Вы находитесь на странице: 1из 24

1

PROPOSAL SKRIPSI

PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU


DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL
REQUIREMENT PLANNING (MRP) PRODUK RESIN
AMINO PADA PT ALKINDO MITRARAYA
TANGERANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana strata
satu (S1) teknik industri di sekolah tinggi teknologi mutu muhammadiyah
tangerang

OLEH :

FAJAR NUR SHIDIQ

1502047

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MUTU MUHAMMADIYAH


TANGERANG BANTEN

2017
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses produksi merupakan kegiatan inti dari suatu perusahaan damar buatan
(resin sintetik). Dalam proses produksi, suatu perusahaan dituntut untuk
menghasilkan suatu produk berkualitas yang sesuai dengan keinginan
konsumen.Untuk mengadakan kegiatan produksi, maka harus tersedia bahan baku
yang baik dan sesuai dengan kebutuhan produksi perusahaan. Oleh karena itu
penentuan persediaan bahan baku secara efektif dan efisien merupakan kegiatan
yang sangat penting dalam suatu proses produksi.

Dalam penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah penelitian


mengenai perencanaan bahan baku pada produk resin amino pada PT Alkindo
Mitraraya di daerah Tangerang Banten. Adapun bahan baku utama dari produk
resin amino tersebut adalah senyawa alkohol, formaldehide,amine , katalis
(asam/basa) dan air .

PT. Alkindo Mitra Raya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha
pembuatan resin sintetik. Persaingan pasar yang ketat menyebabkan sebagian dari
produk yang dihasilkan mengalami penurunan dalam permintaannya dan sebagian
lagi mengalami kenaikan. Untuk itu perusahaan ini harus terus mengkaji metode
forecast yang digunakan sehingga dapat mendapatkan gambaran tentang kondisi
pasar di waktu akan datang dengan jelas dan akurat. Berdasarkan dari hasil
peramalan tersebut perusahaan dapat menentukan jumlah bahan baku yang
disediakan. Akan tetapi jenis bahan baku yang dibutuhkan oleh PT. Alkindo Mitra
Raya memiliki dimensi kemasan yang besar sehingga membutuhkan biaya
penyimpanan yang tinggi dan kebutuhan safety yang tinggi karena bahan baku
yang digunakan adalah bahan kimia yang mudah terbakar.

PT. Alkindo Mitra Raya memproduksi produk yang bervariasi dengan metode
lead time yang bervariasi menyebabkan perusahaan kesulitan menerapkan metode
3

just in time. Jarak pemasok dan perusahaan yang jauh menambah kesulitan
perusahaan untuk memesan bahan baku dalam rentang periode pemesanan yang
pendek. Sebagai akibatnya, perusahaan harus memesan bahan baku dalam jumlah
besar. Namun, persaingan pasar yang semakin ketat memaksa perusahaan untuk
selalu mengedepankan efisiensi dan efektivitas.PT. Alkindo Mitra Raya
memproduksi berbagai jenis resin sintetik, salah satunya adalah produk berjenis
AM 131 yang merupakan produk yang sudah lama bertahan di pasar. Produk ini
memiliki sub produk yang memiliki formulasi yang berbeda namun memiliki
kesamaan dalam jenis bahan baku yang dibutuhkan dalam proses pembuatannya.
Dikarenakan hal tersebut maka pembelian bahan baku untuk sub produk AM 131
dapat digabungkan menjadi satu ukuran lot tertentu. Untuk itu saya melakukan
penelitian terkait kuantitas lot pemesanan bahan baku untuk setiap pemesanan
yang paling efisien dalam segi biaya. Dalam penelitian ini akan dibandingkan
beberapa metode penentuan ukuran lot dalam material requirement planning dan
dipilih metode yang paling murah biayanya.

