Вы находитесь на странице: 1из 59

 KONSEPSI DAN PERKEMBANGAN JANIN

I. KONSEPSI

Didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah sel telur dan sebuah sperma, yang menandai awal
suatu kehamilan. Peristiwa ini bukan merupaka peristiwa yang terpisah namun suatu rangkaian
kejadian yang mengelilinginya. Kejadian itu adalah pembentukan gamet, ovulasi, penggabungan
gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Hanya jika semua peristiwa ini berlangsung baik
maka proses perkembangan embrio dan janin dapat dimulai.

Gambar : pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai dari saat konsepsi

1. Ovum

Saat ovulasi, ovum keluar dari folikel ovarium yang pecah. Kadar estrogen yang tinggi
meningkatkan gerakan tuba uterina, sehingga silia tuba dapat menangkap ovum dan
menggerakkannya sepanjang tuba menuju rongga rahim. Ovum tidak dapat berjalan sendiri.
Ovum dianggap subur selama 24 jam setelah ovulasi. Apabila tidak difertilisasi oleh sperma,
ovum berdegenerasi dan diabsorpsi.

2. Sperma

Saat hubungan seksual dalam kondisi normal dikeluarkan 200 sampai 500 juta sperma ke dalam
vagina. Sperma berenang dengan gerakan flagella pada ekornya. beberapa sperma dapat
mencapai tempat fertilisasi dalam lima menit, tapi rata – rata waktu yang dibutuhkan adalah 4
sampai 6 jam. Sewaktu sperma berjalan melalui tuba uterina, enzim yang dihasilkan disana akan
membantu kapasitasi sperma. Yakni perubahan fisiologis yang membuat lapisan pelindung lepas
dari kepala sperma ( akrosom ) sehingga terbentuk lubang kecil di akrosom yang memungkinkan
enzim keluar. Enzim ini dibutuhkan agar sperma dapat menembus lapisan pelindung ovum
sebelum fertilisasi.
Gambar : proses fertilisasi
3. Fertilisasi

Berlangsung di ampula tuba uteri, apabila sebuah sperma berhasil menembus membran yang
mengelilingi ovum, baik sperma maupun ovum akan berada di dalam membran yang tidak dapat
lagi ditembus oleh sperma lain. Hal ini disebut reaksi zona. Sperma membesar dan menjadi
pronukleus pria, sedangkan ekornya berdegenerasi. Nucleus menyatu dan kromosom bergabung
sehingga dicapai jumlah yang diploid yakni 46. Dengan demikian, konsepsi berlangsung dan
terbentuklah zigot. Karna telur yang difertilisasi membelah dengan cepat sedangkan ukurannya
tidak bertambah maka terbentuklah sel kecil yang disebut blastomer yang terbentuk pada setiap
pembelahan. Morula terdiri dari 16 sel berupa satu bola sel padat yang dihasilkan dalam 3 hari.
Morula masih dikelilingi oleh lapisan pelindung zona pelusida. Cairan masuk ke dalam zona
pelusida dan menyusup ke dalam ruang unterseluler diantara blastomer, lalu kemudian terbentuk
pula blastosis. Pembentukan ini menandai diferensiasi utama pertama embrio. Massa padat sel
bagian dalam berkembang menjadi embrio dan membrane embrio, yang disebut amnion.

Gambar : proses fertilisasi


4. Implantasi

Zona pelusida berdegenerasi dan trofoblas melekatkan dirinya pada endometrium rahim. Antara
7 sampai 10 hari setelah konsepsi, trofoblas menyekresi enzim yang membantunya
membenamkan diri ke dalam endometrium sampai seluruh bagian blastosis tertutup. Proses
inilah yang disebut implantasi.

II. PEMBENTUKAN PLASENTA

Struktur Plasenta
Plasenta merupakan organ penting bagi janin, karena sebagai alat pertukaran zat antara ibu
dan bayi atau sebaliknya.Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20
cm dan tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap
pada kehamilan kurang dari 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri.
Plasenta terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus uteri,
dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih
banyak tempat untuk berimplementasi. Plasenta berasal dari sebagian besar dari bagian janin,
yaitu villi koriales atau jonjot chorion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal
dari desiduabasalis.
Plasenta mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan fetal dan maternal.Permukaan fetal adalah
permukaan yang menghadap ke janin, warnanya keputih-putihan dan licin. Hal ini disebabkan
karena permukaan fetal tertutup oleh amnion, di bawah nampak pembuluh-pembuluh darah.
Permukaan maternal adalah permukaan yang menghadap dinding rahim, berwarna merah dan
terbagi oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu. Jumlah celah pada plasenta dibagi
menjadi 16-20 kotiledon.

Gambar 1. Permukaan plasenta


Penampang plasenta terbagi menjadi dua bagian yang terbentuk oleh jaringan anak dan jaringan
ibu. Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut membrana chorii, yang dibentuk
oleh amnion,pembuluh darah janin, korion dan villi. Bagian dari jaringan ibu disebut
piring desidua atau piring basal yang terdiri dari desidua compacta dan desidua spongiosa.
 Pembentukan Plasenta
Perkembangan trofoblas berlangsung cepat pada hari ke 8-9, dari selapis sel tumbuh menjadi
berlapis-lapis.Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada
lapisan sinsitiotrofoblas(selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan.
Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage).
Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan
endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut dialiri
masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya
sistem sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal.
Antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok sel
baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang
disebutmesoderm ekstraembrional. Bagian yang berbatasan dengan sitotrofoblas
disebut mesodermekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi
selaput korion (chorionic plate).

gambar : struktur plasenta


Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk
sac disebut mesodermekstraembrional splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-
14), seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan
diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya
sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang lebih aktif dibandingkan
daerah lainnya.
Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin
besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin
jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal
coelomic space) atau rongga korion (chorionic space).
Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan
invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut
jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran
darah ibu.
Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah
jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke
dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang terdiri dari
intimesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.
Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang
dimilikinya, mesodermdalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh
kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular
(disebut jonjot tersier/tertiary stem villi) .
Selom ekstraembrional/rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional
makin terpisah dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit
jaringan mesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting
stalk). Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan
berkembang menjadi pembuluh darah danconnecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.
Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring
denganperkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa,terbentuklah komponen sirkulasi utero-
plasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan
sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi
satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan
lapisankorion.
Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan
dengan komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem tersebut
dinamakan sirkulasi feto-maternal.
Fungsi Plasenta
Fungsi dari plasenta adalah:
1. Nutrisi: tempat pertukaran zat dan pengambilan bahan nutrisi untuk tumbuh
kembang janin
2. Respirasi: memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
3. Ekskresi: mengeluarkan sisa metabolisme janin
4. Endokrin:sebagaipenghasil hormon-hormon kehamilan sepertiHCG,
HPL, esterogen,progesteron
5. Imunologi: menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
6. Farmakologi: menyalurkan obat-obatan yang diperlukan janin, diberikan melalui ibu
7. Proteksi: barier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat toksik
Tipe-Tipe Plasenta
Menurut bentuknya, plasenta terbagi menjadi:
1. Plasenta normal
2. Plasenta membranasea (tipis)
3. Plasenta suksenturiati (satu lobus terpisah)
4. Plasenta spuria
5. Plasenta bilobus (2 lobus)
6. Plasenta trilobus 3 lobus)
Menurut perlekatan pada dinding rahim, adalah sebagai berikut:
1. Plasenta adhesiva (lebih melekat)
2. Plasenta akreta (lebih melekat)
3. Plasenta inkreta (sampai ke otot polos)
4. Plasenta perkreta (sampai ke serosa)
Sirkulasi Darah Plasenta
Darah ibu yang berada di ruang interviller berasal dari spiral arteries yang berada
di desiduabasalis. Pada sistosel darah disemprotkan dengan tekanan 70-80 mmHg seperti air
mancur ke dalam ruang interviler sampai mencapai chorionic plate, pangkal kotiledon-
kotiledon janin. Darahtersebut membasahi semua villi koriales dan kembali perlahan-lahan
dengan tekanan 80 mmHg menuju ke vena-vena di desidua.
Di tempat-tempat tertentu ada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk
menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat pula suatu ruang
vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller diatas. Ruang ini
disebut sinus marginalis.
Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap menit
padakehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Seluruh ruang
interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih kurang 150-250 ml. Permukaan semua
villi koriales diperkirakan seluas lebih kurang 11 m2. Dengan demikian pertukaran zat-
zat makananterjamin benar.
Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung.
Padakehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari villi tidak berubah, akan tetapi dari lapisan
sititrofoblas sel-sel berkurangdan hanya ditemukan sebagai kelompok sel-sel, stroma jonjot
menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya menjadi
lebih besar dan lebih mendekati lapisan trofoblas.
Pada kehamilan 36 minggu sebagian besar sel-sel sitotrofoblas tak ada lagi, akan tetapi antara
sirkulasi ibu dan janin selalu ada lapisan trofoblas. Terjadi klasifikasi pembuluh-pembuluh
darahdalam jonjot dan pembentukan fibrin di permukaan beberapa jonjot. Kedua hal terakhir ini
mengakibatkan pertukaran zat-zat makanan, zat asam, dan sebagainya antara ibu dan janin mulai
terganggu.
Deposit fibrin ini dapat terjadi sepanjang masa kehamilan sedangkan banyaknya juga berbeda-
beda. Jika banyak, maka deposit ini dapat menutup villi dan villi itu kehilangan hubungan
dengandarah ibu lalu berdegenerasi, timbullah infark. ( www.lusa.web.id )

III. PERKEMBANGAN EMBRIO DAN JANIN

Perkembangan intrauterin dibagi dalam tiga tahap yakni : ovum, embrio dan janin. Tahap ovum
berlangsung sejak konsepsi sampai hari ke 14. Pada periode ini terjadi replikasi seluler,
pembentukan blastosis, perkembangan awal selaput embrio lapisan germinal primer.

Tahap embrio berlangsung dari hari ke 15 sampai sekitar 8 minggu setelah konsepsi atau sampai
ukuran embrio sekitar 3 cm, dari puncak kepala sampai bokong.

4 minggu

Tampak luar : badan fleksi membentuk huruf C, terdapat bakal lengan dan tungkai, kepala pada
sudut kanan badan. Ukuran puncak kepala 0,4 cm sampai 0, 5 cm dengan berat 0,4 gram. Perut
berada pada garis tengah dan berbentuk fusiform, hati jelas terluhat, esofagus pendek, usus halus
berupa tabung pendek. Pada sistem muskulo semua somit telah ada. Jantung terbentuk, terlihat
dua serambi, mulai berdenyut, terbentuk lengkung aorta dan vena utama. Bakal paru dan ureter
pun telah muncul. Lengkungan otak tengah jelas terlihat, tidak terdapat otak belakang atau
lengkungan servikal dan alur saraf pun menutup. Mata dan telinga muncul sebagai pembuluh
optik dan atosis. Parit genital muncul pada minggu kelima.

8 minggu

Badan mulai terbentuk, hidung rata, mata jauh terpisah, jari sudah terbentuk, kepala mulai
terangkat, ekor hampir hilang, mata, telinga hidung dan mulut dapat dikenali. Ukuran puncak
kepala ke bokong 2,5 sampai 3 cm dengan berat 2 gram. Mula – mula terlihat adanya osifikasi
penulangan, oksiput, mandibula, dan humerus, janin dapat sedikit bergerak, otot badan, anggota
gerak, dan kepala sudah dapat dilihat dengan jelas. Pembuluh darah utama sudah hampir selsai
dibentuk, darah banyak mengandung sel darah merah berinti. Pembentukan rongga pleura, dan
pericardial, percabangan bronkiolus, lubang hidung tertutup sumbatan epitel. Tubulus sekretori
dini berdiferensiasi, kandung kemih-uretra memisahkan diri dari rectum. Korteks serebri mulai
membentuk sel khas, diferensiasi korteks serebri, meningens, foramen ventrikel, sirkulasi cairan
serobrospinal, medulla spinalis meluas sepanjang tulang belakang. Fleksus koroid primordial
terbentuk, ventrikel relative besar dibandingkan korteks, perkembangan terus berlanjut, mata
saling mendekat dengan cepat dan terbentuk telinga dalam. Belum dapat dibedakan jenis
kelaminnya, namun mulai berdiferensiasi.

12 minggu

Kuku terbentuk menyerupai manusia, kepala tegak tapi besarnya tidak sebanding, kulit merah
muda dan lembut. Ukuran puncak kepala ke bokong 6 sampai 9 cm dan berat 19 gram. Empedu
disekresi, penyatuan langit-langit selesai, usus halus terpisah dari medulla spinalis dan mulai
menempati tempat yang khusus. Beberapa tulang mulai dibentuk, osifikasi meluas, lengkung
servikal dan sacral bagian bawah dan tubuh mulai menjadi tulang, lapisan otot polos mulai
terdapat di rongga visera. Pembentukan darah di sumsum tulang, paru – paru mendapatkan
bentuk yang tetap dan muncul pita suara. Ginjal dapat mensekresi urin, kandung kemih
menggembung seperti kantung. Konfigurasi structural otak secara garis besar telah selesai,
medulla spinalis menunjukkan pembesaran di daerah servikaldan lumbar, terbentuk foramen
ventrikel keempat dan janin mulai mengisap jari. Mulai ada bakal pengecap yang pertama,
karakteristik dan organisasi mata mulai terjadi. Jenis kelamin dapat dikenali, organ seks internal
dan eksternal semakin spesifik.

16 minggu

Kepala masih dominan, wajah menyerupai manusia pada pemeriksaan kasar, mata, telinga dan
hidung mulai menyerupai bentuk sebenarnya. Perbandingan lengan kaki sesuai, muncul rambut
kepala. Ukuran puncak kepala ke bokong 11,5 cm dengan berat 100 gram. Mekonium di dalam
usus, mulai menyekresi beberapa enzim dan anus terbuka. Kebayakan tulang dapat dibedakan di
seluruh tubuh, muncul rongga sendi, pergerakan otot dapat di deteksi. Otot jantung berkrmbang
dengan baik, pembentukan darah secara aktif di limpa. Serabut elastic muncul pada paru – paru,
muncul bronkiolus terminalis dan respiratorius. Ginjal menempati tempat yang tetap mulai
menyerupai bentuk dan fungsi yang khas. Lobus – lobus serebri terbentuk, serebelum mulai
menonjol. Organ perasa berdiferensiasi. Testis dalam posisi turun ke dalam skorotum, dan pada
janin wanita terlihat vagina mulai membuka.

