Вы находитесь на странице: 1из 6

Kekuasaan Daendles dan

Raffles di Indonesia

DOVAN ALFANO D / 05 / XI AKSEL

0|Tu ga s S e j a ra h
1). Masa Pemerintahan Willem Daendels

“Herman Willem Daendels. Pada masa


pemerintahannya dibangun jalan raya
antara Anyer di Banten hingga Panarukan
di Jawa Timur.”

Letak geografis Belanda yang dekat dengan


Inggris menyebabkan Napoleon Bonaparte
merasa perlu menduduki Belanda. Pada
tahun 1806, Perancis (Napoleon)
membubarkan Republik Bataaf dan
membentuk Koninkrijk Holland (Kerajaan
Belanda). Napoleon kemudian mengangkat
Louis Napoleon sebagai Raja Belanda.

Karena Indonesia berada di bawah ancaman


Inggris yang berkuasa di India, Napoleon
membutuhkan orang yang kuat dan
berpengalaman militer untuk
mempertahankan jajahannya di Indonesia.
Oleh karena itu, Louis Napoleon
mengangkat Herman Willem Daendels
sebagai gubernur jenderal di Indonesia. Daendels mulai menjalankan tugasnya pada tahun 1808
dengan tugas utama mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.

A. Kebijakan Pemerintahan Herman W. Daendel

Sebagai seorang revolusioner, Daendels sangat mendukung perubahan-perubahan liberal. Beliau


juga bercita-cita untuk memperbaiki nasib rakyat dengan memajukan pertanian dan
perdagangan. Akan tetapi, dalam melakukan kebijakan-kebijakannya beliau bersikap diktator
sehingga dalam masa pemerintahannya yang singkat, yang diingat rakyat hanyalah
kekejamannya. Pembaruan-pembaruan yang dilakukan Daendels dalam tiga tahun masa
jabatannya di Indonesia adalah sebagai berikut.

I.) Bidang Birokrasi Pemerintahan

1. Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping gubernur jenderal dibubarkan
dan diganti dengan Dewan Penasihat. Salah seorang penasihatnya yang cakap ialah Mr.
Muntinghe.
2. Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektuur dan 31 kabupaten. Setiap prefektuur dikepalai oleh
seorang residen (prefek) yang langsung di bawah pemerintahan Wali Negara. Setiap residen
membawahi beberapa bupati.
3. Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda dan diberi pangkat sesuai dengan
ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda. Mereka mendapat penghasilan dari tanah dan
tenaga sesuai dengan hukum adat.

II.) Bidang Hukum dan Peradilan

1. Dalam bidang hukum, Daendels membentuk 3 jenis pengadilan.


* Pengadilan untuk orang Eropa.
* Pengadilan untuk orang pribumi.

1|Tu ga s S e j a ra h
* Pengadilan untuk orang Timur Asing.

Pengadilan untuk pribumi ada di setiap prefektuur dengan prefek sebagai ketua dan para bupati
sebagai anggota. Hukum ini diterapkan di wilayah kabupaten, sedangkan di wilayah prefektuur
seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya diberlakukan hukum Eropa.
2. Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu, termasuk terhadap bangsa Eropa sekalipun. Akan
tetapi, Daendels sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam penjualan tanah kepada
swasta.

III.) Bidang Militer dan Pertahanan

Peta jalur Anyer-Panarukan yang dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Herman Willem
Daendels. Rakyat melakukan pembuatan jalan ini dengan kerja paksa atau Rodi.

Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris,
Daendels mengambil langkah-langkah berikut ini.
1. Membangun jalan antara Anyer-Panarukan, baik sebagai lalu lintas pertahanan maupun
perekonomian.
2. Menambah jumlah pasukan dalam angkatan perang dari 3000 orang menjadi 20.000 orang.
3. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Hal itu dilakukan karena beliau tidak
dapat mengharapkan lagi bantuan dari Eropa akibat blokade Inggris di lautan.
4. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.

IV.) Bidang Ekonomi dan Keuangan

1. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene Rekenkaer) dan dilakukan


pemberantasan korupsi dengan keras.
2. Mengeluarkan uang kertas.
3. Memperbaiki gaji pegawai.
4. Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) yang
diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
5. Mengadakan monopoli perdagangan beras.
6. Mengadakan Prianger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk
menanam tanaman ekspoer (seperti kopi).

V.) Bidang Sosial

1. Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa (rodi) untuk membangun jalan Anyer-Panarukan.
2. Perbudakkan dibiarkan berkembang.
3. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan.
4. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.