Menurut lundy maulana dan retno setyorini (2014), yang mana dalam
penelitian mempunyai permasalahan belum adanya perencanaan yang baik dalam
penentuan ukuran pemesanan bahan baku. Dalam penelitian di dalam jurnal saya
yang membedakan adalah PT Alkindo Mitra Raya sudah mempunyai perencanaan
penentuan ukuran pemesanan bahan baku, akan tetapi belum adanya teknik lot
sizing, maka dalam penelitian ini digunakan pendekatan teknik lot sizing dengan
biaya terendah pada sistem MRP.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang dia atas, dimana perubahan permintaan akan
mempengaruhi ukuran lot pemesanan bahan baku. Maka dala penelitian ini di
ambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Berapa bahan baku yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan produksi


resin?
4

2. Berapa ukuran lot yang paling efisien biayanya dalam melakukan


pemesanan bahan baku untuk proses produksi kelompok produk resin?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang dikemukakan sebelumnya maka


penelitian ini mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui jumlah kebutuhan bahan baku untuk memproduksi resin AM


131 yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan.
2. Mengetahui ukuran lot yang memiliki biaya terendah.

I.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan diperoleh dengan melakukan penelitian ini


adalah sebagai berikut , menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan
diharapkan dari penelitian ini dengan memberi jawaban terhadap masalah
yang diteliti. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jumlah kebutuhan bahan
baku untuk memproduksi resin AM 131 yang dibutuhkan untuk mencukupi
kebutuhan pasar pada bulan januari hingga oktober 2017 dan mengetahui
ukuran lot yang memiliki biaya terendah, selanjutnya adalah :

1. Sistem MRP dapat berguna bagi perusahaan untuk sistem pengendalian


persediaan dan penjadwalan produksi dan pembelian resin AM 131.
2. Memberikan suatu sistem pengendalian material untuk perusahaan yang
tepat dan efisien untuk produk resin AM 131 , karena menjaga tingkat
persediaan yang optimal tetapi tetap menjamin ketersediaan material pada
saat diperlukan.
5

3. Menyediakan informasi pada tiap periode tentang material produk resin


AM 131 apa saja yang dibutuhkan, berapa banyak yang dibutuhkan, kapan
material tersebut dibutuhkan, kapan harus di pesan kembali dan berapa
tingkat persediaannya bagi perusahaan.
4. Dapat dijadikan media pembelajaran,pemahaman dan pengalaman bagi
penulis dan dunia pendidikan yang berkaitan dengan MRP (Material
Requirement Planning).
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 DEFINISI PERAMALAN

Peramalan adalah aktivitas pertama dalam pengendalian produksi yang


hasilnya akan menentukan kebutuhan berbagai sumber daya untuk mendukung
proses produksi.

1. Peramalan
Peramalan adalah teknik atau metode untuk memprediksi penjualan
di periode mendatang berdasarkan informasi-informasi yang mungkin
digunakan sebagai acuan peramalan. Pada dasarnya peramalan
penjualan didasarkan pada tiga basis informasi yaitu apa yang
dikatakan orang, apa yang dibuat orang dan apa yang telah dikerjakan
orang (kusuma,2009 : 16). Sedangkan menurut Lengkey et al,
(Assauri, 2011 :127) peramalan penjualan sebagai suatu perkiraan atau
ciri-ciri kuantitatif dan kualitatif termasuk harga dari perkembangan
pasaran dari suatu produk yang diproduksi oleh suatu perusahaan pada
jangka waktu tertentu di masa yang mengandung nilai error, metode
peramalan terbaik ditentukan berdasarkan error yang terkecil.
2. Tahapan dalam proses peramalan
Menurut steven dan chuong (2014 : 79) ada enam tahap dasar dalam
proses peramalan, yaitu :
a. Menentukan tujuan peramalan
Dalam membuat sebuah peramalan, tentu ada tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan peramalan terkait bagaimana hasil ramalan akan
digunakan dan kapan hasil ramalan dibutuhkan. Tujuan peramalan
akan menentukan seberapa tingkat keakuratan yang diperlukan dan
jenis serta jumlah data yang dibutuhkan.
7

