Вы находитесь на странице: 1из 21

MAKALAH

“Konsep Pertumbuhan Perkembangan Anak”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak

Dosen Pembimbing: Ns Siti Nuryanti, S.Kep., M.Pd

Disusun oleh:

1. Fitriyana
2. Helda Wuri Chandra Ningtias

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR

TAHUN AJARAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Anak tepat pada
waktunya. Harapan kami sebagai penyusun yaitu agar para pembaca memahami tentang
“Konsep Pertumbuhan Perkembangan Anak”. Kami pun mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini menjadi lebih baik lagi. Kami
juga mengharapkan saran yang membangun demi tersusunnya makalah ini menjadi lebih baik
lagi.

Balikpapan, 14 Februari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 .Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

2.1 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ............................................. 3


2.2 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak ................................... 4
2.3 Tahap – Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan ........................................... 8
2.4 Perawatan Anak Ditinjau dari Tumbuh Kembang Anak .............................. 11
2.5 Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ........................................ 12
2.6 Pengaruh Hubungan Orang Tua yang Terganggu atau yang Putus
Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ....................................... 13

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 17


3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 17
3.2 Saran ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara continue yakni
pertumbuhan dan perkembangan, kedua proses ini berlangsung secara interdepedensi
yakni saling bergantung satu sama lainnya. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitaif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis sedangkan
perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial
psikologi manusia pada posisi yang harmonis didalam lingkungan masyarakat yang lebih
luas dan kompleks.

Bagi setiap makhluk hidup, sejak kelahirannya dan dalam men¬jalani kehidupan
seterusnya terdapat dasar-dasar dan pola-pola kehidupan yang berlaku umum sesuai
dengan jenisnya. Di samping itu terdapat pula pola-pola yang berlaku khusus sehubungan
dengan sifat ¬sifat individualnya. Pola-pola ini mempunyai arti yang universal yang bisa
berlaku di mana-mana. Pola kehidupan yang dimaksudkan bisa dipergunakan sebagai
patokan untuk mengenal ciri perkembangan anak¬ anak, misalnya anak-anak di Amerika,
anak-anak di Asia, dan juga bagi anak-anak di Indonesia. Itu semua karena ciri dan
sifatnya yang universal.Lingkungan dan latar belakang kebudayaan masing-masing
bangsa mempengaruhi pola pertumbuhan dan perkembangan bangsa itu, dan dengan
demikian, akan terjadi atau terbentuk karakteristik karakteristik yang menjadi pola khusus
bangsa yang bersangkutan. Di antara pola-pola khusus itu, dan bahkan antara pribadi
dengan pribadi, juga terdapat perbedaan-perbedaan tertentu. Perbedaan tersebut akan
lebih jelas apabila dibandingkan secara keseluruhan pribadi individu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud pertumbuhan dan perkembangan?
2. Apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak?
3. Apa saja tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan pada anak?
4. Bagaimana perawatan pada anak ditinjau dari tumbuh kembang anak?
5. Apa saja penilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada anak?
6. Apakah ada pengaruh hubungan orang tua yang memiliki masalah terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
2. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
anak.
3. Untuk mengetahui tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
4. Untuk mengetahui perawatan anak ditinjau dari tumbuh kembang anak.
5. Untuk mengetahui nilai-nilai terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
6. Untuk mengetahui adanya pengaruh orang tua yang memiliki masalah terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif,
sebagai akibat dari adanya pengaruh luar atau lingkungan. Pertumbuhan mengandung
arti adanya perubahan alam ukuran dan struktur tubuh sehingga lebih banyak
menyangkut perubahan fisik.
Pertumbuhan juga merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak
yang sehat, peredaran waktu tertentu (Kartono). Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan individu berupa fisik yang
bersifat kuantitatif tentunya yang dapat diukur. Hasil dari pertumbuhan
ini dapat berupa bertambah panjang tulang-tulang terutama lengan dan tungkai,
bertambah tinggi dan berat badan serta makin bertambah sempurnanya susunan tulang
dan jaringan syaraf. Pertumbuhan ini akan terhenti setelah adanya maturasi atau
kematangan pada diri individu.
2. Perkembangan
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu perubahan
fungsional yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental
sebagai hasil keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan.
Perkembangan dapat juga dikatakan sebagai suatu urutan-urutan perubahan
yang bersifat sistematis, dalam arti saling kebergantungan atau saling mempengaruhi
antara aspek-aspek fisik dan psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis.
Contoh, anak diperkenalkan bagaimana cara memegang pensil, membuat huruf-huruf
dan diberi latihan oleh orang tuanya. Kemampuan belajar menulis akan mudah dan
cepat dikuasai anak apabila proses latihan diberikan pada saat otot-ototnya telah
tumbuh dengan sempurna, dan saat untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh.
Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada
konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi. Dengan demikian
perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses bertemunya
sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai ahir hayat yang bersifaf timbulnya
adanya perubahan dalam diri individu.
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas serangkaian
perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif (E.B. Harlock). Dimaksudkan bahwa
perkembangan merupakan proses perubahan individu yang terjadi dari kematangan
(kemampuan seseorang sesuai usia normal) dan pengalaman yang merupakan
interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan
kualitatif dan kuantitatif (dapat diukur) yang menyebabkan perubahan pada diri
individu tersebut, yang berarti bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju. Contoh,