2|Tu ga s S e j a ra h
B. Akhir Kekuasaan Herman Willem Daendels

Kejatuhan Daendels antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :


1. Kekejaman dan kesewenang-wenangan Daendels menimbulkan kebencian di kalangan rakyat
pribumi maupun orang-orang Eropa.
2. Sikapnya yang otoriter terhadap raja-raja Banten, Yogyakarta, dan Cirebon menimbulkan
pertentangan dan perlawanan.
3. Penyelewengan dalam penjualan tanah kepada pihak swasta dan manipulasi penjualan Istana
Bogor.
4. Keburukan dalam sistem administrasi pemerintahan.

Louis Napoleon sebagai Raja Belanda akhirnya menarik kembali Daendels dengan
pertimbangan Daendels telah berbuat secara optimal di Indonesia. Penarikan Daendels ke
Belanda disertai dengan pengangkatannya sebagai seorang panglima perang yang kemudian
dikirim ke medan peperangan di Russia.

Sumber : http://indonesian-persons.blogspot.com/2013/04/masa-pemerintahan-herman-willem-
daendels.html ,

2). Masa Pemerintahan Sir Thomas Stanford Raffles

“Sir Thomas Stamford Raffles, si penemu bunga


bangkai Rafflesia Arnoldi.”

Ketika Inggris menyerbu Pulau Jawa, Daendels


sudah dipanggil kembali ke Belanda.
Penggantinya, Gubernur Jenderal Janssens, tidak
mampu bertahan dan terpaksa menyerah. Akhir
dari penjajahan Belanda-Perancis itu ditandai
dengan Kapitulasi Tuntang yang ditandatangani
pada tanggal 18 September 1811 oleh S.
Auchmuty dari pihak Inggris dan Janssens dari
pihak Belanda. Isi perjanjian tersebut adalah
sebagai berikut.

a. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada


Inggris.
b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan
Inggris.
c. Semua pegawai Belanda yang mau bekerja
sama dengan Inggris dapat memegang jabatannya
terus.
d. Semua hutang pemerintah Belanda yang dahulu, bukan menjadi tanggung jawab Inggris.

Seminggu sebelum Kapitulasi Tuntang, Raja Muda (Viceroy) Lord Minto yang berkedudukan di
India, mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Wakil Gubernur (Liuetenant Governor) di
Jawa dan bawahannya (Bengkulu, Maluku, Bali, Sulawesi, dan Kalimantan Selatan). Hal itu
berarti bahwa gubernur jenderal tetap berpusat di Calcutta, India. Akan tetapi, dalam
pelaksanaannya Raffles berkuasa penuh di Indonesia.

3|Tu ga s S e j a ra h
Pemerintahan Raffles di Indonesia cenderung mendapat tanggapan positif dari para raja dan
rakyat Indonesia karena hal berikut ini.

a. Para raja dan rakyat Indonesia tidak menyukai pemerintahan Daendels yang sewenang-
wenang dan kejam.
b. Ketika masih berkedudukan di Penang, Malaysia, Raffles beberapa kali melakukan misi
rahasia ke kerajaan-kerajaan yang anti Belanda di Indonesia, seperti Palembang, Banten, dan
Yogyakarta dengan janji akan memberikan hak-hak lebih besar kepada kerajaan-kerajaan
tersebut.
c. Sebagai seorang liberalis, Raffles memiliki kepribadian yang simpatik. Beliau menjalankan
politik murah hati dan sabar walaupun dalam praktiknya terkadang agak berlainan.

A. Kebijakan Pemerintahan Thomas S. Raffles

Dalam menjalankan pemerintahan di Indonesia,


Raffles didampingi oleh suatu Badan Penasihat
(Advisory Council) yang terdiri atas Gillespie,
Cranssen, dan Muntinghe. Tindakan-tindakan Raffles
selama memerintah di Indonesia (1811-1816) adalah
sebagai berikut.