b. Menetapkan rentang waktu


Setelah menetapkan tujuan peramalan, maka dapat ditentukan
rentang waktu yang peramalan. Rentang waktu peramalan yang
panjang akan menurunkan tingkat keakuratan peramalan.
c. Memilih metode peramalan
Metode peramalan ada berbagai macam, untuk itu harus dipilih
yang sesuai dengan tujuan dan ketersediaan data. Pemilihan
metode yang tepat akan menentuan kualitas dari hasil peramalan.
d. Memperoleh, membersihkan, dan menganalisis data yang tepat
e. Membuat ramalan
f. Memantau ramalan
Setelah ramalan dibuat, hasil dari peramalan harus terus dipantau
apakah masih sesuai dengan kondidi aktual atau harus dilakukan
perbaikan.
3. Pengklasifikasian metode peramalan
Ada dua metode peramalan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Metode
kualitatif merupakan metode yang menggunakan pendapat, penalaran atau
pertimbangan akal sehat manusia. Metode kualitatif terdiri atas input
subjektif yang sering kali melanggar uraian angka yang tepat (stevenson
dan chuong, 2014 : 80). Metode kuantitatif meliputi proyeksi data historis
atau pengembang model asosiatif yang berupaya memanfaatkan variabel
sebab akibat untuk pembuatan peramalan. Metode kuantitatif adalah
sebuah prosedur formal yang menggunakan model matematik dan data
masa lalu untuk memproyeksikan kebutuhan di masa mendatang
(Sinulingga, 2009 : 113). Menurut Sinulingga (2009 : 113) metode
kuantitatif adalah sebuah prosedur formal yang menggunakan model
matematik dan data masalalu untuk memproyeksikan kebutuhan di masa
mendatang. Berdasarkan beberap sumber yang telah disebutkan, menurut
saya teknik peramalan dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif.
Metode kualitatif tidak berdasarkan pada model matematis sedangkan
8

metode kuantitatif menggunakan model matematis serta didasarkan pada


data masa lalu.
4. Teknik Peramalan Kualitatif
Dalam peramalan kualitatif dapat digunakan beberapa cara antara lain :
a. Opini tenaga penjual
Sebagai ujung tombak dari kegiatan pemasaran, tenaga penjual adalah
orang yang paling mengenal konsumen sehingga tenaga penjual
menjadi sumber informasi yang bagus. Peramalan menggunakan opini
tenaga penjual cocok dilakukan disaat tidak memungkinkan untuk
melakukan survey pelanggan. Akan tetapi penggunaan opini tenaga
penjual sebagai dasar peramalan mempunyai kelemahan, opini tenaga
penjual sering kali dipengaruhi oleh pengalaman terbaru. Jika penjual
dibeberapa periode terakhir rendah maka tenaga penjual cenderung
pesimis dan memberikan peramalan yang rendah. Jika penjualan di
beberapa periode terakhir tinggi, tenaga penjual akan memberikan
ramalan yang tinggi. Selain itu, mereka juga kurang memperhatikan
kondisi ekonomi makro dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
besar kecilnya penjualan. Tenaga penjual biasanya diberi target
penjualan tertentu oleh perusahaan, dengan demikian terdapat konflik
kepentingan antara target dan ramalan yang diberikan. Tenaga penjual
mungkin saja sengaja memberiakan ramalan yang rendah dengan
harapan target yang diberikan akan rendah pula. Sehingga jika ternyata
permintaan pasar tinggi maka tenaga penjual akan memperoleh bonus
dari perusahaan.
b. Survei pelanggan
Sebagai pihak yang akan mengkonsumsi atau membeli produk,
informasi dari pelanggan tentu dapat dijadikan acuan untuk membuat
peramalan penjualan. Akan tetapi terkadang pelanggan bukanlah pihak
yang punya kepentingan terhadap terhadap perusahaan sehingga
seringkali pelanggan tidak memberikan informasi yang sesuai dengan
9

