Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pendahuluan
Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak menuntut masyarakatnya
untuk mampu menyimak berbagai informasi dengan cepat dan tepat, baik melalui berbagai
media, radio, televisi, telepon, internet maupun melalui tatap muka secara langsung. Berbagai
lembaga baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, untuk memecahkan masalah, sering
mendatangkan para pakar yang sesuai dengan bidang informasi yang dibutuhkannya. Pemecahan
masalah itu melalui berbagai kegiatan seperti rapat, seminar, diskusi, ceramah, debat,
simposium, dsb.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering pula harus menyimak, berita, cerita,
pengumuman, laporan, dan sebagainya. Namun, tidak semua orang mampu menyimak dengan
baik, pasdahal kemajuan masyarakat sangat tergantung pada kemampuan menyimak berbagai
informasi anggota masyarakatnya. Jika seseorang banyak mendapatka informasi berarti orang itu
meningkatkan pengetahuan, dan banyak pengetahuan berarti meningkatkan daya pikir.
Oleh karena itu, penyimak perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang hal-hal
yang berhubungan dengan materi simakan, artinya ia harus sering berlatih menyimak. Dengan
demikian, berhasil tidaknya keterampilan siswa menyimak tidak lepas dari upaya guru dalam
meningkatkan proses pembelajarannya. Hal ini dapat dilihat dari kepentingan keterampilan
menyimak terhadap keterampilan bahasa yang lainnya, yakni: (1) keterampilan menyimak
merupakan dasar yang cukup penting untuk keterampilan berbicara. Ada yang berbicara harus
ada yang menyimak atau sebaliknya, keduanya saling membutuhkan, (2) keterampilan
menyimak juga merupakan dasar bagi keterampilan membaca atau menulis, petunjuk-petunjuk
disampaikan melalui bahasa lisan . Ini berarti mereka harus menyimak, (3) keterbatasan
penguasaan kosakata pada saat menyimak akan menghambat kelancaran membaca dan menulis.
Berikut ini diuraikan secara singkat hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran
menyimak yaitu: (1) Ciri-ciri penyimak yang baik, (2) Jenis-jenis menyimak, (3) Tahap-tahap
menyimak, (4) Faktor yang mempengaruhi menyimak (5) Kendala dalam menyimak, (6)Teknik
pembelajaran menyimak, (7) Materi menyimak SMP menurut Kurikulum 2004, (8) Penilaian
menyimak.
1. Bersikap objektif terhadap bahan simakan. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh
hal-hal di luar kegiatan menyimak, seperti pembicara, ruang, suasana, sarana, dan prasarana.
2. Bersikap kooperatif, penyimak harus bersia untuk bekerja sama dengan pembicara untuk
keberhasilan komunikasi.
3. Bahan simakan harus komunikatif, berupa konsep, gagasan, dan informasi yang jelas.
Jenis-jenis Menyimak
Secara garis besar, Tarigan (1983;22) membagi menyimak menjadi dua jenis yakni:
(1)menyimak ekstensif dan (2) menyimak intensif.
1. Menyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti: menyimak radio, televisi, ercakapan orang di pasar, pengumuman, dan
sebagainya.Ada beberapa jenis kegiatan menyimak ekstensif, antara lain: (a)menyimak
sekunder yang terjadi secara kebetulan, (b) menyimak sosial yaitu menyimak masyarakat
dalam kehidupan sosial, di pasar, di kantor pos, dan sebagainya, (c) menyimak estetika,
ersifat apresiatif, dan (d) menyimak pasif, dilakukantanpa upaya sadar. Misalnya, seseorang
mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam kurun waktu dua atau tiga tahun berikutnya
orang itu sudah dapatberbahasa daerah tersebut.
2. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-
sungguh, penuh konsentrasi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Menyimak intensif
ini memiliki ciri-ciri yang harus diperhatikan, yakni: (a) menyimak intensif adalah menyimak
pemahaman, (b) menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi, (c) menyimak intensif
ialah memahami bahasa formal, (d) menyimak intesiof diakhiri dengan reproduksi bahan
simakan. Jenis-jenis menyimak intensif terdiri atas: (a)menyimak kritis, (b) menyimak
konsentratif, (c) menyimak eksploratif, (d) menyimak interogatif, (e) menyimak selektif, dan
(f) menyimak kreatif.
Tahap-tahap Menyimak
Dalam kegiatan menyimak ada tahapan yang harus dilakukan oleh penyimak agar penyimak
benar-benar memahami informasi yang disimaknya. Tahapan itu adalah: (a) tahap mendengar,
(b) tahap memahami, (c) tahap menginterpretasi, dan (d) tahap mengevaluasi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan keterampilan menyimak seperti
berikut ini.
2. Bertindaklah responsif
3. Cegahlah gangguan-gangguan
Russel dan Black dalam Tarigan (1990: 82-86) ada beberapa kendala dalam menyimak, seperti
berikut ini.
1. Keegosentrisan
7. Kebingungan semantik.
Teknik simak-ulang ucap digunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa dengan pengucapan
atau lafal yang tepat dan jelas. Gurui dapat mengucapkan atau memutar rekaman buyi bahasa
tertentu seperti fonem, kata, kalimat, idiom, semboyan, kata-kata mutiara, dengan jelas dan
intonasi yang tepat. Siswa menirukan. Teknik ini dapat dilakukan secaea individual, kelompok,
dan klasikal.
Untuk menyimak kalimat yang panjang siswa perlu mencari kalimat intinya. Kalimat inti itu
dapat dicari melalui beberapa kata kunci. Kata kunci itulah yang mewakili pengertian kalimat.
3. Parafrase
Guru menyiapkan sebuah puisi dan dibacakan atau diperdengarkan. Setelah menyimak siswa
diharapkan dapat menceritakab kembali isi puisi tadi dengan kata-katanya sendiri.