3
perubahan pengetahuan dan kemampuan anak dari yang bersifat sederhana
berkembang ke arah yang lebih kompleks Berkesinambungan merupakan ciri lain dari
perubahan yang terjadi, artinya perubahan itu berlangsung secara beraturan atau
berurutan, tidak bersifat meloncat loncat atau karena unsur kebetulan. Contoh, agar
anak mampu berlari maka sebelumnya anak harus mampu berdiri dan merangkak
terlebih dahulu.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
perkembangan yaitu merupakan perubahan individu kearah yang lebih sempurna yang
terjadi dari proses terbentuknya individu sampai akhir hayat dan berlangsung secara
terus menerus. Sebagai contoh anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat tengkurab
kemudian setelah kira-kira 7 bulan sudah bisa berdiri tapi dengan bantuan orang lain,
kemudian pada umur 9 bulan baru dapat berdiri sendiri dan mulai berjalan sedikit
demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat berjalan dengan lancar, setelah itu
dia dapat berlari-lari.Mka proses perubahan tarsebut dinamakan dengan
perkembangan.
Dari proses perkembangan dapat dikelompokan menjadi 3 aspek yaitu :
 Aspek Biologis
Aspek biologis tersebut merupakan perkembangan pada fisik individu,
contohnya : bertambahnya berat badan dan tinggi badan yantg tentunya dapat
kita ukur.
 Aspek Kognitif
Aspek kognitif meliputi perubahan kemampuan dan cara berfikir. Aspek
ini merupakan perubahan dalam proses pemikiran yang merupakan hasil dari
lingkungan sekitar. salah satunya yaitu anak mampu menyelesaikan soal
matematika.
 Aspek Psikososial
Aspek psikososial dapat diartikan bahwa aspek ini merupakan perubahan
aspek perasaan, emosi, dan hubungannya dengan orang lain. Dengan demikian
aspek psikososial merupakan aspaek perkembangan individu dengan
lingkungan sekitar atau masyarakat. Dari semua aspek tersebut yaitu aspek
biologis (fisik), aspek kognitif (pemikiran), dan aspek psikososial (hubungan
dengan masyarakat) semuanya saling mempengaruhi sehingga apabila pada
suatu aspek mengalami hambatan maka akan mempengaruhi perkembangan
aspek yang lainnya

2.2 Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang
merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

4
A. Faktor dalam (internal)
 Ras/etnik atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor
herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.

 Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh yang tinggi, pendek,
gemuk atau kurus.

 Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.

 Jenis Kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki.
Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.

 Genetik
Faktor genetic (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang
akan menjadi cirri khasnya. Faktor genetic merupakan modl dasar dalam mencapai
hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi yang terkandung di
dalam sel telur yang telah dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pmbelahan, derajat
sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, berhentinya pertumbuhan
tulang. Potensi genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan
pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetic ini.

 Kelainan Kromosom
Banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti;
sindrom Down, sindrom Turner, dll.

B. Faktor Luar (eksternal)


Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya
potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya
potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini
merupakan bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai
dari konsepsi ssampai akhir hayatnya.

5
Faktor Prenatal
 Gizi
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang
hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) atau lahir
mati dan sering menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula
menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi
baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya.

anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup di lingkungan miskin maka
akan mengalami kurang gizi dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan
menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan
ini merupakan lingkaran setan yang akan beruang dari generasi ke generasi selama
kemiskinan tersebut tidak ditanggulangi.