kenyataan. Untuk itu diperlukan ketrampilan dalam membuat survei,


mengolah data survei dan mengiterpresentasikan hasil survei.
c. Metode Delphi
Metode delphi yaitu proses berulang yang mana manajer dan staf
mengisi serangakaian kuisioner, masing-masing kuesioner
dike,bangkan dari kuesioner sebelumnya untuk mencapai ramalan
yang telah disepakati bersama (Stevenson dan Chuong 2014:81).
Metode ini cocok digunakan untuk melakukan peramalan saat
informasi yang tersedia sangat sedikit dan permasalahan sukar
dipecahkan dengan teknik analitis.
5. Teknik peramalan kuantitatif
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya teknik peramalan kuantitatif
adalah peramalan menggunakan model matematika dan data masa lalu
untuk meramalkan permintaan masa kini.Metode peramalan kuantitatif
dibagi menjadi dua jenis yaitu ramalan deret berkala (time series) dan
peramalan model asosiatif.
a. Metode deret berkala (time series)
Deret berkala adalah urutan waktu observasi yang diambil dalam
jarak waktu teratur (stevenson dan Choung, 2014 :82). Beberapa
metode peramalan deret berkala antara lain :
a) Metode least square dengan pola data konstan
Metode least square denagn pola data konstan, metode ini cocok
digunakan jika pola permintaan pada masa lalu mempunyai pola
konstan dengan variasi yang acak. Kusuma, (2009 : 23)
menyebutkan bahwa fungsi peramalan untuk fungsi konstn adalah
sebagai berikut :
yi = y
Dengan kata lain peramalan ini dilakukan dengan mengambil rata-
rata dari masa lalu.
b) Metode linier
10

Jika permintaan masa lalu berpola linear, maka metode ini sangat
cocok digunakan. Perkiraan penjualan periode mendatang dapat di
estimasi denagn persamaan regresi. Persamaan regresi adalah
sebagai berikut :
yi = a + bx
Ket : yi = penjualan bulan ke x
X = periode
a = koefisien regresi
c) Metode moving average
Metode moving average menghasilakan peramalan untuk periode
yang akan datang denagn merata-ratakan permintaan aktual untuk
periode akhir yang ditentukan (Hadiguna, 2009:44). Metode ini
menggunakan sejumlah nilai dari beberapa periode terbaru yang
dirata-rata sehingga diperoleh nilai yang digunakan sebagai
ramalan terbaru. Model matematis dari metode moving average
adalah sebagai berikut :

Dengan y’t adalah peramalan pada periode t dan n adalah jumalah


periode yang dirata-ratakan.
d) Metode rata-rata tertimbang (weighted moving average)
Metode ini hampir sama dengan metode moving average yang
merata-ratakan sejumlah data periode terbaru, namun dalam
metode rata-rata tertimbang diberikan bobot pada masing-masing
periode. Pemberian bobot pada periode terbaru lebih besar
daripada periode sebelumnya. Sebagai contoh jika kita membuat
ramalan dengan data dari periode Januari, Februari dan Maret
maka data di bulan maret diberi bobot lebih besar dari bulan
februari dan bulan februari bobotnya lebih besar dari bulan januari.
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
y1 = wn.yt-n + wn-1.yt-(n-1) + ... w1yt1
11

Dengan yt adalah ramalan di periode terkini dan wn adalah bobot di


periode n. Dan n adalah jumlah data.
e) Metode exponential smooting
Dalam metode ini terdapat pembobotan berdasarkan kekinian data,
hal tersebut membuat metode ini dianggap lebih baik dari metode-
metode sebelumnya. Seperti yang dinyatakan oleh Sinulingga
(2009 : 126) model matematis untuk metode ini adalah sebagai
berikut :
Fn+1 = αYn + (1 – α)Fn
Dimana,
Fn+1 = peramalan periode selanjutnya
α = koefisien
Fn = peramalan untuk periode selanjutnya
Yn = data sebenarnya untuk permintaan sebelumnya
Dalam exponential smoothing konstanta adalah antara 0 dan 1,
nilai konstanta diperoleh dengan memperhitungkan berbagai
faktor.
b. Metode asosiatif
Metode peramalan model asosiatif menggunakan persamaan yang
terdiri dari satu atau lebih variable penjelas yang dapat digunakan
untuk memprediksi permintaan (stevenson dan chuong, 2014:80).
Metode ini tidak hanya menggunakan waktu seperti yang ada pada
metode metode deret berkala sebagai variable independennya, akan
tetapi menggunakan variable yang dapat mempengaruhi jumlah
permintaan. Variable tersebut dapat berupa jumlah iklan, jumlah
pendapatan perkapita atau kualitas produk. Model matematis yang
paling umum digunakan adalah bentuk regresi linier. Variabel yang
akan diramalkan harus dituliskan pada ruas kiri persamaan dan disebut
variabel tidak bebas (dependent variable), sedangkan variabel yang
digunakan untuk meramalkan disebut variabel bebas(independent
variabel). Persamaannya adalah sebagai berikut :
12

