Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu masalah
di bidang kesehatan perinatal.1 BBLR adalah bayi berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa melihat usia gestasi.2 Menurut data dari World Health
Organization (WHO), sekitar 20 juta kelahiran tiap tahun di seluruh dunia
yang masuk kategori BBLR yaitu sekitar 15-20%.3 Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013 melaporkan kejadian BBLR di Indonesia sebesar 10,2%,
sedangkan di Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 jumlah BBLR sebesar
7,2%.4 Kejadian BBLR di Kota Medan diwakili RSUP Haji Adam Malik
tahun 2011-2012 sebanyak 178 kasus dan di Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA), Sri Ratu Medan kejadian BBLR tahun 2013-2014 sebanyak 112
kasus.5,6
Berat lahir bayi merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi nilai Apgar. Apgar merupakan salah satu penilaian yang
sederhana pada bayi baru lahir dimana komponen penilaiannya yaitu
warna kulit, denyut jantung, refleks, tonus otot, dan respirasi.7 Untuk
setiap komponen penilaian diberi skor 0, 1, atau 2 dimana jumlah skor
tertinggi yaitu 10 dan terendah 0. Nilai Apgar dibagi dalam 3 kelompok
yaitu asfiksia berat (skor 1-3), asfiksia sedang (skor 4-6), dan asfiksia
ringan atau normal (skor 7-10).8 Dari hasil penelitian Rahi E dan rekan-
rekannya bahwa semakin tinggi berat badan lahir maka nilai Apgar bayi
tersebut semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah berat badan lahir
dari bayi maka akan semakin rendah nilai Apgarnya. 9 Kematian neonatal
akan lebih tinggi terjadi jika nilai Apgar yang di peroleh semakin kecil
pada penilaian menit ke-5 maupun menit ke-10.10
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Edison EF dan
rekan-rekannya di RSUD Dr. M. Djamil Padang mengatakan bahwa bayi
BBLR memiliki hubungan signifikan dengan nilai Apgar pada menit ke-1

1
2

tetapi BBLR tidak memiliki hubungan signifikan atau memiliki hubungan


yang lemah dengan nilai Apgar pada menit ke-5.11
Pada penelitian yang dilakukan oleh Gunawan S bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara kelompok Berat Badan Lahir
Sangat Rendah (BBLSR) dan kelompok Berat Badan Lahir Ekstrem
Rendah (BBLER) dengan nilai Apgar. Tetapi pada kelompok Berat Badan
Lahir Minimum (BBLM) terdapat hubungan signifikan lemah dengan nilai
Apgar. Namun secara keseluruhan bila BBLR tanpa penggolongan maka
memiliki hubungan signifikan yang kuat dengan nilai Apgar.12
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr.
Pirngadi kota Medan, diperoleh jumlah kasus BBLR dari tahun 2013-2015
dengan berat lahir 0 sampai 999 gram sebanyak 29 kasus dan BBLR
dengan berat lahir 1000 sampai 2499 gram sebanyak 432 kasus.
Dari uraian latar belakang dan jumlah kasus BBLR di RSUD Dr.
Pirngadi kota Medan yang masih tinggi, maka saya tertarik ingin meneliti
hubungan BBLR dengan nilai Apgar di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun
2013-2015.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana hubungan antara Berat Badan Lahir Rendah dengan
Nilai Apgar di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013 - 2015.

1.3. Hipotesis
Semakin rendah berat badan pada bayi BBLR maka nilai Apgarnya
juga semakin rendah.

1.4. Tujuan Penelitian


1.4.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan BBLR dengan nilai Apgar di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

1.4.2. Tujuan Khusus


Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui gambaran BBLR di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2013 – 2015.
2) Untuk mengetahui gambaran nilai Apgar menit ke-1 dan menit ke-5
pada bayi BBLR di RSUD Dr. Pirngadi Tahun 2013 – 2015.
3

1.5. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1) Peneliti
Sebagai sumber tambahan informasi dan wawasan mengenai BBLR
dan nilai Apgar .
2) Instansi Kesehatan
Sebagai acuan bagi instansi kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit
dan lain-lain yang menangani kasus BBLR dengan nilai Apgar rendah
dapat melakukan penanganan cepat dan tepat untuk mencegah
kematian dini pada neonatus.
3) Masyarakat
Sebagai informasi bagi para ibu yang sudah didiagnosa akan
melahirkan bayi BBLR untuk memilih rumah sakit yang memiliki
fasilitas lengkap dengan tujuan mendapat penanganan yang baik,
sehingga angka kematian dini pada neonatus dapat dikurangi atau
dicegah.

Вам также может понравиться