Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana strata
satu (S1) teknik industri di sekolah tinggi teknologi mutu muhammadiyah
tangerang
OLEH :
1502047
2017
2
BAB I
PENDAHULUAN
Proses produksi merupakan kegiatan inti dari suatu perusahaan damar buatan
(resin sintetik). Dalam proses produksi, suatu perusahaan dituntut untuk
menghasilkan suatu produk berkualitas yang sesuai dengan keinginan
konsumen.Untuk mengadakan kegiatan produksi, maka harus tersedia bahan baku
yang baik dan sesuai dengan kebutuhan produksi perusahaan. Oleh karena itu
penentuan persediaan bahan baku secara efektif dan efisien merupakan kegiatan
yang sangat penting dalam suatu proses produksi.
PT. Alkindo Mitra Raya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha
pembuatan resin sintetik. Persaingan pasar yang ketat menyebabkan sebagian dari
produk yang dihasilkan mengalami penurunan dalam permintaannya dan sebagian
lagi mengalami kenaikan. Untuk itu perusahaan ini harus terus mengkaji metode
forecast yang digunakan sehingga dapat mendapatkan gambaran tentang kondisi
pasar di waktu akan datang dengan jelas dan akurat. Berdasarkan dari hasil
peramalan tersebut perusahaan dapat menentukan jumlah bahan baku yang
disediakan. Akan tetapi jenis bahan baku yang dibutuhkan oleh PT. Alkindo Mitra
Raya memiliki dimensi kemasan yang besar sehingga membutuhkan biaya
penyimpanan yang tinggi dan kebutuhan safety yang tinggi karena bahan baku
yang digunakan adalah bahan kimia yang mudah terbakar.
PT. Alkindo Mitra Raya memproduksi produk yang bervariasi dengan metode
lead time yang bervariasi menyebabkan perusahaan kesulitan menerapkan metode
3
just in time. Jarak pemasok dan perusahaan yang jauh menambah kesulitan
perusahaan untuk memesan bahan baku dalam rentang periode pemesanan yang
pendek. Sebagai akibatnya, perusahaan harus memesan bahan baku dalam jumlah
besar. Namun, persaingan pasar yang semakin ketat memaksa perusahaan untuk
selalu mengedepankan efisiensi dan efektivitas.PT. Alkindo Mitra Raya
memproduksi berbagai jenis resin sintetik, salah satunya adalah produk berjenis
AM 131 yang merupakan produk yang sudah lama bertahan di pasar. Produk ini
memiliki sub produk yang memiliki formulasi yang berbeda namun memiliki
kesamaan dalam jenis bahan baku yang dibutuhkan dalam proses pembuatannya.
Dikarenakan hal tersebut maka pembelian bahan baku untuk sub produk AM 131
dapat digabungkan menjadi satu ukuran lot tertentu. Untuk itu saya melakukan
penelitian terkait kuantitas lot pemesanan bahan baku untuk setiap pemesanan
yang paling efisien dalam segi biaya. Dalam penelitian ini akan dibandingkan
beberapa metode penentuan ukuran lot dalam material requirement planning dan
dipilih metode yang paling murah biayanya.
Menurut lundy maulana dan retno setyorini (2014), yang mana dalam
penelitian mempunyai permasalahan belum adanya perencanaan yang baik dalam
penentuan ukuran pemesanan bahan baku. Dalam penelitian di dalam jurnal saya
yang membedakan adalah PT Alkindo Mitra Raya sudah mempunyai perencanaan
penentuan ukuran pemesanan bahan baku, akan tetapi belum adanya teknik lot
sizing, maka dalam penelitian ini digunakan pendekatan teknik lot sizing dengan
biaya terendah pada sistem MRP.