yt = a + bx
Keterangan
yt = peramalan di periode t
x = variabel bebas
b = kemiringan garis
a = nilai yt ketika x=0
6. Definisi MRP
Menurut Render dan Heizer (2005 : 161) definisi MRP adalah suatu
teknik untuk produk dengan permintaan dependen yang menngunakan
daftar kebutuhan bahan, persediaan, penerimaan yang diperkirakan, dan
jadwal produksi induk untuk menentukan kebutuhan material. Heryanto
(1999 : 257) mendefinisikan MRP sebagai suatu konsep dalam manajemen
produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan
barang dalam proses produksi, sehingga barang yang di butuhkan dapat
tersedia sesuai dengan yang di rencanakan. Moto dari MRP adalah
memperoleh material yang tepat, dari sumber yang tepat, untuk
penempatan yang tepat, pada waktu yang tepat.

II.2 PENELITIAN RELEVAN

1. Penelitian Terdahulu
Analisis tentang pengendalian persediaan bahan baku telah banyak
dilakukan. Berbagai model digunakan untuk menganalisis dan
menigkatkan optimalisasi persediaan sehingga dapat meminimisasi biaya
persediaan. Suprehatin (2002), melakukan penelitian tentang sistem
pengadaan dan persediaan bahan baku rotan. Analisis dilakukan dengan
menggunakan metode MRP terdiri dari teknik LFL, EOQ dan teknik PPB.
Berdasarkan perbandingan pengendalian persediaan antara metode
perusahaan dengan ketiga teknik tersebut, diperoleh hasil bahwa metode
perusahaaan relatif lebih besar mengeluarkan biaya persediaannya
dibandingkan dengan ketiga metyode MRP tersebut. Secara keseluruhan
13

berdasarkan analisis perbandingan dan analisis penghematan antar metode


MRP, teknik PPB bisa direkomendasikan sebagai alternatif pengendalian
persediaan bahan baku bagi perusahaan.
Aswin Wahyuni dan Achmad Syaichu (2014), melakukan penelitian di
PT Gangsar Ngunut Tulungagung yang bergerak dibidang usaha produksi
kacang shangrai, menganalisis sistem pengendalian bahan baku
menggunakan MRP derngan teknik yaitu lot sizing. Kesimpulan dari hasil
penelitian ini dengan penerapan metode MRP pada perusahaan dapat
menghemat jumlah dan biaya pembelian serta pemesanannya. Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa total biaya
persediaan bahan baku tahun 2012 dengan menggunakan metode
perusahaan yang digunakan sebelum penelitian adalah sebesar Rp
50.063.563.595,-. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan
metode Material Requirement Planning (MRP) mengalami penurunan
sebesar Rp 1.072.427.967,- artinya perusahaan dapat meminimalisasikan
biaya persediaan sebesar 46,7 %. Dari perbedaan total biaya persediaan
sebelum dan sesudah penelitian menunjukkan bahwa metode MRP dapat
diterapkan pada perusahaan “Gangsar” sehingga perencanaan bahan baku
dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Paula Theresia dan Lithrone Laricha Salomon (2015), melakukan
penelitian tentang system pengendalian persediaan bahan baku ant ink di
CV Sinar Mutiara, Sukabumi memperoleh hasil bahwa metode peramalan
yang sesuai untuk produk tinta atau cat sablon tipe PSN adalah Double
Moving Average (DMA) (5x5) karena memiliki nilai kesalahan terkecil.
Perencanaan agregat dengan mix strategy menghasilkan output bahwa
kapasitas perusahaan mencukupi untuk fluktuasi permintaan pada bulan
Desember 2016 sampai November 2017. Hasil dari Material Requirement
Planning (MRP) untuk bahan baku produk tinta atau cat sablon tipe PSN
yaitu: Silver Meal dengan total biaya persediaan sebesar Rp 958.577.469,
LUC dengan total biaya persediaan sebesar Rp958.577.469, Algoritma
Wagner Within dengan total biaya persediaan sebesar Rp 958.147.746.
14

