Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 DEFINISI
4.2 EPIDEMIOLOGI
Scabies dapat menyerang semua ras dan semua kelas sosial di seluruh dunia,
tetapi gambaran yang akurat mengenai prevalensinya sulit didapatkan. Studi yang
dilakukan oleh Downs et al. dengan data-data yang dikumpulkan di Inggris antar
tahun 1967 dan 1996 menunjukkan insiden yang tinggi pada akhir tahun 1960-an
dan 1970-an, kemudian menurun pada tahun 1980-an, dan kembali meningkat
pada tahun 1990-an, dimana prevalensi yang lebih tinggi ditemukan pada area
urban, di sebelah utara Inggris, lebih banyak pada wanita dan anak-anak, dan
frekuensi yang lebih banyak pada musim dingin dibandingkan dengan pada
musim panas. Beberapa penelitian lain juga menemukan adanya variasi musim
ini.(6) Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak
faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain: kebersihan yang
buruk, kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermografik serta ekologi.
Penyakit ini dapat dimasukkan dalam P.H.S. (Penyakit akibat Hubungan
Seksual).(7)
Scabies paling sering ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda, tetapi
dapat menyerang semua umur, dan di Inggris dalam beberapa tahun terakhir ini
lebih sering ditemukan pada lansia di tempat-tempat perawatan. Insiden seks
secara keseluruhan mungkin sama sedangkan pada ras terdapat beberapa
kelompok ras yang rentan, yang mungkin lebih berhubungan dengan kebiasaan
dan faktor sosial daripada faktor kerentanan yang melekat. Populasi yang padat,
19
20
yang umum terjadi di negara-negara terbelakang dan hampir selalu terkait dengan
kemiskinan dan faktor kebersihan yang buruk, juga ikut mendorong penyebaran
scabies.(6)
4.3 ETIOLOGI
Scabies disebabkan oleh parasit kutu Sarcoptes scabiei var hominis. Kutu
scabies memiliki 4 pasang kaki dan berukuran 0,3 mm, yang tidak dapat dilihat
dengan menggunakan mata telanjang.(1) Secara morfologik merupakan tungau
kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau
ini translusen, berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Ukurannya yang betina
berkisar antara 330 – 450 mikron x 250 – 350 mikron, sedangkan yang jantan
lebih kecil, yakni 200 – 240 mikron x 150 – 200 mikron. Bentuk dewasa
mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang didepan sebagai alat untuk melekat dan 2
pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada jantan
pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat dengan alat perekat.(7)
4.4 PATOGENESIS
Selama siklus hidup kutu ini, terowongan yang terbentuk meluas dari
beberapa milimeter menjadi beberapa centimeter. Terowongan ini tidak meluas ke
22
Jalur utama dari transmisi penularan yaitu kontak langsung antara kulit-ke-
kulit. Namun transmisi dengan cara pakaian bersama atau metode tidak langsung
lainnya sangat langka tetapi mungkin terjadi pada Norwegian scabies (misalnya,
dalam host immunocompromised). Transmisi antara anggota keluarga. Transmisi
seksual juga terjadi.(5)
4.5 DIAGNOSIS
c. Skabies nodular
Skabies nodular adalah varian klinik yang terjadi sekitar 7% dari
kasus skabies dimana lesi berupa nodul merah kecoklatan
berukuran 2-20 mm yang sangat gatal. Umumnya terdapat pada
daerah yang tertutup terutama pada genitalia, inguinal dan aksila.
Pada nodul yang lama tungau sukar ditemukan, dan dapat menetap
selama beberapa minggu hingga beberapa bulan walaupun telah
mendapat pengobatan anti skabies.(13)
d. Skabies incognito
Penggunaan obat steroid topikal atau sistemik dapat menyamarkan
gejala dan tanda pada penderita apabila penderita mengalami
skabies. Akan tetapi dengan penggunaan steroid, keluhan gatal
tidak hilang dan dalam waktu singkat setelah penghentian
penggunaan steroid lesi dapat kambuh kembali bahkan lebih buruk.