20 minggu

Verniks kaseosa dan lanugo muncul, tungkai sangat bertambah panjang dan mulai terlihat kelejar
sebasea. Ukuran puncak kepala ke bokong 16 sampai 18,5 cm dengan berat 300 gram. Kolon
asenden dapat dikenali. Sternum mengalami osifikasi, gerakan janin cukup kuat untuk dirasakan
oleh ibu. Lubang hidung terbuka kembali, gerakan primitive mirip pernapasan dimulai. Secara
kasar otak terbentuk, mielinisasi medulla spinalis dimulai dan berakhir pada tingkat S1. Hidung
dan telinga membentuk tulang.

24 minggu

Tubuh menjadi langsing. Kulit menjadi merah dan berkeriput, terdapat verniks kaseosa,
pembentukan kelenjar keringat. Ukuran puncak kepala ke bokong 23 cm dengan berat 600 gram.
Pembentukan darah meningkat dalam susmsum tulang tapi berkurang di hati. Terdapat duktus
dan sakus alveolaris, lesitin mulai muncul pada cairan amnion pada minggu ke 26 hingga ke 27.
Korteks serebri dilapisi secara khas, proliferasi neuron pada korteks serebri berakhir. Telinga
mulai berfungsi. Testis dalam proses turun ke skorotum.

28 minggu

Badan langsing, keriput berkurang dan berwarna merah. Ukuran puncak kepala ke bokong 27 cm
dengan berat 1100 gram. Talus dan tulang tumit menjalani osifikasi, gerkana lemah dan cepat,
tonus minimum. Lesitin terbentuk pada permukaan alveolus. Tampak visura serebralis,
pembentukan lipatan otak dengan cepat, siklus tidur bangun yang tidak tetap. Kelopak mata
terbuka kembali, lapisan retina selsai dibentuk, dapat menerima cahaya, pupil dapat bereaksi
pada cahaya.

32 minggu

Lemak subkutan mulai terkumpul, tampak lebih bulat, kulit merah muda dan licin, mulai
mengambil posisi persalinan. Panjangnya 31 cm dengan berat 2100 gram. Falang medial
keempat mengalami penulangan, terlihat primordial gigi permanen, dapat menengok ke samping.
Mulai sadar pada suara diluar tubuh ibu. Testis turun kedalam skorotum.

36 minggu

Kulit merah muda, tubuh bulat. Panjang35 cm dengan berat antara 2200 – 2900 gram. Gerakan
mulai pasti dan dapat bertahan, tonus cukup kuat, dapat membalik dan mengangkat kepala.
Pembentukan nefron baru berhenti. Siklus bangun ke tidur menetap.

40 minggu
Kulit halus dan berwarna merah muda, rambut sedang hingga banyak, tampak tulang rawan
hidung dan cuping hidung. Panjangnya 40 cm dengan berat 3200 gram. Gerakan aktif dan
bertahan, tonus baik, dapat mengangkat kepala. Percabangan paru hanya selesai 2/3. Mielinisasi
otak dimulai, siklus tidur-bangun teratur, emnangis bila lapar dan tidak nyaman, reflex mengisap
kuat. Pada wanita labia mayora telah berkembang dengan baik.

( Bobak, 2005 )

Sirkulasi Darah Janin

 Darah yang mengandung oksigen (darah bersih) memasuki janin lewat vena umbilikalis.
 Vena umbilikalis langsung berjalan ke dalam hati, tapi memiliki cabang besar
(duktusvenosus) yang membawa darah ke vena cava inferior.
 Vena cava inferior mengangkut darah yang bersih dari tubuh janin bagian bawah.
 Darah yang bersih akan tercampur dengan sebagian darah yang kotor, hampir segera
dsetelah darah tersebut masuk ke dalam janin (janin memiliki kadar Hb yang tinggi untuk
mengatasi hal ini).
 Vena cava inferior mengosongkan isinya ke dalam atrium kanan.
 Bagian terbesar darah mengalir ke atrium kiri lewat foramen ovale dari atrium kiri , darah
mengalir ke ventrikel kiri kemudian masuk ke dalam aorta.
 Sebagian besar darah mengalir lewat cabang aorta untuk memasok otak dan ekstremitas
bagian atas.
 sebagian darah dengan jumlah yang terbatas mengalir ke bawah lewat aorta desendens
untuk memasok tubuh bagian bawah.
 Darah yang kotor (yang telah mengalami deoksigenasi) akan kembali dari tubuh bagian
atas lewat vena cava superior.
 Dari vena cava superior, darah mengalir lewat atrium kanan dan ventrikel kanan untuk
masuk ke dalam arteri pulmonalis.
 Sebagian besar darah memintas paru-paru yang belum berfungsi dengan diarahkan duktus
arteriosus langsung ke dalam arkus desendes aorta.
 Sebagian darah beredar ke tubuh bagian bawah, namun bagian utamanya dialihkan lewat
arteri hipogastrika ke dalam pembuluh arteri umbilikalis dan kemudian ke plasenta untuk
di bersihkan.
 ANATOMI FISIOLOGI KEHAMILAN

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana pada diri seorang wanita terdapat janin yang sedang
berkembang.
Graviditas adalah jumlah kehamilan, sedangkan paritas adalah jumalah kehamilan yang
menghasilkan janin hidup, berbeda dengan graviditas yang menyatakan jumlah kehamilan secara
keseluruhan. Biasanya dipakai kode 5 digit untuk menulis riwayat kehamilan seorang wanita
( GTPAL ) :

G : Graviditas yakni jumlah kehamilan

T : kehamilan term atau jumlah kehamilan yang cukup bulan

P : kehamilan praterm atau prematur

A : aborsi yakni termasuk jumlah aborsi spontan maupun elektif

L : living yaitu jumlah anak yang hidup saat ini.

( Bobak, Lowdermilk, Jensen dalam buku ajar keperawatan maternitas edisi 4, 2005 )

I. Adaptasi terhadap kehamilan


 Perubahan pada sistem reproduksi

UTERUS

Uterus berkembang sampai xifisternum. Pengurangan tinggi fundus terjadi pada beberapa bulan
terakhir kehamilan, pada saat fetus turun ke bawah ke bagian bawah uterus. Hal ini bertujuan
untuk membuat jaringan pelvic menjadi lebih lunak dengan tonus uterus yang baik, dengan
formasi yang baru dari segmen bawah rahim ( Miler dan Harnetty, 1997 ).
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat uterus normal 30
gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk
uterus seperti buah alpukat agak gepeng.

gambar : uterus saat hamil

Pada kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali
seperti bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya
kehamilan sangat penting diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita
tersebut hamil fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan
sebagainya.Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas pusat atau 1/3
jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak antara
½ jarak pusat dan prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak kira-kira
1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila pertumbuhanjanin normal, maka tinggi fundus uteri
pada kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm dan pada 36 minggu
adalah 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari
dibawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun
dan masuk kedalam rongga panggul.Pada trimester III, istmus uteri lebih nyata menjadi corpus
uteri dan berkembang menjadi segmen bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada
kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan
tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih
tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini
jauh lebih tebal daripada SBR.

SERVIKS UTERI

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Akibat kadar
estrogen yang meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks
menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen.
Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka
serviks tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan
membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin
kebawah. Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi
yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar,
sehingga dapat mengganggu kehamilan.Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan
akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh
mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih
merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain itu
prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan.
Serviks menjadi lebih lunak dan lebih mudah berdilatasi sesaat sebelum persalinan.

VAGINA DAN VULVA

Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan. Adanya hipervaskularisasi
mengakibatkan vagina dan vula tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna
porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini
dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut menigkat.
Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan/persalinan maka perdarahan akan banyak sekali,
sampai dapat mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina mulai
meningkat dan lebih kental. Sel epitel juga meningkatkan kadar glikogen. Sel ini berinteraksi
dengan hasil dedoelein yang merupakan bakteri komensal dan menghasilkan lingkungan yang
lebih asam ( Mcfadyen, 1995 ). Lingkungan ini menyedikan perlindungan ekstra terhadap
organisme tapi merupakan keadaan menguntungkan bagi Candida albican ( Symon, 1992 ).
PAYUDARA

Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak
jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi.

 Perubahan sistem kardiovaskuler

JANTUNG

Meningkatnya beban kerja menyebabkan otot jantung mengalami hipertrofi, terutama ventrikel
kiri sebagai pengatur pembesaran jantung, pembesaran uterus menekan jantung ke atas dan ke
kiri. Suara sistolik jantung dan murmur yang berubag adalah normal. Selama hamil kecepatan
darah meningkat yakni jumlah darah yang dialirkan oleh jantung dalam setiap denyutnya sebagai
hasil dari peningkatan curah jantung. Hal ini meningkatkan volume darah dan oksigen ke seluruh
organ dan jaringan ibu untuk pertumbuhan janin ( Symond, 1991 ). Denyut janyung meningkat
dengan cepat setelah usia kehamilan 4 minggu, dari 15 denyut per menit menjadi 70 -85 denyut
per menit, aliran darah meningkat dari 64 ml menjadi 71 ml.

Pada trimester 3, aliran pada curah jantung mengalami pengurangan karena ada penekanan pada
vena kava inferior oleh uterus. Walaupun curah jantung meningkat pada wanita hamil namun
tekanan darah belum tentu ikut meningkat, karna reduksi perifer yang resisten sekitar 50 dari
wanita tidak hamil. Jumlah vena dan venula meningkat, hormone progesterone meningkat
menyebabkan otot polos berelaksasi dan berdilatasi ( Cruishank & Hays, 1991 ). Hal ini
menyebabkan peningkatan produksi vasodilator prostaglandin ( Cunningham et al, 1989 ).

Pada kehamilan uterus menekan vena kava sehingga mengurangi darah vena yang akan kembali
ke jantung. Curah jantung mengalami pengurangan sampai 30% dan tekanan darah turun hinggal
15% yang dapat membangkitkan pusing, mual dan muntah ( Cruishank & Hays, 1991 ). Vena
kava menjadi miskin oksigen pada akhir kehamilan sejalan dengan meningkatnya distensi dan
tekanan pada vena kaki, vulva, rectum dan pelvis akan menyebabkan edema di bagian kaki, vena
dan hemoroid ( Case & Waterhouse, 1994 ).

DARAH

 Aliran dan volume darah

Tidak ada peningkatan aliran darah ke otak dan hati ( Mcfadyen, 1995 ). Aliran darah uterus
secara fisiologis meningkat karena efek dari angiotensin II di jaringan plasenta ( Symond, 1992 ).
Aliran darah ginjal meningkat sebanyak 70 – 80 % pada akhir trimester I, hal ini akan menambah
ekskresi ( Davidson & Dunlop, 1995 ). Peningkatan aliran darah pada kulit dan membran
mukosa dan disebagian kaki dan tangan, mencapai maksimum 500 ml per menit pada kehamilan
36 minggu dan untuk membentuk ekstra panas untuk metabolisme fetus. Hal ini menyebabkan
ibu hamil sering merasa kepanasan dan berkeringat ( de swiet, 1991 ).peningkatan volume darah
dimulai dari usia kehamilan 10 minggu sampai kehamilan 34 minggu secara progresif
( Cruischank & Hays, 1991 ). Sirkulasi volume darah yang tinggi diperlukan untuk :

- Persediaan aliran darah ekstra untuk plasenta di khorio desidual.


- Menyuplai kebutuhan metabolisme ekstra janin
- Persediaan untuk perfusi ekstra dari ginjal atau organ lain
- Sebagai pengimbang dari arteri yang meningkat dan kapasitas vena.
- Sebagai kompensasi terhadap hilangnya darah pada saat transportasi

 Faktor pembekuan darah

Sistem pembekuan darah dan fibrinogen mengalami akselerasi yang besar pada saat kehamilan.
Hal ini mengarah pada perubahan waktu koagulasi dari 12 ke 8 menit ( Cunningham,
1989 ).kapasitas pembekuan darah meningkat yang merupakan salah satu cara untuk mencegah
hemoragi pada saat pelepasan plasenta saat bersalin.

 Perubahan sistem respirasi

Mukosa sistem respirasi menjadi hiperemik dan edema dengan mucus yang hipersekresi
mengarah pada sesak dan epiktaksis. Itulah sebabnya banyak wanita hamil yang mengeluh pilek.
Kapasitas paru total berkurang 5 % karena elevasi diafragma. Frekuensi respirasi normal berkisar
14 – 15 napas / menir dengan pernapasan diafragma dan napas yang lebih dalam ( Cruishank &
Hays, 1991 ).

 Perubahan sistem urinary

Pada trimester kedua aliran darah ginjal meningkat hingga kehamilan 30 minggu, kemudian
menurun secara perlahan. Akibatnya ginjal mengalami pembesaran dan filtrasi glomerular.
Perubahan dalam filtrasi glomerulus adalah penyebab peningkatan klirens kreatinin, urea dan
asam urat yang sangat diabsopsi pada awal kehamilan ( Davidson & Dunlop, 1995 ). Protein dan
asam amino sangat sedikit direabsorpsi, sementara asam amino dan vitamin ditemukan dalam
jumlah yang banyak di dalam urine wanita hamil. Hanya protein yang tidak dapat ditemukan
pada urine wanita hamil ( Cunningham et al, 1989 ). Ekskresi glukosa meningkat sebagai hasil
peningkatan filtrasi glomerulus terhadap glukosa disbanding dengan pengurangan reabsopsi
( Buylis & Davidson, 1991 ).

