Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A.Definisi
Bantuan hidup dasar adalah usaha yang dilakukan untuk menjaga jalan
nafas (Airway) tetap terbuka, menunjang pernafasan dan sirkulasi darah. Usaha ini
harus dimulai dengan mengenali secara tepat keadaan henti jantung atau henti
nafas dan segera memberikan bantuan ventilasi dan sirkulasi. Usaha BHD ini
bertujuan dengan cepat mempertahankan pasokan oksigen ke otak, jantung dan
alat-alat vital lainnya sambil menunggu pengobatan lanjutan (bantuan hidup
lanjut).
B. Tujuan
1. Keadaan miokardium.
2. Penyebab terjadinya henti jantung.
3. Kecepatan dan ketepatan tindakan.
4. Mempertahankan penderita di perjalanan ke rumah sakit.
5. Perawatan khusus di rumah sakit.
6. Umur (tetapi tidak terlalu menentukan).
1. Penilaian Bayi
a) Airway
Apakah ada obstruksi yang menghalangi jalan nafas, apakah
memerlukan alat bantu jalan nafas, apakah ada cedera pada leher.
b) Breathing
Frekuensi nafas, gerak nafas, aliran udara pernafasan, warna
kulit/mukosa.
c) Circulation
Frekuensi, tekanan darah, denyut sentral, perfusi kulit (capillary
refilling time, suhu, mottling), perfusi serebral, reaksi kesadaran (tonus
otot, mengenal, ukuran pupil, postur).
2. Posisi Bayi
3. Posisi Penolong
E. Teknik Resusitasi
2. Breathing
a) Dekatkan pipi penolong pada hidung dan mulut penderita, lihat dada
penderita.
b) Lihat, dengar dan rasakan pernafasan ( 5 – 10 detik).
c) Jika tidak ada nafas lakukan bantuan nafas buatan/Ventilasi Tekanan
Positif (VTP) .
d) Pada anak > 1 tahun pasang sungkup yang menutupi mulut, sedangkan
hidung dapat dijepit dengan jari telunjuk dan ibu jari penolong.
e) Lakukan tiupan nafas dengan mulut atau balon resusitasi. Berikan
nafas buatan untuk neonatus 30-60 kali/menit, dan 20 kali untuk bayi
dan anak yang kurang dari 8 tahun.
f) Evaluasi pemberian nafas buatan dengan cara mengamati gerakan
turun naik dada. Bila dada naik maka kemungkinan tekanan adekwat.
Bila dada tidak naik cek kembali posisi anak, perlekatan sungkup,
tekanan yang diberikan, periksa jalan nafas apakah ada mucus atau
tidak bila ada dapat dilakukan penghisapan dengan suction.
g) Setelah dilakukan ventilasi selama satu menit, evaluasi apakah bayi
atau anak dapat bernafas secara spontan, Lakukan penilaian pulsasi
tidak boleh lebih dari 10 detik. Jika pulsasi ada dan penderita tidak
bernafas, maka hanya dilakukan bantuan nafas sampai penderita
bernafas spontan.
3. Circulation
a) Jika pulsasi tidak ada atau terjadi bradikardi maka harus dilakukan
kompresi dada sehingga memberikan bantuan sirkulasi disertai bantuan
nafas secara ritmik dan terkoordinasi. Pada neonatus pemberian kompresi
jantung diberikan bila didapat pulsasi bayi.
b) Posisi tempat kompresi :
Pada neonatus: 1 jari dibawah linea interpapilaris.
Pada bayi: Sternum bagian bawah.
Pada anak: 2 jari diatas prosesus xipoideus.
c) Tangan yang melakukan kompresi :
Neonatus : menggunakan 2 jari tangan atau 2 ibu jari.
Bayi : dengan menggunakan 2 jari.
Daftar Pustaka
Markum, AH. 1999. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
Nelson, B. 2000. Ilmu Kesehatan Anak vol 2 edisi 15. Jakarta : EGC