dengan demikian metode yang terbaik untuk perusahaan dalam


menerapkan MRP adalah Algoritma.
Dari hasil-hasil penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa tidak ada
yang selalu menjadi metode terbaik, karena metode terbaik tersebut dapat
diketahui dengan cara membandingkan antar metode-metode, sehingga
akhirnya diketahui metode yang tepat bagi perusahaan, tergantung situasi
dan kondisi perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya
adalah dari jenis bahan baku yang digunakan, jenis produk yang
dihasilkan. Pada prinsipnya sama, tetapi tergantung dari kondisi
perusahaan, selain dipengaruhi oleh kapasitas produksinya juga
kebijaksanaan manajemen dalam menjalankan perusahaannya, sehingga
metode dengan teknik lot sizing dan DMA hasilnya tidak mutlak selalu
sama.

II.3 KERANGKA KONSEP

Penelitian ini menggunakan metode MRP untuk melakukan pengendalian


persediaan bahan baku perusahaan. Pendekatan sistem MRP ini bertujuan untuk
mengetahui jumlah bahan baku dan kapan waktunya agar bahan baku tersebut
dapat tiba pada waktu dan jumlah yang sesuai dengan jadwal produksi. Pada
dasarnya MRP merupakan teknik untuk menentukan kuantitas dan waktu yang
tepat dari kebutuhan bahan baku untuk memenuhi skedul utama produksi.
15

Bagan kerangka konsep

Permintaan Pesanan

MPS

Catatan Persediaan MRP Bill Of Material

Kebutuhan Bahan Baku

MRP 2

Realistik

Proses Produksi

Biaya Persediaan Minimal

Keterangan:
a) MPS = Master Production Schedule
b) MRP = Material Requirement Planning
c) MRP II = Material Resource Planning
16

Dari alur pemikiran tergambar bahwa penelitian ini akan melakukan pendekatan
MRP untuk mengendalikan persediaan bahan baku. Berdasarkan permintaan
pesanan dibuatlah jadwal produksi induk (MPS) yang berisi tentang apa yang
akan dibuat dan kapan. Setelah mengetahui jadwal produksi induk berikutnya
dilanjutkan dengan MRP yang akan menghasilkan output berupa kuantitas bahan
baku yang dibutuhkan perusahaan. Perhitungan kuantitas yang dibutuhkan
tersebut juga didukung dengan data catatan persediaan dan Bill of Material
(BOM). BOM akan memberikan data mengenai spesifikasi bahan baku dan
komponen yang diperlukan dalam proses prduksi. Sedangkan catatan persediaan
memberikan penjelasan kuantitas bahan yang tersedia pada suatu periode tertentu.
Dengan MRP akan diketahui kuantitas dan waktu yang tepat dari kebutuhan
bahan baku sehingga proses produksi dapa berjalan optimal sehingga biaya
persediaan yang berkaitan dengan bahan baku dapat ditekan seminimal mungkin.