 Perubahan pada sistem integumen

Dari akhir bulan kedua sampai dengan aterm, terjadi peningkatan pituitary melanin stimulating
hormone yang menyebabkan bermacam tingkat pigmentasi meskipun masih tergantung pada
warna kulit ibu hamil. Kulit terasa seperti terbakar selama kehamilan akan bertahan lebih lama
dibandingkan dengan hal lain ( Mcfadyen, 1995 ). Tempat yang umumnya terpengaruh adalah
aerola, garis tengah abdomen, perineum, dan aksila. Hal ini terjadi karna pada beberapa daerah
tersebut kadar melanositnya lebih tinggi ( Wade, 1984 ). Hampir semua wanita hamil mempunyai
garis pigmentasi yang disebut linea. Biasanya berada di garis tengah otot rektus yang merupakan
bagian pertahanan pada saat uterus berkembang dan bertambah besar dan juga menyebabkan
tekti diastasis ( Cunningham et al, 1989 ).kulit kepala, muka dan bulu di tubuh selama hamil
menjadi lebih tebal.

 Perubahan pada sistem musculoskeletal

Ligamen pada simfisis pubis dan sakroiliaka akan menghilang karna berelaksasi sebagai efek
dari estrogen ( Guyton, 1991 ). Lemahnya dan membesarnya jaringan menyebabkan terjadinya
hidrasi pada trisemester akhir ( Mcfadyen, 1995 ). Simfisis pubis melebar sampai 4 mm pada
usia gestasi 32 minggu dan sakrokoksigeus tidak teraba, diikuti terabanya koksigis sebagai
pengganti bagian belakang. Meningkatnya pergerakan pelvic menyebabkan pergerakan pada
vagina dan hal ini emnyebabkan sakit punggung dan lgamen pada saat hamil tua. Bentuk tubuh
selalu berubah menyesuaikan dengan pembesaran uterus kedepan karena tidak adanya otot
abdomen.

 Perubahan pada sistem gastrointestinal

Gusi menjadi bengkak, lunak dan berlubang pada saat kehamilan, merupakan efek dari
peningkatan kadar estrogen yang mengarah pada perdarahan karna trauma. Peningkatan saliva
dan ptyalin adalah masalah umum pada kehamilan. Relaksasi otot polos abdomen dan
hipomotilitas karna peningkatan kadar estrogen dan HCG dapat menyebabkan mual dan muntah.
Peningkatan nafsu makan pada masa kehamilan bisa dikarenakan hormone progesterone yang
memerintah otak untuk mengatur penyimpanan lenak untuk keseimbangan energy. Hal ini
bertujuan menggantikan kadar plasma glukosa dan asam amino yang turun pada awal kehamilan.
Turunnya osmolaritas plasma dan naiknya kadar prolaktin juga meningkat perasaan haus pada
wanita hamil ( Hytten, 1990 ). Adanya tekanan intragrastik yang tidak disertai dengan tonus dari
sfingter kardia lambung menyebabkan refluks asam di mulut dan sakit epigastrik atau retrostenal.

 Perubahan sistem endokrin


1. Hormon plasenta
Sekresi hormone plasenta dan HCG dari plasenta janin mengubah organ endokrin secara
langsung. Peningkatan kadar estrogen menyababkan produksi globulin meningkat dan
menekan produksi tiroksin, kortikosteroid dan steroid. Akibatnya plasma yang
mengandung hormone ini akan meningkat jumlahnya, tapi kadar hormone bebas tidak
mengalami peningkatan yang besar ( Mcfadyen, 1995 ).
2. Kelenjar hipofisis
Berat kelenjar ini meningkat hingga 50 % yang menyebabkan wanita hamil merasa
pusing. Sekresi prolaktin, adrenokortikotropik, dan melanocyt stimulating hormone
meningkat.
3. Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid pada saat kehamilan akan mengalami pembesaran hingga 13 % karna
adanya hyperplasia dari jaringan glandula dan peningkatan vaskularitas. Secara fisiologis
akan terjadi peningkatan iodine sebagai kompensasi kebutuhan ginjal terhadap iodine
yang meningkatkan laju filtrasi glomerulus. Trekadang kehamilan juga menunjukkan
hipertiroid namun fungsinya akan tetap normal. Namun peningkatan konsentrasi tiroksisn
dan triodotironin juga dapat merangsang peningkatan laju metabolisme basal.
4. Kelenjar adrenal
Karna dirangsang oleh hormone estrogen, kelenjar adrenal memproduksi lebih banyak
kortisol plasma bebas dan juga kortikosteroid, termasuk ACTH dan hal ini terjadi dari
usia 12 minggu kehamilan hingga aterm. Hal ini menyebabkan penurunan kemampuan
ginjal untuk mengatur kadar garam selama kehamilan, menyebabkan retensis cairan dan
edema.

 Perubahan sistem imunologi

HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar Ig G, Ig A dan Ig M serum
menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke-
30 dan tetap berada pada kadar ini, hingga aterm.

( Salinah, Rusmiati, Maryanah, Ni Nengah Susanti, 2006 )

 Perubahan sistem neurologi

Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat menyebabkan timbulnya gejala neurologis
dan neuromuscular sebagai berikut :

1. Kompresi saraf panggul atau stasis vascular akibat pembesaran uterus dapat
menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah.
2. Lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf atau kompresi
akar saraf.
3. Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal tunner syndrome selama
trimester akhir kehamilan.
4. Akroestesia yakni rasa baal dan gatal pada tangan yang timbul akibat posisi bahu yang
membungkuk. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada segmen pleksus brakialis.
5. Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas. Nyeri kepala juga
dihubungkan dengan gangguan penglihatan, seperti kesalahn refraksi, sinusitis, atau
migren.
6. Nyeri kepala ringan rasa ingin pingsan bahkan pingsan sering terjadi pada awal
kehamilan. Dapat disebabkan ketidakstabilan vasomotor, hipotensi posturnal, atau
hipoglikemia.

( Bobak, 2005 )
II. Tanda kehamilan

 Presumptive atau perkiraan


1. Berhentinya siklus menstruasi secara mendadadak pada wanita yang sebelumnya
memiliki siklus menstruasi yang dapat diprediksikan.
2. Perdarahan terus menerus selama kehamilan adalah kondisi abnormal, biasanya
disebabkan oleh komplikasi kehamilan atau gangguan pada sistem reproduksi yang tidak
terdiagnosis ( Cunningham et al, 1993 ).
3. Mual dan muntah, hal ini umum terjadi pada usia kehamilan 6 hingga 16 minggu.
4. Sering berkemih, dikarenakan perubahan hormonal akibat kehamilan yang menyebabkan
iritabilitas kandung kemih dan daerah trigonum.
5. Nyeri tekan pada payudara, terjadi pada awal kehamilan yang dapat disertai dengan
perasaan kesemutan.
6. Persepsi gerakan janin atau quickening, yang merupakan gerakan ringan yang dirasakan
ibu di dalam abdomen. Biasanya dapat terdekteksi pada usia kehamilan 16 minggu.
7. Perubahan vagina, terjadi di usia 8 – 10 minggu kehamilan yakni perubahan warna
membrane mukosa vagina, peningkatan vaskularisasinya terutama di daerah serviks
sehingga membuat jaringan berubah warna ungu kebiruan. Di istilahkan dengan
Chadwick yang paling jelas terlihat pada wanita yang baru pertama kali hamil.
8. Sekresi vagina meningkat
9. Fatique, terjadi di awal kehamilan yang penyebabnya belum dapat dipastikan

 Probable atau kemungkinan

Umumnya di deteksi saat usia 12 sampai 16 minggu, diantaranya :

1. Perubahan abdomen. Peningkatan ukuran uterus menyebabkan pertambahan lingkar


abdomen.
2. Perubahan uterus, dalam 12 minggu pertama kehamilan uterus menjadi lebih bulat,
membesar, lunak dan berbentuk seperti rongga.
3. Sketsa janin, pada usia kehamilan 24 minggu telah dapat terdeteksi. Bagian punggung,
ekstremitas dan kepala janin menjadi lebih jelas seiring pertambahan usia kehamilan.
4. Ballottement, dari usia 16 sampai 24 minggu, ukuran janin lebih kecil dibandingkan
jumlah cairan amnion. Selama pemeriksaan vagina, tepukan mendadak di bagian
presentasi janin membuat janin bergerak naik di dalam cairan amnion, lalu melambung
balik ke posisi awal, dan menupuk tangan pemeriksa ( ballottment ).
5. Perubahan serviks, pada usia kehamilan 8 minggu serviks mulai melunak dan lubang
eksternal serviks memperlihatkan konsistensi atau derajat pelunakan.
6. Konstraksi Braxton Hicks, mulai dari beberapa minggu awal kehamilan, uterus
berkontraksi setiap 5 sampai 10 menit.hal ini disebut Braxton Hicks, yang biasanya tidak
menimbulkan nyeri.

 Objective atau tanda positif


Berikut ini cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kebenaran janin dalam kandungan
seorang wanita, yang menandakan kehamilannya :

1. Deteksi suara denyut jantung janin

Menggunakan Dopler suara denyut jantung janin dapat di dengar yaitu mulai usia 10 minggu
kehamilan. Suara denyut jantung janin pada umumnya berkisar 120 – 160 kali per menit. Tempat
yang paling tepat untuk mendengarkan suara denyut jantung janin adalah di daerah ounggung
janin. Suara yang sering terdeteksi adalah :

- Bising ( blowing murmur atau bunyi mengi ), berasal dari semburan darah yang mengalir
melalui tali pusar sesuai dengan denyut jantung janin.
- Bising uterus yakni suara semburan darah yang melalui pembuluh darah besar uterus
sesuai dengan denyut nadi ibu ( sekitar 70-80 kali per menit ).

2. Gerakan janin yang dirasakan oleh pemeriksa

Gerakan ini sering dapat dirasakan setelah akhir bulan kelima kehamilan. Dengan karakteristik
gerakan atau tendangan janin maka kepastian kehamilan akan lebih tinggi.

3. Visualisasi janin

Visualisasi kehamilan melalui pemeriksaan USG merupakan konfirmasi akurat dari kehamilan.
Terbagi dua yakni transabdominal dan transvaginal, digunakan untuk mendiagnosis kehamilan,
mengevaluasi struktur janin dan menentukan usia kehamilan.

III. Tes kehamilan

Semua tes yang ada saat inimendeteksi keberadaan HCG. HCG dapat diukur dengan
radioimunoesia dan dideteksi dalam darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak
HPHT. Keberadaan hormone ini di dalam urin pada awal kehamilan merupakan dasar berbagai
tes kehamilan di lab dan terkadang dapat dideteksi di dalam urin 14 hari setelah konsepsi
( Ganong, 1989 ).

Specimen urin yang pertama dikeluarkan di pagi hari mengandung kadar HCG Yang kira – kira
sama dengan kadar HCG di dalam serum. Tes latex agglutination inhibition ( LAI ) mudah
dilakukan dan hasil diperoleh dalam dua menit. Tes ini akurat 10 hari setelah terlambat haid.
Contoh tipe ini adalah preparat Gravidex, Pregnosticon dan UCG beta. Tes hemagglutination
inhibition ( HAI ) lebih akurat disbanding LAI namun memerlukan waktu hingga 2 jam untuk
mendapatkan hasilnya. Tes ini akurat sekitar 4 hari sesudah terlambat haid, dan dapat dijumpai
dipasaran.

Radioreceptor assay adalah salah satu kategori terbaru tes kehamilan. Tes serum 1 jam ini
memerlukan peralatan yang cukup canggih. Biasanya akurat pada saat haid terlambat 14 hari.
Biocept G adalah contoh dari tes ini. Tes kehamilan radioimunoesai untuk subunit beta HCG
harus dialkukan di laboratorium. Kehamilan dapat didiagnosis 8 hari setelah ovulasi atau 6 hari
sebelum haid berikutnya.

Enzim imunoassay memakai kompleks anti HCG monoclonal dan enzim. Perubahan warna
membuat hasil mudah dibaca. Confidot adalah tes kehamilan esai imunoenzimatik yang dapat
dilakukan dirumah dan dapat dikerjakan sendiri dengan memastikan kehamilan 10 hari setelah
fertilisasi, atau sekitar 4 hari sebelum terlambat haid.

Enzyme linked immunosorbent assay ( ELISA ) adalah tes kehamilan yang paling popular. Tes ini
menggunakan antibody monoclonal spesifik yang dihasilkan oleh teknologi cell line hibrida.
Enzim menginduksi reaksi perubahan warna sederhana dan hasil tes ini dapat dibaca dengan
mata telanjang. .

 NUTRISI SELAMA KEHAMILAN


 Peningkatan berat badan selama kehamilan

Peningkatan berat badan saja tidak dapat dipakai untuk menentukan kecukupan asupan nutrisi.
Sebagian peningkatan berat badan selama disimpan dalam bentuk lemak sebagai cadangan
makanan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan janin selama trimester terakhir dan untuk
dipakai sebagai sumber energi di awal masa menyusui. Wanita yang berat badannya meningkat
berlebihan ( lebih dari 135% dari standar berat bedan ) akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk tetap gemuk setelah melahirkan. Perkiraan peningkatan berat badan :

- 4 kg dalam kehamilan 20 minggu


- 8,5 kg dalam 20 minggu kedua ( 0,4 kg / minggu dalam trimester akhir )
- Totalnya sekitar 12,5 kg

 Pola peningkatan berat badan selama kehamilan

Kecepatan peningkatan berat yang direkomendasikan mencapai 1 sampai 2 kg selama trimester


pertama dan kemudian 0,4 kg per minggu untuk wanita uang memiliki berat badan standar
terhadap tinggi badan ( BMI 19,8 sampai 26 ). Peningkatan berat progresif secara bertahap pada
dua trimester terakhir umumnya merupakan peningkatan jaringan lemak dan jaringan tidak
berlemak. Selama trimester kedua, peningkatan terutama terjadi pada ibu, sedangkan pada
trimester ketiga kebanyakan merupakan pertumbuhan janin.

 Kebutuhan nutrisi selama kehamilan

Laju metabolik basal ( basal metabolic rate (BMR)) meningkat sekitar 20% selama masa hamil.
Peningkatan ini sudah termasuk pemakaian energy untuk sisntesis jaringan.

