Вы находитесь на странице: 1из 10

Askep Febris

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN FEBRIS/DEMAM


A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus (Elizabeth J.
Corwin, 2000). Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ºC (E. Oswari, 2006).
Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang
oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi
imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Sjaifoellah Noer, 2004).
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara
abnormal. Febris/demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkardian yang normal
sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior
(Isselbacher, 1999).
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh
kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu,
penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi(Guyton, 1990).
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 38⁰C atau lebih. Ada juga
yang yang mengambil batasan lebih dari 37,8⁰C.Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40⁰C
disebut demam tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000).
Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat termoregulasi
hipotalamus (Berhman, 1999). Seseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya diatas 37,8ºC
(suhu oral atau aksila) atau suhu rektal (Donna L. Wong, 2003).
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain:
a. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali
ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila
demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab
suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang
dicatat demam septik.
c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam
seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam
diantara dua serangan demam disebut kuartana.
d. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus
menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas
demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam
intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan
segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing,
malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang
jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya
merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya.
Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.
Jenis Demam Ciri-ciri
Demam septik Malam hari suhu naik sekali, pagi hari
turun hingga diatas normal, sering disertai
menggigil dan berkeringat
Demam remitten Suhu badan dapat turun setiap hari tapi
tidak pernah mencapai normal. Perbedaan
suhu mungkin mencapai 2 derajat namun
perbedaannya tidak sebesar demam septik.
Demam intermiten Suhu badan turun menjadi normal selama
beberapa jam dalam satu hari. Bila demam
terjadi dua hari sekali disebut tertiana dan
apabila terjadi 2 hari bebas demam diantara
2 serangan demam disebut kuartana.
Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda
lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam
yang terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia
2. Etiologi
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit
lain (Julia, 2000).
Menurut Guyton (2000), demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau
zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor
otak atau dehidrasi.
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan
atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya:
perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam
diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan
pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta
penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam
adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala yang menyertai
demam.
Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2000 bahwa etiologi
febris,diantaranya
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media.
f. Imunisasi
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8⁰C - 40⁰C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan
Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan
somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5⁰C - 40⁰C, kulit hangat,
takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan,
peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri dan
sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan
berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito. 2000).
4. Patofisiologi
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi
atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh
akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat
penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen
eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik
terhadap benda asing (non infeksi).Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat
lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik yang dihasilkan dari
degenerasi jaringan tubuh menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Pada
mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag
jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil
pemecahan bakteri ke dalam cairan tubuh, yang disebut juga zat pirogen leukosit.
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada
tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen
ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi
prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara
menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran
panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang
menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh
(sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan
proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau
sistem kekebalan tubuh.

