Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
WIDGET
Afiatun Fitriani
Pharmacy
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIAAN LIQUID
DAN SEMISOLIDA
Diposkan padaMEI 22, 2015
LAPORAN PRAKTIKIM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN
SEMISOLID
NIM : P2.06.30.1.14.001
DIII FARMASI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Emulsi Minyak Ikan”.
Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Teknologi Sediaan Liquida dan Semi Solida.
Laporan ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya.
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan makalah. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi penulis dan bagi pembaca.
Tasikmalaya, April 2015
BAB I
PENDAHULUAN
I. FORMULA
Emulsi Minyak ikan
II. TUJUAN
Mahasiswa mampu membuat sediaan Emulsi Minyak Ikan
Mahasiswa mampu melakukan mengevaluasi sediaan Emulsi Minyak ikan
(Organoleptis, pH, Viskositas,).
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan lainnya dalam bentuk tetesan kecil. (FI IV. Halaman 6 )
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok. (FI III. Halaman 9 )
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua zat cair yang tidak tercampur,
biasanya air dan minyak, cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir
kecil dalam cairan yang lain ( sistem dispersi, formulasi suspensi dan emulsi
Halaman 56 )
Dapat disimpulkan bahwa emulsia adalah sistem dua fase yang salah satu
cairannya terdispersi dalam cairan pembawa yang membentuk butiran-
butiran kecil dan distabilkan dengan zat pengemulsi/surfaktan yang cocok.
Macam-macam emulsi
1. Oral
Umumnya emulsi tipe o/w, karena rasa dan bau minyak yang tidak enak
dapat tertutupi, minyak bila dalam jumlah kecil dan terbagi dalam tetesan-
tetesan kecil lebih mudah dicerna.
2. Topikal
Umumnya emulsi tipe o/w atau w/o tergantung banyak faktor misalnya sifat
zatnya atau jenis efek terapi yang dikehendaki. Sediaan yang penggunaannya
di kulit dengan tujuan menghasilkan efek lokal.
3. Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan secara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir.Contoh : Vit. A diserap cepat melalui jaringan, bila diinjeksi
dalam bentuk emulsi.
Tipe-tipe emulsi
1. Tipe emulsi o/w atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran minyak yang
tersebar atau terdispersi ke dalam air. Minyak sebagai fase internal, air
sebagai fase eksternal.
2. Tipe emulsi w/o atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran air yang tersebar
atau terdispersi ke dalam minyak. Air sebagai fase internal, minyak sebagai
fase eksternal.
Emulsi yang tidak memenuhi persyaratan
1. Creaming : terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, yaitu nagian
mengandung fase dispersi lebih banyak dari pada lapisan yang lain.
Creaming bersifat reversibel artinya jika dikocok perlahan akan terdispersi
kembali.
2. Koalesensi dan cacking (breaking) : pecahnya emulsi karena film yang
meliputi partikel rusak dan butiran minyak berkoalesensi/menyatu menjadi
fase tunggal yang memisah. Emulsi ini bersifat irreversible. Hal ini terjadi
karena :
3. Peristiwa kimia : penambahan alkohol, perubahan pH
4. Peristiwa fisika : pemanasan, pendinginan, penyaringan
5. Peristiwa biologi : fermentasi bakteri, jamur, ragi
6. Inversi fase peristiwa berubahnya tipe emulsi o/w menjadi w/o secara tiba-
tiba atau sebaliknya sifatnya irreversible.
Komponen emulsi
1. Komponen dasar yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di dalam
emulsi, terdiri atas :
2. Fase dispersi : zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam zat
cair lainnya.
3. Fase pendispersi : zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (
bahan pendukung ) emulsi tersebut.