Berdasarkan dari latar belakang dia atas, dimana perubahan permintaan akan
mempengaruhi ukuran lot pemesanan bahan baku. Maka dala penelitian ini di
ambil rumusan masalah sebagai berikut :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Peramalan
Peramalan adalah teknik atau metode untuk memprediksi penjualan
di periode mendatang berdasarkan informasi-informasi yang mungkin
digunakan sebagai acuan peramalan. Pada dasarnya peramalan
penjualan didasarkan pada tiga basis informasi yaitu apa yang
dikatakan orang, apa yang dibuat orang dan apa yang telah dikerjakan
orang (kusuma,2009 : 16). Sedangkan menurut Lengkey et al,
(Assauri, 2011 :127) peramalan penjualan sebagai suatu perkiraan atau
ciri-ciri kuantitatif dan kualitatif termasuk harga dari perkembangan
pasaran dari suatu produk yang diproduksi oleh suatu perusahaan pada
jangka waktu tertentu di masa yang mengandung nilai error, metode
peramalan terbaik ditentukan berdasarkan error yang terkecil.
2. Tahapan dalam proses peramalan
Menurut steven dan chuong (2014 : 79) ada enam tahap dasar dalam
proses peramalan, yaitu :
a. Menentukan tujuan peramalan
Dalam membuat sebuah peramalan, tentu ada tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan peramalan terkait bagaimana hasil ramalan akan
digunakan dan kapan hasil ramalan dibutuhkan. Tujuan peramalan
akan menentukan seberapa tingkat keakuratan yang diperlukan dan
jenis serta jumlah data yang dibutuhkan.
7
Jika permintaan masa lalu berpola linear, maka metode ini sangat
cocok digunakan. Perkiraan penjualan periode mendatang dapat di
estimasi denagn persamaan regresi. Persamaan regresi adalah
sebagai berikut :
yi = a + bx
Ket : yi = penjualan bulan ke x
X = periode
a = koefisien regresi
c) Metode moving average
Metode moving average menghasilakan peramalan untuk periode
yang akan datang denagn merata-ratakan permintaan aktual untuk
periode akhir yang ditentukan (Hadiguna, 2009:44). Metode ini
menggunakan sejumlah nilai dari beberapa periode terbaru yang
dirata-rata sehingga diperoleh nilai yang digunakan sebagai
ramalan terbaru. Model matematis dari metode moving average
adalah sebagai berikut :
yt = a + bx
Keterangan
yt = peramalan di periode t
x = variabel bebas
b = kemiringan garis
a = nilai yt ketika x=0
6. Definisi MRP
Menurut Render dan Heizer (2005 : 161) definisi MRP adalah suatu
teknik untuk produk dengan permintaan dependen yang menngunakan
daftar kebutuhan bahan, persediaan, penerimaan yang diperkirakan, dan
jadwal produksi induk untuk menentukan kebutuhan material. Heryanto
(1999 : 257) mendefinisikan MRP sebagai suatu konsep dalam manajemen
produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan
barang dalam proses produksi, sehingga barang yang di butuhkan dapat
tersedia sesuai dengan yang di rencanakan. Moto dari MRP adalah
memperoleh material yang tepat, dari sumber yang tepat, untuk
penempatan yang tepat, pada waktu yang tepat.
1. Penelitian Terdahulu
Analisis tentang pengendalian persediaan bahan baku telah banyak
dilakukan. Berbagai model digunakan untuk menganalisis dan
menigkatkan optimalisasi persediaan sehingga dapat meminimisasi biaya
persediaan. Suprehatin (2002), melakukan penelitian tentang sistem
pengadaan dan persediaan bahan baku rotan. Analisis dilakukan dengan
menggunakan metode MRP terdiri dari teknik LFL, EOQ dan teknik PPB.