 Mekanis
Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma,
oligohidrmnion). Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan
oligohidramnion dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti clubfoot,
mikrognatia dan kaki bengkok. Kelainan ini tidak terlalu berat karena mungkin
terjadi pada masa kehidupan intrauterin akhir. Implantasi ovum yang salah, yang
juga dianggap faktor mekanis dapat mengganggu gizi embrio dan berakibat
gangguan pertumbuhan.

 Toksin/Zat Kimia
Beberapa obat-obatanThalidomide, phenitoin, methadone, obat-obat anti kanker
dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan. demikian pula dengan
ibu hamil yang perokok berat/peminum alcohol kronis sering melahirkan bayi berat
lahir rendah, lahir mati, cacat, atau retradasi mental.

 Endokrin
Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes melitus sering menunjukkan
kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan hiperplasia adrenal. Hiperplasia
pulau Langerhans akan mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata-rata ibu yang
melahirkan anak mongoloid dan kelainan lain umumnya lebih tinggi dibandingkan
dengan umur ibu yang melahirkan anak normal. Ini mungkin disebabkan oleh
kelainan beberapa endrokin dalam tubuh ibu yang meningkat pada umur lanjut,
walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga ikut berperan.

 Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin
seperti mikrosefali, spina bifida, retradasi mental, dan deformitas anggota gerak
kelainan congenital mata, kelainan jantung.

6
 Infeksi
Infeksi pada Trimester pertama dan kedua adalah oleh TORCH (Toksoplasma,
Rubella, Sitomegalo viris, Herpes Simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada
janin, misalnya katarak, bisu tuli, mikrosefali, retradasi mental dan kelainan
jantung congenital.

 Kelainan Imunologi
Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan
ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel daarah merah janin, kemudian
melalui plasenta masuk ke dalam peredarahan darah janin dan akan menyebabkan
hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus
yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

 Anoksia Embrio
Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta) Keadaan anoksia pada embrio dapat
mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.

 Psikologi Ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan kekerasan pada ibu hami dan lain-
lain.

 Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapt menyebabkan
jaringan otak.

Faktor Post-natal

 Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.

 Penyakit Kronis/kelainan congenital


Tuberkulosos, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retradasi
pertumbuhan jasmani.

 Lingkungan Fisik dan Kimia


Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi
sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang
baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb,
Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

7
 Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh
orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di
dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

 Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak
mengalami hambatan pertumbuhan.

 Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan
yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.

 Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh
kembang anak.

 Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga,
misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota
keluarga lain terhadap kegiatan anak. Anak yng mendapat stimulasi yang terarah dan
teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak
yang kurang.tidak mendapat stimulasi.

 Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian
halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan
terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

2.3 Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan

a.Umur 0-3 bulan


* Mengangkat kepala setinggi 45 derajat
* Menggerakkan kepala dari kanan/kiri ke tengah
* Melihat dan menatap wajah Anda
* Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
* Suka tertawa keras
* Bereaksi terkejut terhadap suara keras
* Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum
* Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak

8
b. Umur 3-6 bulan
* Berbalik dari telungkup ke telentang
* Mengangkat kepala setinggi 90 derajat
* Mempertahankan kepala tetap tegak dan stabil
* Menggenggam pencil
* Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
* Memegang tangannya sendiri
* Berusaha memperluas pandangan
* Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
* Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
* Tersenyum ketika melihat gambar/mainan yang menarik saat bermain sendiri

c.Umur 6-9 bulan


* Duduk (sikap tripoid-sendiri)
* Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
* Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
* Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya
* Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan
* Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
* Bersuara tanpa arti, misalnya mamama, bababa, papapa.
* Mencari benda/mainan yang dijatuhkan
* Bermain tepuk tangan/ciluk ba
* Bergembira dengan melempar benda
* Makan kue sendiri

d.Umur 9-12 bulan


* Mengangkat badannya ke posisi berdiri
* Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi
* Dapat berjalan dengan dituntun
* Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan/gambar yang diinginkan
* Menggenggam erat pensil
* Memasukkan benda ke mulut
* Mengulang menirukan bunyi yang didengar
* Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
* Mengeksprolasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
* Berekasi terhadap suara perlahan/bisikan
* Senang diajak bermain “ciluk ba”
* Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal

e.Umur 12-18 bulan


* Berdiri sendiri tanpa berpegangan
* Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
* Berjalan mundur 5 langkah
* Memanggil ayah dengan kata “papa”, memanggil ibu dengan kata “mama”
(tergantung mengajarinya, kalau diajari memanggilnya “ayah” ya akan panggil “ayah”