6. Pemeriksaan Penunjang
Sebelum meningkat ke pemeriksaan-pemeriksaan yang mutakhir, yang siap tersedia untuk
digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa bebrapa uji
coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin.
Dalam tahap berikutnya dapat dipikirkan untuk membuat diagnosis dengan lebih pasti
melalui biopsy pada tempat- tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti
angiografi, aortografi, atau limfangiografi
7. Penatalaksanaan
a. Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam.
Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula apakah
mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang
disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak
mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak.
Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual
tertentu.
1. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
2. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
3. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan
berakibat rusaknya sel-sel otak.
4. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknyaMinuman yang diberikan dapat
berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar
cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.
5. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
6. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh
dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas
tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena
justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan
alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).
7. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku. Kompres air
hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan
menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan
kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping
itu lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau
mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan
mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.
b. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus.
Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat
enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang
mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada
lagi. Petunjuk pemberian antipiretik:
1. Bayi 6 – 12 bulan : ½-1 sendok the sirup parasetamol
2. Anak 1 – 6 tahun : ¼-½ parasetamol 500 mg atau 1-1½ sendokteh sirup parasetamol
3. Anak 6 – 12 tahun : ½-1 tablet parasetamol 500 mg atau 2 sendok teh sirup parasetamol.
Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh
manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok takaran obat dengan
ukuran 5 ml setiap sendoknya.
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan
sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal
kronis kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang
demam.Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari golongan yang bermacam-
macam dan sering berbeda dalam susunan kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek
pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan pembentukan
prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan
derivat para -aminofenol yang bekerja menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis
dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5
kali sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari Pada umumnya dosis ini dapat d itoleransi dengan
baik.Dosis besar jangka lama dapat menyebabkan intoksikasi dan kerusakkan
hepar.Pemberiannya dapat secara per oral maupun rektal.Turunan asam propionat seperti
ibuprofen juga bekerja meneka n pembentukan prostaglandin.Obat ini bersifat antipiretik,
analgetik dan antiinflamasi. Efek samping yang timbul berupa mual, perut kembung dan
perdarahan, tetapi lebih jarang dibandingkan aspirin. Efek samping hematologis yang berat
meliputi agranulositosis dan anemia aplastik.Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut
(terutama bila dikombinasikan dengan asetaminopen).Dosis terapeutik yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali
tiap 6 sampai 8 jam.Metamizole (antalgin) bekerja menekan pembentukkan
prostaglandin.Mempunyai efek antipiretik, analgetik da n antiinflamasi. Efek samping
pemberiannya berupa agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara han saluran cerna. Dosis
terap eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan tidak dianjurkan unt uk anak kurang dari 6
bulan.Pemberiannya secara per oral, intramuskular atau intravena. Asam mefenamat suatu obat
gol ongan fenamat.Khasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik.Efek
sampingnya berupa dispepsia dan anemia hemolitik.Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari
dibagi 3 dosis. Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6
bulan.
8. Komplikasi
a. Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada anak usia 6
bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak
berulang. Kejang demam ini juga tidak membahayakan otak
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas: umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
b. Riwayat kesehatan
c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas.
d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit):
sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual,
muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.
e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah
diderita oleh pasien).
f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita
oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi
3. Pemeriksaan persistem
a. Sistem persepsi sensori
b. Sistem persyarafan: kesadaran
c. Sistem pernafasan
d. Sistem kardiovaskuler
e. Sistem gastrointestinal
f. Sistem integument
g. Sistem perkemihan
4. Pada fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola nutrisi dan metabolism
c. Pola eliminasi
d. Pola aktivitas dan latihan
e. Pola tidur dan istirahat
f. Pola kognitif dan perseptual
g. Pola toleransi dan koping stress
h. Pola nilai dan keyakinan
i. Pola hubungan dan peran
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. Foto rontgent
c. USG
6. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, proses penyakit.
b. Resiko injuri berhubungan dengan infeksi mikroorganisme.
c. Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaforesis.
d. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit
7. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan (NOC) (NIC)
1. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Fever treatment
berhubungan dengan keperawatan selama…x24jam  Monitir suhu sesering mungkin