1. Energi
Tambahan energi (kkal) yang dibutuhkan selama masa hamil ditentukan selama masa hamil
ditentukan oleh perubahan BMR wanita, berat terhadap tinggi yang biasa dimiliki wanita,
aktivitas fisik, dan usia.

2. Protein

Tambahan protein diperlukan selama masa hamil untuk persendiaan nitrogen esensial guna
memenuhi tuntunan pertumbuhan jaringan janin dan ibu. Dengan demikian, asupan yang
direkomendasikan ialah 60 gram protein setiap hari. Protein tambahan harus merupakan protein
yang memiliki nilai biologis yang tinggi atau protein yang mengandung semua asam amino
essensial. Kelebihan masukan protein dapat menyebabkan maturasi janin lebih cepat dan
menyebabkan kelahiran dini. Pedoman yang dianjurkan :

 Wanita dewasa lebih dari 18 tahun : 1,3 gram protein per kilogram berat badan saat hamil
 Anak remaja berusia 15 sampai 18 tahun : 1,5 g protein per kilogram berat badan saat
hamil
 Anak yang lebih muda, kurang dari 15 tahun : 1,7 gram protein per kilogram BB saat
hamil

3. Cairan

Sering kali dianggap tidak termasuk nutrient, tapi air memainkan peranan penting dalam masa
kehamilan. Air mebantu pencernaan dengan melarutkan makanan dan membantu transportasi
makanan. Air juga membantu mempertahankan suhu tubuh. Jumlah asupan air yang disarankan
pada masa kehamilan adalah 1500 sampai 2000 ml.

4. Vitamin dan mineral


 Vitamin larut lemak

Terdapat peningkatan kebutuhan vitamin A D E dan K selama kehamilan. Karna berpotensi


mengandung racun makan wanita hamil tidak dianjurkan untuk menggunakan tambahan vitamin
larut lemak kecuali atas saran dokter.

 Vitamin larut air

Fungsi tiamin, riboflavin, piridoksin dan kobalamin yang penting ialaha sebagai koenzim dalam
metabolisme energy. Kebutuhan akan vitamin ini meningkat pada trimester kedua dan ketiga
yakni ketika masukan energy meningkat.

 Zat besi

Jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk kehamilan tunggal yang normal ialah sekitar 1000 mg,
350 mg untuk pertumbuhan janin dan plasenta, 450 mg untuk peningkatan massa sel darah
merah ibu, dan 240 mg untuk kehilangan basal.
 Kalsium

Janin mengonsumsi sekitar 250 sampai 300 mg kalsium setiap hari dari suplai darah ibu,
terutama selama trimester 3. Metabolisme kalsium dalam tubuh ibu hamil mengalami perubahan
pada awal kehamilan. Asupan kalsium yang disarankan adalah 1200 mg per hari.

 Folat

Folat sangat berperan dalam sintesis DNA dan juga diperlukan untuk meningkatkan produksi sel
darah merah. Sumber makanan yang mengandung folat adalah sayuran berdaun hijau tua, jeruk,
pisang, gandum utuh, hati dan kentang.

 Seng

Seng adalah unsure berbagai enzim yang berperan dalam berbagai alur metabolisme utama.
Jumlah seng yang direkomendasikan selama kehamilan adalah 15 mg per hari. Dapat diperoleh
dari daging, kerang, roti gandum, atau sereal.

 Natrium

Metabolisme natrium berubah karna banyak inetraksi hormonal yang terjadi selama masa
kehamilan. Perkiraan asupan natrium yang disarankan adalah 2 sampai 3 gr sehari.

 EXERCISE SELAMA KEHAMILAN

Dengan melakukan exercise seprti senam hamil akan banyak member manfaat dalam membantu
kelancaran proses persalinan antara lain dapat melatih pernapasan dan relaksasi, menguatkan
otot-otot panggul dan perut, serta melatih cara mengejan yang benar. Tujuan senam hamil yaitu
member dorongan serta melatih jasmani dan rohani dari ibu secara bertahap agar ibu dapat
menghadapi persalinan dengan tenang. Manfaat senam hamil diantaranya adalah :

1. Memperbaiki sirkulasi darah


2. Mengurangi pembengkakan
3. Memperbaiki keseimbangan otot
4. Mengurangi resiko gangguan gastrointestinal termasuk sembelit
5. Mengurangi kram dan kejang kaki
6. Menguatkan otot perut
7. Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan

Senam hamil dapat dimulai sejak usia kehamilan 16 – 38 minggu. Biasanya dilakukan sekali
dalam seminggu namun tetap tergantung kondisi fisik ibu hamil.

 IMUNISASI SELAMA KEHAMILAN

Imunisasi adalah pemberian vaksin pada tubuh seseorang untuk memberikan perlindungan
kepada kekebalan tubuh. Sangat penting untuk mencoba menghindari pajanan infeksi yang dapat
berbahaya bagi ibu dan janin selama kehamilan. Vaksinasi juga penting dilakukan bagi pasangan
yang merencanakan kehamilan. Imunisasi yang rutin dilakukan selama kehamilan sebaiknya
ditunda sampai triwulan kedua atau ketiga karena kemungkinan teratogen (membuat cacat) bagi
janin. Waktu terbaik untuk membicarakan tentang imunisasi adalah ketika sedang merencanakan
kehamilan. Apabila ketika sedang hamil seorang wanita terkena penyakit tertentu maka
tergantung dari situasinya, apakah akan diberikan vaksinasi dipertimbangkan dari untung dan
ruginya.

Gambar 1. Proses Imunisasi

 Jenis imunisasi Yang Dibutuhkan Wanita Hamil


1. Tetanus (Tetanus Toksoid) : vaksin ini dianjurkan pada wanita hamil untuk mencegah
tetanus neonatorum (tetanus pada bayi) dan sebaiknya diberikan pada wanita yang tidak
melengkapi 3 kali imunisasi dasar atau 10 tahun boster.

 Pengertian
 Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya
pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005).
 Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian
dimurnikan (Setiawan, 2006).
 Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I s/d trismester III(Dinkes Jateng,
2005)
 Manfaat imunisasi TT ibu hamil
1. Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin,
2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi
berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).
2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000)
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program
imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum
(Depkes, 2004)
 Jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil
Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (BKKBN, 2005; Saifuddin dkk, 2001),
dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000).
 Umur kehamilan mendapat imunisasi TT
Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan
imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005). TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil
dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan
(Depkes RI, 2000)
 Jarak pemberian imunisasi TT1 dan TT2
Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu
(Saifuddin dkk, 2001; Depkes RI, 2000).
 Efek samping imunisasi TT
Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan
pada tempat suntikan (Depkes RI, 2000). TT adalah antigen yang sangat aman dan juga
aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan
imunisasi TT (Saifuddin dkk, 2001). Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan
sembuh sendiri dan tidak perlukan tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000).

2. Hepatitis B : untuk wanita dengan risiko tinggi Hepatitis B (memiliki > 1 pasangan
seksual dalam 6 bulan terakhir, memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual, penggunaan
narkoba suntik)
3. Influenza (Inaktif) : vaksin ini dapat mencegah penyakit serius pada ibu hamil namun
sebaiknya diberikan setelah minggu ke-14

 Jenis imunisasi yang dipertimbangkan diberikan pada wanita hamil dengan pajanan
infeksi spesifik
1. Pneumokokus : diberikan pada triwulan kedua atau ketiga pada wanita dengan risiko
tinggi infeksi pneumokokus atau dengan penyakit kronik (wanita dengan gangguan
jantung, paru, atau penyakit hati; penurunan kekebalan tubuh; diabetes)
2. Rabies : direkomendasikan bagi mereka yang terpajan dengan rabies
3. Hepatitis A : belum banyak penelitian mengenai keamanan imunisasi ini selama
kehamilan, namun risikonya rendah (karena vaksin berasal dari virus inaktif)
4. Vaksin Polio Oral & Vaksin Polio Inaktif
 Jenis imunisasi yang tidak direkomendasikan pada wanita hamil
1. MMR (Mumps, Measles, Rubella) : merupakan kontraindikasi bagi kehamilan karena
kemungkinan risiko kelainan bawaan pada janin. Wanita sebaiknya menunggu selama 3
bulan sebelum hamil setelah menerima vaksin virus hidup ini
2. Varisela : tidak dianjurkan selama kehamilan karena kemungkinan infeksi varisela pada
janin (vaksin merupakan virus hidup). Diberikan minimal 1 bulan sebelum kehamilan
3. HPV (Human Papiloma Virus) : memiliki kaitan efek samping terhadap janin dan ibu
hamil. Data vaksinasi pada wanita hamil terbatas

 Efek samping imunisasi

Efek samping bervariasi baik reaksinya maupun waktu terjadinya efek samping.

1. Hepatitis A : nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, reaksi
alergi
2. Hepatitis B : nyeri di tempat suntikan, demam
3. Influenza : kemerahan dan bengkak pada tempat suntikan yang dapat berlangsung
hingga 2 hari, demam
4. Tetanus-difteri : demam, nyeri dan bengkak di tempat suntikan
5. MMR : rash, pembengkakan kelenjar getah bening leher, nyeri dan kaku pada sendi 1
atau 2 minggu setelah vaksinasi
6. Varisela : demam, nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, rash sampai 3minggu setelah
imunisasi
7. Pneumokokus : demam, nyeri di tempat suntikan
8. Vaksin Polio Oral : tidak ada
9. Vaksin Polio Inaktif : kemerahan, rasa tidak nyaman di tempat suntikan

 Yang Harus Diperhatikan


- Semua vaksin yang mengandung bakteri / virus hidup tidak dianjurkan bagi wanita hamil,
kehamilan sebaiknya dicegah untuk 28 hari setelah penyuntikan vaksin hidup (varisela,
MMR, BCG) namun vaksinasi virus hidup < 28 hari sebelum kehamilan bukan alasan
untuk mengakhiri kehamilan
- Vaksin virus / bakteri mati dapat diberikan pada wanita hamil namun waktu ideal untuk
pemberian tergantung dari waktu konsepsi
- Kehamilan tidak mengganggu efisiensi dari vaksin

Tabel 1. Imunisasi pada Wanita Hamil

Agen Tipe Agen Indikasi Kontra Jadwal Dosis


Imunobiologi Imunisasi Imunisasi indikasi Keterangan
selama
Kehamilan
Tetanus Toksoid X Diberikan 3
Toksoid kali, 2
terakhir
ketika hamil

Hepatitis A Vaksin virus Dua dosis Direkomendasikan


inaktif pada wanita dengan
risiko tinggi

Hepatitis B Hepatitis B X Tergantung Umumnya diberikan


imunoglobulin pajanan dengan vaksin virus
Hepatitis B, bayi
baru lahir yang
terpajan
membutuhkan
profilaksis

Influenza Vaksin virus X (musim Dosis


(inaktif) inaktif influenza) tunggal IM

MMR(campak, Vaksin virus X Dosis Vaksinasi terhadap


gondong, hidup tunggal, wanita risiko tinggi
rubella) Subkutan sebaiknya dilakukan
setelah melahirkan,
imunisasi sebelum
kehamilan

Varisela (cacar Varisela-zoster X Dosis Imunisasi sebelum


air) imunoglobulin tunggal IM kehamilan
dalam 96 jam
setelah
pajanan

Pneumokokus Vaksin polivalen Dosis Direkomendasikan


polisakarida tunggal SC pada wanita dengan
atau IM risiko tinggi

Rabies Vaksin virus Direkomendasikan


mati pada wanita dengan
risiko tinggi

Polio Virus hidup X Oral dan Direkomendasikan


(oral) dan vaksin subkutan untuk wanita hamil
virus inaktif yang bepergian ke
(SK) daerah endemis

(http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/176/imunisasi-selama-kehamilan )

 Pemenuhan kebutuhan seksual selama kehamilan

Selama trimester pertama seringkali keinginan seksual wanita menurun, terutama jika ia merasa
mual, letih dan mengantuk. Selama memasuki trimester kedua kombinasi perasaan sejahteranya
dan kongesti pelvis yang meningkat dapat sangat meningkatnya keinginan untuk melampiaskan
seksualitasnya. Pada trimester ketiga, peningkatan keluhan somatik dan ukuran tubuh dapat
menyebabkan kenikmatan dan rasa tertarik terhadap seks menurun ( Rynerson, Lowdermilk,’93 )

 Keluhan: takut melakukan hubungan, vagina lebih basah, keputihan.


 Cara mengatasi:
a. Dibicarakan bersama pasangan adanya perubahan-perubahan dan harapan.
b. Senggama seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar cairan dari
kemaluan, harus dihentikan.
c. Jika ada riwayat abortus sebelumnya, senggama ditunda sampai usia kehamilan 16
minggu.
d. Pada beberapa keadaan seperti kontraksi/tanda-tanda persalinan awal, keluar
cairan dari vagina, ketuban pecah, perdarahan, abortus, penyakit menular seksual
sebaiknya senggama jangan dilakukan.
e. Ganti celana yang terbuat dari katun.
f. Hindari penggunaan celana dalam yang ketat.
tip seks yang aman untuk ibu hamil, seperti dikutip dari Health24.
1. Hubungan Seks Posisi di atas.
Wanita hamil akan lebih aman jika posisinya berada di atas pria. Dengan posisi
ini, ibu bisa lebih bebas dan leluasa bernafas. Ibu juga bisa mengontrol kedalaman
penetrasi dan efek yang ditimbulkannya pada gerakan dari si jabang bayi.
2. Hubungan Seks Gaya koboi
Posisinya, ibu berada di atas tubuh suami, tapi dengan wajah membelakangi wajah
suami. Ibu layaknya penunggang kuda yang siap menyentak “kuda liar” suami.
3. Hubungan Seks Posisi Membelakangi
Dengan posisi berdiri, tubuh ibu berada di depan suami di mana kedua kakinya
terbuka di antara kaki ibu. Jadi, ketika merasakan penetrasi, ibu bisa menyelipkan
kedua kaki dan memanfaatkan posisi yang menurut ibu tepat.
Posisi yang nyaman untuk ibu sebaiknya menjadi bahan komunikasi seks bersama
suami. Hal ini penting untuk menghindari keadaan yang justru membahayakan
jabang bayi.
4. Posisi Sendok
Posisi ini dilakukan dengan tubuh berbaring menyamping. Anda berada
dibelakang istri Anda, sehingga penetrasi dapat dilakukan dari belakang(tetapi bukan
hubungan seksual anal. Hanya penetrasinya lewat arah belakang). Posisi ini juga
sesuai dilakukan pada saat perut istri sudah besar, atau sat istri tidak dapat berperan
aktif lagi selama bercinta(seperti pada posisi perempuan di atas).