Berdasarkan perbandingan pengendalian persediaan antara metode
perusahaan dengan ketiga teknik tersebut, diperoleh hasil bahwa metode
perusahaaan relatif lebih besar mengeluarkan biaya persediaannya
dibandingkan dengan ketiga metyode MRP tersebut. Secara keseluruhan
13
Permintaan Pesanan
MPS
MRP 2
Realistik
Proses Produksi
Keterangan:
a) MPS = Master Production Schedule
b) MRP = Material Requirement Planning
c) MRP II = Material Resource Planning
16
Dari alur pemikiran tergambar bahwa penelitian ini akan melakukan pendekatan
MRP untuk mengendalikan persediaan bahan baku. Berdasarkan permintaan
pesanan dibuatlah jadwal produksi induk (MPS) yang berisi tentang apa yang
akan dibuat dan kapan. Setelah mengetahui jadwal produksi induk berikutnya
dilanjutkan dengan MRP yang akan menghasilkan output berupa kuantitas bahan
baku yang dibutuhkan perusahaan. Perhitungan kuantitas yang dibutuhkan
tersebut juga didukung dengan data catatan persediaan dan Bill of Material
(BOM). BOM akan memberikan data mengenai spesifikasi bahan baku dan
komponen yang diperlukan dalam proses prduksi. Sedangkan catatan persediaan
memberikan penjelasan kuantitas bahan yang tersedia pada suatu periode tertentu.
Dengan MRP akan diketahui kuantitas dan waktu yang tepat dari kebutuhan
bahan baku sehingga proses produksi dapa berjalan optimal sehingga biaya
persediaan yang berkaitan dengan bahan baku dapat ditekan seminimal mungkin.
II.4 Hipotesis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan :
N : besar populasi
n : besar sampel
n= 100
1+ 100 (0,12)
n = 50
III.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat tulis,
buku, laptop dan kalkulator.
III.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data jumlah
material yang dibutuhakan tiap produk sekali proses. Dapat juga berupa :
Permintaan Pesanan
MPS
MRP 2
Realistik
Proses Produksi
Keterangan:
a) MPS = Master Production Schedule
b) MRP = Material Requirement Planning
c) MRP II = Material Resource Planning
21
Dari alur pemikiran tergambar bahwa penelitian ini akan melakukan pendekatan
MRP untuk mengendalikan persediaan bahan baku. Berdasarkan permintaan
pesanan dibuatlah jadwal produksi induk (MPS) yang berisi tentang apa yang
akan dibuat dan kapan. Setelah mengetahui jadwal produksi induk berikutnya
dilanjutkan dengan MRP yang akan menghasilkan output berupa kuantitas bahan
baku yang dibutuhkan perusahaan. Perhitungan kuantitas yang dibutuhkan
tersebut juga didukung dengan data catatan persediaan dan Bill of Material
(BOM). BOM akan memberikan data mengenai spesifikasi bahan baku dan
komponen yang diperlukan dalam proses prduksi. Sedangkan catatan persediaan
memberikan penjelasan kuantitas bahan yang tersedia pada suatu periode tertentu.
Dengan MRP akan diketahui kuantitas dan waktu yang tepat dari kebutuhan
bahan baku sehingga proses produksi dapa berjalan optimal sehingga biaya
persediaan yang berkaitan dengan bahan baku dapat ditekan seminimal mungkin.
22
Mulai
Identifikasi Masalah
Pengajuan Judul
Studi Literatur
Penelitian Proposal
Ijin Penelitian
Pengambilan Data
Analisa Data
23
1. Pengajuan judul
2. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan tahap awal setelah pengajuan judul
dari penelitian. Dalam tahap ini dilakukan pengamatan secara langsung
fenomena-fenomena yang sedang terjadi di perusahaan dan akan dijadikan
sebagai bahan penelitian.
3. Studi literatur
4. Penelitian proposal
5. Ijin penelitian
6. Pengambilan data
7. Analisa data
Di dalam penelitian apapun itu, baik penelitian kuantitatif pasti tidak akan
lepas dari salah satu tahapan yang biasa kita sebut dengan tahapan persiapan. Jadi
dalam tahapan ini juga meliputi suatu kegiatan penjajakan ataupun orientasi
lapangan maupun orientasi medan serta tahapan penyusunan rencana penelitian
dan juga instrumen penelitian.