9
catatan)
* Menumpuk 2 kubus
* Memasukkan kubus di kotak
* Menunjuk apa yang didinginkan tanpa merengek/menangis, anak bisa mengeluarkan
suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu.
* Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing

f.Umur 18-24 bulan


* Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik
* Berjalan tanpa terhuyung-huyung
* Bertepuk tangan/melambai-lambai
* Menumpuk 4 buah kubus
* Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
* Menggelindingkan bola ke arah sasaran
* Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
* Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga
* Memegang cangkir sendiri, belajar makan minum sendiri

g.Umur 24-36 bulan


* Jalan naik tangga sendiri
* Dapat bermain dan menendang bola kecil
* Mencoret-coret pensil pada kertas
* Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata
* Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
* Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih
* Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika
diminta
* Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
* Melepas pakaiannya sendiri

h.Umur 36-48 bulan


* Berdiri 1 kaki 2 detik
* Melompat kedua kaki diangkat
* Mengayuh sepeda roda tiga
* Menggambar garis lurus
* Menumpuk 8 buah kubus
* Mengenal 2-4 warna
* Menyebut nama, umur, tempat
* Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan
* Mendengarkan cerita
* Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
* Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan
* Mengenakan sepatu sendiri
* Mengenakan celana panjang, kemeja, baju

10
i.Umur 48-60 bulan

* Berdiri 1 kaki 6 detik


* Melompat-lompat 1 kaki
* Menari
* Menggambar tanda silang
* Menggambar lingkaran
* Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh
* Mengancing baju atau pakaian boneka
* Menyebut nama lengkap tanpa dibantu
* Senang menyebut kata-kata baru
* Senang bertanya tentang sesuatu
* Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
* Bicaranya mudah dimengerti
* Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya
* Menyebut angka, menghitung jari
* Menyebut nama-nama hari
* Berpakaian sendiri tanpa dibantu
* Menggosok gigi tanpa dibantu
* Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu

j.Umur 60-72 bulan


* Berjalan lurus
* Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik
* Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
* Menangkap bola kecil dengan kedua tangan gambar
* Menggambar segi empat
* Mengerti arti lawan kata
* Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih
* Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya
* Mengenal angka, bisa menghitung angka 5 -10
* Mengenal warna-warni
* Mengungkapkan simpati
* Mengikuti aturan permainan
* Berpakaian sendiri tanpa dibantu

2.4 Perawatan anak ditinjau dari tumbuh kembang

a.Kebutuhan fisik-biomedis(ASUH)
Meliputi : Gizi, Perawatan dasar, Sandang, papan, Rekreasi

b.Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)


Akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan

11
c.Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Cikal bakal proses belajar, mengembangkan proses mental psikososial: kecerdasan,
keterampilan, agama moral

d.Pola Pengasuhan ikut mempengaruhi tumbuh kembang anak


1. Pola asuh Otoriter (Diktator)

kaku, diktator, memaksa anak untuk mengikuti perintah orang tua

ada hukuman fisik dan aturan tanpa penjelasan

Hasil : anak akan kurang inisiatif, kurang kreativitas dan komunikasi

2. Pola asuh Permisive (Indulgent)

serba boleh, tidak ada tuntutan & kontrol dari orang tua terhadap anak

Hasil : tidak belajar mengontrol diri, kurang kendali diri / tanggung jawab

3. Pola asuh Neglectful

tidak dipedulikan, diterlantarkan

Hasil : kemampuan anak rendah

4. Pola asuh Authoritative (Demokratis)

diberi conroh, dihargai, didorong, dibantu, penuh kasih sayang

diberikan koreksi (bukan hukuman) agar anak menjadi mandiri

Hasil : anak lebih percaya diri, mandiri, kreatif

2.5 Penilaian pertumbuhan dan perkembangan anak

a.Anamnesis

Tahap pertama adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan


perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis yang teliti
maka salah satu penyebabnya dapat diketahui.

b.Skrining gangguan perkembangan anak.

Pada tahap ini dianjurkan digunakan instrumen-instrumen untuk skrining guna


mengetahui kelainan perkembangan anak, misalnya dengan menggunakan DDST, tes IQ,
atau tes psikologik lainnya.