Hal ini mungkin disebabkan oleh karena penurunan respon imun
seluler.(10)
29
e. Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam
kanalikuli. Setelah dibersihkan, dengan menggunakan sinar
ultraviolet dari lampu Wood, tetrasiklin tersebut akan memberikan
efluoresensi kuning keemasan pada kanalikuli.(10)
f. Dermoskopi
Dermoskopi awalnya dipakai oleh dermatolog sebagai alat yang
berguna untuk membedakan lesi-lesi berpigmen dan melanoma.
Dermoskopi juga dapat menjadi alat yang berguna dalam
mendiagnosis scabies secara in vivo. Alat ini dapat
33
2. Prurigo nodularis
Merupakan tanda klinik yang kronis yaitu nodul yang gatal dan secara
histologi ditandai adanya hiperkeratosis dan akantosis hingga ke
bawah epidermis. Sedangkan pada skabies ditemukan Sarcoptes
scabiei di bagian teratas epidermis yang mengalami akantosis. Pada
prurigo, penyebabnya belum diketahui. Namun dalam beberapa kasus,
faktor stress emosional menjadi salah satu pemicu sehingga sulit
untuk ditentukan apakah ini adalah penyebab atau akibat dari prurigo
sedangkan pada skabies disebabkan oleh adanya tungau Sarcoptes
scabiei melalui pewarnaan Hematoksilin-Eosin (H.E).(6,16)
35
4.7 PENATALAKSANAAN
f. Ivermectin
g. Monosulfiran
h. Malathion
Terapi skabies ini mirip dengan bentuk umum lainnya, meskipun skabies
berkrusta berespon lebih lambat dan umumnya membutuhkan beberapa
pengobatan dengan skabisid. Kulit yang diobati meliputi kepala, wajah,
kecuali sekitar mata, hidung, mulut dan khusus dibawah kuku jari tangan
dan jari kaki diikuti dengan penggunaan sikat di bagian bawah ujung kuku.
Pengobatan diawali dengan krim permethrin dan jika dibutuhkan diikuti
dengan lindane dan sulfur. Mungkin sangat membantu bila sebelum terapi
dengan skabisid diobati dengan keratolitik.(10)
6. Pengobatan simptomatik
Obat antipruritus seperti obat anti histamin mungkin mengurangi gatal yang
secara karakeristik menetap selama beberapa minggu setelah terapi dengan
anti skabies yang adekuat. Pada bayi, aplikasi hidrokortison 1% pada lesi
kulit yang sangat aktif dan aplikasi pelumas atau emolien pada lesi yang
kurang aktif mungkin sangat membantu, dan pada orang dewasa dapat
digunakan triamsinolon 0,1% untuk mengurangi keluhan.(10)
Krim Dioleskan selama 8-14 jam, diulangi Terapi lini pertama di Amerika Serikat dan
Losion Lindane Dioleskan selama 8 jam setelah itu Tidak dapat diberikan pada anak umur 2 tahun
1% dibersihkan, olesan kedua diberikan 1 kebawah, wanita selama masa kehamilan dan
Krim Dioleskan selama 2 hari berturut- Memiliki efek anti pruritus tetapi efektifitasnya
Crotamiton 10% turut, lalu diulangi dalam 5 hari. tidak sebaik topikal lainnya.
Sulfur presipitat Dioleskan selama 3 hari lalu Aman untuk anak kurang dari 2 bulan dan
Losion Benzyl Dioleskan selama 24 jam lalu Efektif namun dapat menyebabkan dermatitis
Ivermectin 200 Dosis tunggal oral, bisa diulangi Memiliki efektifitas yang tinggi dan aman.
4.8 KOMPLIKASI
4.9 PROGNOSIS
Jika tidak dirawat, kondisi ini bisa menetap untuk beberapa tahun. Pada
individu yang immunokompeten, jumlah tungau akan berkurang seiring waktu.(1)
Investasi skabies dapat disembuhkan. Seorang individu dengan infeksi skabies,
jika diobati dengan benar, memiliki prognosis yang baik, keluhan gatal dan
eksema akan sembuh.(17)
4.10 PENCEGAHAN
Selain itu untuk mencegah terjadinya reinfeksi melalui seprei, bantal, handuk dan
pakaian yang digunakan dalam 5 hari terakhir, harus dicuci bersih dan
dikeringkan dengan udara panas karena tungau skabies dapat hidup hingga 3 hari
44
diluar kulit, karpet dan kain pelapis lainnya juga harus dibersihkan (vacuum
cleaner).(1)