II.4 Hipotesis

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai suatu jawaban sementara yang diajukan


oleh seorang peneliti, jawaban sementara tersebut berupa pernyataan-pernyataan
untuk nantinya diuji kebenarannya. Secara umum terdapat dua macam hipotesis
yaitu hipotesis nihil dan hipotesis alternatif. Hipotesis nihil (Ho) merupakan
sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan, perbedaan
atau pengaruh antara dua variabel atau lebih, dan Hipotesis anlternatif (Ha) adalah
sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa terdapat hubungan, perbedaan atau
pengaruh antara dua variabel atau lebih (Winarsunu, 2002).
Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesis Ha dan Ho sebagai berikut:

Hipotesis alternatif (ha) : Penerapan pengendalian persediaan dengan MRP dapat


meningkatkan eifisiensi biaya bahan baku produk resin di PT Alkindo Mitra Raya.

Hipotesis nihil (h0) : Penerapan pengendalian persediaan dengan MRP tidak


dapat meningkatkan efisiensi biaya bahan baku produk resin di PT Alkindo Mitra
Raya.
17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dari struktur penelitian yang


mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid,
obyektif, efisien, dan efektif (Jogiyanto, 2004 :53). Penelitian ini merupakan
sebuah penelitian yang bersifat desain studi kasus (case-study design). Penulis
melakukan penelitian dengan observasi pada PT. Alkindo Mitraraya di
Tangerang. Obyek yang diteliti adalah mengenai pelaksanaan manajemen
persediaan bahan baku dengan menggunakan sistem material requirement
planning (MRP).

III.1.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah non experimen karena tidak berinteraksi dengan subjek
penelitian, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data
prospektif yaitu pada tahun 2017 dari bulan januari sampai juni penelitian ini
dilakukan di perusahaan PT Alkindo Mitraraya dengan alamat Jl. Gatot Subroto
km 8, kadu jaya, tangerang, banten 15810.
III.1.2 Subjek Penelitian
Yang dimaksud subyek penelitian, adalah orang,tempat, atau benda yang
diamati dalam rangka pembubutan sebagai sasaran (Kamus bahasa Indonesia,
1989: 862). Adapun subjek penelitian dalam dalam tulisan ini, adalah jumlah
bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan resin AMI 131 di PT
Alkindo Mitraraya Tangerang.
III.1.3 Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh individu yang akan dikenai sasaran
generalisasi dari sampel yang diambil dalam suatu penelitian (Sutrisno Hadi,
1987:10). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah
bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan resin AMI 131 di PT
18

Alkindo Mitraraya Tangerang. Populasi penelitian sebanyak 100 jenis produk


AMI 131.
III.1.4 Sampel
Menurut Sutrisno Hadi (1987 :20) sampel adalah contoh atau sebagian
individu yang diteliti, karena jumlah populasi penelitian yang besar dan tidak
dapat diteliti seluruhnya. Mengingat pada penelitian ini populasi produk AMI 131
sebanyak 100 jenis produk berbeda. Dalam penelitian ini menggunakan rumus
noto adamaja, yaitu sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah daari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2002) :
n= N
1+ N(d2)

Keterangan :

N : besar populasi

n : besar sampel

d : tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan (0,1)

n= 100
1+ 100 (0,12)

n = 50

Dengan hasil perhitungan rumus diatas maka sampel penelitian ini


berjumlah 50 jenis produk.

III.1.5 Tempat dan waktu

Penelitian ini dilakukan di perusahaan PT Alkindo Mitraraya Tangerang


dengan alamat Jl. Gatot Subroto km 8, kadu jaya, tangerang, banten 15810.
Pengambilan data diambil dalam kurun waktu 6 bulan yaitu bulan januari sampai
bulan juni 2017.
19

III.2 Alat dan Bahan

III.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat tulis,
buku, laptop dan kalkulator.

