Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari yang
dibina oleh
Bapak Eli Hendrik Sanjaya, S.Si.,M.Si.
Oleh:
Ayu Rahmania Lestari 160332605884
Emi Nurul Hidayati 160332605830
Nailar Rokhmah 160332605875
KAJIAN TEORI
Fermentasi asam laktat terjadi pada sel hewan dan manusia ketika kebutuhan
oksigen tidak tercukupi. Produksi asam laktat di otot akan mengakibatkan kram dan
kelelahan, sehingga otot akan terasa letih dan nyeri. Timbunan asam laktat di otot
secara perlahan akan diangkut ke hati dan akan dirombak kembali menjadi piruvat
melalui proses yang disebut glikosis. Glukosa dipecah manjadi 2 molekul asam
piruvat, membentuk 2 ATP dan 2 NADH.
2. Fermentasi Modern
Proses fermentasi modern menggunakan teknologi yang sudah lebih canggih
dari fermentasi secara konvensional. Beberapa contoh produk hasil fermentasi
modern diantarantya (1) Wine, minuman beralkohol hasil fermentasi jus anggur oleh
yeast (ragi) dari jenis Saccaromyces cerevisiae (2) Yogurt, produk olahan susu yang
telah difermentasi oleh bakteri dari jenis Lactobacillus bulgaricus dan S.
thermophilus (3) Keju lunak, merupakan produk olahan susu yang elah melalui
proses fermentasi oleh bakteri dari jenis Penicilium camemberti.
PEMBAHASAN
Tempe merupakan salah satu contoh produk bioteknologi konvensional yang sudah
dikenal luas di masyarakat kita. Tempe diproduksi dari proses fermentasi kedelai
menggunakan jamur-jamur dari genus Rhizoporus, misalnya R. oligosporus, R.
stoloniferus, dan R. oryzae.Tempe adalah lauk dengan protein tinggi. Selain itu, ia juga
sangat mudah dicernaoleh tubuh. Mudahnya pencernaan tempe oleh tubuh disebabkan
karena dalam produksi tempe, jamur Rhizopus menghasilkan enzim protease dan enzim
lipase.Enzim protease berfungsi untuk mendegradasi protein menjadi asam amino,
sedangkan enzim lipase menguraikan lemak menjadi asam lemak. Baik asam amino atau
asam lemak, keduanya merupakan senyawa sederhana yang mudah diserap tubuh.
3.1.2. Oncom
Selain tempe, oncom juga merupakan contoh produk bioteknologi pangan yang
sudah diterapkan nenek moyang kita sejak lama. Oncom terbuat dari ampas tahu yang
difermentasi menggunakan jamur Neurospora sitophila.Jamur Neurospora sitophila
menghasilkan zat warna merah dan bisa menjadi pewarna alami dalam oncom. Selain itu,
ia juga dapat menghasilkan enzim amilase, lipase, dan enzim protease selama fermentasi.
Karena produksi enzim-enzim tersebut, dinding sel dari bahan yang difermentasi menjadi
lebih lunak dan empuk.
3.1.3. Roti
Dalam proses produksi roti, teknik fermentasi juga diterapkan untuk membuat
adonan tepung jadi mengembang. Fermentasi umumnya dilakukan melalui penambahan
ragi yang mengandung jamurSaccharomyces cerevisiae pada adonan. Jamur tersebut akan
menggunakan glukosa dalam tepung roti sebagai tempatnya untuk memproduksi
karbondioksida. Karbondioksida yang terbentuk kemudian terperangkap dalam roti dan
membuat adonan roti mengembang dan bertekstur ringan.
Nata de coco adalah contoh produk bioteknologi pangan yang dihasilkan dari
fermentasi air kelapa. Fermentasi dalam pembuatan nata de coco umumnya dilakukan
oleh bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri tersebut mengubah glukosa dan fruktosa yang
terdapat dalam air kelapa menjadi polisakarida atau selulosa.
