Вы находитесь на странице: 1из 9

RENCANA KUNJUNGAN RUMAH PADA KELUARGA

KLIEN TN. J DENGAN GANGGUAN PERSEPSI


SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN
RSJ Dr. SOEHARTO HEERDJAN
RUANG ELANG II

DISUSUN OLEH :
SITI HASNA ALAWIYAH
18170000066

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JAKARTA
2018
RENCANA KUNJUNGAN RUMAH

A. Identitas pasien
Inisial klien : Tn. J
Usia : 19 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Nomor RM : ...............................................................
Masuk RSJSH : ...............................................................
Nama Penanggung Jawab : ..............................................................
Alamat : ..............................................................
Tanggal kunjungan : ..............................................................
Diagnosa Keperawatan : Gangguan sensori persepsi: halusinasi

B. Tujuan kunjungan rumah


1. Tujuan Umum
Keluarga dapat menerima dan merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa dan menjadi sistem pendukung yang efektif
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan informasi kepada keluarga tentang perkembangan kondisi
klien selama dirumah sakit
b. Memvalidasi data dan melengkapi data yang diperoleh dari klien dan data
sekunder (Rekam Medik ) mengenai:
1) Alasan masuk atau dirawat di Rumah Sakit
2) Faktor predisposisi dan presipitasi
3) Genogram keluarga
4) Persepsi keluarga terhadap penyakit yang diderita klien
5) Suport sistem keluarga
c. Melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan diagnosa
keperawatan terkait dengan Tn. J dan 5 tugas perkembangan keluarga.
1) Keluarga mampu mengenal masalah yang dapat menyebabkan klien
mengalami gangguan jiwa (Isolasi Sosial, gangguan persepsi sensori
halusinasi dan Resiko perilaku kekerasan)
2) Keluarga mampu mengambil keputusan dalam melakukan perawatan
terhadap klien.
3) Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap klien yang sakit di
rumah.

1
4) Keluarga dapat mengidentifikasi support sistem yang ada di keluarga
dan memodifikasi lingkungan yang terapeutik yang ada di masyarakat.
5) Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat.
d. Melakukan pendidikan kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan yang
ditemukan
e. Memotivasi pihak keluarga untuk melajutkan perawatan ketika klien
sudah pulang dari runah sakit.
f. Mengkaji keadaan rumah dan lingkungan sekitar.

C. Rencana tindakan keperawatan


1. Orientasi
a. Salam dan perkenalan
Memperkenalkan diri dengan terlebih dulu memberi salam dan menjelaskan
bahwa perawat merupakan mahasiswa dari STIKIM yang sedang praktek di
RSJ Dr. Soeharto Heerdjan (RSJSH) Jakarta di ruang Elang II dan
merupakan perawat praktek yang merawat klien selama 2 minggu.
Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu bila keluarga bisa menerima
kedatangan mahasiswa.
“Selamat pagi Ibu, perkenalkan nama saya adalah Siti Hasna Alawiyah
biasanya saya cukup di panggil Hasna, saya adalah mahasiswa keperawatan
STIKIM Jakarta. Saya ditugaskan oleh Rumah Sakit Jiwa Soeharto
Heerdjan untuk melakukan kunjungan rumah pasien yang bernama Tn. J
maksud dan tujuan kunjungan rumah ini adalah untuk membantu proses
keperawatan Tn. J melalui pengumpulan data lengkap, selain itu, untuk
memberikan informasi kepada Ibu mengenai kondisi perkembangan Tn. J
selama di rawat di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan, Grogol.”
b. Validasi
Mengkaji dan menvalidasi data tentang klien antara lain: alasan klien
dibawa ke RSJSH., faktor predisposisi dan presipitasi, genogram,
psikososial dan lingkungan, persepsi keluarga tentang penyakit klien, sistem
pendukung di keluarga, usaha-usaha yang telah dilakukan keluarga, serta
kendala keluarga dalam merawat klien dirumah dan mendiskusikan dengan
keluarga hal-hal yang dapat dilakukan dirumah.
“Ibu, apakah sebelumnya Tn. J pernah mengalami sakit seperti ini?, selama
sakit tersebut, apakah Tn. J dirawat di RSU atau RSJ?, untuk saat ini Tn. J
dibawa ke RSJ. Soeharto Heerdjan untuk menerima perawatan, bagaimana
prosesnya hingga Ibu memutuskan Tn. J dirawat di Grogol dan
membawanya?, apa yang telah terjadi pada Tn. J sebelumnya?, Tn. J
mempunyai saudara berapa? Tn. J anak ke berapa?, saat dirumah, siapa