III.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data jumlah
material yang dibutuhakan tiap produk sekali proses. Dapat juga berupa :

- Data jumlah pemesanan


- Data biaya untuk pemesanan
- Data lama pemesanan/lead time
- Data kapasitas produksi
- Data material yang digunakan

III.3 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode MRP untuk melakukan pengendalian


persediaan bahan baku perusahaan. Pendekatan sistem MRP ini bertujuan untuk
mengetahui jumlah bahan baku dan kapan waktunya agar bahan baku tersebut
dapat tiba pada waktu dan jumlah yang sesuai dengan jadwal produksi. Pada
dasarnya MRP merupakan teknik untuk menentukan kuantitas dan waktu yang
tepat dari kebutuhan bahan baku untuk memenuhi skedul utama produksi.
20

Bagan kerangka konsep

Permintaan Pesanan

MPS

Catatan Persediaan MRP Bill Of Material

Kebutuhan Bahan Baku

MRP 2

Realistik

Proses Produksi

Biaya Persediaan Minimal

Keterangan:
a) MPS = Master Production Schedule
b) MRP = Material Requirement Planning
c) MRP II = Material Resource Planning
21

Dari alur pemikiran tergambar bahwa penelitian ini akan melakukan pendekatan
MRP untuk mengendalikan persediaan bahan baku. Berdasarkan permintaan
pesanan dibuatlah jadwal produksi induk (MPS) yang berisi tentang apa yang
akan dibuat dan kapan. Setelah mengetahui jadwal produksi induk berikutnya
dilanjutkan dengan MRP yang akan menghasilkan output berupa kuantitas bahan
baku yang dibutuhkan perusahaan. Perhitungan kuantitas yang dibutuhkan
tersebut juga didukung dengan data catatan persediaan dan Bill of Material
(BOM). BOM akan memberikan data mengenai spesifikasi bahan baku dan
komponen yang diperlukan dalam proses prduksi. Sedangkan catatan persediaan
memberikan penjelasan kuantitas bahan yang tersedia pada suatu periode tertentu.
Dengan MRP akan diketahui kuantitas dan waktu yang tepat dari kebutuhan
bahan baku sehingga proses produksi dapa berjalan optimal sehingga biaya
persediaan yang berkaitan dengan bahan baku dapat ditekan seminimal mungkin.
22

III.4 Prosedur Penelitian


Dalam penelitian kali ini metode yang digunakan dalam penelitian
adalah metode-metode yang berkaitan dengan proses pemesanan bahan baku.
Alur
penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Mulai

Identifikasi Masalah

Pengajuan Judul

Studi Literatur

Penelitian Proposal

Ijin Penelitian

Pengambilan Data

Analisa Data
23

Berikut adalah penjelasan untuk alur penelitian :

1. Pengajuan judul

Pengajuan judul merupakan tahap awal dari sebuah penelitian.


Dengan ditentukannya judul maka tahap identifikasi masalah, studi
literatur, penelitian proposal, ijin penelitian, pengambilan data dan analisa
data dapat dilakukan.

2. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan tahap awal setelah pengajuan judul
dari penelitian. Dalam tahap ini dilakukan pengamatan secara langsung
fenomena-fenomena yang sedang terjadi di perusahaan dan akan dijadikan
sebagai bahan penelitian.
3. Studi literatur

Studi literatur merupakan tindakan mencari referensi teori yang


relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Dengan
melakukan studi literatur penulis dapat membuat kesimpulan dari hasil
tulisan peneliti-peneliti sebelumnya sehingga sang peneliti tersebut dapat
membuat pembaharuan dalam penelitiannya supaya memiliki hasil akhir
yang berbeda dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan.

4. Penelitian proposal
5. Ijin penelitian
6. Pengambilan data

Dalam tahap ini dilakukan wawancara secara langsung dengan


wawancara, pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung di
lapangan dan dari dokumen-dokumen perusahaan yang mendukung
penelitian.
24

7. Analisa data

Analisis data merupakan kegiatan setelah seluruh data terkumpul dan


dikelompokkan berdasarkan variabel dan jenis responden.Teknik analisis data
dalam penelitian menggunakan statistik.

III.5 Rencana Penelitian

Di dalam penelitian apapun itu, baik penelitian kuantitatif pasti tidak akan
lepas dari salah satu tahapan yang biasa kita sebut dengan tahapan persiapan. Jadi
dalam tahapan ini juga meliputi suatu kegiatan penjajakan ataupun orientasi
lapangan maupun orientasi medan serta tahapan penyusunan rencana penelitian
dan juga instrumen penelitian.

Вам также может понравиться