4.1.5. Tapai
Tapai adalah produk penerapan bioteknologi yang dihasilkan dari fermentasi
bahan-bahan yang mengandung karbohidrat, seperti beras ketan, singkong, atau
pisang. Fermentasi dalam produksi tape umumnya dilakukan oleh Saccharoyces
cerevisiae, jamur yang sama seperti dalam produksi roti. Jamur ini melakukan hidrolisis
karbohidrat dalam kondisi anaerob, kemudian mengubahnya menjadi alkohol dan
karbondioksida.Rumus reaksi dari proses fermentasi tapai adalah sebagai berikut:
3.1.6. Keju
Sama seperti yogurt, keju juga merupakan produk olahan susu yang diproduksi
melalui penerapan bioteknologi pangan. Keju dibuat melalui fermentasi susu oleh bakteri
asam laktat seperti Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus thermophillus.Dalam
produksi keju, bahan baku berupa susu diubah menjadi asam laktat melalui proses
pemanasan terlebih dahulu agar semua bakteri mati. Setelah itu, enzim renin yang
diperoleh dari usus hewan memamah biak ditambahkan untuk membuat susu
menggumpal. Gumpalan susu inilah yang kemudian diperas dan dipadatkan sehingga
membentuk keju.
Penyortiran
Pencucian
Perebusan I
Pengupasan Kulit
Perendaman
Perebusan II
Penirisan dan
pendinginan
peragian
pembungkusan
fermentasi
Proses penyortiran bertujuan untuk memperoleh produk tempe yang berkualitas, yaitu
memilih biji kedelai yang bagus dan padat berisi. Biasanya di dalam biji kedelai tercampur
kotoran seperti pasir atau biji yang keriput dan keropos. Pencucian bertujuan untuk
menghilangkan kotoran yang melekat maupun tercampur di antara biji kedelai (Ali, 2008).
Perebusan bertujuan untuk melunakkan biji kedelai dan memudahkan dalam
pengupasan kulit serta bertujuan untuk menonaktifkan tripsin inhibitor yang ada dalam biji
kedelai. Selain itu perebusan I ini bertujuan untuk mengurangi bau langu dari kedelai dan
dengan perebusan akan membunuh bakteri yang yang kemungkinan tumbuh selama
perendaman. Perebusan dilakukan selama 30 menit atau ditandai dengan mudah
terkelupasnya kulit kedelai jika ditekan dengan jari tangan (Ali, 2008).
Perendaman bertujuan untuk melunakkan biji dan mencegah pertumbuhan bakteri
pembusuk selama fermentasi. Ketika perendaman, pada kulit biji kedelai telah berlangsung
proses fermentasi oleh bakteri yang terdapat di air terutama oleh bakteri asam laktat.
Perendaman juga bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada keping-keping kedelai
menyerap air sehingga menjamin pertumbuhan kapang menjadi optimum. Keadaan ini tidak
mempengaruhi pertumbuhan kapang tetapi mencegah berkembangnya bakteri yang tidak
diinginkan. Perendaman ini dapat menggunakan air biasa yang dilakukan selama 12-16 jam
pada suhu kamar (25-30˚C) (Ali, 2008).
Air kelapa sebagai bahan baku pembuatan nata de coco mengandung banyak zat gizi
yang diperlukan oleh tubuh. Nata de coco tidak hanya dapat dibuat dari air kelapa muda,
akan tetapi juga dapat dibuat dari air kelapa tua. Namun, penggunaan air kelapa tua sebagai
bahan baku akan menghasilkan rasa yang kurang baik daripada menggunakan air kelapa
muda. Berikut ini akan disajikan perbandingan komposisi pada air kelapa muda dan air
kelapa tua
Menurut penelitian dari Balai Mikrobiologi, Puslitbang Biologi LIPI, di dalam 100 gram nata
de coco terkandung nutrisi, antara lain:
Selama proses pembuatan tempe terjadi perubahan kandungan gizi dari kedelai
menjadi tempe. Tabel yang disajikan di bawah ini akan menunjukkan bahwa komposisi gizi
tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan
dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang
tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di
dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Proses fermentasi yang terjadi pada
tempe berfungsi untuk mengubah senyawa makromolekul komplek yang terdapat pada
kedelai (seperti protein, lemak, dan karbohidrat) menjadi senyawa yang lebih sederhana
seperti peptida, asam amino, asam lemak dan monosakarida . Perubahan kandungan gizi dari
kedelai menjadi tempe yaitu :
Tempe memiliki beberapa keunggulan dibandingkan kacang kedelai. Pada tempe,
terdapat enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe selama proses
fermentasi, sehingga protein, lemak dan karbohidrat menjadi lebih mudah dicerna. Tempe
juga menghasilkan vitamin B12 sebanyak 4,6 ug/g. Komposisi kimia tempe adalah sebagai
berikut ;
4.1.Kesimpulan
Produk makanan yang kita konsumsi selama ini ternyata merupakan hasil dari
fermentasi. Jika kita menelisik lebih dalam bagaimana bahan pangan itu diproduksi, kita
akan mengetahui produk apa saja yang bisa dibuat dari proses fermentasi. Seperti halnya
tempe yang dibuat dari proses fermentasi kedelai menggunakan jamur-jamur dari genus
Rhizoporus, misalnya R. oligosporus, R. stoloniferus, dan R. Oryzae. Oncom yang terbuat
dari ampas tahu yang difermentasi menggunakan jamur Neurospora sitophila.Nata de coco
dari fermentasi air kelapa. Tauco dan kecap yang dibuat dari fermentasi biji kedelai. Terasi
yang dibuat dari fermentasi udang atau ikan, dan lain-lain.