12
c.Evaluasi lingkungan anak

Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan
biofisikopsikososial. Oleh karena itu untuk deteksi dini, kita juga melakukan evaluasi
lingkungan anak tersebut.

d.Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak

Tes penglihatan misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi, umur
2 ½ tahun – 3 tahun dengan kartu gambar dari allen dan diatas umur 3 tahun dengan
huruf E. Juga diperiksa apakah ada tanda strabismus dan selanjutnya periksa kornea dan
retinanya. Sedangkan skrining perkembangan anak, melalui anamnesis atau
menggunakan audiometer kalau ada alatnya. Disamping itu dilakukan juga pemeriksaan
bentuk telinga, hidung, mulut dan tenggorokan untuk mengetahui adanya kelainan
bawaan.

e.Evaluasi bicara dan bahasa anak

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan anakberbicara


masih dalam batas batas normal atau tidak. Karena kemampuan berbicara
menggambarkan kemampuan SSP, endokrin, ada atau tidaknya kelainan bawaan pada
hidung, mulut dan pendengaran, stimulasi yang diberikan, emosi anak dan sebagainya.

f.Pemeriksaan fisik

Untuk melengkapi anamnesis diperlukan pemeriksaan fisik, untuk mengetahui apakah


terdapat kelainan fisik yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.misalnya
berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan, tanda tanda penyakit defisiensi dan lainnya.

g.Pemeriksaan neurologi

Dimulai dengan anamnesis masalah neurologi dan keadaan keadaan yang diduga dapat
mengakibatkan kelainan neurologi, seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia
berat dan sebagainya. Kemudian dilakukan tes neurologi yang teliti, maka dapat
membantu dalam diagnosis suatu kelainan, misalnya kalau ada lesi intrakranial, serebral
palsi, neuropati perifer, dan penyakit degeneratif lainnya.

Untuk mengetahui secara dini adanya cerebral palsi, dianjurkan menggunakan


pemeriksaan neurologi menurut milani comparetti, yang merupakan cara untuk evaluasi
perkembangan motorik dari lahir sampai umur 2 tahun.

h.Evaluasi penyakit penyakit metabolik

Salah satu penyebab gangguan perkembangan pada anak adalah disebabkan oleh
penyakit metabolik. Dari anamnesis dapat dicurigai adanya penyakit metabolik, apabila
ada anggota keluarga lainnya yang terkena penyakit yang sama. Adanya tanda tanda
klinis seperti rambut yang pirang dicurigai adanya PKU (phenylketouria), ataksia yang

13
intermitten dicurigai adanya hiperamonemia dan sebagainya. Disamping itu diperlukan
pemeriksaan penunjang lainnya sesuai dengan kecurigaan kita.

i.Integrasi dari hasil penemuan

Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut diatas, dibuat suatu kesimpulan
diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut. Kemudian ditetapkan
penatalaksanaannya, konsultasi kemana dan prognosisnya.

2.6 Pengaruh hubungan orangtua yang terganggu atau yang putus terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak

 Kenali anak anda. Seringkali kita sebagai orang tua hanya memberikan instruksi
(perintah-perintah) tanpa memperhatikan apa keinginan anak yang sesungguhnya. Hal itu
dapat membelenggu si anak. Mereka merasa tertekan dan tidak nyaman. Hal itu
cenderung berefek negatif terhadap tumbuh kembangnya. Sebaiknya, kenali anak-anak
anda, bukan cuma sekedar mengenal siapa dia, tetapi kenali sifat dan karakternya, apa
yang menjadi keinginannya, kelebihan maupun kekurangannya. Hal tersebut bisa
menjadi acuan bagaimana anda memperlakukannya. Kenali anak anda sebagai pribadi
yang unik dengan tidak membandingkannya dengan anak yang lain. Gali apa yang
menjadi kelebihannya, terima kekurangannya dan perbaiki, jangan memaksakan
kehendak pada anak. Dengan begitu anda mengajarkan bagaimana menikmati hidup pada
anak, dan ia akan tumbuh menjadi anak yang bahagia dan menyenangkan.
 Biarkan anak bebas berekspresi. Yang dimaksud membiarkan anak berekspresi di sini
bukanlah membiarkan anak melakukan apapun yang mereka sukai. Namun meberikan
ruang dan kesempatan kepada anak untuk mengeskpresikan apa yang menjadi keinginan
dan cita-citanya. Mengeskpresikan ide-ide kreatifnya, mengekspresikan suara dan
pendapatnya. Hal ini baik untuk semakin mengasah daya kreativitas anak. Anak juga
menjadi tidak tertekan, lebih bahagia, dan bisa menikmati pilihannya. Andaikan pun
pilihan anak salah, bukan berarti anda harus menghakimi anak. Jatuh dan salah adalah
salah satu proses dalam kehidupan agar bisa bermetamorfosis menjadi pribadi yang lebih
baik lagi. Intinya, anak menjadi lebih pandai, lebih berani, dan lebih tahu apa yang
diinginkannya bila ia dibiarkan untuk berekspresi. Bila anak sudah tahu apa yang
menjadi tujuan dan pilihannya, maka ia akan lebih bisa menikmati hidupnya dengan
bahagia.