2
orang terdekat dengan Tn. J?, Bagaimana hubungan antara Tn. J dengan
anggota keluarga di rumah dan masyarakat sekitar sini?, siapakah orang
dalam keluarga yang dekat dengan Tn. J? apakah Tn. J pernah atau sering
cerita kepada keluarga tentang masalahnya yang sedang atau telah
dialaminya? Menurut Ibu, gangguan yang sedang dialami Tn. J ini
bagaimana? Sebelum dirawat di Grogol, apa yang telah dilakukan atau
diberikan keluarga untuk Tn. J dalam proses kesembuhannya? Kendala apa
yang dialami oleh keluarga dalam memberikan perawatan kepada Tn. J?
apakah bapak Ibu pernah menjenguk Tn. J di RSJ. Soeharto Heerdjan
selama Tn. J dirawat disana?, kapan terakhir Ibu menjenguk Tn. J
belakangan ini selama di RSJ. Soeharto Heedjan?.”
c. Kontrak
Mahasiswa dan keluarga membuat kesepakatan tentang topik yang akan
dibicarakan terkait dengan masalah keperawatan dan perkembangan kondisi
klien dan waktu yang diperlukan untuk membicarakan masalah klien serta
memilih tempat yang nyaman bagi keluarga dan perawat untuk berbincang-
bincang dan berdiskusi
“Apa Ibu tidak keberatan jika saya berada disini kurang lebih satu jam
untuk mendiskusikan tentang perkembangan Tn. J selama dirawat di RSJ
Soerhato Heerdjan dan memberitahukan kepada keluarga bagaimana cara
merawat Tn. J saat Tn. J pulang kerumah nanti.”
2. Kerja
a. Tindakan keperawtan sesuai dengan diagnosa keperawatan
Diagnosa I:
Perubahan sensori persepsi: halusinasi dengar
Tuk 4 : Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya
Tindakan Keperawatan
Mendiskusikan dengan keluarga tentang :
 Pengertian halusinasi
 Jenis halusinasi yang dialami oleh klien
 Tanda dan gejala halusinasi
 Cara berkomunikasi
 Pemberian obat
 Pemberian aktivitas kepada klien
 Sumber pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau
SP 1 Keluarga :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi dan jenis halusinasi yang
dialami pasien beserta proses terjadinya
 Pengertian halusinasi

3
 Gejala halusinasi yang dialami klien
 Jenis halusinasi
 Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutuskan halusinasi
3. Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
SP 2 Keluarga :
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi
di rumah, beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian
bersama
SP 3 Keluarga :
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2. Menjelaskan follow-up pasien setelah pulang kapan perlu mendapat bantuan:
halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai orang lain

Diagnosa 2:
Isolasi sosial
Tuk 6 : Klien dapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
Tindakan Keperawatan
Mendiskusikan dengan keluarga tentang :
 Untuk mengatasi perilaku menarik diri
 Potensi keluarga untuk membantu klien membatasi perilaku klien menarik diri
 Menjelaskan pada keluarga tentang pengertian,tanda dan gejala, penyebab dan
akibat, dan cara merawat klien menarik diri
 Melatih keluarga cara klien menarik diri
 Menanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan
 Memberi motifasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi
 Memberi pujian pada kelurga atas keterlibatannya pada klien dirumah sakit
 Sumber pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau
SP 1 Keluarga:
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien
beserta proses terjadinya
 Perilaku menarik diri
 Penyebab perilaku menarik diri
 Akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial

4
SP 2 Keluarga
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
2. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat langsung kepada pasien isolasi
social
SP 3 Keluarga
1. Membantu kelaurga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
3. Beri reinforcement atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga

Diagnosa 3
Resiko perilaku kekerasan: mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tuk 8 : Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku kekerasan
Tindakan Keperawatan
Mendiskusikan dengan keluarga tentang :
 Pentingnya peran serta keluarga sebagai pengukung klien untuk mengatasi
perilaku kekerasan
 Potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan
 Jelaskan pengertian, penyebabmakibat dan cara merawat klien perilaku
kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga
 Peragakan cara merawat klien ( Menangani perilaku kekerasan )
 Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang
 Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan
 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan
- Cara berkomunikasi
- Pemberian obat
- Pemberian aktivitas kepada klien
 Sumber pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau
SP 1 Keluarga
1. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
2. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
3. Menjelaskan pengertian PK, tanda dan gejala serta proses terjadinya PK
4. Menjelaskan cara merawat pasien dengan PK
SP 2 Keluarga
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan PK
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien PK
SP 3 Keluarga
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

5
b. Tindakan keperawatan untuk keluarga
“Baiklah Ibu, saya akan menjelaskan dan menceritakan tentang kondisi atau
keadaan terakhir yang sedang dialami oleh Tn. J, saat ini Tn. J sudah kooperatif
saat komunikasi, baik dengan teman-temannya disana dan para perawatan yang
memberikan perawatan disana, Tn. J sudah dapat mengendalikan isolasi sosialnya
dengan cara melakukan jadwal kegiatan yang sudah ditentukan oleh klien sendiri
dan perawat.”

“saat ini Tn. J sedang mengalami Isolasi Sosial, gangguan sensori persepsi
halusinasi dan resiko perilaku kekerasan.”

“Saya akan menjelaskan satu persatu gangguan yang sedang dialami Tn. J
tersebut, kita mulai dari gangguan Isolasi Sosial.” dinamakan perilaku menarik
diri. Ibu bisa tidak menceritakan awal munculnya menarik diri Tn. J? Nah Ibu
tahu tidak apa yang menyebabkan menarik diri? Ya....Betul....Salah satunya
adalah cemas, perpisahan dengan orang yang berarti, kekerasan dalam keluarga,
serta hubungan yang kurang harmonis. Bila Tn. J mengalami menarik diri
diskusikan dengan pasien tentang keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan
orang lain dan anjurkan pasien berkenalan

“Ibu apa yang sudah saya jelaskan tadi adalah tentang gangguan Isolasi Sosial,
dan sekarang akan saya lanjutkan menjelaskan apa sebenarnya resiko perilaku
kekerasan.”

“Saya mau memberi tahu bahwa Penyebab, tanda dan gejala bentuk perilaku
kekerasan dan akibat perilaku kekerasan yang di alami oleh Tn. J. Ibu bisa tidak
menceritakan awal munculnya perilaku kekerasan Tn. J? Nah Ibu tahu tidak apa
yang menyebabkan perilaku kekerasan muncul? Ya....Betul....Salah satunya
adalah cemas, kekerasan dalam keluarga, sosial, lingkungan yang ribut kritikan
yang mengarah kepada penghinaan kehilangan orang yang dicintai serta hubungan
yang kurang harmonis.

“Bapak, Ibu apa yang sudah saya jelaskan ini adalah tentang resiko perilaku
kekerasan, dan sekarang saya akan lanjutkan menjelaskan apa itu halusinasi.”

“Halusinasi adalah tanggapan yang salah tanpa rangsangan dari luar yang dapat
berupa halusinasi pendengarang, penglihatan, penciuman, perabaan dan kecap.”

“Tanda dan gejala adalah berbicara sendiri, pembicaraan kacau kadang tidak
masuk akal, tertawa sendiri tanpa sebab, ketakutan, ekspresi wajah tegang, tidak
mau mengurus diri, sikap curiga dan bermusuhan, menarik diri dan menghindari
orang lain.”

6
“Halusinasi mempunyai beberapa tahapan, antara lain tahap I dimana halusinasi
bersifat menyenangkan, tanda dan gejalanya yaitu menyeringai atau tertawa tidak
sesuai, menggerakkan bibir tanpa bicara, gerakan mata cepat, bicara lambat, diam
dan pikiran dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikan.”

“Tahap II dimana bersifat menjijikan, dengan tanda antara lain cemas, konsentrasi
menurun, ketidakmampuan membedakan yang nyata dan tidak nyata.”

