rancangan
seal yang baru baik untuk sumur-sumur gas, yaitu metal to metal wellhead, dimana
bahan dari seal ini terbuat dari baja kwalitas tinggi.
Susunan metal to metal adalah flange (flense) dengan sepasang baut (stud) yang
dipasang diantara body wellhead dan tubing head. Seal lainnya adalah fluoro
elastometer, yang terdapat didalam flange diatas seal metal to metal dan satu lainnya
terdapat dalam cetakan penjepit dan kumpulan seal. Dari gambar diatas terlihat bahwa
untuk mencegah gerakan ke atas dari casing selama pemanasan thermal, dipasang suatu
277
kumpulan cangkokan penjepit (penekan). Seal-seal di atas slip penekan ditekan pada
saat flanenya dikencangkan pada wellhead. Seal ketiga adalah graphoil, yaitu suatu
peralatan mekanis yang ditempatkan diatas pita grafit, dimana material ini tidak
mempunyai ekspansi panas. Seal type ini hanya mengalami perembesan yang kecil,
laju kebocoran kurang dari 1x10-6 cc perforasi second sebagai kebocoran normal.
Untuk jelasnya metal to metal dapat dilihat pada gambar 5.48.