 Memelihara keharmonisan Ayah dan Ibu sebagai pasangan. Keharmonisan orang tua
sebagai pasangan juga berperan penting untuk mewujudkan kebahagiaan anak. Banyak
kasus anak tumbuh menjadi pribadi yang terganggu secara psikologis akibat keretakan
hubungan atau bahkan perceraian orang tua. Bila setiap hari yang disuguhkan kepada
anak adalah pertengkaran dan perselisihan orangtua tentunya hal itu pulalah yang akan
tertanam dalam diri anak dan menjadi contoh bagi anak untuk cenderung mudah
melakukan pertengkaran dan perselisihan. Kehangatan dan kebahagiaan

14
dalamkeluarga tentunya penting dan bermanfaat positif bagi perkembangan mental dan
psikologis anak.
 Menjaga kedekatan dan kehangatan hubungan orang tua-anak. Hubungan yang
dekat antara anak dan orang tua merupakan modal yang sangat penting bagi anak untuk
bisa menapaki kehidupannya ke depan. Kedekatan dan kehangatan hubungan orang tua
dan anak akan menciptakan kelancaran komunikasi antara orang tua-anak. Sehingga, saat
anak menghadapi problem dan kendala dalam hidupnya, orang tua tidak berdiri di
hadapan anak melainkan berdiri di dekat anak layaknya seorang sahabat. Adalah penting
bagi orang tua agar anaknya juga bisa menjadi sahabatnya. Bayangkan akan menjadi
lebih berbahaya bila anak cenderung lebih percaya pada temannya, dan bersikap tertutup
kepada anda karena hubungan anda dengan anak yang memang tidak dekat. Kedekatan
dan kehangatan dengan anak juga akan menumbuhkan rasa aman dalam diri anak.
Perasaan aman dan nyaman tersebut membuat anak menjadi lebih positif dan lebih
bahagia dalam hidup.
 Tunjukkan kasih dan sayang pada anak. Afeksi adalah kebutuhan mendasar manusia,
begitu juga anak-anak. Mereka membutuhkan kasih sayang terutama dari kedua orang
tuanya. Tunjukkan pada anak anda bahwa anda mencintai dan menyayangi mereka.
Misalnya, mengecup kening mereka ketika bangun tidur, dan katakan ‘I love you’.
Mereka akan tumbuh dengan rasa bahagia jika mendapatkan kasih sayang yang cukup
dari orang tuanya. Masih banyak contoh lain untuk menunjukkan kasih sayang pada anak
anda, temukanlah caranya, dan anda akan menemukan anak anda tumbuh dan
berkembang dengan sempurna.

 Banyak bermain dengan anak. Dunia anak adalah dunia bermain, untuk itu ajaklah
anak bermain bersama. Walaupun tidak setiap saat, turutilah ketika mereka mengajak
anda bermain. Hal itu membuat anak-anak anda beranggapan bahwa anda
memperhatikan mereka. Mereka merasa dicintai dan dihargai serta dibutuhkan. Itu bagus
untuk perkembangan mentalnya. Mereka akan tumbuh sehat, ceria, ceras dan bermental
sehat.