“Tahap III yaitu halusinasi yang bersifat mengendalikan, tandanya antara lain
cenderung mengikuti halusinasinya. Kesulitan berhubungan dengan orang lain,
perhatian atau konsentrasi menurun/ cepat berubah dan kecemasan berat
(berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk/ perintah).”

“Tahap IV adalah halusinasi bersifat menaklukan, tandanya adalah klien


mengikuti perintah halusinasi, klien tidak mampu mengendalikan diri, klien tidak
mampu mengikuti perintah nyata dank lien berisiko mencederai diri dan orang
lain dan lingkungan.”

“Cara mengendalikan halusinasi antara lain dengan mengajarkan klien untuk tidak
mengikuti perintah halusinasi misalnya, saya tidak mau mendengar kamu!.
Mengajarkan klien untuk meminta tolong dengan orang lain untuk menghentikan
halusinasi. Misalnya : Apakah kamu (orang lain itu) mendengar apa yang saya
dengar? Meminta orang lain untuk menyapa jika klien berbicara sendiri.”

“Dan bagaimana penanggulanangan halusinasi di rumah?, penanggulangan atau


penanganan klien di rumah antara lain jangan biarkan klien sendiri, anjurkan
untuk terlibat dalam kegiatan rumah, Bantu klien untuk berlatih cara
menghentikan halusinasinya. Memotivasi keluarga untuk mengawasi klien minum
obat, dan menjelaskan prinsip benar untuk minum obat. jika klien terlihat bicara
atau tertawa sendiri, segera sapa atau mengajak klien bicara, memotivasi anggota
keluarga yang lain untuk mengontrol keadaan klien, memberi pujian positif pada
klien dan keluarga saat mampu melakukan apa yang dianjurkan, dan segera
membawa ke RSJ jika halusinasi berlanjut dan beresiko mencederai diri, dan
orang lain.”

3. Terminasi
a. Evaluasi respons keluarga terhadap kunjungan rumah [subyektif]
“Sekarang bagaimana perasaan Ibu setelah saya menyampaikan keadaan Tn. J
kepada Ibu?”.
“Apakah Ibu sudah mengerti tentang masalah yang sekarang dialami oleh Tn. J?,
dan bagaimana peran Ibu dalam membantu proses penyembuhannya?.”

7
“Apakah Ibu sudah memahami apa itu Halusinasi?, bagaimana tanda-gejalanya?,
apa itu resiko perilaku kekerasan?, dan bagaimana tanda dan gejalanya?, serta apa
peranan keluarga dalam menghadapi klien dengan halusinasi?.”
b. Evaluasi kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien [obyektif]
“Baiklah ibu, coba Ibu jelaskan kembali apa yang sedang anak Ibu alami? Dan
bagaimana peran Ibu dalam membantu proses penyembuhannya?, apa yang harus
Ibu lakukan bila gangguan-gangguan itu muncul?, bagaimana peran keluarga
dalam memberikan perawatan pada Tn. J.”

c. Tindak lanjut: kesepakatan keluarga untuk terlibat dalam asuhan [di rumah sakit
atau di rumah]
“Tn. J sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dalam proses
penyembuhannya, kapan Ibu bersedia mengunjungi anak Ibu?, sekarang Ibu telah
mengerti gangguan apa yang sedang dialami Tn. J jadi saya harap Ibu
menerapkannya pada Tn. J agar proses penyembuhannya Tn. J menjadi lebih
optimal.”

d. Rencana pertemuan berikut [di rumah sakit atau di rumah]


“ Baiklah Ibu sudah satu jama kita berdiskusi tentang masalah dan cara perawatan
Tn. J yang saat ini masih dirawat di RSJ Soeharto Heerdjan Grogol. Mudah-
mudahan apa yang telah saya sampaikan tadi dapat bermanfaat bagi Ibu dalam
memberikan perawatan Tn. J saat pulang nanti.”

“Jika ada hal-hal yang ingin disampaikan, Ibu dapat menghubungi RSJ Soeharto
Heerdjan Grogol untuk mendapatkan keterangan atau penjelasan lebih lanjut.”

Вам также может понравиться