4. Merangkum
Guru menyiapkan bahan simakan yang cukup panjang. Materi itu disampaikan secara lisan
kepada siswa dan siswa menyimak. Setelah selesai menyimak siswa disuruh membuat
rangkuman.
Setiap paragraf dalam wacana minimal mengandung dua unsur Yaitu: (a) kalimat tipok, (b)
kalimat pengembang. Posisi kalimat topik dapat di awal, tengah, dan akhir.Setelah menyimak
paragraf siswa disuruh mencari kalimat topiknya.
6. Menjawab Pertanyaan
Untuk memahami simakan yang agak panjang, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat menggali pemahaman siswa.
7. Bisik Berantai
Suatu pesan dapat dilakukan secara berantai. Mulai dari guru membisikkan pesan kepada siswa
pertama dan dilanjutkan kepada siswa berikutnya sampai siswa terakhir. Siswa terakhir harus
mengucapkannya dengan nyaring. Tugas guru adalah menilai apakah yang dibisikkan tadi sudah
sesuai atau belum. Jika belum sesuai, bisikan dapat diulangi, jika sudah sesuai bisikan dapat
diganti dengan topik yang lain.
8. Menyelesaikan Cerita
Guru memperdengarkan suatu cerita sampai selesai. Setelah siswa selesai menyimak, guru
menyuruh seseorang untuk menceritakan kembali dengan kata-katanya sendiri. Sebelum selesai
bercerita, guru menghentikan cerita siswa tadi dan menggantikan dengan siswa lain yang
bertugas menyelesaikan cerita kawannya, begitu seterusnya sehingga cerita itu berakhir seperti
yang disimaknya.
Berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran menurut Kurikulum 2004 untuk SMP,
materi pembelajaran keterampilan menyimak adalah sebagai berikut:
A. menyimak berita,
B. menyimak wawancara,
E. menyimak dialog.
Berikut disajikan contoh model pembelajaran menyimak dengan materi dan teknik
penyajiannya.
A. Menyimak Berita
Berita merupakan kabar atau informasi yang disampaikan kepada orang lain. Penyampaian
berita dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis baik langsung atau melalui berbagai media.
Untuk pembelajaran menyimak, bahan simakan berita dapat diambil secara langsung dari
penutur atau pembicara, diskusi, seminar,dsb., dan dapat pula diambil dari media radio, televisi,
dsb.
c. memberi tanggapan.
Untuk penilaian menyimak berita, dapat dilihat dari (1) aspek kebahasaan yang terdiri atas
indikator (a) nada/irama, (b) diksi, (c) struktur kalimat, dan (2) aspek nonkebahasaannya dengan
indikatiornya: (a) penguasaan topik, (b) keberanian, (c) penalaran, dan (d) gerak/mimik. Masing-
masing indikator diberi nilai/skor.
B. Menyimak Wawancara
Pembelajaran menyimak wawancara dapat dilakukan secara langsung atau dari rekaman
kaset atau video. Setelah siswa menyimak, siswa ditugasi untuk memahami isi wawancara itu
dengan cara berikut:
!. Aspek kebahasaan :
(a) menghormati
(b) menghargai
(c) kritis
Laporan dari berbagai kegiatan memiliki ragam dan gaya bahasa berbeda-beda sesuai
dengan jenis atau macam yang dilaporkan. Untuk laporan perjalanan (sesuai dengan Kurikulum
2004) biasanya sangat bersifat subjektif. Oleh karena itu biasanya laporan perjalanan memiliki
diksi yang sangat bervariasi menurut pelapornya.
Materi simakan yang disajikan harus dipilih yang menarik dan tidak membosankan,
sehingga siswa dapat mengikuti alur dan memahami isi laporan itu.
1. Aspek kebahasaan:
(a) menghargai
(b) kesungguhan
(c) kritis
Masing-masing aspek dan indikator diberi nilai dan skor yang sudah ditentukan.
D. Menyimak Pidato
Menyimak pidato adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi dan juga menambah
wawasan. Dengan bertambahnya pengetahuan dan wawasan seseorang akan lebih mampu
berpikir dan bertindak.
Materi pidato dapat diambil secara langsung maupun melalui rekaman kaset atau video.
Supaya simakan menarik perhatian siswa, sebaiknya materi memiliki persyaratan antara lain: (a)
menarik, (b) aktual, (c) bahasanya komunikatif. Setelah siswa menyimak tugas siswa selanjutnya
adalah :
Penilaian menyimak pidato ini dapat dilakukan dengan melihat kemampuan siswa
memahami pidato lewat aspek kebahasaan dan nonkebahasaan.
E. Menyimak Dialog
Tujuan menyimak dialog adalah siswa dapat memahami isi dialog baik yang tersurat
maupun yang tersirat. Materi simakan dialog dapat diambil secara langsung atau rekaman. Agar
menarik perhatian siswa, topik dialog bersifat aktual.
Penilaian menyimak dialog dapat dilakukan dengan melihat kemampuan siswa melalui:
A. Aspek kebahasaan:
(c) vokalisasi
(a) menghargai
(b) konsentrasi/kesungguhan
(c) kritis
(d) penalaran
Masing-masing aspek dan indikator diberi nilai dan skor yang sudah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP. Jakarta: Depdiknas.
_____. 2004. “Bahasa Sastra Indonesia Keterampilan Menyimak”. Bahan Pelatihan Terintegrasi
Berbasis Kompetensi Guru SMP. Jakarta:Depdiknas.
Kamijan dan Suyono. 2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Pelajaran Menyimak.
Jakarta: Depdiknas.
Nurhadi dan Agus Gerald Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan
Bandung: Angkasa.