4. Emulgator : bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.
Contoh emulgator :
5. Gom Arab : Cara Pembuatan air 1,5 kali bobot GOM
6. Tragacanth : Cara Pembuatan air 20 kali bobot tragacanth
7. Agar-agar : Cara Pembuatan 1-2% agar-agar yang digunakan
8. Condrus : Cara Pembuatan 1-2% condrus yang digunakan
9. CMC-Na : Cara Pembuatan 1-2% cmc-na yang dihunakan
Emulgator alam
1. Kuning telur : Cara Pembuatan emulsi dengan kuning telur dalam mortir luas
dan digerus dnegan stemper kuat-kuat, setelah itu dimasukkan minyaknya
sedikit demi sedikit, lalu diencerkan dengan air dan disaring dengan kasa.
2. Adeps lanae
3. Emulgator mineral
4. Magnesium Aluminuin Silikat ( Veegum ) : Cara Pembuatan diapaki 1%
5. Bentonit : Cara Pembuatan 5% bentonit yang digunakan
Emulgator buatan/sintesis
1. Tween : Ester dari sorbitan dengan asam lemak disamping mengandung
ikatan eter dengan oksi etilen, berikut macam-macam jenis tween :
2. Tween 20 : Polioksi etilen sorbitan monolaurat, cairan seperti minyak.
3. Tween 40 : Polioksi etilen sorbitan monopalmitat, cairan seperti minyak.
4. Tween 60 : Polioksi etilen sorbitan monostearat, semi padat seperti minyak.
5. Tween 80 : Polioksi etilen sorbitan monooleat, cairan seperti minyak.
2. Span : Ester dari sorbitan dengan asam lemak. Berikut jenis span :
3. Span 20 : Sorbitan monobiurat, cairan
4. Span 40 : Sorbitan monopulmitat, padat seperti malam
5. Span 60 : Sorbitan monooleat, cair seperti minyak
6. Komponen Tambahan yaitu bahan tambahan yang sering ditambahkan ke
dalam emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya : pewarna,
pengaroma, perasa, dan pengawet
Metode Pembuatan Emulsi
Metode GOM kering 4:2:1
~ GOM dicampur minyak sampai homogen
~ Setelah homogen ditambahkan 2 bagian air, campur sampai homogen
Metode GOM basah
~ GOM dicampur dengan air sebagian
~ Ditambahkan minyak secara perlahan, sisa air ditambahkan lagi
Metode botol
~ GOM dimasukkan ke dalam botol + air, dikocok
~ Sedikit demi sedikit minyak ditambahkan sambil terus dikocok.
(Ansel, Howard. 2005)
` Stabilitas Emulsi
Jika didiamkan tidak membentuk agregat
Jika memisah antara minyak dan air jika dikocok akan membentuk emulsi
lagi
Jika terbentuka gregat, jika dikocok akan homogen kembali.
1. Penggunaan Sediaan
Sediaan Oleum Iecoris yang akan dibuat adalah emulsi peroral, Emulsi
adalah system dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan
lain dalam bentuk tetesan kecil.
Efek Samping Pada over dosis dapat berupa perpanjangan waktu pendarahan
berhubung penghambatan penggumpalan pelat darah. Pada dosis tinggi,
senyawa ini dapat menimbulkan pendarahan dihidung.
1. Dosis Obat
Suplemen diet bagi bayi untuk mencegah rakhitis dosis 10 mg / hari 3 – 4 dd
500 mg asam lemak ( EPA + DHA ) selama kehamilan dan laktasi 1 dd 200
mg; untuk pevensi umum 1 dd 100 mg.
BAB II
ISI
1. MONOGRAFI
3. Asam Benzoat
Struktur kimia :
Kelarutan :Sukar larut dalam air, larut dalam lebih kurang 350
bagian etanol (95%)p , dalam 8 bagian kloroform p dan dalam 3 bagian eter
p.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4. Asam Askorbat
Struktur kimia :
pH : 3 dan pH 6.