 Jaga kesehatan mental anda dan anak Anda. Menjadi orang tua itu memang tidaklah
mudah. Mendidik dan membesarkan anak bukanlah perkara yang gampang. Adalah wajar
bila terkadang ada orang tua yang merasa depresi, tertekan karena beban berat yang
dipikulnya sebagai orang tua. Belum lagi ditambah berbagai problem dalam hidup seperti
tuntutan memenuhi kebutuhan ekonomi, masalah pekerjaan atau masalah lainnya tak
jarang membuat orang tua stress. Bila memang hal tersebut yang terjadi pada anda,
segera atasi dan jangan biarkan berlarut-larut, karena hal tersebut bisa mengganggu
kesehatan mental anda dan pada akhirnya juga bisa mengganggu kesehatan mental anak
anda. Orang tua yang depresi biasanya juga tanpa sadar menerapkan pola didik/parenting
yang negatif kepada anak. Orang tua yang depresi biasanya juga cenderung akan
memperlihatkan contoh-contoh yang buruk kepada anak. Hal seperti ini tentunya akan
berpengaruh pula pada perkembangan mental anak. Sebisa mungkin jagalah selalu

15
kesehatan mental anda dan tentunya anak anda bila anda menginginkan anak tumbuh
lebih sehat, ceria dan bahagia.
 Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak. Hormat di sini bukan
berarti bersikap sopan secara lahir akan tetapi selain ketegasan kedua orang tua, mereka
harus memperhatikan keinginan dan permintaan alami anak-anak. Saling menghormati
artinya dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif berkaitan dengan kepribadian
dan perilaku mereka serta menciptakan iklim kasih sayang dan keakraban, dan pada
waktu yang bersamaan kedua orang tua harus menjaga hak-hak hukum mereka yang
terkait dengan diri mereka dan orang lain. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya
mereka juga mau menghormati sesamanya.
 Mewujudkan kepercayaan. Menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anak-
anak berarti memberikan penghargaan dan kelayakan terhadap mereka, karena hal ini
akan menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam bersikap. Kepercayaan
anak-anak terhadap dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah untuk menerima
kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri mereka. Mereka percaya diri dan yakin
dengan kemampuannya sendiri. Dengan membantu orang lain mereka merasa
keberadaannya bermanfaat dan penting.
 Mengahargai pendapat anak. Ketika anak anda melawan atau berbeda pendapat ketika
menasehatinya, jangan lantas memarahinya. Coba selami apa yang dikatakannya, cari
tahu apa yang mendasari pendapatnya dan maksudnya. Ketika sudah menemukan apa
yang melatar belakanginya, anda bisa dengan mudah menemukan solusi yang tepat untuk
kebaikan bersama. Ketika anda tidak memarahinya ketika berbeda pendapat, secara tidak
langsung anda mengajarinya untuk menghargai pendapat orang lain. Dan tentu saja ia
merasa lebih dihargai oleh anda selaku orang tuanya.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif,
sebagai akibat dari adanya pengaruh luar atau lingkungan. Pertumbuhan
mengandung arti adanya perubahan alam ukuran dan struktur tubuh sehingga lebih
banyak menyangkut perubahan fisik.
Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal
bertambahnyaukuran fisik, terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat
pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi
hingga dewasa, dan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti
proses kematangan. Ciri-ciri perkembangan dapat dirincikan yaitu; terjadinya
perubahan dalam aspek fisik dan aspek psikis, terjadinya perubahan dalam
proporsi, lenyapnya tanda-tanda yang lama, diperolehnya tanda-tanda yang baru,
memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang
sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna, dan perkembangan
setiap individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda.

3.2 Saran
Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini kiranya dapat
memberikan saran/kritik serta masukan yang berarti pada perbaikan selanjutnya
supaya makalah ini menjadi makalah yang sempurna.

17
DAFTAR PUSTAKA

Aziz,A. Halimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Catatan ketiga-


Jakarta ; Salemba Medika, 2008

Gaffa, JL, 1999: 2. Pengantar keperawatan profesional

Haryanto. Konsep Dasar Keperawatan Dengan Pemetaan Konsep- Jakarta ;


Salemba Medika, 2007

https://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/konsep-dasar-proses-keperawatan/

https://yenibeth.wordpress.com/2008/05/31/proses-keperawatan-introduction-1/

Kusnanto, S.Kep, M.Kes, Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional–


Jakarta; EGC, 2004

Kusnanto, S.Kep, M.Kes, Materi Seminar Nanda NIC NOC dalam Kurikulum
Pendidikan Ners 2010

Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep. Buku Ajar Pendidikan Dalam


Keperawatan,Jakarta; EGC, 2009

Nursalam, 2001, Proses & Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktek,


Salemba Medika, Jakarta.

Nursalam, 2001, Proses & Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktek,


Salemba Medika, Jakarta.

18

Вам также может понравиться