Proses fermentasi Nata de coco adalah secara garis besar menggunakan tahapan
pembuatan starter dan tahapan pembuatan lembar nata.Hasil produk makanan fermentasi
lainnya adalah tempe, Tahapan pembuatan tempe adalah penyortiran, pencucian,
perebusan I, pengupasan kulit, penirisan dan pendinginan, perebusan II, perendaman,
penirisan dan pendinginan, peragian, perebusan II, pembungkusan, dan fermentasi.
Selain itu banyak nilai gizi yang didapatkan dari produk makanan fermentasi salah
satunya adalah tempe dan nata de coco. Tempe ternyata kaya akan zat gizi lain misalnya
vitamin dan mineral. Selain itu juga telah ditemukan adanya kandungan senyawa
isoflavonoid yang bersifat bioaktif (terutama genistein dan daidzein) yang potensial
dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, karena mempunyai aktivitas antara lain sebagai
antioksidan dan antihemolitik, antikolesterol dan antikanker (Sudarmadji et al,1997 dan
Wijaya,1998). Sedangkan pada nata de coco memiliki kandungan nutrisi yang terdapat
didalam air kelapa seperti sukrosa, dekstrosa, fruktosa dan vitamin B kompleks (Onifade,
2003) sehingga mendukung pertumbuhan baktkeri Acetobacter xylinum pada saat
berlangsungnya fermentasi (Rindit, 2004).
Pada proses fermentasi pula tidak bisa dipisahkan dari komposisi kimiawi pada setiap
produk olahan fermentasi. Seperti halnya nata de coco yang selain mengandung kadar air
yang tinggi juga mengandung unsur-unsur kimia dasar sebagai sumber energi untuk
pertumbuhan sel mikroba. Komposisi kimia nata de coco adalah serat, air 98 %, lemak 0,2 %,
kalsium 0,012 %, fosfor 0,002 %, dan vitamin B3 0,017 % (Buckle et al,1985). Sedaangkan
pada tempe terdapat komposisi kimiawi seperti besi,fosfor,karotin,kalsium, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Novi Dewi Sartika. 2007. Studi pendahuluan daya antioksidan ekstrak metanol tempe segar
dan tempe "Busuk" Kota Malang terhadap radikal bebas DPPH (1,1 -difenil-
2-pikrilhidrazil). Skripsi. Universitas Negeri Malang
Rony Palungkun. 2001. Aneka Produk Olahan Kelapa. Penebar Swadaya. Bogor.
Badan Standarisasi Nasional. 1992. Standar Mutu Tempe Kedelai SNI 01-3144- 1992.
2017)
Anonim.2010. viabilitas BAL dan identifikasi BAL yang berperan pada fermentasi tauco
dalam larutan garam (Online)
( http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26110/5/Chapter%20I.pdf
diakses pada tanggal 4 Februari 2017)
Djayasupena, S., Korinna G.S., Rachman, S.D., & Pratomo, U. Potensi Tauco Sebagai
Pangan Fungsional Chimica et Natura Acta Vol.2 No.2, Agustus 2014:137-141
Ratna I. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi remaja usia 12-15 tahun
di Indonesia pada tahun 2007 (Analisis Data Sekunder Riskerdas tahun 2007) (Online)
(lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294684-S-Ratna%20Indra%20Sari.pdf diakses pada
tanggal 4 Februari 2017)
Novia D. 2012. Pembuatan yogurt nabati melalui fermentasi susu kacang merah (phaseolus
vulgaris) menggunakan kultur backslop (Online) (lib.ui.ac.id/file?file=digital/20289857-
S1249-Diana%20Novia.pdf diakses pada tanggal 4 Februari 2017)