5. Posisi Sendok Berhadapan


Posisi menyamping berhadapan dengan pasangan. Tarik satu kaki untukmemberi
ruang pada pasangan untuk melakukan penetrasi. Posisi ini lebih cocok dilakukan
pada triwulan pertama, ketika perut istri belum terlalu besar.
6. Posisi Duduk
Perempuan duduk di pangkuan pasangan, ketika hamil belum terlalu besar, posisi
berhadapan dapat dilakukan. Tapi ketika perut semakin membesar,posisi tidak
berhadapan dapat dipilih. Posisi ini dapat menjadi pilihan pada masa kehamilan akhir
trimester ke-2 atau pada awal trimester ke-3.Posisi ini cukup nyaman, baik untuk istri
maupun Anda sendiri, sekalipun tidak memberikan kesempatan bagi Anda berdua
untuk banyak melakukan gerakan aktif saat pemanasan (foreplay). Sayangnya, posisi
duduk ini hanya nyaman dilakukan bagi berat tubuh istri tergolong normal. Sebab,
pada posisi ini Anda harus menopang berat tubuh istri pada pangkuan Anda.

 STIMULASI SELAMA KEHAMILAN

Otak manusia mengalami perkembangan dan kalau dilihat ukuran otak yang terbesar saat
anak masih bayi.
Perkembangan otak terbagi menjadi beberapa tahap yaitu:
1. Batang otak yang mempengaruhi detak jantung dan temperatur
2. Otak tengah & sistem limbic yang mempengaruhi kontrol tidur, nafsu makan, arousal,
control emosi
3. Korteks yang mempengaruhi pikiran rasional dan proses analitis
Sedangkan panca indera manusia mengalami perkembangan sebagai berikut:
1. Pengecap & penghidung terbentuk pada 8-15 minggu, mencicip dan mencium bau
ketuban dan mengenali Ibu pertama kali
2. Peraba terbentuk pada 16-27 minggu, tenang karena sentuhan
3. Penglihatan: bayi baru lahir tertarik pada pola kurva, warna, gambar 3 dimensi, wajah
4. Pendengaran terbentuk pada 20-28 minggu,merespeon suara dari luar

Perkembangan psikologis pada anak mencakup: perkembangan fisik, kognitif, bahasa,


emosi, dan sosial. Semua perkembangan ini harusnya berjalan bersama, karena akan
saling mendukung perkembangan yang lain.
1. Perkembangan Fisik janin
Menstimulasi perkembangan fisik pada janin dengan cara makan makanan
bernutrisi,minum susu Ibu hamil & menyusui, senam hamil, sentuh bayi, istirahat
cukup.
2. Perkembangan Kognitif janin
Menstimulasi perkembangan kognitif pada janin dengan cara ceritakan apa yang
sedang Ibu lakukan,bacakan dongeng, dengarkan musik klasik, ajak anak membantu
Ibu berpikir.
3. Perkembangan Bahasa
Menstimulasi perkembangan baahsa pada janin dengan cara nyayikan lagu-lagu anak-
anak, bacakan dongeng, berceritalah tentang kejadian sehari-hari, mengobrol dengan
janin, mengobrol dengan orang lain.
4. Perkembangan Emosi
Menstimulasi perkembangan emosi pada janin dengan cara istirahat yang cukup, minta
bantuan orang lain untuk mengerjakan tugas (jangan paksa diri), dengarkan musik,
berdoa, bersikap positif (senang, bersyukur, tenang).
5. Perkembangan Sosial
Menstimulasi perkembangan sosial pada janin dengan cara perdengarkan suara orang
lain, ajak mengobrol, bersikap positif terhadap orang lain, bacakan dongeng dengan tema
sosial (3 babi kecil, si jubah merah, dll).
 Nilai dan keyakinan budaya selama kehamilan

Pada beberapa budaya kehamilan dilihat sebagai fase persiapan normal yang tidak menakjubkan
menuju perubahan status yang diharapkan yang menandakan pencapaian dan sebaliknya pada
budaya lain kehamilan dapat dianggap sebagai sesuatu yang misterius, pertanda bencana atau
suatu pengakuan dosa karna hanya menjadi seorang wanita rendahan ( Berk 1993 ).

Mitos - mitos
1. Mitos: Ibu Hamil Jangan Minum Es, Nanti Bayi Menjadi Besar.
Fakta: Minum air es sebenarnya tidak bermasalah. Yang menimbulkan masalah
kalau ibu hamil banyak minum minuman yang serba mengandung gula, seperti es
doger, es campur, es teler dan sebagainya. Jika ibu hamil sering minum es yang
banyak mengandung gula, bisa jadi bayi akan besar karena kalori yang dimakan ibu
menjadi lebih banyak. Selain kelebihan gula, ukuran janin juga ditentukan oleh
faktor genetik dan asupan nutrisi. Orang tua yang bertubuh besar sangat mungkin
akan melahirkan bayi yang juga besar. Asupan nutrisi yang baik sangat
mempengaruhi perkembangan fisik janin, sehingga janin akan berkembang dengan
baik. Beberapa penyakit tertentu, seperti diabetes, juga bisa menyebabkan bayi
yang dilahirkan memiliki berat badan yang lebih besar.
2. Mitos: Minum Susu Kehamilan, Menyebabkan Bayi Besar.
Fakta: Jika peningkatan berat badan ibu berlebihan, dokter mungkin akan
menyarankan susunya untuk dikurangi. Namun hal tersebut sangat insidentil, tidak
berarti kalau minum susu kehamilan, bayinya pasti akan menjadi besar. Banyak
faktor yang menyebabkan bayi itu besar. Kalau berat badan ibu tergolong kurus,
maka dokter akan menyerankan agar ibu hamil minum susu lebih banyak. Hal ini
mungkin berbeda dengan ibu hamil yang sudah mengalami obesitas. Tapi
percayalah, peningkatan berat badan bayi tidak semata-mata karena susu. Asupan
makanan dan jumlah kalori yang banyak, faktor ibu hamil yang mengalami
diabetes, karekteristik si ibu yang tinggi besar dan lain-lain memperngaruhi besar
tidaknya bayi. Tapi sebaiknya ibu hamil tetap mengonsumsi susu untuk ibut hamil.
Jika eneg boleh diganti dengan susu lain, kecuali susu kental manis.
3. Mitos: Bentuk Perut Menentukan Jenis Kelamin Bayi.
Kalau bentuk perut ibu hamil memanjang berarti bayinya perempuan, kalau
melebar ke samping berarti laki-laki.
Fakta: Tidak benar. Dokter kandungan kadang memang bisa memperkirakan jenis
kelamin janin dari luar berdasarkan hormon-hormon kehamilan, misalnya ibu yang
mukanya lebih hitam, lebih jerawatan dan keringat berlebih mungkin saja anaknya
laki-laki karena memperlihatkan hormon androgen yang lebih dominan. Tapi bukan
berarti penilaian lewat hormon selalu tepat. terbukti benar tidaknya, lewat USG.
Namun USG pun bisa jadi salah, apalagi hanya penampakan luarnya.
Bentuk perut ibu hamil yang lonjong atau bulat tergantung pada posisi janin dalam
kandungan. Jika janin melintang, perut akan terlihat melebar. Namun jika posisi
janin memanjang, perut akan terlihat tinggi. Selain itu, bentuk perut ibu hamil juga
tergantung pada elastisitas otot dan volume air ketuban. Pada kehamilan anak
pertama, perut akan tampak bulat karena otot masih kencang. Namun perut ibu
yang pernah hamil beberapak kali akan tampak turun karena ototnya mulai kendur.
Pada ibu hamil yang cairan ketubannya banyak, bentuk perutnya akan lebih besar
dan bulat.
4. Mitos: Jika Leher Ibu Menghitam dan Puting Menjadi Gelap, Berarti Anak yang
dikandung laki-laki
Fakta: Tidak Benar. Perubahan warna pada leher atau puting tidak ada
hubungannya dengan jenis kelamin bayi. Perubahan warna kulit pada ibu hamil
diakibatkan peningkatan progesteron dan melanost (hormon yang mengatur
pigmentsi kulit). Karena itu puting susu yang menghitam biasa terjadi pada
kehamilan, baik pada ibu hamil yang mengandung bayi laki-laki atau perempuan.
Selain perubahan warna kulit dan puting susu, ibu hamil juga memiliki guratan
kehitaman di perut dan garis hitam dari pusar ke bagian pugbis. Namun gejala ini
akan menghilan setelah melahirkan. Selain itu puting menjadi gelap adalah ciri
khas orang hamil. Hal ini disebabkan oleh hormon kehamilan. Areola atau bagian
sekitar puting akan melebar, bintik-bintik di sekitar puting juga akan lebih
menonjol. Hormon yang muncul selama kehamilan mempersiapkan sang ibu untuk
menyusui.
5. Mitos: Makan Kacang Hijau and Air Kelapa Hijau Mebuat Rambut Bayi lebat
Fakta: Tidak Benar. Kacang hijau memang bagus untuk dikonsumsi ibu hamil
karena mengandung serat tinggi serta vitamin B1, B6dan B12. Namun faktor
rambut bayi tidak tergantung dari asupan kacang hijau. Selain faktor keturunan, jika
gizi janin tercukupi, rambut bisa bagus.
Sedang air kelapa hijau memang menyehatkan karena mengandung elektrolit,
sehingga siapa saja termasuk ibu hamil, boleh meminum air kelapa hijau agar tetap
bugar.
6. Mitos: Minum Air Kelapa Membuat Kulit Bayi Menjadi Putih.
Fakta: Tidak ada hubungannya antara minum air kelapa dengan kulit bati yang
putih. Belum ada penelitian yang membuktikan hal tersebut sebab ada orang yang
tidak minum air kelapa tapi bayinya tetap putih. Tapi air kelapa tetap boleh
dikonsumsi oleh ibu hamil.
7. Mitos: Minum Minyak Kelapa Agar Mudah Melahirkan.
Fakta: Tidak benar. Minyak kelapa jika diminum akan masuk ke saluran
penceranaan. Lemak nabati ibu saja yang bertambah. Jika pada proses persalinan,
jalan lahir diberi jeli atau minyak kelapa, mungkin itu masuk akal. Yang
mempengaruhi lancar tidaknya kelahiran adalah ukuran panggul, berat bayi dan
pecah atau belumnya ketuban. Bagi ibu hamil yang tetap ingin mengonsumsi
semacam virgin coconut oil (VCO) tidak dilarang, tapi jangan terlalu berharap
bahwa lahirnya bayipasti akan lancar dan cepat.
8. Mitos: Makan Sambal, Bayi Bisa Botak.
Fakta: Tidak ada hubungan antara makan sambal dan bayi yang botak. Hanya saja
sebaiknya ibu hamil menghindari makanan yang bisa membuat ia sakit, misalnya
sambal yang bisa menjadi pencetus diare. Jika sedikit untuk menambah nafsu
makan tidak mengapa.
9. Mitos: Kalau Garuk-Garuk Perut, Akan Timbul Scratchmark.
Fakta: Scratchmark tetap akan ada walaupun ibu hamil menggaruk pertnya atau
tidak. Pada seseorang yang berkarakteristik tertentu scratchmark ini memang tidak
muncul. Yang penting scratchmark ini jangan digaruk, sebab kaan membuat
infeksipada kulit. Memakai produk atau lotion bisa jadi usaha untuk mengurangi
timbulnya scratchmark walaupun hal ini tidak bisa menjadi jaminan, karenakadar
hormon orang hamil berbeda-beda.
10. Mitos: Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Pisang, Mentimun, Nanas, Durian,
Nangka dan Daging Kambing.
Fakta: Sebenarnya jika hanya makan satu butir durian, atau sepotong nanas tidak
masalah. Yang penting ibu hamil tidak alergi dengan makanan tersebut.
Diketahui bahwa durian menyebabkan kenaikan kadar kolesterol darah dan
mengandung jumlah kalori yang cukup tinggi, tidak sepadan dengan vitamin yang
didapatkan dari durian tersebut. Sedangkan pada ibu hamil, seyogyanya memilih
makanan yang lebih tinggi nilai nutrisinya, dan tidak terlalu menggemukkan.
Untuk Nanas ada mitos yang bilang dapat menyebabkan keguguran. Dan
mengkonsumsi Pisang, Nanas dan Mentimun dapat menyebabkan keputihan. Nanas
sendiri sebenarnya merangsang ibu hamil untuk mual karena sifatnya yang masam.
Konsumsi pisang, nanas, dan mentimun justru disarankan karena kaya akan
viatamin C dan serat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan melancarkan
proses pembuangan sisa-sisa pencernaan.
Adapun keputihan tidak selalu membahayakan. Saat hamil maupun setelah
melahirkan, adalah normal jika ibu mengalami keputihan. Kecuali juka keputihan
tersebut terinfeksi oleh bakteri, jamur, dan virus yang biasanya ditandai dengan
keluhan gatal, bau tidak sedap, dan warnanya kekuningan, kehijauan atau
kecoklatan.
Sedangkan ibu hamil yang mengalami hipertensi memang diharuskan menghidari
makanan seperti daging kambing dan durian dengan alasan kesehatan.Ibu hamil
boleh saja mengkonsumsi daging kambing dengan porsi yang wajar, kecuali ibu
hamil yang menderita kelebihan kolesterol atau penyakit jantung. Daging kambing
mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi sehingga mempengaruhi metabolisme
asam urat yang berbahaya bagi penderita koleterol tinggi ataupun penderita
penyakit jantung.
Kol dan Nangka pun -yang bisa menghasilkan gas dalam perut- sebaiknya dihindari
oleh ibu hamil, sebab pada ibu hamil gerakan lambung melambat dan membentuk
gas sehingga mengakibatkan perut terasa kembung.
11. Mitos: Ibu Hamil Jangan Minum Soda.
Fakta: Minuman bersoda memang tidak baik untuk kesehatan, apalagi bagi ibu
hamil. Minuman bersoda merupakan minuman dengan nilai kalori yang cukup
tinggi tetapi kosong nutrisinya. Sebenarnya soda sendiri meningkatkan kadar asam
lambung.Jika ibu hamil minum soda maka rasa mual akan bertambah parah.
12. Mitos: Ibu hamil tidak boleh minum yoghurt
Fakta: Tidak ada penelitian yang mendukung pernyataan ini. Jadi pernyataan ini
hanya mitos belaka. Lagipula yoghurt itu baik untuk melancarkan pencernaan ibu
hamil. Yang mana semenjak dalam kehamilan tidak jarang ibu hamil mengalami
namanya sembelit.
13. Mitos: Sebaiknya ibu hamil tidak melakukan hubungan intim pada trimester
pertama kehamilannya
Fakta: Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hubungan intim
menyebabkan keguguran. Jadi sepanjang hal itu tidak menyakitkan dan tidak
menimbulkan ketidaknyamanan, ibu hamil boleh-boleh saja melakukannya.