proses infeksi, proses klien menunjukkan temperatur  Monitor IWL
penyakit. dalam batas normal dengan  Monitor warna dan suhu kulit
Batasan karakeristik : kriteria hasil:  Monitor tekanan darah, nadi dan RR
 Kenaikan suhu tubuh  Suhu Tubuh dalam batas normal  Monitor penurunan tingkat kesadara
diatas rentang normal  Bebas dari kedinginan  Monitor WBC, HB dan HCT
 Serangan atau  Suhu tubuh stabil 36,50-37,50c  Monitor intake dan output
konvulsi (kejang)  Termoregulasi dbn  Kolaborasikan pemberian antipireti
 Kulit kemerahan  Nadi dbn  Berikan pengobatan untuk mengata
 Pertambahan RR <1 bln : 90-170 penyebab demam
 Takikardi <1 thn : 80-160  Selimuti pasien
 Saat disentuh tangan 2 thn : 80-120  Berikan cairan intravena
terasa hangat 6 thn : 75-115  Kompres pasien pada lipat paha dan
10 thn : 70-110  Tingkatkan sirkulasi udara
14 thn : 65-100  Berikan pengobatan untuk mencega
>14thn : 60-100 terjadinya menggigil
 Respirasi dbn Temperature regulation
BBL : 30-50 x/m  Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Anak-anak : 15-30 x/m  Rencanakan monitoring suhu secara
Dewasa : 12-20 x/m kontinyu
 Monitor TD, nadi dan RR
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor tanda-tanda hipertermi dan
hipotermi
 Tingkatkan intake cairan dan nutris
 Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
 Diskusikan tentang pentingnya peng
suhu dan kemungkinan efek negativ
kedinginan
 Berikan antipiretik bila perlu
Vital Sign Monitoring
 Monitor TD, nadi, suhu dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan dara
 Monitor VS pada saat pasien berbar
duduk atau berdiri
 Monitor TD , nadi, RR, sebelum, se
dan sesudah aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama dari
pernafasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernafasan abnormal
 Monitor warna, suhu dan kelembaba
kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekan
nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubaha
sign
2. Resiko injuri Setelah dilakukan tindakan  Sediakan lingkungan yang aman un
berhubungan dengan keperawatan selama …x24jam pasien
infeksi anak bebas dari cidera dengan  Identifikasi kebutuhan keamanan pa
mikroorganisme. kriteria hasil: sesuai dengan kondisi fisik dan fung
 Menunjukan homeostatis kognitif pasien dan riwayat penyaki
 Tidak ada perdarahan mukosa terdahulu pasien
dan bebas dari komplikasi lain  Menghindari lingkungan yang berb
misalnya memindahkan perabotan
 Memasang side rail tempat tidur
 Menyediakan tempat tidur yang nya
dan bersih
 Membatasi pengunjung
 Memberikan penerangan yang cuku
 Menganjurkan keluarga untuk mene
pasien
 Mengontrol lingkungan dari kebisin
 Memindahkan barang-barang yang
membahayakan
 Berikan penjelasan pada pasien dan
keluarga atau pengunjung adanya
perubahan status kesehatan dan pen
penyakit.
3. Resiko kurang cairan Setelah dilakukan tindakan Fluid management:
berhubungan dengan keperawatan selama …x24jam  Pertahankan catatan intake dan
intake yang kurang volume cairan adekuat dengan yang akurat
dan diaphoresis,faktor kriteria hasil:  Monitor status dehidrasi (kelem
yang mempengaruhi  Mempertahankan urine output membrane mukosa, nadi adekuat, t
kebutuhan cairan sesuai dengan usia dan BB, BJ darah ortostatik)
(hipermetabolik). urine normal, HT normal  Monitor vital sign
 Tekanan darah, nadi, suhu tubuh Monitor asupan makanan/ caira
dalam batas normal hitung intake kalori harian
 Tidak ada tanda- tanda Lakukan terapi IV
dehidrasi, elastisitas turgor kulit Monitor status nutrisi
baik, membrane mukosa Berikan cairan
lembab, tidak ada rasa haus yang Berikan cairan IV pada suhu ruanga
berlebihan.  Dorong masukan oral
 Berikan penggantian nasogastrik
output
 Dorong keluarga untuk membantu
makan
 Anjurkan minum kurang lebih 7-8
belimbing perhari
 Kolaborasi dokter jika tanda
berlebih muncul memburuk
 Atur kemungkinan transfusi
4. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan  Kaji dan identifikasi serta luruskan
dengan hipertermi, keperawatan selama 2x24jam informasi yang dimiliki klien/keluar
efek proses penyakit ansietas klien/keluarga hilang mengenai hipertermi
dengan kriteria hasil:  Berikan informasi pada klien/keluar
 Klien/keluarga dapat yang akurat tentang penyebab hiper
mengidentifikasi hal-hal yang  Validasi perasaan klien/keluarga dan
dapat meningkatkan dan yakinkan klien/keluarga bahwa kece
menurunkan suhu tubuh merupakan respon yang normal
 Klien/keluarga mau  Diskusikan dengan klien/keluarga r
berpartisipasi dalam setiap tindakan yang dilakukan berhubung
tidakan yang dilakukan dengan hipertermi dan keadaan pen
 Klien/keluarga mengungkapkan
penurunan cemas yang
berhubungan dengan hipertermi,
proses penyakit
8. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan mencakup
tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan
analisis dan kesimpulan perawat serta bukan atas petunjuk tenaga kesehatan yang lain.
Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil
keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.
9. Evaluasi Keperawatan
Merupakan penilaian perkembangan ibu hasil implementasi keperawatan yang berpedoman
kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.
10. Discharge Planning
a. Ajarkan pada orang tua mengenal tanda-tanda kekambuhan dan laporkan dokter/perawat
b. Instruksikan untuk memberikan pengobatan sesuai dengan dosis dan waktu
c. Ajarkan bagaimana mengukur suhu tubuh dan intervensi
d. Instruksikan untuk control ulang
e. Jelaskan factor penyebab demand an menghindari factor pencetus

DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Revisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur C. (1990). Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Ed. 3. Jakarta, EGC.
Guyton, Arthur C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta, EGC.
http://khakarangga.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-febris.html diakses pada
Rabu, 16 Juli 2014, pukul : 20.00 WITA
http://putririzkadewi.blogspot.com/2011/11/febris-demam.html diakses pada Rabu, 16 Juli 2014,
pukul : 20.00 WITA
http://riezkhyamalia.wordpress.com/2013/11/27/laporan-pendahuluan-demam-febris.html diakses pada
Rabu, 16 Juli 2014, pukul : 20.00 WITA
Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam.
Dalamhttp://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-febris-demam.html diakses pada Rabu,
16 Juli 2014, pukul : 20.00 WITA
NANDA NIC-NOC. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA. Yogyakarta: Media
Hardy
Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa Luis: Mosby Inc

Вам также может понравиться