I) Bidang Birokrasi Pemerintahan

a. Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan, yang


terdiri atas beberapa distrik. Setiap distrik terdapat
beberapa divisi (kecamatan) yang merupakan
kumpulan dari desa-desa.
b. Mengubah sistem pemerintahan yang semula
dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi sistem
pemerintahan kolonial yang bercorak barat.
c. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi
dilepaskan kedudukannya sebagai kepala pribumi
secara turun-temurun. Mereka dijadikan pegawai
pemerintah kolonial yang langsung di bawah
kekuasaan pemerintah pusat. Buku karya Sir Thomas S. Raffles,
dibantu oleh juru bahasa Raden Ario
II) Bidang Perekonomian dan Keuangan Notodiningrat dan Bupati Sumenep,
Notokusumo II.
a. Petani diberikan kebebasan untuk menanam
tanaman ekspor, sedangkan pemerintah hanya berkewajiban membuat pasar untuk merangsang
petani menanam tanaman ekspor yang paling menguntungkan.
b. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte
Leverantie) karena dianggap terlalu berat dan dapat mengurangi daya beli rakyat.
c. Menetapkan sistem sewa tanah (landrent). Sistem ini didasarkan pada anggapan bahwa
pemerintah kolonial adalah pemilik tanah dan para petani dianggap sebagai penyewa (tenant)
tanah pemerintah. Oleh karena itu, para petani diwajibkan membayar pajak atas penggunaan
tanah pemerintah.
d. Pemungutan pajak pada mulanya secara perorangan. Namun, karena petugas tidak cukup
akhirnya dipungut per desa. Pajak dibayarkan kepada kolektor yang dibantu kepala desa tanpa
melalui bupati.

III) Bidang Hukum

Sistem peradilan yang diterapkan Raffles lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh Daendels.
Apabila Daendels berorientasi pada warna kulit (ras), Raffles lebih berorientasi pada besar-

4|Tu ga s S e j a ra h
kecilnya kesalahan. Menurut Raffles, pengadilan merupakan benteng untuk memperoleh
keadilan. Oleh karena itu, harus ada benteng yang sama bagi setiap warga negara.

IV) Bidang Sosial

a. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa).


b. Penghapusan perbudakan, tetapi dalam praktiknya beliau melanggar undang-undangnya
sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan. Hal itu terbukti dengan pengiriman kuli-
kuli dari Jawa ke Banjarmasin untuk membantu perusahaan temannya, Alexander Hare, yang
sedang mengalami kekurangan tenaga kerja.
c. Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan harimau.

V) Bidang Ilmu Pengetahuan

Masa pemerintahan Raffles di Indonesia memberikan banyak peninggalan yang berguna bagi
ilmu pengetahuan, antara lain berikut ini.
a. Ditulisnya buku berjudul History of Java. Dalam menulis buku tersebut, Raffles dibantu oleh
juru bahasanya Raden Ario Notodiningrat dan Bupati Sumenep, Notokusumo II.
b. Memberikan bantuan kepada John Crawfurd (Residen Yogyakarta) untuk mengadakan
penelitian yang menghasilkan buku berjudul History of the East Indian Archipelago, diterbitkan
dalam tida jilid di Edinburgh, Scotlandia pada tahun 1820.
c. Raffles juga aktif dalam mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
d. Ditemukannya bunga bangkai yang akhirnya diberi nama Rafflesia Arnoldi.
e. Dirintisnya Kebun Raya Bogor.

Selama lima tahun Raffles berkuasa di Indonesia terjadi beberapa kali persengketaan dengan
pribumi. Hal ini terjadi di Palembang (1811), Yogyakarta (1812), Banten (1813), dan Surakarta
(1815).

B. Berakhirnya Kekuasaan Thomas S. Raffles

Berakhirnya pemerintah Raffles di Indonesia ditandai dengan adanya Convention of


London pada tahun 1814. Perjanjian tersebut ditandatangani oleh wakil-wakil Belanda dan
Inggris yang isinya sebagai berikut.

1) Indonesia dikembalikan kepada Belanda.


2) Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap ditangan Inggris.
3) Cochin (di Pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris, sedangkan Bangka diserahkan kepada
Belanda sebagai gantinya.

Raffles yang sudah terlanjur tertarik kepada Indonesia sangat menyesalkan lahirnya Convention
of London. Akan tetapi, Raffles cukup senang karena bukan ia yang harus menyerahkan
kekuasaan kepada Belanda, melainkan penggantinya yaitu John Fendall, yang berkuasa hanya
lima hari. Raffles kemudian diangkat menjadi gubernur di Bengkulu yang meliputi wilayah
Bangka dan Belitung. Karena pemerintahan Raffles berada di antara dua masa penjajahan
Belanda, pemerintahan Inggris itu disebut sebagai masa interregnum (masa sisipan).

Sumber : http://indonesian-persons.blogspot.com/2013/05/pemerintahan-inggris-di-indonesia.html

5|Tu ga s S e j a ra h

Вам также может понравиться