- Kehamilan dalam budaya Amerika

Suatu pandangan menganggap kehamilan dan kelahiran sebagai sesuatu yang kritis, pandangan
lain menganggap sebagai sebuah pengalaman transisi peran yang normal.

1. Kehamilan sebagai krisis

Teori ini berdasarkan penelitian yang dilakukan pada beberapa sample yang sampai saat ini
belum dapat diakui kebenarannya. Hal ini muncul didasari pengalaman atau kesan klinik.
Peneliti menulis bahwa kehamilan merupakan sesuatu yang krisis yang berkembang progresif
dengan kelahiran sebagai puncak krisis karna melahirkan memisahkan ibu dan anak dan
menjauhkan mereka dari orang lain yang penting. ( Gillis et al,1989 )

2. Kehamilan sebagai sebuah stresor

Maksudnya kehamilan dianggap sebagai suatu hal yang menyebabkan transisi peran dalam
keluarga, sebelumnya belum menjadi orang tau kemudian harus menyiapkan diri menjadi orang
tua. Hal inilah yang dianggap dapat menyebabkan stresor ( Reeder, 2011 ).

 Masalah yang Mungkin Muncul pada Tiap Trimester Beserta Penatalaksanaannya

Masalah pada Trimester I dan Cara Mengatasinya :


1. Nyeri Ulu Hati
Penyebab :

Peningkatan hormon estrogen dan progesteron sehingga motilitas otot


polos gastro intestinal menurun (GI), asam lambung > menyebabkan ulcus dan
nyeri ulu hati.

Penanganannya:

- Hindari makanan keras yang susah dicerna


- Makan dengan porsi kecil 5 – 6 kali sehari
- Hindari makanan yang merangsang, seperti pedas, lemak dan mengandung gas
- Dapat juga diberikan vit. B kompleks, sedative, kalau perlu

2. Rasa mual dan muntah (morning sickness)


Ini terjadi pada bulan pertama kehamilan, timbul pada pagi hari yaitu saat
perut kosong. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, kemungkinan akibat
dari perubahan hormonal, rasa mual dan muntah ini dapat kita jumpai pada 50-
70% kehamilan.

Penanganannya :

- Hindari perut kosong atau perut dalam keadaan kenyang


- Hindari rangsangan berupa bau-bauan
- Hentikan kebiasaan merokok
- Makan makanan kering yang mengandung RH sebelum bangun dari tempat
tidur dan tetap di tempat tidur hingga tenang.

3. Mengidam
Peningkatan intake kalori karena perubahan psikologis selama kehamilan.
Mengidam sering terjadi pada bulan pertama kehamilan, akan tetapi menghilang
dengan semakin tuanya kehamilan.

Penangannya :

- Berikan nasehat akan makanan seimbang agar kebutuhan nutrisi terpenuhi


- Berikan pengawasan pada klien untuk jenis makanan yang tidak merugikan
secara ketat
- Berikan intake protein
- Berikan suplai zat besi dan vitamiN
- Konseling ke ahli gizi
- Konseling kebutuhan emosional jika perlu

4. Gangguan kencing
Biasanya pada bulan pertama kehamilan ibu merasa ingin sering kencing.
Ini terjadi karena kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar,
selain itu juga dipengaruhi oleh hormon Aldosteron yang dapat meningkatkan
vaskularisasi pembuluh darah.

Penangannya :

- Kurangi minum waktu akan tidur, agar istirahat tidak terganggu


- Kegel exercise otot pubis
- Bila ada keluhan saat BAK tujuk ke dokter, gunakan pembalut kalau perlu
- Tentramkan hati ibu dengan memberi penjelasan bahwa keadaan ini adalah
fisiologis.

5. Obstipasi
Kesulitan BAB yang dialami oleh ibu hamil, disebabkan oleh otot tractus
digestivus menurun akibat pengaruh hormon progesteron yang mengakibatkan
motilitas sel. Cerna berkurang. Kateron lebih lama di usus, absorbsi air meningkat,
dan pengeringan dari faeces, terjadi penekanan uterus terhadap colon dan rectum.

Penanganannya :

- Berikan minum ± 6 gelas sehari


- Diet mengandung tinggi serat
- Exercise ringan
- Tidak boleh memberikan obat-obat yang mengandung laxatif
- Berikan penjelasan keadaan yang sedang dialami

6. Epulis
Hypertropi dan hyperemis pada gusi sampai dengan meningkatnya estrogen.

Penangananya :
- Berikan penjelasan bahwa hal ini adalah normal pada setiap kehamilan akan
berhenti secara spontan sebelum melahirkan.
- Perawatan gigi dan mulut yang baik, gunakan sikat yang lembut dan kumur
air hangat.
- Mengontrol gigi dengan teratur
- Makanan yang seimbang, peemasukan buah-buahan segar dan cairan
- Potong makanan yang keras dalam bentuk yang keciL
- Merujuk klien dengan gangguan gigi serius.

7. Varices
Timbulnya varices dipengaruhi oleh faktor keturunan dalam masa
kehamilan ditambah oleh faktor hormonal juga adanya bendungan vena dalam
panggul.

Penanganannya :

- Hindari bekerja sambil berdiri terlalu lama


- Hindari pakaian yang terlalu ketat
- Waktu istirahat kaki hendaknya ditinggikan dan tungkai jangan digantung
- Gunakan stoking

8. Flour Albus Meningkat


Penyebab :

Karena serviks dirangsang oleh hormon estrogen dan progesteron maka


menjadi hypertropi dan hiperaktif mengeluarkan banyak mukosa. Umumnya
peningkatan cairan dalam vagina pada kehamilan tanpa sebab patologis dan sering
tidak menimbulkan keluhan.

Penanganannya :

- Jaga kebersihan vulva dan pakaian dalaM


- Gunakan pembalut wanita
- Rujuk ke dokter bila pengeluaran cairan berlebihan dan menyebabkan rasa
gatal
9. Mudah Lelah, Malaise, Fatique
Penyebab :

Tidak diketahui penyebabnya dengan jelas, mungkin adanya peningkatan


estrogen dan progesteron, peningkatan HCG dan intake nutrisi yang kurang.

Penanganannya :

- Cegah terjadinya anemi


- Istirahat yang cukup
- Intake nutrisi yang adekuaT
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian roboransia

10. Perubahan Payudara dan Perasaan Nyeri


Penyebabnya :

karena hipertropi kelenjar mammae dan peningkatan vaskularisasi serta


adanya hiperpigmentasi areola dan putting susu yang disebabkan oleh stimulasi
hormon MSH (Melanophore Stimulating Hormone)

Penanganannya :

- Sokong dengan BH ibu hamil dengan lapisan yang empuk untuk menahan
payudara
- Bersihkan areola dan putting susu dengan air hangat, baby oil dan keringkan.

Masalah Ibu Hamil Pada Trimester II


1. Kram otot
Penyebab :

- Karena tekanan syaraf pada ekstrimitas bawah oleh uterus yang besar
- Faktor yang memperberat pencapaian sirkulasi perifer kurang
- Penyerapan kalsium oleh janin meningkat sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan tulang dan gigi
Penanganan :

- Hindari berdiri/duduk dengan melipat kaki dalam jangka waktu lama


- Lakukan peregangan betis dan kaki pada saat siang hari dan sebelum tidur
- Usahakan lakukan olahraga setiap hari,min.10 menit
- Berbaring dengan posisi miring kiri untuk memperlancar aliran darah balik
- Istirahat jika kelelahan dan angkat atau tinggikan kaki jika mungkin
- Mandi air hangat untuk merelaksasikan otot kaki
- Pakai stocking khusus ibu hamil

2. Anemia
Penyebab :

kekurangan nutrisi, zat besi, folic acid, hemoglobinopati.

Penanganan :

- Kolaborasi untuk mendapatkan SF dan vit C


- Konsul tentang pemberian diet
- Beri nutrisi yang adekuat
- Istirahat yang cukup

3. Perubahan Libido
Penyebab :

pengaruh antara psikologis, hormonal dan perubahan emosi

Penanganan :

- Anjurkan klien dan pasangannya


- Komunikasi yang baik dengan pasangannya
- Kasih sayang, kontak fisik yang dilakukan dialihkan ke kontak psikis.

4. Pruritus
Penyebab : belum diketahui secara pasti

Penanganan :

- Pastikan kuku wanita hamil, pendek dan bersih untuk meningkatkan kesehatan
dan mencegah terjadinya masalah baru
- Oleskan air hangat atau lotion
5. Hiperpigmentasi, jerawat
Fisiologi rangsangan dari hormon mellanosit (dari pituitari anterior)
biasanya akan hilang pada masa nifas.

Penanganan :

- Kuku hendaknya pendek dan bersih


- Ciptakan suasana yang nyaman
- Menjaga kebersihan diri

Masalah Ibu Hamil Pada Trimester Tiga


1. Haemoroid
Penyebab :

- Pelebaran vena dari anus


- Hemoroid dapat bertambah besar dalam kehamilan karena adanya kongesti
darrah dalam rongga panggul
- Relaksasi dari otot halus pada bowel, memperbesar konstipasi dan tertahannya
gumpalan
Penanganan :

- Hindari konstipasi
- Beri rendam duduk hangat/dingin
- Bila mungkin gunakan jari untuk memasukkan kembali hemoroid ke dalam
anus dengan pelan-pelan
- Bersihkan anus dengan hati-hati sesudah defekasi
- Olesi jeli ke dalam rectum sesudah defekasi
- Usahakan BAB yang teratur
- Beri kompres dingin kalau perlu
- Ajarkan klien tidur dengan posisi knee chest 15 menit/hari
- Ajarkan kegel exercise untuk mengutamakan perineum dan mencegah
hemoroid
- Konsul ke dokter sebelum menggunakan obat hemoroid.

2. Obstipasi
Penyebab:
Kesulitan BAB yang dialami oleh ibu hamil, disebabkan oleh otot tractus
digestivus menurun akibat pengaruh hormon progesteron yang mengakibatkan
motilitas sel. Cerna berkurang. Kateron lebih lama di usus, absorbsi air
meningkat, dan pengeringan dari faeces, terjadi penekanan uterus terhadap colon
dan rectum.

Penanganan :

- Berikan minum ± 6 gelas sehari


- Diet mengandung tinggi serat
- Exercise ringan
- Tidak boleh memberikan obat-obat yang mengandung laxatif
- Berikan penjelasan keadaan yang sedang dialami

3. Sering kencing
Penyebab :

Biasanya pada kehamilan ibu merasa ingin sering kencing. Ini terjadi
karena kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar, selain itu
juga dipengaruhi oleh hormon Aldosteron yang dapat meningkatkan vaskularisasi
pembuluh darah.

Penanganan :

- Kurangi minum waktu akan tidur, agar istirahat tidak terganggu


- Kegel exercise otot pubis
- Bila ada keluhan saat BAK tujuk ke dokter, gunakan pembalut kalau perlu
- Tentramkan hati ibu dengan memberi penjelasan bahwa keadaan ini adalah
fisiologis.

4. Pruritus
Penyebab : belum diketahui secara pasti

Penanganan :
- Pastikan kuku wanita hamil, pendek dan bersih untuk meningkatkan kesehatan
dan mencegah terjadinya masalah baru
- Oleskan air hangat atau lotion

5. Gangguan Pernapasan
Penyebab :

Nafas dangkal terjadi pada 50% wanita hamil, ekspansi diafgrama terbatas
karena pembesaran uterus, dimana rahim membesar mendesak diafragma ke atas

Penanganan :

- Latihan nafas melalui senam hamil


- Tidur dengan bantal yang tinggi
- Makan tidak terlalu banyak
- Hentikan merokok
- Konsul ke dokter bila ada kelainan asma dll
- Berikan penjelasan bahwa hal ini akan hilang setelah melahirkan

6. edema
Penyebab :

- Peningkatan sodium yang banyak dan meningkatnya permeabilitas kapiler


sehubungan dengan peningkatan hormon estrogen
- Peningkatan tekanan vena
- Penurunan vena kembali ke struktur awal
- Varices vena dengan kongesti
- Defisiensi diet protein
- Peningkatan diet sodium
Penanganan :

- Meningkatkan periode istirahat, berbaring pada posisi miring kiri


- Tingkatkan kaki bila duduk, pakai stoking
- Tingkatkan intake protein
- Menurunkan intake KH selama mereka meretensi cairan di jaringan
- Minum 6-8 gelas cairan sehari untuk membantu diuresis natural
- Anjurkan klien untuk melaporkan tanda toxemia, pre kelampsi, oedema,
kelebihan BB, sakit kepala, pandangan kabur, penurunan urine output.
7. Perubahan libido
Penyebab :

- Wanita mungkin mengalami sakit ulu hati dan gangguan pencernaan. Mungkin
juga hemoroid atau hal lain yang mengurangi nafsu seksual
- Kelelahan dan perubahan yang berhubungan dengan tuanya kehamilan
mungkin terjadi pada trimester 3, seperti kurang tidur dan ketegangan
- Rasa letih yang berlebihan disebabkan perubahan hormon yang dapat
mengurangi daya tarik seksual
- Rasa takut menyebabkan kecemasan yang dapat menyebabkan pasangan
menghindari, mengekspresikan hubungan seksual.
- Bila ada kehamilan yang lalu pernah mengalami perdarahan yang berulang
maka aktifitas seksual dipandang sebagai ancaman terhadap janin
- Nyeri waktu coitus disebabkan karena uterus terdorong ke bawah
- Pengaruh janin menimbulkan penurunan seksual
Penanganan :

- Menjelaskan dan memberikan support pada ibu maupun suami bahas


perubahan atau masalah seksual selama kehamilan adalah normal dan dapat
disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dan psikologis
- Diharapkan keluarga ibu dan suami menerima hal ini
- Jelaskan pada ibu dan suaminya bahwa kehamilan muda atau tua jangan
melakukan hubungan seksual dalam frekuensi yang sering
- Jelaskan pada keluarga perlu pendekatan memberikan kasih sayang pada istri
untuk mengalihkan rangsangan seksual secara fisik menjadi kontak psikis.
 Pendidikan Kesehatan
1. Bagi ibu yang perokok anjurkan untuk berhenti merokok paling tidak selama kehamilan
karan merokok terbukti mengurangi kapasitas butir darah merah untuk mengikat oksigen.
2. Tetap boleh melakukan hubungan seksual namu tetap dengan posisi yang aman, tapi
hindari hubungan seksual di awal kehamilan karna akan meningkatkan resiko abortus
3. Bagi ibu hamil yang mengalami keputihan abnormal per vagina, anjurkan untuk
melakukan pemeriksaan lebih lanjut
4. Ibu hamil dengan anemia dianjurkan minum zat besi dan makanan yang bergizi tinggi
seperti : susu, sayur, buah segar, ikan, telur ayam ).

