Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAMPINGAN K-13
A. Pendahuluan
Kurikulum 2013 menghendaki proses pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik (Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan dan
Mencipta), menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk
semua mata pelajaran, Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu
(discovery learning). Di dalam proses penilaian yang diukur dalam kurikulum 2013
adalah tingkat berpikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi, sedangkan proses
pembelajarannya salah satunya menekankan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir
kreatif merupakan bagian dari berpikir tingkat tinggi (Higher OrderThinking Skills
(HOTS)).
Untuk dapat mengembangkan proses pembelajaran yang mendukung
peningkatan berpikir kreatif, maka guru dituntut untuk mampu mengembangkan
instrument penilaian berbasis HOTS. DDTK Penilaian Berbasis HOTS ini akan
membahas penilaian pendidikan secara umum dengan lebih ditekankan pada
penyusunan instrument penilaian berbasis HOTS.
B. Indikator Keberhasilan
a. Menjelaskan analisis butir soal secara kualitatif
b. Menjelaskan analisis butir soal secara kualitatif
c. Menjelaskan validitas butir
d. Menjelaskan reliabilitas butir
e. Menjelaskan tingkat kesukaran butir
f. Menjelaskan daya pembeda butir
g. Melakukan analisis butir dengan aplikasi
C. Uraian Materi
_ _
𝑋𝑖 − 𝑋𝑡 𝑝𝑖
rbis(i) = √𝑞
𝑆𝑡 𝑖
Keterangan:
Rbis(i) = koefisien korelasi biserial antara skor butir soal no ke-I
_ dengan skor total
Xi = rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir
_ soal nomor i
Xt = rata-rata skor total semua responden
St = standar deviasi skor total semua responden
pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i
qi = proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i
Setelah didapatkan nilai r hitung, kemudian kita bandingkan dengan r tabel (ada
pada lampiran). Kemudian pemaknaannya adalah, jika rhitung > rtabel, maka
instrumen tersebut valid.
Contoh 4.5
Data hasil uji coba 7 butir soal pada 10 responden adalah sebagai berikut:
nomor 1 2 3 4 5 6 7
rbis(i) 0.704 0.57 0.66 0.81 0.76 0.75 0.54
r tabel 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63
Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa butir soal nomor 2 dan 7 tidak valid,
sedangkan yang lainnya semuanya valid
∑ 𝑥𝑦
rxy =
√(∑ 𝑥 2 )(∑ 𝑦 2 )
Dengan,
rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
_ _
(x = X - .X dan y = Y – Y)
∑ 𝐱𝐲 : jumlah perkalian antara x dan y
𝑥2 : kuadrat dari x
𝑦2 : kuadrat dari y
Contoh 4.6
Misal X adalah nilai matematika pada suatu ulangan semester 1 kelas IX dan Y
adalah nilai matematika pada ujian akhir kelas IX. Akan dicari validitas dari
ujian tersebut.
No Nama X Y x y x2 y2 xy
∑ 𝒙𝒚 𝟔
rxy = = = 0,802
√(∑ 𝒙𝟐 )(∑ 𝒚𝟐 ) √𝟓,𝟔 ×𝟏𝟎
rhitung = 0,802 > rtabel = 0,707, maka instrumen tersebut dengan taraf signifikansi
0,05 adalah valid.
b. Reliabelitas Butir
Reliabilitas atau keajegan suatu skor sangat penting dalam menentukan apakah
tes telah menyajikan pengukuran yang baik atau belum. Besar kecilnya reliabilitas
suatu tes ditentukan oleh besar kecilnya nilai korelasi hasil tes yang dinamakan
dengan indeks atau koefisien reliabilitas. Pada umumnya untuk menentukan
estimasi reliabilitas khususnya dalam bidang pengukuran prestasi belajar
digunakan keajegan internal, seperti formula Alpha Cronbach ataupun
Kuder-Richardson. Tinggi rendahnya koefisien reliabilitas dipengaruhi beberapa
faktor, antara lain: panjang tes, kecepatan, homogenitas belahan, dan tingkat
kesukaran (Crocker dan Algina, 1986).
Makin tinggi koefisien reliabilitas semakin baik karena kemungkinan
kesalahan semakin kecil. Tidak ada angka koefisien batas yang pasti yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah suatu koefisien
reliabilitas hasil perhitungan menunjukkan reliabel atau tidak. Batas reliabilitas
bersifat sangat relatif akan sangat tergantung pada kepentingan penilai atau
pembuat instrumen. Gronlund (1985), mengatakan bahwa koefisien reliabilitas
untuk tes buatan guru sebesar 0,6 sudah cukup memadai. Sedangkan menurut
Nunnaly (1972) dan Kaplan (1989) dikatakan bahwa koefisien reliabilitas 0,70 s/d
0,80 dikatakan cukup tinggi. Namun secara umum reliabilitas sudah dianggap
memuaskan jika koefisien reliabilitasnya = 0,70.
METODE LANGKAH
Sajikan tes yang sama sebanyak
Test-retest methods (stabilitas)
dua kali kepada peserta tes yang
Pengkuran dengan produk momen
sama dalam waktu yang berbeda
dan korelasi intra kelas
dan tentukan korelasinya.
Paralel (ekuivalen) Sajikan dua tes yang sama kepada
Pengkuran dengan produk momen peserta tes yang sama dalam
dan korelasi intra kelas waktu yang relatif tidak lama
(misalnya dua minggu).
Korelasikan kedua skor tersebut
untuk mencari korelasinya.
Sajikan satu kali tes lalu
Split-half methods (belah dua)
dibelah dua, gunakan rumus
Pengkuran dengan persamaan split-
untuk mengkorelasikan kedua
half dan Spearman Brown
belahan.