5. Aquadest
1. FORMULA LENGKAP
Asam Benzoat
= 0. 15 gram
PGA = x 30 g = 10 gram
Esensi jeruk = 5 ml
Aquadest ad 100 ml
1. PERHITUNGAN BAHAN
2. Oleum Lecoris 30 gram
3. PGA 10 gram
4. Asam benzoate 15 gram
5. Asam askorbat 10 gram
6. Aquadest ad 100 ml
7. Aquadest untuk melarutkan PGA 15 ml
1. PROSEDUR KERJA
2. Disediakan alat dan bahan
3. Disetarakan timbangan
4. Ditimbang semua bahan dan ditara botol ad 100 ml tandai
5. Dipanaskan aquadest yang digunakan untuk melarutkan PGA
6. Setelah panas, dimasukan aquadest tersebut kedalam mortar. Tunggu hingga
PGA mengembang, herus homogen( hingga terbentuk musilago yang kental
dan jernih)
7. Ditambahkan minyak ikan sedikit demi sedikit hingga terbentuk korpus
emulsi
8. Dilarutkanasam benzoate, dan asam askorbat masing-masing menggunakan
aquadest, gerus homogen
9. Lalu ditambahkan masing- masing larutan tersebut kedalam mortar, Gerus
homogeny
10. Diamkan kedalam botol obat. Ad aquadest hingga tanda 100 ml
11. Dikocok homogen
1. HASIL EVALUASI
Organoleptik
Rasa : Jeruk
Bau : Kuning
BAB III
PENUTUP
1. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, praktikan membuat sedian obat dalam bentuk Emulsi
Minyak ikan. Emulsi sendiri ialah sistem dua fase yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan pembawa yang membentuk butiran-butiran kecil dan
distabilkan dengan zat pengemulsi/surfaktan yang cocok. Minyak
ikan mengandung asam lemak – omega ( EPA, DHA ) yang bekerja anti
tumor karena mendesak arachidonat dari membrane sel dan membentuk
prostaglandin baik ( dari tipe E1 dan E3 ) tanpa efek stimulasi tumor. Minyak
ikan berkhasiat melindungi pasien jantung terhadap mati mendadak akibat
infrak jantung sekunder, DHA melindungi terhadap diabetes, menurut
perkiraan DHA membuat membran sel lebih cair ( liquid ) sehingga menjadi
peka bagi daya kerja insulin dan efeknya. Insulin bekerja lebih efektif dan
nilai glukosa menurun. Asam omega 3 memiliki sejumlah khasiat yaitu anti
radang yang dapat menstimulasi pertumbuhan tumor, anti trombosit,
memperbaiki efek insulin, menurunkan trigliserida darah, memperbaiki
perkembangan saraf otak dan fungsinya terutama janin dan bayi. Pada
pembuatan emulsi minyak ikan ini, menggunakan bahan-bahan diantarany
Oleum Lecoris, PGA, Asam sitrat, Asam benzoate, Asam askorbat,dan
Aquadest. Namun Asam sitrat penggunaannya digantikan dengan
menggunakan Essence Jeruk, Hal ini dikarenakan keterbatasannya bahan.
1. Organoleptik
Rasa : Jeruk
Bau : Kuning
1. KESIMPULAN
Sediaan yang dibuat dalam praktikum ini dalam bentuk Minyak ikan
Minyak ikan berkhasiat melindungi pasien jantung terhadap mati mendadak
akibat infrak jantung sekunder, DHA melindungi terhadap diabetes, menurut
perkiraan DHA membuat membran sel lebih cair ( liquid ) sehingga menjadi
peka bagi daya kerja insulin dan efeknya. Insulin bekerja lebih efektif dan
nilai glukosa menurun. Asam omega 3 memiliki sejumlah khasiat yaitu anti
radang yang dapat menstimulasi pertumbuhan tumor, anti trombosit,
memperbaiki efek insulin, menurunkan trigliserida darah, memperbaiki
perkembangan saraf otak dan fungsinya terutama janin dan bayi
Hasil Evaluasi dari sediaan obat ini adalah
1. Organoleptik
Rasa : Jeruk
Bau : Kuning