( Salmah, 2006 )
 Pemeriksaan Diagnostik
1. BB IDEAL IBU HAMIL
Rumus:

BBIH = BBI + (UH x 0,35)


Ket:
BBIH = BB ideal ibu hamil yang akan di cari
BBI = BB ideal sebelum hamil
UH = usia kehamilan dalam minggu
0,35 = tambahan BB kg per minggunya (0,35kg)

 BB Ny. K (dalam kasus) yang ideal:


BBIH = 55kg + (34 x 0,05)
= 55kg + 11,9
= 66,9 kg
BB Ny. K saat ini = 72 kg → kegemukan

 Pola peningkatan berat


Trimester I : 1 – 2,5 kg
Trimester II : 5 kg (rata-rata naik 0,35 – 0,4 kg/minggu
Trimester III : 4 – 5 kg

 Rekomendasi rentang BB total untuk wanita hamil


Kategori BB terhadap tinggi sebelum hamil Peningkatan total normal
Ringan (BMI < 19,8) 12,5 – 18
Normal (BMI 19,8 – 26) 11,5 – 16
Tinggi (BMI > 26 – 29) 7 – 11,5
Gemuk (BMI > 29) ≥7

 Komposisi BB ibu hamil


Berat janin : 2,5 -3,5 kg
Plasenta : ± 0,5 kg
Cairan ketuban : 0,5 – 1 kg
Darah : ± 2 kg
Cairan tubuh : ± 1,5 kg
Rahim : 0,5 – 1 kg
Payudara : ± 0,5 kg
Cadangan lemak : ± 3,5 kg

2. TAFSIRAN PARTUS
Rumus Nagele
Siklus 28 hari +7-3+1
Siklus 29 hari +8-3+1
Siklus 30 hari +9-3+1
Siklus 31 hari +10-3+1
Siklus 32 hari +11-3+1
Siklus 33 hari +12-3+1
Siklus 34 hari +13-3+1
Siklus 35 hari +14-3+1
Rumus khusus perhitungan awal bulan januari, februari, dan maret +7+9+0
3. TFU (Tinggi Fundus Uteri) TFU berdasar buku ilmu kebidanan (Sarwono
Prawirohardjo)
Tinggi Fundus
Usia Kehamilan (minggu) Dalam cm Menggunakan Penunjuk-Penunjuk
Badan
12 - Teraba di atas simfisis pubis
16 - Di tengah, antara pubis dan umbilicus
20 20 cm (±2 Pada umbilicus
cm)
22-27 Usia -
kehamilan
dalam
minggu = cm
(±2 cm)
28 28 cm (±2 Di tengah, antara umbilicus dan prosesus
cm) sifoideus
29-35 Usia -
kehamilan
dalam
minggu = cm
(±2 cm)
36 36 cm (±2 Pada prosesus sifoideus
cm)
Rumus:

Minggu= TFU x 8 Bulan = TFU

4. DJJ normal 7 3,5


120-160 x/menit
5. Pemeriksaan Leopold :
Pemeriksaan (Manuver) Leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi
untuk menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen, namun
menjadi sulit dilakukan bila bertemu dengan ibu hamil yang obes (gemuk) atau dengan
ibu hamil yang memiliki jumlah cairan amnion berlebih.
Beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh perawat sebelum melakukan
pemeriksaan Leopold adalah :
 Bina hubungan saling percaya.
 Anjurkan klien untuk mengosongkan kandung kemih sebelum tindakan dilakukan.
 Anjurkan klien untuk tidur telentang rata punggung dengan lutut sedikit fleksi.
 Cuci tangan dengan air hangat.
 Alat-alat yang digunakan: laenec atau Doppler, selimut, handuk kecil, tempat tidur
antenatal.
 Buka pakaian klien mulai dari prosesus xipoideus sampai dengan simfisis pubis,
tutupi dengan selimut pada bagian yang akan diperiksa.

Pemeriksaan Leopold terdiri dari 4 langkah. Masing-masing langkah memiliki tujuan


yang berbeda-beda.
1. Pemeriksaan Leopold I, bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian
lain yang terdapat pada bagian fundus uteri dengan cara :
a. Wajah pemeriksa menghadap kearah ibu
b. Palpasi fundus uterus
c. Tentukan bagian janin yang ada pada fundus

2. Pemeriksaan Leopold II, bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil
janin di sepanjang sisi maternal
dengan cara:
a. Wajah pemeriksa menghadap ke arah kepala ibu.
b. Palpasi dengan satu tangan pada tiap sisi abdomen.
c. Palpasi janin di antara dua tangan.
d. Temukan mana punggung dan bagian ekstremitas.
3. Pemeriksaan Leopold III, bertujuan untuk membedakan bagian persentasi dari
janin dan sudah masuk dalam pintu panggul, dengan cara:
a. Wajah pemeriksa menghadap ke arah kepala ibu.
b. Palpasi di atas simfisis pubis. Beri tekanan pada area uterus.
c. Palpasi bagian presentasi janin di antara ibu jari dan keempat jari dengan
menggerakkan pergelangan tangan. Tentukan presentasi janin.
d. Jika ada tahanan berarti ada penurunan kepala.

4. Pemeriksaan Leopold IV, bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada
pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah
masuk pintu atas panggul. Memberikan informasi tentang bagian presentasi : bokong
atau kepala, sikap/attitude (fleksi atau ekstensi), dan station (penurunan bagian
presentasi)
dengan cara:
a. Wajah pemeriksa menghadap ke arah ekstremitas ibu.
b. Palpasi janin di antara dua tangan.
c. Evaluasi penurunan bagian presentasi.

 Pemeriksaan Penunjang
1. Feeling atau Intuisi
Tes kehamilan paling sederhana adalah menggunakan feeling atau intuisi. Beberapa
hari setelah masa konsepsi (pertemuan antara sel telur dan sperma) seorang
perempuan dapat merasakan perubahan pada tubuhnya.Sense of motherhood mulai
berkembang. Bahkan, meski dinyatakan tidak hamil olehd okter yang memeriksa,
seorang perempuan dapat mempunyai pendapat yang berbeda. Pemeriksaan secara
fisik dengan menggunakan USG hanya akan efektif diatas usia kehamilan 4 minggu,
tetapi dengan feeling dapat lebih cepat. Keefektifan penggunaan feeling tentunya
tergantung sensitivitas dari perempuan yang bersangkutan.
2. Test-Pack (Home Pregnancy Test)
Pasangan yang menginginkan segera hamil, biasanya menyediakan tes kehamilan
jenis ini. Selain dijual bebas dan memiliki rentang variasi harga yang lebar, test-pack
juga mudah untuk digunakan.Test-pack menggunakan ukuran kadar hormone hCG
(Human chorionic gonadotropin) yang dihasilkan oleh plasenta janin. Setiap test-pack
mempunyai kadar sensitivitas berbeda, biasanya pada kisaran 25 mIU/ml hCG. Test-
pack mulai dapat digunakan 14 hari setelah waktu konsepsi atau sehari setelah
periode haid terlambat. Tetapi dianjurkan tujuh hari setelah berhubungan suami istri.
Diperlukan urin segar pertama di pagi hari agar kadar hCG dalam urin cukup untuk
diukur.
3. Tes USG
Menurut WHO, sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu selama trimester
pertama, trimester kedua, sertadua kali selama trimester ketiga. Pemeriksaan dengan
menempelkan alat bernama transducer yang mengeluarkan gelombang suara ultra
diperut sehingga di monitor tampak tampilan fisik yang dikandung.Tujuan untuk
mengetahui kondisi fisik bayi, berapa usia bayi, kapan prediksi persalinan, ada atau
tidak cacat janin dan mengetahui jumlah janin.
4. TesUrin
Tes kehamilan ini juga mengecek kadar hCG dalam urin Keakuratan mendekati
100% dan tidak harus menggunakan urin pertama yang keluar di pagi hari. Tes dapat
dilakukan 7-14 hari setelah konsepsi.Tes hCG( hormone chorionic gonadotropin).
Dilakukan dengan mendeteksi hormone hCG dalam urin. Kadar terendah yang
memberihasil positif yaitu 0,5 hCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI hCG
5. TesDarah
Seperti tes urin di lab, keakuratan tes kehamilan jenis ini mendekati 100%. Kadar
hCG dapat dideteksi dari beberapa tetes darah. Kelebihan tes darah adalah juga dapat
memperkirakan umur kehamilan awal karena seiring dengan pertambahan usia
kehamilan kadar hCG bertambah. Tes ini dapat dilakukan paling cepat satu minggu
setelah konsepsi.
6. TesFisik
Tes kehamilan secara fisik dilakukan oleh bidan atau dokter kandungan.Bidan akan
meraba perut untuk menentukan fundus (puncak) dari rahim dan juga menentukan
perubahan tekstur rahim. Tes ini dapat dilakukan pada rentang kehamilan 4-6 minggu
(paling cepat dua minggu setelah telat haid).
7. USG
Uji USG digunakan selama masa kehamilan untuk alasan berikut ini:

 Trimester Pertama

 Meyakinkan kemungkinan kehamilan

 Meyakinkan detak jantung

 Mengukur usia perkembangan atau panjang crown-rump

 Meyakinkan adanya hamil ektopik (hamil di luar rahim) atau hamil anggur

 Menguji perkembangan yang tidak normal


 Trimester Kedua

 Diagnose cacat pada janin

 Minggu ke-13 – ke14 untuk karakteristik kemungkinan sindrom Down

 Minggu ke-18 ke-20 untuk cacat kongenital

 Cacat struktural

 Meyakinkan kehamilan kembar

 Meyakinkan tanggal dan pertumbuhan

 Meyakinkan kematian dalan rahim

 Mengidentifikasi hydramnios atau oligohydramnios – air ketuban yang kurang


atau berlebihan

 Menentukan jenis kelamin bayi

 Trimester Ketiga

 Mengidentifikasi lokasi janin

 Meyakinkan kematian dalam rahim

 Mengobservasi kehadiran janin

 Mengobservasi gerakan janin

 Mengidentifikasi ketidaknormalan panggul dan uterine sang ibu selama masa


kehamilan

Pada dasarnya ada tujuh uji USG namun pada proses utamanya sama. Ketujuh tipe prosedur
tersebut adalah:
 Pindai Transvaginal: Sebuah alat pemindai yang dirancang khusus digunakan di dalam
vagina untuk menghasilkan citra sonogram. Paling sering digunakan di masa awal
kehamilan.
 Ultrasonografi standar: Uji USG umum yang menggunakan sebuah pemindai untuk
menghasilkan citra dua dimensi dari janin yang berkembang.

 Ultrasonografi lanjutan: Uji ini mirip dengan USG standar, namun uji ini lebih ditujukan
untuk memeriksa penyakit tertentu dan menggunakan peralatan yang lebih canggih

 USG Doppler: Prosedur pencitraan ini mengukur perubahan pada frekuensi gelombang
ultrasonografi saat dipantulkan obyek bergerak, seperti sel darah.

 USG 3-D: Dilakukan dengan menggunakan pemindai yang dirancang khusus dan piranti
lunak untuk menghasilkan citra tiga dimensi dari janin yang sedang berkembang.

 USG 3-D dinamis atau 4-D: Dilakukan dengan pemindai yang dirancang khusus untuk
melihat wajah dan pergerakan bayi sebelum kelahiran.