Internal consistency Berikan sekali tes, gunakan rumus
Pengukuran dengan koefisien
alpha, Kuder-Richardson (K-20 dan
K-21)
Melihat dari metode untuk memperoleh reliabilitas dari berbagai bentuk reliabilitas
di atas, sepintas metode yang dianggap paling mudah dilaksanakan adalah internal
consistency, yaitu dengan melakukan sekali tes dan menggunakan persamaan yang
ada. Internal consistency didasarkan pada korelasi antar skor jawaban pada
setiap butir tes dengan skor total (Nunnaly, 1970). Teknik ini khususnya
digunakan pada butir soal yang dikotomi seperti soal pilihan ganda.
(1)(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1 Mulida M 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1,4 1,96
2 Wahyu A 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1,4 1,96
3 Irvan
Aria A 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1,4 1,96
4 Ivan
Fajar A 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 0,4 0,16
5 Axel Eka 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 0,4 0,16
A
6 Faizana I 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 0,4 0,16
7 Christian
G.H 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 4 -2,6 6,76
8 Hilan A 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4 -2,6 6,76
9 Maulana
M 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 0,4 0,16
10 Aditya 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 -0,6 0,36
AD
Jumlah 9 9 8 9 7 8 5 7 2 2 66 0 20,4
P 0,9 0,9 0,8 0,9 0,7 0,8 0,5 0,7 0,2 0,2
Q 0,1 0,1 0,2 0,1 0,3 0,2 0,5 0,3 0,8 0,8
Pq 0,09 0,09 0,16 0,09 0,21 0,16 0,25 0,21 0,16 0,16 1,58
Tabel IV.5 Contoh Hitungan untuk KR 20
Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:
a) Menentukan proporsi peserta tes (𝑝) yang menjawab benar, yaitu dengan
∑ 𝑥𝑖
remus : 𝑝 =
𝑁
20,4
g) Menentukan standar deviasi dengan persamaan 𝑠=√ sehingga 𝑠2=
10
2,04
h) Menentukan koefisien reliabilitas dengan memasukkan angka yang
telah diperoleh, yaitu:
2
𝑘 𝑠𝑡− ∑ 𝑝𝑞
r11 = ( )
𝑘−1 𝑠𝑡2
10 2,04−1,58
r11 = ( )
10−1 2,04
r11 = 0,25054467
Dari contoh yang disajikan, nilai koefisien reliabiltas dari 10 soal yang
telah diujicobakan kepada 10 siswa adalah 0,25, sehingga soal tersebut
kurang reliabel.
𝒌 𝑴 ( 𝒌−𝑴)
r11 = (1 - )
𝒌−𝟏 𝒌𝒔𝟐𝒕
dengan,
k : jumlah butir soal
M : rata - rata skor
𝐵𝐴+𝐵𝐵
TK =
𝑁𝐴+𝑁𝐵
Dengan,
BA : jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas
BB : jumlah siswa yang men jawab benar pada kelompok bawah
NA : jumlah siswa pada kelompok atas
NB : jumlah siswa pada kelompok bawah
1. 1 40
2. 1 40
3. 1 38
4. 1 36
5. 0 35
6. 1 32 27%
7. 0 28
9. 1 27
10. 0 27
11. 1 27
… … … … …
30. 0 19
31. 0 19
32. 1 18
33. 0 17
34. 1 17
35. 0 16
36. 0 16
37. 0 13
38. 1 12
39. 0 10
40. 1 7
𝐵𝐴+𝐵𝐵 8+4
Tingkat Kesukaran (TK) = = = 0,545
𝑁𝐴+𝑁𝐵 11+11
𝐵𝐴−𝐵𝐵 8−4
Daya Pembeda (DB) = 1 =1 = 0,363
2
(𝑁𝐴+𝑁𝐵) 2
(11+11)
Interpretasi:
Tingkat Kesukaran (TK):
TK = 0 – 0,30 tingkat kesukaran soal sukar/tinggi
TK = 0,31 – 0,70 : tingkat kesukaran soal sedang
TK = 0,71 – 1,00 : tingkat kesukaran soal rendah/mudah
Kesimpulan:
Butir soal nomor 5 mempunyai tingkat kesukaran 0,545 (sedang) dan daya
pembeda 0,363 (cukup baik)
Setelah tersusun butir soal yang bagus, kemudian butir soal tersebut disusun
kembali untuk menjadi perangkat instrumen tes, sehingga instrumen tes siap
digunakan. Perangkat tes yang telah digunakan dapat dimasukkan ke dalam bank soal
sehingga suatu saat nanti bisa digunakan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Crocker, L. & Algina, J. 1986. Introduction to Classical and Modern Tes Theory.
New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Djemari Mardapi. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta:
Mitra Cendikia Offset
Gronlund, N. E., dan Linn, R. L. (1990). Measurement and evaluation in teaching. New
York: McMillian Publishing Company.
Ismul Fariks. 2007. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Siswa Kelas X MA Wahid Hasyim Sleman Dalam Pembelajaran Matematika
Dengan Pendekatan Open Ended. Yogyakarta: Skripsi pada Prodi Guruan
Mat em at i ka F akul t a s S ai nt eks U IN S una n Kal i j aga Yo g yak ar t a
Nathan, B. R. & Cascio, W. F. (1986). Technical and legal aspects in Berk, R. A. (edit.
1986). Performance assessment. Baltimore:Nunnaly, J.C. 1970. Introduction
to Psychological Measurement, International Student Edition. New York:
MacGraw Hill Book Company