8. Echokardiografi Janin: Menggunakan gelombang suara ultra untuk mengetahui fungsi


dan anatomi jantung bayi. Ini digunakan untuk membantu pemeriksaan dugaan cacat
jantung congenital
 ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Subyektif
Identitas
Nama ibu : Ny. K Nama suami : -
Usia : 36 tahun Umur : -
Suku / bangsa : Sunda/Indonesia Suku / bangsa : -
Agama : - Agama : -
Pendidikan : SD Pendidikan : -
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : -
Alamat : - Alamat : -
Anamnesa
Tanggal : 21 Agustus 2012
1. Keluhan Utama / Alasan Kunjungan Saat Ini :
Melakukan kontrol rutin.
2. Riwayat Obstetri
HPHT : 12-12-2011
TP : 19-9-2012
Menarche : kapan pertama kali ibu menstruasi?
Siklus : siklus menstruasi ibu berapa hari?
Banyaknya : kira-kira berapa banyak darah yang dikeluarkan?
Lamanya haid : biasanya berapa lama ibu haid?
Sifat darah : bagaimana warna darahnya bu?
Dismenorhea : apakah saat haid disertai nyeri bu?
3. Riwayat kehamilan sekarang
Keluhan pada Trimester I : apa yang ibu rasakan saat hamil pada tiga bulan
pertama?
Keluhan pada Trimester II : apa yang ibu rasakan saat hamil pada tiga bulan
kedua?
Keluhan pada Trimester III : sering pusing, BAK sering, kaki dan tangan pada
malam hari sering kram
Imunisasi : sudah mendapat imunisasi TT 1x, dan imunisasi kedua belum dilakukan
4. Riwayat Sosial
Perkawinan
Kawin : saat ini sedang mengandung untuk ke 4 kalinya, dan 3 kehamilan
sebelumnya anak lahir dalam kondisi hidup dank lien tidak
memiliki riwayat abortus
5. Riwayat Psikososial
Kehamilan direncanakan : apakah kehamilan ini sudah direncanakan sebelumnya?
Tidak direncakan : -
Tradisi : tradisi apa saja yang ibu lakukan saat hamil?
6. Pola Aktivitas sehari-hari
9.1 Pola Nutrisi
Ibu makan sehari berapa kali?
Biasanya dengan menu apa ibu?
9.2 Pola Eliminasi
Sering BAK
9.3 Istirahat Tidur
Berapa lama ibu tidur dalam sehari?
Kalau siang bu?
9.4 Personal hygiene
Berapa kali ibu mandi dalam sehari?
Apakah sehabis makan selalu menggosok gigi bu?
9.5 Pola Aktivitas
Ibu bangun tidur jam berapa?setelah itu apa yang ibu lakukan?
9.6 Pola Seksual
Berapa kali seminggu ibu melakukan hubungan seksual dengan suami?kalau
sebelumya berapa kali bu?
9.7 Pola Persepsi
Ibu ingin melahirkan dimana?ditolong siapa?
9.8 Pola Koping dan Stress
Apa yang ibu lakukan ketika sedang banyak pikiran atau capek? Dengan siapa
ibu menceritakan masalah ibu?
9.9 Pola Hubungan dan Peran
Dengan siapa saja ibu tinggal?bagaimana hubungan dengan anggota klg yang
lain? Apakah ibu mengikuti kegiatan ibu-ibu desa?
9.10 Pola Spiritual
Bagaimana ibu dengan ibadahnya?
9.11 Pola kognitif dan konseptual
Apakah ibu merasa terganggu dengan kehamilan ini?
9.12 Pola Persepsi Diri
Bagaimana bu dengan kehamilan yang semakin membesar ini?dan dengan badan
yang semakin besar?
9.13 Pola Kebiasaan
Apakah ibu suka minum jamu, merokok, atau ibu punya binatang peliharaan
barangkali?
Data Obyektif
Status Generalis
Kesadaran : Composmentis
Tinggi Badan : -
Berat Badan : 72 kg (sebelum hamil 55kg)
Gejala Vital
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Suhu : 36,5
Pernapasan : 20 x/menit
Inspeksi
1. Rambut : Melihat kearah rambut dan kulit kepala
2. Muka : chloasma gravidarum
3. Mata : Membuka mata bagian bawah
4. Hidung : Melihat hidung dan lubang hidung
5. Telinga : Melihat bagian luar dan keluaran
6. Mulut : Membuka mulut klien
7. Bibir : melihat bibir klien apakah kering atau normal
8. Leher : mengamati adanya peningkatan JVP dan pembesaran kelenjar tiroid
9. Dada : colostrum belum keluar
10. Abdomen : linea nigra dan striae gravidarum, tampak tidak simetris
11. Vagina : chadwilk (-), keluaran cairan bening, tidak berbau dan jumlah sedikit,
tidak ada varises vagina
12. Ekstrimitas atas : tangan bengkak dan kram pada malam hari
13. Ekstrimitas bawah : tidak ada edema, tidak ada varices, ada kram kaki (pada
malam hari).
Palpasi
Ekstremitas bawah : human sign (+)
Abdomen :
1. Leopold I : TFU = 3 jari dibawah prosesus xipodeus
2. Leopold II : puki
3. Leopold III : letkep
4. Leopold IV : mengetahui seberapa jauh bagian janin masuk ke PAP
Auskultasi
DJJ positif
Keteraturan : dengan frekuensi 134x/menit
Perkusi
Reflek lutut ka / ki : positif / positif
Pemeriksaan Panggul
Distansia spinarum : -
Distansia christarum : -
Boudeloque : -
Lingkar panggul : -
Pemeriksaan Laboratorium
Darah : -
Urine : -
Pemeriksaan Lain
USG : bayi tunggal, hidup, letak kepala, cairan amnion cukup.
Analisa Data
No Data yang Menyimpang Etiologi Masalah
1. DS : Kehamilan Intoleran
- Cepat lelah
Aktivitas
- Saat malam Perubahan kadar
fosfor+kalsium
sering kram
DO : Kram
- Kaki bengkak
Intoleran aktivitas

Kehamilan
Obstruksi iliaka dan vena
kava pd uterus

Bendungan aliran darah


balik

Edema ekstrimitas

Intoleran aktivitas

Peningkatan BMR
Peningkatan aktivitas

metabolic
Cepat lelah
Intoleran aktivitas
2. DS : Usia kehamilan 34 minggu Perubahan pola
 BAK sering Uterus membesar
eliminasi : urin
DO : - Mendesak kandung kemih
Sering BAK
Perubahan kadar

kalsium+fosfor
kram

 Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fisiologi kehamilan ditandai dengan cepat lelah,
kaki kram.
2. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan peningkatan tekanan kandung kemih
ditandai dengan klien mengeluh sering BAK

 Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 Intoleransi Tupan: Mandiri: Mandiri:
aktivitas Klien mampu  observasi  Kelelahan diketahui
yang melakukan aktivitas tanda-tanda dengan TD yang
berhubungan dengan baik vital (TD, rendah, nafas
dengan Tupen: RR, HR, terganggu, suplai
fisiologi  Klien tidak Suhu) darah terganngu, dan
kehamilan mengeluh lelah, peningkatan suhu
 Mengetahui status
yang ditandai bengkak, dan  observasi
cairan tubuh klien
dengan klien keram. turgor kulit,
merasa  Nutrisi dan cairan membran
sering cepat terpenuhi mukosa, CRT
 Menunjukan nilai
lelah, kaki  Sebagai hipotesa
 Hitung
normal fungsi
bengkak, dan perubahan cairan dan
jumlah dan
tubuh
kalau malam patokan pemberian
kebutuhan
sering keram. cairan
cairan
 Nutrisi penuh gizi
 Tentukan
membantu
asupan nutrisi
meningkatkan
/24 jam;
pembentukan energi
tinggi
dan kekuatan tulang
vitamin,
protein, dan
mineral (Fe,
Ca) seperti
sayuran,
buah-buahan,
ikan
 Memperbaiki aliran
 Anjurkan
darah di vena dan
hindari
progesteron yang
berdiri yang
mempengaruhi
lama;
keram kaki
meninggikan
tungkai bila
mungkin;
anjurkan
stocking
elastis Kolaborasi:
Kolaborasi:  Meningkatkan
 Berikan pembentukan energi
tambahan sehingga tidak cepat
suplemen; lelah
 Mencegah infeksi
 Berikan
tetanus
imunisasi TT2
2. Perubahan TuPen: Mandiri:
Pola eliminasi urine 1. Berikan 1. Meningkatkan
pola
klien membaik informasi pengetahuan tentang
eliminasi
dalam waktu 2 x 24 tentang mobilisasi urine
urine
jam dengan kriteria perubahan pada klien
berhubungan
hasil: perkemihan
dengan
 Klien sehubungan
peningkatan
mengungkapkan dengan
tekanan
pemahaman trimester 2. Memperlancar aliran
kandung
tentang ketiga darah balik
kemih
kondisinya 2. Anjurkan
ditandai  Mengidentifikasi klien untuk
dengan klien cara-cara untuk posisi miring
mengeluh mencegah statis 3. Menghindari statis
kiri saat
sering BAK urinarius atau urine
duduk dan
edema jaringan tidur
3. Anjurkan
TuPan:
Pola eliminasi klien klien untuk
sudah sangat menghindari
4. Mencegah dehidrasi
membaik posisi tegak
karena akibat sering
atau supine
BAK
dalam waktu
yang lama
4. Berikan
informasi
mengenai
perlunya
masukan
cairan 6-8
gelas sehari,
penurunan
masukan 2-3
jam sebelum
beristirahat 5. Diuretic belum tentu
dan baik untuk ibu dan
penggunaan janin. Harus
cairan konsultasi ke dokter
makanan dan terlebih dahulu
produk
mengandung
natrium
6. Membantu
dalam jumlah
membangun persepsi
sedang
5. Berikan positif pada klien
informasi mengenai perubahan
mengenai tubuh saat kehamilan
bahaya
menggunakan
diuretic dan
penghilangan
natrium dan
diet
6. Membantu
klien
memahami
alasan
fisiologis dari
frekuensi
berkemih dan
nokturi

 DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Irenne M.; Lowdermilk, Deltra Leonard; and Jensen, Margaret Duncan. 2005. Buku Ajar
Keperawatan Maternitas (Maternity Nursing) Edisi 4. Jakarta: EGC
Reeder; Martin; Koniak-Griffin. 2011. Keperawatan Maternitas: kesehatan wanita, bayi, dan
keluarga volume 1 edisi 18. Jakarta : EGC

Salimah; Rusmiati; Maryanah; Susanti Ni Nengah. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta:
EGC

www.lusa.web.id

http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/176/imunisasi-selama-kehamilan

http://blogs.unpad.ac.id/maryati/2010/12/03/kehamilan-dan-exercise/

http://early76.wordpress.com/2009/02/24/stimulasi-janin-dalam-kandungan-bunda/

http://rumahabi.info/tips-melakukan-hubungan-seks-aman-bagi-wanita-hamil.html

http://the.karimuddin.com/2009/10/mitos-mitos-seputar-kehamilan-yang-bikin-bikin

Вам также может понравиться

  • Faktor 2
    Faktor 2
    Документ3 страницы
    Faktor 2
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Tujuan Perawatan Luka
    Tujuan Perawatan Luka
    Документ2 страницы
    Tujuan Perawatan Luka
    Zelly Bakri
    100% (1)
  • Tujuan Perawatan Luka
    Tujuan Perawatan Luka
    Документ2 страницы
    Tujuan Perawatan Luka
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Perbandingan Perawatan Luka Modern Dengan Konvensional
    Perbandingan Perawatan Luka Modern Dengan Konvensional
    Документ4 страницы
    Perbandingan Perawatan Luka Modern Dengan Konvensional
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Intra Natal
    Intra Natal
    Документ2 страницы
    Intra Natal
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Tujuan Perawatan Luka
    Tujuan Perawatan Luka
    Документ2 страницы
    Tujuan Perawatan Luka
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Sap Pendkes Muskulo
    Sap Pendkes Muskulo
    Документ9 страниц
    Sap Pendkes Muskulo
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Faktor 2
    Faktor 2
    Документ3 страницы
    Faktor 2
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Anfis Kehamilan
    Anfis Kehamilan
    Документ59 страниц
    Anfis Kehamilan
    Zelly Bakri
    100% (1)
  • Mobilitas Fisik
    Mobilitas Fisik
    Документ1 страница
    Mobilitas Fisik
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Mitos: Ibu Hamil Jangan Minum Es, Nanti Bayi Menjadi Besar.: Fakta
    Mitos: Ibu Hamil Jangan Minum Es, Nanti Bayi Menjadi Besar.: Fakta
    Документ10 страниц
    Mitos: Ibu Hamil Jangan Minum Es, Nanti Bayi Menjadi Besar.: Fakta
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Makalah Kewarganegaraan Kelompok 7
    Makalah Kewarganegaraan Kelompok 7
    Документ7 страниц
    Makalah Kewarganegaraan Kelompok 7
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Intra Natal
    Intra Natal
    Документ2 страницы
    Intra Natal
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Sap Pendkes Reproduksi 1
    Sap Pendkes Reproduksi 1
    Документ9 страниц
    Sap Pendkes Reproduksi 1
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Mobilitas Fisik
    Mobilitas Fisik
    Документ1 страница
    Mobilitas Fisik
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Translate Jurnal Baru
    Translate Jurnal Baru
    Документ7 страниц
    Translate Jurnal Baru
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Mobilitas Fisik
    Mobilitas Fisik
    Документ1 страница
    Mobilitas Fisik
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Klasifikasi Dan Manfes
    Klasifikasi Dan Manfes
    Документ3 страницы
    Klasifikasi Dan Manfes
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Translate Jurnal Baru
    Translate Jurnal Baru
    Документ7 страниц
    Translate Jurnal Baru
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Terjemahan Jurnal Baru
    Terjemahan Jurnal Baru
    Документ8 страниц
    Terjemahan Jurnal Baru
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Target Probation Word
    Target Probation Word
    Документ2 страницы
    Target Probation Word
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Dummy Table
    Dummy Table
    Документ3 страницы
    Dummy Table
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Terjemahan Jurnal
    Terjemahan Jurnal
    Документ9 страниц
    Terjemahan Jurnal
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Translet Jurnal Repro
    Translet Jurnal Repro
    Документ10 страниц
    Translet Jurnal Repro
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Makalah Kewarganegaraan Kelompok 7
    Makalah Kewarganegaraan Kelompok 7
    Документ7 страниц
    Makalah Kewarganegaraan Kelompok 7
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Absen Home Visit
    Absen Home Visit
    Документ1 страница
    Absen Home Visit
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Jurnal 1
    Jurnal 1
    Документ4 страницы
    Jurnal 1
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Materi Penyuluhan Jiwa
    Materi Penyuluhan Jiwa
    Документ2 страницы
    Materi Penyuluhan Jiwa
    Zelly Bakri
    Оценок пока нет
  • Tak PK
    Tak PK
    Документ9 страниц
    Tak PK
    Fiska Oktori
    Оценок пока нет